Anda di halaman 1dari 6

POLICY BRIEF

Upaya Percepatan Layanan Administrasi Kependudukan : Efektivitas Aplikasi ALPUKAT Betawi di


Kecamatan Cakung, Jakarta Timur

A. Ringkasan Ekskutif
Policy brief ini membahas mengenai Efektivitas Aplikasi ALPUKAT Betawi yang merupakan
akronim dari Akses Langsung Pelayanan Dokumen Kependudukan Cepat dan Akurat sebagai upaya
percepatan layanan administrasi kependudukan, di luncurkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta. Inovasi tersebut merupakan respon pemerintah daerah atas
tingginya pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta, terutama di Jakarta Timur sebagai penyandang Kota
dengan sebaran penduduk tertinggi di DKI Jakarta, yaitu meliputi 28,76% dari jumlah penduduk DKI
Jakarta (Badan Pusat Statistik, 2020). Adapun salah satu kecamatan dengan pencatatan sipil tertinggi
seperti pencatatan akta kelahiran dan akta kematian berada di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur
(Jakarta Open Data, 2021). Dalam implementasinya masih ditemukan server error dan kurangnya
sosialiasi. Dengan demikian dibutuhkan pisau analisis untuk melihat Efektivitas Aplikasi ALPUKAT
Betawi di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur yaitu menggunakan indikator efektivitas Menurut
Campbell yang di kutip dalam Mutiarin dan Zaenudin ( 2014 : 97-97).
B. Pendahuluan
Gerakan Sadar Administrasi Kependudukan (GISA) telah menjadi slogan yang digagas oleh
Kemendagri sejak 2018. Hal tersebut dikarenakan administrasi kependudukan (Adminduk) menjadi
sentral karena mencakup seluruh persoalan kependudukan bagi masyarakat sejak lahir sampai
meninggal dan menjamin keberadaan, identitas, dan hak-hak warga negara lainnya. DKI Jakarta
menyandang sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ke enam di Indonesia, yaitu sebanyak
10.562.088 yang terdiri dari 5.334.781 laki-laki dan 5.227.307 perempuan. Hal ini karena DKI Jakarta
merupakan pusat perekonomian dan pusat pemerintahan

Tingginya jumlah
penduduk di DKI Jakarta tidak diimbangi dengan kesadaran pentingnya kepemilikan dokumen
kependudukan, Masyarakat DKI Jakarta masih minim pengetahuan untuk mengurus keperluan
adminduk sehingga timbul asumsi bahwa mengurus adminduk sulit dilakukan, memakan banyak waktu,
proses yang lama dan berbelit hingga memberikan ruang untuk para oknum yang meminta bayaran
untuk membantu proses administrasi kependudukan yang dibutuhkan. Terlebih pada masa pandemi
Covid-19 beberapa waktu lalu, kebutuhan administrasi kependudukan semakin meningkat namun
terhalang dengan adanya aturan PSBB. Pemanfaatan teknologi menjadi jembatan untuk menghadirkan
solusi bagi permasalahan tersebut. Adapun solusi yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (disdukcapil) Provinsi DKI Jakarta dalam upaya menangani percepatan layanan
administrasi kependudukan yaitu dengan meluncurkan aplikasi ALPUKAT Betawi.
ALPUKAT Betawi merupakan akronim dari Akses Langsung Pelayanan Dokumen
Kependudukan Cepat dan Akurat yang menjadi satu bentuk akses langsung kepada warga DKI Jakarta
untuk mengajukan pelayanan administrasi kependudukan. Dengan menggunakan ALPUKAT Betawi,
masyarakat dapat mengurus dokumen kependudukan mulai dari akta lahir, kartu tanda penduduk
elektronik (KTP-el), kartu keluarga (KK), kartu identitas anak (KIA), perubahan biodata, hingga akta
kematian secara online. Hal tersebut berdasarkan UU No. 24/2013 Perubahan atas UU No. 23/2006
tentang Administrasi kependudukan. Untuk panduan teknisnya, dapat melihat Permendagri No. 7/2019
terkait layanan online Adminduk dan Permendagri No. 96/2019 tentang Pendataan dan Penerbitan
Dokumen Kependudukan Bagi Kelompok Rentan yang diterbitkan pada tahun 2019.
Kecamatan Cakung, Jakarta Timur menjadi salah satu kecamatan di DKI Jakarta yang memiliki
penduduk tertinggi yaitu berjumlah 559.040 jiwa pada 2020 serta memiliki pencatatan adminduk
tertinggi salah satunya perihal akta kelahiran dan akta kematian. Sebagaimana data berdasarkan grafik
dibawah ini

Sumber : Jakarta Open Data (https://data.jakarta.go.id)

Dengan demikian, tingginya aktivitas kebutuhan administrasi kependudukan di Kecamatan


Cakung Jakarta Timur membutuhkan peningkatan kinerja dan layanan dalam proses pembuatan
tersebut. Terkait pelayanan administrasi kependudukan melalui aplikasi ALPUKAT Betawi yang
dilakukan oleh Kelurahan di Wilayah Kecamatan Cakung, ternyata masih mengalami banyak kendala.
Inovasi berupa aplikasi dalam pembuatan administrasi kependudukan ini harusnya hadir untuk
memfasilitasi kepengurusan terkait pencatatan sipil dengan sangat mudah, cepat dan akurat. Seharusnya
juga dengan aplikasi ini dapat memangkas waktu pembuatan administrasi kependudukan menjadi lebih
singkat, serta memudahkan seluruh masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan baik itu
pengurusan dokumen baru maupun pengurusan dokumen lama, sehingga masyarakat tidak lagi lelah
untuk datang langsung ke kantor Kelurahan, dan juga antrian dapat diminimalisir karena masyarakat
tidak harus datang langsung ke tempat. Berdasarkan observasi, penulis menemukan beberapa masalah
terkait pelayanan adminstrasi kependudukan di Wilayah Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur.
Diantaranya :
1. Dengan adanyanya aplikasi ALPUKAT Betawi tidak merubah pelayanan publik yang didapat
menjadi lebih cepat dan akurat. Karena dibeberapa kasus pelayanan administrasi kependudukan di
Wilayah Kecamatan Cakung Jakarta Timur masih cukup lambat dalam pengurusannya.
2. Masyarakat merasa kurang adanya kesinambungan antara layanan aplikasi dengan petugas yang
ada di kantor Kelurahan. Seperti yang dikeluhkan oleh beberapa pemohon di ulasan aplikasi
ALPUKAT Betawi pada platform Google Play Store, mereka mengungkapkan bahwa proses
permohonan masih sangat berbelit belit dan kurang ada koordinasi antara layanan aplikasi dan
petugas di Kantor Kelurahan. Karena setelah mengajukan permohonan di Aplikasi dengan
mengisi formulir dan mengunggah berkas yang diperlukan, ternyata saat di Kelurahan diharuskan
mengisi formulir dan menaruh berkas kembali. Sedangkan pada aplikasi tertulis bahwa pemohon
hanya harus datang pada waktu yang ditetapkan dengan menukar dokumen persyaratan dengan
dokumen kependudukan yang sudah jadi, tanpa harus menunggu lagi.
3. Terkait aksesibilitas Aplikasi ALPUKAT Betawi yang sulit diakses oleh pemohon karena sering
mengalami gangguan. Selain itu banyak masyarakat yang kesulitan untuk masuk ke Aplikasi
karena kode verifikasi tidak masuk ke nomer telepon pengguna.
4. Kurangnya sosialisasi terhadap penggunaan aplikasi ALPUKAT Betawi sehingga masih banyak
masyarakat yang kurang memahami penggunaan aplikasi tersebut dalam permohonan penerbitan
administrasi kependudukan.
Dengan demikian, penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana Upaya Percepatan Layanan
Administrasi Kependudukan : Efektivitas Aplikasi ALPUKAT Betawi di Kecamatan Cakung, Jakarta
Timur.

C. Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, dimana
peneliti lebih fokus mengamati permasalahan dan menggambarkan hasil penelitian dengan menjelaskan
berbagai fenomena atau masalah yang terjadi. Adapun metode pengumpulan data yaitu studi literatur,
observasi dan wawancara. Menurut Sugiyono (2009:21) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas. Sebagai pisau analisis menggunakan teori Menurut
Campbell yang di kutip dalam Mutiarin dan Zaenudin ( 2014 : 97-97) pengukuran efektivitas dapat
dilakukan dengan indikator Keberhasilan program, Keberhasilan sasaran, Kepuasaan terhadap program,
Tingkat output dan input, terakhir Pencapaian tujuan menyeluruh. Lokus penelitian berada di
Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan sejak April-Mei 2022.
D. Hasil & Analisis
Semakin berkembangnya teknologi yang terjadi saat ini semakin tidak bisa dihindarkan. Terlebih pada
zaman sekarang dengan maraknya digitalisasi membuat pemerintah harus bisa memberikan pelayanan
secara online guna menjawab tantangan yang terjadi pada saat ini. Hal ini bertujuan guna memberikan
layanan yang lebih efektif dan efisien kepada masyarakat. Pelayanan publik yang diberikan pada
masyarakat tetap menjadi suatu hal yang menarik untuk dibahas. Terlebih di era digitalisasi ini, karena
masyarakat dapat merasakan dampak dari pelayanan yang diberikan pemerintah hanya dengan melalui
telefon gengam. Kemudian, Pelayanan yang optimal dan akurat itu tentunya menjadi idaman seluruh
masyarakat.
Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengeluarkan aplikasi
ALPUKAT Betawi untuk digunakan sebagai layanan administrasi kependudukan (Adminduk). Tujuan
dari adanya aplikasi ini yaitu untuk percepatan pelayanan adminduk bagi masyarakat DKI Jakarta.
Namun pada kenyataannya masih terdapat berbagai hal yang menjadi kekurangan dan menghambat
penerapan aplikasi ALPUKAT Betawi ini. Sehingga pada akhirnya mengurangi efektivitas dari
penggunaan aplikasi tersebut dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Dalam mengukur efektivitas menurut Campbell yang di kutip dalam Mutiarin dan Zaenudin (2014 : 97-
97) dapat dilakukan dengan indikator:
1. Keberhasilan program Efektivitas program dapat dicapai melalui keterampilan operasional dalam
melaksanakan rencana kerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan program
tercermin dalam proses dan hasil dalam praktik.
2. Keberhasilan sasaran Efektivitas dilihat dari perspektif pencapaian tujuan dengan
menitikberatkan pada aspek output, Efisiensi dapat diukur dengan output dalam kebijakan dan
prosedur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kepuasaan terhadap program Kepuasan adalah ukuran keberhasilan dari suatu program yang
efektif. kepuasan dinilai jika Pengguna puas dengan kualitas produk atau layanan. Semakin tinggi
kualitas produk dan layanan yang ditawarkan, semakin banyak pengguna yang akan puas, dan
dapat menguntungkan organisasi.
4. Tingkat output dan input Tingkat efektivitas input dan output ditunjukkan dengan
membandingkan input dan output. Jika output lebih besar dari input, maka dapat dikatakan
efektif, jika input lebih besar dari output, maka dapat dikatakan tidak efektif.
5. Pencapaian tujuan menyeluruh Sejauh mana organisasi melakukan tugasnya untuk mencapai
tujuannya. Dalam hal ini, evaluasi bersama dengan kriteria dilakukan sebanyak mungkin,
hasilnya adalah evaluasi terhadap kinerja organisasi.
Pada penelitian ini menggunakan teori menurut Campbell yang di kutip dalam buku Mutiarin dan
Zenudin (2014 : 97-97) untuk mengukur efektivitas Aplikasi ALPUKAT Betawi dalam mengurus
administrasi kependudukan di Wilayah Kecamatan Cakung. Ukuran Menurut Campbell dapat digunakan
untuk mengukur program kerja, dalam hal ini pelayanan publik, yang dilakukan secara langsung atau
manual ataupun yang dilakukan secara online. Berdasarkan hasil temuan di lapangan didapatkan hasil
sebagai berikut:
a. Keberhasilan program
Penulis menyimpulkan bahwa aplikasi ALPUKAT Betawi yang merupakan program dari
Disdukcapil sebagai sarana dalam mengurus Adminduk belum berhasil. Karena kekurangan
dalam hal jaringan dan server yang membuat aplikasi ini masih banyak dikeluhkan oleh
masyarakat sebagai pengguna. Dimana jaringan dan server merupakan hal utama dalam layanan
berbasis e-governance. Tetapi aplikasi ini memudahkan petugas dukcapil dan masyarakat, lebih
efisien dari pelayanan manual dan juga berkas atau dokumen yang didapat sudah akurat.
b. Sasaran program
Keberhasilan sasaran dalam hal ini ialah tentang seberapa banyak masyarakat yang mengetahui
aplikasi ALPUKAT Betawi sebagai sarana dalam mengurus Adminduk.
Dari hasil wawancara penulis dengan masyarakat pengguna aplikasi ALPUKAT Betawi , sepuluh
dari dua belas masyarakat menyatakan bahwa tidak ada sosialisasi yang diberikan langsung di
lapangan oleh pihak Dukcapil Kelurahan. Hal ini yang membuat masyarakat banyak yang belum
mengetahui aplikasi ini dan lebih memilih pelayanan manual.
Untuk itu penulis menyimpulkan bahwa efektivitas dalam hal keberhasilan sasaran dari aplikasi
ALPUKAT Betawi sebagai sarana dalam mengurus Adminduk masih belum berhasil. Ini ditandai
dengan masih banyak mayarakat yang belum mengetahu dan memakai aplikasi ini. Menurut data
yang penulis dapat dari DisDukcapil, pengguna ALPUKAT Betawi hanya 601.683 akun se-DKI
Jakarta. Dan berdasarkan hasil obeservasi penulis di lapangan yang dimana masih jarang ditemui
masyarakat yang mengurus Adminduk menggunakan ALPUKAT Betawi di Wilayah Kecamatan
Cakung.
Hal ini sebenarnya mungkin saja terjadi, karena data BPS pada tahun 2019 dan 2020
menyebutkan bahwa Kecamatan Cakung yang mempunyai sebaran rumah tangga miskin dari 10
kecamatan di Jakarta Timur. Dengan begitu, banyak masyarakat yang tidak memiliki Handphone
yang memadai untuk mengunduh dan mengakses aplikasi ALPUKAT Betawi, dan untuk tetap
mendapatkan layanan terkait Adminduk masyarakat memilih dengan pelayanan manual.
c. Kepuasan terhadap program
Indikator yang penulis ambil dalam menilai kepuasan masyarakat terhadap program ini seperti
persyaratan layanan, kecepatan layanan, dan kejelasan prosedur
Untuk prosedur berdasarkan hasil wawancara, penulis menyimpulkan masyarakat tidak merasa
sulit dalam dengan prosedur yang mereka jalankan untuk mendapat layanan Adminduk melalui
ALPUKAT Betawi. Sebagimana yang disampaikan oleh informan sebagai masyarakat pengguna
aplikasi ALPUKAT Betawi di Kelurahan Cakung Timur, yang menyatakan bahwa : “Tidak juga
sih, malah mudahan sekarang dari pada dulu.”
Senada dengan peryataan masyarakat pengguna ALPUKAT Betawi di Kelurahan Jatinegara yang
menyatakan bahwa proses tidak sulit dan tidak memakan banyak waktu.
d. Tingkat Input dan Output
Tingkat efektivitas input dan output dapat dilihat dari perbandingan antara input dan output. Jika
output lebih besar dari input, kita dapat mengatakan bahwa itu efektif, dan sebaliknya jika input
lebih besar dari output, kita dapat mengatakan bahwa tidak efektif. Input dalam hal ini adalah
masukan-masukan atau kendala yang sering terjadi dalam penggunaan aplikasi ALPUKAT
Betawi sebagai sarana mendaptkan layanan Adminduk. “Untuk kendala nya sih lumayan
banyak ya mba seperti susah login, estimasi waktu yang kurang tepat, apalagi untuk
pengurusan berkas itu tidak bisa diunggah melalui galeri jadi kita harus foto, kalau
Handphone saya kan kamera nya agak kurang ya jadi suka sering gagal. Nah pada saat
registrasi juga pake nomer telepon kan, itu lama sekali masuk kode OTP nya.”
Untuk itu penulis menyimpulkan bahwa tingkat input masih lebih besar dari tingkat output. Hal
ini dikarenakan rata-rata masyarakat mengeluhkan tentang sistem dan jaringan aplikasi, tetapi
hasil atau solusi dari Disdukcapil belum bisa mengatasi keluhan masyarakat. Solusi yang
ditawarkan Disdukcapil masih berupa inovasi yang belum terlaksana.
e. Pencapaian Tujuan Menyeluruh
Sejauh mana organisasi melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini,
pertanyaan yang penulis tanyakan ialah mengenai apakah aplikasi ALPUKAT Betawi sudah
sesuai dengan tujuannya, dan juga bagaimana penilaian masyarakat terhadap Kelurahan tempat
tinggalnya dalam melaksanakan layanan menggunakan ALPUKAT BETAWI. ALPUKAT
Betawi sendiri memiliki tujuan yaitu membantu masyarakat dalam mengurus Adminduk yang
dimana dalam proses nya cepat, mudah, dan akurat.
Dari yang disampaikan informan penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan ALPUKAT Betawi
sebagai sarana dalam mengurus Adminduk sudah sesuai dengan tujuannya. Serta di Kelurahan-
Kelurahan di Wilayah Kecamatan Cakung, aplikasi ini pun sudah berjalan dengan baik.
Dengan begitu penulis menyimpulkan pada indikator pecapaian tujuan menyeluruh, dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan ALPUKAT Betawi sebagai sarana dalam mengurus Adminduk di
Kecamatan Cakung belum berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya. Dimana
masyarakat memang banyak terbantu dengan adanya aplikasi ini, teapi dalam hal kecepatan
masih harus diperbaiki lagi.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, secara umum inovasi dalam pelayanan adminduk dengan adanya
aplikasi ALPUKAT Betawi sudah berjalan cukup baik. Hanya saja dalam pelaksanannya masih terdapat
berbagai hal yang perlu ditingkatkan dan perlu diperbaiki. Tentu dalam prosesnya ada saja hal-hal yang
memang harus senantiasa diperhatikan. Mulai dari aplikasinya, keterampilan pegawai sebagai pelaksana,
sampai kepada masyarakat selaku pengguna yang tentunya harus sennatiasa bekerja sama dalam hal
peningkatan kinerja aplikasi ALPUKAT Betawi ini.

E. Kesimpulan
Secara keseluruhan layanan Adminduk berbasis e-government menggunakan ALPUKAT Betawi di
Wilayah Kecamatan Cakung belum dapat dikatakan efektif. Layanan berbasis e-government dalam
mengurus Adminduk masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya, seperti jaminan tepat waktu
yang belum terpenuhi, jaringan dan server yang masih sering berkendala yang membuat kesulitan
mengakses dan menghambat serta menyulitkan masyarakat untuk menggunakan aplikasi ALPUKAT
Betawi dalam mengurus dokumen kependudukan. Yang pada akhirnya membuat masyarakat lebih
memilih pelayanan manual daripada online. Selain itu juga dari sisi sosialisasinya, dimana masih
banyak warga yang tidak mengetahui apalagi memakai aplikasi ini. Kurangnya sosialisasi membuat
masih menumpuknya pelayanan manual di kantor Kelurahan. Tapi disamping kekurangan tersebut,
aplikasi ALPUKAT Betawi sangat membantu bagi masyarakat dan pemerintah khususnya Kelurahan
sebagai pelaksana dari program ini. Aplikasi ALPUKAT Betawi dianggap memudahkan dalam hal
pengurusan dokumen kependudukan, baik itu dari segi efisisensi waktu dan juga efisiensi tenaga.

F. Rekomendasi
A. Untuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil agar dapat memperbaiki dari sisi jaringan dan
server agar masyarakat tidak kesulitan dalam mengakses aplikasi. Serta perlunya diakoodir layanan-
layanan yang belum masuk ke dalam aplikasi agar lebih lengkap. Inovasi yang disampaikan oleh Kepala
Satuan Pengelola Aplikasi Software dan Database agar segera dilaksanakan untuk memperbaiki sistem
aplikasi. Serta keinginan yang benar-benar kuat dari para pegawai disdukcapil dalam perbaikan aplikasi
ALPUKAT Betawi agar dapat berjalan dengan lancar.
B. Untuk Kelurahan diharapkan untuk dapat melakukan sosisalisasi terkait aplikasi ALPUKAT Betawi
ini secara massif. Dalam hal ini adalah sosialisasi dan informasi yang diberikan harus benar-benar jelas,
akurat, dan dapat dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Agar nantinya aplikasi ALPUKAT Betawi
ini semakin dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan utama dalam mengakses layanan adminduk.
C. Untuk pelaksana di Kelurahan diharapkan agar dapat menjalankan jaminan tepat waktu sesuai
dengan SOP yang ditentukan. Serta meningkatkan pemahaman terkait penggunaan aplikasi ini agar
dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal dan pada akhirnya dapat memberikan yang optimal
kepada masyarakat guna mencapai kepuasan masyarakat akan pelayanan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2020). Kota Jakarta Timur dalam Angka. Kota Jakarta Timur Dalam
Angka 2020, 1–348.
Dyah Mutiarin, A. Z. (2014). Manajemen Birokrasi dan Kebijakan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. https://scholar.google.co.id/citations?user=0RSySV0AAAAJ&hl=en&oi=sra
Jakarta Open Data. (2021). Data Jumlah Penerbitan Akta Kelahiran Penduduk DKI Jakarta
Triwulan 2 (April sampai Juni) Tahun 2021. Https://Data.Jakarta.Go.Id/.
https://data.jakarta.go.id/dataset/data-penerbitan-akta-kelahiran-tahun-2021/
resource/b95b7da13f5061c1434fd6a7953e673f

Anda mungkin juga menyukai