Anda di halaman 1dari 14

Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara

e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TERHADAP


TRANSPARANSI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
SECARA ELEKTRONIK DI KABUPATEN PANGANDARAN

Oleh :
Dewi Yuni Lestari , Ishak Kusnandar2, Didin Muhafidin3
1

dewi.yuri@gmail.com
Program Studi Magister Ilmu Administrasi Negara Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi YPPT PriatimTasikmalaya

ABSTRAK

Artikel ini membahas bagaimana pengaruh implementasi kebijakan terhadap


transparansi pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik di Kabupaten
Pangandaran. Apabila kebijakan pengadaan barang dan jasa yang tertera pada
peraturan-peraturan yang berlaku terimplementasikan dengan baik, maka semestinya
transparansi dalam pengadaan barang dan jasa Pemerintah secara elektronik dapat
terwujud. Karena dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik, seluruh
proses pengadaan menggunakan sistem elektronik sejak perencanaan sampai kontrak.
Meskipun secara empiris telah mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi,
penerapan pengadaan barang dan jasa Pemerintah secara elektronik masih menghadapi
tantangan, diantaranya adalah berupa resistensi dari individu pelaksana pengadaan
barang/jasa yang kurang menguasai teknologi dan masih memiliki budaya korupsi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik analisis data yang
dilakukan adalah uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Hasil penelitian ini
menyarankan untuk melakukan keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan
publik, Kemudahan pengguna dalam memahami peraturan dan prosedur pelayanan,
Kemudahan memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan
pelayanan publik dan pelaporan penyalahgunaan kewenangan.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Pengadaan Barang/Jasa, Kabupaten


Pangandaran.

A. PENDAHULUAN Pemerintah pun memiliki pengaruh yang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah besar dalam pemanfaatan anggaran Negara.
adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Seiring perkembangan zaman, proses
oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat pengadaan barang/jasa yang sebelumnya
Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD menggunakan sistem manual, mulai
yang prosesnya sejak identifikasi berkembang dengan diterapkannya
kebutuhan, sampai dengan serah terima pengadaan barang/jasa menggunakan
hasil pekerjaan. Pengadaan barang/jasa media elektronik yang terhubung secara
Pemerintah mempunyai peran penting online. Penerapan sistem ini diharapkan
dalam pelaksanaan pembangunan nasional dapat mengurangi penyalahgunaan
untuk peningkatan pelayanan publik dan kewenangan yang mungkin terjadi dalam
pengembangan perekonomian nasional dan proses pengadaan. Pada saat proses
daerah. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pengadaan barang/jasa pemerintah masih
180
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

dilaksanakan secara manual, berbagai kasus banyaknya proses yang sudah


mengemuka di media terkait diotomatisasi. Perusahaan dapat
penyalahgunaan kewenangan pemerintah, mengoptimalkan SDM ke pekerjaan-
banyak yang dilatarbelakangi oleh pekerjaan yang lebih strategis.
kecurangan oknum tertentu yang Total pengadaan barang/jasa
memanfaatkan informasi yang terbatas Pemerintah seluruh dunia sekitar USD 9,5
untuk memonopoli pengadaan proyek- Triliun atau Rp13.000 Triliun setiap tahun.
proyek pemerintah. Namun demikian informasi yang tersedia
Komunikasi yang terjadi secara bagi masyarakat, terkait dengan bagaimana,
langsung pada pengadaan barang/jasa kapan, dimana, dan untuk apa uang tersebut
pemerintah secara manual antara dibelanjakan, sangat terbatas. Di Indonesia,
penyelenggara pengadaan barang/jasa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
dengan penyedia, memberikan celah yang dilakukan oleh K/L/PD nilainya sekitar Rp
besar untuk terjadinya kecurangan karena 700 Triliun atau kurang lebih 30% dari
kurangnya transparansi dalam proses APBN dan APBD, dan diperkirakan 60%
pengadaan barang/jasa pemerintah tersebut. dari bantuan pembangunan bilateral dan
Pengadaan barang/jasa pemerintah pun multilateral dibelanjakan untuk barang/jasa
menjadi sorotan masyarakat, salah satunya (Buehler, 2012). Meskipun demikian sistem
karena minim transparansi. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di
Pengadaan barang/jasa yang Indonesia seringkali didistorsi dengan
transparan memberikan beberapa ketidakefisienan dan kurangnya
keuntungan. Diantaranya adalah: pertama transparansi, yang mengakibatkan kerugian
proses kontrol, dengan solusi digital pada ekonomi yang cukup signifikan.
platform pengadaan barang/jasa, pihak Transparansi merupakan suatu aspek
penyedia barang/jasa tidak dimungkinkan yang diperlukan untuk mencapai kualitas
mengubah harga (mark up atau mark down) pemerintahan yang lebih baik. Tak dapat
barang/jasa karena ada kontrol dari dipungkiri bahwa kegiatan pengadaan
pengembang platform. Selanjutnya barang/jasa pemerintah dituntut transparan,
efisiensi Biaya, dengan proses yang efektif dan efisien. Terutama dalam
transparan, semua bisa mengawasi jalannya meningkatkan akuntabilitas dan
proses lelang mulai dari pemilihan vendor meminimalisir terjadinya penyimpangan-
sampai penetapan pemenang sehingga penyimpangan yang tidak sesuai dengan
kecurangan dapat dihindari. Lalu secara peraturan perundang-undangan yang
efisiensi waktu, proses pengadaan berlaku. Perkembangan teknologi informasi
barang/jasa bisa memakan waktu dan komunikasi yang pesat dewasa ini,
berminggu-minggu jika dilakukan secara dipandang sebagai cara yang tepat dan
manual. Tapi jika dilakukan secara digital, efektif dalam meningkatkan keterbukaan
proses pengadaan barang/jasa bisa dan transparansi. Khususnya dalam hal
diselesaikan hanya dalam hitungan hari. kemudahan dalam mengakses informasi.
Selanjutnya efisiensi SDM (Sumber Daya Penggunaan teknologi informasi dalam
Manusia), kebutuhan SDM untuk proses pengadaan barang/jasa pun menjadi sebuah
pengadaan barang/jasa secara elektronik keharusan karena dinilai lebih transparan
lebih efisien dibandingkan dengan proses dan akuntabel.
pengadaan secara tradisional akibat
181
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

Dalam rangka meningkatkan elektronik sesuai dengan peraturan


transparansi tersebut, Pemerintah baik di perundangan yang berlaku, namun dalam
pusat maupun di daerah telah menerapkan pelaksanaannya masih terdapat
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara ketidakpuasan dari beberapa stakeholders,
elektronik, yang dimunculkan sebagai salah terutama dalam hal transparansi.
satu pendekatan terbaik dalam Hal tersebut dapat dilihat dari
meminimalisir berbagai penyimpangan dan beberapa pengaduan yang diterima oleh
praktek curang dalam proses pengadaan Inspektorat Kabupaten Pangandaran
barang/jasa yang dapat merugikan sebagai APIP (Aparat Pengawas Internal
keuangan negara. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), serta surat-surat keberatan dan
secara elektronik (e-procurement) juga ketidakpuasan mengenai aspek transparansi
merupakan salah satu upaya pemerintah yang ditujukan langsung ke Unit Kerja
dalam mewujudkan good governance Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ).
melalui pemanfaatan teknologi. Dalam Sehingga berdasarkan pengaduan-
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 pengaduan yang diterima tersebut, seakan
Tentang Pengadaan Barang/Jasa menandakan tingkat keterbukaan proses
Pemerintah Pada Pasal 69, bahwa penyelenggaraan pelaksanaan pengadaan
Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa barang/jasa Pemerintah secara elektronik di
dilakukan secara elektronik menggunakan Kabupaten Pangandaran masih belum
sistem informasi yang terdiri atas Sistem terlaksana dengan baik. Sedangkan salah
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan satu kebijakan dalam pengadaan
sistem pendukung. Aplikasi tersebut barang/jasa adalah melaksanakan
memiliki fitur-fitur yang mempermudah Pengadaan Barang/Jasa yang lebih
dan mempercepat pekerjaan pengadaan transparan, terbuka, dan kompetitif.
barang/jasa. Diantaranya yaitu pembuatan Kabupaten Pangandaran merupakan
kelengkapan dokumen dan dokumentasi Daerah Otonom Baru (DOB) yang lahir
secara digital, menu kaji ulang paket, pada Tahun 2012. Oleh karena itu, produk
reminder jadwal pemilihan penyedia, dan peraturan perundangan yang dihasilkan
sebagainya. Diharapkan dengan adanya masih terbatas. Termasuk peraturan
aplikasi ini, pengadaan barang/jasa perundangan mengenai Pengadaan
Pemerintah dapat berjalan transparan, lebih Barang/Jasa Pemerintah, belum terdapat
cepat dan terdokumentasi. Peraturan Bupati yang mengatur mengenai
Pada saat ini, berdasarkan peraturan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara
tersebut di atas, seluruh Kota dan elektronik. Sehingga dalam pelaksanaan
Kabupaten di Indonesia telah melaksanakan pengadaan barang/jasa Pemerintah di
pengadaan barang/jasa secara elektronik. Kabupaten Pangandaran masih mengacu
Termasuk di Kabupaten Pangandaran, telah pada peraturan perundangan diatasnya yaitu
melaksanakan pengadaan barang/jasa Peraturan Gubernur Jawa Barat yang
secara elektronik dalam beberapa tahun merupakan turunan dari Peraturan Presiden,
terakhir, setelah sebelumnya menggunakan yaitu Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
sistem manual. Namun kendati proses 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
pengadaan barang/jasa Pemerintah di Pemerintah, yang telah diperbaharui dengan
Kabupaten Pangandaran telah diperbaharui Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
dari sistem manual menjadi sistem Tentang Pengadaan Barang/Jasa
182
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

Pemerintah. Peraturan Gubernur tersebut Barang/Jasa Pemerintah Provinsi Jawa


adalah Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun Barat, yang telah diperbaharui dengan
2015 Tentang Unit Layanan Pengadaan Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2018
Barang/Jasa Pemerintah Provinsi Jawa Tentang Perangkat Unit Layanan
Barat, yang telah diperbaharui dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daerah
Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2018 Jawa Barat, serta Peraturan Gubernur
Tentang Perangkat Unit Layanan Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daerah Penyelenggaraan Sistem Pengadaan
Jawa Barat, serta Peraturan Gubernur Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik,
Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pedoman yang telah diperbaharui dengan Peraturan
Penyelenggaraan Sistem Pengadaan Gubernur Nomor 8 Tahun 2018 Tentang
Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik, Penyelenggaraan Sistem Pengadaan
yang telah diperbaharui dengan Peraturan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik.
Gubernur Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Hal tersebut menyebabkan stakeholders
Penyelenggaraan Sistem Pengadaan mengalami kesulitan dalam memahami
Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik. peraturan dan prosedur pelaksanaan
Hal tersebut menyebabkan stakeholders pengadaan barang/jasa Pemerintah di
mengalami kesulitan dalam memahami Kabupaten Pangandaran.
peraturan dan prosedur pelaksanaan Pada saat ini, di Kabupaten
pengadaan barang/jasa Pemerintah di Pangandaran belum tersedia LPSE
Kabupaten Pangandaran. (Layanan Pengadaan Secara Elektronik)
Kabupaten Pangandaran merupakan sendiri sebagai penyelenggara sistem
Daerah Otonom Baru (DOB) yang lahir elektronik pengadaan barang/jasa
pada Tahun 2012. Oleh karena itu, produk Pemerintah, namun masih terpusat di
peraturan perundangan yang dihasilkan Provinsi Jawa Barat. Sehingga kemudahan
masih terbatas. Termasuk peraturan memperoleh informasi mengenai berbagai
perundangan mengenai Pengadaan aspek penyelenggaraan pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, belum terdapat barang/jasa Pemerintah secara elektronik
Peraturan Bupati yang mengatur mengenai masih dirasa sulit, karena saat terjadi
pengadaan barang/jasa Pemerintah secara kendala harus berkoordinasi dengan LPSE
elektronik. Sehingga dalam pelaksanaan Provinsi Jawa Barat yang jaraknya cukup
pengadaan barang/jasa Pemerintah di jauh dari Kabupaten Pangandaran.
Kabupaten Pangandaran masih mengacu Selain itu, LPSE juga penting untuk
pada peraturan perundangan diatasnya yaitu mengelola sistem E- Procurement,
Peraturan Gubernur Jawa Barat yang menyediakan pelatihan kepada PPK atau
merupakan turunan dari Peraturan Presiden, Panitia dan Penyedia Barang atau Jasa,
yaitu Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun menyediakan sarana akses Internet bagi
2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa PPK atau Panitia dan Penyedia
Pemerintah, yang telah diperbaharui dengan Barang/Jasa, melakukan pendaftaran dan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 verifikasi terhadap PPK (Pejabat Pembuat
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Komitmen) atau Panitia dan Penyedia
Pemerintah. Peraturan Gubernur tersebut Barang atau Jasa. LPSE mengoperasikan
adalah Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun sistem e-procurement bernama SPSE
2015 Tentang Unit Layanan Pengadaan (Sistem Pengadaan Secara Elektronik) yang
183
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

dikembangkan oleh LKPP (Lembaga Pengertian implementasi yang


Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa dikemukakan oleh Pranata Wastra dan
Pemerintah) kawan-kawan (1991;256) adalah:
Seharusnya, apabila kebijakan “Aktivitas atau usaha-usaha yang dilakukan
pengadaan barang dan jasa yang tertera untuk semua rencana dari kebijaksanaan
pada peraturan-peraturan diatas yang telah dirumuskan dan ditetapkan, dan
terimplementasikan dengan baik, maka dilengkapi segala kebutuhan alat-alat yang
semestinya transparansi dalam pengadaan diperlukan, siapa yang melaksanakan,
barang dan jasa Pemerintah secara dimana tempat pelaksanaannya, kapan
elektronik dapat terwujud. Karena dalam waktu pelaksanaannya, kapan waktu mulai
pengadaan barang/jasa Pemerintah secara dan berakhirnya dan bagaimana cara yang
elektronik, seluruh proses pengadaan harus dilaksanakan”.
menggunakan sistem elektronik sejak Kata implementasi berasal dari
perencanaan sampai kontrak. Proses yang bahasa Inggris yaitu to implement yang
dilakukan secara elektronik diantaranya berarti mengimplementasikan.
adalah: registrasi panitia dan penyedia, Implementasi adalah penyediaan sarana
pengumuman lelang, dokumen lelang dan untuk melaksanakan sesuatu yang
dokumen penawaran, penjelasan dokumen menimbulkan dampak atau akibat terhadap
lelang (aanwijzing), pembukaan dokumen sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk
lelang dan evaluasi, penetapan pemenang menimbulkan dampak atau akibat itu dapat
dan pengumuman pemenang, sanggahan berupa undang-undang, peraturan
dan jawaban sanggah, yang semua hal itu pemerintah, keputusan peradilan dan
diatur dalam peraturan-peraturan mengenai kebijakan yang dibuat oleh lembaga-
pengadaan barang dan jasa Pemerintah. lembaga pemerintah dalam kehidupan
Meskipun secara empiris telah kenegaraan. Pengertian implementasi selain
mampu meningkatkan produktivitas dan menurut Webster di atas dijelaskan juga
efisiensi, penerapan pengadaan barang dan oleh Van Meter dan Van Horn dalam
jasa Pemerintah secara elektronik masih Wahab (2004:65), yaitu implementasi
menghadapi tantangan, diantaranya adalah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan
berupa resistensi dari individu pelaksana baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat
pengadaan barang/jasa yang kurang atau kelompok-kelompok pemerintah atau
menguasai teknologi dan masih memiliki swasta yang diarahkan pada tercapainya
budaya korupsi. tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam
Sehubungan dengan uraian di atas, keputusan kebijakan.
penulis tertarik untuk meneliti tentang 2. Pengertian Kebijakan Publik
Pengaruh Implementasi Kebijakan Secara etimologi, istilah kebijakan
Terhadap Transparansi Pengadaan berasal dari Bahasa Inggris “policy”. Akan
Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik tetapi, kebanyakan orang berpandangan
Di Kabupaten Pangandaran. bahwa istilah kebijakan senantiasa
disamakan dengan istilah kebijaksanaan.
B. KAJIAN PUSTAKA Padahal apabila dicermati berdasarkan tata
a) Implementasi Kebijakan Publik bahasa, istilah kebijaksanaan berasal dari
1. Definisi Implementasi kata wisdom”. Peneliti berpandangan
bahwa istilah kebijakan berbeda dengan
184
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

istilah kebijaksanaan. Hal ini didasarkan Contex of Implementation (konteks


pada pertimbangan bahwa pengertian implementasinya).
kebijaksanaan memerlukan pertimbangan- Isi kebijakan yang dimaksud
pertimbangan yang lebih lanjut, sedangkan meliputi:
kebijakan mencangkup peraturan-peraturan 1. Kepentingan yang terpenuhi oleh
yang ada di dalamnya termasuk konteks kebijakan (interest affected).
politik. 2. Jenis manfaat yang dihasilkan
Kebijakan menurut pendapat Carl (tipe of benefit).
Friedrich yang dikutip oleh Wahab bahwa: 3. Derajat perubahan yang
“Kebijakan adalah suatu tindakan diinginkan (extent of change
yang mengarah pada tujuan yang diusulkan envisioned).
oleh seseorang, kelompok atau pemerintah 4. Kedudukan pembuat kebijakan
dalam lingkungan tertentu sehubungan (site of decision making).
dengan adanya hambatan-hambatan 5. Para pelaksana program (program
tertentu seraya mencari peluang-peluang implementators).
untuk mencapai tujuan atau mewujudkan 6. Sumber daya yang dikerahkan
sasaran yang diinginkan” (Friedrich dalam (Resources commited).
Wahab, 2004:3). Sedangkan konteks implementasi
Pendapat Anderson yang dikutip oleh yang dimaksud:
Wahab, merumuskan kebijaksanaan 1. Kekuasaan (power).
sebagai langkah tindakan yang secara 2. Kepentingan strategi aktor yang
sengaja dilakukan oleh seseorang aktor atau terlibat (interest strategies of
sejumlah aktor berkenaan dengan adanya actors involved).
masalah atau persoalan tertentu yang 3. Karakteristik lembaga dan
sedang dihadapi (Anderson dalam Wahab, penguasa (institution and regime
2004:3). Oleh karena itu, kebijaksanaan characteristics).
menurut Anderson merupakan langkah 4. Kepatuhan dan daya tanggap
tindakan yang sengaja dilakukan oleh aktor pelaksana (compliance and
yang berkenaan dengan adanya masalah responsiveness).
yang sedang di hadapi. b) Transparansi
Berkaitan dengan pengadaan 1 Definisi Transparansi
barang/jasa dan Pemerintah Kabupaten Konsep dalam transparansi adalah
Pangandaran, model implementasi keterbukaan informasi kepada masyarakat
kebijakan yang berkaitan adalah model terhadap proses perencanaan, pelaksanaan,
implementasi kebijakan Grindle (1980:11). pengawasan pengadaan barang/jasa
Hal ini dikarenakan pada model kebijakan pemerintah dan pertanggungjawaban dalam
yang dikembangkan oleh Grindle bentuk publikasi melalui media elektronik
menuturkan bahwa keberhasilan proses berupa website.
implementasi kebijakan sampai kepada Berikut ini beberapa pengertian yang
tercapainya hasil, tergantung kepada dikemukakan oleh beberapa ahli terkait
kegiatan program yang telah dirancang dan konsep transparansi, diantaranya yaitu :
pembiayaan cukup, selain dipengaruhi oleh  Menurut Hafiz (2010),
Content of Policy (isi kebijakan) dan transparansi diartikan sebagai
keterbukaan dan kejujuran kepada
185
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

masyarakat berdasarkan 3) Adanya laporan berkala mengenai


pertimbangan bahwa masyarakat pendayagunaan sumber daya
memiliki hak untuk mengetahui dalam perkembangan proyek
secara terbuka dan menyeluruh yang dapat diakses oleh umum.
atas pertanggungjawaban 4) Laporan tahunan
pemerintahan dalam sumber daya 5) Website atau media publikasi
yang dipercayakan kepadanya organisasi
dan ketaatannya pada peraturan 6) Pedoman dalam penyebaran
perundang-undangan. informasi
 Menurut Badan Perencanaan dan Termasuk dalam transparansi adalah
Pembangunan Nasional Republik keterbukaan dalam anggaran. Kristianten
Indonesia (Bappenas RI) dalam (2006:52) menyebutkan bahwa transparansi
Buku Pedoman Penguatan anggaran adalah informasi terkait
Pengamanan Program perencanaan penganggaran merupakan hak
Pembangunan Daerah, Bappenas setiap masyarakat.
dan Depdagri (2002), transparansi Hak masyarakat yang terkait penganggaran
adalah prinsip yang menjamin yaitu :
akses atau kebebasan bagi setiap a. Hak untuk mengetahui
orang untuk memperoleh b. Hak untuk mengamati dan menghadiri
informasi tentang pertemuan publik
penyelenggaraan pemerintahan, c. Hak untuk mengemukakan pendapat
yakni informasi tentang d. Hak untuk memperoleh dokumen publik
kebijakan, proses pembuatan dan e. Hak untuk diberi informasi
pelaksanaannya serta hasil-hasil Berdasarkan penjelasan tersebut,
yang dicapai. beberapa prinsip yang dimaksud antara lain,
 Menurut Adrianto (2007), adanya keterbukaan informasi yang mudah
transparansi adalah keterbukaan dipahami oleh masyarakat, adanya
secara sungguh-sungguh, publikasi mengenai detail pengadaan
menyeluruh dan memberi tempat barang/jasa pemerintah, adanya laporan
bagi partisipasi aktif dari seluruh berkala mengenai proses pengadaan
lapisan masyarakat dalam proses barang/jasa pemerintah mulai dari
pengelolaan sumber daya publik. perencanaan hingga laporan akhir
2 Prinsip- prinsip Transparansi pemenang pengadaan barang/jasa.
Humanitarian Forum Indonesia 3 Indikator Transparansi
(HFI) mengungkapkan 6 prinsip Dwiyanto (2006: 80),
transparansi, yaitu: mengungkapkan tiga indikator yang dapat
1) Adanya informasi yang mudah digunakan untuk mengukur tingkat
dipahami dan diakses (dana, cara transparansi penyelenggaraan
pelaksanaan, bentuk bantuan atau pemerintahan.
program) Pertama, mengukur tingkat
2) Adanya publikasi dan media keterbukaan proses penyelenggaraan
mengenai proses kegiatan dan pelayanan publik. Persyaratan, biaya, waktu
detail keuangan. dan prosedur yang ditempuh harus
dipublikasikan secara terbuka dan mudah
186
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

diketahui oleh yang membutuhkan, serta Christopher & Schooner (2007) dan
berusaha menjelaskan alasannya. Indikator sebagainya, pada prinsipnya, pengadaan
kedua merujuk pada seberapa mudah adalah :
peraturan dan prosedur pelayanan dapat “kegiatan untuk mendapatkan barang, atau
dipahami oleh pengguna dan stakeholders jasa secara transparan, efektif, dan efisien
yang lain. Aturan dan prosedur tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
bersifat “simple, straight forward and easy penggunanya. Yang dimaksud barang disini
to apply” (sederhana, langsung dan mudah meliputi peralatan dan juga bangunan baik
diterapkan) untuk mengurangi perbedaan untuk kepentingan publik maupun privat
dalam interpretasi. (Jurnal LKPP “Senarai Pengadaan
Indikator ketiga merupakan Barang/Jasa Pemerintah”, Vol. 1 No. 1,
kemudahan memperoleh informasi 2011 hal. 11)”.
mengenai berbagai aspek penyelenggaraan Thai (2009) berpendapat bahwa
pelayanan publik. Informasi tersebut bebas setiap negara akan mengutamakan prinsip
didapat dan siap tersedia (freely dan readily “do more with less” dalam pengadaan
available). Dengan melihat uraian di atas, barang/jasa pemerintah. Lebih lanjut, ia
prinsip transparansi pemerintahan paling menjelaskan :
tidak dapat diukur melalui sejumlah “Indeed, all governmental entities of rich
indikator sebagai berikut: and poor countries are struggling in the
1. Adanya sistem keterbukaan dan face of unrelenting budget constraints;
standarisasi yang jelas dan mudah government downsizing; public demand for
dipahami dari semua proses- increased transparency in public
proses penyelenggaraan procurement; and greater concerns about
pemerintahan. efficiency, fairness, and equity.
2. Adanya mekanisme yang Additionally, public procurement
memfasilitasi pertanyaan- professionals have faced a constantly
pertanyaan publik tentang proses- changing environment typified by rapidly
proses dalam penyelenggaraan emerging technologies, increasing product
pemerintahan. choice, environment concerns, and the
3. Adanya mekanisme pelaporan complexities of international and regional
maupun penyebaran informasi trading agreements. Further, policy makers
penyimpangan tindakan aparat have increasingly used public procurement
publik di dalam kegiatan as a tool to achieve socioeconomic goals”
penyelenggaraan pemerintahan. d) Pengadaan Barang/jasa Secara
c) Pengadaan Barang/jasa Pemerintah Elektronik (E-Procurement)
Wardiyanto (2012 : 33) Dimitri (2006 : 21) mengemukakan
mendefinisikan barang/jasa publik adalah keutamaan pengadaan barang dan jasa
barang yang penggunaannya terkait dengan secara elektronik atau e-procurement yakni
kepentingan masyarakat banyak baik secara :
berkelompok maupun secara umum, “...different from standard paper- based
sedangkan barang/jasa privat merupakan tendering, it is a common feeling among the
barang yang hanya digunakan secara surveyed institutions that an online auction
individual atau kelompok tertentu. Menurut is very useful because it allows the use of
Arrowsmith (2004), Nur Bahagia (2006), different kinds of auction formats (berbeda
187
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

dengan proses lelang paper- based, terdapat formulasi, implementasi dan evaluasi
berbagai pendapat dari kalangan institusi terhadap kebijakan, program atau aktivitas,
survei bahwa sistem online sangat tetapi juga terbukanya kesempatan bagi
bermanfaat karena mengadopsi berbagai masyarakat untuk mengajukan tanggapan,
macam format lelang)”. usul maupun kritik terhadap berbagai
Lebih lanjut, ia menjelaskan: kebijakan pemerintah. (Tahir:2010:1).
“A noteworthy case of US procurement Filosofi good governance
agency adopting online auctions is the disemangati pula oleh Utomo (2006:186),
federal General Service Administration yang menegaskan bahwa diperlukan paling
(GSA).13 This procurer set up a website tidak 5 (lima) unsur utama untuk
offering to registered suppliers the terbentuknya good governance yaitu
opportunity of bidding electronically on a sebagai berikut : rule of law, akuntabilitas,
wide array of products. Auctions are transparant atau opennes, profesionalisme
completely web-enabled, allowing dan partisipasi. Transparansi berarti tidak
participants to bid on a single item or saja mengarah adanya kejelasan mekanisme
multiple items (lots) within specified formulasi, implementasi dan evaluasi
timeframes (patut dicatat dari sistem terhadap kebijakan, program atau aktivitas,
pengadaan US yang mengadopsi lelang tetapi juga terbukanya kesempatan bagi
secara online ialah Federal General Service masyarakat untuk mengajukan tanggapan,
Administration (GSA). Instansi ini usul maupun kritik. Demikian juga dengan
memodifikasi sebuah website sebagai partisipasi, yang berarti terbukanya akses
halaman bagi para penyedia untuk bagi seluruh komponen atau lapisan untuk
mendaftarkan diri dalam kesempatan tawar ikut serta atau terlibat dalam pembuatan
menawar secara online tentang paket. keputusan atau kebijakan.
Lelang telah mudah digunakan, Sejalan dengan aktualisasi prinsip
menggerakkan peserta dalam proses tawar transparancy atau oppenes tersebut,
menawar baik dalam paket tunggal maupun pemerintah memberlakukan dan
banyak paket dengan spesifikasi waktu menerapkan UU Nomor : 14 tahun 2008
tertentu)”. tentang Keterbukaan Informasi Publik,
E-procurement akan sedikit banyak yang secara implementatif memberikan
membantu sebagian proses interaksi dengan ruang gerak kepada masyarakat dalam
peserta lelang dengan meningkatkan mengakses informasi berbagai kebijakan
efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan publik dan pembangunan. Penyelenggaraan
proses pengadaan barang/jasa pemerintah tata kelola pemerintahan yang transparan
(Wardiyanto, 2012 : 30). adalah merupakan wujud kesadaran
e) Pengaruh Implementasi Kebijakan bersama dalam menindaklanjuti reformasi
Terhadap Transparansi dalam tata pemerintahan demokrasi yang
Penyelenggaraan tata kelola pada prinsipnya mengharuskan pemerintah
pemerintahan yang baik menurut filosofi membuka diri terhadap hak masyarakat
good governance adalah mengedepankan untuk memperoleh informasi yang bebas,
prinsip transparancy atau oppenes yang jujur, dan tidak diskriminatif mengenai
dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip penyelenggaraan pemerintahan dengan
transparancy atau oppenes berarti tidak saja berbagai kebijakan dan programnya.
mengarah adanya kejelasan mekanisme
188
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

Keterbukaan yang penelitian itu menggunakan langkah-


bertanggungjawab ini pun bermuara pada langkah tertentu yang bersifat logis”.
terbangun kokohnya sistem pemerintahan Penelitian tentang implementasi
yang bersih dan bebas dari praktek KKN kebijakan terhadap transparansi pengadaan
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan lebih barang/jasa Pemerintah secara elektronik di
penting dari semua itu adalah semakin Kabupaten Pangandaran menggunakan
intens dan efektifnya kontrol masyarakat metode penelitian kuantitatif.
terhadap berbagai kebijakan publik untuk
pembangunan kemasyarakatan dan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
kenegaraan. Secara umum, pengadaan dimulai
dari perencanaan, persiapan pengadaan,
C. METODE PENELITIAN melakukan pengadaan (melalui swakelola
Metode Penelitian menurut Subagyo atau pemilihan penyedia), pelaksanaan
(1997 : 2) adalah “suatu cara atau jalan kontrak dan serah terima barang/jasa.
untuk mendapatkan kembali pemecahan Aktifitas –aktifitas yang termasuk dalam
terhadap segala permasalahan yang proses diatas, diantaranya identifikasi
diajukan. Di dalam penelitian diperlukan kebutuhan, melakukan analisa pasar,
adanya beberapa teori untuk membantu melakukan kualifikasi terhadap penyedia,
memilih salah satu metode yang relevan melakukan tender, mengevaluasi penyedia,
terhadap permasalahan yang diajukan, menetapkan pemenang, melaksanakan
mengingat bahwa tidak setiap kontrak dan melakukan serah terima.
permasalahan yang diteliti tentu saja Metode pemilihan Penyedia Barang/
berkaitan dengan kemampuan si peneliti, Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya terdiri
biaya dan lokasi. Pertimbangan tersebut atas:
mutlak diperlukan, dan penelitian tidak a. E-purchasing;
dapat diselesaikan dengan sembarang b. Pengadaan Langsung;
metode penelitian”. c. Penunjukan Langsung;
Sedangkan menurut Sugiyono (1999 d. Tender Cepat; dan
: 1) Metode Penelitian adalah “cara ilmiah e. Tender.
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
kegunaan tertentu.cara ilmiah berarti meliputi :
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri- a. Meningkatkan kualitas
ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan perencanaan Pengadaan
sistematis. Rasional artinya bahwa Barang/Jasa;
penelitian dilakukan dengan cara-cara yang b. Melaksanakan Pengadaan
masuk di akal, sehingga terjangkau oleh Barang/Jasa yang lebih
penalaran manusia. Empiris artinya bahwa transparan, terbuka, dan
cara-cara yang yang dilakukan itu dapat kompetitif;
diamati oleh indra manusia sehingga orang c. Memperkuat kapasitas
lain dapat mengamati dan mengetahui cara- kelembagaan dan sumber daya
cara yang digunakan (Bandingkan : hal-hal manusia Pengadaan Barang/Jasa;
yang dilakukan paranormal). Sistematis d. Mengembangkan E-marketplace
artinya proses yang digunakan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

189
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

e. Menggunakan teknologi perubahan yang diinginkan (extent of


informasi dan komunikasi, serta change envisioned), kedudukan pembuat
transaksi elektronik; kebijakan (site of decision making), para
f. Mendorong penggunaan pelaksana program (program
barang/jasa dalam negeri dan implementators) dan sumber daya yang
Standar Nasional Indonesia dikerahkan (Resources commited).
(SNI); Selanjutnya dari aspek konteks
g. Memberikan kesempatan kepada implementasi yaitu Kekuasaan (power),
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan kepentingan strategi aktor yang terlibat
Usaha Menengah; (interest strategies of actors involved),
h. Mendorong pelaksanaan karakteristik lembaga dan penguasa
penelitian dan industri kreatif; dan (institution and regime characteristics).
i. Melaksanakan Pengadaan kepatuhan dan daya tanggap pelaksana
Berkelanjutan. (compliance and responsiveness).
Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa Sedangkan dari aspek transparansi
Pemerintah Kabupaten Pangandaran diukur dari tingkat keterbukaan proses
dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati penyelenggaraan pelayanan publik.
Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Unit Kerja Persyaratan, biaya, waktu dan prosedur
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang ditempuh harus dipublikasikan secara
Kabupaten Pangandaran, dimana terbuka dan mudah diketahui oleh yang
tupoksinya berada pada bagian Pengadaan membutuhkan, serta berusaha menjelaskan
Barang/Jasa pada Sekretariat Daerah alasannya. Selanjutnya merujuk pada
(Setda) Kabupaten Pangandaran. Unit Kerja seberapa mudah peraturan dan prosedur
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pelayanan dapat dipahami oleh pengguna
menyelenggarakan proses pengadaan dan stakeholders yang lain. Aturan dan
barang/jasa pemerintah yang prosedur tersebut bersifat “simple, straight
pelaksanaannya dilakukan secara forward and easy to apply” (sederhana,
elektronik (e-procurement) berbasis langsung dan mudah diterapkan) untuk
web/internet dengan memanfaatkan mengurangi perbedaan dalam interpretasi.
fasilitas teknologi komunikasi dan Terakhir diukur dari kemudahan
informasi. Dasar hukum pembentukan memperoleh informasi mengenai berbagai
UKPBJ Kabupaten Pangandaran adalah aspek penyelenggaraan pelayanan publik.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 Informasi tersebut bebas didapat dan siap
Tahun 2018 tentang Pengadaan tersedia (freely dan readily available).
Barang/Jasa Pemerintah. Dimensi kepentingan yang terpenuhi
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa oleh kebijakan (Interest Affected)
pemerintah secara elektronik yang mendapatkan nilai rata-rata yang sangat
diselenggarakan oleh Unit Kerja Pengadaan sesuai, yakni 4.76. Ini berarti bahwa pada
Barang/Jasa (UKPBJ) Kabupaten proses pengadaan barang/jasa pemerintah
Pangandaran dalam penelitian ini diukur secara elektronik di Pemerintah Kabupaten
dari isi kebijakan yang meliputi Pangandaran sudah dilakukan memenuhi
kepentingan yang terpenuhi oleh kebijakan aspek kepentingan yang terpenuhi oleh
(interest affected), jenis manfaat yang kebijakan. Dimensi jenis manfaat yang
dihasilkan (tipe of benefit), derajat dihasilkan (tipe of benefit) mendapatkan
190
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

nilai rata-rata yang sangat sesuai, yakni mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-
4.56. Ini berarti bahwa pada proses pertanyaan publik.
pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik di Pemerintah Kabupaten E. KESIMPULAN
Pangandaran sudah dilakukan memenuhi Berdasarkan hasil Penelitian yang
aspek jenis manfaat yang dihasilkan (tipe of dilakukan pada Pemerintah Kabupaten
benefit). Dimensi kedudukan pembuat Pangandaran terhadap implementasi
kebijakan (site of decision making) kebijakan pengadaan barang/jasa
mendapatkan nilai rata-rata yang sesuai, pemerintah secara elektronik yang diukur
yakni 4.03. Ini berarti bahwa pada proses dari isi kebijakan yang meliputi
pengadaan barang/jasa pemerintah secara kepentingan yang terpenuhi oleh kebijakan
elektronik di Pemerintah Kabupaten (interest affected), jenis manfaat yang
Pangandaran sudah dilakukan memenuhi dihasilkan (tipe of benefit), derajat
aspek kedudukan pembuat kebijakan (site perubahan yang diinginkan (extent of
of decision making) namun belum change envisioned), kedudukan pembuat
maksimal. kebijakan (site of decision making), para
Dimensi para pelaksana program pelaksana program (program
(program implementators) mendapatkan implementators) dan sumber daya yang
nilai rata-rata yang sesuai, yakni 3,93. dikerahkan (Resources commited),
Ini berarti bahwa pada proses pengadaan selanjutnya dari aspek konteks
barang/jasa pemerintah secara elektronik di implementasi yaitu kekuasaan (power),
Pemerintah Kabupaten Pangandaran sudah kepentingan strategi aktor yang terlibat
dilakukan memenuhi aspek para pelaksana (interest strategies of actors involved),
program (program implementators), namun karakteristik lembaga dan penguasa
belum maksimal. Dimensi sistem (institution and regime characteristics),
keterbukaan dan standarisasi mendapatkan kepatuhan dan daya tanggap pelaksana
nilai rata-rata yang transparan, yakni (compliance and responsiveness), serta dari
3.96. Ini berarti bahwa pada proses aspek transparansi yang diukur dari tingkat
pengadaan barang/jasa pemerintah secara keterbukaan proses penyelenggaraan
elektronik di Pemerintah Kabupaten pelayanan publik, seberapa mudah
Pangandaran sudah dilakukan memenuhi peraturan dan prosedur pelayanan dapat
aspek sistem keterbukaan dan standarisasi, dipahami oleh pengguna dan stakeholders
namunmasih kurang maksimal. Dimensi yang lain yang bersifat “simple, straight
kemudahan pengguna dalam memahami forward and easy to apply” (sederhana,
peraturan dan prosedur / mekanisme yang langsung dan mudah diterapkan), dan
memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan kemudahan memperoleh informasi
publik mendapatkan nilai rata-rata yang mengenai berbagai aspek penyelenggaraan
sangat transparan, yakni 4.21. Ini berarti pelayanan publik telah transparan. Maka
bahwa pada proses pengadaan barang/jasa dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
pemerintah secara elektronik di Pemerintah 1. Secara umum implementasi
Kabupaten Pangandaran sudah dilakukan kebijakan pengadaan barang/jasa
memenuhi aspek kemudahan pengguna pemerintah secara elektronik di
dalam memahami peraturan dan prosedur / Kabupaten Pangandaran
mengenai kepentingan yang
191
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

terpenuhi oleh kebijakan, jenis Pangandaran, dalam hal ini Unit Kerja
manfaat yang dihasilkan, derajat Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten
perubahan yang diinginkan, Pangandaran, yakni untuk sumber daya
kedudukan pembuat kebijakan, yang dikerahkan (Resources commited),
para pelaksana program dan derajat perubahan yang diinginkan (extent
sumber daya yang dikerahkan of change envisioned), kedudukan pembuat
telah sesuai. Namun dari hasil kebijakan (site of decision making),
penelitian masih ada beberapa kedudukan pembuat kebijakan (site of
kendala dalam pelaksanaannya. decision making), dan para pelaksana
2. Pada dasarnya pelaksanaan program (program implementators), karena
pengadaan barang/jasa indikator rata-ratanya masih sesuai jadi
pemerintah secara elektronik di diharapkan lebih ditingkatkan lagi pada
Kabupaten Pangandaran dari aspek tersebut.
aspek konteks implementasi yaitu
kekuasaan, kepentingan strategi DAFTAR PUSTAKA
aktor yang terlibat, karakteristik Adrianto, Nico. 2007. Good Government :
lembaga dan penguasa, kepatuhan Transparansi dan Akuntabilitas
dan daya tanggap pelaksana telah Publik melalui e-Goverment.
sesuai. Namun dari hasil Palangkaraya: Bayu Media.
penelitian masih ada beberapa Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good
aspek yang belum maksimal Geovernance Melalui Pelayanan
dalam pelaksanaannya. Publik. Yogyakarta: UGM Press.
3. Pada aspek transparansi yang Wardiyanto, Bintoro. 2012. Kebijakan E-
diukur dari tingkat keterbukaan procurement. Surabaya: PT. Revka
proses penyelenggaraan Petra Media.
pelayanan publik, seberapa Hafiz, Abdul Tanjung. 2010. Akuntansi,
mudah peraturan dan prosedur Transparansi, dan Akuntabilitas
pelayanan dapat dipahami oleh Keuangan Publik (Sebuah
pengguna dan stakeholders yang Tantangan).
lain, dan kemudahan memperoleh Nugroho, R. 2003. Kebijakan Publik
informasi mengenai berbagai Formulasi, Implementasi, dan
aspek penyelenggaraan pelayanan Evaluasi. Jakarta: Elex Media
publik, secara umum telah sesuai. Komputindo.
Namun dari hasil penelitian dalam Tahjan, H. 2008. Implementasi Kebijakan
pelaksanaannya masih terdapat Publik. Bandung: RTH.
beberapa aspek yang masih belum Wahab, Solichin Abdul. 2004. Anailisis
maksimal. Kebijaksanaan / Dari Reformasi Ke
Saran Implementasi Kebijaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian atas Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
pengaruh implementasi kebijakan Wastra, Pranata. dkk. 1991. Pemberdayaan
pengadaan barang/jasa pemerintah secara Konsep, Kebijakan dan
elektronik di Pemerintah Kabupaten Implementasi, Jakarta: CSIS.
Pangandaran, beberapa saran dapat
diberikan kepada Pemerintah Kabupaten
192
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

Winarno, B. 2002. Teori Kebijaksanaan Grindle, Merilee S., (ed), 1980. Politics and
Publik. Yogyakarta: Gajahmada Apolicy Implementation in the Third
University Press. World. Diperoleh 1 Oktober 2019,
Edward III, G. C. 1980. Implementing dari https://press. princeton. edu/
Public Policy. Diperoleh 1 Oktober books / hardcover
2019, dari /9780691653990/politics-and-
https://www.worldcat.org/title/imple policy-implementation-in-the-third-
menting-public- world.
policy/oclc/607866558.
.

193

Anda mungkin juga menyukai