Oleh :
Dewi Yuni Lestari , Ishak Kusnandar2, Didin Muhafidin3
1
dewi.yuri@gmail.com
Program Studi Magister Ilmu Administrasi Negara Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi YPPT PriatimTasikmalaya
ABSTRAK
diketahui oleh yang membutuhkan, serta Christopher & Schooner (2007) dan
berusaha menjelaskan alasannya. Indikator sebagainya, pada prinsipnya, pengadaan
kedua merujuk pada seberapa mudah adalah :
peraturan dan prosedur pelayanan dapat “kegiatan untuk mendapatkan barang, atau
dipahami oleh pengguna dan stakeholders jasa secara transparan, efektif, dan efisien
yang lain. Aturan dan prosedur tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
bersifat “simple, straight forward and easy penggunanya. Yang dimaksud barang disini
to apply” (sederhana, langsung dan mudah meliputi peralatan dan juga bangunan baik
diterapkan) untuk mengurangi perbedaan untuk kepentingan publik maupun privat
dalam interpretasi. (Jurnal LKPP “Senarai Pengadaan
Indikator ketiga merupakan Barang/Jasa Pemerintah”, Vol. 1 No. 1,
kemudahan memperoleh informasi 2011 hal. 11)”.
mengenai berbagai aspek penyelenggaraan Thai (2009) berpendapat bahwa
pelayanan publik. Informasi tersebut bebas setiap negara akan mengutamakan prinsip
didapat dan siap tersedia (freely dan readily “do more with less” dalam pengadaan
available). Dengan melihat uraian di atas, barang/jasa pemerintah. Lebih lanjut, ia
prinsip transparansi pemerintahan paling menjelaskan :
tidak dapat diukur melalui sejumlah “Indeed, all governmental entities of rich
indikator sebagai berikut: and poor countries are struggling in the
1. Adanya sistem keterbukaan dan face of unrelenting budget constraints;
standarisasi yang jelas dan mudah government downsizing; public demand for
dipahami dari semua proses- increased transparency in public
proses penyelenggaraan procurement; and greater concerns about
pemerintahan. efficiency, fairness, and equity.
2. Adanya mekanisme yang Additionally, public procurement
memfasilitasi pertanyaan- professionals have faced a constantly
pertanyaan publik tentang proses- changing environment typified by rapidly
proses dalam penyelenggaraan emerging technologies, increasing product
pemerintahan. choice, environment concerns, and the
3. Adanya mekanisme pelaporan complexities of international and regional
maupun penyebaran informasi trading agreements. Further, policy makers
penyimpangan tindakan aparat have increasingly used public procurement
publik di dalam kegiatan as a tool to achieve socioeconomic goals”
penyelenggaraan pemerintahan. d) Pengadaan Barang/jasa Secara
c) Pengadaan Barang/jasa Pemerintah Elektronik (E-Procurement)
Wardiyanto (2012 : 33) Dimitri (2006 : 21) mengemukakan
mendefinisikan barang/jasa publik adalah keutamaan pengadaan barang dan jasa
barang yang penggunaannya terkait dengan secara elektronik atau e-procurement yakni
kepentingan masyarakat banyak baik secara :
berkelompok maupun secara umum, “...different from standard paper- based
sedangkan barang/jasa privat merupakan tendering, it is a common feeling among the
barang yang hanya digunakan secara surveyed institutions that an online auction
individual atau kelompok tertentu. Menurut is very useful because it allows the use of
Arrowsmith (2004), Nur Bahagia (2006), different kinds of auction formats (berbeda
187
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
dengan proses lelang paper- based, terdapat formulasi, implementasi dan evaluasi
berbagai pendapat dari kalangan institusi terhadap kebijakan, program atau aktivitas,
survei bahwa sistem online sangat tetapi juga terbukanya kesempatan bagi
bermanfaat karena mengadopsi berbagai masyarakat untuk mengajukan tanggapan,
macam format lelang)”. usul maupun kritik terhadap berbagai
Lebih lanjut, ia menjelaskan: kebijakan pemerintah. (Tahir:2010:1).
“A noteworthy case of US procurement Filosofi good governance
agency adopting online auctions is the disemangati pula oleh Utomo (2006:186),
federal General Service Administration yang menegaskan bahwa diperlukan paling
(GSA).13 This procurer set up a website tidak 5 (lima) unsur utama untuk
offering to registered suppliers the terbentuknya good governance yaitu
opportunity of bidding electronically on a sebagai berikut : rule of law, akuntabilitas,
wide array of products. Auctions are transparant atau opennes, profesionalisme
completely web-enabled, allowing dan partisipasi. Transparansi berarti tidak
participants to bid on a single item or saja mengarah adanya kejelasan mekanisme
multiple items (lots) within specified formulasi, implementasi dan evaluasi
timeframes (patut dicatat dari sistem terhadap kebijakan, program atau aktivitas,
pengadaan US yang mengadopsi lelang tetapi juga terbukanya kesempatan bagi
secara online ialah Federal General Service masyarakat untuk mengajukan tanggapan,
Administration (GSA). Instansi ini usul maupun kritik. Demikian juga dengan
memodifikasi sebuah website sebagai partisipasi, yang berarti terbukanya akses
halaman bagi para penyedia untuk bagi seluruh komponen atau lapisan untuk
mendaftarkan diri dalam kesempatan tawar ikut serta atau terlibat dalam pembuatan
menawar secara online tentang paket. keputusan atau kebijakan.
Lelang telah mudah digunakan, Sejalan dengan aktualisasi prinsip
menggerakkan peserta dalam proses tawar transparancy atau oppenes tersebut,
menawar baik dalam paket tunggal maupun pemerintah memberlakukan dan
banyak paket dengan spesifikasi waktu menerapkan UU Nomor : 14 tahun 2008
tertentu)”. tentang Keterbukaan Informasi Publik,
E-procurement akan sedikit banyak yang secara implementatif memberikan
membantu sebagian proses interaksi dengan ruang gerak kepada masyarakat dalam
peserta lelang dengan meningkatkan mengakses informasi berbagai kebijakan
efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan publik dan pembangunan. Penyelenggaraan
proses pengadaan barang/jasa pemerintah tata kelola pemerintahan yang transparan
(Wardiyanto, 2012 : 30). adalah merupakan wujud kesadaran
e) Pengaruh Implementasi Kebijakan bersama dalam menindaklanjuti reformasi
Terhadap Transparansi dalam tata pemerintahan demokrasi yang
Penyelenggaraan tata kelola pada prinsipnya mengharuskan pemerintah
pemerintahan yang baik menurut filosofi membuka diri terhadap hak masyarakat
good governance adalah mengedepankan untuk memperoleh informasi yang bebas,
prinsip transparancy atau oppenes yang jujur, dan tidak diskriminatif mengenai
dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip penyelenggaraan pemerintahan dengan
transparancy atau oppenes berarti tidak saja berbagai kebijakan dan programnya.
mengarah adanya kejelasan mekanisme
188
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
189
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
nilai rata-rata yang sangat sesuai, yakni mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-
4.56. Ini berarti bahwa pada proses pertanyaan publik.
pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik di Pemerintah Kabupaten E. KESIMPULAN
Pangandaran sudah dilakukan memenuhi Berdasarkan hasil Penelitian yang
aspek jenis manfaat yang dihasilkan (tipe of dilakukan pada Pemerintah Kabupaten
benefit). Dimensi kedudukan pembuat Pangandaran terhadap implementasi
kebijakan (site of decision making) kebijakan pengadaan barang/jasa
mendapatkan nilai rata-rata yang sesuai, pemerintah secara elektronik yang diukur
yakni 4.03. Ini berarti bahwa pada proses dari isi kebijakan yang meliputi
pengadaan barang/jasa pemerintah secara kepentingan yang terpenuhi oleh kebijakan
elektronik di Pemerintah Kabupaten (interest affected), jenis manfaat yang
Pangandaran sudah dilakukan memenuhi dihasilkan (tipe of benefit), derajat
aspek kedudukan pembuat kebijakan (site perubahan yang diinginkan (extent of
of decision making) namun belum change envisioned), kedudukan pembuat
maksimal. kebijakan (site of decision making), para
Dimensi para pelaksana program pelaksana program (program
(program implementators) mendapatkan implementators) dan sumber daya yang
nilai rata-rata yang sesuai, yakni 3,93. dikerahkan (Resources commited),
Ini berarti bahwa pada proses pengadaan selanjutnya dari aspek konteks
barang/jasa pemerintah secara elektronik di implementasi yaitu kekuasaan (power),
Pemerintah Kabupaten Pangandaran sudah kepentingan strategi aktor yang terlibat
dilakukan memenuhi aspek para pelaksana (interest strategies of actors involved),
program (program implementators), namun karakteristik lembaga dan penguasa
belum maksimal. Dimensi sistem (institution and regime characteristics),
keterbukaan dan standarisasi mendapatkan kepatuhan dan daya tanggap pelaksana
nilai rata-rata yang transparan, yakni (compliance and responsiveness), serta dari
3.96. Ini berarti bahwa pada proses aspek transparansi yang diukur dari tingkat
pengadaan barang/jasa pemerintah secara keterbukaan proses penyelenggaraan
elektronik di Pemerintah Kabupaten pelayanan publik, seberapa mudah
Pangandaran sudah dilakukan memenuhi peraturan dan prosedur pelayanan dapat
aspek sistem keterbukaan dan standarisasi, dipahami oleh pengguna dan stakeholders
namunmasih kurang maksimal. Dimensi yang lain yang bersifat “simple, straight
kemudahan pengguna dalam memahami forward and easy to apply” (sederhana,
peraturan dan prosedur / mekanisme yang langsung dan mudah diterapkan), dan
memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan kemudahan memperoleh informasi
publik mendapatkan nilai rata-rata yang mengenai berbagai aspek penyelenggaraan
sangat transparan, yakni 4.21. Ini berarti pelayanan publik telah transparan. Maka
bahwa pada proses pengadaan barang/jasa dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
pemerintah secara elektronik di Pemerintah 1. Secara umum implementasi
Kabupaten Pangandaran sudah dilakukan kebijakan pengadaan barang/jasa
memenuhi aspek kemudahan pengguna pemerintah secara elektronik di
dalam memahami peraturan dan prosedur / Kabupaten Pangandaran
mengenai kepentingan yang
191
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
terpenuhi oleh kebijakan, jenis Pangandaran, dalam hal ini Unit Kerja
manfaat yang dihasilkan, derajat Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten
perubahan yang diinginkan, Pangandaran, yakni untuk sumber daya
kedudukan pembuat kebijakan, yang dikerahkan (Resources commited),
para pelaksana program dan derajat perubahan yang diinginkan (extent
sumber daya yang dikerahkan of change envisioned), kedudukan pembuat
telah sesuai. Namun dari hasil kebijakan (site of decision making),
penelitian masih ada beberapa kedudukan pembuat kebijakan (site of
kendala dalam pelaksanaannya. decision making), dan para pelaksana
2. Pada dasarnya pelaksanaan program (program implementators), karena
pengadaan barang/jasa indikator rata-ratanya masih sesuai jadi
pemerintah secara elektronik di diharapkan lebih ditingkatkan lagi pada
Kabupaten Pangandaran dari aspek tersebut.
aspek konteks implementasi yaitu
kekuasaan, kepentingan strategi DAFTAR PUSTAKA
aktor yang terlibat, karakteristik Adrianto, Nico. 2007. Good Government :
lembaga dan penguasa, kepatuhan Transparansi dan Akuntabilitas
dan daya tanggap pelaksana telah Publik melalui e-Goverment.
sesuai. Namun dari hasil Palangkaraya: Bayu Media.
penelitian masih ada beberapa Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good
aspek yang belum maksimal Geovernance Melalui Pelayanan
dalam pelaksanaannya. Publik. Yogyakarta: UGM Press.
3. Pada aspek transparansi yang Wardiyanto, Bintoro. 2012. Kebijakan E-
diukur dari tingkat keterbukaan procurement. Surabaya: PT. Revka
proses penyelenggaraan Petra Media.
pelayanan publik, seberapa Hafiz, Abdul Tanjung. 2010. Akuntansi,
mudah peraturan dan prosedur Transparansi, dan Akuntabilitas
pelayanan dapat dipahami oleh Keuangan Publik (Sebuah
pengguna dan stakeholders yang Tantangan).
lain, dan kemudahan memperoleh Nugroho, R. 2003. Kebijakan Publik
informasi mengenai berbagai Formulasi, Implementasi, dan
aspek penyelenggaraan pelayanan Evaluasi. Jakarta: Elex Media
publik, secara umum telah sesuai. Komputindo.
Namun dari hasil penelitian dalam Tahjan, H. 2008. Implementasi Kebijakan
pelaksanaannya masih terdapat Publik. Bandung: RTH.
beberapa aspek yang masih belum Wahab, Solichin Abdul. 2004. Anailisis
maksimal. Kebijaksanaan / Dari Reformasi Ke
Saran Implementasi Kebijaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian atas Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
pengaruh implementasi kebijakan Wastra, Pranata. dkk. 1991. Pemberdayaan
pengadaan barang/jasa pemerintah secara Konsep, Kebijakan dan
elektronik di Pemerintah Kabupaten Implementasi, Jakarta: CSIS.
Pangandaran, beberapa saran dapat
diberikan kepada Pemerintah Kabupaten
192
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
Winarno, B. 2002. Teori Kebijaksanaan Grindle, Merilee S., (ed), 1980. Politics and
Publik. Yogyakarta: Gajahmada Apolicy Implementation in the Third
University Press. World. Diperoleh 1 Oktober 2019,
Edward III, G. C. 1980. Implementing dari https://press. princeton. edu/
Public Policy. Diperoleh 1 Oktober books / hardcover
2019, dari /9780691653990/politics-and-
https://www.worldcat.org/title/imple policy-implementation-in-the-third-
menting-public- world.
policy/oclc/607866558.
.
193