Eka Jumarni Fithri1), Susi Ardiani2), Endah Widyastuti3), Rahmad Heru Farista4)
1,2,3,4
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya
Ekajf.2f@gmail.com
The purpose of this writing essay research is to know the difference of effectiveness and efficiency’s level
between before using E-Procurement ( Manually) and after using E-Procurement (Electronical). This research used
descriptive method with quantitative oncoming The result of the research showed that the difference of effectiveness
and efficiency’s level which is significant between implementation of procurement of ggods and services berfore
using e-procurement and after using e-procurement, which the process of government’s procurement of goods and
services is more effective and efficient by using e-procurement
Key Words: Effectifeness’ E-Procurement, Efficiency’s E-Procurement
16
ISSN : 2579-969X
secara elektronik (online) melalui internet yang akan ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan
mendapatkan pengawasan dari masyarakat. kualitas yang maksimum.
Pemerintah telah berusaha mewujudkan sistem Berdasarkan Peraturan Presiden No.54 Tahun
pemerintahan yang terbuka dan demokratis. Salah 2010, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah
satunya dengan cara meningkatkan dan kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
mengoptimalakn pelayanan publik terhadap Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
masyarakat melalui kebijakan dan peraturan yang Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari
efektif, efisien dan mencerminkan keterbukaan/ perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
transparansi, mengingat masyarakat berhak untuk seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
memperoleh jaminan terhadap akses informasi E-procurement dapat pula meningkatkan
public/ kebebasan terhadap informasi. efisiensi dan efektifitas pada pengadaan barang dan
Transparansi mencerminkan kondisi yang jasa umum, mengurangi biaya, menaikkan kompetisi,
memberikan peluang lebih besar kepada public untuk untuk menjamin persamaan kesempatan dan
bisa mengakses informasi terhadap proses-proses perlakuan.Secara umum, tujuannya adalah menjamin
pemerintahan, sedangkan efisiensi akan berbagai integritas, kepercayaan masyarakat, dan transparansi
langkah untuk memperpendek proses birokrasi dalam dalam prosedur pengadaan barang/jasa umum.(Ermal
hal layanan publik. Menurut Supriyono dalam Satries dkk, 2011).
(2011: 32), Pada dasarnya efektivitas merupakan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 ini
pengukuran tingkat keberhasilan dari organisasi, dimaksudkan untuk memberikan pedoman atau
kegiatan ataupun suatu program dalam mencapai prosedur mengenai tata cara pengadaan barang dan
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, efektivitas jasa secara sederhana, Jelas dan Komprehensif sesuai
merupakan pengukuran pencapaian tujuan yang dapat dengan tata kelola pengadaan yang baik. Prosedur
diukur dengan cara membandingkan antara tujuan pengadaan barang dan jasa ini juga di harapkan dapat
yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, meningkatkan efisiensi belanja negara dan percepatan
sehingga dapat dilihat bahwa hasil pekerjaan dapat pelaksanaan APBN/APBD.
dikatakan efektif. Pemerintahan provinsi Sumatera Selatan
Pengadaan barang dan jasa harus diusahakan menerapkan E-procurement dalam Pengadaan
dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas barang/jasa tersebut. Pada perkembangannya proses
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu pengadaan barang dan jasa yang semula dilaksanakan
yang sesingkat-singkatnya, dapat secara manual telah berkembang menjadi secara
dipertanggungjawabkan, menggunakan sumber daya elektronik (E-Procurement) dengan tujuan agar lebih
yang optimal dapat diperoleh barang/jasa dalam efektif dan efisien. Pemerintah selaku penyelenggara
jumlah, kualitas, waktu sebgaimana yang negara sudah sepatutnya menjalankan tugas secara
direncanakan. professional dan maksimal demi tercapainya tata
Efisiensi dalam pelaksanaannya tidak selalu kelola pemerintahan yang baik (Good Governance),
diwujudkan dengan memperoleh harga barang/jasa sehingga pemerintah yang bersih dapat terwujut
yang termurah, karena di samping harga murah, perlu Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
dipertimbangkan ketersediaan suku cadang, panjang untuk mengambil judul “Analisis Komparatif
umur dari barang yang dibeli serta besarnya biaya Efektifitas dan Efisiensi E-Procurement dalam
operasional dan biaya pemeliharaan yang harus Proses Pengadaan Barang dan jasa pada Pemerintah
disediakan di kemudian hari. Provinsi Sumatera Selatan”.
Penerapan prinsip efektif maka pengadaan
barang dan jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang 1.2 Perumusan Masalah
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah
ditetapkan. Prinsip pengadaan barang dan jasa harus diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
efektif sesuai dengan kebutuhan yang telah permasalahan antara lain:
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang 1. Bagaimana efektifitas proses pengadaan barang
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang dan jasa sebelum dan setelah elektronik (E-
ditetapkan. Procurement) pada pemerintah provinsi sumatera
Menurut Peraturan Presiden No. 54 Tahun selatan
2010, Tolok ukur efektifitas yang dimaksudkan 2. Bagaimana efisiensi proses pengadaan barang dan
dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah jasa sebelum dan setelah (E-Procurement) pada
harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang pemerintah provinsi sumatera selatan
telah dtetapkan serta memberikan hasil yang sebesar-
besarnya. Sedangkan, efisiensi berarti Pengadaan 1.3 Batasan Masalah
Barang dan Jasa harus diusahakan dengan Ruang lingkup penelitian hanya pada
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk Efektifitas dan Efisiensi dalam Proses
mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang Pengadaan Barang dan jasa sebelum dan setelah E-
ditetapkan atau menggunakan dana yang telah Procurement pada Pemerintah Provinsi Sumatera
Eka Jumarni Fithri dkk, Analisis Komparatif Efektifitas dan Efisiensi E-Procerement dalam... 17
ISSN : 2579-969X
dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan Menurut Kementerian Keuangan Republik
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang Indonesia karakteristik dalam menentukan efisiensi
atas jasa kegiatan yang dijalankannya dan pengadaan barang dan jasa pemerintah antara lain:
penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.Serta 1. Penilaian kebutuhan, apakah suatu barang/jasa
memiliki manfaat berupa, Kualitas yang baik, benar-benar diperlukan oleh suatu instansi
Penyerahan tepat waktu, Kuantitas yang sesuai, pemerintah.
Bersinergi, dan Memiliki dampak yang optimal. 2. Penilaian metode pengadaan harus dilakukan
secara tepat sesuai kondisi yang ada. Kesalahan
2.3 Pengertian dan Karakteristik Efektif dan pemilihan metode pengadaan dapat
Efisien mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu.
Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana 3. Survey harga pasar sehingga dapat dihasilkan
dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara HPS (Harga Perkiraan Sendiri) dengan harga
sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan yang wajar.
sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat 4. Evaluasi dan penilaian terhadap seluruh
disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan penawaran dengan memilih nilai value for money
terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, yang terbaik.
ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari anggota 5. Dalam proses pemilihan penyedian barang/jasa
serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil harus diterapkan prinsip-prinsip dasar lainnya.
yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian (http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artik
antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang el/147-artikel-anggaran-dan-
dicapai. (Abdurahmat dalam Othenk (2008: 7)). perbendaharaan/19693-artikel-prinsip-prinsip-
Pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan pengadaan-barang-jasa-apakah-harus-
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat dipedomani).
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan. Manfaat setinggi- Berdasarkan definisi beberapa ahli dan peraturan
tingginya dalam uraian diatas dapat berupa: diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
1. Kualitas terbaik. efisiensi adalah suatu proses penyelesaian suatu
2. Penyerahan tepat waktu. pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan dengan
3. Kuantitas terpenuhi. penuh kemampuan yang dimiliki dan tidak
4. Mampu bersinergi dengan barang/jasa lainnya. berdampak pada pemborosan atau pengeluaran yang
5. Terwujudnya dampak optimal terhadap tidak berarti dan mengandung unsur penilaian metode
keseluruhan pencapaian kebijakan atau program yang tepat, penilaian kebutuhan, survey harga pasar
yang sesuai, evaluasi penilaian yang baik,
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka melaksanakan prinsip-prinsip dasar dalam pengadaan
penulis dapat menyimpulkan bahwa efektifitas adalah barang dan jasa.
pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana Menurut Lubis (2014), Pengertian
dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan Efisiensi adalah suatu proses internal atau sumber
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang daya yang diperlukan oleh organisasi untuk
atas jasa kegiatan yang dijalankannya dan menghasilkan satu satuan output. Oleh sebab itu
penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya. Serta efisiensi dapat diukur sebagai ratio output terhadap
memiliki manfaat berupa, kualitas yang baik, input
penyerahan tepat waktu, kuantitas yang sesuai, Menurut Rahardjo Adisasmita (2014),
bersinergi, dan memiliki dampak yang optimal. Efisiensi merupakan komponen-komponen input
Menurut Susilo (2014: 12), efisiensi adalah yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya
suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak
suatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak
dengan penuh kemampuan yang dimiliki. berarti.
(http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertia Menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 seperti yang
n-efisiensi-efektivitas-dan.html). termuat dalam Pasal 3, bahwa dalam pelaksanaan
Menurut Lubis (2014: 20), Efisiensi adalah pengadaan barang dan jasa pemerintah mengandung
suatu proses internal atau sumber daya yang prinsip antara lain :
diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu a. Efektif
satuan output. Oleh sebab itu efisiensi dapat diukur Dengan penerapan prinsip efektif maka
sebagai ratio output terhadap input pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan
Menurut Rahardjo Adisasmita (2014: 79), kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat
Efisiensi merupakan komponen-komponen input memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak b. Efisien
pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak Pengadaan barang dan jasa harus diusahakan
berarti. Sedangkan, dengan menggunakan dana dan daya yang
Eka Jumarni Fithri dkk, Analisis Komparatif Efektifitas dan Efisiensi E-Procerement dalam... 19
ISSN : 2579-969X
terbatas untuk mencapai sasaran yang kualitas terbaik, penyerahan yang tepat pada
ditetapkan dalam waktu yang sesingkat- waktunya, jumlah yang terpenuhi/cukup, mampu
singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. bersinergi dengan barang dan jasa lainnya, serta
Dengan kata lain, Efisien artinya dengan terwujudnya optimalisasi terhadap keseluruhan
menggunakan sumber daya yang optimal dapat pekerjaan/program. Kemudian,
diperoleh barang/jasa dalam jumlah, kualitas, Efeisiensi dalam Pengadaan barang dan jasa
waktu sebgaimana yang direncanakan. pemerintah menurut Keppres No. 80 Tahun 2003,
c. Terbuka artinya pengadaan barang dan jasa harus diusahakan
Pengadaan barang dan jasa harus terbuka bagi dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas
penyedia barang dan jasa yang memenuhi untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
persyaratan sesuai dengan aturan yang yang sesingkat-singkatnya dan dapat
berlaku.Prinsip terbuka adalah memberikan dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, efisien
kesempatan kepada semua penyedia barang/jasa artinya dengan menggunakan sumber daya yang
yang kompeten untuk mengikuti pengadaan. optimal dapat diperoleh barang/jasa dalam jumlah,
d. Bersaing kualitas, waktu sebgaimana yang direncanakan.
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa harus Berdasarkan sumber dari kementrian keuangan,
melalui persaingan yang sehat di antara efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa
penyedia barang dan jasa yang setara dan pemerintah dapat diukur dengan penilaian kebutuhan,
memenuhi syarat /kriteria tertentu berdasarkan penilaian metode yang digunakan, survey terhadap
ketentuan dan prosedur yang jelas dan harga pasar yang berlaku umum dengan harga yang
trasparan. wajar, dan evaluasi terhadap seluruh penawaran
e. Transparan dengan memilih nilai yang sesuai.
Semua ketentuan dan informasi mengenai Menurut Perpres No. 4 Tahun 2015 dalam Pasal 01
pengadaan barang dan jasa, termasuk syarat menyatakan pengadaan barang dan jasa pemerintah
teknis administrasi pengadaan, tata cara yang selanjutnya disebut dengan pengadaan
evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
penyedia barang dan jasa, sifatnya terbuka bagi barang/jasa oleh kementerian/lembaga/satuan kerja
peserta penyedia barang dan jasa yang berminat perangkat daerah/institusi yang prosesnya dimulai
serta bagi masyarakat luas umunya. dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
f. Adil/tidak diskriminatif seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.
Memberikan perlakuan yang sama bagi semua Berdasarkan peraturan-peraturan dan teori-teori
calon penyedia barang dan jasa dan tidak terdahulu tentang keterkaitan efektifitas dan efisiensi
mengarah untuk memberi keuntungan kepada e-procurement yang penulis peroleh, maka penulis
pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan dapat menggambarkan hubungan antar variabel
apapun. penelitian dalam bentuk bagan sebagai berikut:
g. Akuntabel
Harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan
maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan Efektivitas
tugas umum pemerintahan dan pelayanan ( X1)
masyarakat sesuai dengan prinsipprinsip serta e-procurement
ketentuan yang berlaku dalam pengadaan Pengadaan
Efisiensi Barang dan
barang dan jasa.
(X2) Jasa
Pemerintah
2.4 Kerangka Pemikiran (Y)
Kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan 2.1 Gambar Paradigma Penelitian
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi Efektifitas dan Efisiensi Pengadaan Barang dan
sebagai suatu hal yang penting dan mendasar dan Jasa Pemerintah.
serta pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk
proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan
dilakukan. (Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013: 3. METODELOGI PENELITIAN
60)).
Efektifitas dalam pengadaan barang dan jasa 3.1 Jenis Penelitian
pemerintah menurut Keppres No. 80 Tahun 2003, Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut
artinya pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan Sugiono (2014: 07) metode penelitian kuantitatif
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
dengan sasaran yang ditetapkan. Adapun cara untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya untuk teknik pengambilan sampel pada umumnya
sasaran yang ditetapkan dapat di ukur melalui dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data procurement sangat diperlukan untuk mengetahui
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk sejauh mana pandangan, pendapat, penilaian, dan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. sikap mereka terhadap penerapan pengadaan barang
dan jasa secara elektronik (e-procurement) pada
3.2. Populasi dan Sampel pemerintah provinsi sumatera selatan. Adapun
Populasi dalam penelitian ini seluruh SKPD responden dalam penelitian ini adalah pihak yang
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri terlibat langsung dalam proses e-procurement pada
dari 43 SKPD. Berdasarkan Jumlah SKPD yang ada instansi pemerintah provinsi sumatera selatan, yang
pada struktur Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mana terdiri dari:
diatas maka penelitian tidak mengambil data 1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
diseluruh seluruh populasi tetapi menarik sampel dari 2. Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna
populasi yang ada. Adapun teknik dalam Anggaran (KPA)
pengambilan sampel penelitian ini penulis 3. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu untuk 4. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
memperoleh sampel yang memenuhi kriteria tertentu 5. Unit Layanan Pengadaan (ULP)
dibutuhkan karakteristik sampling Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh 5 Sehubungan dengan itu, adapun karakteristik
sampel dari 43 SKPD yang ada di provinsi sumatera data responden dalam penelitian ini dikategorikan
selatan yaitu: Biro Administrasi Pembangunan berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan, Instansi,
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sebagai unit Jabatan dalam Kepanitiaan, Berapa kali menjadi
layanan pengadaan (ULP), Dinas Komunikasi dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa, Kepemilikan
Informatika Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Sertifikat Pengadaan Barang/Jasa, serta Sejak Kapan
sebagai layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), Instansi tersebut menggunakan e-procurement.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Berdasarkan karakteristik tersebut berikut ini adalah
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Dinas hasil pengisian identitas data kuisioner yang penulis
Pekerjaan Umum Pengairan Pemerintah Provinsi terima dari beberapa responden pada instansi
Sumatera Selatan, dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta pemerintah provinisi sumatera selatan yang menjadi
Karya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang sampel dalam penelitian.
nilai pengadaan barang dan jasanya paling tinggi Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30
dibandingkan dengan dinas lainnya. responden, dari 30 kuisioner yang penulis bagikan
seluruhnya dapat diolah karena semua kuisioner yang
3.3. Jenis Data penulis bagikan telah diisi secara lengkap oleh
Dalam Penulisan Skripsi ini, Penulis menggunakan responden. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 4.1
jenis data berdasarkan sumbernya yaitu data primer. tentang Rincian Pembagian dan Pengembalian
Menurut Arikunto ( 2010:172), data primer Kuisioner:, unuk indikator kuantitas terpenuhi, dapat
merupakan data yang diperoleh/ dikumpulkan oleh dilihat bahwa pengisian kuisioner ketika setelah
peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data menggunakan e-procurement dominan memiliki skor
primer biasanya disebut dengan data asli/ data baru yang lebih besar dari pada sebelum menggunakan e-
yang mempunyai sifat up to date. Cara yang bisa procurement, artinya untuk indikator pertanyaan
digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu kuantitas terpenuhi juga mengalami peningkatan
Observasi, Diskusi, Wawancara, Serta penyebaran setelah menggunakan e-procurement, untuk indikator
Kuisioner pertanyaan dampak optimal pengisian kuisioner
ketika setelah menggunakan e-procurement juga
3.4. Teknik Analisis Data lebih besar dari pada sebelum menggunakan e-
penelitian ini analisis data akan menggunakan teknik procurement, artinya pelaksanaan pelaksanaan
statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012: 148) pengadaan barang dan jasa pada indikator dampak
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan optimal juga mengalami peningkatan yang signifikan
untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan dari pada sebelum menggunakan e-procurement, dan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk indikator pertanyaan bersinergi dengan
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat pengadaan lainnya dapat dilihat bahwa skor
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau pengisian kuisioner ketika setelah menggunakan e-
generalisasi. procurement relatif sama dengan sebelum
penggunaan e-procurement, artinya penerapan prinsip
sebelum dan sesudah menggunakan e-procurement
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN telah di jalankan dari sebelum menggunakan e-
procurement sehingga pelaksaan pengadaan dengan
Karakteristik Responden menggunakan e-procurement tidak terlalu mengalami
peningkatan
Dalam penelitian ini, pendapat para pihak Hasil penelitian didukung oleh teori
yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan e- tentang teknologi informasi yang mengatakan bahwa,
Eka Jumarni Fithri dkk, Analisis Komparatif Efektifitas dan Efisiensi E-Procerement dalam... 21
ISSN : 2579-969X
kehadiran teknologi informasi idealnya memudahkan Berdasarkan hasil uji reliabilitas bahwa nilai
berbagai pekerjaan manusia sehingga pekerjaan yang cronbach’s alpha > 0.70 maka data tersebut reliabel
dilakukan dapat menjadi lebih efektif dan efisien. E- dan klasifikasi reliabilitas termasuk
Procurement dapat pula meningkatkan efisiensi dan sangat tinggi, karena nilai cronbach’s alpha berada
efektifitas pada pengadaan barang dan jasa, diantara 0.8 - 0.9 ≤ rh < 1. Jadi dapat diartikan
mengurangi biaya, menaikkan kompetisi, untuk seluruh instrumen dari hasil uji reliabilitas Efektifitas
menjamin persamaan kesempatan dan perlakuan. dan Efisiensi baik sebelum ( maupun setelah e-
Secara umum, tujuannya adalah menjamin integritas, procurement reliabel, sehingga seluruh data tersebut
kepercayaan masyarakat, dan transparansi dalam dapat digunakan sebagai bahan penelitian.
prosedur pengadaan barang/jasa umum.
Tabulasi kuisioner efisiensi setelah menggunakan e- 4.3 Uji Normalitas
procurement relatif lebih besar dari pada sebelum Rangkuman hasil uji normalitas efektifitas sebelum
menggunakan e-procurement. Artinya, pelaksanaan (0.073 ) maupun setelah (0.200 ) e-procurement
pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan e- untuk efektifitas dan efisiensi baik sebelum maupun
procurement juga lebih efisiensi dibandingkan secara setelah e-procurement berdistribusi normal karena
manual atau sebelum menggunakan e-procurement berdasarkan teori normalitas suatu data dinyatakan
diukur dari tiap indikator diatas seperti, untuk berdistribusi normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed)
indikator pertanyaan penilaian kebutuhan dapat hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov ≥ 0.05
dilihat bahwa pengisian kuisioner setelah sehingga seluruh data tersebut dinyatakan normal dan
menggunakan e-procurement relatif lebih tinggi dapat digunakan sebagai bahan penelitian.
dibandingkan sebelum menggunakan e-procurement,
artinya untuk indikator pertanyaan penilaian 4.4.Uji Beda Berpasangan T-Test
kebutuhan mengalami peningkatan setelah
pelaksanaan menggunakan e-procurement, untuk Rangkuman Hasil Uji Paired Sample T-Test
indikator pertanyaan pemilihan metode dapat dilihat Efektifitas Setelah dan Sebelum E-Procurement
bahwa dari hasil pengisian kuisioner setelah
menggunakan e-procurement tidak terlalu mengalami
peningkatan yang besar, artinya penerapan prinsip
efisiensi untu
Berdasarkan hasil uji paired sample t-test diatas pertanyaan penerapan prinsip pengadaan telah
maka hasil uji paired sample t-test efisiensi setelah dijalankan dengan baik dari sebelum menggunakan e-
dan sebelum e-procurement, bahwa nilai t hitung procurement
adalah sebesar 9.805 dengan nilai signifikansi 0.000 Sejalan dengan itu, Menurut Kementerian Keuangan
karena nilai tersebut dibawah 0.05 (≤ 0.05) artinya Republik Indonesia, karakteristik dalam menentukan
tingkat efisiensi setelah dan sebelum e-procurement efisiensi pengadaan barang dan jasa pemerintah dapat
adalah kuat dan juga signifikan. diukur dengan penilaian kebutuhan, penilaian metode
pengadaan, survei harga, dan penerapan prinsip-
Dari hasil pengujian diatas maka dapat prinsip dasar. Artinya, pelaksanaan pengadaan barang
disimpulkan bahwa hasil uji paired sample t-test dan jasa dengan menggunakan e-procurement juga
efektifitas sebelum maupun setelah dan sebelum e- lebih efisiensi dari pada secara manual atau sebelum
procurement sebesar 6.117 dan efisiensi sebelum menggunakan e-procurement ditinjau dari segi
maupun setelah dan sebelum e-procurement,bahwa kebutuhan, penentuan metode, survei harga, dan
nilai t hitung adalah sebesar 9.805 dengan nilai penerapan prinsip-prinsip dasar pengadaan.
signifikansi 0.000 karena nilai tersebut dibawah 0.05
(≤ 0.05) artinya tingkat efisiensi setelah dan sebelum
e-procurement adalah kuat dan juga signifikan. 5.KESIMPULAN
Eka Jumarni Fithri dkk, Analisis Komparatif Efektifitas dan Efisiensi E-Procerement dalam... 23
ISSN : 2579-969X
Dewata, Evada, dkk. 2015. Modul Pembelajaran Metode Republik Indonesia. 2010. Peraturan Presiden No. 54
Penelitian. Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Sriwijaya, Palembang. Jakarta. Sekretariat Negara.
Guswandi, Rio. 2013. Kebijakan, Prosedur dan Republik Indonesia. 2011. Peraturan Presiden No. 35
Pengendalian untuk Mendorong Efisiensi Perubahan atas Peraturan Presiden No. 54
Pengadaan Barang/Jasa Khususnya Pengadaan tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Barang Kabupaten Lima Puluh Kota. Universitas Jakarta. Sekretariat Negara.
Negeri Padang. Padang: Karya Ilmiah yang Republik Indonesia. 2012. Peraturan Presiden No. 70
dipublikasikan. Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Lubis Samman Abu. 2015. Urgensi Kebijakan Dalam No. 54 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah. Pemerintah. Jakarta. Sekretariat Negara.
(http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/1 Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden No. 172
47-artikel- anggaran-dan-perbendaharaan/19693- Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden
artikel-prinsip-prinsip-pengadaan- barang- No. 54 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
jasa-apakah-harus-dipedomani), diakses pada 3 Maret Pemerintah. Jakarta. Sekretariat Negara.
2017. Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden No. 4
Nasution, Patimah, Siti. 2012. Evaluasi Pengadaan Perubahan Keempat atas Peraturan
Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E- Presiden No. 54 tentang Pengadaan Barang/
Procurement) Pada LPSE Kementrian Keuangan. Jasa Pemerintah. Jakarta.
Universitas Indonesia, Jakarta: Tesis yang Sekretariat Negara.
dipublikasikan. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Republik Indonesia. 2003. Keputusan Presiden No. 30 Methods). Bandung: Alfabeta.
tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah. Jakarta. Sekretariat Negara.