Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 2579-969X

ANALISIS KOMPARATIF EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI E-


PROCEREMENT DALAM PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA

Eka Jumarni Fithri1), Susi Ardiani2), Endah Widyastuti3), Rahmad Heru Farista4)
1,2,3,4
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya
Ekajf.2f@gmail.com

The purpose of this writing essay research is to know the difference of effectiveness and efficiency’s level
between before using E-Procurement ( Manually) and after using E-Procurement (Electronical). This research used
descriptive method with quantitative oncoming The result of the research showed that the difference of effectiveness
and efficiency’s level which is significant between implementation of procurement of ggods and services berfore
using e-procurement and after using e-procurement, which the process of government’s procurement of goods and
services is more effective and efficient by using e-procurement
Key Words: Effectifeness’ E-Procurement, Efficiency’s E-Procurement

1. PENDAHULUAN Berbagai bentuk praktik-praktik pengadaan


barang dan jasa pemerintah yang dilakukan banyak
1.1. Latar Belakang instansi pemerintah di tingkat pusat maupun daerah.
Peraturan yang berlaku mengatur ketentuan dan
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang semua persyaratan yang butuhkan dalam proses
bersih dan tata kelola pemerintah yang baik (Good tersebut, akan tetapi pada kenyataannya banyak
Governance) maka Pemerintah Indonesia telah terjadi praktik-praktik yang merugikan keuangan
melakukan berbagai perubahan baik dalam segi Negara dan kepentingan masyarakat. Proses
kebijakan maupun peraturan. Mengubah pola pikir, pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dilihat
sikap dan mental aparatur negara untuk menjadi lebih dari sudut pandang mutunya, jumlahnya, manfaatnya,
baik untuk menurunkan atau mempersempit tingkat waktu penyerahannya, sasarannya, dan harganya dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). yang seharusnya. Masyarakat sebagai penerima
Penyalahgunaan wewenang, pungutan liar yang manfaat dalam sistem pembangunan yang
merugikan masyarakat yang telah dilakukan oleh dilaksanakan oleh pemerintah akan menanggung
oknum-oknum aparatur Negara dapat merugikan dan segala kerugian, baik dari segi dana, waktu, serta
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kualitas pelayanan yang diterima dari pemerintah.
aparatur negara . Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam
Sistem manajemen pengadaan barang dan jasa pengadaan barang dan jasa pemerintah akan
pemerintah merupakan salah satu sistem yang harus meningkatkan angka kemiskinan dan menyebabkan
dilakukan aparatur dalam memenuhi pelayanan ketidakmerataan pembangunan, penyelewengan uang
kepada masyarakat. Peraturan yang dibuat akan lebih negara di luar kepentingan rakyat, menciptakan
mudah untuk di ucapkan dibandingkan dengan perilaku yang buruk dan dapat mendorong persaingan
kewajiban untuk melaksanakannya. Setidaknya usaha yang tidak sehat karena di dasari dengan
dalam kaitannya dengan proses-proses pengadaan penyuapan bukan karena kualitas dan manfaat.
barang dan jasa pemerintah, Keppres No. 18 Tahun Dampak dari praktik korupsi dalam pengadaan
2000 memberikan acuan dasar dan petunjuk teknis barang dan jasa pemerintah seperti Dampak
tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah secara Finansial, Dampak Ekonomi, Dampak Lingkungan,
lengkap dan rinci. Dampak pada Kesehatan dan Keselamatan Manusia,
Menurut Dewan Pembina IAPI Pusat (Ikatan Dampak pada Inovasi, Erosi Budaya, Menurunnya
Ahli Pengadaan Indonesia) yang bertugas Tingkat Kepercayaan kepada Pemerintah, Kerugian
mendukung kinerja LKPP (Lembaga Kebijakan bagi Perusahaan yang Jujur, dan Ancaman yang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah), yaitu Serius bagi Perkembangan Ekonomi.
mensosialisasikan tentang Pengadaan Barang dan Banyak proses pengadaan barang dan jasa
Jasa Bagi Pemerintah. Sampai saat ini ada sekitar pemerintah dilakukan dengan cara tersembunyi atau
80% kasus korupsi terjadi karena proses pelelangan berpura-pura melakukan proses yang transparan
pengadaan barang dan jasa. Namun tidak semua para dengan pengaturan orang dalam, padahal sebenarnya
tersangka itu sengaja untuk berniat curang atau jelas-jelas merupakan praktik korupsi, kolusi dan
korupsi, sebab ada beberapa yang terpaksa nepotisme (KKN). Untuk mengatasi hal tersebut,
berhadapan dengan hukum karena tidak memahami tentulah diperlukan proses yang terbuka yaitu dengan
aturan main proses pelelangan. menggunakan e-procurement atau proses pengadaan

16
ISSN : 2579-969X

secara elektronik (online) melalui internet yang akan ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan
mendapatkan pengawasan dari masyarakat. kualitas yang maksimum.
Pemerintah telah berusaha mewujudkan sistem Berdasarkan Peraturan Presiden No.54 Tahun
pemerintahan yang terbuka dan demokratis. Salah 2010, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah
satunya dengan cara meningkatkan dan kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
mengoptimalakn pelayanan publik terhadap Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
masyarakat melalui kebijakan dan peraturan yang Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari
efektif, efisien dan mencerminkan keterbukaan/ perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
transparansi, mengingat masyarakat berhak untuk seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
memperoleh jaminan terhadap akses informasi E-procurement dapat pula meningkatkan
public/ kebebasan terhadap informasi. efisiensi dan efektifitas pada pengadaan barang dan
Transparansi mencerminkan kondisi yang jasa umum, mengurangi biaya, menaikkan kompetisi,
memberikan peluang lebih besar kepada public untuk untuk menjamin persamaan kesempatan dan
bisa mengakses informasi terhadap proses-proses perlakuan.Secara umum, tujuannya adalah menjamin
pemerintahan, sedangkan efisiensi akan berbagai integritas, kepercayaan masyarakat, dan transparansi
langkah untuk memperpendek proses birokrasi dalam dalam prosedur pengadaan barang/jasa umum.(Ermal
hal layanan publik. Menurut Supriyono dalam Satries dkk, 2011).
(2011: 32), Pada dasarnya efektivitas merupakan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 ini
pengukuran tingkat keberhasilan dari organisasi, dimaksudkan untuk memberikan pedoman atau
kegiatan ataupun suatu program dalam mencapai prosedur mengenai tata cara pengadaan barang dan
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, efektivitas jasa secara sederhana, Jelas dan Komprehensif sesuai
merupakan pengukuran pencapaian tujuan yang dapat dengan tata kelola pengadaan yang baik. Prosedur
diukur dengan cara membandingkan antara tujuan pengadaan barang dan jasa ini juga di harapkan dapat
yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, meningkatkan efisiensi belanja negara dan percepatan
sehingga dapat dilihat bahwa hasil pekerjaan dapat pelaksanaan APBN/APBD.
dikatakan efektif. Pemerintahan provinsi Sumatera Selatan
Pengadaan barang dan jasa harus diusahakan menerapkan E-procurement dalam Pengadaan
dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas barang/jasa tersebut. Pada perkembangannya proses
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu pengadaan barang dan jasa yang semula dilaksanakan
yang sesingkat-singkatnya, dapat secara manual telah berkembang menjadi secara
dipertanggungjawabkan, menggunakan sumber daya elektronik (E-Procurement) dengan tujuan agar lebih
yang optimal dapat diperoleh barang/jasa dalam efektif dan efisien. Pemerintah selaku penyelenggara
jumlah, kualitas, waktu sebgaimana yang negara sudah sepatutnya menjalankan tugas secara
direncanakan. professional dan maksimal demi tercapainya tata
Efisiensi dalam pelaksanaannya tidak selalu kelola pemerintahan yang baik (Good Governance),
diwujudkan dengan memperoleh harga barang/jasa sehingga pemerintah yang bersih dapat terwujut
yang termurah, karena di samping harga murah, perlu Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
dipertimbangkan ketersediaan suku cadang, panjang untuk mengambil judul “Analisis Komparatif
umur dari barang yang dibeli serta besarnya biaya Efektifitas dan Efisiensi E-Procurement dalam
operasional dan biaya pemeliharaan yang harus Proses Pengadaan Barang dan jasa pada Pemerintah
disediakan di kemudian hari. Provinsi Sumatera Selatan”.
Penerapan prinsip efektif maka pengadaan
barang dan jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang 1.2 Perumusan Masalah
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah
ditetapkan. Prinsip pengadaan barang dan jasa harus diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
efektif sesuai dengan kebutuhan yang telah permasalahan antara lain:
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang 1. Bagaimana efektifitas proses pengadaan barang
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang dan jasa sebelum dan setelah elektronik (E-
ditetapkan. Procurement) pada pemerintah provinsi sumatera
Menurut Peraturan Presiden No. 54 Tahun selatan
2010, Tolok ukur efektifitas yang dimaksudkan 2. Bagaimana efisiensi proses pengadaan barang dan
dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah jasa sebelum dan setelah (E-Procurement) pada
harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang pemerintah provinsi sumatera selatan
telah dtetapkan serta memberikan hasil yang sebesar-
besarnya. Sedangkan, efisiensi berarti Pengadaan 1.3 Batasan Masalah
Barang dan Jasa harus diusahakan dengan Ruang lingkup penelitian hanya pada
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk Efektifitas dan Efisiensi dalam Proses
mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang Pengadaan Barang dan jasa sebelum dan setelah E-
ditetapkan atau menggunakan dana yang telah Procurement pada Pemerintah Provinsi Sumatera

Eka Jumarni Fithri dkk, Analisis Komparatif Efektifitas dan Efisiensi E-Procerement dalam... 17
ISSN : 2579-969X

Selatan. Berdasarkan purposive sampling maka Menurut Abidin (2011) E-Procurement


penelitian ini dilakukan hanya di biro administrasi merupakan pengadaan barang dan jasa yang
pembangunan pemerintah provinsi sumatera selatan, dilaksanakan dengan menggunakan teknologi
PU dan Dinas Komunikasi dan informasi Provinsi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan
sumatera selatan. ketentuan perundang-undangan.
E-Procurement merupakan proses pengadaan
1.4 Tujuan Penelitian barang atau lelang dengan memanfaatkan teknologi
Tujuan dalam penelitian ini adalah : informasi dalam bentuk website (Abidin, 2011).
1. Untuk mengetahui efektifitas proses pengadaan E-Procurement merupakan proses pengadaan
barang dan jasa sebelum dan setelah elektronik barang atau lelang dengan memanfaatkan teknologi
(E-Procurement) pada pemerintah provinsi informasi dalam bentuk website. (Kalakota,dkk
sumatera selatan dalam abidin (2011: 48)).
2. Untuk mengetahui efisiensi proses pengadaan Menurut Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010
barang dan jasa sebelum dan setelah (E- pengadaan barang dan jasa pemerintah secara
Procurement) pada pemerintah provinsi elektronik bertujuan untuk :
sumatera selatan 1. .Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
2. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha
yang sehat.
2 TINJAUAN PUSTAKA 3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan.
4. Mendukung proses monitoring dan audit .
2.1 Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa 5. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real
Pemerintah time.
Berdasarkan Perpres No. 4 Tahun 2015 Barang Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka
adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian E-
berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang Procurement adalah proses pengadaan barang dan
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan
dimanfaatkan oleh Pengguna Barang. Menurut Kotler teknologi informasi dalam bentuk website sesuai
dalam Lupiyoadi (2014: 7), Jasa adalah setiap dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh Berdasarkan beberapa definisi diatas maka
satu pihak kepada pihak lain, tidak berwujud dan penulis menyimpulkan bahwa pengertian E-
tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan Procurement adalah proses pengadaan barang dan
apapun. jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan
Pengadaan barang/ jasa menurut Peraturan Presiden teknologi informasi dalam bentuk website sesuai
No. 04 Tahun 2015 Pasal 01 adalah kegiatan untuk dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
memperoleh Barang/Jasa oleh Menurut Perpres No.4 Tahun 2015, Pengadaan secara
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat elektronik (E-Procurement) adalah Pengadaan
Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai
seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. dengan ketentuan perundang-undangan.
Menurut Christopher & Schooner (2007: 82), Menurut Sondang dalam Othenk (2008:4) efektivitas
Pengadaan atau procurement adalah kegiatan untuk adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan
mendapatkan barang atau jasa secara transparan, prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
keinginan penggunanya. barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai pengadaan Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi
barang dan jasa maka penulis dapat menyimpulkan tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, jika
bahwa pengertian barang dan jasa adalah kegiatan hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti
untuk mendapatkan barang dan jasa oleh suatu makin tinggi efektivitasnya.
instansi secara transparan, efektif dan efisien sesuai Pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan
dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan.Manfaat setinggi-
2.2 Pengertian Pengadaan Secara Elektronik (E- tingginya dalam uraian diatas dapat berupa: Kualitas
Procurement) terbaik., Penyerahan tepat waktu, Kuantitas
Pengadaan secara elektronik atau E- terpenuhi, Mampu bersinergi dengan barang/jasa
Procurement adalah Pengadaan Barang/Jasa yang lainnya, Terwujudnya dampak optimal terhadap
dilaksanakan dengan menggunakan teknologi keseluruhan pencapaian kebijakan atau program.
informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka
ketentuan perundang-undangan. penulis dapat menyimpulkan bahwa efektifitas adalah
pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana

18 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018


ISSN : 2579-969X

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan Menurut Kementerian Keuangan Republik
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang Indonesia karakteristik dalam menentukan efisiensi
atas jasa kegiatan yang dijalankannya dan pengadaan barang dan jasa pemerintah antara lain:
penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.Serta 1. Penilaian kebutuhan, apakah suatu barang/jasa
memiliki manfaat berupa, Kualitas yang baik, benar-benar diperlukan oleh suatu instansi
Penyerahan tepat waktu, Kuantitas yang sesuai, pemerintah.
Bersinergi, dan Memiliki dampak yang optimal. 2. Penilaian metode pengadaan harus dilakukan
secara tepat sesuai kondisi yang ada. Kesalahan
2.3 Pengertian dan Karakteristik Efektif dan pemilihan metode pengadaan dapat
Efisien mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu.
Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana 3. Survey harga pasar sehingga dapat dihasilkan
dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara HPS (Harga Perkiraan Sendiri) dengan harga
sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan yang wajar.
sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat 4. Evaluasi dan penilaian terhadap seluruh
disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan penawaran dengan memilih nilai value for money
terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, yang terbaik.
ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari anggota 5. Dalam proses pemilihan penyedian barang/jasa
serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil harus diterapkan prinsip-prinsip dasar lainnya.
yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian (http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artik
antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang el/147-artikel-anggaran-dan-
dicapai. (Abdurahmat dalam Othenk (2008: 7)). perbendaharaan/19693-artikel-prinsip-prinsip-
Pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan pengadaan-barang-jasa-apakah-harus-
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat dipedomani).
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan. Manfaat setinggi- Berdasarkan definisi beberapa ahli dan peraturan
tingginya dalam uraian diatas dapat berupa: diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
1. Kualitas terbaik. efisiensi adalah suatu proses penyelesaian suatu
2. Penyerahan tepat waktu. pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan dengan
3. Kuantitas terpenuhi. penuh kemampuan yang dimiliki dan tidak
4. Mampu bersinergi dengan barang/jasa lainnya. berdampak pada pemborosan atau pengeluaran yang
5. Terwujudnya dampak optimal terhadap tidak berarti dan mengandung unsur penilaian metode
keseluruhan pencapaian kebijakan atau program yang tepat, penilaian kebutuhan, survey harga pasar
yang sesuai, evaluasi penilaian yang baik,
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka melaksanakan prinsip-prinsip dasar dalam pengadaan
penulis dapat menyimpulkan bahwa efektifitas adalah barang dan jasa.
pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana Menurut Lubis (2014), Pengertian
dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan Efisiensi adalah suatu proses internal atau sumber
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang daya yang diperlukan oleh organisasi untuk
atas jasa kegiatan yang dijalankannya dan menghasilkan satu satuan output. Oleh sebab itu
penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya. Serta efisiensi dapat diukur sebagai ratio output terhadap
memiliki manfaat berupa, kualitas yang baik, input
penyerahan tepat waktu, kuantitas yang sesuai, Menurut Rahardjo Adisasmita (2014),
bersinergi, dan memiliki dampak yang optimal. Efisiensi merupakan komponen-komponen input
Menurut Susilo (2014: 12), efisiensi adalah yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya
suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak
suatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak
dengan penuh kemampuan yang dimiliki. berarti.
(http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertia Menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 seperti yang
n-efisiensi-efektivitas-dan.html). termuat dalam Pasal 3, bahwa dalam pelaksanaan
Menurut Lubis (2014: 20), Efisiensi adalah pengadaan barang dan jasa pemerintah mengandung
suatu proses internal atau sumber daya yang prinsip antara lain :
diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu a. Efektif
satuan output. Oleh sebab itu efisiensi dapat diukur Dengan penerapan prinsip efektif maka
sebagai ratio output terhadap input pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan
Menurut Rahardjo Adisasmita (2014: 79), kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat
Efisiensi merupakan komponen-komponen input memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak b. Efisien
pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak Pengadaan barang dan jasa harus diusahakan
berarti. Sedangkan, dengan menggunakan dana dan daya yang

Eka Jumarni Fithri dkk, Analisis Komparatif Efektifitas dan Efisiensi E-Procerement dalam... 19
ISSN : 2579-969X

terbatas untuk mencapai sasaran yang kualitas terbaik, penyerahan yang tepat pada
ditetapkan dalam waktu yang sesingkat- waktunya, jumlah yang terpenuhi/cukup, mampu
singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. bersinergi dengan barang dan jasa lainnya, serta
Dengan kata lain, Efisien artinya dengan terwujudnya optimalisasi terhadap keseluruhan
menggunakan sumber daya yang optimal dapat pekerjaan/program. Kemudian,
diperoleh barang/jasa dalam jumlah, kualitas, Efeisiensi dalam Pengadaan barang dan jasa
waktu sebgaimana yang direncanakan. pemerintah menurut Keppres No. 80 Tahun 2003,
c. Terbuka artinya pengadaan barang dan jasa harus diusahakan
Pengadaan barang dan jasa harus terbuka bagi dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas
penyedia barang dan jasa yang memenuhi untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
persyaratan sesuai dengan aturan yang yang sesingkat-singkatnya dan dapat
berlaku.Prinsip terbuka adalah memberikan dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, efisien
kesempatan kepada semua penyedia barang/jasa artinya dengan menggunakan sumber daya yang
yang kompeten untuk mengikuti pengadaan. optimal dapat diperoleh barang/jasa dalam jumlah,
d. Bersaing kualitas, waktu sebgaimana yang direncanakan.
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa harus Berdasarkan sumber dari kementrian keuangan,
melalui persaingan yang sehat di antara efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa
penyedia barang dan jasa yang setara dan pemerintah dapat diukur dengan penilaian kebutuhan,
memenuhi syarat /kriteria tertentu berdasarkan penilaian metode yang digunakan, survey terhadap
ketentuan dan prosedur yang jelas dan harga pasar yang berlaku umum dengan harga yang
trasparan. wajar, dan evaluasi terhadap seluruh penawaran
e. Transparan dengan memilih nilai yang sesuai.
Semua ketentuan dan informasi mengenai Menurut Perpres No. 4 Tahun 2015 dalam Pasal 01
pengadaan barang dan jasa, termasuk syarat menyatakan pengadaan barang dan jasa pemerintah
teknis administrasi pengadaan, tata cara yang selanjutnya disebut dengan pengadaan
evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
penyedia barang dan jasa, sifatnya terbuka bagi barang/jasa oleh kementerian/lembaga/satuan kerja
peserta penyedia barang dan jasa yang berminat perangkat daerah/institusi yang prosesnya dimulai
serta bagi masyarakat luas umunya. dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
f. Adil/tidak diskriminatif seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.
Memberikan perlakuan yang sama bagi semua Berdasarkan peraturan-peraturan dan teori-teori
calon penyedia barang dan jasa dan tidak terdahulu tentang keterkaitan efektifitas dan efisiensi
mengarah untuk memberi keuntungan kepada e-procurement yang penulis peroleh, maka penulis
pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan dapat menggambarkan hubungan antar variabel
apapun. penelitian dalam bentuk bagan sebagai berikut:
g. Akuntabel
Harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan
maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan Efektivitas
tugas umum pemerintahan dan pelayanan ( X1)
masyarakat sesuai dengan prinsipprinsip serta e-procurement
ketentuan yang berlaku dalam pengadaan Pengadaan
Efisiensi Barang dan
barang dan jasa.
(X2) Jasa
Pemerintah
2.4 Kerangka Pemikiran (Y)
Kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan 2.1 Gambar Paradigma Penelitian
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi Efektifitas dan Efisiensi Pengadaan Barang dan
sebagai suatu hal yang penting dan mendasar dan Jasa Pemerintah.
serta pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk
proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan
dilakukan. (Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013: 3. METODELOGI PENELITIAN
60)).
Efektifitas dalam pengadaan barang dan jasa 3.1 Jenis Penelitian
pemerintah menurut Keppres No. 80 Tahun 2003, Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut
artinya pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan Sugiono (2014: 07) metode penelitian kuantitatif
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
dengan sasaran yang ditetapkan. Adapun cara untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya untuk teknik pengambilan sampel pada umumnya
sasaran yang ditetapkan dapat di ukur melalui dilakukan secara random, pengumpulan data

20 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018


ISSN : 2579-969X

menggunakan instrument penelitian, analisis data procurement sangat diperlukan untuk mengetahui
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk sejauh mana pandangan, pendapat, penilaian, dan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. sikap mereka terhadap penerapan pengadaan barang
dan jasa secara elektronik (e-procurement) pada
3.2. Populasi dan Sampel pemerintah provinsi sumatera selatan. Adapun
Populasi dalam penelitian ini seluruh SKPD responden dalam penelitian ini adalah pihak yang
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri terlibat langsung dalam proses e-procurement pada
dari 43 SKPD. Berdasarkan Jumlah SKPD yang ada instansi pemerintah provinsi sumatera selatan, yang
pada struktur Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mana terdiri dari:
diatas maka penelitian tidak mengambil data 1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
diseluruh seluruh populasi tetapi menarik sampel dari 2. Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna
populasi yang ada. Adapun teknik dalam Anggaran (KPA)
pengambilan sampel penelitian ini penulis 3. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu untuk 4. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
memperoleh sampel yang memenuhi kriteria tertentu 5. Unit Layanan Pengadaan (ULP)
dibutuhkan karakteristik sampling Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh 5 Sehubungan dengan itu, adapun karakteristik
sampel dari 43 SKPD yang ada di provinsi sumatera data responden dalam penelitian ini dikategorikan
selatan yaitu: Biro Administrasi Pembangunan berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan, Instansi,
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sebagai unit Jabatan dalam Kepanitiaan, Berapa kali menjadi
layanan pengadaan (ULP), Dinas Komunikasi dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa, Kepemilikan
Informatika Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Sertifikat Pengadaan Barang/Jasa, serta Sejak Kapan
sebagai layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), Instansi tersebut menggunakan e-procurement.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Berdasarkan karakteristik tersebut berikut ini adalah
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Dinas hasil pengisian identitas data kuisioner yang penulis
Pekerjaan Umum Pengairan Pemerintah Provinsi terima dari beberapa responden pada instansi
Sumatera Selatan, dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta pemerintah provinisi sumatera selatan yang menjadi
Karya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang sampel dalam penelitian.
nilai pengadaan barang dan jasanya paling tinggi Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30
dibandingkan dengan dinas lainnya. responden, dari 30 kuisioner yang penulis bagikan
seluruhnya dapat diolah karena semua kuisioner yang
3.3. Jenis Data penulis bagikan telah diisi secara lengkap oleh
Dalam Penulisan Skripsi ini, Penulis menggunakan responden. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 4.1
jenis data berdasarkan sumbernya yaitu data primer. tentang Rincian Pembagian dan Pengembalian
Menurut Arikunto ( 2010:172), data primer Kuisioner:, unuk indikator kuantitas terpenuhi, dapat
merupakan data yang diperoleh/ dikumpulkan oleh dilihat bahwa pengisian kuisioner ketika setelah
peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data menggunakan e-procurement dominan memiliki skor
primer biasanya disebut dengan data asli/ data baru yang lebih besar dari pada sebelum menggunakan e-
yang mempunyai sifat up to date. Cara yang bisa procurement, artinya untuk indikator pertanyaan
digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu kuantitas terpenuhi juga mengalami peningkatan
Observasi, Diskusi, Wawancara, Serta penyebaran setelah menggunakan e-procurement, untuk indikator
Kuisioner pertanyaan dampak optimal pengisian kuisioner
ketika setelah menggunakan e-procurement juga
3.4. Teknik Analisis Data lebih besar dari pada sebelum menggunakan e-
penelitian ini analisis data akan menggunakan teknik procurement, artinya pelaksanaan pelaksanaan
statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012: 148) pengadaan barang dan jasa pada indikator dampak
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan optimal juga mengalami peningkatan yang signifikan
untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan dari pada sebelum menggunakan e-procurement, dan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk indikator pertanyaan bersinergi dengan
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat pengadaan lainnya dapat dilihat bahwa skor
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau pengisian kuisioner ketika setelah menggunakan e-
generalisasi. procurement relatif sama dengan sebelum
penggunaan e-procurement, artinya penerapan prinsip
sebelum dan sesudah menggunakan e-procurement
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN telah di jalankan dari sebelum menggunakan e-
procurement sehingga pelaksaan pengadaan dengan
Karakteristik Responden menggunakan e-procurement tidak terlalu mengalami
peningkatan
Dalam penelitian ini, pendapat para pihak Hasil penelitian didukung oleh teori
yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan e- tentang teknologi informasi yang mengatakan bahwa,

Eka Jumarni Fithri dkk, Analisis Komparatif Efektifitas dan Efisiensi E-Procerement dalam... 21
ISSN : 2579-969X

kehadiran teknologi informasi idealnya memudahkan Berdasarkan hasil uji reliabilitas bahwa nilai
berbagai pekerjaan manusia sehingga pekerjaan yang cronbach’s alpha > 0.70 maka data tersebut reliabel
dilakukan dapat menjadi lebih efektif dan efisien. E- dan klasifikasi reliabilitas termasuk
Procurement dapat pula meningkatkan efisiensi dan sangat tinggi, karena nilai cronbach’s alpha berada
efektifitas pada pengadaan barang dan jasa, diantara 0.8 - 0.9 ≤ rh < 1. Jadi dapat diartikan
mengurangi biaya, menaikkan kompetisi, untuk seluruh instrumen dari hasil uji reliabilitas Efektifitas
menjamin persamaan kesempatan dan perlakuan. dan Efisiensi baik sebelum ( maupun setelah e-
Secara umum, tujuannya adalah menjamin integritas, procurement reliabel, sehingga seluruh data tersebut
kepercayaan masyarakat, dan transparansi dalam dapat digunakan sebagai bahan penelitian.
prosedur pengadaan barang/jasa umum.
Tabulasi kuisioner efisiensi setelah menggunakan e- 4.3 Uji Normalitas
procurement relatif lebih besar dari pada sebelum Rangkuman hasil uji normalitas efektifitas sebelum
menggunakan e-procurement. Artinya, pelaksanaan (0.073 ) maupun setelah (0.200 ) e-procurement
pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan e- untuk efektifitas dan efisiensi baik sebelum maupun
procurement juga lebih efisiensi dibandingkan secara setelah e-procurement berdistribusi normal karena
manual atau sebelum menggunakan e-procurement berdasarkan teori normalitas suatu data dinyatakan
diukur dari tiap indikator diatas seperti, untuk berdistribusi normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed)
indikator pertanyaan penilaian kebutuhan dapat hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov ≥ 0.05
dilihat bahwa pengisian kuisioner setelah sehingga seluruh data tersebut dinyatakan normal dan
menggunakan e-procurement relatif lebih tinggi dapat digunakan sebagai bahan penelitian.
dibandingkan sebelum menggunakan e-procurement,
artinya untuk indikator pertanyaan penilaian 4.4.Uji Beda Berpasangan T-Test
kebutuhan mengalami peningkatan setelah
pelaksanaan menggunakan e-procurement, untuk Rangkuman Hasil Uji Paired Sample T-Test
indikator pertanyaan pemilihan metode dapat dilihat Efektifitas Setelah dan Sebelum E-Procurement
bahwa dari hasil pengisian kuisioner setelah
menggunakan e-procurement tidak terlalu mengalami
peningkatan yang besar, artinya penerapan prinsip
efisiensi untu

Tabel 4.1 Rincian Pembagian Kuisioner dan


Pengembalian Kuisioner

Sumber: Output SPSS Statistic 23

Hasil uji paired sample t-test setelah dan sebelum e-


procurement,bahwa nilai t hitung adalah sebesar
6.117 dengan nilai signifikansi 0.000 karena nilai
tersebut dibawah 0.05 (≤ 0.05) artinya tingkat
efektifitas setelah dan sebelum e-procurement adalah
kuat dan signifikan.
Sumber: data yang diolah, 2017
Rangkuman Hasil Uji Paired Sample T-Test
4.1 Uji Validitas Efisiensi Setelah dan Sebelum E-Procurement
Hasil uji validitas menggunakan IBM SPSS Statistic
23 untuk Efektifitas sebelum , setelah e-procurement
dan untuk Efeisiensi sebelum, setelah e-procurements
menyatakan bahwa pertanyaan yang diajukan dalam
penelitian ini di nyatakan valid dengan nilai r hitung
lebih besar dari r tabel (taraf signifikansi 0.05 untuk
df(n-2)= 30). Jadi, dapat disimpulkan bahwa data
yang ada dalam penelitian (Valid) variabel Efektifitas
(X1) dan Efisiensi (X2) sebelum dan setelah e-
procurement dapat digunakan sebagai penelitian

4.2 Uji Reliabilitas

22 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018


ISSN : 2579-969X

Berdasarkan hasil uji paired sample t-test diatas pertanyaan penerapan prinsip pengadaan telah
maka hasil uji paired sample t-test efisiensi setelah dijalankan dengan baik dari sebelum menggunakan e-
dan sebelum e-procurement, bahwa nilai t hitung procurement
adalah sebesar 9.805 dengan nilai signifikansi 0.000 Sejalan dengan itu, Menurut Kementerian Keuangan
karena nilai tersebut dibawah 0.05 (≤ 0.05) artinya Republik Indonesia, karakteristik dalam menentukan
tingkat efisiensi setelah dan sebelum e-procurement efisiensi pengadaan barang dan jasa pemerintah dapat
adalah kuat dan juga signifikan. diukur dengan penilaian kebutuhan, penilaian metode
pengadaan, survei harga, dan penerapan prinsip-
Dari hasil pengujian diatas maka dapat prinsip dasar. Artinya, pelaksanaan pengadaan barang
disimpulkan bahwa hasil uji paired sample t-test dan jasa dengan menggunakan e-procurement juga
efektifitas sebelum maupun setelah dan sebelum e- lebih efisiensi dari pada secara manual atau sebelum
procurement sebesar 6.117 dan efisiensi sebelum menggunakan e-procurement ditinjau dari segi
maupun setelah dan sebelum e-procurement,bahwa kebutuhan, penentuan metode, survei harga, dan
nilai t hitung adalah sebesar 9.805 dengan nilai penerapan prinsip-prinsip dasar pengadaan.
signifikansi 0.000 karena nilai tersebut dibawah 0.05
(≤ 0.05) artinya tingkat efisiensi setelah dan sebelum
e-procurement adalah kuat dan juga signifikan. 5.KESIMPULAN

4.5 Pembahasan Berdasarkan dari hasil pembahasanan maka


Skor total efektifitas setelah menggunakan e- komparatif efektifitas dan efisiensi e-procurement
procurement dominan lebih besar dari pada sebelum maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
menggunakan e-procurement. Artinya, pelaksanaan 1. Pelaksanaan pengadaan secara elektronik (E-
pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan e- Procurement) lebih efektif ditinjau dari segi
procurement lebih efektif dibandingkan secara biaya, waktu, risiko, kualitas, kuantitas, dan
manual atau sebelum menggunakan e-procurement tenaga dibandingkan secara manual atau
diukur berdasarkan indikator pertanyaan kualitas sebelum menggunakan e-procurement hal
terbaik, dapat dilihat bahwa ketika pelaksanaan tersebut terbukti dari hasil pengisian kuisioner
sebelum menggunakan e-procurement lebih kecil oleh responden dalam penelitian ini, hasil
dari pada setelah menggunakan e-procurement, pengolahan data menggunakan IBM SPSS
artinya terdapat perubahan yang signifikan pada Statistic 23, teori yang mendukung hasil
indikator pertanyaan kualitas terbaik, untuk indikator tersebut, serta kesesuaian sesuai dengan prinsip-
pertanyaan tepat waktu dapat dilihat bahwa pengisian prinsip yang diatur dalam PerPres No. 54 Tahun
kuisioner ketika setelah menggunakan e-procurement 2010 tentang pengadaan barang dan jasa
dominan memiliki skor yang lebih besar dari pada pemerintah.
sebelum menggunakan e-procurement, artinya 2. Pelaksanaan pengadaan secara elektronik (E-
terdapat perubahan yang signifikan pada indikator Procurement) lebih efisien ditinjau dari segi
pertanyaan tepat waktu k indikator pemilihan metode kebutuhan, harga pasar, metode, waktu, dan
telah dilaksanakan dengan baik dari sebelum penerapan prinsip-prinsip pengadaan
menggunakan e-procurement. Untuk indikator dibandingkan secara manual atau sebelum
pertanyaan perkiraan HPS dapat dilihat juga dari menggunakan e-procurement hal tersebut juga
hasil pengisian kuisioner diatas yang mana terbukti dari hasil pengisian kuisioner oleh
pelaksanaan setelah menggunakan e-procurement responden dalam penelitian ini hasil pengolahan
juga relatif sama dengan pelaksanaan sebelum data menggunakan IBM SPSS Statistic 23, teori
menggunakan e-procurement artinya, penerapan yang mendukung hasil tersebut, serta kesesuaian
prinsip efisiensi untuk indikator perkiraan HPS tidak dengan prinsip-prinsip yang diatur dalam
mengalami perubahan yang signifikan berarti PerPres No. 54 Tahun 2010 tentang pengadaan
penerapan prinsip tersebut telah dilaksanakan dengan barang dan jasa pemerintah.
baik dari pelaksaan sebelum menggunakan e-
procurement. Untuk indikator pertanyaan evaluasi
penawaran dapat dilihat dari hasil pengisian kuisioner DAFTAR PUSTAKA
bahwa pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
setelah menggunakan e-procurement mengalami Andriyani, Susan. 2012. Analisis Efektifitas Hukum dalam
peningkatan yang signifikan dari pada sebelum Penerapan Pengadaan Barang dan Jasa Secara
menggunakan e-procurement artinya, untuk indikator Elektronik (E-Procurement) Serta Peranan Lembaga
evaluasi penawaran mengalami peningkatan yang Pengawas Terhadap Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah. Universitas Indonesia, Jakarta:
signifikan setelah menggunakan e-procurement dan Tesis yang dipublikasikan.
untuk indikator penerapan prinsip pengadaan dapat Angraeni, Wulan, Retno. 2013. Efektifitas dan Efisiensi E-
dilihat bahwa relatif tidak mengalami perubahan Procurement dalam Pengadaan Barang/Jasa.
yang signifikan antara sebelum dan sesudah Universitas Pembangunan Nasional Veteran,
menggunakan e-procurement, artinya untuk indikator Surabaya: Skripsi yang dipublikasikan.

Eka Jumarni Fithri dkk, Analisis Komparatif Efektifitas dan Efisiensi E-Procerement dalam... 23
ISSN : 2579-969X

Dewata, Evada, dkk. 2015. Modul Pembelajaran Metode Republik Indonesia. 2010. Peraturan Presiden No. 54
Penelitian. Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Sriwijaya, Palembang. Jakarta. Sekretariat Negara.
Guswandi, Rio. 2013. Kebijakan, Prosedur dan Republik Indonesia. 2011. Peraturan Presiden No. 35
Pengendalian untuk Mendorong Efisiensi Perubahan atas Peraturan Presiden No. 54
Pengadaan Barang/Jasa Khususnya Pengadaan tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Barang Kabupaten Lima Puluh Kota. Universitas Jakarta. Sekretariat Negara.
Negeri Padang. Padang: Karya Ilmiah yang Republik Indonesia. 2012. Peraturan Presiden No. 70
dipublikasikan. Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Lubis Samman Abu. 2015. Urgensi Kebijakan Dalam No. 54 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah. Pemerintah. Jakarta. Sekretariat Negara.
(http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/1 Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden No. 172
47-artikel- anggaran-dan-perbendaharaan/19693- Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden
artikel-prinsip-prinsip-pengadaan- barang- No. 54 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
jasa-apakah-harus-dipedomani), diakses pada 3 Maret Pemerintah. Jakarta. Sekretariat Negara.
2017. Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden No. 4
Nasution, Patimah, Siti. 2012. Evaluasi Pengadaan Perubahan Keempat atas Peraturan
Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E- Presiden No. 54 tentang Pengadaan Barang/
Procurement) Pada LPSE Kementrian Keuangan. Jasa Pemerintah. Jakarta.
Universitas Indonesia, Jakarta: Tesis yang Sekretariat Negara.
dipublikasikan. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Republik Indonesia. 2003. Keputusan Presiden No. 30 Methods). Bandung: Alfabeta.
tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah. Jakarta. Sekretariat Negara.

24 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai