BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
publik. Pihak tersebut dalam hal ini adalah pemerintah. Pengeloaan dan
tujuan organisasinya.
2.3 E-Procurement
ketentuan perundang-undangan”.
antara lain:
14
keuangan negara.”
berikut:
1. Persiapan Pengadaan
a. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) menetapkan paket
pekerjaan dalam SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik)
dengan memasukkan: Nama paket, Lokasi, Kode anggaran,
Nilai Pagu, Target pelaksanaan, dan Kepanitiaan.
b. Panitia Pengadaan memasukkan ke dalam SPSE:
19
6. Proses Evaluasi
a. Pada tahap pembukaan file penawaran, Panitia
Pengadaan dapat mengunduh (download) dan
melakukan dekripsi file penawaran tersebut dengan
menggunakan APENDO.
b. Terhadap file penawaran yang oleh tidak dapat dibuka,
Panitia Pengadaan wajib menyampaikan file penawaran
terenkripsi yang tidak dapat dibuka (dekripsi) kepada
LPSE untuk dilakukan analisa dan bila dianggap perlu
LPSE dapat menyampaikan file penawaran tersebut
kepada Direktorat e-procurement LKPP (Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah).
c. Panitia Pengadaan dimungkinkan melakukan
pemunduran jadwal pada paket pekerjaan tersebut.
d. Proses evaluasi (administrasi dan teknis, harga, kualifikasi)
terhadap file penawaran dilakukan secara manual (off line)
di luar SPSE, dan selanjutnya hasil evaluasi tersebut
dimasukkan ke dalam SPSE.
e. Proses evaluasi kualifikasi dapat dilakukan dengan
meminta dan memeriksa semua dokumen penawaran
asli calon pemenang lelang.
7. Lelang Gagal dan Pelelangan Ulang
a. Dalam hal Panitia Pengadaan memutuskan untuk
melakukan pelelangan ulang, maka terlebih dahulu
Panitia Pengadaan harus membatalkan proses lelang paket
pekerjaan yang sedang berjalan (pada tahap apapun) pada
SPSE dan memasukkan alasan penyebab pelelangan
harus diulang.
b. Informasi tentang pelelangan ulang ini secara otomatis
akan terkirim melalui email kepada semua peserta lelang
paket pekerjaan tersebut.
8. Pengumuman Calon Pemenang Lelang pada tahap
Pengumuman pemenang dan PPK telah menetapkan
pemenang lelang suatu paket pekerjaan, SPSE secara otomatis
akan menampilkan informasi pengumuman pemenang paket
pekerjaan dimaksud, dan juga mengirim informasi ini melalui
email kepada seluruh peserta lelang paket pekerjaan tersebut.
9. Sanggah
a. Peserta lelang hanya dapat mengirimkan 1 (satu) kali
sanggahan kepada PPK suatu paket pekerjaan yang
dilakukan secara online melalui SPSE.
b. SPSE memungkinkan PPK untuk melakukan jawaban
terhadap sanggahan Peserta lelang yang dikirimkan setelah
batas akhir waktu sanggah.
21
1) e-Tendering
e-Tendering adalah tata cara pemilihan pemasok yang
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua
pemasok yang terdaftar pada sistem pengadaan secara
elektronik.
2) e-Bidding
e-Bidding merupakan pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa dengan cara penyampaian informasi dan/atau data
pengadaan dari penyedia barang dan jasa, dimulai dari
pengumuman sampai dengan pengumuman hasil pengadaan,
dilakukan melalui media elektronik antara lain menggunakan
media internet, intranet dan/atau electronic data interchange
(EDI).
3) e-Catalogue
e-Catalogue adalah sistem informasi elektronik yang memuat
daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari
berbagai penyedia barang dan jasa.
22
4) e-Purchasing
e-Purchasing adalah tata cara pembelian barang dan jasa
melalui sarana e-Catalogue.
Barang/Jasa.
yang diperlukan, (b) keterampilan profesional, dan (c) nilai, etika, dan sikap
professional).
dengan efektif.
1. Motif (motive);
2. Sifat (traits);
3. Konsep diri (self-concept);
4. Pengetahuan (knowledge);
5. Keterampilan (skill).
berikut:
yakni:
kepemimpinan;
c. kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja
berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Pengadaan Barang/Jasa.
kontrak pengadaan barang dan jasa dengan penyedia barang dan Jasa
atau pelaksana. Agar dapat ditetapkan sebagai PPK, maka seorang PPK
a. Memiliki integritas;
b. Memiliki disiplin tinggi;
c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial
untuk melaksanakan tugas;
d. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki
keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN;
e. Menandatangani Pakta Integritas;
f. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) atau Bendahara; dan
g. Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa.
26
2.5 Integritas
pernyataan yang berisi janji untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi,
sebagai berikut:
baik pribadi maupun kelompok dan secara langsung atau tidak langsung
lain.
sikap mental tidak pernah merasa cukup. Pelaku korupsi hanya tidak
1. Tekanan (Pressure)
2. Kesempatan (Opportunity)
3. Pembenaran (Rationalization)
berikut:
1. Tekanan
2.Kesempatan
32
3. Pembenaran
diterimanya.
berikut:
barang dan jasa adalah Kepres No. 80 tahun 2003, perlu dikaitkan
2. Prosedur transparan
34
Pembeli membuka dokumen tender pada waktu dan tempat yang telah
4. Evaluasi penawaran
Bersamaan dengan itu langkah ini adalah salah satu langkah yang
5. Melimpahkan wewenang
kontrak besar, diperlukan waktu lebih dari dua tahun paling tidak, untuk
Kecurangan
a. Keserakahan (Greeds)
b. Kesempatan (Opportunities)
c. Kebutuhan (Needs)
d. Pengungkapan (Exposure)
1. Keserakahan
benar.
2. Kesempatan
3. Kebutuhan
kinerjanya.
4. Pengungkapan
tegas, salah satunya perlu dilakukan pelaksana sanksi yang tegas dan
dalam
memberikan
efek jera.
Variabel :
1. Pencegahan
Fraud
Indikator
variabel yang
digunakan
dalam
penelitian ini
diadopsi dari
instrumen
yang diadopsi
oleh Nuryanti
(2015),
adapun
indikator
tersebut
diantaranya
memperkuat
kerangka
hokum,
prosedur
transparan,me
mbuka
dokumen
tender,
evaluasi,
melimpahkan
wewenang dan
pemeriksaan.
2. E-
procurement
Indikator yang
digunakan
merupakan
indikator yang
dikembangkan
oleh
Oemarmadi
(2009),
adapun
indikator
tersebut
diantaranya
40
adalah
perencanaan
pengadaan,
pengumuman
lelang,
pendaftaran &
pengambilan
dokumen,
penyerahan
penawaran,
evaluasi,
pengumuman
calon
pemenang dan
sanggahan.
3. Sistem
pengendalian
internal
pemerintah
Variabel SPIP
diukur
berdasarkan
indikator yang
telah
dikembangkan
Purwitasari
(2013),
adapun
indikator
tersebut
diantaranya
adalah
lingkungan
pengendalian,
penilaian
risiko, aktivitas
pengendalian,
informasi &
komunikasi
dan
pemantauan.
4. Budaya etis
organisasi
Variabel ini
diukur
berdasarkan
41
indikator yang
dikembangkan
oleh
Simbolon(2017
) yang
diantaranya
pimpinan
sebagai
teladan,
adanya kode
etik, seminar
kode etik,
sanksi atas
pelanggaran
kode etik dan
pengawas
kode etik.
Metode Analisis
Metode
analisis yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah
moderated
regression
analysis.
Penelitian : pelalawan.
Metode analisis
data yang
digunakan
adalah regresi
linier berganda
(multiple linear
regression).