TINJAUAN PUSTAKA
Yen dan Ng (2003, dalam Wojciech dan Irani, 2010) menjelaskan bahwa e-procurement
merupakan pengadaan, negosiasi dengan agen penyuplai dan koordinasi R and D yang
Pemerintah) melalui Peraturan Presiden No.106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
procurement dilakukan dan dipantau langsung oleh LPNK melalui Pusat Layanan Pengadaaan
Secara Elektronik (Pusat LPSE). Pusat Layanan Pengadaaan Secara Elektronik (Pusat LPSE)
adalah Unit Kerja setingkat Eselon II di bawah Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
Pusat LPSE adalah pengelola LPSE Kementerian Keuangan. Pusat LPSE dibentuk berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/2009. Dasar hukum pembentukan LPSE adalah
Pasal 111 Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah yang ketentuan
teknis operasionalnya diatur oleh Peraturan Kepala LKPP Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan
barang/jasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan
dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. LPSE
secara elektronik Kementerian / Lembaga, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri
dan Transaksi Elektronik, bahwa pemanfaatan teknologi informasi berperan penting dalam
definisi yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang ditetapkan pada tanggal 6 Agustus 2010, pengertian “Informasi
dan Transaksi Elektronik” yang tertulis dalam undang-undang tersebut adalah perbuatan hukum
yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik
lainnya. E-procurement secara umum dapat diartikan sebagai proses pengadaan barang/jasa yang
pelaksanaannya dilakukan secara elektronik atau lebih tepatnya berbasis web/internet dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum,
pra-kualifikasi dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis website.
memberikan kontribusi bagi penciptaan nilai tambah efisien dan efektif.Selain itu proses
pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan menggunakan e-procurement secara
selain itu biaya operasional dapat dikurangi secara signifikan karena tidak diperlukan lagi
penyerahan dokumen fisik dan proses administrasi yang memakan waktu dan biaya (ekonomis),
Pasal 107 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 menjelaskan bahwa pengadaan
Tata cara pengadaan barang/jasa melalui e-procurement menurut Peraturan Kepala LKPP
Nomor 5 Tahun 2011 tentang Standar Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara
Secara umum dan ringkas menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor54
a. Panitia Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ) mengisi formulir isian pendaftaran yang telah diisi
lengkap, menyampaikan formulir tersebut kepada admin agensi LPSE guna mendapatkan
user ID dan password yang akan dipergunakan untuk mengakses aplikasi SPSE.
b. Panitia membuat jadwal pelelangan dan menyusun dokumen pengadaan untuk disetujui
barang/jasa, aplikasi SPSE, dan portal pengadaan nasional. Pengumuman tersebut disertai
e. Pendaftaran pelelangan dilakukan secara elektronik (online) pada aplikasi SPSE, dan
f. Penjelasan pekerjaan (aanwijzing) yang berupa forum tanya jawab dilakukan melalui
(encrypt) dan dikirim (upload) melalui aplikasi SPSE dan dibuka (decrypt) secara
elektronik.
i. Berita acara evaluasi penawaran dapat di-download oleh peserta pengadaan melalui
aplikasi SPSE.
j. Berita Acara Hasil Pelelangan dapat di-download oleh peserta pengadaan melalui aplikasi
SPSE.
k. Pengumuman pemenang lelang diumumkan pada aplikasi SPSE dan website instansi
yang mengadakan pelelangan barang/jasa, serta dikirimkan juga melalui e-mail kepada
l. Sanggah hasil lelang (jika ada) dilakukan dengan cara berkomunikasi online atau
mengirim file sanggahan melalui aplikasi SPSE sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
2.1.1.4 PermasalahanE-Procurement
menguntungkan, namun tentu saja tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Beberapa kekurangan
justru berpotensi menerima barang/jasa yang tidak sesuai standar. Selain itu proses lelang
b. Pengadaan barang/jasa yang bersifat sulit diukur (intangible) seperti biaya konsultasi,
lembaga penyidik/anti korupsi seperti BPK, KPK, Polisi dan Kejaksaan. Pemahaman
dalam menentukan harga barang/jasa yang layak sesuai spesifikasi atau “kelas” seringkali
c. Begitu besarnya sorotan publik (masyarakat dan lembaga penyidik) dan makin banyaknya
belum ada standar baku mengenai standar proses e-procurement, waktu, penggunaan
dilakukan dengan :
a. Membeli dari manufaktur, penjual grosir, maupun pengecer dari katalog- katalog mereka
b. Membeli dari katalog yang terhubung dengan para penjual atau membeli di mal-mal
industri.
d. Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana suppliers bersaing dengan yang
pembeli.
g. Berkolaborasi dengan para suppliers untuk berbagi informasi tentang penjualan dan
waktu pengiriman.
Sistem informasi merupakan suatu kombinasi antara sistem dan informasi. Secara
sederhana sistem dapat diartikan sebagai kumpulan unit-unit yang saling berinteraksi saling
mempunyai dua kondisi penting, yaitu unit-unit terkait harus saling berinteraksi dan unit-unit
tidak terdapat yang menjadi independen. Istilah sistem secara umum dapat didefinisikan sebagai
kumpulan hal atau elemen yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara
tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai
suatu tujuan. Suatu sistem sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan, organisasi atau instansi
pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan, organisasi atau
instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik
diperlukan kerjasama yang baik pula diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.
Informasi menurut Madden (2000) adalah sebuah stimulus dalam sistem tertentu yang dapat
nyata. Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahandata dalam suatu
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
Istilah sistem informasi menekankan pada dua cara, yaitu komponen-komponen yang
membuat sistem informasi dan peran bahwa komponen tersebut mempunyai fungsi mengelola
dalam sebuah organisasi (Bourgeois, 2014). Komponen sistem informatika terdiri dari orang-
orang, teknologi seperti hardware-software, jaringan komunikasi, terproses dan data. Peran
komponen berfungsi dalam sebuah sistem adalah semakin dikembangkannya komponen tersebut
ke arah lebih modern dari masa ke masa. Bourgeois (2014) menjelaskan bahwa sistem informasi
berawal pada tahun 1950-an yaitu era mainframe, kemudian tahun 1975-an revolusi PC, tahun
1980-an server klien, tahun 1990-an Word-Wide-Web and e-commerce, pertengahan tahun 2000
Web 2.0, dan saat ini yaitu Post-PC. Cornford dan Shaikh (2013) menegaskan kharakteristik
sistem informasi, paling sedikitnya memiliki hubungan antara empat objek yang saling terkait,
yaitu teknologi digital sebagai alat pemprosesan, sumber daya manusia sebgai bagian penggerak
atau menggunakan sistem informasi, tugas sebagai persyaratan dan keperluan spesifik, dan
struktural sosial atau organisasional sebagai tempat terbangunnya sistem informasi. Kemudian
sistem informasi memberikan kebutuhan salah satunya penyediaan data yang dapat memberikan
yaitu menggunakan sebuah teknologi seperti PC, internet, social networking, database, dll.
Secara konsepsistem informasi dikatakan baik apabila sistem tersebut dapat berjalan berdasarkan
yang dapat memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang baik (Gricelli et al.,
2014).
2.1.3 Kesuksesan Sistem Informasi
Kesuksesan sistem informasi dalam penelitian ini yaitu merujuk pada pada dimensi-
dimensi DeLone and McLean Information System Success Model updated (2003) yaitu penilaian
pengguna atas kualitas pelayanan dan kualitas informasi yang dijabarkan pada kepuasan
pengguna dan penggunaan terhadap sistem yang digunakan tersebut serta manfaat yang
dihasilkan atas penggunaan sistem e-procurement. Petter et al. (2012) menyatakan bahwa suatu
sistem dikatakan sukses apabila dari para pengguna sistem mau menggunakan sistem tersebut
sehingga memberikan kontribusi yang besar bagi sistem. Adanya kontribusi tersebut
dibutuhkan untuk memperoleh kontribusi para pengguna sistem, yaitu melalui peningkatan
Sistem informasi merupakan sesuatu penting bagi organsasi, oleh karenanya penelitian
sistem informasi masih terus berkembang sampai sekarang. Meski demikian standar baku dalam
kesuksesan implementasi didalam sistem informasi belum ada dan hanya menerapkan dimensi
dan indikator kesuksesan pada penelitian-penelitian sebelumnya sebagai acuannya. Salah satu
model yang digunakan dalam mengukur tingkat kesuksesan atau keberhasilan yang paling umum
dikenal adalah DeLone and McLean Information System Success Model (1992) yang kemudian
dimutakhirkan menjadi DeLone and McLean Information System Success Model updated (2003).
Model ini dianggap baik karena merupakan model kesuksesan yang parsimoni atau bersifat
sederhana tetapi dianggap cukup valid. DeLone dan McLean mengusulkan sebuah kerangka
untuk mengukur keberhasilan infomasi sistem dengan membedakan kualitas sistem, kualitas
2.1.4 Kerangka DeLone and McLean Information System Success Model updated (2003)
Kerangka DeLone and McLean Information System Success Model updated (2003) terdiri
Dimensi kualitas sistem merupakan Karakteristik yang diinginkan dari suatu sistem
informasi. DeLone dan McLean (2003) menyatakan bahwa indikator kualitas sistem terdiri atas
kemudahan penggunaan, fleksibilitas sistem, keandalan sistem, dan kemudahan belajar, serta
fitur sistem intuitif, kecanggihan, fleksibilitas, dan waktu respon. Rivard et al. (1997, dalam
Mahmood, 2001) menyatakan kharakterisik terpenting dalam kualitas sistem adalah keandalan,
pemastian.
Dimensi Kualitas layanan merupakan kualitas dukungan yang pengguna luar terima dari
penelitian DeLone dan McLean (2003) adalah pelayanan yang terjamin, daya tanggap, dan
penelitiannyaSERVQUAL, yang diadaptasi dari bidang pemasaran dan sebagai dasar atas
penelitian DeLone dan McLean (2003), adalah alat yang populer untuk mengukur kualitas
pelayanan IS (Pitt et al., 1995). Berdasarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa kualitas
daripada yang tidak berbasis web karena indiktor-indikator dimensi pelayanan bersifat lebih
kompleks untuk itu diperlukan keamanan yang lebih baik pula serta memerlukan penyesuaian
indikator- indikator dimensi pelayanan tidak berbasis web (Tan et al, 2003).
Srinivasan (1985) sebagai salah satu dasar penelitian DeLone dan McLean (2003) dalam
penelitiannya mengemukakan informasi yang baik adalah informasi yang akurat, relevan, dapat
dipahami, dan tepat waktu. Begitupula dengan penyataan Forslund (2007) mendukung indikator-
indikator kualitas informasi tersebut, selain itu juga informasi yang baik seharusnya sangat
berguna untuk pengambilan keputusan (Rivard dan Huff , l985), serta informasi tercakup
pengguna banyak bersifat spesifik, mendetail, dan terfokus pada hal mendasar terhadap
kharakteristik sifat manusia terkait perasaan puas atau tidak terhadap suatu hal. Rai et al. (2002)
dipengaruhi atas penggunaan sistem. DeLone dan McLean (2003) menyatakan bahwa kepuasan
dapat diukur dengan penggunaan sistem yang dilakukan berulang-ulang atau dilakukan survei
dan McLean (2003), Kepuasan dalam penggunaan sistem dapat diartikan sebarapa besar tingkat
kenikmatan yang dialami oleh pengguna dalam menggunakan sistem tersebut. Faktor lain untuk
mendeskripsikan kepuasan pada sistem adalah dilihat pula dari cara sistem dapat memberikan
Dimensi penggunaan dalam DeLone and McLean Information System Success Model
(1992) salah satunya atas koreksi Seddon (1997) dalam DeLone and McLean Information
System Success Model updated (2003) menjadi dua bagian dimensi yang terpisah yaitu
ditekankan pada perilaku (behaviour) sedangkan tujuan penggunaan ditekankan pada sikap
(attitude).
Penggunaan menggambarkan tingkat dan cara di mana staf dan pelanggan memanfaatkan
kemampuan dari suatu sistem informasi. Kharakterstik dalam dimensi penggunaan memiliki
cakupan yang luas karena dapat diartikan berbagai macam tergantung peristiwa yang terjadi.
Dimensi penggunaan umumnya terfokus pada kuantitas lama penggunaan. Culnan (1983, dalam
DeLone dan McLean, 2003) mengartikan kharakteristik dalam penggunaan adalah terkait
frekuensi penggunaan sistem dan jumlah transaksi yang terjadi selama penggunaan. Snitkin dan
King (1986) yang juga menyatakan dimensi penggunaan yang dihubungkan dengan penggunaan
sistem dalam jumlah jam per minggu. Tujuan penggunaan dapat dijelaskan dengan melihat
keterkaitan antara motivasi pengguna dalam menggunakan sistem apakah telah sesuai dengan
mendukung kinerja orang yang menggunakan sistem tersebut (Rai et al., 2002). Luzi dan
Mackenzie (1982) mengartikan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan sistem diantanya
terkait penghematan waktu, keakuratan dalam memecahkan masalah/memperlancar aktivitas
Selain itu juga keuntungan dapat diukur atas keefektivannya dalam mendukung
keputusan (Meador et al., 1984), serta perluasan wilayah (pasar). Pernyataan Wojciech dan Irani
(2010) mendukung pula atas beberapa pendapat Luzi dan Mackenzie (1982), selain itu pula
menjelaskan pendapat atas Bartezzaghi dan Ronchi (2003) bahwa selain akurat dan efisiensi juga
Kepuasan
Kualitas sistem pengguna
Gambar 2.1
b. Penelitian Romi (2013) terkait “Testing Delone And Mclean Models in Financial
Success Model updated (2003). Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa dari 9
berpengaruh.
c. Penelitian Elvandari (2011) mengenai “Adaptasi Model Delone dan Mclean yang
Individu Pengguna: Studi Empiris Pada Bank Umum Di Kota Semarang”. Penelitian ini
berdasarkan kerangka evaluasi DeLone and McLean Information System Success Model
positif berpengaruh.
Pendekatan Model Delone Dan Mclean (Studi Kasus Implementasi Billing System Di
e. Jurnal Wen Liung Shiau et al.(2014) dengan penelitian “Assesing The Validity Of IS
mempengaruhi kepuasan pengguna dan net benefit, kemudian tidak terdapat hubungan
f. Juhari Iivari (2005) dengan penelitian “An Empirical Test Of The Delone-Mclean Model
Of Information System Success“ dengan hasil kesimpulan bahwa system quality dan
System quality memiliki hubungan yang signifikan terhadap use dan user satisfaction
g. Tanya McGill, Valerie Hobbs, Jane Klobas (2003) tentang “User-developed Applications
and Information Systems Success: A Test of Delone and McLean’s Model”, menghasilkan
hubungan positif yang signifikan terhadap user satisfaction. Sedangkan user satisfaction
juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap intended use dan perceived individual
impact.
DeLone and McLean Information System Success Model updated (2003) merupakan
model terbaru dalam mengukur tingkat kesuksesan atas sistem informasi atas berbagai macam
kegiatan transaksi. salah satunya sistem informasi dalam proses pengadaan barang dan jasa
elektronik e-procurement.alasan umum melakukan penelitian ini adalah karena belum adanya
ukuran yang baku dalam menetapkan penilaian atas kesuksesan sistem informasi, dan DeLone
and McLean Information System Success Model updated (2003) merupakan Model kesuksesan
sistem informasi yang sering digunakan sebagai acuan pengukuran tingkat kesuksesan sistem
informasi oleh mayoritas pengguna sistem informasi, serta telah dilakukan berbagai macam
penelitian oleh banyak peneliti. DeLone and McLean Information System Success Model updated
(2003) ditujukan pada proses e-procurement, karena e-procurement merupakan kegiatan yang
DeLone and McLean Information System Success Model updated (2003) merupakan
suatu pedoman pengukuran sistem informasi yang ditujukan secara umum, olehkarenanya perlu
dilakukan batasan-batasan terkait dengan kegiatan e-procurement didalam penelitian ini. Adapun
a. Penelitian bersifat hanya sebatas menguji apakah hubungan variabel pada DeLone and
McLean Information System Success Model updated (2003) terkait dengan kegiatan e-
(para panitia pengadaan / LPSE) dan para pengguna luar hanya mengetahui secara
detail atas input dan output yang dihasilkan atas proses sistem pengadaan elektronik.
Para pengguna tidak mengetahui mengetahui secara detail atas proses sistem, sehingga
untuk variabel kualitas sistem (system quality) beserta hubungannya tidak dilakukan
yang mudah diukur dalam survei para pengguna luar namun indikator tersebut tidak
Tambahan variabel baru yang tidak dilibatkan dalam DeLone and McLean Information
System Success Model (1992) adalah kualitas pelayanan. Pengujian atas kualitas pelayanan
dengan penggunaan sangat jarang sekali dilakukan atau dikesampingkan karena terdapat para
peneliti yang berasumsi bahwa hubungan variabel tersebut bukan merupakan hubungan variabel
yang mempengaruhi secara langsung, atau melalui variabel kepuasan pengguna terlebih dahulu.
menjalankan suatu sistem. Adanya pelayanan dalam sistem yang baik maka akan dibarengi
dengan penggunaan terhadap sistem yang baik pula, baik intensitas penggunaannya ataupun
terkait bagaimana cara penggunaan atas sistem tersebut serta penggunaan sistem yang sesuai
tujuan atas dibuatnya sistem tersebut. Salah satu hubungan atas kedua variabel tersebut salah
satunya ditunjukkan oleh Fitzgerald dan Russo (2005). Studi expert systems, dijelaskan bahwa
para staf pelayanan sangat memberikan kontribusi besar terhadap kelangsungan hidup sebuah
sistem. Semakin baiknya pelayanan yang kompeten maka akan mempengaruhi lama waktu
penggunaan dan adopsi sistem informasi (Caldeira dan Ward, 2002). Pendapat lain, Halawi et al.
(2007) menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi antara kualitas pelayanan dengan maksud
penggunaan.
2.3.2 Pengaruh kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan pengguna (user
satisfaction)
salah satunya olehValerie A. Zeithamal, Leonard L. Berry, dan A. Parasuraman, dilakukan dari
tahun 1983 hingga tahun 1988 yang dikenal dengan penelitian SERQUAL (Service quality).
Korelasi dalam pengujian ini dilakukan melalui beberapa fase yang pada akhirnya menghasilkan
kesimpulan akhir bahwa hubungan antar variabeltersebut adalah positif. Penekanan unsur dalam
dimensi SERQUAL terhadap kepuasan pelanggan yaitu tangibel, Empati, dapat dihandalkan,
Halawi et al. (2007) menyatakan terdapat hubungan signifikan antara kualitas pelayanan
manajemen. Pendapat lain, pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan salah satunya
didukung oleh pernyataan Marble (2003), bahwa pemahaman saling menguntungkan diantara
kumpulan sistem informasi dan pengguna selama implementasi adalah tidak mempunyai dampak
signifikan pada sistem, begitupula dengan pendapat Palmer (2002) yang menyatakan dalam
penggunaan berbasis web bahwa daya tanggap dalam umpan balik, pemanduan, tanggapan-
Kualitas informasi adalah menggambarkan seberapa layak tingkat informasi yang bisa
diperoleh untuk menjadi layak konsumsi dan penggunaan menggambarkan bagaimana pengguna
menggunakan sistem tersebut serta intensitas lama tingkat pemakaian terkait sistem yang
penggunanaan adalah negatif, salah satunya pernyataan Iivari (2005) dan McGill et al.(2003).
dalam penelitian, salah satunya menguji hubungan antara variabel tersebut, sehingga
memungkinkan hasil penelitian terbaru yang bersifat positif atas hubungan variabel tersebut,
salah satunyaRai et al. (2002) dan Shiau et al. (2014) mendukung atas korelasi variabel tersebut.
(user satisfaction)
Penelitian hubungan variabel kualitas informasi dengan kepuasan pengguna salah satunya
dilakukan oleh yaitu Rai et al. (2002), McGill et al. (2003) serta Wu dan Wang (2006) dengan
penarikan kesimpulan positif berpengaruh, begitu pula dengan hasil penelitian Kulkarni et al.
(2006). Palmer (2002) menyatakan bahwa kualitas informasi website semacam isi dan tampilan
terdapat hubungan pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Penelitian lain oleh Marble (2003)
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antar kualitas informasi dengan kepuasan
Penelitian positif pengaruh penggunaan sistem terhadap kepuasan pengguna diteliti oleh
Iivari (2005), dalam penelitiannya mandatori, sistem informasi yang diukur berdasarkan
frekuensi dan penggunaan harian secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
Hasil positif juga diperoleh Chiu et al. (2007) dalam penelitian proses pembelajaran elektronik
bahwa semakin banyak penggunaan sistem merepresentasikan lebih input informasi yang benar,
sehingga pengguna dapat mendapat informasi berguna dari ERP-system dan para pengguna
mendapat informasi berguna seperti yang mereka inginkan sebagai bahan pengambilan
Hubungan negatif antara dimensi penggunaan dengan keuntungan dibuktikan oleh hasil
penelitian McGill et al.(2003), Iivari (2005), sertaWu dan Wang (2006). Pernyataan McGill et al.
dengan dampak individual. Penelitian lain hubungan antara penggunaan sistem dan manfaat pada
tingkat individu secara positif terkait dengan pengambilan keputusan yang lebih baik. Pengaruh
hubungan positif tersebut telah dilakukan oleh Rai et al. (2002), Devaraj dan Kohli (2003), dan
Kositanurit et al. (2006). Zhu dan Kraemer (2005) menemukan bahwa penggunaan online IS
untuk e-bisnis memiliki dampak positif yang signifikan pada nilai baik di negara maju dan
(Burton-Jones dan Straub, 2006). Penggunaan terus menerus yang berdampak positif untuk
mengurangi kesalahan input sehigga dapat memberikan informasi yang valid sebagai dasar
2.3.7 Pengaruh kepuasan pengguna (user satisfaction) terhadap keuntungan (net benefit)
kuat. Kepuasan pengguna berdampak pada peningkatan kinerja (McGill et al., 2003), serta
meningkatkan produktivitas dan keefektifan ( Rai et al., 2002; McGill dan Klobas, 2005).
Pendapat sedikit berbeda menyatakan hubungan pengaruh antara kepuasan pengguna terhadap
keuntungan adalah lemah (Celderman, 1998). Shiau et al. (2014) menyatakan bahwa rasa tertarik
tidak signifikan berpengaruh antara kepuasan pengguna dengan keuntungan nyata. Pengguna
terpuaskan karena sistem ERP mempunyai efisiensi dan itu tidak akan mempunyai arti lebih baik
apabila dipakai untuk diri mereka sendiri. meskipun ERP menyediakan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan namun pengguna memiliki banyak faktor sebagai dasar
keuntungan nyata. Oleh karenanya kepuasan pengguna tidak cukup merefleksikan pengaruh
Berdasarkan DeLone and McLean Information System Success Model updated (2003)
Kota Surakarta berdasarkan persepsi pengguna luar dengan alur kerangka penelitian sebagai
berikut.
H2 H6
H5 Manfaat /
H7 Keuntungan
H3 Kepuasan
Kualitas Informasi H4 Pengguna
Gambar 2.2
Keterangan :
H1
(user satisfaction).
H3
(use).
H4
H5
H6
H7
benefit).