Anda di halaman 1dari 9

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 51

ANALISIS PENERAPAN e-PROCUREMENT


PADA PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
DI UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Oleh: Hans Sulistyo1), Dewantoro2), dan Subrata Aditama3)

E-Procurement merupakan proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan


secara elektronik (berbasis web/internet). E-Procurement dilatarbelakangi oleh kelemahan-kelemahan
pengadaan dengan sistem konvensional yang dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-
pihak yang terkait pengadaan. e-Procurement hadir dalam rangka pemanfaatan perkembangan
teknologi informasi dalam proses pengadaan barang/jasa serta untuk mewujudkan pelaksanaan
pengadaan barang/jasa yang efektif dan efisien. Pada kenyataannya e-Procurement masih memiliki
beberapa hambatan serta permasalahan dalam pelaksanaannya. Untuk mengetahui bagaimana
penerapan e-Procurement, hambatan, serta manfaat yang sudah dirasakan dari segi perspektif
penyedia jasa maupun pengguna jasa, maka perlu dilakukan penelitian.
Metode penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, yakni
pengguna jasa dan penyedia jasa yang terdaftar dan mengikuti paket lelang bidang konstruksi pada
situs LPSE Universitas Palangka Raya tahun 2016. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan nilai indeks dan varian untuk mengetahui peringkat masing-masing aspek.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa posisi peringkat tertinggi dari aspek keseluruhan
terhadap penerapan e-Procurement di Universitas Palangka Raya menurut perspektif penyedia jasa
adalah (1) Proses lelang berlangsung lebih efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/
tidak diskriminatif, dan akuntabel dengan nilai indeks: 79,27; varian: 24878,05; (2) Persaingan antar
perusahaan penyedia barang/jasa menjadi lebih sehat, dengan nilai indeks: 78,05; varian: 30243,90.
(3) e-Procurement meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan IT
dengan nilai indeks 76,83; varian: 25487,80. Adapun posisi peringkat tertinggi dari aspek keseluruhan
terhadap penerapan e-Procurement di Universitas Palangka Raya menurut perspektif pengguna jasa
adalah (1) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas; (2) e-Procurement meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan IT; dan (3) perlu adanya training untuk
menerapkan e-Procurement dengan nilai indeks: 9,76 dan varian: 27671,03.
Kata Kunci: e-Procurement, Perspektif Penyedia Jasa, Perspektif Pengguna Jasa, Indeks dan Varian

PENDAHULUAN transparan dan tidak diskriminatif. Prosedur


e-Procurement yang belum termuat dalam
Pada prinsipnya e-Procurement merupakan
Keppres kemudian dijabarkan lebih lanjut
sistem pengadaan atau pembelian barang dan
dalam Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2006.
jasa yang dilakukan secara elektronik melalui
internet. Sistem tersebut selain Berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2004
mengefisienkan proses pengadaan barang tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,
dan jasa juga merupakan cara yang efektif proses pengadaan barang/jasa Pemerintah
dan transparan serta bisa memangkas biaya harus dilaksanakan secara konsisten sesuai
secara signifikan, dibandingkan dengan sistem dengan ketentuan dalam Keppres No. 80
lama. Hal itu sesuai dengan pernyataan KPK Tahun 2003, dan mulai menggunakan e-
(Komisi Pemberantasan Korupsi) di mana Procurement .
70% dari total kasus yang ditanganinya
Penerapan sistem e-Procurement di
berasal dari korupsi dalam proses pengadaan
Universitas Palangka Raya (UPR) memiliki
barang dan jasa (Nuryanto, 2008).
peran penting di dalam meningkatkan
Pada prinsipnya embrio sistem e-Procurement efisiensi, efektifitas dan transparasi dalam
adalah Keppres No. 80 Tahun 2003. Keppres pengadaan barang/jasa. Pengadaan
tersebut menggariskan prinsip-prinsip barang/jasa ini tidak hanya diikuti oleh
pengadaan barang dan jasa yang dibiayai penyedia jasa dalam lingkup wilayah Kota
APBN dan APBD dengan menggunakan Palangka Raya, sehingga akan lebih
teknologi informasi, terbuka, bersaing, meningkatkan kualitas pemenang lelang.
____________________________
1) Hans Sulistyo adalah mahasiswa di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
2) Dewantoro, S.T., M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
3) Subrata Aditama, S.T., M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 52

Perkembangan teknologi informasi terutama yang dilaksanakan dengan menggunakan


internet berjalan sangat pesat, tidak teknologi informasi dan transaksi elektronik
terkecuali di Indonesia. e-Procurement sesuai dengan ketentuan perundang-
sebagai salah satu denyut nadi perekonomian undangan. e-Procurement merupakan bagian
yang sangat vital, dapat pula memanfaatkan dari e-Business dan digunakan untuk
teknologi ini sebagai sarana pendukungnya. mendesain proses pengadaan berbasis
internet yang dioptimalkan dalam sebuah
Berdasarkan latar belakang yang telah
perusahaan.
diuraikan maka rumusan masalah penelitian
mencakup: Aplikasi Electronic Procurement Atau
e-Procurement
1) Apa saja perspektif terhadap pelaksanaan
pelelangan secara elektronik di UPR?; Aplikasi electronic Procurement atau e-
2) Apa manfaat yang diperoleh dari Procurement adalah suatu aplikasi yang
pelaksanaan pelelangan secara elektronik digunakan untuk mengelola pengadaan
UPR?; dan barang/jasa berbasis internet yang didisain
3) Apa yang menjadi hambatan pelaksanaan untuk mencapai suatu proses pengadaan
pelelangan secara elektronik UPR? barang/jasa yang efektif, efisien dan
terintegrasi.
Penelitian ini bertujuan untuk:
Dukungan Hardware, Software,
1) Mengetahui pelaksanaan lelang secara
Network, Organware
elektronik (e-Procurement) di UPR;
2) Mengetahui manfaat apa saja yang e-Procurement sebagai suatu sistem informasi
diperoleh dari implementasi e– merupakan sinergi antara data, mesin
Procurement di UPR; dan pengolah data (yang biasanya meliputi
3) Mengetahui hambatan pelaksanaan e– komputer, progam aplikasi dan jaringan) dan
Procurement di UPR. manusia untuk menghasilkan informasi
(Setiadi, 2009). Sehingga dalam membangun
Manfaat dari penelitian ini adalah
suatu sistem informasi e-Procurement sedapat
1. Untuk UPR, sebagai penentu kebijakan mungkin menggunakan Metode Siklus Hidup
pelaksanaan e-Procurement, agar menjadi Pengembangan Sistem atau System
acuan ke depan dalam pelaksanaan Development Life Cycle (SDLC). Siklus itu
pelelangan yang lebih baik di UPR. dalam aplikasi e-Procurement terdiri dari
2. Untuk akademisi FT UPR, memberikan sejumlah tahapan yang dilaksanakan secara
informasi tentang pelaksanaan e- berurutan. Pengembangan siklus itu berupa
Procurement dalam proses pemilihan SDLC Model. Berupa metodelogi yang
penyedia barang/jasa pada proyek didasarkan pada beberapa aktifitas penting
pemerintah di UPR. yang meliputi System/Information Engineering
3. Penyedia jasa, sebagai acuan informasi and Modeling, Sofware Requirements Analysis
dalam mempersiapkan perusahaan ketika antar muka aplikasi (interfacing), System
akan mengikuti pelelangan elektronik. Analysis and Design, Code Generation,
4. Memberikan informasi kepada masyarakat Testing and Maintanance.
dunia konstruksi, mengenai pelaksanaan
Kebijakan Pemerintah dalam Sistem
proses lelang jasa konstruksi pada proyek
Pengadaan Barang Jasa Secara
UPR.
Elektronik
5. Menambah pengetahuan penulis mengenai
pelaksaaan proses pelelangan barang/jasa Prinsip-Prinsip Dasar
konstruksi pada proyek UPR.
Konsep dasar implementasi e-Procurement
TINJAUAN PUSTAKA adalah (Nuryanto, 2008):
Pengertian Electronic Procurement 1. Yang pertama menghilangkan kontak
langsung antara panitia pengadaan
Definisi e-Procurement di dalam Perpres
dengan peserta lelang, dan antara peserta
54/2010 Pasal 1 angka 37 menyebutkan
dengan peserta lainnya.
bahwa Pengadaan secara elektronik atau e-
2. Kedua, semua alasan kuat dari panitia
Procurement adalah pengadaan barang/jasa
untuk menggugurkan peserta lelang harus

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 53

dapat diakses oleh publik di situs e- pengecilan, dan otomatisasi proses


Procurement. pengadaan di dalam dan di mana yang
3. Ketiga, dokumen pemilihan penyedia sesuai dengan agensi-agensi dan sektor-
barang/jasa harus dapat diakses oleh sektor.
publik di situs e-Procurement. 4. Untuk mendorong kompetisi antar
4. Selain itu harus ada Standarisasi Layanan pemasok sekaligus memelihara sumber
berupa kemampuan untuk memperoleh pasokan yang dapat diandalkan.
sertifikasi ISO 9001 tentang “Quality 5. Untuk mengoptimalkan tingkatan-
Management System” bagi Sekretariat tingkatan inventori melalui penerapan
Layanan e-Procurement. Dan juga praktek pengadaan yang efisien.
sertifikasi ISO 27001 tentang “Information 6. Untuk mengefektifkan penggunaan sumber
Security Management System”. daya manusia dalam proses pengadaan.
7. Untuk mengurangi pengeluaran putus
Filosofi Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
kontrak dengan menggunakan teknologi
Secara Elektronik
untuk meningkatkan kewaspadaan
Bossart (1999) menyatakan bahwa tingkat pengguna terhadap fasilitas-fasilitas
pengembangan implementasi e-Business kontrak yang ada dan membuatnya lebih
tersebut adalah mudah untuk menentangnya.
8. Untuk meningkatkan kemampuan
1) Connectivity;
membeli dengan menggunakan teknologi
2) Content;
untuk mendukung identifikasi peluang
3) Commerce;
untuk penyatuan dan dengan memfasilitasi
4) Collaboration; dan
penyatuan persyaratan pengguna di dalam
5) Communities.
dan melalui garis-garis bisnis.
Sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara 9. Mengurangi biaya-biaya transaksi dengan
Elektronik menggunakan teknologi untuk
mengotomatisasikan proses-proses, yang
Yang membuat e-Procurement menjadi
mana masih tercetak (paper-based), dan
berbeda adalah mulai digunakannya
untuk mengecilkan, dan menstandarisasi
kemajuan teknologi informasi dan
proses-proses dan dokumentasi.
komunikasi (TIK), yakni media internet.
Berkat internet antara pemerintah dan pihak Keunggulan e-Procurement
swasta (supplier) tidak perlu bertatap muka
Beberapa keunggulan dari penerapan e-
dalam proses pengadaan barang/jasa. Mulai
Procurement adalah (Satyawira, 2008):
dari pendaftaran, penawaran, penyanggahan
sampai penentuan pemenang bisa dilakukan 1. e-Procurement menawarkan kesempatan
secara online atau hanya membuka alamat seluas-luasnya untuk perbaikan dalam
situs web lembaga pemerintah yang dituju. biaya dan produktivitas;
Kendala proses komunikasi, jarak dan waktu 2. e-Procurement adalah salah satu cara
akhirnya bisa diminimalisir berkat sebuah yang paling efektif untuk
kemajuan teknologi (Wartaegov, 2009). menyempurnakan manajemen dalam
proses langsung, maupun tidak langsung
Tujuan e-Procurement
dalam pencarian sumber pembelian;
James E. deMin dari Infonet Service 3. Strategi e-Procurement yang efektif akan
Corporation menyatakan bahwa tujuan dari e- merupakan kunci keberhasilan dalam
Procurement adalah meningkatkan daya saing di waktu yang
akan datang.
1. Untuk memperbaiki tingkat layanan
4. Tidak adanya batas ruang dan waktu
kepada para pembeli, pemasok, dan
karena menggunakan teknologi berbasis
pengguna.
internet;
2. Untuk mengembangkan sebuah
5. Proses pengadaan barang dapat diikuti
pendekatan pengadaan yang lebih
oleh pengguna jasa secara terbuka;
terintegrasi melalui rantai suplai
6. Proses dalam setiap tahapan pengadaan
perusahaan tersebut.
akan dengan mudah diikuti/diawasi oleh
3. Untuk meminimalkan biaya-biaya transaksi
seluruh stakeholder;
terkait pengadaan melalui standarisasi,

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 54

7. Proses akan berlangsung lebih efisien, Akibatnya belum ada standar baku
efektif, terbuka dan bersaing, transparan, mengenai standar proses e-Procurement,
adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel; waktu, penggunaan teknologi informasi,
8. Akan lebih mendorong terjadinya SDM, keabsahan hukum dan sebagainya.
persaingan antar kontraktor yang lebih 5. Rendahnya komitmen pemimpin lembaga
sehat; pemerintah untuk mengadakan barang/
9. Mencegah tindakan kolusi, korupsi dan jasa secara transparan baik secara
nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan konvensional atau elektronik.
pengadaan barang/jasa.
METODE PENELITIAN
Manfaat e-Procurement
Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut e-marketplace (Collin G Ash & Janice
Adapun dua populasi yang digunakan untuk
M Burn, 2006) beberapa manfaat dari
penelitian ini, yaitu
penerapan Procurement adalah
1) Para direktur teknik, manager proyek,
1) Penghapusan biaya administrasi;
kepala proyek dari pihak kontraktor,
2) Pemotongan biaya pembelian;
tenaga administrasi, yang terdaftar dan
3) Manajemen yang lebih besar;
mengikuti e-Procurement UPR Tahun 2016
4) Sesuai kebutuhan user (user compliance);
dan
5) Pengurangan tingkat kesalahan
2) Para kepala satuan kerja/pemimpin
pemesanan; dan
kegiatan/pengguna anggaran, pejabat
6) Pekerja pengetahuan (knowledge
pembuat komitmen/pelaksana kegiatan,
workers).
POKJA, ULP yang berasal dari pihak
Hambatan e-Procurement pengguna jasa (UPR).
Beberapa masalah yang berpotensi muncul Kuesioner Penelitian
dalam pengadaan barang/jasa baik yang
Kuesioner penelitian menyangkut pertanyaan
konvensional/elektronik, diantaranya
mengenai 3 aspek pandangan penyedia dan
(Wartaegov, 2009):
pengguna jasa terhadap e-Procurement di
1. Keharusan memilih harga terendah UPR, yaitu
seringkali membuat banyak lembaga
1) Perspektif terhadap penerapan e-
pemerintah justru berpotensi menerima
Procurement di UPR;
barang/jasa yang tidak sesuai standar.
2) Manfaat e-Procurement di UPR; dan
Selain itu proses lelang seringkali diikuti
3) Hambatan e-Procurement di UPR.
oleh peserta (perusahaan) yang “banting
harga”. Teknik Analisis Data
2. Pengadaan barang/jasa yang bersifat sulit
Pengolahan data menggunakan:
diukur (intangible) seperti biaya konsultasi,
belanja perangkat lunak (software/ 1. Rumus Pearson Product Moment dan juga
aplikasi), berpotensi menimbulkan dugaan software SPSS, yaitu salah satu program
korupsi dari lembaga penyidik/anti korupsi olah data statistik yang mampu mengolah
seperti BPK, KPK, Polisi dan Kejaksaan. hampir semua model aplikasi statistik,
Pemahaman dalam menentukan harga mulai dari yang sederhana, statistik
barang/jasa yang layak sesuai spesifikasi parametrik, dan uji statistik non
atau “kelas” seringkali masih menjadi parametrik, selain itu dilengkapi dengan
perdebatan antara panitia lelang dan menu pengolaan berbagai jenis grafik
lembaga penyidik. dengan tingkat resolusi tinggi, pada
3. Begitu besarnya sorotan publik penelitian ini digunakan seri SPSS 21.0.
(masyarakat dan lembaga penyidik) dan 2. Grafik histogram dimaksudkan untuk dapat
makin banyaknya peserta lelang, mengetahui secara mudah profil dari
menimbulkan efek keengganan untuk responden yang didapat. Responden
menggunakan anggaran lelang adakan dikelompokkan menurut nama
menjadi panitia lelang. perisahaan/instansi, jenis kelamin, jabatan,
4. Belum adanya peraturan hukum yang usia dan lama pengalaman kerja dibidang
memayungi proses e-Procurement. konstruksi.

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 55

3. Analisis peringkat digunakan untuk ANALISIS DAN PEMBAHASAN


mengetahui pernyataan apa saja yang
Analisis Data
memiliki peringkat tinggi dari tiap aspek
perspektif. Hasil analisis berupa nilai Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan
indeks varian, peringkat dari aspek-aspek dari responden, maka diperoleh skala data
perspektif penyedia dan pengguna jasa. mengenai penerapan e-Procurement, manfaat
serta hambatan e-Procurement di Universitas
Karakteristik Responden dan Uji
Palangka Raya. Sehingga dapat tersebut
Instrumen
dapat dilakukan perhitungan statistik untuk
Populasi dan Sampel Kontraktor mengetahui faktor dominan dalam tiap aspek
E-Procurement.
Lelang LPSE UPR yang terdaftar pada paket
lelang pekerjaan konstruksi Tahun 2016 Peringkat dalam Aspek A (Penerapan e-
berjumlah 46 kontraktor. Dari kuesioner yang Procurement)
disebarkan diperoleh 41 eksemplar yang
Peringkat dalam Aspek A Berdasarkan
berasal dari pihak penyedia jasa (kontraktor).
Perspektif Penyedia Jasa
Populasi dan Sampel Pengguna Jasa
Dari kuesioner yang disebarkan diperoleh 5
eksemplar yang berasal dari pihak UPR
beserta Tim e-Procurement.
Uji Validitas (Test of Validity)
Uji validitas alat ukur pada SPSS adalah
menggunakan korelasi Bivarate Pearson.
Pengujian menggunakan taraf signifikansi 5%.
Kriteria pengujian adalah
1. Jika rhitung ≥ rtabel maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan Gambar 1. Diagram Nilai Indeks Aspek A
terhadap skor total (dinyatakan valid). Berdasarkan Perspektif Penyedia
2. Jika rhitung < rtabel maka instrumen atau Jasa
item-item pertanyaan tidak berkorelasi Peringkat dalam Aspek A Berdasarkan
signifikan terhadap skor total (dinyatakan
Perspektif Pengguna Jasa
tidak valid).
Uji Reliabilitas (Test of Reliability)
Penerapan pengujian ini untuk mengetahui
apakah alat pengumpul data pada dasarnya
menununjukan derajat konsistensi, yaitu
konsistensi data jika pengukuran tersebut
diulang dalam interval waktu tertentu. Salah
satu metode pengujian realibilitas dapat
dilakukan dengan Metode Alpha. Dalam
penelitian ini menggunakan software SPSS
21.0 untuk menentukan Nilai Cronbach Alpha
yang akan menunjukan reliabel atau tidak
reliabelnya instrumen penelitian, Tingkat Gambar 2. Diagram Nilai Indeks Aspek A
Metode Cronbach Alpha diukur berdasarkan Berdasarkan Perspektif Pengguna
skala Alpha 0 sampai 1. Jasa

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 56

Peringkat dalam Aspek B (Penerapan e- Peringkat dalam Aspek C Berdasarkan


Procurement) Perspektif Pengguna Jasa
Peringkat dalam Aspek B Berdasarkan
Perspektif Penyedia Jasa

Gambar 6. Diagram Nilai Indeks Aspek C


Berdasarkan Perspektif Pengguna
Jasa
Gambar 3. Diagram Nilai Indeks Aspek B
Berdasarkan Perspektif Penyedia
Jasa Menentukan Peringkat Aspek Dominan
Secara Keseluruhan
Peringkat dalam Aspek B Berdasarkan
Perspektif Pengguna Jasa Peringkat Keseluruhan Berdasarkan Perspektif
Penyedia Jasa
Dari 40 jenis pernyataan tentang penerapan
e-Procurement pada proses pengadaan
barang dana jasa pemerintah di UPR, secara
keseluruhan maka diperoleh 40 peringkat
berdasarkan perspektif kontraktor yang
disusun dengan cara mengurutkan
pernyataan yang memiliki nilai indeks terbesar
sampai yang terkecil kemudian apabila
terdapat nilai indek yang sama besar maka
digunakan nilai varian yang lebih kecil untuk
Gambar 4. Diagram Nilai Indeks Aspek B
menentukan peringkat yang lebih tinggi. Dari
Berdasarkan Perspektif Pengguna
rangkuman keseluruhan peringkat
Jasa
berdasarkan perspektif kontraktor, diperoleh
Peringkat dalam Aspek C (Penerapan e- 18 nilai indeks berbeda dengan varian
Procurement) masing-masing untuk 45 pernyataan yang
ada.
Peringkat dalam Aspek C Berdasarkan
Perspektif Penyedia Jasa Peringkat Keseluruhan Berdasarkan Perspektif
Pengguna Jasa
Dari 40 jenis pernyataan tentang penerapan
e-Procurement pada proses pengadaan
barang dana jasa pemerintah di universitas
palangka raya, secara keseluruhan maka
diperoleh 16 peringkat yang di uji secara
valid. Item seluruh aspek menurut perspektif
pengguna jasa disusun dengan cara
mengurutkan pernyataan yang memiliki nilai
indeks terbesar sampai yang terkecil
kemudian apabila terdapat nilai indek yang
Gambar 5. Diagram Nilai Indeks Aspek C
sama besar maka digunakan nilai varian yang
Berdasarkan Perspektif Penyedia
lebih kecil untuk menentukan peringkat yang
Jasa
lebih tinggi.

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 57

PENUTUP intensitas pertemuan langsung


antara penyedia barang/jasa dengan
Kesimpulan
panitia pengadaan dalam
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat mendukung pemerintahan yang
diambil kesimpulan sebagai berikut: bersih dan bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme (B7: indeks: 70,73;
1. Terdapat 15 indikator dalam menentukan
varian 24878,05).
perspektif terhadap aspek penerapan e-
b. Perspektif pengguna jasa
Procurement pada proses pengadaan
1) Meningkatkan transparansi dan
barang dan jasa pemerintah di UPR, dan
akuntabilitas, (B2: indeks: 9,76;
yang paling dominan berdasarkan hasil
varian: 27671,03).
analisis adalah
2) Lebih efektifitas dan efisiensi
a. Perspektif penyedia jasa
pengadaan barang/jasa pemerintah
1) Proses lelang berlangsung lebih
(B1: indeks: 7,32; varian:
efisien, efektif, terbuka dan
15877,45). Menciptakan persaingan
bersaing, transparan, adil/tidak
yang sehat antar penyedia
diskriminatif, dan akuntabel, (A10:
barang/jasa (B6: indeks: 7,32;
indeks: 79,27; varian: 24878,05).
varian: 15877,45).
2) Persaingan antar perusahaan
3) Menjamin terselenggaranya
penyedia barang/jasa menjadi lebih
komunikasi online untuk mengurangi
sehat (A9: indeks: 78,05; varian:
intensitas pertemuan langsung
30243,90).
antara penyedia barang/jasa dengan
3) e-Procurement meningkatkan
panitia pengadaan dalam
kemampuan sumber daya manusia
mendukung pemerintahan yang
(SDM) dalam penguasaan IT, (A2:
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi
indeks: 76,83; varian: 25487,80)
dan nepotisme. (B7: indeks: 6,10;
b. Perspektif pengguna jasa
varian: 14637,12)
1) e-Procurement meningkatkan
3. Terdapat 15 indikator dalam menentukan
kemampuan SDM dalam
perspektif terhadap aspek Hambatan e-
penguasaan IT, (A2: indeks: 10,98;
Procurement pada proses pengadaan
varian: 33224,27).
barang dan jasa pemerintah di UPR. Dan
2) Dalam pelaksanaanya, e-
perspektif yang paling dominan
Procurement dapat memperbaiki
berdasarkan analisis adalah
tingkat layanan kepada kontraktor,
a. Perspektif penyedia jasa
(A1: indeks: 8,54; varian:
1) Kurangnya kemampuan personil
26888,76).
dalam e-Procurement, (C3: indeks
3) Persaingan antar perusahaan
76,83; varian 39878,05).
penyedia barang/jasa menjadi lebih
2) Perlu adanya training untuk
sehat., (A9: indeks: 7,32; varian:
menerapkan e-Procurement, (C13:
20877,45).
indeks: 74,39 ; varian: 35609,76).
2. Terdapat 10 indikator dalam menentukan
3) Infrastrukstur pendukung e-
perspektif terhadap aspek manfaat e-
Procurement kurang memadai, (C2:
Procurement pada proses pengadaan
indeks 71,95 ; varian 55243,90).
barang dan jasa pemerintah di UPR. Dan
b. Perspektif pengguna jasa
yang paling dominan berdasarkan analisis
1) Perlu adanya training untuk
adalah
menerapkan e-Procurement, (C13:
a. Perspektif penyedia jasa
indeks: 10,98 ; varian: 33224,27).
1) Meningkatkan transparansi dan
2) Kurangnya kemampuan personil
akuntabilitas (B2: indeks: 73,17;
dalam e-Procurement (C3: indeks:
varian: 25487,80).
8,54; varian: 26888,76).
2) Menciptakan persaingan yang sehat
3) Payung hukum e-Procurement saat
antar penyedia barang/jasa, (B6:
ini dirasa belum cukup. (C8: indeks:
indeks: 71,95 ; varian 25243,90).
7,32; varian: 20877,45).
3) Menjamin terselenggaranya
4. Aspek keseluruhan pernyataan yang
komunikasi online untuk mengurangi
paling dominan terhadap penerapan e-

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 58

Procurement pada proses pengadaan Crosby, P. 1979. “Quality is Free”. Journal of


barang dan jasa pemerintah di UPR. Dan Public Procurement.
perspektif yang paling dominan
Davila, A., M. Gupta & R. Palmer. 2003.
berdasarkan analisis adalah
“Moving Procurement Systems to The
a. Perspektif penyedia jasa
Internet: The Adoption and Use of E-
1) Proses lelang berlangsung lebih
Procurement Technology Models”.
efisien, efektif, terbuka dan
European Management Jurnal 21(1).
bersaing, transparan, adil/tidak
diskriminatif, dan akuntabel, (A10: Damayanti, A. I. 2003. Penerapan E-
indeks: 79,27; varian: 24878,05). Procurement dalam Proses Pengadaan
2) Persaingan antar perusahaan Barang/Jasa di Kabupaten Malang:
penyedia barang/jasa menjadi lebih Kabupaten Malang.
sehat, (A9: indeks: 78,05; varian:
deMin, J. E. 2003. “Collaborative Planning,
30243,90).
Foresting and Replenishment (CPFR) and
3) e-Procurement meningkatkan
The Network”. Infonet Service
kemampuan sumber daya manusia
Corporation Volume 3.
(SDM) dalam penguasaan IT, (A2:
indeks 76,83; varian: 25487,80). Dummy. 2009. “Seminar E-Auction (E-
b. Perspektif pengguna jasa Procurement) Indonesia”. Jakarta
1) e-Procurement meningkatkan
Sentianu, C. E. 2014. Faktor-faktor Dominan
kemampuan sumber daya manusia
Penyebab Keselamatan Dan Kesehatan
(SDM) dalam penguasaan IT, (A2:
Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi
indeks: 10,98; varian: 33224,27).
Gedung di Kota Palangka Raya. Tugas
2) Meningkatkan transparansi dan
Akhir. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
akuntabilitas, (B2: indeks: 10,98;
Teknik Universitas Palangka Raya.
varian: 33224,27).
3) Perlu adanya training untuk Fal-tSe. 2009. Penerapan E-Procurement
menerapkan e-Procurement, (C13: untuk Percepatan Penyerapan Anggaran .
indeks: 10,98; varian: 33224,27). Modul Kuliah.
DAFTAR PUSTAKA Gates, B. 1999. “Bussines at the Speed of
Thought”. Journal of Public Procurement.
Angeles, R & N. Ravinder. 2005. “Critical
Success Factors for the Implementation Gokmauli, F. 2008. “Kajian Kelayakan
of Business To Business”. Electronic Pelaksanaan Sistem lelang Elektronik
Procurement 5(1). (E-Procurement) pada Instansi
Pemerintah Ditinjau dari Prasyarat
Anonim. 2003. Keputusan Presiden Republik
Pelaksanaan”. Jakarta.
Indonesia Nomor 80 Tahun 2003
Tentang Pedoman Pelaksaan Pengadaan Haite, S & F. Bossart. 1999. “Internet Fur
Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Unternehmer”. Journal of Public
Sekretariat Kabinet RI. Procurement.
Anonim. 2004. Keputusan Presiden Republik Hawking, P., A. Stein, D. C. Wyld, & S. Foster.
Indonesia Nomor 61 Tahun 2004 2004. “E-Procurement: Is the Ugly
Tentang Pedoman Pelaksaan Pengadaan Duckling Actually a Swan Down Under,
Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Patrington". Asia Pacific Journal of
Sekretariat Kabinet RI. Marketing and Logistics, Journal of public
procurement 16(1); pgs. 3-24 .
Anonim. 2010. Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 54 Tahun 2010 Tentang Heng, C. J. 2001. “E-Procurment and
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Govermentto Business (G2B) Portals”.
Jakarta: Sekretariat Kabinet RI. ICA 35th Conference. Journal of Public
Procurement. Berlin.
Anonim. 2003. “Electronic Government
Procurement (e-GP)”. Artikel. World Hesna, Y., dan S. Siregar. 2013. Persepsi
Bank Draf Strategy. Penyedia Jasa Konstruksi Terhadap

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 59

Efektifitas dan Efisiensi Aanwijizing Pelaksanaan Proyek Konstruksi di


Elektronik. Padang. Palangka Raya. Tugas Akhir. Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Hidayat, E. Faktor Kunci Sukses
2013
Palangka Raya.
Pelaksanaan Proyek Konstruksi di
Palangka Raya. Tugas Akhir. Jurusan Patriastomo, I. G. 2008. Dimulai e-
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Procurement. Jakarta: Forum Pengadaan
Palangka Raya. BAPPENAS.
Loetan, S. 2008. “Kebijakan e-Proc Nasional”. Pujiati, A. 2006. Analisis Penerapan E-
Jakarta: Forum Pengadaan BAPPENAS. Procurement pada Pemerintah Daerah
Tingkat II (Studi Kasus pada Pemerintah
LPSE Provinsi Kalimantan Tengah.
Kota Bogor). Jakarta.
http://lpse.kalteng.go.id.
Rahardjo, B. 2005. E-Procurement Security.
Fitria, A. M. Manfaat Penerapan
2006.
Bandung.
Electronic Procurement Rekayasa Online
(E-PRO) Pada Pelaksanaan Proyek Satyawira, R. 2008. Meningkatkan
Kontruksi (studi kasus PT: X). Jakarta. Profitabilitas dan Cost E-Procurement.
Jakarta.
Minoru, K. 2006. “E-Bidding System For
Public Procurement in Japan”. APEC Seth, M. 2006. “E-Procurement”. Journal of
Seminar On Transparency In Public Procurement.
Procurement And E-procurement, 05-06
Setiadi, D. 2009. Implementasi e-Procurement
September 2006. Hanoi, Vietnam.
Untuk Meningkatkan Kinerja Operasional
Mulayanto, B. 2008. Analisis Implementasi E- PT. Garuda Indonesia. Paper. Fakultas
Procurement pada Badan Usaha Milik Ekonomi Universitas Lampung.
Negara (Studi Kasus pada PT (Persero)
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis,
Pupuk Sriwijaya, PT (Persero) Industri
Cetakan Kesembilan. Bandung: Penerbit
Gelas dan PT. Angkasa Pura II.
CV Alpha Betha.
Kabupaten Bogor.
Wartaegov. 2008. Jurus-Jurus PU
Nelvira. 2012.Faktor-Faktor Penyebab
Menjalankan e-Procurement. Yogyakarta:
Terjadinya Change Order pada Proyek
Andi Offset.
Jalan di Kalimantan Tengah. Tugas Akhir.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Wicaksono, D. 2009. Potensi (Masalah) e-
Universitas Palangka Raya. Procurement. Denpasar.
Nuryanto, H. D. 2008. Optimalisasi Penerapan
e-Procurement. Jawa Barat.
Oktaviana, C. 2013. Studi Penerapan
Penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang Bermutu pada

Volume 4, Nomor 1, Januari 2018


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai