7. Proses akan berlangsung lebih efisien, Akibatnya belum ada standar baku
efektif, terbuka dan bersaing, transparan, mengenai standar proses e-Procurement,
adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel; waktu, penggunaan teknologi informasi,
8. Akan lebih mendorong terjadinya SDM, keabsahan hukum dan sebagainya.
persaingan antar kontraktor yang lebih 5. Rendahnya komitmen pemimpin lembaga
sehat; pemerintah untuk mengadakan barang/
9. Mencegah tindakan kolusi, korupsi dan jasa secara transparan baik secara
nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan konvensional atau elektronik.
pengadaan barang/jasa.
METODE PENELITIAN
Manfaat e-Procurement
Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut e-marketplace (Collin G Ash & Janice
Adapun dua populasi yang digunakan untuk
M Burn, 2006) beberapa manfaat dari
penelitian ini, yaitu
penerapan Procurement adalah
1) Para direktur teknik, manager proyek,
1) Penghapusan biaya administrasi;
kepala proyek dari pihak kontraktor,
2) Pemotongan biaya pembelian;
tenaga administrasi, yang terdaftar dan
3) Manajemen yang lebih besar;
mengikuti e-Procurement UPR Tahun 2016
4) Sesuai kebutuhan user (user compliance);
dan
5) Pengurangan tingkat kesalahan
2) Para kepala satuan kerja/pemimpin
pemesanan; dan
kegiatan/pengguna anggaran, pejabat
6) Pekerja pengetahuan (knowledge
pembuat komitmen/pelaksana kegiatan,
workers).
POKJA, ULP yang berasal dari pihak
Hambatan e-Procurement pengguna jasa (UPR).
Beberapa masalah yang berpotensi muncul Kuesioner Penelitian
dalam pengadaan barang/jasa baik yang
Kuesioner penelitian menyangkut pertanyaan
konvensional/elektronik, diantaranya
mengenai 3 aspek pandangan penyedia dan
(Wartaegov, 2009):
pengguna jasa terhadap e-Procurement di
1. Keharusan memilih harga terendah UPR, yaitu
seringkali membuat banyak lembaga
1) Perspektif terhadap penerapan e-
pemerintah justru berpotensi menerima
Procurement di UPR;
barang/jasa yang tidak sesuai standar.
2) Manfaat e-Procurement di UPR; dan
Selain itu proses lelang seringkali diikuti
3) Hambatan e-Procurement di UPR.
oleh peserta (perusahaan) yang “banting
harga”. Teknik Analisis Data
2. Pengadaan barang/jasa yang bersifat sulit
Pengolahan data menggunakan:
diukur (intangible) seperti biaya konsultasi,
belanja perangkat lunak (software/ 1. Rumus Pearson Product Moment dan juga
aplikasi), berpotensi menimbulkan dugaan software SPSS, yaitu salah satu program
korupsi dari lembaga penyidik/anti korupsi olah data statistik yang mampu mengolah
seperti BPK, KPK, Polisi dan Kejaksaan. hampir semua model aplikasi statistik,
Pemahaman dalam menentukan harga mulai dari yang sederhana, statistik
barang/jasa yang layak sesuai spesifikasi parametrik, dan uji statistik non
atau “kelas” seringkali masih menjadi parametrik, selain itu dilengkapi dengan
perdebatan antara panitia lelang dan menu pengolaan berbagai jenis grafik
lembaga penyidik. dengan tingkat resolusi tinggi, pada
3. Begitu besarnya sorotan publik penelitian ini digunakan seri SPSS 21.0.
(masyarakat dan lembaga penyidik) dan 2. Grafik histogram dimaksudkan untuk dapat
makin banyaknya peserta lelang, mengetahui secara mudah profil dari
menimbulkan efek keengganan untuk responden yang didapat. Responden
menggunakan anggaran lelang adakan dikelompokkan menurut nama
menjadi panitia lelang. perisahaan/instansi, jenis kelamin, jabatan,
4. Belum adanya peraturan hukum yang usia dan lama pengalaman kerja dibidang
memayungi proses e-Procurement. konstruksi.