e-mail
:{indahsutria@gmail.com,ediesujana_bali@yahoo.com,prayudi.acc@u
ndiksha.ac.id}@undiksha.ac.id
Abstrak
Abstract
This study aimed at examining the effect of the eleven success factors of e-
Procurement on the implementation of e-Procurement in the government of Badung
Regency, and examining the effect of e-Procurement implementation on fraud
prevention in the procurement process of goods / services in the government of
Badung Regency. The sample in this research consisted of 35 employees of
Procurement Service Unit, 11 employees of Electronic Procurement Service and 10
vendors or companies providing goods / services listed on SPSE system. Data
analysis technique used in this research was PLS SEM by using software of
SmartPLS 3.0. The results of this study, from the eleven success factors, there were
nine success factors that affect the implementation of e-Procurement in the
government of Badung regency. They were performance measurement,
implementation strategy, program change by management, support from the top
management, end user acceptance and training, uniformity with best practice for
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)
pengadaan barang dan jasa pada tahun perubahan secara institusional dari sudut
2017. pandang institusi maupun organisasi (World
Dalam mencapai kesuksesan Bank, 2003).Berdasarkan uraian tersebut
penerapan e-Procurement, suatu maka peneliti mengambil hipotesis ketiga.
pemerintahan harus mengetahui faktor- H3 : strategi Imlementasi e-Procurement
faktor apa sajakah yang mendukung memiliki pengaruh positif terhadap
keberhasilan implementasi suatu sistem implementasi e-Procurementdi Pemerintah
informasi yang biasa disebut dengan Kabupaten Badung.
Critical Success Facmtors. CFSs adalah Faktor keberhasilan yang keempat
suatu area yang mengindikasikan yaitu perubahan program oleh
keberhasilan kinerja unit kerja organisasi manajemen.Diperlukannya perubahan
(Mahsun, 2013). Vaidya, dkk (2006) dalam dalam mendukung proses bisnis memiliki
penelitiannya mengemukakan bahwa hubungan secara langsung dengan
terdapat sebelas critical success factors kecepatan adopsi e-
yang mempengaruhi implementasi e- Procurement.Munculnya isu mengenai
Procurement perubahan yang dilakukan oleh manajemen
Faktor keberhasilan yang pertama tampak lebih penting seiring dengan
yaitu penyusunan ulang proses pengadaan. peningkatan kebutuhan dari
Prosedur dan praktik dari pengadaan stakeholder.Berdasarkan uraian tersebut
barang/jasa saat ini belum sesuai dengan maka peneliti mengambil hipotesis
tujuan dan sasaran, sebab itu inisiatif baru keempat.
berupa implementasi e-Procurement H4 : Perubahan Program oleh Manajemen
dibutuhkan untuk melakukan penyusunan memiliki pengaruh positif terhadap
ulang proses pengadaan barang/jasa implementasi e-Procurement di Pemerintah
(KPMG, 2001). Berdasarkan uraian Kabupaten Badung.
tersebut maka peneliti mengambil hipotesis Faktor keberhasilan yang kelima
pertama.H1 : penyusunan ulang proses adalah dukungan dari manajemen
pengadaan memiliki pengaruh positif puncak.Kepemimpinan manajer senior
terhadap implementasi e-Procurement di merupakan faktor penting dalam
Pemerintah Kabupaten Badung. implementasi e-Procurement. Untuk
Faktor keberhasilan yang kedua mengembangkan strategi implementasi tim
yaitu pengukuran kinerja.Menurut Briks, et manajemen puncak harus terlibat dalam
al. (2001) pengukuran kinerja merupakan proyek manajer, baik konsultan yang
kunci dari perubahan dan dapat terlibat dengan komite dan juga staff
mengarahkan perilaku seseorang. organisasi. Berdasarkan uraian tersebut
Kapabilitas pengukuran yang rendah maka peneliti mengambil hipotesis kelima.
membuat manajemen hanya mempunyai H5 : dukungan dari manajemen puncak
sedikit alat ukur dalam menilai kemajuan memiliki pengaruh positif terhadap
organisasi.Berdasarkan uraian tersebut implementasi e-Procurement di Pemerintah
maka peneliti mengambil hipotesis kedua. Kabupaten Badung.
H2 : pengukuran kinerja memiliki pengaruh Faktor keberhasilan yang keenam
positif terhadap implementasi e- adalah penerimaan pengguna akhir dan
Procurement di Pemerintah Kabupaten pelatihan.World Bank (2003)
Badung. mengungkapkan bahwa e-Procurement
Faktor keberhasilan yang ketiga merupakan teknologi baru yang juga
yaitu strategi impelementasi.Pembuatan merupakan sebuah perubahan dari
dokumentasi dan strategi eksekusi pendekatan konvensional, melatih staff
merupakan faktor keberhasilan yang dalam praktik dan penggunaan e-
penting sebelum adanya penyebaran solusi Procurement adalah hal penting untuk
e-Procurement.Teknologi driven dan mewujudkan implementasi e-
pengadaan driven harus seimbang, Procurement.Berdasarkan uraian tersebut
sehingga strategi e-Procurement tidak maka peneliti mengambil hipotesis keenam.
hanya menekankan pentingnya e- H6 : penerima pengguna akhir dan
Procurement di sektor publik tetapi juga pelatihan memiliki pengaruh positif
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)
Tabel 1.
Nilai Uji Hipotesis
T Statistik P
Variabel Β Keterangan
Hipotesis Prediksi (| O/STDEV |) Values
H1 + CSF1 ->e-Proc 0.010 0.446 0.329 Ho diterima
H2 + CSF2 ->e-Proc 0.364 13.294 0.000 Ho ditolak
H3 + CSF3 ->e-Proc 0.034 1.828 0.036 Ho ditolak
H4 + CSF4 ->e-Proc 0.207 6.884 0.000 Ho ditolak
H5 + CSF5 -> e-Proc 0.082 2.113 0.020 Ho ditolak
H6 + CSF6 ->e-Proc 0.195 4.220 0.000 Ho ditolak
H7 + CSF7 ->e-Proc 0.051 1.999 0.025 Ho ditolak
H8 + CSF8 ->e-Proc -0.259 3.530 0.000 Ho diterima
H9 + CSF9 ->e-Proc 0.107 1.776 0.041 Ho ditolak
H10 + CSF10 ->e-Proc 0.228 5.498 0.000 Ho ditolak
H11 + CSF11 ->e-Proc 0.080 2.690 0.005 Ho ditolak
H12 + e-Proc ->fraud 0.879 37.752 0.000 Ho ditolak
komunikasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini didukung oleh sembilan
standar teknis, prosedur, peraturan, atau faktor keberhasilan (CSF) dari 11 faktor
sejenisnya.Sistem e-Procurement di keberhasilan (CSF).Berdasarkan
Pemkab Badung memiliki standar teknis, pengamatan, proses pengadaan barang
standar dokumen pengadaan, standar jasa di Pemkab Badung dapat dinilai
teknologi dan standar prosedur cukup berhasil dalam menciptakan proses
pengadaan yang baik sehingga dapat pengadaan barang dan jasa yang efektif
memudahkan panitia pengadaan dan efisien sesuai dengan tujuan
berkomunikasi dan bertukar dokumen diterapkannya sistem e-Procurement.
elektronik kepada pihak penyedia.Hasil Sehingga, implementasi e-Procurement di
penelitian ini sejalan dengan teori yang Pemkab Badung dapat mendukung
diungkapkan oleh beberapa peneliti pencegahan fraud di sektor publik
terdahulu seperti DOF (2001) yang khususnya di Pemkab Badung. Sistem e-
mengungkapkan bahwa kesuksesan Procurment (SPSE)yangdi kelola
pengenalan dan adopsi e-Procurement di langsungoleh Lembaga Pengadaan
sektor publik tergantung pada kemudahan Secara Elektronik memberi sekat antara
saling bertukar data antara panitia dengan panitia pengadaan yang berada di Unit
pemasok yang terkait pengadaan. Layanan Pengadaan Pemkab Badung
Integrasi sistem (CSF 11) memiliki dengan penyedia barang dan jasa,
pengaruh secara posistif terhadap sehingga panitia pengadaan tidak bisa
implementasi e-Procurement di sektor melakukan interaksi langsung dengan
publik.Sistem yang terintegrasi dapat penyedia barang dan jasa selama proses
memudahkan pengguna sistem dalam lelang dilakukan, hal ini tentunya dapat
memperoleh data yang dibutuhkan secara mencegah negosiasi antara panitia
realtime.Pemkab Badung memiliki sistem pengadaan dengan penyedia barang dan
e-Procurement yang terintegrasi sehingga jasa yang nantinya bisa mengindikasikan
dapat memudahkan pengguna sistem terjadinya penyelewengan atau fraud.
dalam memperoleh data yang dibutuhkan Pihak ULP Badung juga merasakan
secara realtime.Adanya integrasi sistem langsung peran dari adanya e-
pada Pemkab Badung dapat dilihat dari Procurement yang terbukti dapat
ketepatan waktu penerimaan dan meningkatkan transparansi, meningkatkan
pengiriman informasi, kesesuaian akuntabilitas, mendukung monitoring dan
informasi, hingga transaksi secara audit, memberikan informasi yang real
elektronik dengan pemasok.Hasil time serta memberikan pengetahuan yang
penelitian ini sesuai dengan teori-teori luas bagi masyarakat mengenai proses
sebelumnya seperti yang diungkapkan pengadaan barang dan jasa secara
oleh WorldBank (2003) bahwa integrasi elektronik. Dengan menerapkan prinsip
merupakan hal penting untuk transparansi dalam implementasi e-
menghubungkan sistem e-Procurement Procurement, maka control terhadap
dengan sistem keuangan manajemen proses pengadaan barang/jasa dapat
untuk memfasilitasi proses pembayaran lebih mudah dilakukan, sehingga dapat
secara online kepada pemasok. mencegah terjadinya fraud, seperti
penyimpangan, persaingan yang tidak
Pengaruh Implementasi e-Procurement sehat, pertentangan kepentingan para
terhadap Pencegahan Fraud pihak yang terkait, pemborosan dan
Hasil pengujian hipotesis yang kebocoran keuangan, hingga
keduabelas adalah terdukung atau penyalahgunaan wewenang (kolusi). Jadi
diterima.Hal ini berarti bahwa dengan adanya implementasi e-
implementasi e-Procurement memiliki Procurment di Pemkab Badung,
pengaruh secara posistif terhadap pemerintah daerah dibantu untuk dapat
pencegahan fraud di sektor mencegah praktik kecurangan dan
publik.Keberhasilan pengimplementasian skaligus memberikan kesempatan bagi
e-Procurement di Pemkab Badung dalam masyarakat luas untuk melakukan control
sosial terhadap kinerja pemerintah dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)
melakukan proses pengadaan barang dan (CSF 10) berpengaruh positif dan
jasa signifikan dengan implementasi e-
Hasil dari penelitian ini konsisten Procurement.Variabel integrasi sistem
dengan penelitian yang dilakukan oleh (CSF 11) berpengaruh positif dengan
penelitian sebelumnya, yang menyatakan implementasi e-Procurment.Variabel
bahwa implementasi e-Procurement pada implementasi (e-Procurement)
berpengaruh terhdap pencegahan Fraud berpengaruh positif dan signifikan
di Pemerintah Kota Surabaya (Aulia, terhadap pencegahanfraud.
2015).Hasil dari penelitian ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Saran
Jasin, dkk.(2007) bahwa e-Procurement Berdasarkan hasil penelitian ini,
merupakan salah satu pendekatan terbaik maka saran yang dapat diberikan adalah
dalam mencegah terjadinya korupsi dalam sebagi berikut : (1) untuk pihak
pengadaan barang/jasa pemerintah Kabupaten Badung agar
pemerintah.Melaksanakan e- melaksanakan pembayaran faktur secara
Procurement, transparansi dalam otomatis dan rekonsiliasi agar proses
pengadaan barang dan jasa dapat penyusunan ulang proses pengadaan
terwujud sehingga peluang korupsi, kolusi lebih maksimal sehingga berpengaruh
dan nepotisme bisa diperkecil (Jasin. dkk, pada implementasi e-Procurement, (2)
2007). untuk pihak Pemerintah Kabupaten
Badung agar meningkatkan pemberian
SIMPULAN DAN SARAN sosialisai kepada pihak penyedia barang
Simpulan dan jasa mengenai pelaksanaan
Variabel penyusunan ulang proses implementasi e-Procurment, manfaat dan
pengadaan (CSF 1) tidak berpengaruh keuntungan dari implementasi e-
terhadap implementasi e-Procurement Procurement sehingga seluruh penyedia
karena memiliki hubungan positif namun barang dan jasa siap untuk
tidak signifikan.Variabel Pengukuran mengimplementasikannya, (3) untuk
kinerja (CSF 2) berpengaruh positif dan penelitian selanjutnya sebaiknya sampel
signifikan dengan implementasi e- penelitian diperbanyak, karena sampel
Procurement. Variabel strategi pada penelitian ini relatif kecil. Hal ini
implementasi (CSF 3) berpengaruh positif disebabkan karena sampel yang
dan signifikan dengan implementasi e- digunakan hanya di Unit Layanan
Procurement.Variabel perubahan program Pengadaan, Lembaga Pengadaan Secara
(CSF 4) berpengaruh positif dan signifikan Elektronik, dan beberapa penyedia saja
dengan implementasi e- dan (4) untuk penelitian selanjutnya
Procurement.Variabel dukungan dari jumlah sampel dari masing-masing
manajemen puncak (CSF 5) berpengaruh kelompok responden pada penelitian ini
positif dan signifikan dengan implementasi perlu disamakan, dengan harapan hasil
e-Procurement.Variabel penerima pengukuran dari tiga kelompok responden
pengguna akhir dan pelatihan (CSF 6) tersebut dapat dibandingkan.
berpengaruh positif dan signifikan dengan
implementasi e-Procurement. Variabel
kesesuaian dengan best practice untuk DAFTAR PUSTAKA
project management (CSF 7) berpengaruh
Birks, et al. 2001.Guide to e-Procurement
positif dan signifikan dengan implementasi
in the Public Sector: Cutting
e-Procurement. Variabel adopsi oleh
Through the Hype. London, UK:
penyedia (CSF 8) tidak berpengaruh
Office of Government Commerce,
dengan implementasi e-Procurement
HMSO.
karena memiliki hubungan negatif dan
Department of Finance (DOF). 2001.
signifikan.Variabel keamanan dan
Strategy for the Implementation of
keaslian (CSF 9) berpengaruh positif dan
eProcurement in the Irish Public
signifikan dengan implementasi e-
Sector. Dublin, Ireland: Author.
Procurement.Variabel standar komunikasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)