Anda di halaman 1dari 12

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN PADA


IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT TERHADAP PENCEGAHAN
FRAUD (STUDI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG)
1
Nyoman Indah Sutria Dewi, 1Dr. Edy Sujana. S.E., M.Si., Ak. , 2Made
Aristia Prayudi., SA., Msc., Ak

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail
:{indahsutria@gmail.com,ediesujana_bali@yahoo.com,prayudi.acc@u
ndiksha.ac.id}@undiksha.ac.id
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kesebelas faktor


keberhasilan e-Procurment terhadap implementasi e-Procurement di Pemerintah
Kabupten Badung, serta menguji pengaruh implementasi e-Procurement tersebut
terhadap pencegahan fraud dalam proses pengadaan barang/jasa di Pemerintah
Kabupten Badung. Sampel dalam penelitian terdiri dari 35 orang pegawai Unit
Layanan Pengadaan (ULP), 11 orang pegawai Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) dan 10 vendor atau perusahaan penyedia barang/jasa yang
terdaftar pada sistem SPSE.Teknik Analisis data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah PLS SEM dengan menggunakan software SmartPLS 3.0. Hasil
dari penelitian ini yaitu, dari kesebelas faktor keberhasilan,terdapat sembilan faktor
keberhasilan yang mempengaruhi implementasi e-Procurement di Pemerintah
Kabupaten Badung yaitu pengukuran kinerja, strategi implementasi, perubahan
program oleh manajemen, dukungan dari manajemen puncak, penerimaan
pengguna akhir dan pelatihan, kesesuaian dengan best practice untuk project
management, keamanan dan keaslian dokumen, standar komunikasi dan integrasi
sistem. Sedangkan terdapat dua faktor yang tidak mempengaruhi implementasi e-
Procurment yaitu penyusunan ulang proses pengadaan dan adopsi oleh penyedia.
Dan untuk pencegahan fraud pada proses pengadaan barang/jasa di sektor publik
khususnya Pemerintah Kabupaten Badung terbukti bahwa hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh implementasi e-Procurement.

Kata kunci : Faktor-faktor keberhasilan (CSFs), e-Procurement, Fraud,

Abstract

This study aimed at examining the effect of the eleven success factors of e-
Procurement on the implementation of e-Procurement in the government of Badung
Regency, and examining the effect of e-Procurement implementation on fraud
prevention in the procurement process of goods / services in the government of
Badung Regency. The sample in this research consisted of 35 employees of
Procurement Service Unit, 11 employees of Electronic Procurement Service and 10
vendors or companies providing goods / services listed on SPSE system. Data
analysis technique used in this research was PLS SEM by using software of
SmartPLS 3.0. The results of this study, from the eleven success factors, there were
nine success factors that affect the implementation of e-Procurement in the
government of Badung regency. They were performance measurement,
implementation strategy, program change by management, support from the top
management, end user acceptance and training, uniformity with best practice for
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

project management, security and authenticity of document, and communication


standard and system integration. Meanwhile, there were two factors that did not
affect the implementation of e-Procurment. They were the rearrangement of
procurement process and the adoption process by the provider. And for the fraud
prevention in the process of procurement of goods / services especially in the public
sector in the government of Badung Regency it was proved that in the process of
procurement of goods / services were very affected by the implementation of e-
Procurement.

Keywords: Success factors (CSFs), e-Procurement, Fraud,


Procurement adalah pengadaan barang
PENDAHULUAN atau jasa yang dilaksanakan dengan
Pengadaan barang/jasa pada menggunakan teknologi informasi dan
pemerintah adalah kegiatan untuk transaksi elektronik sesuai dengan
memperoleh barang/jasa oleh ketentuan perundang-undangan (Peraturan
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Presiden No. 70 Tahun 2012).Implementasi
Perangkat Daerah/Institusi (K/L/D/I) yang e-Procurement diharapkan memberikan
prosesnya dimulai dari perencanaan manfaat siginifikan terhadap pengadaan
kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh barang/jasa pemerintah. Tujuan e-
kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Procurement yaitu untuk memudahkan
Sehubungan dengan perwujudan sistem sourcing, proses pengadaan dan
pengadaan barang dan jasa yang baik, pembayaran, memberikan komunikasi
maka ditetapkan Peraturan Presiden No. 54 online antara buyers dengan vendor,
tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan mengurangi biaya proses administrasi
Jasa yang dimaksudkan untuk memberikan pengadaan, menghemat biaya dan
pedoman prosedur mengenai tata cara mempercepat proses (Sutedi, 2012:258)
Pengadaan Barang dan Jasa yang efisien, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
terbuka dan kompetitif sehingga akan mengungkapkan penggunaan sistem
berdampak pada peningkatan pelayanan pengadaan brang atau jasa pemerintah
publik, sesuai dengan tata kelola yang baik. secara elektronik (e-Procurement) terbukti
Namun kenyataannya masih adanya mampu menghemat anggaran Negara
masalah atau kasus yang timbul dari hingga 20 persen dan mampu menekan
adanya pengadaan barang dan jasa pada kasus korupsi.Proses pengadaan barang
sektor publik, salah satunya yaitu dan jasa dengan sistem elektronik
Fraud.Dari 486 kasus yang ditangani kpk memanfaatkan penggunaan internet
sejak tahun 2015, ada 142 kasus korupsi sebagai sarana informasi dan komunikasi.
yang berkaitan dengan pengadaan barang Pemerintah Kabupaten Badung
dan jasa pada sektor publik.Pencegahan merupakan salah satu Kabupaten yang bisa
fraud merupakan berbagai tindakan yang dikatakan sudah berhasil dalam
dilakukan untuk memperkecil kemungkinan melaksanakan sistem e-Procurement.
terjadinya kecurangan, membatasi atau Jumlah paket yang di lelangkan
memperkecil kerugian yang mungkin timbul Pemerintah Kabupaten Badung
bila terjadi kecurangan. menggunakan sistem e-procurement tinggi
Untuk mengurangi kasus Fraud dan dengan menggunakan sistem e-
yang terjadi dalam pengadaan barang dan Procurement Pemkab Badung dapat
jasa dibutuhkan adanya perubahan dan meningkatkan efisisensi anggaran yang
perbaikan mutu pada proses pelaksanaan cukup tinggi. Selain itu Pemerintah
pengadaan barang dan jasa dengan cara Kabupaten Badung memiliki banyak
meningkatkan dan mengoptimalkan penghargaan terkait impelemnetasi e-
layanan publik terhadap masyarakat. E- Procurement (ULP Pemkab Badung,
Procurement merupakan solusi pengadaan 2017).Namun tidak bisa dipungkiri bahwa
barang/jasa yang dapat mengurangi hingga kini kasus korupsi di pemerintah
terjadinya Fraud.Pengadaan secara Kabupaten Badung masih terjadi, terbukti
elektronik atau e- dengan adanya kasus korupsi terkait
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

pengadaan barang dan jasa pada tahun perubahan secara institusional dari sudut
2017. pandang institusi maupun organisasi (World
Dalam mencapai kesuksesan Bank, 2003).Berdasarkan uraian tersebut
penerapan e-Procurement, suatu maka peneliti mengambil hipotesis ketiga.
pemerintahan harus mengetahui faktor- H3 : strategi Imlementasi e-Procurement
faktor apa sajakah yang mendukung memiliki pengaruh positif terhadap
keberhasilan implementasi suatu sistem implementasi e-Procurementdi Pemerintah
informasi yang biasa disebut dengan Kabupaten Badung.
Critical Success Facmtors. CFSs adalah Faktor keberhasilan yang keempat
suatu area yang mengindikasikan yaitu perubahan program oleh
keberhasilan kinerja unit kerja organisasi manajemen.Diperlukannya perubahan
(Mahsun, 2013). Vaidya, dkk (2006) dalam dalam mendukung proses bisnis memiliki
penelitiannya mengemukakan bahwa hubungan secara langsung dengan
terdapat sebelas critical success factors kecepatan adopsi e-
yang mempengaruhi implementasi e- Procurement.Munculnya isu mengenai
Procurement perubahan yang dilakukan oleh manajemen
Faktor keberhasilan yang pertama tampak lebih penting seiring dengan
yaitu penyusunan ulang proses pengadaan. peningkatan kebutuhan dari
Prosedur dan praktik dari pengadaan stakeholder.Berdasarkan uraian tersebut
barang/jasa saat ini belum sesuai dengan maka peneliti mengambil hipotesis
tujuan dan sasaran, sebab itu inisiatif baru keempat.
berupa implementasi e-Procurement H4 : Perubahan Program oleh Manajemen
dibutuhkan untuk melakukan penyusunan memiliki pengaruh positif terhadap
ulang proses pengadaan barang/jasa implementasi e-Procurement di Pemerintah
(KPMG, 2001). Berdasarkan uraian Kabupaten Badung.
tersebut maka peneliti mengambil hipotesis Faktor keberhasilan yang kelima
pertama.H1 : penyusunan ulang proses adalah dukungan dari manajemen
pengadaan memiliki pengaruh positif puncak.Kepemimpinan manajer senior
terhadap implementasi e-Procurement di merupakan faktor penting dalam
Pemerintah Kabupaten Badung. implementasi e-Procurement. Untuk
Faktor keberhasilan yang kedua mengembangkan strategi implementasi tim
yaitu pengukuran kinerja.Menurut Briks, et manajemen puncak harus terlibat dalam
al. (2001) pengukuran kinerja merupakan proyek manajer, baik konsultan yang
kunci dari perubahan dan dapat terlibat dengan komite dan juga staff
mengarahkan perilaku seseorang. organisasi. Berdasarkan uraian tersebut
Kapabilitas pengukuran yang rendah maka peneliti mengambil hipotesis kelima.
membuat manajemen hanya mempunyai H5 : dukungan dari manajemen puncak
sedikit alat ukur dalam menilai kemajuan memiliki pengaruh positif terhadap
organisasi.Berdasarkan uraian tersebut implementasi e-Procurement di Pemerintah
maka peneliti mengambil hipotesis kedua. Kabupaten Badung.
H2 : pengukuran kinerja memiliki pengaruh Faktor keberhasilan yang keenam
positif terhadap implementasi e- adalah penerimaan pengguna akhir dan
Procurement di Pemerintah Kabupaten pelatihan.World Bank (2003)
Badung. mengungkapkan bahwa e-Procurement
Faktor keberhasilan yang ketiga merupakan teknologi baru yang juga
yaitu strategi impelementasi.Pembuatan merupakan sebuah perubahan dari
dokumentasi dan strategi eksekusi pendekatan konvensional, melatih staff
merupakan faktor keberhasilan yang dalam praktik dan penggunaan e-
penting sebelum adanya penyebaran solusi Procurement adalah hal penting untuk
e-Procurement.Teknologi driven dan mewujudkan implementasi e-
pengadaan driven harus seimbang, Procurement.Berdasarkan uraian tersebut
sehingga strategi e-Procurement tidak maka peneliti mengambil hipotesis keenam.
hanya menekankan pentingnya e- H6 : penerima pengguna akhir dan
Procurement di sektor publik tetapi juga pelatihan memiliki pengaruh positif
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

terhadap implementasi e-Procurement di pada kemudahan saling bertukar data


Pemerintah Kabupaten Badung. antara panitia dengan pemasok yang terkait
Faktor keberhasilan yang ketujuh pengadaan.Berdasarkan uraian tersebut
adalah kesesuaian best practice dengan maka peneliti mengambil hipotesis
perkara bisnis. Dalam memastikan kesepuluh.
pencapaian tujuan dari e-Procurement, H10 : standar komunikasi memiliki
pelaksanaan proyek harus dilanjutkan pengaruh positif terhadap implementasi e-
sejauh dan sejalan dengan kasus Procurement di Pemerintah Kabupaten
bisnis.Berdasarkan uraian tersebut maka Badung,
peneliti mengambil hipotesis ketujuh.H7 : Faktor keberhasilan yang kesebelas
kesesuaian dengan best practice untuk adalah integrasi sistem.World Bank (2003)
perkara bisnis atau project management mengungkapkan bahwa integrasi
memiliki pengaruh positif terhadap merupakan hal penting untuk
implementasi e-Procurement di Pemerintah menghubungkan sistem e-Procurement
Kabupaten Badung, dengan sistem keuangan manajemen untuk
Faktor keberhasilan yang kedelapan memfasilitasi proses pembayaran secara
adalah adopsi penyedia.Implementasi e- online kepada pemasok. Berdasarkan
Procurement memiliki hubungan yang erat uraian tersebut maka peneliti mengambil
dengan keterlibatan pemasok, seperti hipotesis kesebelas.
mendiskusikan perubahan yang diperlukan H11 : integrasi sistem memiliki pengaruh
dan menyajikan solusi kepada pemasok positif terhadap implementasi e-
yang berkaitan dengan pengembangan Procurement di Pemerintah Kabupaten
katalog.Berdasarkan uraian tersebut maka Badung.
peneliti mengambil hipotesis kedelapan. Keberhasilan implementasi e-
H8 : adopsi oleh penyedia memiliki Procurement diharapkan dapat mencegah
pengaruh positif terhadap implementasi e- terjadinya fraud dengan memberikan
Procurement di Pemerintah Kabupaten manfaat yang siginifikan terhadap
Badung. pengadaan barang/jasa
Faktor keberhasilan yang pemerintah.Pelakasaan e-Procurement
kesembilan adalah keamanan dan keaslian harus dilihat sebagai upaya untuk
dokumen.Karena sensitivitas data meningkatkan tujuan pengadaan, dalam hal
pemerintah dan sensitivitas sifat hukum dari kualitas, ketepatan waktu, biaya,
pesanan dan pembayaran, maka meminimalkan resiko bisnis, keuangan dan
keamanan data merupakan hal penting dari teknis; memaksimalkan kompetisi dan
sistem e-Procurement. Sistem e- memaksimalkan integritas.Berdasarkan
Procurement harus memiliki mekanisme uraian tersebut maka peneliti mengambil
dalam mengidentifikasi dan memeriksa hipotesis keduabelas.
pengguna yang akan melakukan pesanan, H12 : implementasi e-Procurement memiliki
sehingga pemasok merasa aman untuk pengaruh positif terhadap pencegahan
memenuhi pesanan tersebut.Berdasarkan fraud di Pemerintah Kabupaten Badung.
uraian tersebut maka peneliti mengambil Aulia Nurmayakin pada tahun 2015
hipotesis kesembilan. melakukan penelitian mengenai pengaruh
H9 : keamanan dan keaslian dokumen faktor-faktor keberhasilan pada
memiliki pengaruh positif terhadap implementasi e-procurement terhadap
implementasi e-Procurement di Pemerintah pencegahan fraud di pemerintah Kota
Kabupaten Badung Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan
Faktor keberhasilan yang kesepuluh bahwa terdapat tujuh faktor dari critical
adalah standar komunikasi.e-Procurement success factors (CSFs) memiliki pengaruh
membutuhkan berbagai sistem yang dimiliki positif dan empat faktor lainnya tidak
oleh pembeli dan pemasok untuk saling memiliki pengaruh positif pada
bertukar informasi dan dokumen implementasi e-Procurement di sektor
elektronik.Menurut DOF (2001), publik. Sedangkan untuk pengaruh
kesuksesan pengenalan dan adopsi e- implementasi e-Procurement terhadap
Procurement di sektor publik tergantung
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

pencegahan fraud, terbukti memiliki proses iterasi algoritma. Nilai Loading


pengaruh yang positif. dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
seluruh indikator memiliki nilai loading
METODE diatas 0,5 ( > 0,5) hal tersebut diartikan
Jenis penelitian ini adalah penelitian bahwa seluruh indikator valid dan dapat
kausal komparatif.Penelitian kausal digunakan. Untuk nilai AVE (Average
komparatif adalah penelitian yang Variance Extracted) dalam penelitian ini
diarahkan untuk menyelidiki hubungan menunjukkan bahwa seluruh variabel
sebab-akibat berdasarkan pengamatan memiliki nilai AVE diatas 0,5 hal tersebut
terhadap akibat yang terjadi dan mencari diartikan bahwa seluruh variabel memenuhi
faktor yang menjadi penyebab melalui data syarat validitas untuk pengujian SEM
yang dikumpulkan (Nurul Zuriah, 2007: (Structural Equation Modeling).
57).Pendekatan yang digunakan dalam Uji reliabilitas pada penelitian ini
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. diukur menggunakan parameter Alpha
Penelitian ini dilakukan selama sebulan, dari Cronbach’s dan Composite Reliability, nilai
tanggal 27 November 2017 sampai tanggal alpha cronbachdari semua variabel dalam
27 Desember 2017. Pengambilan data pada penelitian ini lebih dari 0,6 sehingga dapat
penelitian ini dilaksanakan di ULP dinyatakan bahwa semua konstruk
Pemerintah Kabupaten Badung, LPSE memenuhi reliabilitas pengujian. Nilai
Pemerintah Kabupaten Badung dan reliabilitas komposit dari semua variabel
Penyedia Barang dan Jasa pada dalam penelitian ini sudah lebih dari 0,7
Pemerintah Kabupaten Badungdengan cara sehingga dapat dinyatakan bahwa semua
menyebar kuesioner. Populasi pada variabel memenuhi kriteria reliabilitas.
penelitian ini menggunakan seluruh pihak Model struktural pada PLS
yang terlibat dalam penggunaan sistem e- dievaluasi menggunakan R2 untuk konstruk
Procurment yaitu pegawai di Unit Layanan dependen, nilai koefisien path atau t-values
Pengadaan (ULP), pegawai Layanan tiap path untuk uji signifikasi antar konstruk
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan dalam model struktural. Semakin tinggi nilai
vendor atau perusahaan penyedia R2, maka semakin baik pula model prediksi
barang/jasa. Penentuan sampel dalam dari model penelitian yang diajukan.Dari
penelitian ini dipilih secara sensus dan hasil uji statistik nilai R square untuk e-Proc
menggunakan metode purposive sampling. sebesar 0,979 yang berarti bahwa sebesar
Teknik Analisis data yang digunakan 97,9 % e-Proc dipengaruhi oleh CSF dan
dalam penelitian ini adalah PLS SEM. sisanya sebesar 2,1% dipengaruhi oleh
Evaluasi model PLS dilakukan dengan variabel lain yang tidak diteliti dalam
mengevaluasi model pengukuran (outer penelitian ini. Untuk fraud memiliki Rsquare
model). Model pengukuran (outer model) sebesar 0,773 yang berarti bahwa 77,3%
digunakan untuk menilai validitas kontruk fraud dipengaruhi oleh e-Proc dan sisanya
dan reliabilitas instrumen (Jogiyanto, 2011: 22,7% dipengaruhi oleh variable lain.
69). Model struktural (inner model) Pengujian struktural dilakukan untuk
digunakan untuk memprediksi hubungan memprediksi hubungan kausal antar
kausalitas antar variabel laten. Pengujian variabel melalui bootstraping, pengujian ini
struktural dilakukan untuk memprediksi dapat juga disebut sebagai pengujian
hubungan kausal antar variabel melalui hipotesis. Untuk tingkat keyakinan 95
bootstraping, pengujian ini dapat juga persen (alpha 5 persen) maka nilai T-table
disebut sebagai pengujian hipotesis. untuk hipotesis satu ekor (one-tailed)
adalah ≥ 1,64 sedangkan nilai T-table untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN hipotesis dua ekor (two-tailed) adalah ≥
Hasil Penelitian 1,96. Jika nilai T-statistics lebih tinggi
Hasil dari uji validitas penelitian ini dibandingkan dengan nilai T-table, maka
ditunjukkan dengan nilai loading dan nilai hipotesis terdukung (Jogiyanto, 2011:86).
AVE hasil uji yang dilakukan menggunakan Hasil uji hipotesis disajikan padaTabel 1.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

Tabel 1.
Nilai Uji Hipotesis

T Statistik P
Variabel Β Keterangan
Hipotesis Prediksi (| O/STDEV |) Values
H1 + CSF1 ->e-Proc 0.010 0.446 0.329 Ho diterima
H2 + CSF2 ->e-Proc 0.364 13.294 0.000 Ho ditolak
H3 + CSF3 ->e-Proc 0.034 1.828 0.036 Ho ditolak
H4 + CSF4 ->e-Proc 0.207 6.884 0.000 Ho ditolak
H5 + CSF5 -> e-Proc 0.082 2.113 0.020 Ho ditolak
H6 + CSF6 ->e-Proc 0.195 4.220 0.000 Ho ditolak
H7 + CSF7 ->e-Proc 0.051 1.999 0.025 Ho ditolak
H8 + CSF8 ->e-Proc -0.259 3.530 0.000 Ho diterima
H9 + CSF9 ->e-Proc 0.107 1.776 0.041 Ho ditolak
H10 + CSF10 ->e-Proc 0.228 5.498 0.000 Ho ditolak
H11 + CSF11 ->e-Proc 0.080 2.690 0.005 Ho ditolak
H12 + e-Proc ->fraud 0.879 37.752 0.000 Ho ditolak

Berdasarkan hasil perbandingan yang implementasi e-Procurement memiliki


disajikan pada Tabel 1.dapat dijabarkan nilai t-statistik sebesar 1,828, dimana nilai
bahwa variabel penyusunan ulang proses tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
pengadaan (CSF 1) berdasarkan Tabel (≥1,64) dengan tingkat signifikansi 0,000
1.terllihat bahwa pengaruh CSF 1 dengan (p<0,05), maka bisa dikatakan bahwa
implementasi e-Procurement memiliki pengaruh CSF 3 pada penelitian
nilai t-statistik sebesar 0,446, dimana nilai signifikan. Nilai β adalah positif (0,034)
tersebut kurang dari nilai t-tabel (≥1,64) yang menunjukkan bahwa hubungan
dengan tingkat signifikansi 0,329 (p<0,05), kedua variabel adalah positif. Dengan
maka bisa dikatakan bahwa pengaruh demikian dapat diartikan bahwa secara
CSF 1 pada penelitian ini tidak signifikan. statistik hipotesis ketiga pada penelitian ini
Nilai β adalah positif (0,010) yang terdukung atau diterima
menunjukkan bahwa hubungan kedua Variabel perubahan program (CSF
variabel adalah positif. Dengan demikian 4) berdasarkan Tabel 1. terllihat bahwa
dapat diartikan bahwa secara statistik pengaruh CSF 4 dengan implementasi e-
hipotesis pertama pada penelitian ini tidak Procurement memiliki nilai t-
terdukung atau ditolak. statistiksebesar 6,884, dimana nilai
Variabel Pengukuran kinerja (CSF tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
2) berdasarkan Tabel 1.terllihat bahwa (≥1,64) dengan tingkat signifikansi 0,000
pengaruh CSF 2 dengan implementasi e- (p<0,05), maka bisa dikatakan bahwa
Procurement memiliki nilai t-statistik pengaruh CSF 4 pada penelitian ini
sebesar 13,294, dimana nilai tersebut signifikan. Nilai β adalah positif (0,207)
lebih besar dari nilai t-tabel (≥1,64) yang menunjukkan bahwa hubungan
dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05), kedua variabel adalah positif. Dengan
maka bisa dikatakan bahwa pengaruh demikian dapat diartikan bahwa secara
CSF 2 pada penelitian ini signifikan. Nilai statistik hipotesis keempat pada penelitian
β adalah positif (0,364) yang ini terdukung atau diterima.
menunjukkan bahwa hubungan kedua Variabel dukungan dari
variabel adalah positif. Dengan demikian manajemen puncak (CSF 5) berdasarkan
dapat diartikan bahwa secara statistik Tabel 1. terllihat bahwa pengaruh CSF 5
hipotesis kedua pada penelitian ini dengan implementasi e-Procurement
terdukung atau diterima. memiliki nilai t-statistik sebesar 6,884,
Variabel strategi implementasi dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai
(CSF 3) berdasarkan Tabel 1. terllihat t-tabel (≥1,64) dengan tingkat signifikansi
bahwa pengaruh CSF 3 dengan 0,020 (p<0,05), maka bisa dikatakan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

bahwa pengaruh CSF 5 pada penelitian terllihatbahwa pengaruh CSF 9 dengan


ini signifikan. Nilai β adalah positif (0,082) implementasi e-Procurement memiliki
yang menunjukkan bahwa hubungan nilai t-statistik sebesar 1,776, dimana nilai
kedua variabel adalah positif. Dengan tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
demikian dapat diartikan bahwa secara (≥1,64) dengan tingkat signifikansi 0,041
statistik hipotesis kelima pada penelitian (p<0,05), maka bisa dikatakan bahwa
terdukung atau diterima. pengaruh CSF 9 pada penelitian ini
Variabel penerima pengguna akhir signifikan. Nilai β adalah positif (0,107)
dan pelatihan (CSF 6) berdasarkan Tabel yang menunjukkan bahwa hubungan
1. terllihat bahwa pengaruh CSF 6 dengan kedua variabel adalah positif. Dengan
implementasi e-Procurement memiliki demikian dapat diartikan bahwa secara
nilai t-statistik sebesar 4,220, dimana nilai statistik hipotesis kesembilan pada
tersebut lebih besar dari nilai t-tabel penelitian terdukung atau diterima.
(≥1,64) dengan tingkat signifikansi 0,000 Variabel standar komunikasi (CSF
(p<0,05), maka bisa dikatakan bahwa 10) berdasarkan Tabel 1. terllihat bahwa
pengaruh CSF 6 pada penelitian ini pengaruh CSF 10 dengan implementasi e-
signifikan. Nilai β adalah positif (0,195) Procurement memiliki nilai t-statistik
yang menunjukkan bahwa hubungan sebesar 5,498, dimana nilai tersebut lebih
kedua variabel adalah positif. Dengan besar dari nilai t-tabel (≥1,64) dengan
demikian dapat diartikan bahwa secara tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05), maka
statistik hipotesis keenam pada penelitian bisa dikatakan bahwa pengaruh CSF 10
terdukung atau diterima. pada penelitian ini signifikan. Nilai β
Variabel kesesuaian dengan best adalah positif (0,228) yang menunjukkan
practice untuk project management (CSF bahwa hubungan kedua variabel adalah
7) berdasarkan Tabel 1. terllihat bahwa positif. Dengan demikian dapat diartikan
pengaruh CSF 7 dengan implementasi e- bahwa secara statistik hipotesis
Procurement memiliki nilai t-statistik kesepuluh pada penelitian terdukung atau
sebesar 1,999, dimana nilai tersebut lebih diterima.
besar dari nilai t-tabel (≥1,64) dengan Variabel integrasi sistem (CSF 11)
tingkat signifikansi 0,025 (p<0,05), maka berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa
bisa dikatakan bahwa pengaruh CSF 7 pengaruh CSF 11 dengan implementasi e-
pada penelitian ini signifikan. Nilai β Procurement memiliki nilai t-statistik
adalah positif (0,051) yang menunjukkan sebesar 2,690, dimana nilai tersebut lebih
bahwa hubungan kedua variabel adalah besar dari nilai t-tabel (≥1,64) dengan
positif. Dengan demikian dapat diartikan tingkat signifikansi 0,005 (p<0,05), maka
bahwa secara statistik hipotesis ketujuh bisa dikatakan bahwa pengaruh CSF 11
pada penelitian terdukung atau diterima. pada penelitian ini signifikan. Nilai β
Variabel adopsi oleh penyedia adalah positif (0,080) yang menunjukkan
(CSF 8) berdasarkan Tabel 1. terllihat bahwa hubungan kedua variabel adalah
bahwa pengaruh CSF 8 dengan positif. Dengan demikian dapat diartikan
implementasi e-Procurement memiliki bahwa secara statistik hipotesis kesebelas
nilai t-statistik sebesar 3,530, dimana nilai pada penelitian terdukung atau diterima.
tersebut lebih dari nilai t-tabel (≥1,64) Variabel implementasi e-
dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05), Procurementberdasarkan Tabel 1.terllihat
maka bisa dikatakan bahwa pengaruh bahwa pengaruh e-Procurement dengan
CSF 8 pada penelitian ini signifikan. fraud memiliki nilai t-statistik sebesar
Namun nilai β adalah positif (-0,259) yang 37,752, dimana nilai tersebut lebih besar
menunjukkan bahwa hubungan kedua dari nilai t-tabel (≥1,64) dengan tingkat
variabel adalah negatif.Dengan demikian signifikansi 0,000 (p<0,05), maka bisa
dapat diartikan bahwa secara statistik dikatalan bahwa pengaruh e-
hipotesis kedelapan pada penelitian ini Procurement pada penelitian ini
tidak terdukung atau ditolak. signifikan. Nilai β adalah positif (0,879)
Variabel keamanan dan keaslian yang menunjukkan bahwa hubungan
(CSF 9) berdasarkan Tabel 1. kedua variabel adalah positif. Dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

demikian dapat diartikan bahwa secara bahwa pengukuran kinerja merupakan


statistik hipotesis keduabelas pada kunci dari perubahan dan dapat
penelitian terdukung atau diterima. mengarahkan perilaku seseorang.
Strategi implementasi e-
Pembahasan Procurement (CSF 3) memiliki pengaruh
Pengaruh Faktor-faktor Keberhasilan yang posistif terhadap implementasi e-
pada Implementasi e-Procurement Procurement.Pemkab Badung memiliki
Dari hasil uji pengaruh faktor-faktor strategi yang tepat dalam implementasi e-
keberhasilan (CSFs) pada implementasi Procurement sehingga Pemerintah
e-Procurement di sektor dapat dilihat Kabupaten Badung dapat lebih efektif dan
bahwa Penyusunan ulang proses efisien dalam melaksanakan pengadaan
pengadaan (CSF 1) tidak berpengaruh barang dan jasa.Hasil penelitian ini
secara posistif dengan implementasi e- sejalan dengan gagasan yang
Procurement. Perbaikan transaparansi dikemukakan oleh beberapa
dalam proses pengadaan di Pemkab peneliti.Teknologi driven dan pengadaan
sudah dilakukan sejak driven harus seimbang, sehingga strategi
diimplementasikannya sistem e- e-Procurement tidak hanya menekankan
Procurement ini. Namun hasil penelitian pentingnya e-Procurement di sektor publik
untuk penyusunan ulang proses tetapi juga perubahan secara institusional
pengadaan ditolak, mungkin disebabkan dari sudut pandang institusi maupun
karena dalam CSF ini terdapat indikator organisasi (World Bank, 2003).
pembayaran faktur secara otomatis. Perubahan program manajemen
Sedangkan dalam prosesnya, (CSF 4) memiliki pengaruh yang posistif
pembayaran faktur secara otomatis belum terhadap implementasi e-
diterapkan di Pemkab Badung. Hasil Procurement.Sebelum menerapkan
pengujian pada penelitian ini tidak sesuai sistem e-Procurement Pemkab Badung
dengan beberapa teori, seperti yang melakukan komunikasi dan konsultasi
dikemukakan oleh KPMG (2001) bahwa kepada pihak panitia pengadaan barang
prosedur dan praktik dari pengadaan dan jasa Pemerintah Kabupaten Badung
barang/jasa saat ini belum sesuai dengan untuk meredam adanya penolakan dari
tujuan dan sasaran, sebab itu, inisiatif pihak intern organisasi serta
baru berupa implementasi e-Procurement mengidentifikasi dampak dan
dibutuhkan untuk melakukan penyusunan menghilangkan hambatan potensial terkait
ulang proses pengadaan barang/jasa. implementasi e-Procurement.Hasil
Pengukuran kinerja (CSF 2) penelitian ini sejalan dengan beberapa
memiliki pengaruh secara posistif dengan teori. OCG (2002) menjelaskan bahwa isu
implementasi e-Procurement.Hasil perubahan manajemen harus lebih
tersebut membuktikan bahwa pengukuran diperhatikan, serta menetapkan tiga cara
kinerja di Pemkab Badung memberikan untuk mencapai perubahan manajemen
dukungan kepada implementasi e- dalam keberhasilan e-Procurement, yaitu:
Procurement.ULP dan LPSE Pemerintah konsultasi, komunikasi, dan resolusi isu.
Kabupaten Badung memiliki indikator Dukungan dari manajemen puncak
kinerja utama yang dijadikan ukuran (CSF 5) memiliki pengaruh yang posistif
dalam pengukuran kinerja karyawan ULP terhadap implementasi e-Procurement.
dan LPSE Pemerintah Kabupaten Badung Peran manajemen puncak terhadap
dapat memberikan evaluasi atau arahan Pimpinan dari ULP dan LPSE Pemkab
bagi para karyawan untuk melakukan Badung turut serta dalam steering comite
tugasnya sesuai dengan target dan serta selalu memberikan dukungan yang
sasaran untuk mencapai tujuan baik pada proses implememtasi e-
instansi.Hasil pengujian tersebut Procurement. Hasil penelitian ini sejalan
mendukung teori yang membangun dengan beberapa teori, seperti yang
hipotesis tersebut, seperti yang diungkapkan ECOM (2002) yang
dikemukakan oleh Briks, et al. (2001) menjelaskan bahwa untuk
mengembangkan strategi implementasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

tim manajemen puncak harus terlibat keberhasilan implementasinya.Namun


dalam proyek manajer, baik konsultan hasil dari penelitian ini, faktor adopsi oleh
yang terlibat dengan komite dan juga staff penyedia tidak memiliki pengaruh yang
organisasi.dan strategi dalam positif terhadap implementasi e-
implementasi e-Procurement. Procurement.Hal ini disebabkan mungkin
Penerimaan pengguna akhir dan karena tidak semua penyedia siap untuk
pelatihan (CSF 6) memiliki pengaruh yang melakukan tender secara elektronik di
posistif terhadap implementasi e- Pemkab Badung, kurangnya sosialisasi
Procurement.ULP Pemerintah Kabupaten mengenai pelaksanaa sistem e-
Badung memberikan pelatihan yang Procurement ini sehingga penyedia
memadai kepada seluruh pihak yang kurang begitu memahami mengenai
terlibat dalam proses pengadaan barang keuntungan atau manfaat dari
dan jasa mengenai implementasi e- pengimplementasian program e-
Procurement secara berkala baik berupa Procurement di Sektor Publik.Hasil
bimtek maupun sosialisasi. Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan teori-
penelitian ini mendukung beberapa teori, teori yang dikemukakan oleh Briks, et al.,
seperti yang diungkapkan oleh World (2001) bahwa implementasi e-
Bank (2003) bahwa e-Procurement Procurement memiliki hubungan yang erat
merupakan teknologi baru yang juga dengan keterlibatan pemasok, seperti
merupakan sebuah perubahan dari mendiskusikan perubahan yang
pendekatan konvensional, melatih staff diperlukan dan menyajikan solusi kepada
dalam praktik dan penggunaan e- pemasok yang berkaitan dengan
Procurement adalah hal penting untuk pengembangan katalog untuk pemasok.
mewujudkan implementasi e- Keamanan dan keaslian dokumen
Procurement. (CSF 9) memiliki pengaruh yang posistif
Kesesuaian best practice untuk terhadap implementasi e-Procurement.
kasus bisnis/project management (CSF 7) Keamanan dan keaslian dokumen pada
memiliki pengaruh yang posistif terhadap proses e-Procurement merupakan hal
implementasi e-Procurement.Sistem e- penting yang dapat diwujudkan dengan
Procurement di Pemkab Badung sudah adanya otorisasi dokumen, sertifikat
mampu menjadi praktik terbaik dalam keaslian, firewall, atau bentuk lainnya.
penyesuaian dengan masalah bisnis, Menjaga keamanan dan keaslian
sehingga hal tersebut berpengaruh pada dokumen dalam proses e-Procurement
penggunaan sistem e-Procurement, pada sektor publik khususnya Pemkab
seperti semakin banyaknya penyedia Badung telah dilakukan secara baik
yang menggunakan sistem e-Procurement sesuai dengan prosedur yang ada di
di Pemkab Badung.Hasil penelitian ini dalam penerapan e-Procurement di
mendukung teori yang diungkapkan oleh Pemkab Badung. Hal ini dilakukan agar
Briks, et al. (2001) bahwa kasus proses para penyedia tidak merasa khawatir
bisnis pada e-Procurement harus terhadap keamanan dan keaslian
mencakup identifikasi driver, memahami dokumen dalam proses e-Procurement.
titik awal, manfaat, pendekatan, Hasil pada penelitian ini sejalan dengan
ketercapaian, risiko, dan realisasi beberapa teori, seperti yang diungkapkan
manfaat. oleh Briks, et al. (2001) bahwa keaslian
Adopsi oleh penyedia (CSF 8) dokumen merupakan persyaratan
tidak memiliki pengaruh yang posistif kemanan dari proses e-Tendering,
terhadap implementasi e- dengan alasan sistem e-Purchasing dan
Procurement.Pengetahuan pemasok prosesnya memerlukan perlindungan
mengenai sistem e-Procurement karena proses tersebut merupakan
merupakan hal yang penting untuk transaksi keuangan yang rentan terhadap
diperhatikan.Penyedia barang/jasa perlu kecurangan.
memahami mengenai keuntungan dari Standar komunikasi (CSF 10)
pengimplementasian program e- memiliki pengaruh yang posistif terhadap
Procurement ini untuk mendukung implementasi e-Procurement.Standar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

komunikasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini didukung oleh sembilan
standar teknis, prosedur, peraturan, atau faktor keberhasilan (CSF) dari 11 faktor
sejenisnya.Sistem e-Procurement di keberhasilan (CSF).Berdasarkan
Pemkab Badung memiliki standar teknis, pengamatan, proses pengadaan barang
standar dokumen pengadaan, standar jasa di Pemkab Badung dapat dinilai
teknologi dan standar prosedur cukup berhasil dalam menciptakan proses
pengadaan yang baik sehingga dapat pengadaan barang dan jasa yang efektif
memudahkan panitia pengadaan dan efisien sesuai dengan tujuan
berkomunikasi dan bertukar dokumen diterapkannya sistem e-Procurement.
elektronik kepada pihak penyedia.Hasil Sehingga, implementasi e-Procurement di
penelitian ini sejalan dengan teori yang Pemkab Badung dapat mendukung
diungkapkan oleh beberapa peneliti pencegahan fraud di sektor publik
terdahulu seperti DOF (2001) yang khususnya di Pemkab Badung. Sistem e-
mengungkapkan bahwa kesuksesan Procurment (SPSE)yangdi kelola
pengenalan dan adopsi e-Procurement di langsungoleh Lembaga Pengadaan
sektor publik tergantung pada kemudahan Secara Elektronik memberi sekat antara
saling bertukar data antara panitia dengan panitia pengadaan yang berada di Unit
pemasok yang terkait pengadaan. Layanan Pengadaan Pemkab Badung
Integrasi sistem (CSF 11) memiliki dengan penyedia barang dan jasa,
pengaruh secara posistif terhadap sehingga panitia pengadaan tidak bisa
implementasi e-Procurement di sektor melakukan interaksi langsung dengan
publik.Sistem yang terintegrasi dapat penyedia barang dan jasa selama proses
memudahkan pengguna sistem dalam lelang dilakukan, hal ini tentunya dapat
memperoleh data yang dibutuhkan secara mencegah negosiasi antara panitia
realtime.Pemkab Badung memiliki sistem pengadaan dengan penyedia barang dan
e-Procurement yang terintegrasi sehingga jasa yang nantinya bisa mengindikasikan
dapat memudahkan pengguna sistem terjadinya penyelewengan atau fraud.
dalam memperoleh data yang dibutuhkan Pihak ULP Badung juga merasakan
secara realtime.Adanya integrasi sistem langsung peran dari adanya e-
pada Pemkab Badung dapat dilihat dari Procurement yang terbukti dapat
ketepatan waktu penerimaan dan meningkatkan transparansi, meningkatkan
pengiriman informasi, kesesuaian akuntabilitas, mendukung monitoring dan
informasi, hingga transaksi secara audit, memberikan informasi yang real
elektronik dengan pemasok.Hasil time serta memberikan pengetahuan yang
penelitian ini sesuai dengan teori-teori luas bagi masyarakat mengenai proses
sebelumnya seperti yang diungkapkan pengadaan barang dan jasa secara
oleh WorldBank (2003) bahwa integrasi elektronik. Dengan menerapkan prinsip
merupakan hal penting untuk transparansi dalam implementasi e-
menghubungkan sistem e-Procurement Procurement, maka control terhadap
dengan sistem keuangan manajemen proses pengadaan barang/jasa dapat
untuk memfasilitasi proses pembayaran lebih mudah dilakukan, sehingga dapat
secara online kepada pemasok. mencegah terjadinya fraud, seperti
penyimpangan, persaingan yang tidak
Pengaruh Implementasi e-Procurement sehat, pertentangan kepentingan para
terhadap Pencegahan Fraud pihak yang terkait, pemborosan dan
Hasil pengujian hipotesis yang kebocoran keuangan, hingga
keduabelas adalah terdukung atau penyalahgunaan wewenang (kolusi). Jadi
diterima.Hal ini berarti bahwa dengan adanya implementasi e-
implementasi e-Procurement memiliki Procurment di Pemkab Badung,
pengaruh secara posistif terhadap pemerintah daerah dibantu untuk dapat
pencegahan fraud di sektor mencegah praktik kecurangan dan
publik.Keberhasilan pengimplementasian skaligus memberikan kesempatan bagi
e-Procurement di Pemkab Badung dalam masyarakat luas untuk melakukan control
sosial terhadap kinerja pemerintah dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

melakukan proses pengadaan barang dan (CSF 10) berpengaruh positif dan
jasa signifikan dengan implementasi e-
Hasil dari penelitian ini konsisten Procurement.Variabel integrasi sistem
dengan penelitian yang dilakukan oleh (CSF 11) berpengaruh positif dengan
penelitian sebelumnya, yang menyatakan implementasi e-Procurment.Variabel
bahwa implementasi e-Procurement pada implementasi (e-Procurement)
berpengaruh terhdap pencegahan Fraud berpengaruh positif dan signifikan
di Pemerintah Kota Surabaya (Aulia, terhadap pencegahanfraud.
2015).Hasil dari penelitian ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Saran
Jasin, dkk.(2007) bahwa e-Procurement Berdasarkan hasil penelitian ini,
merupakan salah satu pendekatan terbaik maka saran yang dapat diberikan adalah
dalam mencegah terjadinya korupsi dalam sebagi berikut : (1) untuk pihak
pengadaan barang/jasa pemerintah Kabupaten Badung agar
pemerintah.Melaksanakan e- melaksanakan pembayaran faktur secara
Procurement, transparansi dalam otomatis dan rekonsiliasi agar proses
pengadaan barang dan jasa dapat penyusunan ulang proses pengadaan
terwujud sehingga peluang korupsi, kolusi lebih maksimal sehingga berpengaruh
dan nepotisme bisa diperkecil (Jasin. dkk, pada implementasi e-Procurement, (2)
2007). untuk pihak Pemerintah Kabupaten
Badung agar meningkatkan pemberian
SIMPULAN DAN SARAN sosialisai kepada pihak penyedia barang
Simpulan dan jasa mengenai pelaksanaan
Variabel penyusunan ulang proses implementasi e-Procurment, manfaat dan
pengadaan (CSF 1) tidak berpengaruh keuntungan dari implementasi e-
terhadap implementasi e-Procurement Procurement sehingga seluruh penyedia
karena memiliki hubungan positif namun barang dan jasa siap untuk
tidak signifikan.Variabel Pengukuran mengimplementasikannya, (3) untuk
kinerja (CSF 2) berpengaruh positif dan penelitian selanjutnya sebaiknya sampel
signifikan dengan implementasi e- penelitian diperbanyak, karena sampel
Procurement. Variabel strategi pada penelitian ini relatif kecil. Hal ini
implementasi (CSF 3) berpengaruh positif disebabkan karena sampel yang
dan signifikan dengan implementasi e- digunakan hanya di Unit Layanan
Procurement.Variabel perubahan program Pengadaan, Lembaga Pengadaan Secara
(CSF 4) berpengaruh positif dan signifikan Elektronik, dan beberapa penyedia saja
dengan implementasi e- dan (4) untuk penelitian selanjutnya
Procurement.Variabel dukungan dari jumlah sampel dari masing-masing
manajemen puncak (CSF 5) berpengaruh kelompok responden pada penelitian ini
positif dan signifikan dengan implementasi perlu disamakan, dengan harapan hasil
e-Procurement.Variabel penerima pengukuran dari tiga kelompok responden
pengguna akhir dan pelatihan (CSF 6) tersebut dapat dibandingkan.
berpengaruh positif dan signifikan dengan
implementasi e-Procurement. Variabel
kesesuaian dengan best practice untuk DAFTAR PUSTAKA
project management (CSF 7) berpengaruh
Birks, et al. 2001.Guide to e-Procurement
positif dan signifikan dengan implementasi
in the Public Sector: Cutting
e-Procurement. Variabel adopsi oleh
Through the Hype. London, UK:
penyedia (CSF 8) tidak berpengaruh
Office of Government Commerce,
dengan implementasi e-Procurement
HMSO.
karena memiliki hubungan negatif dan
Department of Finance (DOF). 2001.
signifikan.Variabel keamanan dan
Strategy for the Implementation of
keaslian (CSF 9) berpengaruh positif dan
eProcurement in the Irish Public
signifikan dengan implementasi e-
Sector. Dublin, Ireland: Author.
Procurement.Variabel standar komunikasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:8 No:2 Tahun 2017)

ECOM Group. 2002. E-Procurement in the di: www.ogc.gov.uk [Diakses pada


UK Public Sector:Guide to 11 September 2017]
Development and Best Practice (A Republik Indonesia. 2010. Peraturan
CIPFA e-Government Forum Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Report). London, UK: Author tentang Pengadaan Barang/Jasa
Jasin, dkk.2007. Mencegah Korupsi Pemerintah.
melalui e-Procurement – Meninjau ______.2012.Peraturan Presiden
keberhasilan Pelaksanaan e- Republik Indonesia Nomor 70
Procurement di Pemerintah Kota Tahun 2012 Tentang Perubahan
Surabaya. Komisi Pemberantasan Kedua Atas Peraturan Presiden
Korupsi: Direktorat Penelitian dan Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengembangan. Pengadaan Barang Jasa
Jogiyanto, H.M. 2011. Metodologi Pemerintah.
Penelitian Bisnis Edisi Keempat. Republika. 2017. KPK: 142 Kasus di KPK
Yogyakarta: BPFE Berasal dari Pengadaan Barang
KPMG.2001. University of California dan Jasa.[Online], tersedia di:
Office of the President System- m.republika.co.id, [diakses pada
Wide EProcurement Assesment 10 September 2017]
and Strategy Recommendation. Sutedi, Adrian. 2012. Aspek Hukum
Barkely, CA: KPMG Consulting. Pengadaan Barang & Jasa dan
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Berbagai Permasalahannya.
Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Jakarta: Sinar Grafika
BPFE. ULP Pemerintah Kabupaten Badung.
Nurmayakin, Aulia. 2015. Pengaruh 2017. Peran ULP Badung sebagai
Faktor-Faktor Keberhasilan pada Centre Off Exellence dalam
Implementasi e-Procurement Pengadaan Barang dan Jasa
terhadap Pencegahan Fraud Pemerintah. Badung: ULP
(Studi pada Pemerintah Kota Pemerintah Kabupaten Badung
Surabaya). Yogyakarta: Jurusan Vaidya, Kishor, et al. 2006. Critical
Magister Akuntansi, Fakultas Factors That Influence E-
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Procurement Implementation
Gajah Mada. Success in Public Sector. Journal
Nurul, Zuriah. 2007. Metode Penelitian of Public ProcurementVol 6 No
Sosial dan Pendidikan, Teori- 1&3, Hal 70-99
Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara World Bank (WB). 2003. Electronic
Office of Government Commerce (OGC). Government Procurement (e-GP):
2002. A guide to e-Procurement World Bank Draft Strategy.
for Public Sector. [Online], tersedia Washington DC: Author.

Anda mungkin juga menyukai