Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ratrhi Dita Efendi

NIM : 202010050311106
Kelas : Ilmu Pemerintahan C
“Penerapan E-Government Dalam Pembuatan E-KTP Untuk Pelayanan Publik yang Berkualitas”
Latar Belakang
Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk yang paling besar keempat sedunia. Dengan
memiliki beragam jenis kebudayaan, hal ini menjadi suatu tantangan agar dapat menciptakan pelayanan
publik yang prima untuk semua penduduknya. Pelayanan publik merupakan sebuah kegiatan yang memiliki
tujuan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan perundang-undangan untuk setiap
warga negara serta penduduk atas barang, jasa, serta pelayanan administratif. Pelayanan tersebut
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam pelaksanaan pelayanan publik, sumber daya
manusia menjadi faktor yang sangat penting. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai kemampuan untuk
melakukan kerjasama dalam sebuah penyusunan tujuan serta bekerja sama untuk mencapai tujuan
tersebut. Selaku sebagai sumber daya manusia yang melaksanakan pelayanan publik seorang pegawai
harus mempunyai kemampuan, pengetahuan, kemampuan, keahlian, serta sikap dan perilaku yang baik.
Adanya sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadikan pelayanan public menjadi lebih baik serta
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. (Koli & Firdausi, 2019)
Pelayanan publik di Indonesia merupakan tanggung jawab pemerintah yang merupakan amanat
dari Undang-Undang Dasar 1045 yang secara yurridis diatur pada pasal 34 ayat (3) dan untuk kepastian
hukum yang terkait dengan pelayanan public ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. Salah satu pelayanan publik yaitu penyelenggaraan administrasi kependudukan.
Hingga saat ini pelayanan administrasi kependudukan ini masih sering mendapatkan keluhan dari
masyarakat. Pada dasarnya masyarakat kecewa dengan birokrasi karena mereka tidak ditempatkan
selayaknya sebagai pelanggan yang berhak atas jasa pelayanan. Salah satu permasalahan pada
pelayanan administrasi kependudukan ini yairu masyarakat masih sering dihadapkan dengan proses yang
berbelit-belit bahkan antrian yang panjang serta memakan waktu yang cukup lama. Permasalahan yang
terjadi tersebut akan mengakibatkan munculnya makelar atau calo pada pembuatan KTP selain itu juga
akan memungkinkan terjadinya praktik diskriminasi. Hal tersebut seharusnya dapat menjadi teguran
pemerintah agar segera melakukan inovasi dalam pelayanan. (Cholifinando, 2022)

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya sebuah pembaruan dan perubahan
dimaksudkan dengan tujuan yaitu untuk menuju terwujudnya sebuah pemerintahan yang demokratis untuk
mewujudkan good governance. Good governance memiliki ciri bahwa transparansi yang berdasarkan arus
informasi yang bebas, yang dimana seluruh proses pemerintahan serta informasinya dapat diakses oleh
seluruh pihak yang memiliki kepentingan. Dalam kepentingan transparansi tersebut, diperlukan juga sarana
komunikasi yang nantinya dapat menjamin kelancaran informasi. Pentingnya arti perwujudan
kepemerintahan yang baik tersebut maka aparatur negara juga dituntut untuk mampu meningkatkan
kinerja. Tujuannya adalah dapat mewujudkan pelayanan masyarakat yang efisien dan berkualitas. Dalam
hal ini pemerintah melaksanakan pemerintahan elektronik ( e-Government) yang juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Maka pemerintah menerapkan suatu system informasi
kependudukan yang berbasis teknologi yaitu Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau KTP-EL. (Putra, 2022)
Pada bulan Februari 2011 Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia meluncurkan program e-
KTP. Dibentuknya program ini dilatar belakangi oleh system pembuatan KTP konvensional/nasional di
Indonesia yang dapat memungkinkan seseorang memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini dikarenakan belum
adanya basis data terpadu yang dapat menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Dengan tidak
adanya basis data terpadu tersebut akan sangat memungkinkan dan memberi peluang kepada penduduk
yang ingin berbuat curang dalam hal tertentu dengan menggandakan KTP nya. Perbuatan curang tersebut
misalnya dapat digunakan untuk pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota, menghindari
pajak, menyembunyikan identitas (seperti teroris), menghindari pajak serta mengamankan kejahatan atau
kriminalitas dan bahkan korupsi. Selain untuk menghindari hal-hal tersebut, penerapan system informasi
kependudukan yang berbasis teknologi atau e-KTP ini juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat. (Sukur Suleman, 2019)
Di zaman yang sudah maju dan berkembang seperti sekarang ini efektivitas dan efisiensi tentu
saja sangat dibutuhkan pada setiap keperluan. Hal ini juga tidak terkecuali dalam pelayanan pemerintahan
maupun daerah yang harus selalu memperhatikan segala peluang, potensi, dan tantangan dalam proses
penyelenggaraan pelayanan. Pelayanan KTP Elektronik ini merupakan salah satu pelayanan public yang
diberikan oleh pemerintah dan ditujukan kepada masyarakat. Pembuatan E-KTP menjadi suatu unsur yang
sangat penting dalam administrasi kependudukan. Di Indonesia proses penyelenggaraan pelayanan
pengurusan E-KTP harus terus ditingkatkan dalam hal efektivitas dan efisiensinya. Hal ini dikarenakan di
Indonesia proses pelayanan tersebut belum dapat direalisasikan secara optimal. (Febrian et al., 2020)
Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan KTP-el ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal
ini dikarenakan pada (Koli & Firdausi, 2019)pelaksanaannya masih terdapat berbagai permasalahan.
Masalah yang timbul yaitu mulai dari skandal korupsi proyek KTP-el hingga adanya permasalahan teknis
yang menyebabkan terganggunya pelayanan KTP-el. Selain itu juga terdapat permasalahan yaitu
ketersediaan blangko KTP-el yang berasal dari pemerintah pusat belum mampu mencukupi kebutuhan di
setiap daerah, dan juga masih terbatasnya petugas KTP-el yang kompeten serta peralatan KTP-el yang
belum memadai. Pelayanan masyarakat dapat dikatakan efektif jika masyarakat mendapat kemudahan
dalam prosedur pelayanan yang singkat, tepat, cepat dan memuaskan. Faktor yang mempengaruhi
berhasilnya peningkatan efektifitas pelayanan umum ini ditentukan oleh kemampuan pemerintah dalam
peningkatan disiplin kerja apparat pelayanan. Pelayanan publik menjadi salah satu tugas yang penting dan
tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah. Ini dikarenakan jika komponen pelayanan terjadi stagnasi
akan dipastikan semua sector akan berdampak kemacetan. Sehingga perlu diadakannya perencanaan
yang baik dan perlu juga diformulasikan standar pelayanan pada masyarakat yang sesuai dengan
kewenangan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. (Aditya Rachman,
2019)
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang menggunakan latar alamiah yang
bermaksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada. Penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif
kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka. Dapat
diartikan juga bahwa penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti menjadi instrument kunci. Penelitian kualitatif
berlandaskan pada postpositivisme, karena digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah. (Fadli,
2021)
Jenis metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan jenis
studi literature. Studi literature merupakan salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang dilakukan
dengan mengumpulkan data melalui artikel, jurnal, buku, dan lain sebagainya. Studi ini dilakukan dengan
cara menelusuri dokumen penting yang memiliki keterkaitaitan dengan fokus penelitian. Studi literature
juga dapat disebut dengan studi kepustakaan . Dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan
penjelasan tentang gambaran umum pada penelitian Penerapan E-Government dalam Pembuatan E-KTP
untuk Pelayanan Publik yang Berkualitas. Bahan yang digunakan dapat berupa catatan yang
terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, artikel, jurnal, dan lain-lain. Untuk memperoleh kredibilitas
yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah tersebut otentik. Jenis penelitian ini dapat
digunakan untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah yang
terpublikasikan.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Sumber data sekunder merupakan data
yang bersumber dari berbagai jurnal penelitian yang mengarah pada judul yaitu penerapan e-govenrment
dalam pembuatan e-ktp untuk pelayanan public yang berkualitas. Pengumpulan data sekunder ini dimulai
dengan studi Pustaka yaitu melalui membaca, mencatat, serta mengolah bahan dari hasil pencarian
Pustaka untuk dapat disimpulkan. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan metode analisis
deskriptif. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta yang kemudian disusul
dengan analisis, tidak semata-mata menguraikan, akan tetapi juga memberikan pemahanan serta
penjelasan yang cukup.
Literature Review
Pelayanan Publik
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pelayanan public
merupakan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan public
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public. Sedangkan
menurut Wasistiono (dalam (Febrian et al., 2020)) pelayanan public adalah pemberian jasa baik oleh
pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau
tanpa pembayaran guna untuk memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat. Suatu pelayanan
public yang telah memenuhi standar pelayanan berarti bahwa pemerintah telah mewujudkan kualitas
pelayanan yang sesuai dan memenuhi harapan masyarakat (Mamadoa et al., 2022). Secara konseptual
kualitas yang dapat diterapkan adalah pada produk barang maupun jasa, hal ini dikarenakan
penekanannya adalah pada berbagai system kualitas termaksud perencanaan serta pengendalian system
kualitas pada ranah perbaikan kualitas, maka penataan sumber daya aparatur menjadi sangat penting
untuk meningkatkan kualitas pelayanan public yang sesuai dengan harapan masyarakat. Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2009 juga mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan
efektivitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. Pelayanan yang efektif oleh pemerintah akan
memperkuat demokrasi serta hak asasi manusia, mengurangi kemiskinan, mempromosikan kemakmuran
ekonomi, serta memperdalam kepercayaan terhadap pemerintah dan administrasi public. (Imam Tresno
Edy, Nurul Badriyah, Muhammad Umbu Khilil, 2020)
Menurut Zeithaml dkk (1990) dalam (Erlianti, 2019) menyebutkan terdapat 5 (lima) indikator yang
digunakan dalam evaluasi kualitas pelayanan public, yaitu :
1. Tangibles (bukti langsung) yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana
komunikasi. Pada tangibles ini terdiri atas indikator penampilan petugas atau aparatur ketika
melayani pelanggan, keamanan tempat dalam pelayanan, kemudahan dalam proses pelayanan,
kedisiplinan petugas, kemudahan akses pelayanan, serta penggunaan alat bantu pelayanan.
2. Reliability (kehandalan) maksudnya adalah kemampuan yang dimiliki aparatur dalam memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan. Dalam kehandalan ini terdiri dari
indikator kecermatan petugas ketika melayani pelanggan, kemampuan petugas dalam
menggunakan alat bantu proses pelayanan, memiliki standar pelayanan yang jelas, keahlian
petugas dalam menggunakan alat bantu proses pelayanan.
3. Responsiviness (daya tanggap) yaitu keinginan staf dalam membantu pelanggan serta
memberikan pelayanan dengan tanggap. Indikatornya adalah merespon pelanggan yang ingin
mendapatkan pelayanan, petugas melakukan pelayanan dengan cepat, cermat, dan tepat, serta
menerima dan merespon keluhan pelanggan.
4. Assurance (jaminan) hal ini mencakup kemampuan, kesopanan, serta sifat dapat dipercaya yang
dimiliki oleh para staf. Terdiri dari indikator, petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam
pelayanan, petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan, petugas memberikan jaminan
biaya dalam pelayanan, dan petugas membetikan kepastian biaya dalam pelayanan.
5. Empathy (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, serta
memahami kebutuhan para pelanggan. Indikatornya adalah petugas melayani dengan sikap
ramah, mendahulukan kepentingan pelanggan, petugas melayani dengan sikap sopan santun,
petugas melayani dengan tidak deskriminatif, petugas melayani serta menghargai setiap
pelanggan.
Kualitas Pelayanan
Menurut Goetsch dan Davis dalam (Aditya Rachman, 2019) Mengemukakan bahwa kualitas
pelayanan adalah kondisi dininamis yang memiliki hubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi serta melebihi harapan. Dalam hal ini konsep kualitasnya yaitu meliputi usaha
untuk dapat memenuhi harapan pelanggan, mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
Selain hal tersebut, kualitas adalah suatu kondisi yang selalu berubah, contohnya adalah apa yang
dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas di masa mendatang. Pada suatu
kualitas pelayanan dipengaruhi oleh beberapa faktor penghambat dan pendukung, faktor tersebut yaitu :
(Sari & Suryana, 2019)
a. Faktor kesadaran : jika dalam suatu pelayanan terdapat kesadaran maka akan dapat membawa
seseorang pada keikhlasan serta kesungguhan dalam menjalankan dan melaksanakan suatu
kehendak. Dalam sebuah lingkungan berorganisasi kerja tertuang dalam bentuk tugas, baik tugas
tertulis maupun tidak tertulis, mengikat semua orang dalam organisasi kerja antara lain Kerjasama
antar pegawai.
b. Faktor aturan : merupakan perangkat yang penting dalam segala tindakan serta perbuatan
seseorang. Aturan besar dalam hidup masyarakat harus dibuat, dipatuhi dan diawasi sehingga
dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan maksudnya, seperti persyaratan administrasi yang
dibutuhkan dalam pelayanan, proses/alur pelayanan serta kejelasan prosedur pelayanan.
c. Faktor organisasi : maksud dari organisasi disini tidak hanya perwujudan susunan organisasi, akan
tetapi lebih banyak pada pengaturan serta mekanisme kerja yang harus mampu menghasilkan
pelayanan yang memadai.
d. Faktor pendapatan : pendapatan merupakan seluruh penerimaan seseorang atas imbalan suatu
tenaga, pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau badan/organisasi baik dalam bentuk
fasilitas, uang. Pendapatan ini juga dapat diartikan denga nada atau tidaknya pemungutan biaya
ketika pembuatan dokumen administrasi kependudukan, penerbitan, pencetakan, serta distribusi
blangko dokumen kependudukan.
e. Faktor kemampuan dan keterampilan : dalam hal ini yang dimaksud adalah keadaan yang
ditujukan pada sifat seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan atas ketentuan yang
ada. Ketentuan tersebut yaitu : pengelolaan dan penyajian data kependudukan berskala nasional
dan penempatan pegawai yang sesuai dengan latar belakang pendidikan.
f. Faktor sarana pelayanan : sarana pelayanan yang dimaksud yaitu semua jenis pelayanan,
perlengkapan kerja serta fasilitas lain yang berfungsi untuk alat utama atau pembantu dalam
melaksanakan pelayanan, serta berfungsi sosial untuk kepentingan orang-orang yang sedang
memiliki hubungan dengan organisasi kerja itu.
E-Government
E-government mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1990, ketika itu situs web pemerintah
dikembangkan untuk dapat memfasilitasi komunikasi. Menurut Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government menyatakan bahwa pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi pada proses pemerintahan akan meningkatkan efisiensi, efektifitas,
transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah. Menurut Fang (2002) dalam (Nurdin, 2018)
Definisi dari e-government ini adalah cara bagi pemerintah untuk dapat menggunakan informasi serta
komunikasi yang inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang dikhususkan pada aplikasi internet
berbasis web. Hal ini bertujuan untuk menyediakan akses bagi warga dan bisnis yang lebih mudah ke
informasi serta layanan pemerintah untuk dapat meningkatkan kualitas layanan serta memberikan peluang
yang besar untuk berpartisipasi pada lembaga proses demokratis. E-government juga dapat didefinisikan
sebagai penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang bertujuan untuk mendukung layanan
public, pemerintah administrasi, proses demokratis, serta hubungan antara warga negara, masyarakat sipil,
sector swasta, dan negara. E-government memiliki manfaat di sector public, manfaat tersebut yaitu,
memfasilitasi masyarakat dalam mendapatkan arus informasi dalam pemerintah, memfasilitasi
implementasi dan sirkulasi program pemerintah, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas,
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi hambatan birokrasi yang dialami pemerintah, mengurangi
biaya transaksi, waktu, tenaga, serta ruang yang dibutuhkan untuk pemerintahan yang baik, dan
memperkuat kemampuan pemerintah untuk dapat memberikan layanan dan memperluas partisipasi warga
di pemerintahan Indonesia. Dengan diterapkannya system e-government maka masyarakat dapat
memantau aktivitas dari apa yang telah direncanakan dan dilakukan oleh pemerintah yang nantinya akan
memicu kinerja pemerintah yang lebih baik. (Muammar et al., 2021).
Elektronik-KTP (E-KTP)
Elektronik-KTP merupakan suatu identitas resmi yang dimiliki penduduk untuk bukti resmi
kependudukan yang menggunakan NIK berskala nasional untuk seluruh lingkup Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Elektronik-KTP ini merupakan salah satu penerapan dari e-government yang ada pada
bagian pelayanan administrasi. E-KTP adalah KTP Nasional yang telah diatur dalam UU No. 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan, Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan
KTP yang berbasis No Induk Kependudukan atau yang disingkat sebagai NIK. E-KTP ini berlaku secara
nasional atau dalam lingkup seluruh Warga Negara Indonesia. Adanya perubahan KTP menjadi E-KTP ini
akan dapat mempermudah masyarakat dalam hal pelayanan baik dari pemerintah daerah atau pusat
maupun swasta. Fungsi atau manfaat dari adanya E-KTP bagi masyarakat dan bangsa negara ini adalah
sebagai identitas jati diri, berlaku untuk nasional, sehingga tidak diperlukan lagi membuat KTP local untuk
pengurusan izin, pembukaan rekening Bank dan lainnya. Adanya E-KTP ini juga dapat mencegah KTP
ganda serta pemalsuan KTP, dan juga dapat menciptakan keakuratan data penduduk untuk mendukung
program pembangunan. Pada pembuatan E-KTP, pelayanan yang diberikan menjadi salah satu contoh
bentuk pelayanan public yang diberikan aparatur pemerintah. E-KTP ini berisi tentang dokumen
kependudukan dimana memuat system keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun
teknologi informasi yang berbasis database kependudukan nasional. Dalam hal ini diharapkan pemerintah
di seluruh Indonesia melaksanakan pelayanan public yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
masyarakat. (Wahyudi et al., 2019). Kualitas pelayanan pembuatan e-ktp ini dapat diukur melalui 5
indikator yang menjadi digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan, 5 indikator tersebut yaitu
tangible, reliability, responsiviness, assurance, dan empathy.
Penelitian Terdahulu
Menurut penelitian Abdur Rajab A Koli & Firman Firdausi dengan judul “Efektivitas Pelayanan
Publik di Bidang Kependudukan Berbasis Elektronik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Batu” menunjukkan bahwa pelayanan public yang berbasis elektronik di dinas kependudukan dan
pencatatan sipil Kota Batu telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat melalui beberapa aspek yaitu
biaya pelayanan, waktu penyelesaian, kompetensi petugas, sarana prasarana, prosedur serta produk
pelayanan dan indikatornya. Akan tetapi terdapat beberapa indikator yang masih belum berjalan sesuai
dengan keinginan masyarakat, antara lain yaitu waktu penyelesaian yang belum efektif. Hal ini dikarenakan
oleh sering terganggunya server dari pusat dan terkendala oleh kekurangan bahan material untuk
pembuatah e-ktp. (Koli & Firdausi, 2019)
Menurut penelitian Radisyah Putra dengan judul “Efektivitas Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Tenggara”
hasil penelitian ini menunjukkan prosedur pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Aceh Tenggara jika dilihat dari persyaratan administrasi yang dibutuhkan dalam pelayanan,
proses atau alur pelayanan dan kejelasan prosedur berada pada kategori yang memuaskan. Terdapat
kendala yang dihadapi yaitu masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Tenggara, masih kurang tertibnya administrasi
kependudukan masyarakat kependudukan masyarakat Aceh Tenggara sehingga petugas kewalahan. Akan
tetapu pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah melakukan upaya yaitu dengan rekrutmen
SDM yang professional dan melakukan pelatihan tenyang pengetahuan pelayanan yang baik agar SDM
yang ada semakin berkualitas dan meningkatkan sarana dan prasarana dengan cara menempatkan
aparatur yang terlatih untuk mengatasi kendala tersebut. (Putra, 2022)
Menurut penelitian Aditya Rachman dan Titik Djumiarti S.Sos M.Si dengan judul “Kualitas
Pelayanan Dalam Proses Pembuatan E-KTP di TPDK Dispendukcapil Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pembuatan e-KTP di TPDK
Dispendukcapil Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang dinilai lima dimensi yaitu dimensi tangible (berwujud),
dimensi reability (kehandalan), dimensi responsiviness (respon/ketanggapan), dimensi assurance
(jaminan), dan dimensi emphaty (empati). Selain itu juga terdapat faktor penghambat dan pendorong
dalam kualitas pelayanan yaitu faktor organisasi, faktor kemampuan-ketrampilan dan faktor sarana
pelayanan. (Aditya Rachman, 2019)
Kebaharuan Penelitian
Kebaruan dari penelitian ini yaitu peneliti berusaha untuk mencari data terbaru yang terkait dengan
penerapan e-government dalam pembuatan e-ktp. Hal ini dilakukan dengan membaca jurnal-jurnal terbaru
terkait dengan penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini penulis tidak menemukan kesamaan
judul seperti judul yang diambil oleh penulis. Pada penelitian ini penulis juga berusaha untuk menuliskan
tentang bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sesuai dengan Standar
Operasional Pelayanan (SOP). Selain itu penulis juga akan menuliskan hal-hal apa yang menjadi faktor
pendorong dan penghambat pada baik dan buruknya pelayanan yang dilakukan kepada apparat
pemerintahan kepada masyarakat khususnya pada pelayanan pembuatan E-KTP. Dalam penelitian ini
penulis juga akan menjadikan penelitian-penelitian terdahulu untuk dijadikan bahan referensi dalam
memperkaya bahan kajian terhadap penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Daftar Pustaka
Aditya Rachman, T. D. S. S. M. S. (2019). KUALITAS PELAYANAN DALAM PROSES PEMBUATAN E-
KTP DI TPDK DISPENDUKCAPIL KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG. News.Ge,
https://news.ge/anakliis-porti-aris-qveynis-momava.
Cholifinando, R. (2022). EVALUASI PELAYANAN PUBLIK DALAM PENGURUSAN E-KTP PADA DINAS
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT.
Jurnal Ipdn, 1–9.
Erlianti, D. (2019). Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal Administrasi Publik Dan Bisnis, 1(1), 15–28.
https://doi.org/10.36917/japabis.v1i1.7
Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, 21(1), 33–54.
https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075
Febrian, R., Manjemen, P. M., Ahmad, U., & Yogyakarta, D. (2020). Kabupaten Kebumen Analysis of
Quality of Electronic Ktp Service To Community Satisfaction in. Emba, 8(1), 894–902.
Imam Tresno Edy, Nurul Badriyah, Muhammad Umbu Khilil, I. (2020). Pengaruh Kualitas Dan Kinerja
Pelayanan KTP Elektronik Terhadap Kepuasan Masyarakat Terhadap Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Lamongan . 21(1), 1–9. http://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-industry/
Koli, A. R. A., & Firdausi, F. (2019). Efektivitas pelayanan publik di bidang kependudukan berbasis
elektronik di dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota batu. Jurnal Ilmu Sosial Dan IlmuPolitik ,
8(4), 200–205.
Mamadoa, A. I., Pioh, N. R., & Liando, D. M. (2022). Efektivitas Pelayanan Publik Di Masa Pandemi Covid-
19 Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bitung. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 3(April), 49–58.
Muammar, M. A., Parawu, H. E., & Haq, N. (2021). Pengaruh Penerapan E-Government Terhadap
Pelaksanaan Good Governance di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Wajo.
Kajian Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik (KIMAP) , 2(2), 414–426.
Nurdin, A. H. M. (2018). Menuju Pemerintahan Terbuka (Open Government) Melalui Penerapan E
Government. Jurnal MP (Manajemen Pemerintahan), 5, 1–17.
Putra, R. (2022). EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK
(KTP-el) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN ACEH TENGGARA.
Jurnal Ipdn, 1–18.
Sari, L. R., & Suryana, I. N. M. (2019). Efektivitas Pelayanan Administrasi Kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jembrana Luh. SINTESA : Jurnal Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik, 10, 83–89. http://eprints.unm.ac.id/13158/1/1566041006 JURNAL.pdf
Sukur Suleman. (2019). Kualitas pelayanan e-ktp di dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten
halmahera selatan. Administrasi Publik, 5(1), 1–13.
Wahyudi, Y. T., Ulumudin, A., & Aida, N. (2019). Analisis Efektivitas Pelayanan E-Ktp di Kecamatan Cilawu
Kabupaten Garut. Jurnal Pembangunan Dan Kebijakan Publik , 10(1), 25–34.
https://doi.org/10.36624/jpkp.v10i1.33

Anda mungkin juga menyukai