Anda di halaman 1dari 13

KARYA ILMIAH

ANALISIS PELAYANAN PUBLIK UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE


OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JEPARA

Disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan

Program Studi S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka

Masa Ujian 2022/23.1 (2022.2)

Oleh:

Nama : YaniYudhaKristiyanto

NIM : 021648238

Email : yanistiyd@gmail.com

Program Studi : 54 / S1 Manajemen

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SEMARANG

TAHUN 2022
ANALISIS PELAYANAN PUBLIK UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JEPARA

YANI YUDHA KRISTIYANTO/ NIM. 021648238

Email: yanistiyd@gmail.com

ABSTRAK

Peran Pemerintahan Daerah sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan


publik di masyarakat. Salah satu indikator yang bisa dilihat sebagai tolok ukur dalam
kesejahteraan masyarakat adalah ketika telah terwujudnya suatu penyelenggaraan
pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat. Kesejahteraan masyarakat dapat
terwujud ketika masyarakat telah mendapatkan pelayanan yang sesuai dari pemerintah
dalam segala aspek kehidupanya baik dalam hal administrasi kependudukan, kesehatan,
pendidikan, sertifikat tanah hingga penyediaan sarana dan prasarana umum dan sosial,
sehingga menumbuhkan rasa percaya yang besar dalam diri masyarakat terhadap kinerja
Pemerintah, sehingga hal tersebut dapat mewujudkan Good Governance.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tehnik wawancara dan observasi langsung ke
Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara. Hasil yang penulis dapatkan adalah
Pemerintah Kabupaten Jepara dalam melaksanakan pelayanan public sudah maksimal dan
dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Governance, sehingga pelayanan
masyarakat terpenuhi dengan baik dan lancar.

Kata kunci :Analisis, Pelayanan Publik dan Good Governance

PENDAHULUAN

Pada umumnya good governance diartikan sebagai pengelolaan pemerintahan yang


baik. Dalam konteks tersebut birokrasi pemerintah setidaknya memiliki tiga tugas pokok,
yakni: pertama fungsi pelayanan publik (public services) yang bersifat rutin kepada
masyarakat dimana pada kenyataannya fungsi birokrasi di pemerintah didaerah ini belum
berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut kemudian yang menjadi langkah awal
Pemerintah Daerah yang dalam hal ini akan di bahas yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten
Jepara melalui peningkatan kualitas Pelayanan Publik dengan langkah awal menerapkan
prinsip-prinsip good governance yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan di
Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara.
Oleh sebab itulah perlu adanya kajian terkait sejauh mana pelayanan publik dapat
mewujudkan good governance, serta perlu adanya kajian terhadap pelaksanaan pelayanan
publik di Kabupaten Jepara apakah sudah dilaksanakan dan berjalan sesuai dengan prinsip-
prinsip Good governance yang dijadikan pedoman serta apa saja yang menjadi hambatan
dalam pelaksanaannya. Hal itulah yang melatar belakangi adanya tulisan ini dengan judul
“Analisis Pelayanan Publik untuk mewujudkan Good Governance oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Jepara”
Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka penelitian ini
mengambil rumusan masalah : Bagaimana pelaksanaan pelayanan publik di Kabupaten Jepara
dalam mewujudkan good governance?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis
mengapa peningkatan kualitas pelayanan publik dapat mewujudkan good governance.

TINJAUANPUSTAKA

1. Analisis
Analisis adalah proses mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi dan dikaitkan dengan
teori-teori yang ada serta peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini adalah
fenomena-fenomena pelayanan publik yang terjadi dimasyarakat dan dikaji melalui teori-teori
serta aturan-aturan yang berlaku yaitu, Undang-undang, Peraturan Kementrian dan Peraturan
Daerah.
Analisis terhadap suatu permasalahan yang diidentifikasi dilapangan membuahkan
sebuah argumen yang perlu dicari kebenarannya. Upaya pencarian fakta-fakta terhadap
argumen-argumen tersebut memerlukan sebuah penelitian, dan keberhasilan sebuah penelitian
sangat dipengaruhi oleh kesesuaian metode yang digunakan sehingga dapat ditemukan
kebenaran-kebenaran ilmiah.
Teknik analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun
berarti menggolongkan ke dalam pola, tema dan kategori kemudian ditafsirkan dengan teori-
teori yang digunakan dalam penelitian ini. Tafsiran berarti memberi makna analisis,
menjelaskaan pola dan menggabungkannya dengan berbagai konsep yang kemudian hasilnya
dituangkan kedalam bentuk kata dan bukan angka sehingga yang dipakai adalah Metode
analisis Kualitatif.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik cenderung mejadi konsep yang sering digunakan oleh banyak pihak
baik dari kalangan praktisi ataupun ilmuwan, dengan makna yang berbeda-beda. Dalam
sejarah perjalanan administrasi publik, pelayanan publik semula dipahami secara sederhana
sebagai pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Semua barang dan jasa yang
diselenggarakan oleh Pemerintah kemudian disebut sebagai pelayanan publik.
Pelayanan masyarakat atau Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik yaitu setiap institusi penyelenggara
Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik. Kegitan tersebut dilaksanakan oleh pejabat, pegawai, petugas, dan setiap
orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan
atau serangkaian tindakan pelayanan publik.
Dalam pelaksanaan pelayanan publik harus berdasarkan standar pelayanan sebagai tolok
ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Pelayanan publik
diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, pengaturan ini
dimaksudan untuk memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan
penyelenggara dalam pelayanan publik. Selain itu, pengaturan mengenai pelayanan publik
bertujuan agar terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
publik; agar terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; agar terpenuhinya penyelenggaraan
pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan agar terwujudnya
perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelengaaran pelayanan publik.
3. Good governance
Governance diartikan sebagai mekanisme, praktek dan tata cara pemerintahan dan
warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik. Dalam konsep
Governance.
Implikasi peran pemerintah sebagai pembangunan maupun penyedia jasa layanan dan
infrastruktur akan bergeser menjadi bahan pendorong terciptanya lingkungan yang
memfasilitasi pihak lain di komunitas. Governance menuntut redefinisi peran negara, dan itu
berarti adanya redefinisi pada peran warga. Adanya tuntutan yang lebih besar pada warga,
antara lain untuk memonitor akuntabilitas pemerintahan itu sendiri.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut
Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan
pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik
pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Penelitian deskriptif kualitatifbertujuan untuk menggambarkan, melukiskan,
menerangkan,menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti
dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu
kejadian. Dalam penelitian kualitatifmanusia merupakan instrumen penelitian dan hasil
penulisannya berupakata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya
Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin.
Adapun yang menjadi responden dalam wawancara peneliti adalah :
a. Kepala Bagian Organisasi Setda Jepara
b. Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pelayanan Publik dan Ketatalaksanaan Bagian
Organisasi Setda Jepara
c. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara
d. Camat Jepara
e. Kepala Seksi Pelayanan Umum di KecamatanJepara
f. Beberapa masyarakat yang menerima pelayanan di DISDUKCAPIL, DPMPTSP, dan
Kecamatan Jepara.
PEMBAHASAN
Sesuai dengan apa yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik dimana Pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat sesuai dengan standar pelayanan yang seharusnya
dimanapun dan bagaimanapun kondisinya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu
penyelenggraaan pelayanan publik yang baik dan untuk membangun kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah daerah guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional, maka
diperlukan sebuah konsepsi sistem pelayanan yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam UUD 1945.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara dengan
berpedoman pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 telah merumuskan kebijakan-
kebijakan serta melahirkan beberapa Produk hukum sebagai dasar dari pelaksanaan program-
program peningkatan pelayanan publik di Kabupaten Jeparayang memuat tentang Standar
Pelayanan, Survey Kepuasan Masyarakat, Standar Pelayanan Minimal dan Standar
Operasional Prosedur serta beberapa tambahan kegiatan yang bertujuan sebagai stimulan bagi
Perangkat Daerah/Unit Pelayanan Publik dalam meningkatkan kualitas pelayanan secara terus
menerus.
Dalam pelaksanaannya, tugas dan fungsi yang terkait dengan pelayanan publik melekat
pada Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten sesuai yang jelaskan dalam Peraturan
Bupati Jepara Nomor 67 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Jepara. Adapun pelaksana secara
teknisnya adalah Sub Bagian Ketatalaksanaan Pelayanan Publik dengan tupoksi sebagaimana
berikut :
Pasal 70: Sub Bagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan menyusun rancangan pedoman/petunjuk teknis pelaksanaan
pembinaan dan penataan sistem, metode dan prosedur kerja Perangkat Daerah serta Pelayanan
Publik”
Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut maka Sub bagian Ketatalaksanaan dan
Pelayanan Publik memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan terkait pelayanan
publik, diantaranya adalah: Penyusunan dan Monitoring Evaluasi Standar Operasional
Prosedur Bagi Perangkat Daerah, Survey Kepuasan Masyarakat, Monitoring dan Penyusunan
Standar Pelayanan serta Monitoring Evaluasi dan Penilaian Pelayanan Publik pada Perangkat
Daerah Kabupaten Jepara.
Berikut ini adalah penjelasan terhadap pelaksanaan pelayanan publik sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance di Kabupaten Jepara :
1. Prinsip Partisipasi (Participation)
Setiap Perangkat Daerah dan Unit Pelayanan Publik sebagaimana yang diamanatkan
oleh Undang-undang nomor 25 Tahun 2009 haruslah memiliki Standar Pelayanan yang
menjadmin masyarakat bisa mendapatkan pelayanan sesuai standar. Penyusunan Standar
Pelayanan di Kabupaten Jepara berpedoman pada Perbup Nomor 59 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelyanan bagi Perangkat Daerah se Kabupaten Jepara.
Secara teknis, penyusunan Standar Pelayanan ini didampingi oleh Bagian Organisasi
Sub Bagian Tatalaksana dan Pelayanan Publik agar standar pelayanan yang disusun sesuai
dengan format yang benar. Selain itu, dalam penysusunan standar pelayanan ini juga ada
sebuah proses yang dinamakan sebagai “Public Hearing” yaitu tahapan dimana Rancangan
Standar Pelayanan harus dibahas dengan masyarakat dalam sebuah forum diskusi, seminar
maupun sarasehan agar bisa dipastikan bahwa seluruh standar pelayanan yang dimiliki oleh
Perangkat Daerah/UPP di Kabupaten Jepara seluruhnya sudah dibentuk berdasarkan aspirasi
dan persetujuan masyarakat.
2. Prinsip Supremasi Hukum (Rule of Law)
Yang dimaksud dengan prinsip supremasi hukum adalah kerangka hukum harus adil
dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang
menyangkut hak asasi manusia. Kepastian dan penegakan hukum jelas merupakan salah satu
prasyarat keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik.
Secara konkrit (operasional) dimensi/domain ini dapat diamati melalui beberapa
komponen sebagai berikut :
a. Adanya penegakan hukum secara utuh dalam berbagai aspek pemerintahan daerah.
b. Adanya peraturan hukum serta perundang-undangan yang jelas dan tegas serta yang
mengikat seluruh aparat pemerintahan daerah tanpa terkecuali.
c. Adanya lembaga peradilan dan hukum yang kredibel dan bebas KKN.
Berdasarkan analisa diatas, dapat kemukakan bahwa penerapan prinsip Supremasi
Hukum dalam pelaksanaan pelayanan publik di Kabupaten Jepara sudah cukup baik. Hal ini
juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan Analis Kebijakan Ahli Muda bidang Pelayanan
Publik dan Ketatalaksanaan, Ibu Anik Rosyidah, pada tanggal 7 November 2022 yang
menyatakan bahwa, Prinsip Supremasi Hukum memang berusaha untuk diterapkan dan
dikontrol dengan sebaik-baiknya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara dengan
penegakan hukum bagi pelaksana pelayanan agar masyarakat menerima pelayanan sesuai
dengan atruan yang berlaku tanpa adanya tindak kecurangan dari penyelenggara pelayanan.
Ibu Anik Rosyidah juga menyatakan bahwa sekarang tidak ada lagi praktek pungli
khususnya di Kecamatan yang dulu sempat membuat resah masyarakat. Bagian Organisasi
sebagai koordinator pelaksana program peningkatan pelayanan publik telah berupaya untuk
mengawasi dan memberikan preasure kepada Perangkat Daerah/UPP agar memberikan
pelayanan sesuai dengan aturan yang berlaku.
3. Prinsip Transparansi (Transparancy)
Berdasarkan wawancara dengan Sekretaris Camat Jepara salah satu kecamatan yang
dijadikan sebagai sampel, Bapak Budi Pristianto mengatakan bahwa Kecamatan telah
berupaya melaksnaakan pelayanan publik secara transparan baik dari proses/prosedur
pelayanan yang secara terbuka dipajang diruang pelayanan agara masyarakat mengetahui
dengan jelas prosedur dan standar dalam pelaksanaan pelayanan. Selain itu, dalam standar
pelayanan yang dipajang tersebut juga telah memuat dengan jelas biaya yang dikenakan
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh sebab masyarakat bisa menerima pelayanan yang
bersih sesuai peraturan yang berlaku.
Disamping itu, pada tingkat Kabupaten, Pemerintah Daerah menerapkan prinsip
transparansi melalui laporan-laporan yang disusun terkait capaian kinerja yang dinformasinya
dapat diakses oleh masyarakat sebagai bentuk keterbukaan kepada publik.
Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Bagian Organisasi, Moh
Taksin, SH.,MH. bahwa Bagian Organisasi selaku koordinator terkait peningkatan pelayanan
publik setiap tahunnya menyusun laporan tentang capaian kinerja dalam pelayanan publik
seperti Hasil Survei Kepuasan Masyarakat, hasi evaluasi pelayanan publik dan perkembangan
informasi-informasi dari Kementerian yang berkaitan dengan pelayanan dan bisa diakses di
Website Organisasi.
4. Prinsip Responsiveness
Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika yaitu Bapak Arif
Dharmawan bahwa, dalam upaya peningkatan pelayanan publik salah satunya adalah dengan
membangun sistem informasi pelayanan publik yang baik, hal ini diharapkan mampu
membantu masyarakat agar mendapatkan pelayanan lebih mudah, efektif dan efisien.
Selain itu pemerintah juga berkonsentrasi pada pengelolaan pengaduan, dimana telah
disediakan portal bupati yang mencakup secara keseluruhan wilayah dan juga portal
pengaduan dimasing-masing Perangkat Daerah dan UPP yang mudah di akses oleh
masyarakat. Pengaduan yang masuk melalui portal Bupati selanjutnya akan direkapitulasi
secara berkala untuk kemudian di Rapatkan bersama stakeholder yang terkait untuk dapat
ditindaklanjuti secara cepat dan tepat.
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum
penerapan prinsip Responsiveness dalam pelaksanaan pelayaan publik di Kabupaten Jepara
sudah berjalan cukup baik, adapun beberapa kekurangan yang masih ada akan terus diperbaiki
karena berhubungan dengan banyak orang tentu saja meemrlukan proses yang panjang dan
harus secara terus menerus.
5. Prinsip Akuntabilitas (Accountability)
Penerapan prinsip akuntabilitas akan mendorong setiap pejabat pemerintahan daerah
untuk melaksanakan setiap tugasnya dengan cara yang terbaik bagi keberhasilan
peneyelenggaraan pemerintahan di daerahnya, arena setiap tindakan dan keputusan yang
diambil harus dapat dipertanggungjawabkan ke hadapan publik maupun dari kacamata
hukum.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Organisasi Setda Jepara yaitu
Bapak Moh. Taksin,SH.,MH. menyatakan bahwa penerapan prinsip Akuntabilitas telah
dilakukan secara optimal ditunjukkan dengan penyusunan LAKIP Kabupaten secara berkala
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Penyusunan LAKIP dan LKJIP telah
dilaksanakan pendampingan kepada seluruh perangkat daerah dalam menyusun LAKIP dan
LKJIP masing-masing. Selanjutnya seluruh laporan dari Perangkat Daerah akan direkapitulasi
dan dioalah oleh Bagian Organisasi khuusnya Sub bagian Kinerja Aparatur Daerah sebagai
Laporan Kabupaten Jepara.
6. Berorientasi pada Konsessus (Consensus Orientation)
Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Jepara telah menerapkan prinsip Konsensus
Orientation dalam pelaksanaan pemerintahan adalah melalui Musrenbang dimana
perencanaan pembangunan ditetapkan melalui proses musyawarah dengan masyarakat sampai
pada tingkat terbawah yaitu tingkat desa dan kecamatan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
kegiatan pembangunan Kabupaten Jepara berdasar kepada ramuan yang berasal dari visi misi
pemerintah daerah yang disinkronisai dengan aspirasi rakyat sehingga hasil pembangunan
diharapkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat jepara.
7. Kesetaraan (Equity)
Berdasarkan hasil Monitoring Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh Bagian
Organisasi Setda dan juga hasil Evaluasi Pelayanan Publik oleh KEMENPAN RB, sebagai
contoh diambil 3 (tiga) sampel perangkat daerah pelaksana pelayanan publik yang
berhubungan langsung dengan masyarakat yaitu DISDUKCAPIL, DPMPTSP, dan RSUD RA
Kartini, diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan publik disana telah menerapkan prinsip
Equity (Keadilan) yang sudah baik.
Dalam pelaksanaan pelayanan, seluruh masyarakat yang datang dilayani sesuai prosedur
dengan nomor antrian yang terakomodir dengan baik. Fasilitas antar pemberi layanan dan
yang diberi layanan juga sudah memenuhi prinsip keadilan dimana sama-sama berada dalam
ruangan ber AC dengan tempat duduk yang memadai.
Selain itu di sediakan beberapa fasilits khusus untuk penyandang disabilitas seperti
Tempat berjalan, meja yang sesuai dengan pemakai kursi roda serta toilet khusus untuk
disabilitas agar mereka tidakkesulitan dalam mendapatkan pelayanan.
Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Jepara telah berkonsentrasi pada
prinsip Keadilan dalam memberikan pelayanan. Sehinggan semua kalangan dapat menerima
layanan yang sama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tanpa adanya diskriminasi.
8. Efektifitas dan Efisiensi
Efektifitas dan efisiensi dalam pemerintahan tentu saja dapat dicapai dengan didasari
pada perencanaan pebangunan yang baik. Begitu pula dengan pelayanan publik. Program
pelayanan publik di Kabupaten Jepara telah disusun dan dirumuskan berdasarkan visi misi
Kabupaten Jepara yang telah tercantum dalam Renstra. Program tersebut kemudian dijabarkan
dalam kegiatan-kegiatan sebagai implementasi visi dan misi Kabupaten dalam upaya
peningkatan pelayanan publik secara nyata.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Pmeerintah Daerah Kabupaten Jepara atelah
menerapkan Prinsip efektifitas dan efisiensi dalam Pelaksanaan Pelayanan publik melalui
program-program yang telah ditetapkan.
9. Visi Strategis
Pemerintah Kabupaten Jepar telah menerapkan prinsip Visi strategis dibuktikan dengan
perumusan Program pelayanan publik yang telah dibreakdown dari RPJMD serta telah
tercantum dalam Road Map Reformasi Birokrasi yang disahkan melalui SK Bupati Nomor 60
Tahun 2017 sehingga sudah bisa di pastikan bahwa program-program peningkatan pelayanan
publik telah sesuai dengan Visi Misi Kabupaten ke depan.
Adapun dari pembahasan yang telah dijabarkan diatas dapat dianalisa bahwa pelayanan
publik merupakan hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Hal tersebut
dikarenakan hakikat penyelenggara pemerintahan yang memiliki tugas utama sebagai pelayan
masyarakat sudah semestinya berkonsentrasi dalam menciptakan pelayanan prima bagi
masyarakat.
Pelayanan publik menjadi titik strategis dalam mewujudkan good governance karena
pelayanan publik merupakan wajah terdepan yang dirasakan dan dilihat masyarakat terhadap
kinerja dan citra pemerintah. Pelayanan publik juga melibatkan seluruh seluruh unsur
pemerintahan sehingga dalam proses peningkatan pelayanan publik juga mempengaruhi
peningkatan kinerja seluruh unsur pemerintahan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pemerintah Daerah sebagai pelaksana birokrasi mempunyai tugas untuk menyusun
langkah-langkah strategis dalam upaya mewujudkan hal tersebut. Salah satu langkah
strategis yang dapat diambil adalah dimulai dengan reformasi pelayanan publik.Pelayanan
publik menjadi pendorong utama dalam mewujudkan good governancekarena pelayanan
publik merupakan hal aspek yang paling mendasar dan paling nyata dilihat serta dirasakan
oleh masyarakat dari penyelenggaraan pemerintahan. Pelayanan publik bisa menjadi pintu
gerbang dalam mewujudkan good governancekarena:
a. Nilai-nilai yang mencirikan good governance dapat dengan mudah dan nyata melalui
pelayanan publik
b. Pelayanan publik melibatkan kepentingan seluruh unsur governance.
c. Pelayanan publik dapat meningkatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.
d. Dengan peningkatan pelayanan publik diharapkan toleransi terhadap bad governance
dapat dihilangkan.
e. Tolok ukur dan Indikator praktik pelayanan publik dapat dengan mudah dilakukan.
f. Dengan peningkatan pelayanan publik diharapkan aktor-aktor di luar negara dapat
merespon masalah-masalah pelayanan publik.
2. Dalam praktik pelaksanaan peningkatan pelayanan publik, Pemerintah Kabupaten Jepara
telah berupaya untuk mengimplementasikan pelayanan publik sesuai dengan prinsip-
prinsip good governance. Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam pelayanan
publik sudah berjalan dengan baik meskipun belum sepenuhnya efektif, hal tersebut
diketahui melalui wawancara dengan beberapa pejabat pemerintahan di Kabupaten Jepara
dan juga keterangan dari beberapa masyarakat yang menerima pelayanan.
3. Adapun hambatan-hambatan yang masih dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Jepara dalam upaya perwujudkan good governance melalui pelayanan publik tersebut
adalah masih kurangnya komitmen pimpinan serta masih belum optimalnya integritas
Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Oleh sebab itu sangat diperlukan sistem yang solid
dalam pemerintahan dengan komitmen pimpinan yang tinggi serta peningkatan integritas
sumber daya manusia melalui pembentukkan karakter guna menunjang perwujudan Good
Governance di Kabupaten Jepara.
B. SARAN
1. Perlu adanya peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara guna memupuk integritas dan
konsistensi dalam penerapan prinsip-prinsip good governance.
2. Hendaknya program-program yang termasuk dalam peningkatan pelayanan publik dapat
dimasukkan dalam skala prioritas perencanaan pembangunan sehingga dari segi anggaran
bisa tercukupi.
3. Memberikan reward kepada Perangkat Daerah/Unit Pelayanan Publik yang mampu
menyelenggarakan pelayanan publik sesuai dengan tujuan pemerintah dalam mewujudkan
good governance.

DAFTAR PUSTAKA

Kamaruddin Sellang, S.Sos., M.A.P,2016. Administrasidan Pelayanan Publik Antara Teori


dan Aplikasinya, Yogyakarta: Penerbit Ombak
Dwiyanto Agus. 2017.Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sugiyono. 2016. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:Alfabeta
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Sedarmayanti. 2012. Good Governance. Mandar Maju. Indonesia
Suryanto Adi. 2016. Administrasi Publik untuk Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta.
Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si,2019. Kualitas Pelayanan Publik ( Perilaku Aparatur dan
Komunikasi Birokrasi Dalam Pelayanan Publik) Surabaya:Media Sahabat Cendekia

Jurnal:
Nick Devas, Indonesia : what do we mean by decentralisation ? public administration and
development, Jurnal vol. 17
Zuhro, R. S. (2016). Good governance dan reformasi birokrasi di Indonesia.
JurnalPenelitianPolitik, 7(1), 21
Jurnal Al Bayan. 2013.No. 27. UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi, Siti Maryam, Mewujudkan Good Governance melalui
Pelayanan Publik. 2016
Jurnal Analisis Administrasi dan kebijakan, Alwi Hasyim Batubara. Pelayanan publik
sebagai pintu masuk dalam mewujudkan good governance.

Anda mungkin juga menyukai