Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS


KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PONOROGO

Muhammad Furqoni
S1 Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Surabaya
muhammad_furqoni@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
deskriptif. Lokasi penelitiannya ialah di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo No.08
Ponorogo. Fokus Penelitian ini menggunakan lima strategi dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik antara lain:
strategi pengembangan struktur, strategi pengembangan penyederhanaan atau sistem prosedur, strategi pengembangan
infrastruktur, strategi pengembangan budaya atau kultur, strategi pengembangan infrastruktur. Teknik pengumpulan
data yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknis analisis data
yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program e-KTP di
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo sudah berjalan lancar. Saran yang dapat
diambil dari penulis adalah dengan cara memberikan informasi secara lengkap mengenai prosedur yang mudah, cepat,
transparan, efisien, seharusnya pihak dinas kependudukan dan pencatatan sipil mengembangkan sarana dan prasarana
yang dapat menunjang kebutuhan dan pelaksanaan kerja sehari-hari agar dapat berjalan secara efektif,efisien, dan
berkesinambungan serta pengguna layanan lebih ditingkatkan lagi bersosialisasi kepada masyarakat dalam pentingnya
menggunakan layanan program e-KTP untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Kata Kunci: Strategi, Pelayanan Publik, Kualitas Pelayanan

Abstract

The Purpose of this study is to determine a strategy to improve the quality of public services in the Office of Population
and Civil Registration Ponorogo . This study used a descriptive qualitative research approach. Location research is in
the Office of Population and Civil Registration No.08 Ponorogo Ponorogo. The focus of this study using five strategies
to improve the quality of public services include: strategy development structure, developing a strategy or system
simplification procedures, infrastructure development strategy, a strategy of cultural development or culture,
infrastructure development strategy. Data collection techniques used in this thesis are interviews, observation and
documentation. Technical analysis of the data used is the analysis of qualitative data. The results showed that the
implementation of e-ID card program in the Office and Civil Registration Ponorogo been running smoothly.
Suggestions that can be drawn from the authors is to provide complete information on the procedure that is easy, fast,
transparent, efficient, should the population and civil registration offices to develop facilities and infrastructure that can
support the needs and the implementation of day-to-day work in order to be able to effectively , efficient, sustainable
and users further enhanced social services to the community in the importance of using the e-ID card service program to
improve service quality.
Keywords: Strategy, Public Service, Quality Service

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.


Salah satu dari strategi pemerintah daerah adalah
PENDAHULUAN memberikan pelayanan kepada masyarakat yang baik
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan efisien.
daerah yang sesuai dengan amanat UUD 1945 maka Pelaksanaan otonomi daerah yang luas,
pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada nyata, dan bertanggung jawab di awal reformasi tidak
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus dapat dipisahkan dari keinginan untuk menciptakan
sendiri urusan pemerintahannya sendiri. Untuk tatanan kepemerintahan yang demokratis, tatanan
menciptakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat kepemerintahan yang lebih banyak memberikan
pemerintah daerah melakukan strategi melalui kewenangan kepada daerah dan rakyat untuk mengelola

1
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

dan mengatasi persoalan daerahnya. Sejak oleh pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Kabupaten Ponorogo kepada masyarakat.
Pemerintahan Daerah, yang kemudian direvisi dengan Selanjutnya pada jurnal ini akan dibahas
UU No. 32 Tahun 2004, Pemerintahan Daerah secara mengenai bagaimana strategi meningkatkan kualitas
terus menerus meningkatkan pelayanan publik. pelayanan public di Kantor Dinas Kependudukan dan
Dalam meningkatkan pelayanan publik Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo (Studi Pelayanan
pemerintah daerah diberikan keleluasaan lebih besar Pada e-KTP),serta untuk mengetahui strategi
untuk merancang dan menentukan sendiri jenis meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seiring Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
dengan hal itu tuntutan masyarakat untuk mendapatkan Ponorogo (Studi Pada Pelayanan e-KTP), Pengertian
pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari waktu Pelayanan dan strategi meningkatkan meningkatkan
ke waktu. Tuntutan tersebut semakin berkembang kualitas pelayanan publik di Kantor Dinas
seiring dengan tumbuhnya kesadaran bahwa warga Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
negara memiliki hak untuk dilayani dan kewajiban Ponorogo. Diantaranya sebagai berikut:
pemerintah daerah untuk dapat memberikan pelayanan. A. Pelayanan Publik
Tantangan yang dihadapi dalam pelayanan 1. Pengertian Pelayanan
publik bukan hanya menciptakan sebuah pelayanan Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang
yang efisien, tetapi juga bagaimana pelayanan juga artinya menolong menyediakan segala apa yang
dapat dilakukan dengan tanpa membeda-bedakan status diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan melayani.
dari masyarakat yang dilayani. Salah satu filosofi dari Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan,
otonomi daerah adalah semakin mendekatkan pelayanan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan
kepada masyarakat, oleh karena itu untuk dapat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia
memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat, (Sinambela, 2010:3). Pelayanan adalah proses
selayaknya perlu diketahui terlebih dahulu persoalan- pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Setelah langsung (Moenir, 2006:16-17). Membicarakan
permasalahan pelayanan masyarakat diinventarisir dan pelayanan berarti membicarakan suatu proses kegiatan
dilakukan analisis, maka perlu dilakukan strategi yang konotasinya lebih kepada hal yang abstrak
pelayanan yang efektif dan sesuai dengan karakteristik (Intangible). Pelayanan adalah merupakan suatu proses,
wilayah dan penduduknya. proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pelayanan, yang kemudian diberikan kepada pelanggan.
Kabupaten Ponorogo, sebagai salah satu instansi Istilah pelayanan lain dalam bahasa Inggris
pemerintah dalam melaksanakan e-KTP dengan adalah “service”. Moenir (2002:26-27)
memberlakukan sosialisasi pada tahun 2012, dengan mendefinisikan :
adanya pelaksanaan program e-KTP diharapkan dapat “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat seseorang atau sekelompok orang dengan landasan
khususnya di Kabupaten Ponorogo. tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat
Dengan adanya pelaksanaan program e-KTP, dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam
Ponorogo telah berupaya untuk merealisasinya dengan memenuhi harapan pengguna.”
berbagai cara agar kualitas pelayanannya menjadi baik Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian
dan efisien. Salah satu aparatur pemerintah yaitu kepala kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung
bagian kependudukan dalam hal ini Dinas secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang
Ponorogo menjelaskan bahwa secara umum dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling
pelaksanaan e-KTP sudah berjalan dengan lancar. Akan memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi
tetapi, kepala bagian kependudukan mengakui jika pelayanan.
pelaksanaanya kurang maksimal karena tidak semua Selanjutnya Moenir (2002:16) menyatakan bahwa
masyarakat bersedia datang ke kantor untuk melakukan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang
proses perekaman data, kurangnya informasi yang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan.
diterima oleh masyarakat ponorogo yang berkaitan Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang
dengan pengetahuan e-KTP itu sendiri. bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, apa yang diperlukan orang lain.
terlihat bahwa banyak masyarakat yang tidak Beberapa pakar yang memberikan pengertian
mengetahui fungsi dan kegunaan serta manfaat dari e- mengenai pelayanan. diantaranya adalah Moenir :
KTP itu sendiri. Karena banyak masyarakat yang tidak Menurut Moenir (2000:8) mengemukakan, pelayanan
mengetahui prosedur dan cara pembuatan e-KTP, adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam
akibatnya pegawai yang menangani e-KTP cukup suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kesulitan dan membutuhkan waktu untuk menjelaskan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
kembali kepada masyarakat. Kondisi tersebut terjadi produk secara fisik.
kurang adanya sosialisasi tentang e-KTP yang diberikan
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

Pasolong (2007:4), menyatakan pelayanan pada Bersifat terbuka, mudah dan dapat
dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas diakses oleh senua pihak yang
seseorang, sekelompok dan atau organisasi baik membutuhkan dan disediakan secara
langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi memadai serta mudah dimengerti.
kebutuhan.Hasibuan mendefinisikan pelayanan sebagai b. Akuntabilitas
kegiatan pemberian jasa dari satu pihak ke pihak lain, Dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dimana pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dengan ketentuan peraturan perundang-
dilakukan secara ramah tamah dan dengan etika yang undangan.
baik sehingga memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi c. Kondisional
yang menerima. Sesuai dengan kondisi dan kemampuan
Menurut Moenir (2000:8) mengemukakan, pemberi dan penerima pelayanan dengan
pelayanan adalah setiap kegiatan yang tetap berpegang teguh pada prinsip
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau efisiensi dan efektifitas.
kesatuan, dan menawarkan kepuasan d. Partisipatif
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu Mendorong peran serta masyarakat
produk secara fisik. dalam penyelenggaraan pelayanan publik
Selanjutnya Sampara Lukman (2000:5) pelayanan dengan memperhatikan aspirasi,
merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi kebutuhan dan harapan masyarakat.
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin e. Kesamaan Hak
secara fisik, dan menyediakan kepuasaan pelanggan. Tidak diskriminatif dalam arti tidak
Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh membedakan suku, ras,
Gronroos dalam Ratminto (2005:2) yaitu : agama,golongan,gender dan status
“pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian ekonomi.
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
akibat adanya interaksi antara konsumen dengan Pemberi dan penerima pelayanan publik
karyawan atau hal-hak lain yang disediakan oleh harus memenuhi hak dan kewajiban
perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk masing-masing pihak.
memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.”
Selanjutnya dalam Keputusan Menteri Sedangkan menurut Pasal 4 UU No.25
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Tahun 2009, penyelenggaraan pelayanan publik
telah dijelaskan bahwa pengertian pelayanan publik berasaskan :
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan 1. Kepentingan Umum
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya 2. Kepastian Hukum
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun 3. Kesamaan Hak
pelaksanaan kebutuhan peraturan perundang-undangan. 4. Keseimbangan hak dan kewajiban
Sedangkan penyelenggara pelayanan publik dalam 5. Keprofesionalan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 6. Partisipatif
No. 63 Tahun 2003 diuraikan bahwa Instansi 7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
Pemerintah sebagai sebutan kolektif yang meliputi 8. Keterbukaan
Satuan Kerja atau satuan organisasi Kementerian, 9. Akuntabilitas
Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, 10. Fasilitas dan perbaikan khusus bagi kelompok
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, rentan
dan Instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun 11. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Prinsip-prinsip pelayanan umum diatur
Usaha Milik Daerah, menjadi penyelenggara pelayanan dalam Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan
publik. Sedangkan pengguna jasa pelayanan publik Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang
adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
badan hukum yang menerima layanan dari instansi Publik adalah sebagai berikut :
pemerintah. 1. Kesederhanaan
2. Kejelasan
2. Asas dan Penyelanggaraan Publik 3. Kepastian Waktu
Asas pelayanan publik menurut Keputusan 4. Akurasi
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 5. Kejujuran
63/KEP/M.PAN.7/2003 Tahun 2003 tetnang 6. Tanggung Jawab
Pedoman Umum Penyelengaraan Pelayanan 7. Kelengkapan sarana dan prasarana
Publik, yaitu : 8. Kemudahan akses
a. Tranparansi 9. Kedisplinan
3
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

10. Keamanan dan kenyamanan sehingga dikenal istilah Q = MATCH (Meets Agreed
11. Kecermatan Terms and Changes). Menurut the American Society of
12. Tidak diskriminatif Quality Control (Purnama N, 2006:9), kualitas adalah
Prinsip pelayanan publik merupakan suatu bentuk keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu produk
pertanggungjawaban pelayanan publik dalam aaulayanan menyangkut kemampuan untuk memenuhi
penyelanggaraan pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah dittentukan atau yang
ketentuan peraturan perundang-undangan. bersifat laten.
Penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki Gasperz dalam Sampara Lukman (2000 hal 9-
standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan 11) mengemukakan bahwa pada dasarnya kualitas
adanya kepastian bagi penerima pelayanan. “Standar mengacu kepada pengertian pokok :
pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam 1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati produk, baik keistimewaan langsung, maupun
oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.” Keputusan keistimewaan aktraktif yang memenuhi
Menpan No. 63 Tahun 2003, meliputi : keinginan pelanggan dan memberikan
1) Prosedur Pelayanan kepuasan atas penggunaan produk.
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi 2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas
pemberi dan penerima pelayanan dari kekurangan atau kerusakan.
termasuk pengadaan. Kualitas menurut Fandy Tjiptono (Harbani
2) Waktu Penyelesaian Pasolong, 2007:132) adalah 1) kesesuaian dengan
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak persyaratan/tuntutan, 2) kecocokan pemakaian, 3)
saat pengajuan permohonan sampai perbaikan atau penyempurnaan keberlanjutan, 4) bebas
dengan penyelesaian pelayanan termasuk dari kerusakan, 5) pemenuhan kebutuhan pelanggan
pengaduan. semenjak awal dan setiap saat, 6) melakukan segala
3) Biaya Pelayanan sesuatu secara benar semenjak awal, 7) sesuatu yang
Biaya atau tarif pelayanan termasuk bias membahagiakan pelanggan. Triguno (1997:76)
rinciannya yang dititipkan dalam proses mengartikan kualitas sebagai standar yang harus
pemberian pelayanan. seseorang kelompok organisasi mengenai kualitas
4) Produk Pelayanan sumber daya kerja, kualitas cara kerja, proses dan hasil
Hasil pelayanan yang akan diterima kerja atau produk yang berupa barang dan jasa.
sesuai dengan ketentuan yang telah Berkualitas mempunyai arti memuaskan kepada yang
ditetapkan. dilayani, baik internal maupun eksternal, dalam arti
5) Sarana dan Prasarana optimal pemenuhan atas tuntutan/persyaratan
Penyedia sarana dan prasarana pelayanan pelanggan/masyarakat..
yang memadai oleh penyelenggara Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan
pelayanan publik Kasmir (Harbani, 2007:133) bahwa pelayanan yang
6) Kompetensi petugas pemberi pelayanan baik adalah kemampuan seseorang dalam memberikan
Kompetensi petugas pelayanan harus pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada
ditetapkan dengan tepat berdasarkan pelanggan dengan standar yang ditentukan. Menurut
pengetahuan, keahlian, keterampilan, Feigenbaum kualitas adalah kepuasan pelanggan
Azas, prinsip, dan standar pelayanan tersebut sepenuhnya (full costumer satisfaction). Suatu produk
diatas merupakan pedoman dalam penyelenggaraan dikatakan berkualitas jika dapat memberikan kepuasan
pelayanan publik oleh instansi pemerintah dan juga sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa
berfungsi sebagai indikator dalam penilaian serta yang diharapkan konsumen terhadap suatu produk.
evaluasi kinerja bagi penyelenggara pelayanan publik. 2. Dimensi Kualitas
Dengan adanya standar dalam kegiatan pelayanan Dimensi-dimensi kualitas menurut
publik ini diharapkan masyarakat bias mendapatkan Parasuraman dan kawan-kawan dalam Tjiptono
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan prosesnya (1996:70) mengidentifikasi lima dimensi pokok,
memuaskan dan tidak menyulitkan masyarakat. yaitu ::
A. Kualitas Pelayanan Publik 1. Bukti langsung (taingible), diantaranya fasilitas
1. Pengertian Kualitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana
Kata kualitas memiliki banyak definisi yang komunikasi.
berbeda dan bervariasi,mulai dari definisi yang 2. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan
konvensional hingga yang strategis. Definisi memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan segera, akurat dan memuaskan. Pelayanan yang
karakteristik langsung dari suatu produk, seperti handal merupakan harapan pelanggan. Hal ini
:performance (kinerja), reability (keandalan), easeof use berarti pelayanan tersebut tepat waktu di setiap
(mudah dalam penggunaan), esthetics (estetika), dan saat, dalam aturan yang sama dan tanpa
sebagainya. bahwa kualitas diartikan sebagai segala kesalahan.
sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan 3. Daya tanggap (responsiviness), yaitu keinginan
upaya perubahan kearah perbaikan terus menerus atau harapan para staf atau pegawai untuk
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

membantu para pelanggan dan memberikan akan mampu mengambil keputusan cara lebih
pelayanan dengan tanggap. baik.
4. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan staf 5. Mengembangkan budaya kualitas
atau pegawai dalam memberikan pelayanan, Budaya kualitas merupakan sistem nilai
kesopanan dan menghormati pelanggan, serta organisai yang menghasilkan lingkungan yang
sifat yang dapat dipercaya, bebas dari bahaya, kondusif bagi pembentukan dan
resiko atau keragu-raguan. penyemprnaan kualitas secara terus menerus.
5. Empati (empaty), meliputi kemudahan dalam Budaya kualitas terdiri dari:
melalukan hubungan, komunikasi yang baik, Filosofi;Keyakinan, sikap, norma, nilai,
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para tradisi, prosedur, dan harapan. Agar dapat
pelanggan. tercipta budaya kualitas yang baik, dibutuhkan
Adanya dimensi kualitas tersebut maka setiap komitmen menyeluruh pada seluruh anggota
intsans atau lembaga memiliki dasar yang dipakai organisasi. Selain itu ada pula delapan
pedoman untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, program pokok yang saling terkait untuk
sehingga dapat tercapai pelayanan yang unggul dalam membentuk budaya kualitas, yaitu;
memenuhi harapan atau bahkan melebihi harapan pengembangan individual, pelatihan
pelanggan tersebut. manajemen, perencanaan sumber daya
B. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan manusia, standar kerja,pengembangan
Publik karir,survai opini, perlakuan yang adil, dan
Meningkatkan kualitas pelayanan publik terdapat profit sharing atau pembagian laba.
banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Upaya 6. Menciptakan Automating Quality
tersebut akan memiliki pengaruh yang cukup luas Adanya otomatisasi dapat manusia yang
terutama pada budaya organisasi secara keseluruhan. variabilitas kualitas pelayanan/jasa yang
Berikut merupakan strategi untuk meningkatkan disebabkan kurangnya sumber daya yang
kualitas pelayanan publik menurut Tjiptono (1996:88- dimilki. Meskipun demikian, sebelum
96), yaitu : memutuskan akan melakukan otomatisasi,
1. Mengidentifikasi determinan utama kualitas instansi perlu mellakukan penelitian untuk
pelayanan/jasa menentukan bagian yang membutuhkan
Setiap instansi berupaya memberikan kualitas sentuhan manusia dan bagian yang
pelayanan yang terbaik kepada memerlukan otomatisasi. Perlu dihindari
pelangganya.Oleh karena itu, langkah pertama adanya otomatisasi yang mencakup
yang perlu dilakukan instansi adalah kesluruhan layanan/jasa.
melakukan riset untuk mengidentifikasi 7. Menindaklanjuti Pelayanan/jasa
determinan pelayanan/jasa bagi pasar sasaran. Menindakalnjuti pelayanan/jasa dapat
2. Mengelola harapan pelanggan membantu memisahkan aspek-aspek
Setiap instansi hendaknya tidak berusaha- pelayanan/jasa yang perlu ditingkatkan.
lebihkan pesan komunikasinya kepada Instansi perlu mengambil inisiatif untuk
pelanggan agar janji yang ditawarkan pada menghubungi sebagian atau semua pelanggan
pelanggan tidak menjadi harapan kosong bagi untuk mngetahui tingkat kepuasan dan
para pelanggan. Janji yang ditawarkan persepsi pelanggan terhadap pelayanan/jasa
menjadi peluang untuk memenuhi harapan yang diberikan.
pelanggan. 8. Mengembangkan sistem informasi kualitas
3. Mengelola bukti (evidence) kualitas pelayanan/jasa
pelayananentang anan/jasa Suatu sistem yang secara sistematis
Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan mengumpulkan dan menyebarluaskan
untuk memperkuat persepsi pelanggan lama informasi kualitas pelayanan/jasa dalam
dan sesudah pelayanan atau jasa diberikan pengambilan keputusan. Informasi yang
oleh intans, karena pelayanan/jasa merupakan dibutuhkan mencakup segala aspek, meliputi
kinerja instansi dan tidak dapat dirasakan data saat ini dan masa lalu, kuantitatif dan
sebagaimana halnya barang layanan. kualitatif, internal dan eksternal, serta
4. Mendidik pelanggan/konsumen tentang informasi mengenai instansi dan pelanggan.
pelayanan/jasa Strategi meningkatkan kualitas pelayanan publik
Membantu pelanggan dalam memahami suatu merupakan salah satu agenda reformasi birokrasi,
pelayanan/jasa merupakan salah satu upaya yantg bertitik tolak dari kenyataan buruk kondisi
menyampaikan kualitas pelayanan atau faktual kualitas pelayanan sebagian besar ditentukan
jasa.Pelanggan yang telah terdidik nantinya oleh kualitas sikap dan aparatur pemerintah yang tidak
terpuji,korup, dan tidak bertanggung jawab. Konsep
5
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

yang ditawarkan para ahli untuk meningkatkan kualitas kepada warga Negara untuk meningkatkan fasilitas
pelayanan public cukup banyak. Salah satu diantara pendidikan atau bebas biaya pendidikan
strategi tersebut yang cukup dominan, yaitu strategi merupakan salah satu contoh kontrak politik
Osborne dan Plastrik (2001). Menurut Osborne dan anatara kedua belah pihak.Sementara itu, dimensi
plastrik, peningkatan pelayanan publik di lingkungan ekonomi mencakup pembiayaan pelayaan publik;
birokrasi dapat dilakukan dengan menggunakan lima apakah akan dibiayai oleh Negara ataukah oleh
strategi, yaitu : pihak swasta, dimensi sosial piihan-pilihan secara
1) Strategi pengembangan struktur sengaja dalam kebijakan untuk mengalokasikan
Struktur yang dimaksud bukan hanya merujuk dan memproduksi pelayanan publik kepada
pada pengertian organisasi publik itu sendiri, kelompok sosial tertentu, misalnya kelompok
tetapi menyangkut pengertian kelembagaan yang masyarakat miskin. Dimensi organisasi dan
luas. Konsep kelembagaan berhubungan dengan komunikasi yang menyangkut kinerja organisasi
nilai,norma,aturan hukum, kode etik, dan budaya. pelayanan public; standar kinerja, aparat
Sedangkan organisasi merupakan tempat orang pelaksana, komunikasi antara penerima pelayanan
berkumpul untuk mengorganisir dirinya. dengan pemberi pelayanan dan lain sebagainya.”
2) Strategi pengembangan atau penyederhanaan Apabila ditarik sebuah kesimpulan, maka ruang
sistem prosedur lingkup pelayanan publik diatas, meliputi :
Sistem prosedur mengatur secara detail tahapan a. Dimensi politik menyangkut hubungan warga
pelayanan, maka sistem prosedur ini yang sering negara, politisi, serta policy maker.
menjadi sumber penyebab sistem pelayanan b. Dimensi ekonomi mencakup pembiayaan
menjadi berbelit-belit, kaku, tidak efisien, dan pelayanan publik.
tidak efektif. c. Dimensi sosial membahas kebijakan untuk
3) Strategi pengembangan infrastruktur melayani publik.
Menyangkut penyediaan pelayanan agar lebih d. Dimensi organisasi dan komunukasi
aman, nyaman, cepat, akurat, mudah dan menjelaskan kinerja organisasi pelayanan
terpercaya yang meliputi penyediaan fasilitas publik, standar kinerja, aparat pelaksana,
fisik, pengembangan model pelayanan baru, komunikasi antara penerima.
pemanfaatan teknologi informasi (telematika). 4. Sasaran Pelayanan Publik
4) Strategi pengembangan budaya atau kultur Sasaran layanan publik adalah kepuasan. Hal ini
Berkaitan dengan proses perubahan karakter dan bukanlah sesuatu yang sederhana, disebabkan untuk
pola pikir seorang pegawai yang didasari oleh menciptakan sebuah kepuasan sendiri merupakan proses
pandangan hidup, nilai, norma, sifat, kebiasaan yang rumit, karena kepuasan seringkali bersifat
yang tercermin melalui perilaku dalam melayani subjektif sehingga tidak dapat diukur dengan pasti.
masyarakat. Kepuasan sebagai sasaran utama sebuah pelayanan
5) Strategi pengembangan kewirausahaan mempunyai dua komponen, yaitu komponen layanan
Meliputi menumbuhkembangkan jiwa dan produk (Moenir, 2000;197). Berikut ini merupakan
kewirausahan, serta membuka ruang dan penjelasan mengenai komponen layanan dan produk,
kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk yaitu :
menggali sumber pendapatan. 1) Layanan
Berdasarkan dua strategi yang telah dijelaskan Agar layanan dapat memuaskan, maka pemberi
diatas, hanya satu strategi yang dipilih oleh peneliti, layanan harus memenuhi empat persyaratan pokok,
yaitu strategi yang digunakan oleh Osborne dan yaitu :
Plastrik (2001). Hal ini dikarenakan strategi tersebut a) Tingkah laku yang sopan merupakan bentuk
lebih baku, operasional, bersifat umum, mudah penghargaan atau penghormatan kepada orang
dipahami, serta lebih utama mampu diterapkan pada lain, dengan sopan santun orang mersa dihormati
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipl yang dan dihargai sebagaimana layaknya dalam
diteliti oleh peneliti. Pemilihan salah satu strategi hubungan kemanusiaan, dan dengan demikian
tersebut juga dilatarbelakangi dari segi permasalahan sudah mnjadi kepuasan tersendiri bagi yang
yang ada dan sebagai cara untuk menanggulanginya. bersangkutan.
3. Ruang Lingkup Pelayanan Publik b) Cara menyampaikan hendaknya memperhatikan
Ruang lingkup pelayanan publik yang disajikan pada prinsip yang berlaku dengan tujuan
oleh Nurmandi (2010: 32-33). Dalam bukunya yang menghindari penyampaian yang menyimpang.
berjudul Manajemen Pelayanan Publik, yaitu : c) Waktu penyampaian seperti pada surat-surat atau
“ruang lingkup pelayann publik mempunyai dokumen sebagai produk dan pengolahan
berbagai dimensi, seperti : (1). Dimensi politik. masalah, merupakan hal penting dalam rangkaian
Dimensi ekonomi,dimensi sosial,dimensi pelayanan.
oragnisasi dan komunikasi, Dimensi politik d) Keramahtamahan dapat ditandai melalui; cara
menyangkut hubungan anatr warga Negara dan pembicaraan wajar, tidak dibuat-buat; cukup
politisi dan policy maker dalam pelayaan publik jelas. Tidak menimbulkan keraguan. Disampaikan
politisi dalam pemilihan umum menjanjikan
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

dengan hati tulus dan terbuka; gaya bahasa sopan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
dan benar. Ponorogo.
2) Produk Lokasi adalah tempat atau daerah yang menjadi
Barang dapat diperoleh melalui layanan pihak lain, objek penelitian dan untuk mendapatkan data yang
misalnya transaksi jual beli antara sesorang dengan diperlukan dalam penelitian.Lokasi yang dijadikan
pihak penjual atau perantara. tempat penelitian adalah Kantor Dinas Kependudukan
Jasa yang dimaksud adalah suatu hasil yang tidak dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo yang
harus dalam bentuk fisik tak berdimensi, tetapi beralamat di Jalan Aloon-Aloon Utara No.08
dapat dinikmati oleh panca indera dan/atau persaan Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo.Fokus
(gerak.suara.keindahan,kenyamanan,rupa) selain penelitian yang digunakan ialah menggunakan lima
ada juga yang berbentuk fisik yang dituju strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
(penampilan,warna dan lainnya).Surat-surat menurut Osborne dan Plastrik (2001)
berharga pada umumnya sebagai hasil kegiatan atau
pekerjaan administrasi perkantoran. 1. Strategi pengembangan struktur
5. Kerangka Kerja Pemberian Pelayanan Publik 2. Strategi pengembangan atau sistem
Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2009, penyederhanaan prosedur
batasan pelayanan publik adalah kegiatan atau 3. Strategi pengembangan infrastruktur
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan 4. Strategi pengembangan budaya atau kultur
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan 5. Strategi pengembangan kewirausahaan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
oleh penyelenggara pelayanan public. wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis
Warga negara dapat menentukan standar data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
pelayanan publik dan kewajiban pejabat atau pelayanan Penganalisaan data skripsi ini dideskripsikan secara
public pada warga negara dengan kepastian kualitatif, yaitu menggambarkan tentang upaya
pelaksanaanya. Maksudnya adalah masyarakat atau
meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor
pengguna layanan dapat mengetahui dengan pasti tugas
kerja dan tanggung jawab suatu organisasi sesuai Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
dengan bidang tugas kerjanya. Hal ini memberikan Ponorogo dan menjelaskan kendala-kendala yang
gambaran yang jelas akan organisasi yang dihadapi masyarakat di Kantor Dinas Kependudukan
melaksanakan fungsi kerjanya. Dan Pencacatan Sipil Kabupaten Ponorogo.
Organisasi yang memberikan pelayanan publik
baik pemerintah atau swasta memiliki otonomi untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengelola organisasi sesuai dengan aturan yang telah
A. Hasil Penelitian
ditetapkan oleh pengambil kebijakan. Pada penyedia
yang dimiliki oleh pemerintah, seperti departemen atau 1. Deskripsi Kantor Dinas Kependudukan dan
dinas. maka aturanya.berupa peraturan daerah atau Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo
peraturan perundang-undangan. Sebaliknya, pada Kantor Dinas Kependudukan dan
penyedia swasta memiliki mekanisme organisasi yang Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo berada di
lebih longgar atau bebas dan dinamis karena Jalan Aloon-Aloon Utara No.08 Kelurahan
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan. Mangkujayan, Kabupaten Ponorogo. Kabupaten
Hal ini dikarenakan perubahan tarif layanan dilakukan Ponorogo terdiri dari 22 Kelurahan/desa dengan
sesuai dengan analisis cost dan benefit untuk bersaing jumlah kepadatan penduduk lebih dari 1.026.000
Jiwa. Gedung tersebut berlantai dua dan terdapat
dengan penyedia lainnya.
Ruang Sekretariat, Ruang Bidang Kependudukan,
Ruang Bidang Pencatatan Sipil, dan Ruang Bidang
METODE Perkembangan Kependudukan, Ruang Bidang
Penelitian ini menggunkan pendekatan penelitian Umum dan Kepegawaian, Ruang Bidang
kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2011:4) Keuangan, Ruang Bidang Penyusunan Program
mendefinisikan metode kualitatatif sebagai prosedur dan Pelaporan.
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Sesuai dengan penjelasan tersebut peneliti ingin
memberikan gambaran atau deskripsi tentang Strategi
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor

7
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

Foto.1 5. Struktur Organisasi Kantor Dinas


Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Ponorogo Ponorogo
Susunan organisasi Kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Ponorogo ditetapkan dengan Peraturan Bupati
Nomor. 12 Tahun 2011 tentang Uraian Jabatan pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Ponorogo pasal 20. Adapun struktur
organisasi pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo digambarkan
sebagai berikut:

2. Lokasi Kantor Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo
Secara geografis lokasi Kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Ponorogo adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten


Wonogiri
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten A. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Pacitan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan dan
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo
Madiun Kantor Dinas Kependudukan dan
d. Sebelan Timur berbatasan dengan Kabupaten Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo merupakan
Nganjuk dan Kabupaten Tulungagung. salah satu organisasi penyedia layanan ikut serta
aktif dalam upaya meningkatkan kualitas
3. Lingkup wilayah kerja Kantor Dinas pelayanan publik di bidang Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kependudukan. Upaya yang dilakukan merupakan
Ponorogo strategi yang dijalankan oleh instansi; dalam hal
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan ini menggunakan lima strategi Osborne dan
Sipil Kabupaten Ponorogo merupakan instansi Plastrik (2001) di lingkungan birokrasi, yaitu :
1) Strategi Pengembangan Struktur
vertical dari pemerintah kabupaten ponorogo yang
Struktur yang dimaksud bukan hanya
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya melayani merujuk pada pengertian organisasi pelayanan
UPTD di tingkat kecamatan yang terdiri dari 22 publik itu sendiri, tetapi menyangkut pengertian
yaitu kelurahan/desa kelembagaan yang lebih luas. Konsep
4. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Dispendukcapil kelembagaan berhubungan dengan nilai, norma,
Kabupaten Ponorogo aturan hukum, kode etik, dan budaya. Sedangkan
Keadaan Pegawai Negeri Sipil Kantor Dinas organisasi merupakan tempat orang berkumpul
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten untuk mengorganisir dirinya. Pada strategi
Ponorogo pada bulan April 2012 berjumlah 205 pengembangan struktur ini organisasi pelayanan
pegawai dengan pembagian pegawai pria berjumlah public dituntut untuk mengembangkan struktur
105 orang dan pegawai wanita 100 orang. Pegawai organisasinya agar maju, berkembang, dan
Negeri Sipil yang ada di Kantor Dinas bersaing secara sehat dengan instansi penyedia
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten layanan publik lainnya secara sehat mengikuti arus
Ponorogo digolongkan berdasarkan jabatan, tingkat global.
pendidikan, pangkat golongan ruang, agama dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
unit kerja yang ada didalam Kantor Dinas sebagai organisasi pelayanan publik juga memiliki
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten struktur organissai yang terus mengalami
Ponorogo. Rekapitulasi dari daftar pegawai yang perkembangan. Rotasi pegawai dipandang sebagai
ada dalam lingkup Kantor Dinas Kependudukan langkah upaya instansi dalam menilai kinerja para
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo dapat pegawainya dan mengembangkan prospek
dilihat melalui tabel-tabel yang ada didaftar usahanya agar menumbuhkan hasil yang lebih
lampiran. maksimal. Rotasi juga dilaksanakan untuk
menambah wawasan, pengalaman dan melengkapi
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

kompetensi/ kemampuan untuk pekerja sebagai sangat pentinng kaitannya dengan kemajuan
bagian dari pembinaan karir selanjutnya. organisasi tersebut dikarenakan apabila organisasi
2) Strategi Pengembangan atau Penyederhanaan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
Sistem Prosedur mampu mmeberikan rasa kepuasan pada diri
Sistem prosedur mengatur secara detail tahapan pelanggan sudah dapat dipastikan citra organisasi
pelayananya, maka sistem prosedur ini yang sering tersebut dikatakan baik dan maju. Masayarakat
menjadi sumber penyebab sistem pelayanan menjadi merasa dihargai dan menjadikan maasyarakat
berbelit-belit, kaku, tidak efisien, dan tidak efektif. merasa aman, percaya, dan terus melekukan wujud
Strategi pengembangan atau penyederhnaa sistem kerjasama dengan organisasi layanan public itu
prosdur merupakan langkah yang dilakukan sendiri.
organissai, seperti Dinas Kependudukan dan Budaya kerja, merupakan sekumpulan pola
Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo sebagai upaya perilaku yang melekat secara kesluruhan pada diri
meningkatkan kualitas pelayanan publik. setiap individu dalam sebuah organissai.
3) Strategi Pengembangan Infrastruktur Membangun budaya berarti juga meningkatkan dan
Menyangkut penyediaan sarana dan prasarana mempertahankan sisi-sisi positif. Serta berupaya
pelayanan yang mendukung penyelengaraan membiasakan pola perilaku tertentu agar tercipta
pelayanan agar lebih aman, nyaman, cepat, akurat, suatu bentuk baru yang lebih baik. Perilaku yang
mudah, dan terpercaya yang meliputi penyediaan tercermin dalam melayanai masyarakat merupakan
fasilitas fisik, model pengembangan pelayanan baru, wujud upaya dari instansi dispendukcapil ikut serta
pemanfaatan teknologi informasi (telematika) dalam masalah pembinaan karakter pegawai. Tiap
Penyediaan fasilitas fisik merupakan fasilitas pegawai dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan
utama yang mendukung berjalannya upaya untuk (diklat) dari intasni dilatih untuk mampu
meningkatkan kualitas pelalayanan publik, memberikan pelayaanan yang baik, responsive, dan
diantaranya : gedung atau kantor, komputer, alat berkualitas. Perilaku ini juga menjadi penilaian
transportasi yang digunakan sebagai asset kantor tersendiri pada diri tiap pegawai yang diberikan
dalam melangsungkan kegiatan usaha, seperti mobil intstansi terhadap dirinya.
dan sepeda motor. 5) Strategi Pengembangan Kewirausahaan
Pengembangan model pelayanan baru yang Meliputi menumbuhkebangkan jiwa
bertujuan agar model pelayanan lama dapat diubah kewirausahaan serta membuka ruang dan
sedemikian rupa untuk menciptakan nilai dan fungsi kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk
yang lebih baik daripada sebelumnya, lebih efektif menggali sumber pendapatn. Stategi ini
dan efisien, lebih mudah dan dinamis. model mnejlaskan tentang upaya yang dilakukan para
pelayanan baru yang akhir ini sering dibahas yaitu pegawai dalam sosilaissai terhadap program Dinas
layanan program e-KTP, dimana pelaksanaan Kependuudkan dan pencatatan sipil kabupaten
pelayanan e-KTP sekarang dapat dilakukan Ponorogo.layanan yang dimaksud adalah layanan
berdasarkan peraturan undang baru dan dapat e-KTP.
dilakukan di tngkat kecamatan. Penjelasan mengenai strategi pengembangan
Pemanfaatan teknologi informasi kewiraushan tampak pada meningkatnya antusias
(telematika) merupakan fasilitas penunjang lainnya masyarakat beserta jumlah pemohon e-KTP,
yang berupa sistem teknologi dan informasi yang layanan e-KTP dijelaskan dengan tujuan untuk
memudahkan masyarakat maupun pegawai dalam mendorong masyarakat agar berpartisipasi dalam
kegiatan usaha yang dilakukan oleh Dispendukcapil, program yang disosialisasikan oleh Dinas
seperti :komputerisasi yang disediakan pada setiap Kependuudukan dan pencatatan sipil Kabupaten
tempat guna penyimpanan data maupun informasi Ponorogo. Sedangkan jumlah masyarakat
yang diperlukan, spanduk, poster maupaun banner dijelaskan dengan maksud terdapat adanya
sebagai bagian dari sistem informasi yang peningkatan jumlah masyarakat yang ingin
disediakan untuk memudahkan masyarakat memproses layanan e-KTP, terhitung sejak akhir
memperoleh kejelasan informasi, baik yang berisi bulan 2012 sampai dengan akhir bulan 2013.
tentang data instansi maupun program yang sedang
dijalankan. B. Pembahasan
4) Strategi Pengembangan Budaya atau Kultur 1. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Berkaitan dengan proses perubahan karakter Publik di Kantor Dinas Kependudukan dan
dan pola pikir seorang pegawai yang didasari oleh Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo
pandanagan hidup, nilai, norma, sifat, kebiasaan Strategi meningkatkan kualitas pelayanan
yang tercermin melalui perilaku dalam melayani publik di lingkungan birokrasi menurut Osborne
masyarakat. Dalam organissai layanan publik,
perilaku pegawai dalam melayani masayarakat
9
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

dan Plastrik (2001) dapat dilakukan dengan pandanga hidup, nilai, norma, sifat, kebiasaan yang
menggunakan lima strategi, yaitu : tercermin melelui perilaku dalam melayani
1) Strategi Pengembangan Struktur masyarakat. Dispendukcapil Kabupaten Ponorogo
Struktur yang dimaksud bukan hanya selaku organisasi atau instansi yang menyediakan
merujuk pada pengertian organisasi pelayanan pelayanan public memiliki konsep kelembgaan
publik itu sendiri, tetapi menyangkut pengertian yang teratur. Hal ini dimaksudkan agar seluruh tata
kelembagaan yang lebih luas. Konsep kelembagaan cara dan sistem yang ada didalamnya, termasuk
berhubungan dengan nilai, norma, aturan hukum, perilaku pegawai memilki pedoman pada nilai,
kode etik, dan budaya. Sedangkan organisasi norma, aturan, kode etik, maupun budaya yang
merupakan tempat orang berkumpul untuk harus ditaati. Kesadaran pada diri tiap individu
mengorganisir dirinya. Struktur organisasi atau merupakan salah satu starategi pengembangan
instansi selalu berkembang dan bersifat baru, budaya, karena dapat membangun citra instansi
karena sering bergantinya waktu menjadikan juga memberikan nilai positif bagi individu itu
struktur organisasi atau instansi mengalami sendiri. Pegawai Kantor Dispendukcapil harus
perubahan, baik dalam hal rotasi pegawai atau memberikan peranan dalam straetgi pengembangan
pindah. Hal inilah yang menjadi faktor penilaian sistem ini guna meningkatkan kualitas pelaynan
kinerja pegawai. Adanya penilaian pada diri tiap public berdasarkan pada konsep kelembagaan, yang
pegawai juga mampu mendorong pegawai untuk meliputi nilai, norma, aturan, kode etik, dan
memperbaiki kinerjanya. Apabila dirasakan ada budaya, didalam instansi.
perubahan pada kinerja pegawai maka sudah dapat 5) Strategi Pengembangan Kewirausahaan
dipastikan pegawai tersebut akan mengalami Meliputi menumbuhkembangkan jiwa
perputaran dalam penempatan tempat kerja. kewirausahan, serta membuka ruang dan
2) Strategi Pengembangan atau Penyederhanaan kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk
Sistem Prosedur menggali sumber pendapatan. Berkaitan dengan
Sistem prosedur mengatur secara detail strategi pengembangan kewiraushaan ini pegawai
tahapan pelayanan, maka sistem prosedur ini yang diharuskan mampu meningkatkan produktivitas
sering menjadi sumber penyebab sistem pelayanan layanan barang maupun nilai jasa instansi. Hal ini
menjadi berbelit-belit, kaku, tidak efisien, dan tidak ditandai dengan hampir semua bagian pegawai
efektif. Faktor pemicunya sering didasari dengan kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
rasa ketidakjujuran pada diri pegawai,tingkat Kabupaten Ponorogo diharuskan ikut
pelayanan yang tidak memuaskan. Menghindari mensosialisasikan program baru, yaitu e-KTP.
terjadinya tindakan suap tersebut, maka diperlukan Tujuan yang dicapai yaitu berupa kualitas produk
strategi pengembangan atau penyederhanaan sistem dan jasa sehingga memicu kepuasan masyarakat.
prosedur. Misalnya yang ada pada kantor Kemampuan tiap pegawai memberikan
Dispendukcapil, pegawai harus mampu melayani kontribusi penuh pada keberhasilan dalam upaya
masyarakat dengan rasa jujur,pelayanan yang cepat meningkatkan kualitas pelayanan publik serta
dan tanggap (responsiviness), transparansi biaya, memiliki jiwa untuk wirausaha dalam
akuntabilitas (tanggungjawab), serta pengharapan mengembangkan instansi untuk menjadikan
lainnya yang mampu membangun citra positif di pelayanan yang tanggap dan mendorong upaya
mata masyarakat. mengefektifkan pelayanan yang dapat
3) Strategi Pengembangan Infrastruktur diselenggarakan secara berdaya guna dan berhasil
Menyangkut penyediaan sarana dan guna.
prasarana pelayanan yang mendukung Oleh karena itu akan terciptanya kepuasan
peneyelenggaraan pelayanan agar lebih aman, masyarakat dapat memberikan berbagai manfaat,
nyaman, cepat, akurat, mudah, dan terpercaya yang diantaranya hubungan antara masyarakat dan
meliputi penyediaan fasilitas fisik, pengembangan pemberi layanan menjadi baik, sehingga
model pelayanan baru, pemanfaatn teknologi memberikan dasar yang baik bagi terciptanya
infomasi (telematika). Startegi pengembangan loyalitas masyarakat terhadap pelayananya dan
infrastruktur ini dibahas lebih detail dalam mampu membangun pengembangan lembaga
penelitian ini dengan tujuan untuk memfokuskan pelayanan agar nilai dan kualitas yang diinginkan
pada upaya meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat terwujud, saling menguntungkan satu
public. Salah satunya contohnya program e-KTP sama lain demi terlaksananya program yang
yang merupakan bentuk pengembangan model dijalankan.
pelayanan yang baru terhadap masyarakat, yang
didalam pelaksanaanya membutuhkan sarana dan SIMPULAN DAN SARAN
prasarana seperti alat rekam,foto, yang bisa diakses A. Simpulan
untuk pendataan program e-KTP tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan
4) Strategi Pengembangan Budaya atau Kultur pembahasan serta fokus penelitian tentang upaya
Berkaitan dengan proses perubahan karakter meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor
dan pola pikir seorang pegawai yang didasari oleh Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

Ponorogo, maka peneliti menyimpulkan bahwa kualitas jiwa kewiraushaan, serta membuka ruang dan
pelayanan publik terkait program pelaksanaan e-KTP kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk menggali
yang dilaksanakan oleh Kantor Dinas Kependudukan sumber pendapatan.
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo sudah
berjalan lancar, meskipun pada beberapa tahap dalam B. Saran
pelayanannya masih ditemukan masalah atau hambatan. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari
Teori kualitas pelayanan publik menurut hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan
Osborne dan Plastrik menjelaskan bahwa upaya dalam beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dan
meningkatkan kualitas pelayanan publik terdapat lima bahan pertimbangan bagi bidang Kependudukan di
strategi dasar, yaitu strategi pengembangan struktur, Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
strategi pengembangan atau penyederhanaan sistem Kabupaten Ponorogo, agar dalam proses pelayanan
prosedur, strategi pengembangan infrastruktur, strategi pelaksanaan program e-KTP dapat berjalan secara
pengembangan budaya/kultur, strategi pengembangan maksimal. Adapaun saran yang dapat diberikan sebagai
kewirausahaan. Adapun kesimpulan dari lima indikator berikut :
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di 1. Instansi harus terus melaksanakan pelatihan
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara berkala bagi pegawai, rotasi pegawai
Kabupaten Ponorogo, diantaranya : diperlukan sebagai langkah upaya instansi
Strategi pengembangan struktur, dalam dalam menilai kinerja para pegawainya dan
peningkatan kinerja pegawai sangatlah penting untuk mengembangkan prospek usahanya agar
menunjang pelayanan didalam instansinya dengan menumbuhkan hasil yang lebih maksimal.
adanya rotasi atau perpindahan pegawai dari tingkat 2. Diperlukan sistem prosedur yang mudah, cepat,
jabatan maka instansi telah menyusun struktur tranparansi, efisien, dan responsif bagi
organisasi yang baik agar menciptakan pegawai yang masyarakat.
profesional. Rotasi pegawai dipandang sebagai langkah 3. Seharusnya pihak Dinas Kependudukan dan
upaya instansi dalam menilai kinerja para pegawainya Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo sebagai
dan mengembangkan prospek usahanya agar pemberi pelayanan kepada masyarakat atau
menumbuhkan hasil yang lebih maksimal. Pada strategi pengguna layanan lebih ditingkatkan lagi
pengembangan atau penyederhanaan sistem bersosialisasi kepada masyarakat dalam
prosedur,diantaranya adanya pihak khususnya Kantor pentingnya menggunakan layanan program e-
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten KTP untuk meningkatkan kualitas
ponorogo mempunyai wewenang terhadap sistem pelayanannya.
pelayananya terkait pelaksanaan program e-KTP di 4. Mengembangkan sarana dan prasarana yang
daerahnya dengan menciptakan perlunya dapat menunjang kebutuhan dan pelaksanaan
penyederhanaan terhadap proses standar pelayanannya kerja sehari-hari agar dapat berjalan secara
agar masyarakat yang akan berkepentingan dalam efektif, efisien, dan berkesinambungan.
pengurusan KTP lebih mudah dan efektif. 5. Perilaku para pegawai harus terus mendapatkan
Strategi pengembangan infrastruktur, antara lain perhatian dan pengawasan agar tidak
dengan penyediaan fasilitas, seperti : pembangunan menyalahi aturan yang berlaku dan menjadi
gedung yang baru untuk mempermudah dalam budaya organisasi yang baik untuk
pelayananya, alat transportasi yang digunakan sebagai menumbuhkan citra instansi.
asset kantor dalam melangsungkan kegiatan usahanya, 6. Bagi pihak Kantor Dinas Kependudukan dan
seperti mobil dan montor, pemanfaatan teknologi Pencatatan Sipil lebih memantau lagi para
informasi (telematika), seperti komputerisasi yang pegawainya yang terjun kelapangan dalam
disediakan pada setiap tempat guna penyimpanan data proses pelaksanaan program tersebut agar
maupun informasi yang diperlukan; spanduk,poster strategi yang di buat terlaksana dengan baik
maupaun banner sebagai bagian dari sistem informasi dan mencapai suatu tujuan.
yang disediakan nntuk memudahkan masyarakat Menanggapi kendala-kendala yang terjadi
memperoleh kejelasan informasi, baik yang berisi diperlukan kecepatan, ketanggapan, dan ketepatan oleh
tentang data instansi maupun program yang sedang pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dijalankan. kabupaten ponorogo dalam menyikapi keluhan yang
Strategi pengembangan pengembangan budaya dilakukan oleh masyarakat. Selain itu perlu adanya
atau kultur, yaitu berkaitan dengan proses perubahan perbaikan dan perubahan, khususnya yang menyangkut
karakter dan pola pikir seorang pegawai yang didasari sistem serta sarana dan parsarana yang dimiliki Dinas
oleh pandangan hidup, nilai, norma, sifat, kebiasaan kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
yang tercermin melalui perilaku dalam melayani Ponorogo dalam pembangunan sistem jaringan antar
masyarakat. Pada strategi pengembangan unit instansi juga dibutuhkan sebagai bagian dari mitra
kewirausahaan, meliputi menumbuhkan kembangkan
11
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan e-KTP

atau kerjasama, dan membeli alat-alat produksi yang Sampara, Lukman.1999. Manajemen Kualitas
memadai untuk mengantisipasi segala macam keluhan Pelayanan. Jakarta: STIA-LAN Press
masyarakat. Dibutuhkan tingkat pengawasn yang tinggi
sebagai bagian dari koreksi (perbaikan) dalam hal Tjiptono, Fandy. 1996. Manajemen Jasa. Yogyakarta:
pelayanan dan mengejar kepuasan masyarakat sebagai Andi.
bagian dari citra instansi.
Nasution, M.N.2001. Manajemen Mutu Terpadu.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Ghalia Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Nurmandi, Achmad. 2010. Manajemen Pelayanan
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Publik. Yogyakarta: Sinergi Visi Utama.
Undang- Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan David Osborne dan Peter Plastrik, 2000. Memangkas
Publik. Birokrasi. PPM. Jakarta.
Undang- Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang David Osborne, Ted Gaebler, 1996. Mewirausahakan
Administrasi Kependudukan. Birokrasi (Reinventing Government) Teruna
Gravika. Jakarta.
Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan Daerah.

Keputusan Bupati Ponorogo Nomor 65 Tahun 2008


tentang uraian tugas dan Fungsi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Ponorogo.

Muhammad, Farouk dan Djaali. 2005. Metodologi


Penelitian Sosial. Jakarta : Restu Agung.

Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif.


Bandung. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang


Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Hardiansyah.2011. Kualitas Pelayanan Publik ( Konsep,


dimensi, indikator, dan Implementasinya).
Yogyakarta: Gava Media.

Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2008. Reformasi


Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara

Ratminto & Atik Septi Winarsih A. 2005. Manajemen


Pelayanan. Gajah Mada University Press

Kepmen PAN Nomor 63 Tahun 2003 tentang pelayanan


publik

Sedarmayanti.2009. Reformasi Administrasi Publik,


Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa
Depan. Bandung: Refika Aditama.

Moenir, H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di


Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Keputusan Menteri Pendahayagunaan Aparatur Negara


Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang
Pedoman Umum Penyelnggaraan Pelayanan
Publik

Anda mungkin juga menyukai