Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan dijelaskan bahwa instansi pelaksana administrasi

kependudukan untuk wilayah Kabupaten/ Kota adalah Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil. Dinas ini yang berwenang memberikan pelayanan yang

sama dan profesional kepada setiap penduduk atas pelaporan peristiwa

kependudukan dan peristiwa penting kependudukkan lainnya.

Penyelenggaraan administrasi kependudukan, peristiwa penting

kependudukan yang meliputi kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,

pengakuan anak, pengesahan anak dan lain-lain yang harus di catat ke dalam

pencatatan sipil harus didata dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk

pelayanan publik.

Berkenaan dengan hal tersebut untuk mempermudah penyelenggaraan

administrasi kependudukan dalam melakukan pengumpulan, pengolahan data

penduduk yang berbasis teknologi informasi, pemerintah pusat dalam hal ini

telah menyiapkan suatu sistem yang diberi nama “Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan” atau disingkat SIAK, yang merupakan suatu

sistem informasi berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur

dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi

dibidang kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dan juga

1
membantu bagi petugas dijajaran. Pemerintah Daerah khususnya Dinas

Kependudukan didalam menyelenggarakan layanan kependudukan. Dalam

SIAK terdapat tiga komponen yang saling terkait dan saling komplementer

yaitu pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan pengolahan informasi

(Nugraha, 2014:2). Sebagai salah satu langkah untuk membantu berbagai

pekerjaan mengenai pendaftaran kependudukan yang sesuai dengan berbagai

standar yang diperlukan yaitu pemerintah mulai membuat sebuah kebijakan

dengan mengadakan program yang dahulu dikenal dengan Sistem Informasi

Manajemen Kependudukan (SIMDUK) yang dibuat sekitar tahun 1996.

SIMDUK adalah sebuah kebijakan yang diterapkan di daerah

Kabupaten/Kota, dan ditujukan untuk menangani status kependudukan

dengan segala perubahannya. SIMDUK itu sendiri merupakan suatu aplikasi

untuk mengelola data kependudukan daerah yang meliputi Kartu Keluarga

(KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kelahiran, Sensus Penduduk, dan

Demografi Penduduk. Aplikasinya dapat digunakan untuk mengelola data

kependudukan pada kecamatan atau kelurahan yang lokasinya terpisah, akan

tetapi karena didasarkan pada basis internet maka dapat dikumpulkan di satu

titik yaitu Internet Data Center. Namun, pada pelaksanaannya di lapangan

ternyata didapati berbagai kelemahan SIMDUK sebagai sebuah sistem untuk

mengelola data kependudukan. Dimana masih banyak terdapat pemalsuan

identitas karena disebabkan kurang detailnya data-data mengenai penduduk.

Selain itu dalam pemenuhan hak penduduk, terutama di bidang pencatatan

2
sipil masih ditemukan penggolongan penduduk yang didasarkan pada

perlakuan diskriminatif yang membeda-bedakan suku, keturunan, dan agama.

Berdasarkan berbagai evaluasi terhadap kebijakan SIMDUK ini

pemerintah merasa perlu menggantinya dengan sebuah kebijakan yang baru.

Kebijakan baru itu tentunya juga lebih menjawab segala kebutuhan yang

diperlukan untuk melengkapi data kependudukan. Berkenaan dengan hal

tersebut untuk mempermudah penyelenggaraan administrasi kependudukan

dengan adanya sistem pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil yang

terintegrasi dapat merealisasikan Data Base penduduk. Dengan demikian

pelayanan yang dihasilkan tidak hanya sebatas dapat merealisasikan

pengumpulan data base penduduk, tetapi sekaligus memberi Nomor Induk

bagi setiap penduduk, sehingga dapat mengeliminasi terjadinya kepemilikan

identitas ganda. Untuk mempermudah penyelenggaraan administrasi

kependudukan dalam melakukan pengumpulan, pengolahan data penduduk

yang berbasis teknologi informasi, Pemerintah Pusat dalam hal ini telah

menyiapkan suatu sistem yang diberi nama “Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan” atau disingkat SIAK. Secara hukum sistem ini sudah

dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2004 tentang

Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan. SIAK merupakan suatu

sistem informasi berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur

dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi

dibidang kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dan juga

3
membantu bagi petugas dijajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas

Kependudukan didalam menyelenggarakan layanan kependudukan.

Perbedaan utama antara SIMDUK dan SIAK, terletak pada konsep

pendistribusian server dan database data kependudukan serta jaringan

komunikasi data yang digunakan. Ketika masih menggunakan SIMDUK,

server dan database terdapat di masing-masing kecamatan, sehingga akan

mengalami kesulitan ketika akan dilakukan konsolidasi data. Dengan server

yang terdistribusi, validitas data masih rendah karena kemungkinan data

ganda cukup besar. Selain server yang terdistribusi, SIMDUK belum

menggunakan jaringan online seperti SIAK. Untuk proses konsolidasi

membutuhkan waktu yang lama karena proses transaksi data saat itu masih

menggunakan disket. Selain itu, untuk proses penerbitan akte pencatatan sipil

juga masih memerlukan waktu yang lama karena proses input data masih

dilakukan secara manual. Hal-hal tersebut terjadi karena belum ada

standarisasi yang jelas yang diatur oleh pemerintah pusat. Saat masih

menggunakan SIMDUK, masing-masing daerah mengembangkannya sesuai

kebutuhannya sehingga tidak adanya keseragaman mengenai program yang

dijelaskan. Hal tersebut mempersulit proses untuk mengintegrasikan data

kependudukan secara nasional. menghasilkan data base kependudukan untuk

Kabupaten Lombok Timur.

Data base kependudukan ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan

gambaran bagaimana kondisi dan karakteristik penduduk Kabupaten Lombok

Timur dan dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan data

4
kependudukan bagi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Selama ini

pemerintah Kabupaten Lombok Timur hanya menggunakan data yang

dihasilkan dari Kantor Statistik maupun pendataan yang dilakukan oleh

instansi terkait lainnya. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan, diharapkan memudahkan pegawai dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat demi tercapainya efektivitas organisasi.

Berdasarkan wawancara singkat dengan salah seorang warga yang sedang

mengurus akta kelahiran, mengaku bahwa harus menunggu beberapa hari

untuk dapat memperoleh akta kelahiran, padahal seharusnya dengan

diterapkannya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

masyarakat tidak perlu menunggu lama sebab sistem ini sudah berbasis

online. Oleh sebab itu efektivitas penerapan SIAK ini sendiri belum

terlaksana dengan baik, dengan dijumpainya beberapa masalah di lapangan.

Penelitian ini berjudul “Bagaimana Efektivitas Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) Terpusat Pada Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Lombok Timur ”. Untuk mengukur

efektivitas suatu program pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Lombok Timur, perlu dilakukan penilaian terhadap manfaat atau daya guna

program tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan pada

penelitian ini yaitu:

5
1. Bagaimana efektivitas Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Lombok Timur?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Lombok Timur.

D. Kontribusi Penelitian

1. Secara Praktis

a) Bagi penduduk Indonesia terutama dalam tertib administrasi

kependudukan

b) Bagi aparat pemerintah tercapainya good govermance dalam public

service, karena layanan yang dilakukan aparat pemerintahan daerah

berjalan dengan sangat efektif dan efisien.

c) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dari penelitian

yang dilakukan dengan cara mengaplikasikan ilmu dan teori yang di

dapat selama perkuliahan dalam pembahasan masalah mengenai

Efektivitas Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Lombok Timur.

2. Secara Teoritis

Memberikan kemudahan dan keefektipan dalam pengerjaan dan

pengisian data pada Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Lombok Timur.

6
E. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran umum dan untuk mempermudah dalam pembuatan

skripsi ,maka penulis menyajikan langkah-langkah dalam penulisan.

BAB I: PENDAHULUAN

Berisi tentang Pendahauluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian dan kontribusi penelitian dan

sistematika pembahasan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini mengarah pada teori teori yang di gunakan dalam

penulisan skripsi yang menyangkut dalam Efektivitas Sistem informasi

administrasi kependudukan (SIAK) terpusat pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Lombok Timur

BAB III: METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang terdiri atas jenis Penelitian, Fokus Penelitian

Lokasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan data, Instrumen

Penelitian dan Metode Analis Data.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN PENELITIAN TERDAHULU

Pada sub bab ini, peneliti menunjukkan beberapa penelitian yang

relevan atau mirip dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

sehingga pembaca bisa menjadikan sebagai pembanding. Adapun penelitian-

penelitian yang telah dilakukan yaitu:

1. Stefanus Arwandi Jai (2016), dengan jurnalnya yang berjudul

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

mengungkapkan bahwa implementasi dari SIAK di Kelurahan

Tunggulwulung sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan

dari Dinas Kependudukan Kota Malang. Hambatan dalam implementasi

SIAK diantaranya jaringan internet yang lambat dan juga pengiriman

berkas ke Dispenduk yang masih manual. Saran untuk penelitian

selanjutnya adalah dapat ditambahkan tentang factor lain yang

menghambat implementasi SIAK dan pengaruhnya terhadap efisiensi dari

pelaksanaan program SIAK. Persamaan penelitian Stefanus Jai dengan

penelitian ini sama-sama akan membahas tentang SIAK. Perbedaannya

penelitian di atas membahas mengenai implementasi dari SIAK sedangkan

dalam penelitiannya ini membahas efektivitas SIAK.

2. Yoga Saputra (2016) dengan judul Efektivitas Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) Pada Dinas Kependudukan Dan

8
Catatan Sipil Kabupaten Kaur. Penerapan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Kaur dilihat dari indikator organisasi mendapat penilaian

sebesar 3,65 yang berarti efektif. Jika dilihat dari indikator interpretasi

mendapat skor 3,84 yang berarti berada pada interval penilaian

efektif,sedangkan pada indikator peranan, rata-rata yang diperoleh adalah

4,30 yang berati berada pada interval penilaian sangat efektif. Keakuratan

data dari sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) dinilai

sudah lebih akurat jika dibandingkan dengan sistem manual, karena semua

data penduduk sudah disimpan dalam database, sehingga pada saat data

penduduk dibutuhkan operator tinggal mengakses data yang telah ada.

Namun masih ada kelemahan dari program SIAK tersebut yaitu terdapat

kesalahan data penduduk,aktivasi e-KTP, kesalahan foto dengan data yang

tercantum. Secara keseluruhan bahwa pelaksanaan implementasi Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kabupaten Kaur sudah terlaksana dengan baik, walaupun

masih ada sedikit kekurangannya. Dengan demikian diharapkan pelayanan

kepada masyarakat khususnya dalam administrasi kependudukan dapat

lebih baik dan maksimal. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Yoga

Saputra (2016) dengan penelitian ini sama-sama untuk menentukan

efektivitas SIAK. Pada penelitian Yoga Saputra juga melaksanakan

implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di sedangkan

untuk penelitian ini hanya mengangkat mengenai efektifitas SIAK.

9
Permasalahan- permasalahan yang ditimbulkan juga hampir sama yakni

terdapat kesalahan data penduduk,aktivasi e-KTP, kesalahan foto dengan

data yang tercantum.

3. Kishela Parubak (2016) dengan judul Efektivitas Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (Siak) Pada Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Toraja Utara.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

secara umum efektivitas Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Toraja Utara yang diukur

menggunakan pendekatan proses yang dikemukakan oleh Martani dan

Lubis meliputi sumber daya manusia, data kependudukan,sarana dan

prasarana sudah cukup efektif. Namun, masih ada beberapa masyarakat

yang belum mengetahui mengenai SIAK yang sudah berbasis online.

Peneliti menyarankan agar lebih meningkatkan sosialisasi kepada

masyarakat agar efektivitas SIAK bisa berjalan lebih baik lagi. Persamaan

penelitian Kishela Parubak (2016) dengan penelitian ini yakni sama-sama

mengangkat judul mengenai efektivitas SIAK. Perbedaannya penelitian ini

sudah menggunakan sistem online dalam pengoperasian SIAK dan

pengetahuan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur sudah tidak awam

mengenai sistem pemerintahan yang hampir semuanya berbasis online.

B. KAJIAN TEORI

1. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

a) Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

10
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Pengertian

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah

sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk me,fasilitas pengelolaan informasi administrasi

kependudukan di tingkat penyelenggaraan instansi pelaksanaan

sebagai satu kesatuan.

Definisi lain dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

yaitu suatu sistem berbasis web yang disusun berdasarkan

prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan

menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib

administrasi dibidang kependudukan dan juga membantu bagi petugas

dijajaran pemerintah daerah, khususnya Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil dalam menyelenggarakan layanan kependududukan.

Dalam implementasinya, SIAK menerapkan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) sebagai induk dari data kependudukan yang

merupakan nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas,

tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk

Indonesia, yang berlak selamanya. Dalam SIAK, database antara

Kecamatan, Kabupaten/Kota, provinsi dan Departemen Dalam Negeri

(DEPAGRI) akan terhubung dan terintegrasi. Seseorang tidak bisa

memiliki identitas ganda dengan adanya Nomor Identitas

Kependudukan (NIK). Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar

11
secara otomatis ketika instansi pelaksana memasukkannya ke database

kependudukan (Rizky Nugraha, 2014:2).

b) Manfaat Sistem Informasi Ad,imistrasi Kependudukan (SIAK)

Manfaat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan pada

dasarnya system informasi kependudukan akan banyak memberi

manfaat bagi penduduk Indonesia terutama dalam tertib administrasi

kependudukan, terhindarnya masyarakat dari pengeluaran biaya yang

tidak ada hubungan dengan urusan administrasi penduduk. Sedangkan

bagi aparat pemerintah tercapainya good govermance dalam public

service, karena layanan yang dilakukan aparat pemerintahan daerah

berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Siak juga akan

menghimpun data individu penduduk (mikro) dan data agregat

(makro) penduduk. Penyediaan data tersebut melalui pengembangan

SIAK dengan membangun bank data kependudukan nasional. Bank

data kependudukan ini menyimpan data kependudukan secara

nasional, yang dapat menyajikan berbagai profil kependudukan untuk

kepentingan individu, masyarakat, pemerintah, dan kepentingan

pembangunan lainnya. Untuk pengolahan data statistik vital (vital

statistic) baik yang berhubungan dengan peristiwa penting (lahir, mati,

kawin, cerai dan lain-lain) maupun peristiwa kependudukan

(perubahan alamat, pindah datang dan perpanjangan KTP). Hasil

perhitungan dan pengolahan data statistik tersebut sebagai bahan

perumusan dan penyempurnaan kebijakan, strategi dan program bagi

12
para penyelenggara dan pelaksana pembangunan dibidang kualitas,

kuantitas, dan mobilitas penduduk, serta kepentingan pembangunan

lainnya. (Nugraha,2016:6).

c) Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan, pengelolaan SIAK bertujuan:

Meningkatkan kualitas pelayanan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil, Menyediakan data dan informasi skala nasional dan

daerah mengenai hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

yang akurat, lengkap, mutakhir dan mudah diakses, Mewujudkan

pertukaran data secara sistemik melalui sistem pengenal tunggal,

dengan tetap menjamin kerahasiaan.

d) Komponen Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan terdapat 3

komponen yaitu, pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan

pengolahan informasi. Dari operasional ketiga komponen tersebut

selanjutnya terjabarkan sebagai aktivitas pelayanan kepada

masyarakat dan institusi terkait:

1) Pendaftaran Penduduk Sarana untuk membangun basis data dan

menerbitkan identitasbagi setiap penduduk dewasa dengan

mencamtukan Nomor Penduduk sebagai identitas tunggal. Dari

kegiatan pendaftaran penduduk ini kemudian diterbitkan 3

13
dokumen, yaitu: Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu

Keluarga, dan KTP;

2) Pencatatan Sipil, Merupakan sarana untuk mencatat peristiwa

penting yang dialami penduduk dan perlu dilegalisir oleh negara

melalui penerbitan dokumen yang sah menurut hukum dalam

bentuk akta catatan sipil. Beberapa peristiwa penting yang harus

dilaporkan diantaranya:1). Kelahiran; 2). Kematian; 3).

Perkawinan; 4). Perceraian,

3) Pengelolaan Informasi Kependudukan Pengelolaan data hasil

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil melalui suatu media

atau alat yang akan menjadikannya sebagai informasi tentang

perkembangan penduduk dari waktu ke waktu.

2. EFEKTIVITAS

a) Konsep Efektivitas

Efektivitas pada umumnya yaitu suatu tolak ukur dimana

seberapa jauh organisasi berhasil mencapai tujuan atau sasarannya

dengan tepat. Organisasi dapat mencapai tujuan dengan

menggunakan sumber daya yang terdapat dalam organisasi itu

sendiri. Efektivitas merupakan salah satu dari prinsip good

governance yakni pemerintahan yang baik (Pasolong, 2014: 30).

Dengan tercapainya efektivitas dalam suatu organisasi maka

organisasi tersebut dapat dikatakan berhasil dalam mencapai tujuan

14
dan sasarannya. Semakin besar kemajuan yang diperoleh ke arah

tujuan, semakin efektif organisasi tersebut.

Penelitian mengenai SIAK termasuk ke dalam ranah ilmu

administrasi negara karena SIAK merupakan bagian dari sistem

informasi manajemen yang dibuat untuk mempermudah petugas di

jajaran instansi pemerintah khususnya di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil guna memberikan pelayanan kepada masyarakat

berupa pelayanan KTP dan KK. Penelitian ini mengenai efektivitas

penerapan sistem informasi administrasi kependudukan untuk

mengetahui seberapa efektif program SIAK diterapkan di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi Sumatera

Utara. Apabila SIAK dapat berjalan dengan efektif maka akan

terwujud tertib administrasi kependudukan dan terciptanya NIK

nasional bagi penduduk agar tidak terjadi permasalahan seperti

adanya KTP ganda.

b) Pengertian Efektivitas

Menurut Susanto (2004: 41) bahwa efektivitas artinya

informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai dalam

mendukung suatu proses bisnis, termasuk di dalamya informasi

tersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat, format yang tepat

sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format sebelumnya,

isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai

dengan kebutuhan dan ketentuan. Sedangkan menurut Amsyah

15
(2003: 130) bahwa efektivitas adalah kegiatan mulai dengan

adanya fakta kegiatan sehingga menjadi data, baik yang berasal

dari hubungan dan transaksi internal dan eksternal maupun berasal

dari hubungan antar unit dan di dalam unit itu sendiri. “Efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam

jumlah tertentu yang ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan

sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas

menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sarana yang

telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,

berarti makin tinggi efektivitasnya” (Siagian, 2007:24).

Siagian (2000:151) berpendapat bahwa efektivitas terkait

penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan

sebelumnya atau dapat dikatakan apakah pelaksanaan sesuatu

tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Masih

menurut Siagian (2000:171) efektivitas adalah tercapainya

berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat pada

waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang

sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan. Dari

pengertian di atas, terdapat beberapa hal yang dapat ditarik

kesimpulan dalam unsur efektivitas, yaitu : (1) Pencapaian tujuan,

yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai

tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya; (2)

Ketepatan waktu, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila

16
penyelesaian atautercapai tujuan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan; (3) Manfaat, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif

apabila tujuan itu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat

sesuai dengan kebutuhannya; 4) Hasil, yaitu suatu kegiatan

dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut mendatangkan hasil.

c) Indikator Efektivitas

Indikator penelitian yang akan digunakan untuk mengukur kualitas

sistem informasi menurut Jogiyanto,2007:

1) Kekinian data diusulkan (proposed data currency)

Kekinian data merupakan kemampuan sistem informasi dalam

menampilkan data atau infromasi baru.

2) Ketetapan akses (response time)

Ketepatan akses adalah ketepatan yang dimiliki oleh Sistem

informasi untuk dapat diterpakan dalam situasi dan kondisi

yang dibutuhkan oleh DUKCAPIL Kabupaten Lombok Timur.

3) Akurasi data (data accuracy)

Akurasi data adalah kecepatan yang dimiliki oleh Sistem

Informasi dalam pergantian fitur atau menu.

4) Kelengkapan (completeness)

Kelengkapan merupakan seberapa lengkap menu-menu atau

fitur-fitur yang dimiliki sistem infromasi SIAK guna

menunjang kerja yang ada di Dinas DUKCAPIL Kabupaten

Lombok Timur.

17
d) Pengukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang

sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai

sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta

menginterprestasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas,

maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa

efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa.

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan

membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dangan hasil

nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil

pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga

menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan

maka hal itu dikatakan tidak efektif. Adapun kriteria atau ukuran

mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana oleh

S.P. Siagian (2004 : 77) yaitu:

1) Karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang

terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai;

2) Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa

strategi adalah“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan

berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang

ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam

pencapaian tujuan organisasi.

18
3) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap,

berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang

telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjebatani

tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan

operasional.

4) Perencanaan yang matang. Pada hakekatnya berarti

mumutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi

dimasa depan.24

5) Penyusunan program yang tepat suatu rencana baik masih

perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang

tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki

pedoman bertindak dan bekerja;

6) Tersedianya sarana dan prasarana kerja. Salah satu indicator

efektivitas organisasi adalah kemampuan bekerja secara

produktif, dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan

mungkin disediakan oleh organisasi;

7) Pelaksanaan yang efektif dan efesien. Bagaimanapun baiknya

suatu program apabila tidak dilaksanakan secra efektif dan

efesien makaorganisasi tersebut tidak akan mencapai

sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin

didekatkan pada tujuannya;

8) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

Mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas

19
organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan

pengendalian.

Sehingga efektivitas merupakan usaha pencapaian sasaran yang

dikehendaki (sesuai dengan harapan) yang ditujukan kepada orang

banyak dan dapat dirasakan oleh kelompok sasaran yaitu

masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Duncan yang dikutip

Richard M. Steers (1985) dalam bukunya “Efektivitas Organisasi”

mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Pencapaian Tujuan

2. Integrasi

3. Adaptasi

Berdasarkan ukuran efektivitas diatas, maka keterkaitan

antara variabel yang mempengaruhi Efektivitas terdapat tujuh

indikator yang sangat mempengaruhi terhadap efektivitas. Tujuh

indikator tersebut, sangat dibutuhkan dalam menerapkan sistem

informasi. Hal tersebut dapat dilihat dari :

1. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus

dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar

pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan

pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-

bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya.

Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu : (1)

20
Kurun waktu pencapaiannya ditentukan, (2) sasaran

merupakan target yang kongkrit, (3) dasar hukum (Duncan,

dalam Steers 1985 ).

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan

suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi,

pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai

macam organisasi lainnya. Integrasi terdiri dari beberapa

faktor, yaitu: (1) prosedur (2) proses sosialisai. (Nazarudin,

dalam Claude 1994).

3. Adaptasi

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan

untuk meyelaraskan suatu individu terhadap perubahan–

perubahan yang terjadi di lingkungannya. Adaptasi terdiri

dari beberapa faktor, yaitu: (1) peningkatan kemampuan (2)

sarana dan prasarana. (Duncan, dalam Steers 1985 ).

Berhubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengukuran

merupakan penilaian dalam arti tercapainya sasaran yang

telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sasaran

yang tersedia. Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai

sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif.

Jadi, apabila suatu tujuan atau sasaran itu tidak sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan, maka tidak efektif. Efektivitas

merupakan fungsi dari manejemen,

21
C. KERANGKA KONSEPTUAL

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan berdasarkan Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. SIAK

merupakan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi

kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu

kesatuan. Untuk mengukur efektivitas suatu program pada Dinas

Kependudukan dan pencatatan Sipil Lombok Timur, perlu dilakukan

penilaian terhadap manfaat atau daya guna program tersebut. Dari beberapa

peneliti sebelumnya yang mengangkat judul sama yakni pada penelitian Yoga

Saputra (2016) dengan judul Efektivitas Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil

Kabupaten Kaur. Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kaur

dilihat dari indikator organisasi mendapat penilaian sebesar 3,65 yang berarti

efektif. Jika dilihat dari indikator interpretasi mendapat skor 3,84 yang berarti

berada pada interval penilaian efektif, sedangkan pada indikator peranan,

rata-rata yang peroleh adalah 4,30 yang berati berada pada interval penilaian

sangat efektif. Keakuratan data dari sistem informasi administrasi

kependudukan (SIAK) dinilai sudah lebih akurat jika dibandingkan dengan

sistem manual, karena semua data penduduk sudah disimpan dalam database,

22
sehingga pada saat data penduduk dibutuhkan untuk keperluan pencatatan

data kependudukan operator tinggal mengakses data yang telah ada.

Untuk mengukur keefektifan SIAK yang akan digunakan untuk

mengukur kualitas sistem informasi di Kantor DUKCAPIL Lombok Timur

dibutuhkanlah empat indicator efektifitas menurut Jogiyanto,2007 yaitu:

1. Kekinian data yang diusulkan (proposed data currency)

2. Ketetapan akses (response time)

3. Akurasi data (data accuracy)

4. Kelengkapan (completeness)

Dimana ke empat indicator tersebut sangatlah penting dalam

pembuatan sistem SIAK agar supaya sitemnya bisa berjalan secara

efektif dan tepat guna bagi masyarakat maupun pihak kepegawaian

DUKCAPIL untuk kebutuhan pembaharuan data bagi masyarakat di

kabupaten Lombok Timur.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Peneliti hanya menggunakan empat


Indikator efektifitas menurut
Jogiyanto, 2007 yaitu:
Efektivitas Efektif/
 Kekinian data yang diusulkan
SIAK tidak
(proposed data currency)
 Ketetapan akses (response time)
 Akurasi data (data accuracy)
 KelengkapanBAB (completeness)
III

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif adalah suatu metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, pengambilan sampel sumber data yang dilakukan secara purposive.

Teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang

alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian,

melakukan analisis dan secara induktif, lebih mementingkan proses daripada

hasil serta penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek

penelitian.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1) Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(DUKCAPIL) Kabupaten Lombok Timur.

2) Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada tanggal 01 April – 20 Mei 2023.

24
C. FOKUS PENELITIAN

Hakim (2001) mengemukakan bahwa penetapan fokus dalam

penelitian kualitatif akan dipastikan pada saat peneliti telah berada di lapangan.

Lebih lanjut dinyatakan bahwa ada dua tujuan dalam menetapkan fokus

penelitian: “Pertama, untuk membatasi studi, dalam hal ini fokus akan

membatasi fakta-fakta apa saja yang akan diteliti. Kedua, untuk memenuhi

kriteria inklusi-eksklusi (inclusion- exclusion criteria) dari suatu informasi

yang diperoleh di lapangan. Artinya, melalui penetapan fokus, peneliti akan

dapat mengetahui data mana yang perlu dikumpulkan dan data mana yang

walaupun menarik, tidak perlu dikumpulkan karena tidak relevan.”

Memperhatikan uraian tersebut di atas, dan sesuai dengan masalah

dalam penelitian ini, maka yang menjadi fokus masalah adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Terpusat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok

Timur dilihat dari

a. Kekinian data yang diusulkan (proposed data currency)

b. Ketetapan akses (response time)

c. Akurasi data (data accuracy)

d. Kelengkapan (completeness).

D. SUMBER DATA

Sumber data yang penulis gunakan dibagi dalam dua jenis data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data peneliti yang didapat secara langsung dari

25
sumbernya yaitu para informan yang menjadi objek penelitian peneliti.

Dimanapun para informan ini berada, peneliti mendatangi dan melakukan

wawancara face to face untuk mendapatkan hasil atau data yang valid dari

informan secara langsung dalam penelitian yang akan dilakukan ini dengan

cara purposive sampling dengan maksud atau tujuan tertentu, yang mana

menganggap bahwa informan yang diambil tersebut memiliki informasi

yang diperlukan bagi penelitian yang akan dilakukan.

2. Data Sekunder.

Data dalam penelitian ini selain dari sumber manusia, maka sebagai bahan

tambahan juga diperoleh dari sumber tertulis, yaitu data dalam penelitian ini

selain diperoleh dari sumber manusia, maka sebagai bahan tambahan juga

diperoleh dari sumber tertulis, yaitu Dokumentasi. Dan Dokumentasi ini

merupakan pengumpulan data melalui peninggalan tulisan berupa arsip-

arsip, buku-buku, agenda dan lain-lain sebagai bukti menunjukkan peristiwa

atau kegiatan yang berhubungan dengan penelitian ini. Foto yang digunakan

dalam penelitian ini adalah foto pribadi yang dihasilkan oleh peneliti sendiri

pada saat observasi dan kegiatan penelitian atau wawancara berlangsung di

Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok

Timur.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara atau teknik yang

dipergunakan untuk memperoleh data dari lapangan. Teknik pengumpulan data

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

26
1. Wawancara

Wawancara (interview), yakni teknik mengumpulkan data dengan

mengadakan wawancara atau tanya jawab secara lisan dengan responden.

Supaya nanti wawancara menjadi terarah sesuai masalah penelitian maka

peneliti membuat pedoman wawancara (interviu guide).

Tedapat beberapa jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur,

wawancara semi struktur dan wawancara tak berstruktur. Penelitian ini

memfokuskan menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara

tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan Pada teknik

pengumpulan data dengan wawancara ini, dibagi menjadi berbagai macam

teknik wawancara.

2. Observasi

Observasi dalam suatu penelitian merupakan instrumen yang paling utama,

karena peneliti mendapatkan suatu gambaran yang diperoleh melalui

pengamatan langsung terhadap apa yang akan diteliti. Menurut Hadi:

(dalam Sugiyono, 2013) mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamat Sugiyono (2013) mengklasifikasikan observasi

27
menjadi berbagai macam, yaitu: Observasi partisipasi, observasi terus

terang atau tersamar dan observasi tak berstruktur.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipasi dimana

peneliti terlibat orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan

suka dukanya hal ini dikarena peneliti juga bekerja di dalam lingkup objek

yang diteliti. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh

akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari

setiap perilaku yang tampak.

3. Dokumentasi

Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah: “Suatu cara untuk

memperoleh data yang dilakukan dengan mengumpulkan segala macam

dokumen serta mengadakan pencatatan yang sistematis” (Netra, 2006).

Selanjutnya dikemukakan oleh ahli lainnya bahwa: “Di dalam mengadakan

penelitian yang bersumber pada tulisan maka kita telah menggunakan

metode dokumentasi, seperti: buku-buku, majalah, catatan harian,

dokumen peraturan, notulen dan sebagainya” (Suharsimi Arikunto, 1993).

Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan pencatatan dokumen dalam penelitian ini adalah

suatu cara untuk memperoleh data yang digunakan dengan mengumpulkan

segala macam dokumen serta mengadakan penelitian secara sistematis.

28
Metode pencatatan dokumen dalam penelitian ini berfungsi sebagai

metode pelengkap.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2017, halaman 101) menyatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif yang menjadi instrumen kunci penelitian adalah peneliti itu

sendiri. Sebagai instrumen utama peneliti bertindak sebagai pengamat,

pewawancara, pengumpul data sekaligus sebagai pembuat laporan hasil

penelitian. Oleh karena itu, instrumen dalam penelitian ini menggunakan

wawancara dan observasi.

1) Lembar Wawancara

Lembar wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data,

mengetahui secara mendalam mengenai SIAK DUKCAPIL Lombok

Timur. Pada penelitian ini lembar wawancara yang digunakan berupa

lembar wawancara dengan kepala DUKCAPIL Lombok Timur dan staf

ahli bagian SIAK.

2) Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

dibutuhkan dalam penelitian yang mana disesuaikan dengan bahan dan alat

yang dipergunakan di Kantor DUKCAPIL Lotim dalam hal sistem SIAK.

3) Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai implikasinya data pendukung yang

29
didapatkan dalam sistem SIAK yang digunakan di kantor DUKCAPIL

Lombok Timur.

G. INFORMAN PENELITIAN

Informan dalam penelitian ini adalah bidang pengelolaan informasi

administrasi kependudukan. Informan terdiri dari:

a. Informan Kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam hal ini yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini yaitu

Jafung Administrator Data Base Kependudukan Ahli Muda.

b. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara lansung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala

Bidang Layanan Pendaftaran Penduduk.

c. Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak secara lansung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang datang

langsung untuk mengurus berkas kartu keluarga dan berkas lainnya

sebanyak lima orang.

H. METODE ANALISIS DATA

Analisis data merupakan suatu tehik yang dilakukan untuk mengupayakan

klasifikasi dan mengelompokan data sehingga dapat disamakan dan dapat di

bedakan.

30
1. Pengumpulan Data

Data yang sudah diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi dicatat dalam setiap catatan lapangan. Catatan lapangan

tersebut dikumpulkan dan kemudian diambil bagian-bagian yang dianggap

relevan dengan pokok permasalahan.

Penyajian data, pengumpulan informasi melalui wawancara, observasi

langsung dan dokumentasi.

2. Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan

lapangan. Langkah ini bertujuan untuk memilih informasi mana yang

sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.

3. Penyajian data, setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah

penyajian (display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah

dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif.

Pada langkah ini berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi

informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya

dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat

dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar

fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu

ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Display data yang baik

merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif

yang valid dan handal.

31
4. Tahap akhir adalah Penarikan kesimpulan, dilakukan secara cermat dengan

melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan – catatan

lapangan sehingga data – data yang ada teruji validitasnya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, A. 2017. Analisis Kompetensi Sumberdaya Manusia. Penerbit:


Yogyakarta.
Adiyanto. 2016 . Ekonomi Kemiskinana Modern : Uss Press
Akbar. S. 2018. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Karyawan
Program Studi Ilmu Administrasi Negara STIA Indragiri. JIAGANIS. Vol.
3, No. 1 Tahun 2020 E-ISSN : 2597-4440.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka cipta.
Ayu Astuti Faisal, Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan pada
Dinas Pencatatan Sipil dan Administrasi Kependudukan Kabupaten Maros,
Skripsi 2014.
BPS. 2021. Jumlah Penduduk Lombok Timur. NTB
Departemen Pendidiakan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka. 2015)
Hardianti, 2020. Efektivitas Dalam Pelayanan E-KTP di Dinas Kependudukan
dan Pencatetan Sipil Kab. Luwu Timur. Skripsi. Universitas Muhamadiyah
Makasar.
Jogiyanto, Hartono. (2007). Model Kesuksesan Sistem Informasi. Yogyakarta:
Andi.
Lensie, A. 2018. Pengaruh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor. e-jurnal.
Vol. 1 (2). e-ISSN : 2598-005X .
Nugraha, Rizky. 2014. Analisis Rancangan SIAK Sebagai Pengembangan
Egovernment Menuju Good Governance.
Runtukahu, Reguta. 2014. Kabupaten Toraja Utara:Toraja Utara
Salfian, H. 2019. Efektivitas Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram.
Skripsi. 2019
Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Perbit Alfabeta. Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

33
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan.

34

Anda mungkin juga menyukai