Anda di halaman 1dari 10

PEMBANGUNAN PROTOTYPE SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BERBASIS DATA TERDISTRIBUSI

Muh. Abdur Rohman, Beta Noranita, Djalal Er Riyanto, dan Adi Wibowo

Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Diponegoro, Jalan Proef. Soedarto, SH, Tembalang Semarang, 50275, Indonesia

E-mail: beth2nice@yahoo.com

Abstrak

Data kependudukan merupakan suatu hal yang harus dikelola oleh pemerintah, baik daerah maupun
pusat. Mekanisme pendataan yang disimpan pada masing-masing daerah dan tidak adanya
komunikasi yang menyinkronkan data menyebabkan pencatatan ganda NIK. Sistem basis data
terdistribusi merupakan kumpulan basis data yang tersebar di dua komputer atau lebih yang
terhubung dalam jaringan komputer. Sistem basis data terdistribusi memberikan keuntungan
ketersediaan data serta otonomi dalam pengelolaan data pada masing-masing lokal. Metode basis data
terdistribusi yang digunakan adalah metode fragmentasi horizontal. Rancangan basis data terdistribusi
data kependudukan dapat digunakan untuk mencegah pencatatan ganda NIK. Prototype Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan Berbasis Data Terdistribusi (SIAK BDT) yang dibuat
digunakan untuk melakukan manajemen data kependudukan seperti menambah, mengubah, dan
menampilkan data kependudukan dari berbagai lokasi yang berbeda, serta ketersediaan data.
Pengujian terhadap prototype SIAK BDT dilakukan dengan metode simulasi. Dari hasil
pengujiannya, prototype SIAK BDT mampu melakukan manajemen data penduduk dari berbagai
lokasi yang berbeda dan ketersediaan data.

Kata Kunci: nomor induk kependudukan (NIK), sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK),
basis data terdistribusi (BDT)

Abstract

Population data is a matter that must be managed should the government, either local or central. Data
collection mechanism that is stored in each region and the lack of communication led to record
multiple data sync NIK. Distributed database system is a collection of databases that are spread across
two or more computers connected in a network computer. Distributed database systems provide the
advantage of data availability as well as autonomy in the management of data on each local.
Distributed database methods used are horizontal fragmentation method. The design of distributed
database population data can be used to prevent double registration of NIK. Prototype of Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan Berbasis Data Terdistribusi (SIAK BDT) made is used to
perform demographic data management such as adding, changing, and displaying population data
from a variety of different locations, and availability of data. Prototype testing of SIAK BDT
performed by the method of simulation. From the test results, prototype SIAK BDT able to perform
data management people from many different locations and availability of data.

Keywords: nomor induk kependudukan (NIK), sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK),
basis data terdistribusi (BDT)

1. Pendahuluan pilihnya karena belum terdaftar. Metode sensus


dan survei akan menghabiskan waktu dan biaya
Data kependudukan merupakan suatu hal karena petugas harus secara berkala mendata
yang harus dikelola baik oleh pemerintah, baik penduduk [1].
daerah maupun pusat. Keberadaaan datanya pun Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP)
dituntut untuk selalu up to date (saat ini). Salah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007
satu bentuk akibat tidak up to datenya data Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
kependudukan adalah kasus Daftar Pemilih Tetap Tahun 2006 Tentang Administrasi
(DPT) pada Pemilihan Umum 2009. Terdapat Kependudukan, Pemerintah Indonesia dalam hal
penduduk yang tidak dapat menggunakan hak ini Departemen Dalam Negeri telah memutuskan

60
Rohman, et al., Pembangunan Prototype Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 61

penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2006 PP
sebagai nomor identitas Penduduk Indonesia yang nomor 37 tahun 2007 yang disebutkan bahwa NIK
bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada sebagai nomor identitas Penduduk Indonesia yang
seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada
Indonesia dan berkaitan secara langsung dengan seseorang [2][3].
seluruh Dokumen Kependudukan [2][3]. Masalah lain yang sering terjadi adalah satu
Sesuai dengan PP Nomor 37 tahun 2007, NIK dapat dimiliki oleh lebih dari satu penduduk.
data kependudukan akan dikelola dengan Hal tersebut dikarenakan NIK dan data
menggunakan Sistem Informasi Administrasi kependudukan yang disimpan di kabupaten asal
Kependudukan (SIAK). Pengelolaan SIAK saat akan dihapus ketika terjadinya perpindahan
ini ditempatkan pada masing-masing kabupaten. penduduk. Penghapusan NIK tentu sangat
Komunikasi SIAK antarkabupaten belum berpengaruh terhadap pencatatan NIK baru di
terhubung dalam jaringan komputer. Hal ini dapat kabupaten asal. Selanjutnya kabupaten tujuan
menyebabkan terjadinya pencatatan ganda seperti, harus memasukkan data baru yang berasal dari
satu penduduk dapat memiliki lebih dari satu NIK kabupaten asal.
atau satu NIK dapat dimiliki oleh lebih dari satu
penduduk [3].
Perkembangan teknologi jaringan komputer
yang membuat komunikasi data semakin mudah.
Hal tersebut mendorong evolusi sistem basis data,
yang semula terpusat menjadi terdistribusi. Sistem
basis data terdistribusi adalah sebuah sistem basis
data yang disimpan di dalam lebih dari satu
komputer pada lokasi yang berlainan dan masing-
masing lokal terhubung dengan jaringan komputer
[4].
Sistem basis data terdistribusi memberikan
beberapa keuntungan. Keuntungannya antara lain
kemampuan dalam menangani ekspansi
(peningkatan atau perluasan) volume data dan
ketersediaan data, serta otonomi dalam
pengelolaan data pada masing-masing lokal [5].
Gambar 1. Perspektif sistem saat ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
akan diteliti mengenai penerapan basis data
Selain itu dalam pelaporan ke Instansi
terdistribusi pada prototype Sistem Informasi
Pelaksana tingkat provinsi atau pusat belum ideal.
Administrasi Kependudukan. Hal tersebut dikarenakan pengiriman data
Paper ini membahas suatu teknik baru dilakukan secara berkala oleh Instansi Pelaksana
mengenai penerapan basis data terdistribusi pada kabupaten. Sehingga Instansi Pelaksana tingkat
prototype Sistem Informasi Administrasi provinsi atau pusat harus menunggu kiriman data
Kependudukan. Selanjutnya dilakukan simulasi penduduk dan mengumpulkan menjadi satu.
untuk menguji kemampuan prototye tersebut. Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa
Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2006 komunikasi data antarkabupaten belum ada.
Tentang Administrasi Kependudukan, SIAK Program SIAK dan basis datanya berada di
adalah sistem informasi yang memanfaatkan kabupaten masing-masing. Masing-masing
teknologi informasi dan komunikasi untuk kabupaten berdiri sendiri dan hanya dapat diakses
memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi oleh pengguna di tingkat kecamatan dan
kependudukan di tingkat Penyelenggara dan kabupaten (Instansi Pelaksana). Ketika
Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan. Administrasi Kependudukan tingkat provinsi atau
Penyimpanan basis data SIAK atau data center pusat membutuhkan data, maka Instansi
sekarang ini dilakukan terpisah di masing-masing Pelaksana akan mengirim data penduduk secara
kabupaten. Akan tetapi karena tidak adanya manual melalui email (bentuk softcopy) atau
komunikasi yang menyinkronkan data printout (bentuk hardcopy).
antarkabupaten sering menimbulkan terjadinya Aturan yang dianut dalam Administrasi
pencatatan ganda. Misalnya, satu penduduk dapat Kependudukan adalah UU No 23 Tahun 2006
memilki NIK lebih dari satu. Tentu hal ini tidak Tentang Administrasi Kependudukan dan PP No
62 Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 1, April 2010

37 Tahun 2007 Tentang UU No 23 Tahun 2006 Dari definisi di atas dapat didefinisikan
Tentang Administrasi Kependudukan. Beberapa bahwa basis data terdistribusi adalah sekumpulan
aturan yang dianut dalam prototype SIAK BDT basis data yang disimpan dalam komputer yang
ini yaitu, (1) setiap penduduk memiliki sebuah berlokasi berbeda-beda dengan kewenangan
NIK yang bersifat unik dan khas. (UU No 23 masing-masing (otonomi lokal) yang terhubung
Tahun 2006 Pasal 1); (2) NIK berlaku seumur dalam jaringan komputer.
hidup dan selamanya, tidak berubah dan tidak Basis data terdistribusi memiliki beberapa
mengikuti perubahan domisili.(PP No 37 Tahun keuntungan [5] yaitu meningkatkan kinerja,
2007 Pasal 38); (3) penduduk Warga Negara karena setiap site menangani hanya bagian dari
basis data, CPU dan I/O tidak seberat seperti basis
Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin
data terpusat. Kinerja lebih baik karena data yang
Tinggal Tetap hanya diperbolehkan terdaftar
disimpan setiap site-nya menjadi lebih kecil.
dalam 1 (satu) KK. (UU No 23 Tahun 2006 Pasal
Kemudian dapat meningkatkan reliabilitas dan
62 ayat 1); (4) nomor KK berlaku untuk ketersediaan data. Jika data dari satu site
selamanya. Nomor KK baru akan diterbitkan jika mengalami kegagalan, site yang lain masih dapat
terjadi perubahan kepala keluarga. (UU No 23 diakses.
Tahun 2006 Pasal 61 ayat 3); (5) sebuah Kartu Sehingga tidak seluruh sistem yang
Keluarga (KK) wajib memiliki kepala mengalami kegagalan. Lebih baik lagi jika data
keluarga.(minimal satu anggota yakni kepala direplikasi ke banyak site, maka sistem masih
keluarga itu sendiri) (Penjelasan UU No 23 Tahun tetap akan berjalan, meskipun terdapat site yang
2006 Pasal 61 ayat 1); (6) perubahan susunan gagal. Memudahkan expansion (perluasan) karena
keluarga dalam KK adalah perubahan yang pada lingkungan terdistribusi, perluasan sistem
diakibatkan adanya Peristiwa Kependudukan atau dalam penambahan data, penambahan ukuran
Peristiwa Penting seperti pindah datang, basis data dan penyimpanannya menjadi lebih
kelahiran, atau kematian. (Penjelasan UU No 23 mudah. Selain itu memberikan keuntungan yaitu
Tahun 2006 Pasal 62 ayat 2); (7) penduduk yang otonomi lokal karena data didistribusikan, user
meninggal dan pindah akan kehilangan dapat mengakses dan bekerja dengan data tersebut
keanggotaan KK di KK asal atau lama; (8) sehingga memiliki kontrol lokal.
penduduk datang dapat didaftarkan pada KK lama Arsitektur basis data terdistribusi dapat
atau membuat KK baru pada tempat tujuan dilihat pada gambar 2. Pemakai melakukan untuk
meminta layanan data (query or transaction
datang.
program). Melalui program yang digunakan
Basis data terdistribusi adalah sistem basis
pemakai (request interface), transaksi tersebut
data yang difragmentasi atau direplikasi pada
diteruskan ke DDBMS yang di dalamnya terdapat
beberapa konfigurasi perangkat keras dan lunak sekumpulan program yang beroperasi pada
yang ditempatkan pada lokasi yang berbeda-beda komputer yang berbeda (node x,y,z), yaitu DTM
dalam sebuah organisasi [4]. (Distributed Transaction Manager), DBM
Basis data terdistribusi juga didefinisikan (Distributed Database Manager) dan action
sebagai sejumlah site yang saling berhubungan interface.
via jaringan komputer yang masing-masing Permintaan layanan data dari pemakai,
memiliki sistem basis data penuh dalam pertama kali diterima oleh DTM. Permintaan data
kewenangannya sendiri tetapi masing-masing site dari pemakai akan diterjemahkan dan diubah
setuju untuk bekerja sama [6]. menjadi perintah yang dapat dikerjakan (action
Basis data terdistribusi merupakan interface) oleh beberapa DBM. DBM merupakan
sekumpulan beberapa basis data yang secara program yang digunakan untuk mengolah
logika saling terkait dan terdistribusi melalui beberapa bagian dari basis data yang telah
jaringan komputer [5]. didistribusikan. Proses di dalam DBM meliputi
Basis data terdistribusi adalah basis data operasi pengambilan data maupun operasi
yang disebarkan pada sejumlah lokasi [7]. Setiap peremajaan data, tergantung dari perintah yang
lokasi tersebut memiliki kewenangan sendiri dikirimkan oleh DTM.
dalam mengelola basis data. Masing-masing Setelah operasi pengambilan data atau
lokasi bisa melakukan transaksi lokal dan global. peremajaan data yang terjadi di dalam DBM
Transaksi lokal adalah transaksi yang dilakukan selesai, layanan data yang diminta akan dikirim
pada satu lokasi saja. Sedangkan transaksi global kembali ke DTM. DTM akan meneruskan ke user
adalah transaksi yang membutuhkan kerjasama request interface, selanjutnya akan dikirim ke
dan komunikasi beberapa lokasi. pemakai.
Rohman, et al., Pembangunan Prototype Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 63

Node x
Query or Transaction
Program DTMx DBMx
DBx

Node y
Query or Transaction
Program DTMy DBMy
DBy

Node z
Query or Transaction
Program DTMz DBMz
DBz

DDBMS DDB
Request Interface Action Interface

Gambar 2. Arsitektur basis data terdistribusi [8].

Dalam basis data terdistribusi, basis data desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk
dikelola oleh SMBD server yang terdapat dalam mesin yang dapat dibaca. Langkah pembuatan
komputer secara terpisah. Dalam hal ini kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan
dimungkinkan terjadi penggunaan SMBD server dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat
yang sama dan berbeda. Untuk penggunaan diselesaikan secara mekanis [11].
SMBD yang sama disebut homogen. Sedangkan Langkah keempat yaitu pengujian prototype
penggunaan penggunaan SMBD yang berbeda di mana pengujian perangkat lunak adalah elemen
disebut heterogen. Pada tipe heterogen, struktur kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan
dari basis data haruslah sama. Dalam merancang merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi,
basis data terdistribusi terdapat dua pendekatan, rancangan, dan pengkodean[11]. Terdapat dua
yakni replikasi dan fragmentasi [7]. metode pengujian yaitu metode whiteboxdan
blackbox. Metode whitebox yaitu pengujian yang
2. Metodologi berfokus pada logika internal perangkat lunak
(sourcecodeprogram). Sedangkan metode
Pada penelitian dalam membangun prototype blackbox yaitu mengarahkan pengujian untuk
tersebut dilakukan dengan beberapa langkah. menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan
Langkah pertama yaitu analisis kebutuhan. Di bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil
mana analisis sistem adalah penguraian dari suatu aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian- Pada pengujian ini penulis melakukan
bagian komponennya dengan maksud untuk dengan cara blackbox yaitu menguji
mengidentifikasikan dan mengevaluasi fungsionalitas dari perangkat lunak saja tanpa
permasalahan-permasalahan, kesempatan- harus mengetahui struktur internal program
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan (source code).
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya[9]. 3. Hasil dan Pembahasan
Tahap analisis meliputi pemodelan data dan
pemodelan fungsional. Analisis kebutuhan. Pada gambar 3 dapat
Langkah kedua yaitu rancangan perangkat dilihat bahwa komunikasi data dirancang antar
lunak di mana proses perancangan sistem kecamatan. Masing-masing kecamatan
membagi persyaratan dalam sistem perangkat menyimpan basis data kecamatannya. Basis data
keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini tersebut memiliki interkoneksi LAN/WAN dengan
menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Server Prototype SIAK BDT yang berada di
Perancangan perangkat lunak melibatkan Administrasi Kependudukan Pusat. Prototype
identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem dikoneksikan internet yang dapat diakses oleh
perangkat lunak yang mendasar dan hubungan- pengguna seperti kecamatan, instansi pelaksana
hubungannya[10]. (kabupaten), provinsi, atau pusat.
Sebagaimana persyaratan, desain Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dapat
didokumentasikan dan menjadi bagian dari dilihat pada tabel I. Data yang digunakan dalam
konfigurasi perangkat lunak [11]. Tahap desain sistem ini sesuai dengan data yangdigunakan pada
meliputi perancangan data, perancangan UD. JATI NUGROHO. Bagian ini akan dijelaskan
fungsional, dan perancangan antarmuka. Langkah ERD, dan DFD (gambar 5), yang akan digunakan
ketiga yaitu implementasi prototype di mana untuk pengembangan sistem.
64 Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 1, April 2010

Gambar 3. Perspektif sistem yang akan dibangun.

keyword_pencarian nik
keyword_pencarian nokk

PUSAT keyword_pencarian nokk PROPINSI


keyword_pencarian nik

No KK tingkat Propinsi
No KK tingkat Pusat
NIK tingkat Propinsi
NIK tingkat Pusat
NIK tingkat Kecamatan

NIK tingkat_Kabupaten
1 No KK tingkat Kecamatan
No KK tingkat_Kabupaten data_penduduk
data_KK data_pindah KECAMATAN
SIAK BDT
data_mati keyword_pencarian nik
data_pindah
KABUPATEN keyword_pencarian nokk
data_penduduk
+ data_datang
data_datang
keyword_pencarian nokk data_KK

keyword_pencarian nik

data_pengguna
data_pengguna

ADMIN

Gambar 4. DCD.

DCD yang digambarkan pada gambar 4 memiliki relasi satu ke satu yaitu derajat
terdapat lima External Entity yakni kecamatan, minimum sama, dibuat dua tabel dan atribut pada
kabupaten, provinsi, pusat, serta admin. Semua relasi dileburkan pada entitas yang dimungkinkan
External Entity mengakses pada satu proses,yakni memiliki pertumbuhan (jumlah data) kecil dan
SIAK BDT. Rancangan Perangkat untuk derajat minimum berbeda dibuat dua tabel
Lunak.Pembentukan PDM (Physical Data Model) dan atribut pada relasi dileburkan pada entitas
dilakukan dalam beberapa langkah-langkah. yang dimungkinkan memiliki derajat minimum
Langkah pertama setiap entitas dijadikan tabel terbesar.
sendiri. Langkah kedua, untuk entitas yang
Rohman, et al., Pembangunan Prototype Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 65

Langkah ketiga untuk entitas yang memiliki Data Penduduk, Form Cari KK, Form Edit Data
relasi satu ke banyak, dibuat dua tabel dan atribut KK, Form Buat KK Baru, Form Daftar KK Lama,
pada relasi dileburkan pada entitas yang memiliki Form Pindah, dan Form Catat Kematian.
kardinalitas N. Langkah keempat untuk entitas Implementasi Prototype SIAK BDT. Sesuai
yang memiliki relasi banyak ke banyak, entitas rancangan prototype SIAK BDT yang telah
menjadi tabel sendiri-sendiri dan relasi menjadi dibuat, selanjutnya adalah implementasi
tabel tersendiri. Sehingga hasil mapping dari ERD rancangan data, fungsi, dan antarmuka.
ke PDM dapat dilihat pada gambar 6. Lingkungan perangkat lunak dan perangkat keras
Fungsi dirancang berdasarkan spesifikasi yang digunakan untuk membangun sistem KRS
kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya. Online ini adalah sebagai berikut yaitu, CPU
Kerunutan antara kebutuhan perangkat lunak dan dengan Intel Pentium Dual Core 1.8 GHz, RAM
rancangan fungsi dapat dilihat pada tabel II. 2.0 GB. Sistemoperasi dengan Microsoft
Rancangan antarmuka prototype SIAK BDT Windows XP Service Pack 2.Editor Script dengan
meliputi rancangan antarmuka login, antarmuka Notepad++ v5.0.3.Web Browser dengan IE
menu pusat, menu provinsi, menu kabupaten, Version 6.0, Mozilla Firefox Version 3.5. DBMS
menu kecamatan, menu admin, antarmuka Form dengan MySQL versin 5.1.30. Web Server
NIK Baru dan nomor KK Baru, Form NIK Baru dengan xampp-win32-1.7.1.
dan nomor KK Lama, Form Cari NIK, Form Edit

PROPINSI
[k ey word_penc arian nok k]

PUSAT

[No KK tingk at Propins i]

[k ey word_penc arian nok k] 1.5 [No KK tingk at Pus at] Catat_KK


[k ey word_penc arian nok k]
Cari No KK [No KK tingk at Kec amatan]
[NIK tingkat
[k ey word_penc
Pus at] arian nik ]
[k ey word_penc arian nok k]

data_KK

1.4
[k ey word_penc arian nik ]
[k ey word_penc arian nik ]
Cari NIK [NIK tingkat Kec amatan]
[NIK tingkat Propins i]
data_penduduk

Induk_WN
[NIK tingkat_Kabupaten] data_penduduk
[k ey word_penc arian nik ]
data_penduduk
1.2

mengubah_data data_KK
_penduduk [data_penduduk]
[data_penduduk]
KABUPATEN
+
[No KK tingk at_Kabupaten] data_mati

1.6
data_pindah
[data_pindah] data_penduduk _dan_kk [data_pindah]
pindah
1.1
memas ukk an_
data_pendudu
k 1.8
data_penduduk _dan_kk

c atat_k ematian
KECAMATAN
[data_mati]

data_k k
1.3

[data_KK] mengubah_
data_KK data_KK [data_KK]

KK
+
1.7

[data_datang]
daftar_no_k k

[data_datang] data_datang

1.9 data_pengguna
[data_pengguna]
Manajemen_ User
ADMIN Pengguna
[data_pengguna]
data_pengguna

Gambar 5. DFD level 1.


66 Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 1, April 2010

KK
CACAT GO LDA
KD_DESA varchar(10)
KD_CATAT integer KD_GOLDA integer
NOKK varchar(16)
NM_CACAT varchar(25) NM_G OLDA varchar(10)
JALAN varchar(30)
RT integer
RW integer STATUS_KAWIN
KODEPO S varchar(5) KD _C ATAT = KD _C ATAT KD_STA_KWN integer
THN_AWAL_INPUT varchar(2)
NM_STA_KWN varchar(25)

KD _GOLD A = KD_GOLD A

N OKK = N OKK
PRO PINSI
KD_PROP varchar(2) INDUK_WN
NM_PROP varchar(30) CATAT_KK
KD_DESA varchar(10) KD _STA_KW N = KD_STA_KWN
AGAMA
NOKK varchar(16)
KD_CATAT integer
NIK char(16) KD_AG AMA integer
KD_GOLDA integer
KD_SHDRT integer N IK = N IK NM_AGAMA varchar(15)
KD_STA_KWN integer
TGL_I NPUT date KD _AGAMA = KD _AGAMA
KD_PEKERJAAN integer
KABUPATEN KD_PEND integer
KD _D ESA = KD _D ESA KD_AG AMA integer
KD_KAB varchar(4) PENDIDIKAN
NIK varchar(16)
NM_KAB varchar(30) KD _PEN D = KD _PEND KD_PEND integer
KD _SH DR T = KD_SH D R T NAMA varchar(30)
WARGA_NEG ARA varchar(1) NM_PEND varchar(25)
THN_AWAL_LAHI R varchar(2) KD _PEKER J AAN = KD _PEKER J AAN
NIKIBU varchar(16)
NIKAYAH varchar(16)
KECAMATAN
TELEPON varchar(12)
KD_KEC varchar(6) SHDRT TGL_MATI date PEKERJAAN
NM_KEC varchar(30) KD_SHDRT integer KD_PEKERJAAN integer
IP varchar(20) NM_SHDRT varchar(25) NM_PEKERJAAN varchar(25)

DESA
KD_DESA varchar(10)
KD _D ESA = KD _D ESA
NM_DESA varchar(30)

Gambar 6. PDM.

TABEL I fieldfield di dalamnya dapat dilihat pada tabel


SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK
III.
Srs id Nomor fungsi Deskripsi
SRS SIAK F01 Memasukkan data
TABEL II
BDT penduduk untuk
KERUNUTAN KEBUTUHAN DAN RANCANGAN FUNGSI
mendapatkan NIK dan
Nomor KK N SRS Deskripsi SRS Nomor Nama
SRS SIAK F02 Mengubah data penduduk o fungsi fungsi
BDT 1 SRS Memasukkan 1.1 Input Data
SRS SIAK F03 Mengubah data KK SIAK data penduduk Penduduk
BDT BDTF 01 untuk
SRS SIAK F04 Mencari NIK mendapatkan
BDT NIK dan Nomor
SRS SIAK F05 Mencari Nomor KK KK
BDT 2 SRS Mengubah data 2.1 Ubah Data
SRS SIAK F06 Mengolah perpindahan SIAK penduduk Penduduk
BDT penduduk BDTF 02
SRS SIAK F07 Mendaftarkan penduduk 3 SRS Mengubah data 3.1 Ubah Data
BDT (baik datang maupun tidak SIAK KK KK
bernomor KK) ke sebuah BDTF 03
Nomor KK
4 SRS Mencari NIK 4.1 Cari NIK
SRS SIAK F08 Memasukkan data
SIAK
BDT kematian
BDTF 04
SRS SIAK F09 Manajemen data
BDT pengguna prototype SIAK 5 SRS Mencari Nomor 5.1 Cari nomor
BDT SIAK KK KK
BDTF 05
6 SRS Memroses 6.1 Pindah
Implementasi rancangan data merupakan SIAK perpindahan
transformasi rancangan data yang dihasilkan dari BDTF 06 penduduk
proses perancangan data menjadi suatu basis data. 7 SRS Mendaftarkan 7.1 Daftar
SIAK penduduk (baik nomor KK
Basis data yang dibangun diberi nama BDTF 07 datang maupun
SIAK_CLIENT dan SIAK_SERVER. Basis tidak bernomor
data SIAK_CLIENT akan ditempatkan pada KK) ke sebuah
komputer kecamatan yang berisi dua tabel, yakni Nomor KK
tabel Induk_WN dan Catat_KK. Sementara basis 8 SRS Memasukkan 8.1 Catat
SIAK data kematian Kematian
data SIAK_SERVER ditempatkan pada server BDTF 08
aplikasi yang berisi 13tabel yakni tabel Agama, 9 SRS Manajemen data 9.1 Manajeme
Cacat, Golda, Pekerjaan, Pendidikan, SHDRT, SIAK pengguna n Data
Status_Kawin, Desa, Kecamatan, Kabupaten, dan BDTF 09 prototype SIAK Pengguna
Provinsi. Penjelasan namanama tabel beserta BDT
Rohman, et al., Pembangunan Prototype Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 67

Dalam melakukan pengujian Prototype TABEL III


SIAK BDT, ditemukan hambatan teknis yaitu di DAFTAR TABEL DALAM BASIS DATA PROTOTYPE SIAK BDT
masing-masing kabupaten belum terhubung dalam Nama tabel Atribut Kunci
utama
jaringan komputer. Padahal, syarat mutlak yang
harus dipenuhi dalam pemakaian sistem basis data Induk_WN nik, nama, nik
terdistribusi adalah tersedianya jaringan komputer. warga_negara,
thn_awal_lahir, nikIbu,
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka metode nikAyah, telepon,
yang digunakan dalam pengujian ini adalah tgl_mati, kd_agama,
simulasi. Metode simulasi merupakan suatu kd_cacat, kd_golda,
metode yang digunakan untuk membuat seolah- kd_pekerjaan,
kd_pend, kd_sta_kwn,
olah menyerupai seperti keadaan sebenarnya. kd_desa
Dengan memakai metode simulasi, maka
pengujian yang tadinya memerlukan interkoneksi KK nokk, jalan, rt, rw, nokk
WAN yang digunakan untuk menghubungkan kodepos,
thn_awal_input,
komputer di masing-masing kecamatan bisa kd_desa
digantikan dengan komputer yang berinterkoneksi Catat_KK nokk, nik, tgl_input,
LAN. Hasil uji coba menggunakan LAN sama kd_shdrt
dikarenakan baik LAN dan WAN, pada dasarnya
sama-sama tersusun atas beberapa elemen dasar Agama kd_agama, nm_agama kd_agama
yang meliputi komponen fisik (PC, Kartu Cacat kd_cacat, nm_cacat kd_cacat
jaringan, kabel, topologi) serta perangkat lunak Golda kd_golda, nm_golda kd_golda
(sistem operasi). Pekerjaan kd_pekerjaan, kd_pekerj
Simulasi dilakukan dengan memakai satu nm_pekerjaan aan
unit komputer fisik yang di-install perangkat Pendidikan kd_pend, nm_pend kd_pend
lunak Sun xVM VirtualBox. Dengan Sun xVM
SHDRT kd_shdrt, nm_shdrt kd_shdrt,
VirtualBox, maka bisa disimulasikan dengan
menggunakan enam komputer virtual. Satu unit Status_Kawi kd_sta_kwn,nm_sta_k kd_sta_k
n wn wn
komputer virtual sebagai Server yang digunakan Desa kd_desa, nm_desa kd_desa
untuk menyimpan Prototype SIAK BDT. Empat
Kecamatan kd_kec, nm_kec, ip kd_kec
unit komputer virtual sebagai kecamatan yang
digunakan untuk menyimpan basis data hasil Kabupaten kd_kab, nm_kab kd_kab
fragmentasi (Kecamatan Undaan Kabupaten Propinsi kd_prop, nm_prop kd_prop
Kudus Jawa Tengah, Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus Provinsi Jawa Tengah, Kecamatan Mayong Pengujian terhadap penerapan basis data
Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah,
terdistribusi pada basis data kependudukan juga
Kecamatan Kebayoran Baru Kabupaten Jakarta
diperlukan. Bentuk pengujian pertama yaitu
Selatan Provinsi DKI Jakarta). Satu unit komputer
manajemen data di mana pengguna melakukan
virtual sebagai pengguna yang dapat berotoritas pemanggilan Prototype SIAK BDT yang ada di
sebagai pusat, provinsi, instansi pelaksana, dan komputer server melalui browser yang ada di
kecamatan. Prototype SIAK BDT disimpan di komputer client. Pengguna melakukan login
komputer Server. Rancangan simulasi dapat
pengguna Kabupaten Kudus. Setelah berhasil
dilihat pada gambar 7.
login, pengguna mencoba melakukan penambahan
Dalam simulasi ini, digunakan empat unit
data penduduk di Kecamatan Undaan. Dalam
komputer virtual sebagai kecamatan bertujuan penambahan ini, server akan menghubungi basis
menguji kewenangan hak akses. Misalnya data yang berada di Kecamatan Undaan untuk
kewenangan pusat akan berhak mengakses data dilakukan penambahan data. Selanjutnya dicoba
penduduk seluruh kecamatan di Indonesia
pengubahan data penduduk yang berada di
(Undaan, Kota, Mayong, dan Kebayoran Baru).
Kecamatan Kota. Dalam pengubahan ini, server
Kewenangan Provinsi Jawa Tengah berhak
akan menghubungi basis data yang berada di
mengakses data penduduk kecamatan yang berada Kecamatan Kota untuk dilakukan pengubahan
di provinsi tersebut (Undaan, Kota, dan Mayong). data. Kemudian dicoba melakukan permintaan
Kewenangan Instansi Pelaksana di Kabupaten
untuk menampilkan penduduk yang bertempat
Kudus berhak mengakses data penduduk
tinggal di Kabupaten Kudus, maka server akan
kecamatan yang berada di kabupaten tersebut
menghubungi basis data yang disimpan di
(Undaan dan Kota). Kewenangan Kecamatan Kecamatan Undaan dan Kota. Gambar 8
Undaan hanya berhak mengakses kecamatan menunjukkan mekanisme akses data terdistribusi.
Undaan saja.
68 Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 1, April 2010

Bentuk pengujian kedua yaitu pengujian


ketersediaan data di mana pengguna yang login
sebagai pengguna Kabupaten Kudus melakukan
pengujian dengan memutus koneksi pada
komputer Kecamatan Undaan. Pada komputer ini
tersimpan basis data penduduk Kecamatan
Undaan. Ketika pengguna ingin melakukan
permintaan untuk data penduduk yang bertempat
tinggal di Kabupaten Kudus, data yang ada di
komputer Kecamatan Undaan tidak dapat
ditampilkan, akan tetapi data yang ada di
komputer lain (Kecamatan Kota) dapat
ditampilkan. Gambar 9 menunjukkan mekanisme
Gambar 7. Rancangan simulasi. akses data saat salah satu koneksi terputus.

Gambar 8. Mekanisme akses data terdistribusi.

Gambar 9. Mekanisme akses data saat salah satu koneksi putus.

Spesifikasi perangkat keras komputer fisik Mb dan hardisk3 Gb. Komputer Virtual 2
yaitu processor dengan Intel (R) Pentium Dual (Kecamatan Undaan, Kabupaten. Kudus, Provinsi
Core 1,8 GHz, RAM dengan 2.0 Gb, VGA dengan Jawa Tengah) dengan RAM256 Mb dan hardisk: 3
32 bit, 256 Mb, dan hardisk dengan 80 GB. Gb. Komputer Virtual 3 (Kecamatan Kota,
Sedangkan spesifikasi komputer virtual yaitu Kabupaten.Kudus, Provinsi Jawa Tengah) dengan
Komputer Virtual 1 (Server) dengan RAM 256 RAM256 Mb dan hardisk 3 Gb. Komputer Virtual
Rohman, et al., Pembangunan Prototype Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 69

4 (Kecamatan Mayong, Kabupaten. Jepara, [2] UNDANG-UNDANG REPUBLIK


Provinsi Jawa Tengah) dengan RAM 256 Mb dan INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006
hardisk 3 Gb. Komputer Virtual 5 (Kecamatan TENTANG ADMINISTRASI
Kebayoran Baru, Kabupaten. Jakarta Selatan, KEPENDUDUKAN, Badan Pengawasan
Provinsi DKI Jakarta) dengan RAM256 Mb dan Keuangan dan Pembangunan,
hardisk3 Gb. Komputer Virtual 6 (Pengguna) http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/2006/
dengan RAM 256 Mb dan hardisk 3 Gb 23-06.pdf, 2006, retrieved April 30, 2009.
Prototype SIAK BDT diujikan dalam [3] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
lingkungan perangkat lunak seperti, sistem Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan
operasi yang digunakan Microsoft Windows XP Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
dengan hak akses sebagai administrator, prototype Tentang Administrasi Kependudukan, Badan
SIAK BDT menggunakan PHP script dan HTML, Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
server dan basis data menggunakan xampp- http://sms.mahkamahagung.go.id/legislasi/d
win32-1.7-installer.exe, yang berisi phpMyAdmin ocs/PP/PP_2007_37_PELAKSANAAN%20
3.1.1, MySQL client version 5.1.30, dan PHP UNDANG-
Version 5.2.8, Sun xVMVirtualBox UNDANG%20NOMOR%2023%20TAHUN
Pengujian prototype SIAK BDT %202006%20TENTANG%20TENTANG%2
menggunakan metode black box yang hanya 0ADMINISTRASI%20KEPENDUDUKAN.
menguji fungsionalitasnya saja. Hasil uji dianggap pdf, 2007, retrieved April 30, 2009.
sukses jika pada tabel pengujian, hasil yang [4] P.B. Davies, Database Systems, 3rd ed.,
didapat sesuai dengan kriteria evaluasi hasil dan Palgrave Macmillan, New York, 2004.
hasil yang diharapkan. [5] Elmasri, Ramez, S.B. Navathe,
Fundamentals of Database Systems, 3rd ed.,
4. Kesimpulan Addison Wesley Publishing Company, New
York, 2000.
Hasil perancangan basis data terdistribusi [6] C.J. Date, An Introduction and Database
NIK dapat digunakan sebagai alternatif System, Addison-Wesley, Boston, 2004.
pencegahan pencatatan ganda pada NIK dan [7] A. Silberschatz, H.F. Korth, S. Sudarshan,
ketersediaan data tetap terjaga. Sesuai pengujian Database System Concepts, 4th ed.,
SRS, Prototype SIAK BDT dapat digunakan McGraw-Hill Publishing Company, Boston,
untuk melakukan manajemen data kependudukan 2004.
seperti menambah, mengubah, dan menampilkan [8] D.M. Kroenke, Data Processing:
data kependudukan dari berbagai lokasi yang Fundamentals, Design, Implementation:
berbeda. Untuk meningkatkan kemutakhiran data International Edition, Pearson, New Jersey,
Prototype SIAK BDT dan peningkatan kinerja 2005.
pencatatan perkawinan dan perceraian di KUA [9] H.M. Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem
Kecamatan disarankan dilakukan integrasi data Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori
SIAK dengan data yang ada di KUA Kecamatan. dan Praktek Apliktasi Bisnis, Andi,
Yogyakarta, 2005.
Referensi [10] I. Sommerville, Software Engineering,
Erlangga, Jakarta, 2000.
[1] I. Rinaldi, Kasus DPT Ganda di.Mojokerto, [11] R.S. Pressman, Software Engineering:A
Kompas.com, Practitioners Approach, The McGraw-Hill
http://regional.kompas.com/read/2009/03/24/ Companies, Inc, New York, 1997.
20315584/Lagi, 2009, retrieved August 13,
2009.

Anda mungkin juga menyukai