Anda di halaman 1dari 17

A.

LATAR BELAKANG
Keberadaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam Pemerintahan semakin hari
semakin terasa manfaatnya untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. Terbukti dengan semakin
banyaknya berbagai instansi pemerintah baik dari tingkat pemeritah pusat maupun pemerintah
tingkat terkecil seperti desa atau nagari. Hal ini disebabkan keberadaan TI menimbulkan banyak
perubahan kepada meningkatnya efisiensi dan efektifitas diberbagai sektor yang ada, baik untuk
berinteraksi, memperoleh data, penyimpanan data bahkan pengolahan data hingga menghasilkan
suatu informasi, yang akhirnya dapat mempercepat dalam pengambilan suatu keputusan.
Kabupaten Agam sebagai daerah yang masih berkembang, sesungguhnya termasuk pemerintah
daerah yang cepat melangkah untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
peyelenggaraan pemerintahan di daerah. Sebab setelah diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 3
tahun 2003 tentang Strategi Pengembangan E-Government, Pemerintah Kabupaten pada tahun
tersebut langsung menindaklanjutinya dengan mengembangkan situs web resmi pemerintah daerah
dengan alamat domain kabupaten-agam.go.id, sekarang agamkab.go.id. Sebagaimana tahapan-
tahapan pengembangan e-government menurut para ahli terbagi menjadi tiga tahapan pokok
(Djunaedi, 2002), yaitu:
• Tahap informatif, bahwa pembukaan situs web oleh organisasi pemerintah sebatas digunakan
sebagai sarana penyampaian informasi mengenai kegiatan pemerintahan di luar media elektronik
maupun nonelektronik yang selama ini ada.
• Tahap interaktif, penggunaan teknologi internet yang memungkinkan kontak antara pemerintah
dan masyarakat melalui situs web dapat dilakukan secara on-line sehingga lebih intensif dan
terbuka.
• Tahap transaktif, penggunaan teknologi internet yang memungkinkan transaksi pelayanan publik
melalui situs web, melakukan pengunduhan formulir, membayar pajak, asuransi publik, dan
sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas, Pemerintah di Kabupaten Agam sesungguhnya telah masuk pada
tahap transaktif, hal ini dapat dilihat dari beberapa pelayanan telah memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) antara lain: perencanaan, perijinan, anggaran dan lainnya
sebagaimana tabel berikut:

1
Tabel 1
Teknologi Informasi (TI) di Pemerintah Kanupaten Agam
No Aplikasi Kegunaan
1 Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Manajemen Anggaran, Penatausahaan, dan
Daerah (SIPKD) Pertanggungjawaban Keuangan
2 Aplikasi PAD Pengelolaan PAD.
3 Aplikasi Asset Proses pendataan barang milik daerah.
4 Aplikasi Gaji Proses pembayaran gaji PNS.
5 e-PBB Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan
6 SPSE Proses Pengadaan Barang/Jasa
7 Simpeg Informasi data PNS Kab. Agam.
8 SIAK Pembuatan Kartu Keluarga dan Akte Kelahiran dan
melihat data kependudukan
9 E-KTP Perekaman Data Kependudukan.
10 JDIH Informasi Peraturan Perundangan Daerah
11 e-PATEN Proses pelayanan perijinan di kecamatan.
12 Sistem Perizinan online (SiCantik) Proses pelayanan perijinan secara online.
13 SPIPISE Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi.
14 Aplikasi BLUD (RSUD) Manajemen RSUD
15 SIRUP Rencana umum pengadaan setiap tahun
16 Aplikasi BPHTB online Sistem Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
17 JKN (BPJS) Pelayanan BPJS
18 SIMHPPEMDA Mengelola dan memantau hasil-hasil pemeriksaan
19 NISN Cetak Kartu Nomor Induk Siswa Nasional.
20 Dapodik Pendataan Pendidikan.
21 SIMAYA Surat Menyurat Elektronik.
22 e-planning Sistem perencanaan online terintegrasi dari
musrenbang nagari sampai kabupaten.
23 Sistem Informasi integrasi informasi dan Pengintegrasian data perencanaan (eplanning)
pertukaran data. dengan data keuangan (SIPKD)

Penerapan TI sebagaimana tersebut di atas sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Agam Tahun 2016 – 2021 yang dijelaskan bahwa salah satu
misi, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam mewujudkan Visi Kabupaten Agam yaitu Agam
BISA (Berkeadilan, Inovasi, Sejahtera Agamais dan beradat) sebagai berikut:
Tabel 2
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Tahun 2016-2021
Terwujudnya Kabupaten Agam yang
Berkeadilan, Inovatif, Sejahtera, Agamais dan Beradat
Misi Kedua Tujuan Sasaran
Mewujudkan tata Penguatan Tata Kelola 1. Meningkatnya Tata Kelola
pemerintahan yang baik, pemerintahan dan Reformasi Pemerintahan dan
bersih (good and clean Birokrasi. Reformasi Birokrasi.
governance) dan profesional 2. Meningkatnya akuntabilitas
kinerja.

Namun dari penerapan TIK di Kabupaten Agam belum seluruh organisasi perangkat daerah yang
memanfaatkan TIK untuk mendukung tugas dan fungsinya, baik ditingkat Kabupaten, Kecamatan
maupun Pemerintahan Nagari. Faktor-faktor yang menyebabkannya antara lain lemahnya
manajemen, terbatasnya sumberdaya manusia, infrastruktur dan aplikasi yang masih belum lengkap.

2
Untuk melaksanakan Misi Kedua Pemerintah Kabupaten Agam tersebut, perlu diterapkan di
semua perangkat daerah tidak terkecuali di Pemerintahan Nagari. Pemerintahan Nagari merupakan
bagian dari pemerintahan daerah yang berada di tingkat paling bawah. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Kabupaten telah banyak diserahkan pengaturannya kepada Nagari yaitu urusan
pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.
Sebagai ujung tombak penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Agam, pemerintah nagari
mempunyai peran strategis dalam meningkatkan kepuasan pelayanan kepada masyarakat.
Sebagaimana menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Pembangunan Desa
dalam hal ini Nagari adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat nagari. Lebih lanjut Undang-Undang tersebut juga menjelaskan bahwa,
pembangunan nagari mencakup empat bidang pembangunan yaitu penyelenggaraan pemerintahan
nagari, pelaksanaan pembangunan nagari, pembinaan kemasyarakatan nagari dan pemberdayaan
masyarakat nagari.
Pembangunan nagari tersebut dapat ditopang dengan sistem teknologi informasi (TI) dan
komunikasi dan menjadi pertimbangan utama pada pemerintah nagari. Hal ini juga ditegaskan dalam
Undang-Undang Desa pada pasal 86, yaitu hak desa terhadap Sistem Informasi Pembangunan Desa
dan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Penggunaan TI oleh pemerintahan nagari terkait dengan
konsep smart city yang sedang marak dibicarakan di kalangan pemerintahan di Indonesia saat ini,
namun dalam lingkup yang lebih kecil yaitu ruang lingkup nagari. Secara definisi konsep smart city
adalah konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat,
terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, serta memberikan
kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak
terduga sebelumnya.
Sumber-sumber terwujudnya Smart City bisa saja dimulai dari bawah yaitu nagari. Sehingga
dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat nagari dapat dilakukan lebih cerdas dengan konsep Smart Nagari (Nagari Cerdas/Bisa).

B. GAGASAN PERUBAHAN
Nagari sebagai cermin utama sukses tidaknya pemerintahan suatu Bangsa, dan nagari jugalah
ujung tombak terselenggaranya pemerintahan di suatu Negara. Sejak lahir hingga dewasa bahkan
urusan ekonomi dan sebagainya, kita telah berurusan dengan pemerintahan nagari seperti: Surat
Keterangan kelahiran; Kartu keluarga; Kartu tanda penduduk (KTP); Surat Pengantar Nikah; Surat
Keterangan berkelakuan baik; Surat Keterangan Domisili; Surat Keterangan Tidak Mampu; Surat
Keterangan Tempat Usaha; Surat Keterangan Meninggal Dunia/Ahli Waris, dan sebagainya.

3
Pembangunan nagari, khususnya dalam pelayanan publik secara umum telah berjalan dengan
baik dalam lingkup sistem konvensional. Dalam beberapa situasi dan kondisi, model konvensional
masih menjadi penghambat dalam pelayanan sehingga kinerja pelayanan publik belum sesuai yang
diharapkan pada kondisi zaman sekarang atau trend masa kini yaitu akses yang mudah, pelayanan
yang cepat, ekonomis, tidak ribet dan sebagainya. Pelayanan yang terdapat di masing-masing nagari
saat ini antara nagari satu dengan nagari yang lainnya terdapat ketidakseragaman. Jenis layanan,
persyaratan, format surat dan sebagainya di nagari yang satu bisa berbeda dari nagari lainnya.
Perbandingan ini dapat dilihat pada 3 (tiga) nagari yang telah di survei, antara lain:
Tabel 3
Perbandingan Jenis Pelayanan
dari beberapa Pemerintah Nagari
Jenis-Jenis Pelayanan
No.
Nagari Duo Koto Nagari Koto Malintang Nagari Tiku Selatan
1. Surat Keterangan Hilang
2. Surat Keterangan Kematian/ Surat Keterangan Meninggal/Ahli Surat Keterangan Meninggal
Meninggal Waris
3. Surat Keterangan Pemakaman
4. Surat Keterangan Kelahiran Surat Keterangan Kelahiran
5. Surat Keterangan Tempat Lahir
6. Surat Keterangan Anak Kandung
7. Surat Keterangan Belum Menikah Surat Keterangan Belum Menikah Surat Ket. Belum Pernah Menikah
8. Surat Pengantar Nikah
9. Surat Ket. Menikah /Suami Istri Surat Keterangan Nikah
10. Surat Keterangan Nikah NA
11. Surat Keterangan Janda/Duda
12. Surat Keterangan Ahli Waris Surat Keterangan Ahli Waris
13. Surat Keterangan Penduduk
14. Surat Keterangan Miskin Surat Keterangan Tidak Mampu Surat Keterangan Tidak Mampu
15. Surat Keterangan Penghasilan Surat Keterangan Penghasilan
16. Surat Keterangan Penghasilan
Orang Tua
17. Surat Keterangan Tempat Usaha Surat Keterangan Tempat Usaha Surat Keterangan SIUP/SITU/
TDP/HO
18. Surat Keterangan Usaha Hasil
Dagang Perkebunan
19. Surat Izin Penebangan Kayu
20. Surat Keterangan Jual Beli Ternak Surat Keterangan Jual Beli Ternak
21. Surat Keterangan Tanah
22. Surat Keterangan Kelakuan Baik Surat Keterangan Berkelakuan Baik Surat Keterangan Berkelakuan Baik
23. Surat Ket. Bersih Lingkungan
24. Surat Keterangan Domisili Surat Keterangan Domisili
25. Surat Keterangan Pindah Surat Keterangan Pindah
26. Surat Keterangan Bukan Warga
27. Surat Keterangan Bepergian
28. Surat Keterangan Gaib
29. Surat Keterangan Bekerja
30. Rekomendasi Izin Keramaian
31. Surat Izin Tempat Acara
32. Surat Pernyataan Jaminan
33. Rekomendasi Mendirikan Bangunan
34. Surat Keterangan lainnya Surat Keterangan lainnya Surat Keterangan lainnya
Sumber: Pemerintah Nagari

4
Untuk Surat Keterangan lainnya, antara lain digunakan untuk memberikan keterangan tentang Warga
Penerima BPJS, Penduduk, Antar Barang, Tidak Wajib Pajak, Kelompok Tradisional, Cacat Fisik, Anak
Kandung, Pengukuhan Kelompok, Belum terdaftar WP, Digigit Anjing Gila, Kartu BPJS belum keluar,
dan lain sebagainya.
Disamping itu juga, data kependudukan yang setiap harinya direkam oleh Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Agam, selama ini hanya sebatas untuk penyimpanan data penduduk.
Pemerintah Nagari selaku unsur pemerintahan yang berada langsung dan selalu mengurus
keberadaan masyarakat belum memanfaatkan secara maksimal dari data kependudukan yang akurat
tersebut untuk keperluan peningkatan pelayanan. Seyogyanya data yang telah tersedia di Pemerintah
Kabupaten dapat menjadi data dasar untuk kebutuhan pengelolaan data penduduk seperti
pencatatan kelahiran, kematian, pindah, migrasi tenaga kerja dan pencarian data penduduk secara
tabulasi silang serta pelayanan dokumen kependudukan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
Sejalan dengan perbedaan beberapa jenis layanan di nagari dan tidak termanfaatkannya data
kependudukan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, berdasarkan hasil identefikasi dari
beberapa dinas/badan yang terkait, terdapat permasalahan lain yang juga terjadi dilingkup nagari
antara lain:
1. Masyarakat sering berulang datang ke kantor nagari hanya untuk mengurus satu surat.
2. Sulitnya warga untuk menyampaikan / melaporkan kejadian, saran kepada pemerintah nagari.
3. Nagari sebagai sumber data, tetapi sulit memperoleh kembali data yang sudah berada di OPD.
4. Data sering tidak akurat yang mengakibatkan pendistribusian bantuan seperti warga miskin
atau program-program pemerintah lainnya tidak tepat sasaran, data tersebut antara lain: data
kemiskinan, data pengangguran, data penduduk buta huruf, data penduduk usia sekolah yang
tidak sekolah, data rumah tidak layak huni, data kesehatan seperti ibu hamil, melahirkan dan
lainnya serta data warga yang membutuhkan pelayanan KB perlindungan perempuan dan
anak, dan lain sebagainya.
5. Pengelolaan data masih konvensional sehingga sulit menemukan surat atau data yang lama.
Dari permasalahan belum optimalnya pelayanan publik yang diharapkan pada kondisi zaman
sekarang yang teridentifikasi tersebut, selanjutnya dilakukan analisis pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap keberlangsungan proyek perubahan menggunakan analisis USG (urgency, seriousness, and
growth) dengan menggunakan score 1 - 5, sebagai berikut:
Tabel 4
ANALISA USG
Kriteria
No. Isu Aktual Prioritas
U S G
1 2 3 4 5 6
1. belum termanfaatkannya data kependudukan untuk 4 5 5 14
pengelolaan data dan peningkatan pelayanan.
2. Jenis-jenis, persyaratan dan waktu pelayanan di 4 5 5 14
pemerintahan nagari yang tidak seragam.
3. Masyarakat sering berulang datang ke kantor nagari 5 4 5 14
hanya untuk mengurus satu surat.

5
1 2 3 4 5 6
4. Sulitnya warga menyampaikan laporan kejadian, 4 5 3 12
masukan atau saran kepada pemerintah nagari.
5. Nagari sebagai sumber data, sulit memperoleh kembali 4 4 4 12
data yang sudah berada di OPD.
6. Data kondisi warga tidak akurat. 5 4 3 12
7. Pengelolaan data masih konvensional sehingga sulit 5 5 5 15
untuk menemukan surat atau data yang lama.
Keterangan:
 U: Urgency, tingkat kegawatan, apabila masalah tidak  Angka 5: sangat gawat/serius/kuat
ditanggulangi akan semakin gawat.  Angka 4: gawat/serius/kuat
 S: Seriousness adalah tingkat keseriusan masalah  Angka 3: cukup gawat/serius/kuat
terhadap masalah lainnya.  Angka 2: tidak gawat/serius/kuat
 G: Growth adalah tingkat besar/luasnya masalah.  Angka 1: tidak ada pengaruhnya.

Hasil analisa USG terhadap enam masalah yang menyebabkan belum optimalnya pelayanan
publik pemerintah nagari yang diharapkan pada kondisi zaman sekarang, menunjukkan tiga masalah
utama dengan total nilai yang cukup besar yaitu:
a. Pengelolaan data masih konvensional sehingga sulit menemukan surat atau data yang lama.
b. Jenis-jenis, persyaratan dan waktu pelayanan di pemerintahan nagari yang tidak seragam.
c. Masyarakat sering berulang datang ke kantor nagari hanya untuk mengurus satu surat.
Dari tiga masalah utama perlu diatasi, penulis mengusulkan gagasan perubahan yang akan
diterapkan untuk mewujudkan peningkatan pembangunan nagari sebagai berikut:
Gambar 1
GAGASAN PROYEK PERUBAHAN

KONDISI SAAT INI KONDISI DIINGINKAN


1. Data kependudukan belum 1. Pengelolaan data dilakukan
termanfaatkannya secara dengan sistem elektronik.
maksimal. 2. Jenis layanan dan
2. Sulitnya menemukan dokumen
INOVASI persyaratan yang seragam
maupun data-data serta adanya kejelasan waktu
3. Jenis-jenis, persyaratan dan penyelesaian melalui sistem
waktu pelayanan di Smart Nagari elektonik terintegrasi.
pemerintahan nagari yang berbasis 3. Masyarakat lebih sedikit
tidak seragam. Teknologi datang ke kantor nagari
4. Masyarakat sering berulang Informasi untuk mengurus surat yang
datang ke kantor nagari hanya diperlukan, karena dilakukan
untuk mengurus satu surat. secara daring.

Bertitik tolak dari keadaan saat ini dan kondisi yang diinginkan, maka untuk menjawab
persoalan itu diantaranya adalah pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) di Pemerintahan Nagari
dengan mengambil konsep Smart City yang diterapkan di Nagari pada lingkup yang lebih kecil dengan
konsep Smart Nagari. Smart dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi cerdas. Sebagai
kata sifat, “cerdas” dapat dipadanankan dengan kata “pandai” dan juga dipadankan dengan kata

6
“bisa”. Dengan demikian Smart dalam proyek perubahan ini, penulis mengarahkan untuk memakai
padanan kata “BISA” yang selengkapnya menjadi Nagari BISA. BISA juga dapat dijadikan akronimm
atau dapat dijabarkan menjadi Believable, Integration, Synergy dan Automation yang masing-masing
kata dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Believable: Proses pelayanan harus dapat diperpercaya.
b. Integration: pelayanan publik yang terintegrasi baik jenis layanan maupun data pelanggan.
c. Synergy: Setiap jenis layanan harus bersinergi dengan layanan lain yang ada.
d. Automation: input, proses dan output dalam pelayanan publik melalui sistem elektronik.
Berdasarkan uraian di atas, maka proyek perubahan ini akan mengambil judul : “Smart Nagari
(Nagari BISA) berbasis Teknologi Informasi - Believable, Integration, Synergy and Automation”.

C. TUJUAN PERUBAHAN
Proyek perubahan yang dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Agam
bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat di lingkungan pemerintah nagari.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibagi menjadi tiga tujuan khusus dalam proyek perubahan, sebagai
berikut:
1. Jangka Pendek
a. Pembentukan Tim efektif
b. Aplikasi Nagari BISA
c. Draft Peraturan Bupati tentang Smart Nagari
2. Jangka Menengah
a. Peraturan Bupati tentang Smart Nagari
b. Sosialisasi aplikasi Nagari Bisa
c. Pelatihan aplikasi Nagari Bisa
3. Jangka Panjang
a. Pemeliharaan aplikasi Nagari Bisa
b. Pengembagan aplikasi
c. Kerjasama dengan Pihak-pihak lain dalam rangka Nagari Cerdas.

D. MANFAAT PERUBAHAN
Proyek perubahan ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi Daerah Kabupaten Agam
secara umum dan nagari dilingkungan Pemerintah Kabupaten Agam khususnya, diantaranya adalah:
1. Tersedianya dokumentasi administrasi pelayanan di pemerintahan nagari.
2. Termujudnya konsep Agam Smart Regency (Smart City).
3. Memberdayakan masyarakat dalam mengikuti perkembangan zaman.

7
E. RUANG LINGKUP PERUBAHAN
Proyek perubahan ini mengambil linkup area perubahan pada bidang e-government dalam
proses pelayanan masyakarat di pemerintah nagari. Tahap ini merupakan tahap awal dalam
mewujudkan Smart Nagari di Kabupaten Agam yang merupakan salah satu kegiatan penting yang
menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan. Fokus proyek perubahan pada e-government
dalam pelayanan adalah bagaimana mengoptimalisasikan pelayanan di pemerintahan nagari yang
berguna untuk menertibkan proses administrasi dan kemudahan dalam mengakses informasi.

F. MILESTONE
Milestone adalah penjelasan tentang output/capaian yang dihasilkan dalam setiap tahapan,
baik tahapan jangka pendek, menengah atau panjang. Penjelasan tersebut juga mencakup proses
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran pada setiap tahapan. Milestone dalam proyek
perubahan ini sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
Gambar 2
MILESTONE
Smart Nagari (Nagari BISA) berbasis Teknologi Informasi
“Believable, Integration, Synergy and Automation”

Jangka
Panjang
Jangka
Menengah 1. Pemeliharaan aplikasi
2. Pengembagan aplikasi
1. Peraturan Bupati 3. Integrasi sistem informasi
Jangka tentang Nagari BISA dan database berbagai
Pendek (Smart Nagari) aplikasi yang ada.
2. Sosialisasi aplikasi 4. Menyarakan stakeholder
1. Membangun Komitmen Nagari BISA untuk membuat aturan
2. Tim efektif 3. Pelatihan terkait standarisasi
3. Aplikasi Nagari BISA penggunaan Aplikasi Pelayanan di Nagari.
4. Integrasi data 4. Pemakaian aplikasi.
kependudukan
5. Draft Peraturan Bupati
tentang Smart Nagari

Dalam rangka mewujudkan tujuan proyek perubahan sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
dalam milestone, maka rancangan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

8
TABEL 5
RENCANA KEGIATAN
Smart Nagari (Nagari BISA) berbasis Teknologi Informasi
“Believable, Integration, Synergy and Automation”
Adapun pentahapan dalam pelaksanaan rancangan proyek perubahan sebagai berikut:
1. Jangka Pendek
Milestone Output Milestone Rincian kegiatan Waktu Stakeholder Peran Team
Leader
1 2 3 4 5 6
Membangun Komitmen 1. Komitmen antara Project Rapat Staf Internal: 12 Maret 1. Sekretaris Pimpinan Rapat
Bersama Leader dan Staf untuk Mengumpulkan seluruh Pejabat dan Staf 2. Kepala Bidang
mendukung rancangan Dinas Komunikasi dan Informatika. 3. Kepala Seksi
4. Kepala Subbagi
proyek perubahan.
5. Staf
6. Tenaga IT.
2. Komitmen dan dukungan Rapat Koordinasi dengan OPD terkait: 15 Maret 1. Asisten II Moderator
antara Project Leader dan Menyampaikan gagasan proyek 2. Dinas DPMN Rapat
stakeholder eksternal. perubahan, dukungan dan 3. Dinas Dukcapil
4. Dinas PMPTSP dan Naker
mengidentivikasi permasalahan di OPD
5. Dinas Kesehatan
terkait dengan nagari.
6. Dinas Dikbud
7. Dinas Perkim.
Koordinasi dengan Pemerintahan Nagari: 20 dan 23 1. Nagari Duo Koto, Kec. Proyek leader
1. Kunjungan langsung ke beberapa kantor Maret Tanjung Raya
nagari, 2. Nagari Koto Malintang
Kec. Tanjung Raya.
2. Menyampaikan gagasan proyek
3. Nagari Tiku Selatan, Kec.
perubahan, dukungan dan identivikasi
Tanjung Mutiara.
permasalahan nagari.
3. Lembaran persetujuan Permohonan persetujuan atasan 23 Maret 1. Bupati Agam Proyek leader
ditandatangani oleh langsung/Mentor. 2. Sekretaris Daerah
Sekretaris Daerah/Mentor.

9
1 2 3 4 5 6
Membentuk Tim efektif 1. Tim Teknis Pengembangan 1. Pembentukan dan penetapan Tim Teknis Minggu I 1. Kabid TIK Pengarah Tim
Aplikasi Smart Nagari. melalui SK Kepala Dinas Kominfo. 16 – 20 Maret 2. Kabid e-Gov
2. Penjelasan Rancangan dan identifikasi 3. Kasi Infras dan Tekhnologi
4. Kasi Pengelolaan Data
Permasalahan.
dan Integrasi Sistem
3. Pemberian pemahaman, pembagian
Informasi,
tugas dan tanggung jawab. 5. Kasi Pengemb. Ekosistem
E-Gov
6. Kasi Pengemb Aplikasi.
7. Tenaga Ahli IT
2. Tim Koordinasi 1. Pembentukan dan penetapan Tim Minggu I dan II 1. Sekretaris Daerah Koordinator Tim
Pengembangan Aplikasi Koordinasi melalui SK Bupati. 20 – 25 Maret 2. Dinas PMN
Smart Nagari 2. Penjelasan Rancangan Smart Nagari 3. Dinas Dukcapil
4. Dinas PMPT Naker
kepada Tim Koordinasi.
5. Dinas Kesehatan
3. Identifikasi Permasalahan.
6. Dinas Dikbud
4. Pemberian pemahaman, pembagian 7. Dinas Perkim
tugas dan tanggung jawab. 8. OPD terkait lainnya.
Pengambangan aplikasi Aplikasi Nagari Bisa Membuat analisa Entity Relationship Minggu II dan III 1. Tm teknis Pengarah Tim
Nagari Bisa Diagram (ERD): memodelkan kebutuhan 26 – 30 Maret 2. Tim Koordinasi Teknis, dan
data dari aplikasi. Koordinator Tim
Koordinasi
Membuat desain aplikasi, yaitu: Minggu III -IV 1. Tm teknis Pengarah Tim
1. Desain Proses Bisnis, dan 02 – 07 Mei 2. Tim Koordinasi Teknis, dan
2. Desain Pemrograman Koordinator Tim
Koordinasi
Pengembangan (Pemrograman) Minggu IV – IX Tim Teknis Pengarah Tim
07 Mei - 12 Juni
Integrasi database kependudukan Minggu V – IX 1. Tm teknis Pengarah teknis
15 Mei - 12 Juni 2. Tim Koordinasi dan Koordinator
Testing (pengujian mutu aplikasi) dan Minggu VIII-IX 1. Tm teknis Pengarah Tim
perbaikan bugs. 04 – 12 Juni 2. Tim Koordinasi Teknis, dan
Koordinator Tim
Koordinasi
Mendaringkan aplikasi Minggu VIII-IX Tm teknis Pengarah Tim
07 – 22 Jun

10
1 2 3 4 5 6
Draft Peraturan Bupati Draft Peraturan Bupati Pembentukan Tim Penyusunan Peraturan Minggu II – III 1. Sekretaris Daerah Koordinator Tim
tentang Smart Nagari tentang Smart Nagari Bupati dengan SK Bupati. 27 – 30 April 2. Dinas PMN
3. Dinas Dukcapil
4. Dinas PMPT Naker
5. Dinas Kesehatan
6. Dinas Dikbud
7. Dinas Perkim
8. Bag. Hukum
9. OPD terkait lainnya.
Pengumpukan Bahan perbup Minggu III Tim Penyusun Koordinator Tim
02 – 07 Mei
Meminta masukan Tim dan stakeholder Minggu IV Tim Penyusun Koordinator Tim
04 – 14 Mei
Pembahasan Rancangan Pertauran Bupati Minggu V - IX Tim Penyusun Koordinator Tim
14 Mei – 12
Juni
Pengusulan penetapan Peraturan Bupati Minggu IX Tim Penyusun Koordinator Tim
11 – 22 Juni

2. Jangka Menengah
Milestone Output Milestone Rincian kegiatan Waktu Stakeholder Peran Team
Leader
1 2 3 4 5 6
Peraturan Bupati tentang Terbitnya Peraturan Bupati 1. Koordinasi pada Bagian Hukum. Juli 2018 Bupati Koordinator
Smart Nagari Agam tentang Smart Nagari 2. Penandatanganan Peraturan Bupati. Sekretaris Daerah
(Nagari Bisa) 3. Perundangan peraturan Bupati. Asisten II
Bagian Hukum
4. Penyebarluasan Informasi Peraturan
Bagian Humas
Bupati melalui media daring.
Sosialisasi aplikasi Nagari Pelaksanaan Sosialisasi kepada 1. Koordinasi dengan stakeholder Agustus 2018s Pemerintah Nagari Koordinator
BISA Nagari dan stakeholder. 2. Mengundang pemerintah nigari.
Pelatihan penggunaan Pelaksanaan pelatihan kepada 1. Koordinasi dengan stakeholder. September Pemerintah Nagari Koordinator
aplikasi Nagari BISA nagari dan stakeholder. 2. Mengundang pemerintah nigari. 2018

11
1 2 3 4 5 6
Pemakaian aplikasi Pelayanan daring melalui 1. Koordinasi dalam rangka pemakaian Oktober 2018 Pemerintah Nagari Koordinator
Nagari Bisa. nagaribisa.agamkab.go.id aplikasi.
2. Implementasi smart nagari bagi
pemerintah nagari dan masyarakat.

3. Jangka Panjang
Milestone Output Milestone Rincian kegiatan Waktu Stakeholder Peran Team
Leader
Pemeliharaan aplikasi Aplikasi yang handal dan Penyempurnaan program 2019 Tim Teknis Diskominfo Pengarah Tim
penyesuaian perubahan terhadap
sistem baru.
Pengembagan aplikasi Penambahan fitur baru sesuai Meminta masukan Tim dan stakeholder 2019 1. Tim Teknis Diskominfo Pengarah Tim
kebutuhan organisasi untuk memperluas layanan nagari 2. Tim Koordinasi Teknis, dan
smart nigari. Koordinator Tim
Koordinasi
Menyarakan stakeholder Stakeholder terkait merancang Koordinasi dengan stakeholder 2019 OPD Terkait Pengusul
terkait agar membuat standar pelayanan di nagari.
aturan standarisasi
pelayanan di nagari.
Integrasi sistem Berbagi pakai data dan aplikasi Koordinasi untuk integrasi dengan 2020 dan 1. Tim Teknis Diskominfo Pengarah Tim
informasi dan/atau berbagai sistem informasi milik seterusnya 2. OPD Terkait Teknis, dan
database Pemerintah Provinsi maupun 3. Kementerian/Lembaga Koordinator Tim
Negara terkait Koordinasi
Pemerintah Pusat.

12
G. STAKEHOLDERS
1. Identifikasi Stakeholder
Adapun stakeholder yang terlibat dalam penerapan proyek perubahan Nagari Bisa berbasis
Teknologi Informasi adalah:
a. INTERNAL, terdiri dari:
1) Bupati Agam
2) Sekretaris Daerah
3) Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesra
4) Kabid e-Governmant
5) Kabid Teknologi Informasi dan Komunikasi
6) Kasubag Keuangan
7) Staf IT.
b. EKSTERNAL, terdiri dari:
1) Walinagari
2) Kepala Jorong
3) Masyarakat
4) Camat
5) Dinas Pemberdayaan Masy. dan Pemerintahan Nagari
6) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
7) Dinas Penanaman Modal, Yantu dan Tenaga Kerja
8) Dinas Kesehatan
9) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
10) Dinas Sosial
11) OPD Kabupaten Agam lainnya.
12) Badan Keuangan Daerah
13) Bagian Hukum
14) Kementerian Kominfo
15) Badan Siber dan Sandi Negara
16) Provider Telekomunikasi
2. Pemetaan Stakeholder
Keterkaitan stakeholders baik yang mempengaruhi maupun yang dipengaruhi dapat
digambarkan dalam netmap sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.

13
DIAGRAM 1
NET MAP STAKEHOLDER

14
Dari hasil analisis net map, perlu dikelompokkan stakeholder tersebut kedalam 4 (empat) kelompok
sebagai berikut:
DIAGRAM 2
KELOMPOK STAKEHOLDER

Memperhatikan kelompok stakeholder di atas, diperlukan strategi untuk mempengaruhi dan


menarik stakeholder ke dalam proses dan menggerakannya ke arah promoters, yaitu dengan cara
sebagai berikut:
1. Terhadap kelompok Promoters, yaitu kelompok yang memiliki kepentingan terhadap program
dan kekuatan untuk membantu pencapaian keberhasilan. Strategi yang dipersiapkan yaitu:
a. Melaporkannya dengan memberikan informasi untuk meyakinkan bahwa kegiatan yang
diusulkan sangat diperlukan dan berguna bagi pemerintah daerah. Hal-hal yang dilaporkan
antara lain menyampaikan maksud, tujuan, manfaat dan output yang dihasilkan serta impact
dari proyek perubahan.
b. Respek kepada mereka dengan bersedia menerima arahan sepanjang berdampak baik
terhadap proyek perubahan.
c. Melibatkannya dalam mengambil keputusan.
d. Melalui promoter untuk mengajak stakeholder lain bergabung serta mendorong untuk
berpartisipasi dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi program.

15
e. Melaporkan secara terus menerus terhadap pencapaian yang telah dilakukan.
f. Komunikasi dilakukan secara personal, baik tatap muka maupun telepon dan chating.
2. Terhadap kelompok Defenders, yaitu kelompok yang memiliki kepentingan pribadi dan dapat
memberikan dukungan dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi
program. Strategi yang dipersiapkan meliputi:
a. Melakukan komunikasi dan koordinasi intensif sekaligus memberikan motivasi bahwa
kegiatan proyek perubahan harus dilaksanakan karena berkaitan dengan tugas pokok dan
merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa kita mampu mengemban amanah.
b. Menjaga semangat, motovasi, memberikan apresiasi dan mengingatkan secara terus
menerus pencapaian upaya agar proyek dapat terselesaikan.
c. Mengajak diskusi dalam pembuatan perencanaan dan evaluasi permasalahan.
d. Komunikasi dilakukan melalui rapat-rapat, tatap muka langsung maupun telepon dan
chating.
3. Terhadap kelompok Latens, yaitu kelompok yang tidak memiliki kepentingan khusus maupun
keterlibatan terhadap program, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program
bilamana program ini mempunyai daya Tarik. Strategi yang dipersiapkan meliputi:
a. Membangun komunikasi dengan memberikan informasi mengenai maksud, tujuan, manfaat
dan output yang dihasilkan.
b. Komunikasi dilakukan melalui rapat-rapat, tatap muka langsung maupun telepon dan
chating serta melalui group media sosial.
4. Terhadap kelompok Apatethics, yaitu kelompok yang tidak memiliki kepentingan maupun
kekuatan terhadap program, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya program. Strategi yang
dipersiapkan meliputi:
a. Memberikan informasi seperlunya dan menjaga agar tidak menjadi penghambat dalam
kegiatan proyek perubahan.
b. Memberikan perlakuan dan komunikasi yang baik.
c. Komunikasi dilakukan melalui penyebaran informasi melalui media massa atau media sosial.

H. KENDALA ATAU HAMBATAN, STRATEGI PENANGNAN


1. Kendala atau hambatan
Permasalahan yang dihadapi secara umum dalam penerapan Smart Nagari (Nagari Bisa)
antara lain:
a. Kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pada sebagian perangkat nagari
b. 50% Kantor nagari yang tersambung dengan jaringan Internet

16
c. Masih ada wilayah yang belum terjangkau jaringan seluler seperti Kecamatan Palupuh,
Malalak dan Palembayan
2. Strategi
Strategi dalam mengatasi hambatan tersebut antara lain:
a. Pembekalan dan pelatihan secara bertahap kepada perangkat nagari.
b. Implementasi secara bertahap dengan menunjuk Nagari yang dinilai layak.
c. Mencari dan bekerjasama dengan pihak penyedia jaringan internet.
d. Mengajukan proposal dan mengusulkan dalam musrenbang pemerintah tentang usulan
pemasangan BTS di wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan seluler.

17

Anda mungkin juga menyukai