Anda di halaman 1dari 3

1.

Kerja sama internasional adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh suatu negara
yang menyangkut aspek bilateral, regional dan internasional untuk mencapai tujuan
bersama. Negara-negara di seluruh dunia melakukan kerja sama internasional melalui
beberapa bentuk yaitu kerja sama bilateral, regional, dan multilateral. Akan tetapi dalam
pelaaksanaan kerjasama sering muncul gejala-gejala negatif seperti berkembangnya
sentimen primordial, konflik antar daerah, munculnya sikap ego daerah yang berlebihan.
Akibat gejala tersebut, kabupaten atau kota cenderung memproteksi seluruh potensinya,
dan menutup diri terhadap kabupaten dan kota lainnya. Untuk mengatasi masalah ini kita
harus lebih memperhatikan lebih serius lagi tentang gejala-gejala yang di jelaskan di atas,
karena lambat laun gejala tersebut akan mempengaruhi disintegrasi atau perpecahan
bangsa. Mau seperti apapun hubungan antar daerah itu adalah bentuk dari perekat
nasional yang menetukan ketahanan nasional atau ketahanan daerah tersebut. Hubungan
antara satu kabupaten dengan kabupaten lain, atau juga antara kabupaten dengan kota,
atau kota yang satu dengan kota lainnya, ataupun kabupaten/kota dengan provinsi harus
mendapatkan pemantauan yang serius dan patut untuk di evaluasi. Hal lainnya yang harus
diperhatikan lebih lanjut adalah pembentukan basis kerjasama yang lebih kuat, hal ini
sesuai dengan paradigma membangun hubungan antar organisasi maupun daerah. Ada
beberapa agenda praktis yang bisa di gunakan pemerintah pada masa mendatang untuk
mengatasi gejala-gejala yang sudah di jelaskan di atas, yaitu :
a. Mengidentifikasi kebutuhan daerah/negara akan bidang bidang kerjasama
b. Mengukur tingkat kemampuan daerah atau provinsi dalam mengatasi sebuah
kerjasama
c. Menyusun sebuah desain training atau pelatihan khusus untuk membantu daerah atau
provinsi dalam memfasilitasi kerjasama yang terjalin antar daerah atau provinsi.
d. Seseuaikan kemampuan yang dimiliki oleh struktur, fungsi, ataupun kamampuan para
unit dalam institusi dalam peran kerjasama.
Sesuai dengan PP 28 tahun 2018 tentang kerjasama daerah merupakan aturan
Pelaksanaan UU 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah pasal 369, didasarkan Pada
pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling Menguntungkan
antar daerah, menjalin hubungan yang harmonis sehingga Tercipta kerjasama yang baik
untuk menghilangkan munculnya berbagai gejala negatif yang dapat meresahkan,
menghilangkan sikap ego kedaerahan yang berlebihan dan kasus lain-lainya, dalam
kerjasama antar daerah harus memegang teguh beberapa prinsip antara lain transparasi
yaitu Pemerintahan Daerah yang telah bersepakat untuk melakukan kerjasama harus
transparan dalam memberikan berbagai data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka
kerjasama tersebut. Pemerintah Daerah yang telah bersepakat untuk melakukan kerjasama
harus bersedia untuk mempertanggungjawabkan, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang terkait dengan kegiatan kerjasama,
termasuk kepada DPRD sebagai wakil rakyat, atau kepada para pengguna pelayanan
public, partisipasif yaitu dalam lingkup kerjasama antar Pemerintah Daerah, prinsip
partisipasi harus digunakan dalam bentuk konsultasi, dialog, dan negosiasi dalam
menentukan tujuan yang harus dicapai, cara mencapainya dan mengukur kinerjanya,
termasuk cara membagi kompensasi dan resiko, efisiensi yaitu Dalam melaksanakan
kerjasama antar Pemerintah Daerah ini harus dipertimbangkan nilai efisiensi yaitu
bagaimana menekan biaya untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau bagaimana
menggunakan biaya yang sama tetapi dapat mencapai hasil yang lebih tinggi, evektifias
yaitu dalam melaksanakan kerjasama antar Pemerintah Daerah ini harus dipertimbangkan
nilai efektivitas yaitu selalu mengukur keberhasilan dengan membandingkan target atau
tujuan yang telah ditetapkan dalam kerjasama dengan hasil yang nyata diperoleh. Dalam
melaksanakan kerjasama tersebut harus dicari titik temu agar masing-masing pihak yang
terlibat dalam kerjasama tersebut dapat menyetujui suatu keputusan. Atau dengan kata
lain, keputusan yang sepihak tidak dapat diterima dalamkerjasama tersebut, Saling
menguntungkan dan memajukan. Dalam kerjasama antar Pemerintah Daerah harus
dipegang teguh prinsip saling menguntungkan dan saling menghargai. Prinsip ini harus
menjadi pegangan dalam setiap keputusan dan mekanisme kerjasama. Sehingga dengan
dipegang teguh prinsip tersebut oleh masing-masing daerah yang melakukan kerjasama
baik bilateral maupun multilateral dapat tercapau dengan baik, sehingga kasus-kasus dan
konflik dapat dihindari.
2. Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah,
dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang baik dan profesional. Dalam
kondisi perkembangan masyarakat yang dinamis, birokrasi publik harus dapat
memberikan pelayanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana, transparan,
terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta sekaligus dapat membangun kualitas
manusia dalam arti meningkatkan kapasitas individu dan masyarakat untuk secara aktif
menentukan masa depannya sendiri. Arah pembangunan kualitas manusia tadi adalah
memberdayakan kapasitas manusia dalam arti menciptakan kondisi yang memungkinkan
setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan krativitasnya untuk
mengatur dan menentukan masa depannya sendiri.
Menurut pendapat saya pelayanan prima yang diberikan pemerintah dalam
mewujudkan Kesejakteraan rakyat yaitu merupakan salah satu fungsi primer yang harus
dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan Negara Indonesia. Menurut Sedarmayanti
(2009:243) pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat masyarakat merupakan salah satu
tugas dan fungsi administrasi negara. Bentuk kewajiban Pemerintah Daerah dalam Pasal
22 dapat diartikan salah satunya adalah melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.
Karena telah menjadi kewajiban bagi Pemerintah Daerah, maka seharusnya Pemerintah
Daerah mampu melaksanakan pelayanan dengan sebaikbaiknya. Pencarian solusi yang
tepat terhadap masalah-masalah yang sering dihadapi harus dilaksanakan, termasuk
kendala intern yaitu kendala yang bersumber dari dalam instansi itu sendiri maupun
kendala ekstern yaitu kendala yang datangnya dari masyarakat sebagai pengguna jasa
pelayanan. Adanya penyelenggaraan pelayanan yang baik, maka kepuasan akan
didapatkan oleh masyarakat. Kepuasan tersebut adalah imbalan yang diperoleh oleh
pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik menjadi titik
strategis untuk membangun praktik good governance (tata pemerintahan yang baik) yang
telah menjadi impian bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Pelayanan publik menjadi
titik strategis dalam pencapaian good governance, hal ini dikarenakan pelayanan publik
menjadi ranah menjalin hubungan antara pemerintah sebagai wakil dari negara dengan
lembaga-lembaga nonpemerintah termasuk masyarakat dan merupakan tanda dari
kesadaran pemerintah atas tanggung jawab utama dalam mengelola pemerintahan dan
memenuhi segala kebutuhan Masyarakat agar pelayanan yang diberikan aparatur
pemerintah dapat lebih memuaskan masyarakat pengguna layanan, maka perlu perubahan
mindset dari seluruh aparatur pelaksana pelayanan publik sebagai langkah awal dalam
memberikan pelayanan yang prima tersebut. Pelayana prima yang sesuai oleh masyarakat
pengguna layanan yang membutuhkan pelayanan yang cepat, efisien, tepat waktu, dan
simple serta sebagaimana sesuai dengan standar pelayana publik menurut Pasal 21
UndangUndang No 25 Tahun 2009. Contoh prinsip-prinsip pelayanan yang baik
pemerintah daerah kepada masyarakat umum yaitu antara lain :
a. Prinsip Aksestabelitas, dimana setiap jenis pelayanan harus dapat dijangkau secara
mudah oleh setiap pengguna pelayanan (misal: masalah tempat, jarak dan prosedur
pelayanan)
b. Prinsip Kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara terus menerus
tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan kejelasan ketentuan yang berlaku bagi
proses pelayanan tsb.
c. Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan proses pelayanannya harus
ditangani oleh aparat yang benar- benar memahami secara teknis pelayanan tersebut
berdasarkan kejelasan, ketepatan dan kemantapan sistem, prosedur dan instrumen
pelayanan.
d. Prinsip Profitabilitas, yaitu bahwa proses pelayanan pada akhirnya haru dapat
dilaksanakan secara efektif dan efesien serta memberikan keuntungan ekonomis dan
sosial baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat luas.
e. Prinsip Akuntabilitas, yaitu bahwa proses, produk dan mutu pelayanan yang telah
diberikan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat karena aparat
pemerintah itu pada hakekatnya mempunyai tugas memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai