Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

PERAN SDM TERHADAP KONSEP SMART CITY DI KOTA


JAMBI

Oleh :
Kurniawan Yulio Manori
NIM : H0A120015

Dosen Pengampu :
Dr. Rike Setiawati, S.E., M.M

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI


UNIVERSITAS JAMBI
2022
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian


Smart City merupakan sebuah konsep penataan kota yang mengintegrasikan wilayah
kota dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola yang bertujuan untuk
menciptakan perencanaan dan pengembangan kota yang layak huni, modern serta
meningkatkan produktifitas daerah dan daya saing ekonomi. Perkembangan teknologi yang
semakin canggih membuat konsep smart tidak hanya diterapkan hanya pada perangkat saja,
namun diterapkan juga pada berbagai sistem dan tatanan. Konsep Smart City merupakan
konsep yang mengatur suatu tatanan kota agar dapat berperan untuk memudahkan
masyarakat dalam mendapatkan informasi secara cepat, tepat dan real time.

Konsep Smart City dianggap sebagai solusi dalam menghadapi masalah perkotaan
seperti kegiatan pembangunan infrastruktur, kemacetan, keamanan masyarakat sampai pada
memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat. Saat ini, konsep Smart City merupakan
konsep yang banyak diadopsi oleh kota/kabupaten yang ada di Indonesia,

Smart City sebagai salah satu bentuk inovasi kebijakan terbaru oleh pemerintah
dilatar belakangi dengan keadaan Indonesia yang memiliki tingkat urbanisasi masyarakat dari
desa ke kota yang cukup tinggi tiap tahunnya, hal ini mengakibatkan timbulnya ketimpangan
perkembangan jumlah penduduk yang tinggal di kota. Smart City (Kota Cerdas) menjadi
solusi permasalahan perkotaan. Pasalnya, mengacu sebagaimana yang dilansir oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 bahwa sekitar diatas 55 % penduduk merupakan
penduduk kawasan urban atau atau tinggal di kota dimana derajat urbanisasi yakni sekitar 2,5
% tiap tahunnya, sehingga pemerintah dapat memproyeksikan di tahun 2035 kondisi
demografi dapat pada tingkatan 66% yang tinggal di wilayah perkotaan.1 Data BPS
menunjukkan bahwa kawasan perkotaan mempunyai daya tarik masyarakat tersendiri yang
menimbulkan berubahnya struktur tata guna lahan pada kawasan perkotaan .

1.2 Perumusan Masalah

1. Topik apa yg akan di teliti ?


2. Apa yang akan dilakukan oleh topik tersebut ?
3. Alasan mengapa memilih topik tersebut ?
1.3 Tujuan Penelitian

1. Topik yang akan di teliti adalah peran SDM terhadap konsep smart city di kota jambi
2. Untuk mencari tau , seberapa besar peran sdm , kualitas sdm dan peran pemerintah
terhadap smart city
3. Alasannya Karena saya merasa bahwa dengan kemajuan teknologi ini masih kurang
nya SDM untuk mengoperasikannya , sedangkan teknologi semakin berkembang

1.4 Manfaat Penelitian

1. Membantu memaksimalkan kualitas SDM terhadap konsep smart city


2. Untuk menemukan solusi jika kualitas sdm tidak mencukupi
3. Mengetahui seberapa besar peran pemerintah dalam konsep ini
BAB II

Tinjauan Pustaka

1. Arif Sofianto /2019/Inovasi Manajemen Pemerintahan Berbasis Aplikasi Digital di


Provinsi JawaTengah/http://jurnal.kemendagri.go.id/index.php/mp/article/view/597

Variabel :penelitian ini besifat terapan ,penelitian deskriptif, dengan menggunakan


pendekatan kualitatif.

Hasil : inovasi manajemen pemerintahan berupa aplikasi GRMS telah dijalankan di


dalam membantu penyelenggaraan pemerintahan ,eformasi birokrasi
dihadapkan pada tantangan era digital, di mana aparatur pemerintah dituntut
untuk mampu bekerja sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan aplikasi digital dalam
rangka mendukung reformasi birokrasi, yaitu Government Resources
Management System (GRMS). aplikasi ini sudah cukup memberikan
kemudahan bagi kinerja pemerintah , Keberadaan aplikasi tersebut mengubah
cara kerja tetapi belum bisa mengubah pola pikir untuk mendorong perubahan
budaya kerja seutuhnya, yang memberikan kontribusi pada reformasi
birokrasi. di sisi lain pengguna belum siap untuk menerima adanya aplikasi ini
,GRMS adalah bangunan sistem aplikasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
yang merupakan perwujudan dari e-Government. Penerapan GRMS tersebut
memiliki dasar pemikiran, korupsi telah menggurita dalam berbagai bentuk
dan melibatkan banyak pihak dan telah menggerogoti keuangan negara. Untuk
itu, perlu ada penyikapan, salah satunya dengan penataan pemerintahan yang
baik . GRMS berupaya memerangi korupsi dalam berbagai bentuk dengan
melibatkan banyak pihak. Melalui sistem ini, baik pimpinan darah, aparatur,
maupun masyarakat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam
perencanaan pembangunan. Masyarakat dapat mengusulkan program/kegiatan
kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah secara langsung. Provinsi Jawa
Tengah berupaya meningkatkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam mendukung Reformasi Birokrasi khususnya dalam
rangka menciptakan transparansi.GRMS merupakan sebuah sistem layanan
aplikasi penyelenggaraan pemerintahan yang lengkap yang memuat berbagai
informasi dan layanan aduan, seperti program badan atau dinas, sampai pada
jumlah anggarannya. GRMS merupakan sebuah sistem aplikasi yang dianggap
mampu memonitor secara update kinerja seluruh perangkat Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah. Tidak hanya para pejabat dan perangkat daerah,
masyarakat juga bisa melakukan pengawasan secara langsung melalui
sistem ini. Model ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi
anggaran, meningkatkanpengawasan, serta meminimalisasi korupsi.GRMS ini
Sistem aplikasi yang terdiri atas; sistem e-budgeting, e-project planning, e-
Standarisasi Harga Barang (SHB), e-penatausahaan, e-delivery, e-controlling,
e-monev dan e-Governor Planning Handbook (GPH). terlepas dari kelebihan
aplikasi ini terdapat kendala juga diantaranya tidak terbiasanya pengguna
dimana berubahny pola kerja manual menjadi berbasis elektronik , dan sistem
di aplikasinya yang belum atau tidak saling terintregasi.

Kesimpulan :

Inovasi manajemen pemerintahan berupa aplikasi GRMS telah dijalankan di


dalam membantu penyelenggaraan pemerintahan. Keberadaan aplikasi tersebut yang
dilaksanakan secara tegas dengan kebijakan pimpinan daerah, bisa mengubah cara
kerja, tetapi belum mampu mengubah mindset yang mendorong perubahan budaya
kerja sepenuhnya yang memberikan kontribusi pada reformasi
birokrasi.Beberapa kendala yang dialami pada saat penerapannya adalah
kesiapan aparat, dalam hal ini ASN atau PNS di dalam menggunakan sistem
digital, perilaku dan kebiasaan kerja mereka. Kendala lain adalah masih belum
optimalnya peran sistem aplikasi untuk menopang semua kebutuhan aktivitas
manajemen pemerintahan, serta belum terintegrasinya antar aplikasi.

2. Heri Saputra, Syawaludin, Jamaludin, Udin Saprudin, Tarwijo/2021 /Manajemen


PemerintahanDesaDalamMencapaiKeunggulanPotensialDanberdayasaing/http://openj
ournal.unpam.ac.id/index.php/JLKK/article/view/9864/6243
Hasil : ingin membuat desa sukamanah mecapai keunggulan potensial dan berdaya
saing.melalui manajemen pemerintahan yang baik .keunggulan potensial pada desa
sukamanah ini meliputi sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang dapat di
kembangkan supaya dapat menyejahterakan rakyat.metode kegiatan yang digunakan
adalah workshop maupun pelatihan yang langsung di sampaikan kepada desa
.pelatihan yang di berikan di bidang pertanian berupa penyuluhan bertani dan
pelatiahan tanam benih , pada bidang peternakan berupa budidaya ikan lele ,budidaya
kambing. Dengan memberikan solusi kepada desa Sukamanah dengan memberikan
strategi untuk memecahkan permasalahan. Hal itu menegaskan bahwa dalam setiap
masalah harus dapat dipecahkan dengan menggunakan strategi yang tepat, sedapat
mungkin dengan cara yang sederhana, dapat dijangkau dengan mudah, dapat
dipertanggung jawabkan, dan memiliki dimensi waktu yang jelas.Misalnya di bidang
pertanian dan peternakan, mereka dikenalkan berbagai peluang usaha dari pertanian
dan peternakan beserta cara pengelolaannya dengan managemen yang baik, strategi
peningkatan hasil pertanian dan penggunaan pupuk dan bahan kimia yang tepat.

Kesimpulan :

Para pamong desa dan masyarakat belum sepenuhnya memahami tentang keunggulan
potensial dan daya saing desanya. Dengan adanya pemahaman tentang keunggulan
potensial pada desa sukamanah dapat menumbuhkan sikap peduli akan kemajuan
serta perkembangan desa yang selama ini menjadi wilayah tempat tinggal dan
mengembangkan usaha mereka agar selalu maju dan unggul pada potensi sumber
Daya yang ada dan memiliki daya saing

3. Yuni Kurniasih,Tri Asih Wismaningtyas /2020/Smart City Kota Magelang :


Perubahan ManajemenPemerintahanDaerahdalamPenerapanElectronicGovernance/http://
journal. ummat.ac.id/index.php/JIAP/article/view/2734

Variabel : penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif,Jenis data yang digunakan yaitu
data yang berbentuk teks dan data yang berbentuk kata-kata

Hasil : ingin merubah kota magelang menjadi smart city , dengan memanfaatkan teknologi
yang sedang berkembang sekarang , salah satunya menggunakan E - Governance (
Penggunaan teknologi informasi dan Komunikasi ) dengan tujuan untuk
mempermudah masyarakat mengetahui informasi dan pelayanan publik . Smart city
adalah konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang akan
membuat hidup yang lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi dan efektivitas
yang tinggi. Smart city didefinisikan juga sebagai kota yang mampu menggunakan sumber
daya manusia, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan daya yang bijaksana melalui pemerintahan
berbasis partisipasi masyarakat. untuk mencapai adanya smart city dibutuhkan kerja
sama antara masyarakat dengan pemerintah , dimana untuk menggunakan teknologi
sekarang tentunya di butuhkan SDM yang memungkinkan , dengan adanya pelatihan
Teknologi , komputer dll . Pemerintah Kota Magelang memberikan informasi kepada
masyarakat yang lebih luas serta mensosialisasikan bahwa telah adanya bentuk
pelayanan melalui teknologi informasi, karena masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui program tersebut. Contoh dari penerapan konsep cerdas ekonomi yaitu
Kota Magelang telah meraih predikat sebagai Kota cerdas ekonomi dalam
penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015. Indikator dari kota cerdas
ekonomi sendiri yaitu kelengkapan sarana ekonomi, penurunan kemiskinan,
peningkatan kegiatan industri, sumber daya alam, serta SDM dan tingkat pendidikannya

Kesimpulan :

Untuk menerapkan e-governance diperlukan perubahan dalam manajemen


pemerintahan salah satunya melalui transformasi yang meliputi mengkerangka
ulang/refroming, menstruktur ulang/restructuring, menyusun-ulang prioritas
pembangunan/revitalization dan pembaharuan/ renewal serta konsep smart city yang
berperan dalam memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara tepat
dan cepat.

4. Joko Prayitno / 2018 / Knowledge Management Dalam Pengembangan Smart City


/http://jurnal.atmaluhur.ac.id/index.php/knsi2018/article/view/401/326

Variabel :Penelitian ini menggunakan metode teori dasar (grounded theory) dan deskriptif,
dengan teknik pengumpulan data sekunder dari hasil observasi dan studi pustaka dari
berbagai obyek yang berkaitan dengan penelitian ini.

Hasil : Pada era globalisasi dan digital saat ini, pelayanan informasi yang cepat, tepat dan
akurat sangat diperlukan. Karena masyarakat sekarang adalah masyarakat yang butuh
akan informasi, di mana ruang dan waktu bukanlah penghalang untuk mendapatkan
segala informasi yang dibutuhkan. Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas
dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mewujudkan pelayanan
masyarakat yang lebih baik. Konsep Smart City juga akan meningkatkan partisipasi
masyarakat dan pemerintahan dalam memanfaatkan data aplikasi, memberikan
masukan maupun kritikan secara mudah. Konsep Kota Cerdas (Smart City) yang
menjadi isu besar di kota-kota besar di seluruh dunia mendorong peran aktif dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota menggunakan pendekatan citizen
centric sehingga terjadi interaksi yang lebih dinamis dan erat antara warga dengan
penyedia layanan, dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah. Empat pilar pembangunan
smart city meliputi; Pilar pertama adalah people (pengguna) temasuk karakter dan
akhlak, ketaatan terhadap kebijakan (compliance), Pilar kedua adalah mekanisme dan
standar pelayanan, termasuk pola hubungan antar stakeholder, mekanisme integrasi
layanan publik dan data. Pilar ketiga adalah infrastructure ICT, untuk
mengintegrasikan pelayanan dan data (informasi) untuk men-drive semua akses online,
media automatisasi seperti infrastrukur jaringan, broadband, data center/cloud, data sharing
platform/big data, aplikasi, cctv, dan sebagainya. Pilar keempat adalah struktur
kelembagaan smart city untuk melakukan analisator, integrator, evaluator, serta
menyelaraskan IT Governance dengan bisnis proses. Kelembagaan smart city akan
mengawal keberlanjutan program pembangunan yang telah diinisiasi pemerintah
daerah. Kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat menjadi semakin meningkat
dan memuaskan. Seiring dengan perkembangan globalisasi, aktor dalam hubungan
internasional bukan lagi hanya negara akan tetapi semua komponen masyarakat dapat
menjadi aktor hubungan internasional tidak terkecuali pemerintah daerah/kota. Peran
pemerintah kota sebagai aktor subnasional semakin didorong dan dititikberatkan pada
kemampuan dalam menjalin kerjasama internasional. Kerjasama internasional yang
dilakukan oleh pemerintah daerah/kota seperti kerjasama sister city (kota kembar).

Kesimpulan :

Untuk menciptakan kota cerdas di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara


diperlukan kesamaan paradigma mengenai kota cerdas sesungguhnya. Selain
dibutuhkannya regulasi langsung terkait kota cerdas, dibutuhkan juga kerja sama yang
baik di antara pelbagai pihak yang benarbenar mau mengedepankan kota cerdas
sebagai sebuah bentuk pelayanan publik kepada masyarakat. Secara keseluruhan
kajian Arahan Pengembangan Kawasan Pusat Pemerintahan Dengan Konsep smart city ini
bertujuan sebagai tambahan konsep dari rencana kawasan pusat pemerintahan yang
ada. Karena secara konsepsi, smart city masih sangat baru dalam kajian tata ruang di
Indonesia baru beberapa daerah/kota yang menerapkan konsep smart city contohnya
(Bandung, Surabaya dan kota lainnya). Selama ini permasalahan terkait tata kelola
pemerintahan dan lingkungan belum mendapat perhatian serius sehingga belum
adanya perubahan yang signifikan di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara,
melalui studi arahan pengembangan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Utara dengan konsep smart governance dan smart environment
mendapatkan hasil dari analisis keruangan yang dilakukan, hasil wawancara dan identifikasi
potensi dan persoalan keruangan bahwa kawasan pusat pemerintahan mampu jika
diterapkannya pilot project konsep smart city.

5. Novi Iftiyani / 2019 / Pengaruh Teknologi Smart City Terhadap Kinerja Aparatur
PemerintahKotaAdministrasiJakartaUtara/http://journal.ibmasmi.ac.id/index.php/JSI/a
rticle/view/389/280

Variabel : Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi, regresi
linier dengan sumber data primer dari warga masyarakat yang berkunjung serta butuh
pelayanan di kantor walikota pemkot administrasi Jakarta Utara

Hasil : Tujuan penelitian ini secara keseluruhan untuk mengetahui deskripsi teknologi smart
city dan deskripsi kinerja aparatur pemkot administrasi Jakarta Utara sertaPengaruh
Teknologi Smart City Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Administrasi
Jakarta Utara. Smart City merupakan hasil dari pengembangan pengetahuan yang
intensif dan strategi kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-ekonomi, ekologi, daya
kompetitif kota. Pengaruh Teknologi Smart City Terhadap Kinerja Aparatur
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara 52 Kemunculan Smart City merupakan
hasil dari gabungan modal sumber daya manusia (contohnya angkatan kerja terdidik),
modal infrastruktur (contohnya fasilitas komunikasi yang berteknologi tinggi), modal
sosial (contohnya jaringan komunitas yang terbuka) dan modal entrepreuneurial
(contohnya aktifitas bisnis kreatif). Pemerintahan yang kuat dan dapat dipercaya
disertai dengan orangorang yang kreatif dan berpikiran terbuka akan meningkatkan
produktifitas lokal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu kota (Kourtit &
Nijkamp, 2012). Sedangkan yang dimaksud kinerja atau performance adalah hasil
kerja oleh pegawai di Pemkot Administrasi Jakarta Utara dilihat pada aspek moral dan etika
dan kerja sama dengan tidak melanggar hukum untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan oleh organisasi.

Kesimpulan :

mengenai pengaruh teknologi smart city terhadap kinerja aparatur pemkot


administrasi Jakarta Utara, diperoleh hasil korelasi yang positif dan baik. Sedangkan untuk
hasil uji hipotesis diperoleh hasil signifikan antara teknologi smart city terhadap
kinerja aparatur pemkot administrasi Jakarta Utara.

Anda mungkin juga menyukai