Anda di halaman 1dari 10

Kementerian Koordinator

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan


Republik Indonesia

PEMENUHAN JANJI PRIORITAS PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN


“PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING”

Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Penurunan


Stunting di Daerah

Jakarta, Maret 2021


SIKLUS PEMBANGUNAN MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN

VISI DAN MISI PRESIDEN


2020-2024

VISI
Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong

MISI
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia.
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan
berdaya saing.
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. K e m a j u a n b u d a y a y a n g m e n c e r m i n k a n
kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
7. P e r l i n d u n g a n b a g i s e g e n a p b a n g s a d a n
memberikan rasa aman pada seluruh warga.
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif,
dan terpercaya.
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka
Negara Kesatuan.
2
Percepatan Penurunan Stunting (RPJMN 2020-2024)
• Percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan fokus penurunan stunting
menjadi salah satu proyek prioritas RPJMN 2020-2024 bidang
kesehatan.
• Termasuk dalam 100 Janji Presiden
• Kemenko PMK berperan dalam Penguatan pelaksanaan pilar 1 terkait
Peningkatan Komitmen dan Visi Kepemimpinan di K/L, Pemerintah Daerah
Provinsi, Kabupaten/Kota  Data : Stranas Pilar 1-5, 8 aksi konvergensi, E-HDW,
e-PPGBM
• Kemenko PMK bersama K/L terkait akan mengkoordinasikan Monev terpadu
/bersama bila diperlukan (Gizi Spesifik dan Gizi Sensitif )  sudah dilakukan di
3
Percepatan Penurunan Stunting (RPJMN 2020-2024)

Mengembangkan Sistem Jaminan


Gizi dan Tumbuh Kembang Anak,
melalui:
a. Mempercepat pemberian jaminan
asupan gizi sejak dalam
kandungan
Baseline Target
b. Memperbaiki pola asuh keluarga
Prevalensi
c. Memperbaiki fasilitas air bersih 27,7 14,0
stunting pada
dan sanitasi lingkungan yang (SSGB, 2019) (2024)
balita (%)
mendukung tumbuh kembang anak Prevalensi 10,2 7,0
wasting pada (Riskesdas,
(2024)
balita (%) 2018)

4
JUMLAH KUMULATIF KAB/KOTA LOKUS STUNTING
TAHUN 2020-2024

2020 2021 2022 2023 2024

260 360 460 514 514


Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
8 AKSI KONVERGENSI
• Aksi #1 Melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan
kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
• Aksi #2 Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi
intervensi gizi.
• Aksi #3 Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota.
• Aksi #4 Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan
kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.
• Aksi #5 Memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu
pemerintah desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa.
• Aksi #6 Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di
tingkat kabupaten/kota.
• Aksi #7 Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan
publikasi angka stunting kabupaten/kota.
• Aksi #8 Melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait
penurunan stunting selama satu tahun terakhir
Framework Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi

Penurunan Stunting memerlukan


implementasi intervensi lintas sektor
(spesifik dan sensitif) secara
terintegrasi di tingkat pusat dan daerah.
Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, 2018-2024 7
POINT
 Pengkoordinasian program saat ini sudah mulai membaik dengan arahan Bapak Presiden dan
Wakil Presiden, namun upaya ini diharapkan dapat dilakukan juga di daerah hingga ke tingkat
desa.
 Tujuannya adalah agar negara ini mempunyai SDM yang unggul di masa depan.
 Komitmen yang tinggi dari para pemimpin negara, diharapkan diikuti oleh para pemimpin daerah.
Karena pada hakekatnya, Pemerintah Daerah lah yang paling dekat dengan masyarakat,
termasuk dengan keluarga 1000 HPK yang menjadi sasaran prioritas pencegahan stunting.
 Para pemimpin daerah harus mengetahui siapa dan dimana anak-anak stunting berada dan
apa penyebab terjadinya stunting diwilayahnya.
Dapat mengidentifikasi program dan kegiatan apa saja yang selama ini sudah ada dan
program apa saja yang masih diperlukan untuk melakukan percepatan pencegahan stunting.
 Kepala Daerah dapat merumuskan rencana kerja yang akan dilakukan dan harus
terimplementasikan dengan bukti nyata dalam melakukan percepatan pencegahan stunting.
 Dalam menghadapi Covid-19, Presiden telah memberi arahan agar percepatan penurunan
stunting tidak terhambat karena Covid-19, maka perlu dilakukan dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Fokus untuk menurunkan stunting yang diprioritaskan
b) Akses pada pelayanan kesehatan ibu hamil maupun balita di puskesmas maupun di
posyandu
c) Aspek promotif, edukasi, sosialisasi bagi bumil agar anaknya terhindar dari stunting dengan
melibatkan (OPD terkait), Dinkes, petugas gizi, bidan desa, pendamping desa, kader
posyandu, kepala Desa, penyuluh KB, tokoh masyarakat dan tokoh agama, dll
d) Upaya penurunan angka stunting dengan program perlindungan sosial (Bantuan Sosial),
dan pembangunan infrastuktur dasar yang tidak tejangkau oleh keluarga miskin
Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai