Anda di halaman 1dari 20

Peran Ibu dalam Pemenuhan Gizi Anak

untuk Pencegahan Stunting


DR.dr. Brian Sri Prahastuti, MPH
Tenaga Ahli Utama
Kantor Staf Presiden Republik Indonesia
#SehatNegerikuTumbuhlndonesiaku
Bireuen (Aceh)

PENDIDIKAN:
•S-1, Universitas Padjadjaran 1995
•S-2, Universitas Gadjah Mada 2009
•S-3, Universitas Indonesia 2014

PENUGASAN:
•PTT - DepKes RI
•Food Program Coordinator – CRS
•Health Specialist - UNICEF
•Program Manager - ChildFund
•Senior Area Manager – Save the Children
•Tenaga Ahli Utama - Kantor Staf Presiden
ORGANISASI:
•PP Pergizi Pangan 2019-2024
•Board Member– Yayasan 1000 HPK
•Dewan Pakar– Masyarakat Ahli Kebijakan Publik Indonesia
•Vice Chairman – ASEAN ITTP Covid19

IG/Twitter @drbriansp @cegahstunting @sahabatmenyusui


www.cegahstunting.com

“Never Give Up. Today is Hard. Tomorrow is Worse. But The Day
After Tomorrow is The Sunshine.” Jack Ma
DR.dr. Rr. Brian Sri Prahastuti, MPH 2
ARAHAN PRESIDEN
ARAHAN PRESIDEN DAN PRIORITAS NASIONAL MENGUTAMAKAN PEMBANGUNAN SDM

Prioritas Nasional (PN) 3:


Meningkatkan SDM yang
berkualitas dan berdaya saing

INDONESIA MAJU Strategi:


LIMA ARAHAN PRESIDEN DALAM 1. Pengendalian penduduk dan
penguatan tata kelola
RPJMN 2020-2024
kependudukan
2. Penguatan pelaksanaan
perlindungan sosial
❖ Pembangunan Sumber Daya 3. Peningkatan pelayanan
Manusia (SDM) kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta
❖ Pembangunan Infrastruktur 4. Peningkatan pemerataan
layanan pendidikan
❖ Penyederhanaan Regulasi berkualitas
5. Peningkatan kualitas anak,
❖ Penyederhanaan Birokrasi perempuan, dan pemuda
6. Pengentasan kemiskinan
❖ Transformasi Ekonomi 7. Peningkatan produktivitas dan
daya saing
4
Pidato Kenegaraan 16 Agustus (2017, 2018, 2019); RaTas 5 April 2018; Kunker ke Posyandu (Kab
Sukabumi, 8 April 2018; Kab Bogor, 4 Mei 2018)
”Data yang saya miliki ada
perbaikan dalam
prevalensi stunting dari 37% di
2013 menjadi 27,6% di 2019.
Ini ada penurunan yang cukup
lumayan, tetapi saya kira ini tidak
cukup.
Kita harus menurunkan lebih cepat
lagi dan target kita sesuai yang
saya sampaikan, saya berikan pada
Menteri Kesehatan di 2024 kita
harus bisa turun menjadi 14%,”

Presiden Jokowi, Rapat Terbatas, Rabu (5/8/2020)


ARAHAN PRESIDEN:
Rapat Terbatas 5 Agustus 2020
1. Fokus penurunan stunting di 10 provinsi yang memiliki prevalensi stunting yang tertinggi: Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
2. Akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil maupun balita di Puskesmas dan Posyandu, harus di pastikan
tetap berlangsung dan tidak berhenti di tengah pandemi, yaitu: terkait pemberian makanan tambahan bagi
ibu hamil, pemberian suplemen vitamin A bagi ibu yang menyusui dan pemberian makanan pendamping ASI
(MPASI).
3. Aspek promotif, edukasi, sosialisasi bagi ibu-ibu hamil dan keluarga, harus terus digencarkan sehingga
meningkatkan pemahaman untuk pencegahan stunting. Dalam hal ini, diarahkan untuk melibatkan PKK,
tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, RT dan RW, serta relawan dan di harapkan menjadi gerakan bersama
di masyarakat.
4. Dalam upaya penurunan angka stunting juga disinergikan dengan program perlindungan sosial khususnya
PKH (Program Keluarga Harapan), BPNT (Bantuan Pangan Nontunai), dan pembangunan infrastruktur dasar
yang menjangkau keluarga-keluarga yang tidak mampu.
PERATURAN PRESIDEN NO 72/2021
8 September 2021
1. BKKBN sebagai koordinator pelaksana percepatan penurunan stunting.
2. Merujuk pada rekomendasi WHO pencegahan stunting berupa intervensi spesifik dan sensitif menyasar remaja, calon pengantin, ibu
hamil, ibu menyusui dan balita.
3. Dalam rangka koordinasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting di tingkat pusat dibentuk Tim Percepatan Penurunan
Stunting yang bertugasmengkoordinasikan, mensinergiskan dan mengevaluasi penyelenggaraan program dengan melibatkan seluruh
pihak dari tingkat Pusat dan Daerah hingga Desa secara konvergen, holistik, integratif dan berkualitas.
4. Kegiatan-kegiatan percepatan penurunan stunting merujuk pada lima pilar strategi nasional dalam rangka mencapai tujuan
berkelanjutan: 1) menurunkan prevalensi stunting, 2) meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, 3) menjamin
pemenuhan asupan gizi, 4) memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, 5)meningkatkan akses air
minum dan sanitasi.
5. Rencana Aksi Nasional melalui pendekatan keluarga berisiko stunting disusun dalam rangka Pelaksanaan Strategi Nasional untuk
mencapai target nasional prevalensi stunting pada 2024 sebesar 14% pada balita.
6. Program yang dijalankan akan memerlukan penguatan peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mulai dari tingkat Provinsi,
Kabupaten dan Desa. Desa/kelurahan menetapkan Tim Percepatan Penurunan Stunting tingat desa/kelurahan yang melibatkan Nakes
(bidan, TPG dan Kesling), penyuluh/petugas lapangan KB, TP-PKK, Pembanti Pembina KB desa, KPM dll unsur masyarakat.
7. Dana kegiatan akan diatur dan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun tidak menutup kemungkinan
mendapatkan dana dari sumber lain yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
8. Pemantauan berbasiskan internet yang sistematis dari tingkat desa hingga ke pusat. Laporan kemajuan minimal sekali dalam setahun
INTERVENSI PENURUNAN STUNTING DILAKSANAKAN DI WILAYAH
PRIORITAS
Penentuan kabupaten/ kota prioritas
percepatan pencegahan stunting dibagi
ke beberapa tahapan:
•2018: 100 kab/kota
•2019: 160 kab/kota
•2020: 260 kab/kota
•2021: 360 kab/kota

Pada Ratas 5 Agustus 2020, Presiden


juga memberi arahan untuk
memfokuskan upaya penurunan
stunting di 10 provinsi berikut:

1.Aceh 6.Sulbar
2.Kalteng 7.Sulteng
3.Kalsel 8.Sultenggara
4.Kalbar 9.NTB
5.Gorontalo 10.NTT
STUNTING DI INDONESIA
SITUASI STUNTING
STUNTING 1-0-1
• Stunting (dibaca: stan-ting) adalah gangguan
tumbuh kembang kronis pada anak dibawah usaia
2 tahun, dimana anak mengalami hambatan yang
menyebabkan tinggi badannya tidak sesuai standar
usianya.
• WHO mendefinisikan stunting sebaqai gangguan
tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi
buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial
yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan
terhambat gizinya jika tinggi badan mereka
terhadap usia lebih dari dua deviasi standar di
bawah median standar WHO untuk pertumbuhan
anak.
• Kondisi penghambatan pertumbuhan anak
stunting menyebabkan tidak tercapainya potensi
maksimal akibat kurang baiknya pola makan, pola
asuh dan sanitasi di 1000 hari pertama kehidupan.
PENYEBAB STUNTING
1. Stunting tidak sama dengan dengan gizi buruk
Stunting diukur dengan tinggi badan, sedangkan gizi buruk diukur
dengan berat badan berdarakan umur. Keduanya kemudian
dibandingkan terhadap standar menurut WHO.
2. Stunting tidak hanya persoalan tinggi badan.
Masa keemasan yang terganggu dapat menghambat pertumbuhan
otak secara maksimal. Anak lebih mudah sakit, prestasi di sekolah
terganggu, dan nantinya lebih sulit ketika mencari pekerjaan.
3. Stunting bukan berarti bodoh atau terbelakang.
1 dari 3 anak Indonesia yang stunting memiliki potensi untuk jauh
lebih sehat, cerdas, dan berprestasi jika terbebas dari stunting.
4. Stunting tidak hanya soal makanan.
Pola asuh yang kurang tepat pada 2 tahun pertama kehidupan,
lingkungan yang kurang bersih, dan banyak faktor lainnya dapat
menjadi penyebab stunting.
5. Stunting bukan saja urusan Ibu.
Pencegahan stunting membutuhkan perhatian dari ayah, calon Ibu,
tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat.
PENCEGAHAN STUNTING
Indonesia Maju SDM Berkualitas BALITA tidak stunted

BBLR/PBLR
1. PENANGANAN BADUTA tidak stunted
Stunting 0-5 bln

Stunting 6-11 bln


Malnutrisi Infeksi Psikososial
Stunted 12-23 bln 2. PENCEGAHAN
Stunted 2-4 thn
FOKUS PADA POKTAN & KETAHANAN KELUARGA

Stunted 4-6 thn


Pola Asuh Pola Pangan Sanitasi
E
H Akses dan Kualitas C Care & Age Diverse diet Environmental
Layanan Kesehatan Appropriate of safe food Health, Hygiene,
Feeding Practice Sanitation and
termasuk Theurapeutic F
access to safe water
Feeding (Health Care
Service) Empower Care Givers ADEQUATE ACCESS TO CHEF Supportive
(Soc Det Fact, Family Program
Assistance
#SehatNegerikuTumbuhlndonesiaku KETAHANAN KELUARGA Management
PERAN IBU DALAM PENCEGAHAN STUNTING
• IBU SEBAGAI SUBYEK PENCEGAHAN STUNTING
• HAK & KEWAJIBAN
• PEMENUHAN HAK PEREMPUAN (30 HAM, 5 HAK UTAMA PEREMPUAN)
• PERAN GANDA PEREMPUAN DI RANAH DOMESTIK
• PEREMPUAN SEBAGAI KELOMPOK RENTAN (FUNGSI REPRODUKSI, KONSTRUKSI SOSIAL)
• PEMBERDAYAKAN PEREMPUAN (KAPASITASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN)
• POSISI IBU
• IBU HAMIL→ 270 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
• IBU BERSALIN → LAHIR SELAMAT, CUKUP BULAN, BB ≥ 2500 GR, PB ≥48 CM
• IBU MENYUSUI → PMBA, STIMULASI PERKEMBANGAN, PEMANTAUAN TUMBANG
• KONDISI KHUSUS
• KEPALA KELUARGA → PEMBAGIAN PERAN DENGAN PASANGAN
• PEREMPUAN BEKERJA → CUTI HAMIL, MENYUSUI, MENGASUH (BOUNDING, MENYUSUI VS
MEMBERIKAN ASI)

#SehatNegerikuTumbuhlndonesiaku
DUKUNGAN
• KELUARGA
1. MENDUKUNG ASUPAN GIZI BUMIL & BUSUI SESUAI ISI PIRINGKU (TIDAK ADA PANTANGAN MAKAN,
PRIORITAS ATAS SUMBER PROTEIN, 1-2 PORSI MAKAN LEBIH BANYAK DALAM SEHARI)
2. SUAMI SIAGA
3. MEMERANKAN SUAMI DALAM PENGASUHAN ANAK
4. MEMBERIKAN DUKUNGAN IBU BERHASIL MENYUSUI (memberi motivasi, cukup istirahat, pijatan oksitosin
dll)
• MASYARAKAT
1. MEMANTAU KETERJANGKAUAN LAYANAN OLEH IBU HAMIL, IBU MENYUSUI DAN BADUTA
2. INISITIF KEGIATAN/PROGRAM BERBASIS MASYARAKAT (POSYANDU, BINA KELUARGA BALITA, RUMAH
PANGAN LESTARI, SANITASI TOTAL)
3. COUNTER HOAX & MIS-INFORMASI
• NEGARA
1. KEBIJAKAN PUBLIK YANG PRO (REGULASI , PENDANAAN & INTERVENSI)
2. BANTUAN SOSIAL BERSYARAT BAGI KELUARGA DENGAN IBU HAMIL & BALITA (PKH)
3. BANTUAN PANGAN (POSITIVE & NEGATIVE LIST)
4. PROGRAM NASIONAL SUPPLEMENTARY & COMPLEMENTARY FOODS

#SehatNegerikuTumbuhlndonesiaku
Terimakasih

#SehatNegerikuTumbuhlndonesiaku

Anda mungkin juga menyukai