Anda di halaman 1dari 49

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM

KESEHATAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN


BIDANG KESEHATAN
DI PROVINSI PAPUA TAHUN 2019

Dr. Sugiyanto, S. Pd, M. App. Sc


Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan
Badan PPSDM Kesehatan

Papua, 4 November 2019


BAGIAN PENYAJIAN
1. PENDAHULUAN
2. PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
3. PEMENUHAN SDM KESEHATAN
4. PERAN POLTEKKES DALAM PEMENUHAN SDM KESEHATAN
5. PENUTUP
BAGIAN 1

PENDAHULUAN
PIDATO PRESIDEN RI 2019-2024
pembangunan SDM akan menjadi prioritas
utama kita, membangun SDM yang
pekerja keras, yang dinamis.

Membangun SDM yang terampil,


menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Mengundang talenta-talenta global


bekerja sama dengan kita.
PIDATO PRESIDEN RI
Pada tahun 2020, kita terus melanjutkan program prioritas di bidan
g kesehatan, dengan memperkuat layanan dan akses kesehatan di f
asilitas kesehatan tingkat pertama, diikuti ketersediaan tenaga kese
hatan yang berkualitas. Penguatan program promotif dan preventif
juga dilakukan, melalui pemenuhan gizi dan imunisasi balita, serta e
dukasi publik tentang pentingnya pola hidup sehat untuk menekan
angka penyakit tidak menular.

Read more at: https://investor.id/business/isi-lengkap-pidato-presiden-pada-penyampaian-keterangan-


rapbn-2020-4
RPJMN BIDANG KESEHATAN

7
MENKES KABINET INDONESIA MAJU
Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) RI

Karir:
- Tim Dokter Kepresidenan
- Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia
- Ketua World International Committee of Military Medicine
- Ketua ASEAN Association of Radiology
- Kepala RSPAD Gatot Soebroto
DASAR PEMBINAAN WILAYAH :
KEPMENKES NO. HK.02.02/MENKES/221/2016 TENTANG PEMBINA, PENDAMPING DAN KOORDINATOR,
SERTA PENDUKUNG PEMBINA WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KOORDINATOR PEMBINA
WILAYAH : PUSAT WILAYAH :
PENDIDIKAN BADAN PPSDM
SDM KESEHATAN KESEHATAN

PENDAMPING PEMBINA PENDUKUNG PEMBINA


WILAYAH : WILAYAH :
SKM BIDANG BKSLN, DIT GIZI KESMAS, DIT
MUTU AKREDITASI, DIT P2P
KEMITRAAN DAN SDG'S TULAR VEKTOR DAN
DAN SAM BIDANG PEMBINAAN ZOONOSIS, PUSLITBANG
DESENTRALISASI HUMAKES, DAN SET BADAN
KESEHATAN
WILAYAH PPSDM KES
PROVINSI
PAPUA
9
PEMBINA WILAYAH BADAN PPSDM KESEHATAN
(JATIM, NTT, PAPUA, RIAU, SULTRA)
Pembina Wilayah memiliki tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut:
1. melaksanakan inventarisasi permasalahan, melakukan bimbingan dan pendampingan dalam
pencapaian tujuan upaya pencapaian pembangunan kesehatan nasional;
2. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan langkah strategis dalam pemecahan masalah pada
program pembangunan kesehatan di daerah binaannya;
3. memantau pencapaian indikator yang menjadi tanggung jawab pusat di masing-masing daerah
binaannya;
4. mempersiapkan bahan dalam rangka kunjungan Menteri Kesehatan ke daerah;
5. mendampingi dan/atau mewakili Menteri Kesehatan pada kegiatan di daerah binaan wilayahnya;
6. membuat rekomendasi upaya percepatan atau perbaikan untuk daerah binaannya;
7. menyusun dan melaporkan pelaksanaan kegiatan di wilayah binaan masing-masing secara berkala
kepada Menteri Kesehatan; dan
8. menyampaikan laporan akhir tahun untuk mendukung Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan.
KOORDINATOR WILAYAH
PROV PAPUA: PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN
Koordinator Wilayah memiliki tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut:
1. membantu Pembina Wilayah dalam mempersiapkan materi terkait kunjungan yang akan dilaksanakan
dengan unit teknis terkait;
2. membantu Pembina Wilayah mempersiapkan teknis kunjungan lapangan dan berkoordinasi dalam
pelaksanaannya dengan Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota; dan
3. membantu Pembina Wilayah menyiapkan rekomendasi untuk daerah dan laporan hasil pembinaan
kepada pimpinan.

PENDAMPING PEMBINA WILAYAH PENDUKUNG PEMBINA WILAYAH


PROV PAPUA: SKM BIDANG PROV PAPUA: BKSLN, DIT GIZI KESMAS, DIT
KEMITRAAN DAN SDG'S DAN SAM MUTU AKREDITASI, DIT P2P TULAR VEKTOR
BIDANG DESENTRALISASI DAN ZOONOSIS, PUSLITBANG HUMAKES,
KESEHATAN DAN SET BADAN PPSDM KES
BAGIAN 2

PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN


UPAYA MENCAPAI
CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA

Ibu Hamil Bayi Balita Remaja/AUS Dewasa Lansia

● P R O M O T I F ● P R E V E N T I F ● K U R AT I F ● R E H A B I L I TAT I F ●

Pelayanan Kesehatan Berkualitas


PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN
R E G U L A S I

PENINGKATAN • Akreditasi
• Pengukuran Indikator Mutu
AKSES

• Pemenuhan Sarpras, Alkes


• Kompetensi SDM Pelayanan
• Farmasi PENINGKATAN
• Penguatan Sistem Rujukan
MUTU
Kesehatan
• Pengembangan Pelayanan
• Inovasi yang Berkualitas

SISTEM INFORMAS I
STATUS GIZI BALITA INDONESIA
2013 – 2018
FAKTA
1. Stunting Indonesia
tertinggi ke 5 di dunia dan
tertinggi di Asia Tenggara.
2. Angka ini juga jauh lebih
tinggi dari beberapa negara
miskin di Afrika.
3. Anak Stunting Indonesia
% tidak hanya terjadi
dikeluarga miskin dan
kurang mampu, tapi juga di
keluarga mampu
PENURUNAN

Sesuai dengan Kriteria WHO: Percepatan


• Gizi kurang dan buruk harus diturunkan menjadi < 10%
• Stunting harus diturunkan < 20%
perbaikan gizi
• Kurus dan sangat kurus harus diturunkan < 5% masyarakat 16
Target RPJMN dalam Pemenuhan
Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan
RS 2020 - 2024
BAGIAN 3

PEMENUHAN SDM KESEHATAN


INDIKATOR KINERJA PROGRAM PPSDMK

Target
Indikator 2020 2021 2022 2023 2024

- Persentase puskesmas tanpa dokter 12 9 6 3 0

- Persentase puskesmas dengan jenis tenaga kesehatan sesuai


35 47 59 71 83
standar

- Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis


70 75 80 85 90
dasar dan 3 dokter spesialis penunjang

- Jumlah SDM Kesehatan Yang Ditingkatkan Kompetensinya 38.731 36.827 37.475 37.637 37.785
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kesehatan
Puskesmas di Indonesia Tahun 2019
Jumlah
NO TENAGA KESEHATAN Keadaan Kurang
Puskesmas
1 Dokter Umum 19.922 2.023
2 Dokter Gigi 7.924 4.486
3 Perawat 93.251 10.940
4 Bidan 106.367 8.344
5 Tenaga Kefarmasian 10.032 9.732 5.145
6 Tenaga Kesehatan Masyarakat 20.003 3.926
7 Tenaga Kesehatan Lingkungan 9.303 4.328
8 Tenaga Gizi 9.082 6.484
9 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 5.020 6.533
TOTAL 280.604 52.209
TENAGA KESEHATAN JUMLAH RS KEADAAN KEKURANGAN
Spesialis Anak 6.213 821
Spesialis Obgyn 7.067 739
Spesialis Penyakit Dalam 6.296 753
Spesialis Bedah 4.535 1.128
Spesialis Radiologi 3.224 618
Spesialis Rehab Medik 1.410 421
Spesialis Anestesi 4.301 776
Spesialis Pat Klinik 2.274 454
Spesialis Pat Anatomi
Spesialis Jantung & PD
896
1.753
447
89
Jumlah Kebutuhan
Spesialis Mata
Spesialis THT
2.977
2.462
164
65
Tenaga Kesehatan
Spesialis Jiwa
Spesialis Saraf
2.845
1.413
3.135
116
58
Rumah Sakit di
Spesialis Paru
Dr Umum
1.907
30.584
83
1.511
Indonesia Tahun
Dr Gigi
Drg Spesialis
5.548
3.473
1.017
1.025
2019
Perawat 241.066 20.660
Bidan 57.617 4.595
Apoteker 37.455 2.672
Tng Teknis Farmasi 25.436 7.826
Ahli Lab Medik 15.164 1.047
Kesehatan Masyarakat 3.894 3.191
Sanitarian 3.346 2.493
Tenaga Gizi 8.927 1.718
TOTAL 482.373 54.487
Terbatasnya akses masyarakat terhadap SDM Kesehatan

CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA


Indikator SDM Kesehatan Kinerja SDMK Gap Produktivitas : Insentif yang layak, Sistem jenjang karier,
sistem merit

Gap Kompetensi : pelatihan pre-servis dan in-servis,


Kompetensi SDMK
Kerangka Binwas, tubel, PPDS, fellowship

Pemenu- Gap Distribusi : Insentif untuk meningkatkan Retensi


Distribusi SDMK
han SDMK di daerah tidak diminati, redistribusi

dalam Ketersediaan SDM Gap Jumlah dan Jenis SDMK :


Perencanaan dan Investasi yang adekuat
Cakupan
Kesehatan
Akses masyarakat terhadap SDM Kesehatan
Semesta
Urusan kesehatan merupakan urusan
Pembagian
pemerintahan konkuren yang dibagi antara
Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi, dan Urusan
Daerah Kab/Kota
Pemerintah
Bidang Kesehatan
Urusan kesehatan merupakan
dijelaskan pada :
urusan pemerintahan wajib
yang bersifat pelayanan dasar 23
LAMPIRAN UU
NOMOR 23 TAHUN
2014 TENTANG
Urusan kesehatan merupakan
urusan pemerintahan PEMERINTAHAN
konkuren yang dibagi antara
Pemerintah Pusat, Daerah DAERAH
Provinsi, dan Daerah
Kab/Kota
Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Kesehatan (Sumber Daya
Manusia Kesehatan) Dalam UU No. 23 Tahun 2014
Tugas Pemerintah dan Pemerintah Daerah
(UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan)

Pasal
Pasal 27 ayat (3)
13
Pemerintah dan
Pemda wajib Dalam hal terjadi
memenuhi kekosongan
kebutuhan Pemerintah dan
tenaga Pemda wajib
kesehatan baik menyediakan
dalam jumlah, tenaga kesehatan
jenis dan pengganti
kompetensinya
Peran Daerah dalam Pendayagunaan SDM
Kesehatan

26
Peran Daerah Dalam
PROVINSI Pelaksanaan
• Memenuhi kebutuhan Desentralisasi
SDM dan
meningkatkan
kapasitas SDM provinsi
• Membantu distribusi
SDM kab/kota
(terutama tenaga KAB/ KOTA 27
kesehatan strategis)
• Memenuhi kebutuhan
SDMK UKM dan UKP
dan melakukan
redistribusi sdmk
diwilayahnya
• Pelayanan kepada
masyarakat
Sinergi Pusat dan Daerah

28
PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN
TERKAIT UU No 36 TAHUN 2014 DAN UU No 5
TAHUN 2014

29
30
UPAYA PEMENUHAN TENAGA
KESEHATAN OLEH
PEMERINTAH PUSAT

Puskesmas RumahSakit

31
Penugasan Khusus Berbasis Tim
PenugasanKhususResiden
(NusantaraSehatTim)

Penugasan Khusus Individu


PendayagunaanDokterSpesialis
(NusantaraSehatIndividu)
PEMANFAATAN NUSANTARA SEHAT
(Permenkes 33 Tahun 2018)

• NS dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan akses


masyarakat terhadap yankes termasuk dalam rangka
penanganan bencana, KLB, dan/atau penanggulangan
masalah kesehatan tertentu 32

• Penugasan Khusus dapat dilaksanakan oleh Pemda sesuai


dengan kebutuhan masing-masing dan mempertimbangkan
kearifan lokal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
dan persetujuan Menkes, di fasyankes milik Pemda
TUGAS INSTANSI PENGGUNA
JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Menyusun Formasi untuk 01
setiap jenjang Jabatan

Melaksanakan Pengangkatan,
02 Pemindahan, Pemindahan dari dan
dalam Jabatan Fungsional

Penyelenggaraan Pembinaan :
a) Memfasilitasi Pelaksanaan Tugas, 03
b) Melakukan Penilaian Prestasi Kerja,
c) Menyusun Manajemen DIklat

Berkoordinasi dengan Instansi


04
Pembina Jabatan Fungsional
SISTEM INFORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Pembangunan & Implementasi


2016-2020

e-PAK e-Jabfung e-ukom

e-Inpassing e-Formasi

Data base
Pembangunan 2016

Manfaat, untuk memudahkan:


Arsitektur Pangkalan Data
1. Proses perencanaan kebutuhan,pengangkatan dan 1. a adalah data seluruh pegawai dari SAPK Badan Kepegawaian Negara
pengembangan karir jabatan fungsional 2. b adalah para Pegawai di lingkungan Kemenkes Non Jabfungkes
2. Pendataan dan updating data pemangku jabatan 3. c adalah para jabfungkes di lingkungan Pemerintah daerah
fungsional per unit kerja/rumah jabatan 4. d adalah jabfungkes di lingkungan kemenkes
5. E- Jabfung adalah data seluruh Jabfungkes di lingkungan
3. Proses penilaian angka kredit (PAK) dan proses kenaikan Kemenkes dan Pemda
pangkat/jenjang jabatan
4. Early warning system SIMKA : Sistem Informasi Kepegawaian (Ropeg Kemenkes)
SAPK : Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (Badan Kepegawaian
Negara)
Tujuan Pengembangan Karir Nakes Non ASN
Nakes
• Peningkatan kualitas mutu pelayanan individu
• Peningkatan kompetensi dan spesialisasi
• Peningkatan Profesionalisme
• Peningkatan kesejahteraan

Fasyankes
• Peningkatan kualitas mutu Pelayanan Kesehatan organsiasi
• Peningkatan kinerja fasyankes
• Pengembangan Nakes lebih efektif dan efisien

Pemerintah
• Jaminan mutu kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
Nakes kpd masyarakat
• Pengembangan Nakes
• Pencapaian program pembangunan kesehatan 35
BAGIAN 4

PERAN POLTEKKES DALAM


PEMENUHAN SDM KESEHATAN
38 POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES
Aceh
Medan

Riau
Tanjung Manado
Gorontalo
Padang Pinang Kaltim
Jambi
Pontianak
Palu Ternate
Palangka Sorong
Bengkulu Pangkalpinang Raya Mamuju
Banjarmasin Jayapura
Palembang
Maluku
Tanjung Karang Kendari
Jakarta Makassar
Banten
1,2,3 Semarang
Surakarta
Bandung Surabaya
Tasikmalaya Denpasar
Yogyakarta
Malang
D-III 285 Prodi Mataram
D-IV/STr 149 Prodi
Kupang
D-III PJJ 4 Prodi
Profesi 45 Prodi
Magister Terapan 4 Prodi
TOTAL 487 PRODI
PENYEBARAN PROGRAM STUDI PADA POLTEKKES KEMENKES (PER OKTOBER 2019)
DI SELURUH INDONESIA
1. Diploma IIID-III
: 285 285 Prodi
2. Diploma IVD-IV/STr
Selain 23 jenis nakes juga dalam proses : 149 149 Prodi
81 pengembangan prodi: D-III PJJ 4 Prodi
- Audiologi
3. Magister Terapan : 4
Profesi 45 Prodi
65
- Optometri 4. Profesi : 44Magister Terapan 4 Prodi
- Teknik Cardiovaskuler 5. PJJ : 4
6. PJJ : 4 TOTAL 487 Prodi
35 35
32
22 21 23
26 TOTAL : 486
18 16 16
14
9 11
7 5
32 1 4 23 3 3
1 2 1 2 1 2 22 11 12 11 11 1 1 2 1 1 1

D-3 D-4 S-2 PROFESI PJJ


Jenis Tenaga Kesehatan
(UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan)

Pasal 11 ayat (1) :


Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
Hampir 85,11 %
a. tenaga medis;
b. tenaga psikologi klinis; Jenis Tenaga
c. tenaga keperawatan; Kesehatan
d. tenaga kebidanan; dihasilkan oleh
e. tenaga kefarmasian; Poltekkes
f. tenaga kesehatan masyarakat;
Kemenkes
g. tenaga kesehatan lingkungan;
h. tenaga gizi;
i. tenaga keterapian fisik;
j. tenaga keteknisian medis;
k. tenaga teknik biomedika;
l. tenaga kesehatan tradisional; dan
m. tenaga kesehatan lain.
PPSDM mengawal:
• JUMLAH NAKES
• JENIS NAKES
• PENDISTRIBUSIAN
• PENDAYAGUNAAN NAKES
Poltekkes Kemenkes

POLTEKKES

PENELITIAN PENGABDIAN MASY

• INOVASI HASIL • SINERGISME PEMERINTAH


PENELITIAN TERAPAN PUSAT DAN DAERAH
UNTUK KESEHATAN DENGAN PENGABDIAN
• ACADEMIC HEALTH MASYARAKAT YANG
MENDUKUNG PROGRAM
SYSTEM (AHS) PEMERINTAH
PENDIDIKAN

• PEMENUHAN NAKES
KOMPETEN PENGEMBANGAN
• CENTER OF EXCELLENT IPTEK • PIS PK
• NAKES YANG SPESIFIK • GERMAS
• PENDAMPINGAN 1000
HARI KEHIDUPAN
SESUAI KEBUTUHAN USER
Poltekkes Kemenkes LUAR NEGERI

PPSDM
PEMERINTAH PUSAT DAN
• JUMLAH NAKES PEMERINTAH DAERAH
• JENIS NAKES
• PENDISTRIBUSIAN • NUSANTARA SEHAT
• PENDAYAGUNAAN DALAM NEGERI • PNS
• MAGANG / INKUBATOR
• P3K

• ACADEMIC HEALTH SYSTEM


(AHS)
POLTEKKES • LAHAN PRAKTIK TERSTANDAR
DAN BERSUBSIDI UNTUK
POLTEKKES
• RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
• TEMPAT MAGANG / INKUBATOR
SINERGISME PUSAT DENGAN DAERAH
KERJASAMA DINAS KESEHATAN – POLITEKNIK KESEHATAN

RENSTRA DINAS KESEHATAN RENSTRA POLITEKNIK KESEHATAN


Poltekkes Kemenkes
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PENDIDIKAN YG UNGGUL DAN KOMPETITIF
SBG CENTER OF EXCELLENT

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PKL/KKL/PPL/MAGANG/KKN TERPADU

PENINGKATAN KUALITAS SDM KESEHATAN PENELITIAN & PENGABDIAN BERBASIS MASYARAKAT

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI


PENDANAAN

RAKERKESDA KOORDINASI FASILITASI KOLABORASI FOLOW UP

POSKESDA PENANGULANGAN PENDAMPINGAN KKN TERPADU PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN


DESA SIAGA BENCANA KELUARGA OSOC -OTOF CIPIPEC LATIHAN WILAYAH INKLUSI
dengan pendidikan S3

: 5 orang
Dosen
S2 : 113 orang
Poltekkes Kemenkes
KABUPATEN/KOTA PROGRAM STUDI D-III/DIV
D-III Keperawatan
D-III Gizi
D-III Kesehatan Lingkungan
Jayapura

D-III Kebidanan
Jayapura D-III Analis Kesehatan
D-III Farmasi
D-IV Keperawatan
D-IV Gizi
D-IV Kebidanan
D-III Keperawatan
Biak
D-III Kebidanan
D-III Keperawatan
Nabire
D-III Kebidanan
Marauke D-III Keperawatan
Wamena D-III Keperawatan
D-III Keperawatan
Mimika D-III Kesehatan Lingkungan
D-III Kebidanan
Kep. Yapen D-III Keperawatan
Jumlah 19 program studi
Kerja sama Poltekkes Jayapura dengan
Pemerintah Daerah dalam Pembangunan Kesehatan

- PKL MAHASISWA KEBIDANAN


- PENDIDIKAN DIII KEBIDANAN KELAS REG
-
-
PENDIDIKAN DIII KEBIDANAN KELAS REG
PENDIDIKAN DIII KEPERAWATAN KELAS REG
02 04
03 • Kegiatan Germas di 5 Kabupaten/Kota
(Jayawijaya, Biak Numfor, Yapen,
• Kerjasama dengan Sopiori, Jayapura) sejak tahun 2017,
MOU dengan Pemda
Dinas Kesehatan berupa :
- LOMBOK TIMUR (2015)
Prov.Papua : 1  Sosialisasi Germas & Panel Diskusi
- KAB. SUPIORI (2015)
- KAB. PANIAI (2015)
- KAB. KEPULAUAN YAPEN (2017)
01 Dosen Poltekkes
menjadi Fasilitator
 Seminar Indoor (Imunisasi, Stunting
dan TB Paru)
PIS-PK  Senam Bersama
 Pakta Integritas
BAGIAN 5

PENUTUP
TANTANGAN PEMENUHAN SDM
KESEHATAN

Perencanaan
kebutuhan tenaga Sarana
kesehatan dari prasarana dan
daerah infrastruktur

Komitmen Implementasi
pemenuhan Nakes redistribusi oleh
oleh daerah pasca Pemerintah Daerah
penempatan oleh
pusat
Permasalahan , Dampak, dan Tindak Lanjut Dalam Pemenuhan dan
Pemerataan Tenaga Kesehatan

MASALAH DAMPAK TINDAK LANJUT


• Formasi terbatas • Kekurangan tenaga • Ketersediaan sarana dan
• Daerah yang belanja prasarana
dan maldistribusi
pegawai > 50 % tidak • Perencanaan kebutuhan
• Pelayanan SDMK secara berjenjang
dapat mengusulkan kesehatan menjadi (Pemda dan Pusat), ABK,
formasi tidak optimal dan Standar Ketenagaan Minimal
• Pemda tidak dapat • Komitmen Pemda
berkualitas
mengangkat tenaga melaksanakan Pemenuhan
kontrak/honor (PP 48) Kebutuhan SDM Kesehatan
kecuali BLUD • Komitmen Pemda
• Redistribusi sulit HARAPAN melaksanakan redistribusi
tenaga
dilakukan
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
Pemenuhan APBD Kesehatan minimal 10 % dari Total APBD, tidak termasuk
gaji (UU No 36/2009)
Penyiapan infrastruktur dan sarana prasarana pada fasilitas pelayanan
kesehatan di daerah
Pemenuhan tenaga kesehatan baik medis dan non medis pada fasilitas
pelayanan kesehatan milik Pemda
Pejabat struktural bidang kesehatan diisi oleh tenaga kesehatan sesuai
kompetensi (Permenkes No 971/2009 dan UU No 23 Tahun 2014)
Kewenangan provinsi pemerataan tenaga kesehatan antara kab/kota skala
provinsi
Memberikan insentif dan fasilitas pendukung lainnya bagi tenaga kesehatan
untuk meningkatkan retensi
Menyusun rencana kebutuhan SDM Kesehatan secara berjenjang termasuk
didalamnya melakukan updating data SDM Kesehatan
Pemenuhan Tenaga, Pemda di minta untu menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS dan PPPK
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja untuk pengusulan formasi ke Kemenpan-RB
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai