Anda di halaman 1dari 44

PEMERINTAH PROVINSI

JAWA TIMUR

SISTIM JEJARING RUJUKAN KEGAWAT


DARURATAN MATERNAL NEONATAL
DI JAWA TIMUR

OLEH :
dr. DIAN ISLAMI Mkes
KEPALA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
4/20/2017 1
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA
2015-2019

Pilar 1. Paradigma Pilar 2. Penguatan Pilar 3. JKN


Sehat Yankes
Program Program
Program • Peningkatan Akses • Benefit
• Promotif – preventif terutama pd FKTP • Sistem pembiayaan:
sebagai landasan • Optimalisasi Sistem asuransi – azas gotong
pembangunan kesehatan Rujukan royong
• Pemberdayaan • Peningkatan Mutu • Kendali Mutu & Kendali
masyarakat Biaya
Penerapan pendekatan • Sasaran: PBI & Non PBI
• Keterlibatan lintas sektor continuum of care

Intervensi berbasis resiko


kesehatan (health risk) Tanda kepesertaan KIS

D
T
KELUARGA SEHAT P
K
VISI DAN MISI
GUBERNUR JAWA TIMUR DINAS KESEHATAN
VISI

VISI
Jawa Timur lebih Mandiri, Berakhlak, JAWA TIMUR LEBIH MANDIRI
Berkeadilan dan Berdaya Saing UNTUK HIDUP SEHAT

MISI
MISI

Makin Mandiri dan Sejahtera 1. Mendorong terwujudnya


Bersama Wong Cilik kemandirian masyarakat hidup
sehat
2. Mewujudkan, memelihara dan
Meningkatkan Kesejahteraan
1 Rakyat Berkeadilan
meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata
Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang dan terjangkau
2 Inklusif dan Berdaya Saing berbasis 3. Mewujudkan upaya pengendalian
Agrobisnis/Agroindustri dan Industrialisasi
penyakit dan penanggulangan
Meningkatkan Pembangunan yang masalah kesehatan
3 Berkelanjuta dan Penataan Ruang 4. Mendayagunakan sumberdaya
kesehatan
Meningkatkan Reformasi Birokrasi dan
4 Pelayanan Publik
5. Menciptakan tata kelola upaya
kesehatan yang baik & bersih
Meningkatkan Kesalehan Sosial dan
5 Hamonisasi Sosial
SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMD 2014 - 2019 DINKES 2014 - 2019
1. Meningkatnya sarana dan 1. Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat
prasarana kesehatan, termasuk 2. Pelayanan kesehatan yang bermutu dan
tenaga medis dan non-medis terjangkau bagi masyarakat
secara merata 3. Penanggulangan masalah gizi yang
2. Menurunnya angka kematian optimal
bayi, dan angka kematian ibu 4. Pengendalian penyakit dan masalah
melahirkan kesehatan akibat bencana
5. Akses pada lingkungan yang sehat
3. Meningkatnya pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar 6. Sediaan farmasi, alkes, dan makanan
bermutu, bermanfaat, dan aman
4. Meningkatnya keikutsertaan 7. Sumber daya kesehatan yang memadai,
masyarakat dalam jaminan proporsional, dan profesional
kesehatan 8. Tertib administrasi keuangan dan asset
5. Meningkatnya akseptor Keluarga 9. Tertib admnistrasi perencanaan, evaluasi
Berencana (KB), dan pelayanan dan pelaporan
kesehatan reproduksi
PENGEMBANGAN
TAMAN POSYANDU PENDAMPINGAN
BUMIL RISIKO
TINGGI

PONDOK
KESEHATAN
DESA

PEMBIYAAN YANKES PENGENDALIAN PENGENDALIAN


MASYARAKAT MISKIN PENYAKIT HIV / PENYAKIT
AIDS TUBERKOLOSIS

PENGENDALIAN
PENYAKIT KUSTA

2
JUMLAH KEMATIAN IBU PROV. JATIM 2010 SD 2016
JUMLAH
700 627 642
598 582 567
600 531 534
500
400
300 JUMLAH KEMATIAN IBU
PROV. JATIM 2010 SD 2016
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TAHUN
10
20
30
40

20

10
30
40

0
1
KO MOJOKERTO

38
KO SURABAYA

1
KO MADIUN

32
JEMBER 6

2
KO BATU

30
MALANG
201

4
PROBOLINGGO KO KEDIRI

4
PASURUAN KO PASURUAN

26 26 26
SIDOARJO KO BLITAR
6

24
LUMAJANG TRENGGALEK
6
BANYUWANGI NGAWI
6
25% kematian

23 23
BOJONEGORO KO …
8

BONDOWOSO PACITAN
9

MOJOKERTO MAGETAN

19 19 19
GRESIK KO MALANG
BLITAR
9 10

MADIUN

17 17
KEDIRI TUBAN
TULUNGAGUNG LAMONGAN

16 16
JOMBANG
SUMENEP

14
SAMPANG
PONOROGO
SITUBONDO
BLITAR
LAMONGAN
11 11 11 12 12 12

NGANJUK

13 13 13
BANGKALAN
25% kematian

NGANJUK SAMPANG
14 14

PAMEKASAN
12 12
TUBAN
50% kematian

PONOROGO KEDIRI
TRENGGALEK 10 10 SITUBONDO
JOMBANG
10

NGAWI
8
16 17 17 17

PAMEKASAN GRESIK
8

KO MALANG LUMAJANG
7
18 18

SUMENEP BANGKALAN
5

PACITAN TULUNGAGUNG
5

MAGETAN BANYUWANGI
4

MADIUN BONDOWOSO
4

KO PASURUAN PROBOLINGGO
3

KO KEDIRI
20 20 20 20 21

MALANG
3

KO PROBOLINGGO MOJOKERTO
3

KO BATU PASURUAN
2

KO MOJOKERTO
22 23 23

BOJONEGORO
1

KO BLITAR
24

SIDOARJO
2015

KO MADIUN
33

JEMBER
37

KO SURABAYA
PETA KEMATIAN IBU
MENURUT KAB/KOTA PROV. JATIM
TAHUN 2016

JML>104,3
KEMATIAN
/100.000
= TH 2016 JML KEMATIAN TH 2016 < 2015
≤ 101,3 /100.000
JML KEMATIANTH 2016 > 2015 TIDAK ADA KEMATIAN 2016
35

10
15
20
25
30
40

0
5
KO SURABAYA
JEMBER
MALANG
SIDOARJO
PASURUAN
PROBOLINGGO
LUMAJANG
BOJONEGORO
BANYUWANGI
Jawa Timur

GRESIK
MOJOKERTO
BONDOWOSO
KEDIRI
BLITAR
JOMBANG
TULUNGAGUNG
SAMPANG

2016
BANGKALAN
LAMONGAN
SITUBONDO
TUBAN

2015
NGANJUK
NGAWI
TRENGGALEK
PONOROGO
KO MALANG
PAMEKASAN
SUMENEP
MAGETAN
PACITAN
Jumlah Kematian Ibu 2015 dan 2016

KO PASURUAN
MADIUN
KO BATU
KO PROBOLINGGO
2015 : 531
2016 : 534

KO KEDIRI
KO MOJOKERTO
KO BLITAR
KO MADIUN
PERBANDINGAN KEMATIAN IBU DI JATIM
BERDASARKAN PENYEBAB 2015 –2016
2015 2016

25,99 28.65 24.72


25,05

12,05 30,51 10.86 30.90

6,40 4.87

PDRH PE/E INFEKSI JANTUNG LAIN2 PDRH PE/E INFEKSI JANTUNG LAIN2

Upaya menurunkan kematian Ibu karena HPP dan PE


terus dilakukan.
Waspada pada penyebab lain-lain
PERBANDINGAN KEMATIAN IBU DI JATIM
BERDASARKAN ESTAFET 2015 –2016
4.31 1.12 3.56
3,01 2016
0,56 4,33 2015
27.15
18,83 23.03
23,92

40.82

49,34

0X 1X 2X 3X 4X >4X 0X 1X 2X 3X 4X >4X

Estafet 1 X, 4 X dan > 4X Meningkat


dari Tahun sebelumnya
PERBANDINGAN KEMATIAN IBU DI JATIM
BERDASARKAN MASA 2014 –2015

2015 2016
25,42 25.66
HAMIL HAMIL

50,47 54.31 SALIN


SALIN
20.04
NIFAS
24,11 NIFAS

KEMATIAN MASA NIFAS MENINGKAT DARI TAHUN


SEBELUMNYA
Kematian Bayi
JUMLAH

JUMLAH KEMATIAN BAYI PROV. JATIM 2010 SD 2016


7000
6099 5904 5793
6000 5533
5229 5132
4870
5000

4000
JUMLAH KEMATIAN BAYI
3000 PROV. JATIM 2010 SD 2016

2000

1000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
TAHUN
50

0
100
150
200
250
Batu (M) 6
Mojokerto (M) 7
Madiun (M) 12
Kediri (M) 14
Pasuruan (M) 18
Blitar (M) 20
Pacitan 41
Sumenep 41
Ngawi 48
Pamekasan 52
Trenggalek 60
Madiun 70
Lamongan 71
Magetan 73
Sidoarjo 75
Situbondo 78
Malang (M) 82
Probolinggo (M) 88
Banyuwangi 95
Nganjuk 96
25% kematian
25% kematian
50% kematian

Tulungagung 99
Lumajang 122
Blitar 126
Mojokerto 132
Bondowoso 133
Bangkalan 135
Surabaya (M) 140
Kediri 142
Jombang 144
Ponorogo 145
Probolinggo 145
Pasuruan 151
Gresik 152
Malang 170
JUMLAH KEMATIAN : 3740

Jember 176
Sampang 178
Tuban 192
Bojonegoro 211
Proporsi Kematian Bayi Tahun 2016
di Jawa Timur

23.20

0-7 Hari
8-28 Hari
60.80 29-11 Hari
16.02
50

0
100
150
200
250
300
Pacitan
Ponorogo
Trenggalek
Tulungagung
Blitar
Kediri
Malang
Lumajang
Jember
Banyuwangi
Bondowoso
Situbondo
Probolinggo
Pasuruan
Sidoarjo
Mojokerto
Jombang
Nganjuk
Madiun
Magetan
Ngawi
Kab./ Kota Th. 2016

Bojonegoro
Tuban
Lamongan
Gresik
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep
Kediri (M)
Blitar (M)
0-7 hari
8-28 hari

Malang (M)
29 hr-11 bl

Probolinggo (M)
Pasuruan (M)
Proporsi Periode Kematian Bayi

Mojokerto (M)
Madiun (M)
Surabaya (M)
Batu (M)
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0 – 28 hr.)
di Prov. Jatim TAHUN 2016
Sumber data : LB3-KIA KAB./KOTA
1%

14%
23%
Trauma Lahir
Asfiksia
17% BBLR
Infeksi
Tetanus Neonaturum
Kelainan Bawaan
0% 5% 40% Lain-Lain

BBLR dan Asfiksia masih Penyebab terbesar pada


Neonatal
Dimana Ibu Meninggal ???
DI RUMAH SAKIT
1. Kesiapan Petugas
2. Ketersediaan Bahan &
Alat
3. Sikap Petugas
4. Biaya

DI PUSKESMAS

1. Sarana Transportasi
2. Tingkat Kesulitan
3. Waktu Tempuh
2 3
1. Keputusan Keluarga
DI RUMAH • Pengetahuan
• Ketersediaan Biaya
• Kesibukan Keluarga
• Sosial Budaya
1 TERLAMBAT
2. Ketersediaan Transportasi
PETA DAN JUMLAH PENDUDUK JAWA TIMUR

1 Total Pusk : 962


Pusk dg Perwtn : 547
2 (Pusk PONED : 250)
Pustu : 2.263
Polindes : 4.600
(Ponkesdes : 3.350)
Posyandu : 46.267
5
3
RS
4
Pemerintah :71
Swasta : 258
TNI/POL: 27
PENDUDUK TERBANYAK BUMN:13

20
Rumah Sakit Di Jawa
Timur
375
370 370 369
365 365
360
355 355
350
345
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

• Tahun 2015 terdapat RS di Jawa Timur yang turun menjdi


klinik karena tidak memenuhi persyaratan standarisasi
perizinan RS dg PMK 56 tahun 2014
• Tahun 2016, terdapat pendirian RS Baru
Klasifikasi Rumah Sakit Di Jawa Timur (5 Feb
2017)
200 175

138
150

100
51
50
5
0
Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D

• 84,8 % RS di Jawa Timur adalah RS Kelas C dan D yang


kewenangan Pembinaan dan Pengawasan adalah
Kewenangan Kab/Kota
URAIAN JUMLAH

Fasilitas JUMLAH TOTAL PUSKESMAS 960


Kesehatan PUSKESMAS RAWAT JALAN 414
Tingkat Pertama PUSKESMAS RAWAT INAP 546
di Jawa Timur -----PONED 253
---- PONED DG fasilitas PLUS 48
---- PONED dg fasilitas STANDAR 84

PUSKESMAS PEMBANTU 2273


--- PUSTU dg fasilitas GADAR 175

PONKESDES 3213

LABKESDA 31
PUSLING 1554
KLINIK PTRATAMA 956
KLINIK UTAMA 113
LABKLIN PRATAMA/MADYA/UTAMA / CTKI 273/4/21 /13

UTD 37
PENGATURAN PENYELENGGARAAN RS
UU RS NO 44 TAHUN 2009, pasal 3

a. mempermudah akses masyarakat untuk


mendapatkan pelayanan kesehatan
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan
sumber daya manusia di rumah sakit
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit dan Rumah Sakit.
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4 : RS mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.
Pasal 5 : RS mempunyai fungsi
a.Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang pariporna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan
SK GUBERNUR JAWA TIMUR
KEPUTUSAN GUBENUR ,NOMOR 188/359/KPTS/01312015
TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN
PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN TUJUAN :
1. PASIEN TIDAK MENUMPUK DI RS DR SOETOMO
2. MENDEKATKAN AKSES PELAYANAN
3. SDM, PERALATAN , DAN FASILITAS PELAYAN KESEHATAN BISA DITATA MERATA

Tuban Sampang Sumenep


Bangkalan
Lamongan
Pamekasan 8 RS Rujukan Regional :
Bojonegoro Gresik Surabaya
1. RSU Dr Saiful Anwar Malang
Ngawi Sidoarjo
Nganjuk 2. RSU Haji Surabaya
Madiun Jombang Mojo
Magetan kerto 3. RSUD Ibnu Sina Gresik
Pasuruan 4. RSUD Sidoarjo
Probolinggo Situbondo
Ponorogo Kediri
Bondowoso
5. RSUD Jombang
6. RSUD Iskak Tulung Agung
Pacitan Treng T.Agung Lumajang
galek Blitar
Malang
Jember 7. RSU Dr Soedono Madiun
Banyuwangi
8. RSUD Dr Soebandi Jember
Lampiran SK Gub no 188/359/KPTS/013/2015 tentang
Pelaksanaan Regional sistem Rujukan
RS Rujukan RS Rujukan RS Rujukan Wilayah
Provinsi Provinsi Regional
RSDS RSSA RSSA Probolinggo(Kab/Kota), Kab Kediri,
Malang(kab/Kota),Kota Batu, Kab Blitar
RS Haji Surabaya, Bangkalan, Sampang,
Surabaya Pamekasan, Sumenep,
RS Sidoarjo Sidoarjo, Pasuruan (Kab & Kota),
Mojokerto (Kab & Kota)
RS Jombang Jombang , Nganjuk, Kediri (Kab & Kota), kab
Malang
RS Tulungagung Tulungagung, Trenggalek, Blitar (Kab &
Kota), Pacitan
RS Ibnu Sina Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Gresik
Gresik
RS Soebandi Jember, Situbondo, Bondowoso,
Jember Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo (Kab &
Kota)
RS Soedono Madiun (Kab & Kota), Ngawi, Magetan,
Madiun Ponorogo, Pacitan
PONEK 24 JAM
RUMAH SAKIT YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN
KEDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL SECARA
KOMPREHENSIF DAN TERINTEGRASI 24 JAM DALAM SEHARI,
7 HARI DALAM SEMINGGU.
9 KRITERIA UMUM PONEK

Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila
ada kasus emergensi obstetrik atau umum.
Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang
dari 30 menit
Memiliki tim yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-
waktu, meskipun on call
Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam (respon time kurang dari 1 jam)
Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK
Laboratorium , Radiologi 24 jam
Respon time di IGD 5 menit
Recovery room 24 jam
Obat dan alat penunjang yang selalu siap sedia.

20-Apr-17
Pendekatan Pendekatan RS ??
keluarga (Contoh RSCM)

Puskesma
s
UKBM: Posyandu,
PAUD, UKS, Terakreditasi KARS, JCI

Poskestren, Upaya Kes


Kerja, Posbindu PTM,
dll

KeluargaKeluarga
KeluargaKeluargaKeluarga

32
Upaya Pemerataan Nakes di Provinsi Jawa
Timur – Pola Ikatan Dinas & Redistribusi
(Pergub Nakes No 74 Tahun 2016))

33
PENDAYAGUNAAN (1)
• Dilakukan melalui penempatan Nakes secara
umum dan Penempatan mell penugasan khusus.
• Masa berlaku penugasan khusus :
a. Dokter pasca pendidikan spesialis yg akan
melaksanakan praktek di Prov jatim wajib
melaksanakan penugasan khusus selama 2 th
b. Dokter residen senior dpt melaksanakan
penugasan khusus paling lama 6 bln di
fasyankes yg ditunjuk Pemprov.
PENDAYAGUNAAN (2 )
• Gubenur dapat menetapkan pola ikatan dinas kpd Nakes yg
memperoleh bea siswa dari daerah.
• Dlm rangka Pemenuhan & Pemerataan, Gubenur dpt
melakukan mutasi atau Redistribusi setelah koordinasi dg
pemkab/ko yg bersangkutan.
• Pengaturan penemp. PPDSBK pd RS pemerintah, khususnya
RS kelas C
• Penugasan khusus residen senior dr. Sp. dari RSUD Dr
Soetomo dan RSSA pada RS pemerintah yg membutuhkan
( Mou Gub dng Rektor )
• Tenaga Asing : lulus uji kompetensi, memahami bahasa dan
budaya lokal , hanya 1 th, (rekomendasi dari Gubernur
melalui P2T)
GAMBARAN KEBIJAKAN
RS REGULASI AKREDITASI RS
RSU/RSK DI JATIM
Wajib

IZIN
MENDIRIKAN
Wajib

IZIN
OPERASIONAL

ED IZIN OPR RS < 2019 ED IZIN OPR RS > 2020

PERPANJANGAN
RS BARU DG PERPANJANGAN
IZIN OPS RS DG
IZIN OPERASIONAL IZIN OPS RS DG PMK
PMK 147/2010 ATAU
> 2 TH 56/2014
PMK 340/2010
Wajib
Wajib
Wajib
RS WAJIB
DILAKUKAN AKREDITASI RS SANGSI :
UU no.
MINIMAL 3 TH SEKALI 44/2009 ps 29
ayat 2
Tidak melakukan Akreditasi RS, berarti melanggar
UU no. 44/2009 ps 27 ayat c
MELANGGAR : UU NO 44 /2009 PASAL 27 huruf C : Izin RS dapat di
cabut jika :
Ps. 27 .c. Terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan >>>>>>> (Permenkes 12 tahun
2012 : RS Wajib Terakreditasi)

SANGSI : UU no 44 /2009 pasal 29 ay 2


Ps. 29 ay.2. Pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenakan sanksi admisnistratif
berupa:
a. teguran;
b. teguran tertulis; atau
c. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.
b. Penataan SPGDT di Jawa Timur
1. Jawa Timur telah membuat uji coba sistem
komunikasi kegawatdaruratan dengan
menggunakan alat komunikasi radiomedik
2. MOU dengan POLDA Jatim untuk pemanfaatan
frekuensi dari Kementerian Komunikasi dan
Informatika untuk penggunaan frekuensi SPGDT
tidak berbayar (Frek SPGDT)
3. Advokasi pembentukan Public Safety Center pada
8 Kab/Kota wilayah regional dan Kab/Kota yang
mengusulkan DAK
38
JANGKAUAN 7 REPEATER DI JAWA TIMUR 2016 (memakai rig, DM 338/3688)

Sarangan :
nganjuk, madiun,
ponorogo, ngawi Repeater di Repeater di
sisi selatan, Puncak Marina Waterpalace
Tuban Sampang
Sumenep

Bangkalan
Lamongan
Pamekasan

Bojonegoro Gresik
Surabaya
Bromo : Jember,
Sidoarjo
Ngawi lumajang, probolinggo,
Nganjuk pasuruan, sidoarjo,
Madiun
Jombang Mojo malang, Surabaya.
kerto
Magetan Bangkalan, sampang,
pamekasan, sumenep,
Pasuruan
Probolinggo Situbondo gresik, lamongan, tuban,
Ponorogo Kediri bojonegoro,
Bondowoso mojokerto,blitar

Pacitan Treng T.Agung Lumajang


Malang
galek Blitar Jember
Banyuwangi

Repeater di Gunung
Kumitir Kalibaru
Repeater di
Gunung batok

Gunung wilis : lereng gunung wilis, desa besuki kab Kediri, jombang, pare, kota
Kediri, tulungagung, kertosono
TANTANGAN GOLDEN
HOUR ?
BUILDING NETS JAM KERJA,
24 JAM ?

TEAM
MEDIS RADIO
RADIO MEDIK
MEDIK

EQUIPMENT

DIMANA AKAN DI BANGUN?


KETERSEDIAAN
DAN MODEL
TRANSPORT KESIAPAN RS

PEMBIAYAAN PONEK??
SDM BAGAIMANA
??
(Jlh,Kompe MEMBANGUN JEJARING KESIAPAN PUSK
SISTEM ?? KOMUNIKASI
tensi PONED??
PROGRAM PRIORITAS

41
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Rujukan
1. RS Rujukan Regional harus membuat
pemetaan kasus rujukan yang menjadi
wilayah rujukan regional dan non wilayah
Bukan
rujukan regional wilayah
Kab/Kota RS
Wilayah
2. Belum semua Kab/Kota mempunyai Kab/Kota RS
Rujukan
Regional
Rujukan
sistem yang mengatur alur rujukan, Regional
2%
16%
prosedur rujukan Kab/Kota
tempat RS
3. Belum ada analisa Pelaporan Rujukan Rujukan
Regional
dilaksanakan dengan baik di Kab/Kota 82%

4. Belum adanya pembinaan dan


pengawasan yang kontinyu terkait sistem
rujukan
5. Kepatuhan sistem rujukan berjalan karena
hanya aspek pembiayaan jika tidak taat
prosedur tidak bisa diklaim oleh BPJS
Kendala Implementasi Rujukan Regional
1. Lemahnya koordinasi antara RS Regional dengan RS
yang diampu
2. Belum adanya keterlibatan fasilitas kesehatan swasta
(RS dan FKTP) dalam sistem rujukan
3. Sistem pencatatan dan pelaporan rujukan belum
optimal. SIM RS dan Rekam Medik RS belum berjalan
dengan baik
4. Sistem komunikasi rujukan belum berjalan dengan
optimal
5. Peran Dinas Kesehatan Kab/Kota belum berjalan
dengan baik dalam melakukan pembinaan, pengawasan
dan monev sistem rujukan
44

Anda mungkin juga menyukai