Anda di halaman 1dari 67

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN

DI PUSKESMAS

Dr Lily Gracediani, M.Kes

Disampaikan pada
PELATIHAN AKREDITASI PUSKESMAS
PADANG , 8-11 September 2014
OUTLINE :

1. KEBIJAKAN NASIONAL
2. REVITALISASI PUSKESMAS
3. PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSKESMAS
4. AKREDITASI PUSKESMAS
ARAH KEBIJAKAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

ARAH & STRATEGI ARAH KEBIJAKAN UPAYA REFORMATIF &


NASIONAL DLM RPJMN KEMENTERIAN AKSELERATIF DLM
2010-2014 KESEHATAN MENINGKATKAN AKSES &
YANKES

Peningkatan Akses dan kualitas pelayanan kesehatan

Dilakukan melalui :
(a) Pemihakan Kebijakan dan Pengalokasian Sumber Daya yang Lebih
Membantu Kelompok Miskin dan Daerah Tertinggal;
(b) Pengembangan Instrumen untuk Memonitor Kesenjangan Antar Wilayah
dan Antar Tingkat Sosial Ekonomi;
(c) Peningkatan Advokasi dan Capacity Building Bagi Daerah Tertinggal.

3
Visi, Misi Kementerian Kesehatan 2010-
2014
INDONESIA
SEHAT
MISI

1. Derajat kesehatan masyarakat,


melalui pemberdayaan masyarakat
(swasta dan masyarakat madani)
VISI
MASYARAKAT SEHAT
2. Melindungi kesehatan masyarakat YANG MANDIRI
dg menjamin tersedianya upaya kese- DAN
hatan yang paripurna, merata, bermutu,
BERKEADILAN
dan berkeadilan

3. Menjamin ketersediaan dan


pemerataan sumberdaya kesehatan
1. Pro Rakyat
2. Inklusif
4. Menciptakan tata kelola 3. Responsif
kepemerintahan yang baik
4. Efisien Efektif
5. Bersih

4
PRIORITAS PEMBANGUNAN
KESEHATAN
TAHUN 2010 - 2014

1. Revitalisasi Pelayanan 1. Peningkatan kesehatan ibu dan


Kesehatan Dasar anak dan penurunan kematian
bayi
2. Penyediaan , distribusi dan
retensi SDM Kesehatan 2. Perbaikan gizi masyarakat
PENINGKA
3. Penyediaan dan distribusi 3. Pengendalian penyakit menular
obat dan alat kesehatan di
TAN dan tidak menular dan
seluruh fasilitas kesehatan AKSES kesehatan lingkungan
DAN Pemenuhan sumber daya
4. Penanganan Daerah 4.
Bermasalah Kesehatan KUALITAS manusia kesehatan
(PDBK) dan Pelayanan YANKES
5. Peningkatan ketersediaan,
Kesehatan di Daerah
keterjangkauan, keamanan,
Tertinggal Perbatasan dan
mutu, penggunaan
Kepulauan (DTPK)
obat/makanan dan saintifikasi
5. Jamkesmas dan jamu
pencapaian Jaminan
6. Jaminan kesehatan masyarakat
Kesehatan Semesta
(Jamkesmas)
6. Reformasi Birokrasi
7. Pemberdayaan masyarakat,
Kesehatan
penanggulangan bencana dan
7. Pengembangan World krisis
Class Health Care.
8. Peningkatan pelayanan
kesehatan primer, sekunder dan
tersier

5
Prioritas Pembangunan
Kesehatan

RPJMN 2010-2014

Tema: Peningkatan akses dan kualitas


pelayanan kesehatan

6
Tujuan Pembangunan Milenium /
MDGs :
Tantangan target pencapaian MDG’s di bidang kesehatan
sampai dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka
kematian ibu dan bayi, serta penurunan angka penyakit
menular seperti HIV&AIDS.
Diharapkan AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi
102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sementara
AKB dari 34/1000 kelahiran hidup menjadi menjadi 23/1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.

Keberhasilan pencapaian target tersebut sangat dipengaruhi


oleh kesiapan puskesmas dalam pelayanan kesehatan dasar
dan rumah sakit dalam pelayanan kesehatan rujukan.

7
APA YANG DIPERLUKAN

• Pelayanan Kesehatan yang Terjangkau dan Menjangkau


(adil dan efektif), sistem rujukan berjalan baik
• Pelayanan yang efisien dan efektif (terstandar,
terstruktur dan terakreditasi)
• Pengendalian teknologi (diagnostik & pengobatan
sesuai standar)
• SDM terlatih, integritas  sistem remunerasi ?
• Pendanaan yang cukup (full oleh pemerintah ?)
STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
1. MASYARAKAT INDONESIA SEHAT YANG MANDIRI
DAMPAK Penurunan AKI, AKB, Gizi Buruk
Meningkatkan UHH KEUANGAN

OUTCOME
2. TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN 3. TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG PEDULI
PRIMER YANG PARIPURNA KESEHATAN

18. TERSEDIANYA DANA BIDANG KESEHATAN YANG PROPORSIONAL UNTUK


Tingkat Kepuasan Masy pd Yankes primer % kab/kota yang memiliki UKBM Aktif lebih dari 50 %
Tingkat kepuasan Nakes di Yankes Primer Tingkat kepedulian Masy pd Kesehatan

4. OPTIMALISASI YANKES PRIMER 5. OPTIMALISASI 6. REVITALISASI 7. PENINGKATAN


SEBAGAI GATEKEEPER SISTIM RUJUKAN UKM EFEKTIVITAS UKBM

PROSES 8. ADVOKASI PEMBANGUNAN DAERAH BERWAWASAN KESEHATAN


STRATEGIS YG
HARUS

UKM DAN UKP*)


DILAKUKAN

9. TERWUJUDNYA SISTEM 10. TERWUJUDNYA 11. PENGUATAN SISTEM 12. TERWUJUDNYA


PERENCANAAN YANG SISTEM KOLABORASI INSENTIF DAN PROMOSI KEMITRAAN YANG
TERINTEGRASI PENDIDIKAN NAKES PARADIGMA SEHAT BERDAYA GUNA TINGGI

13. TERBANGUNNYA INFORMASI BERBASIS DATA DAN PENGALAMAN (Knowledge


management)

SUMBER DAYA
KESEHATAN

15. TERSEDIANYA 17. TERSEDIANYA SPA SESUAI


14. TERSEDIANYA SDM 16.
DUKUNGAN STANDART, OBAT DAN DUKUNGAN
YANG KOMPETEN DAN TERSEDIANYA
REGULASI YANKES PERBEKALAN KESEHATAN SESUAI
BERBUDAYA KINERJA SIK TERPADU
PRIMER STANDART DAN KEBUTUHAN
PELAYANAN KESEHATAN
1. Pengelolaan Upaya kesehatan yang terpadu,
berkesinambungan, paripurna dan berkualitas, meliputi
upaya peningkatan, pencegahan , pengobatan, dan
pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
2. Upaya Kesehatan merupakan salah satu subsistem Sistem
Kesehatan Nasional
3. Unsur Subsistem Upaya Kesehatan :
a. Upaya Kesehatan
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
c. Sumber Daya Upaya Kesehatan
d. Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan
SKN 2012 Perpres
72/2012

10
MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER ?

1. Tulang punggung pelayanan kesehatan


2. Titik Berat Pelayanan Kesehatan Primer adalah Promosi dan Prevensi
yang mendorong meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarat
dalam mengatasi berbagai faktor risiko kesehatan
3. Keberhasilan Pelayanan Kesehatan Primer akan mendukung pelaksanaan
Jaminan Sosial Kesehatan Nasional, dimana akan mengurangi jumlah
pasien yang di rujuk.
4. Mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif
5. Pelaksanana pelayanan kesehatan primer di daerah yang baik akan
mendukung Pembangunan kesehatan Nasional

Pelaksanaan Pelayanan kesehatan primer akan berbeda antar wilayah karena :


1. Kondisi geografis dan demografis
2. Kemampuan fiskal daerah dan individu
3. Status kesehatan masyarakat
4. Perhatian pemda pada pembangunan kesehatan di wilayahnya
PELAYANAN KESEHATAN YANG DIJAMIN
MENURUT UU 2004

PELAYANAN KESEHATAN
PERSEORANGAN
“ KOMPREHENSIF”

KENDALI KENDALI
BIAYA Pasal. 22 MUTU

OBAT dan BMHP

PELAYANAN KESEHATAN SECARA BERJENJANG


SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Berhadapan dengan risiko


keuangan
Kepuasan
Menerapkan pelbagai Pasien
pembatasan

Kendali Biaya Kendali Mutu


KENDALI MUTU

Penerapan sistem kendali mutu pelayanan


secara menyeluruh meliputi :

 Pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan,


 Memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan
sesuai standar yang ditetapkan,
 Pemantauan terhadap luaran kesehatan peserta,
 Aspek keamanan pasien,
 Efektifitas tindakan,
 Kesesuaian pelayanan dengan kebutuhan medis
pasien.
STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN

• Peningkatan kuantitas pelayanan kesehatan


(penambahan sarana, prasarana alat kesehatan, dan
SDM)
• Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan (Revitalisasi
pelayanan kesehatan dasar, peningkatan kualitas SDM,
manajemen mutu, akreditasi yan kesehatan,
pemantauan dan evaluasi)
• Mempersempit disparitas pelayanan kesehatan
• Meningkatkan mutu pemeriksaan lab melalui
Pemantapan Mutu Eksternal
KEBIJAKAN & KEGIATAN YANKESDAS

1. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan SDM ( dokter, bidan


perawat ) terlatih / terorientasi : PONED & Manajemen
Puskesmas
2. Meningkatkan manajemen puskesmas dalam melakukan
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

16
17
TUGAS : MENYEDIAKAN, MENYIAPAKN, MELAYANI, MEMENEJ
AGAR BISA BERFUNGSI SESUAI DENGAN KEINGINAN PENGGUNA
YANFAR &
LITBANGKES ALKES

TERTIER

SEKUNDER
PP &PL
PRIMER

GKIA
BUK
P2TB &
AKSES & MUTU MALARIA
PELAYANAN UNIVERSAL
COVERAGE
19
LATAR BELAKANG REVITALISASI
Puskesmas lebih fokus pada kuratif karena adanya
persepsi dari pemegang keputusan di Kab/Kota,
bahwa :
 Kuratif dianggap lebih menguntungkan terutama
untuk menambah PAD
 Masyarakat menganggap bahwa Puskesmas
fungsinya adalah untuk memperoleh pengobatan
 Kurang dipahaminya konsep SEHAT-SAKIT sebagai
pendekatan / cara hidup sehat atau
“PARADIGMA SEHAT

20
PARADIGMA

SEHAT SAKIT

• Memelihara • Menyembuhkan
• Meningkatkan Fokus • Memulihkan
• Melindungi

Tanggungja
Semua Sektor Sektor Kesehatan
wab

Promotif Kuratif
Preventif Penekanan Rehabilitatif

Perilaku Pelayanan
Pendekatan
Lingkungan

21
ISU STRATEGIS
• Proporsi orang sakit hanya sekitar 30 %
• Jamkesmas/BPJS  meliputi yang sakit
• Harus ada intervensi untuk menjaga dan
meningkatkan 70% orang sehat
• Harus pro aktif mengunjungi
• Perlu dikembangkan wahana pengelompokkan
sasaran melalui UKBM yang sesuai : posyandu,
posbindu PTM, dokter kecil
• Intervensi sesuai dengan masalah yang dialami
PARADIGMA SEHAT :
Mengutamakan promotif -preventif

Sehat (70%) Mengeluh Sakit (30%)

Self care (42%) Yankes (58%)

KIE, Self care


Promosi Kesehatan
Self care Sarana
Nasional Kesehatan

UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia,


Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes,
Desa Siaga, SBH, Dokter kecil, dll
Kualitas Yankes

23
Sumber : Susenas 2010
Prinsip Dasar PHC :
• Pemerataan Upaya Kesehatan
• Penekanan Pada Upaya Preventif
• Menggunakan Teknologi Tepat Guna
• Melibatkan Peran Serta Masyarakat
• Melibatkan Kerjasama Lintas Sektoral

Hidup lebih lama dan lebih baik


PHC : Outcome kesehatan yang lebih baik dan berkeadilan
Fungsi gate keeper Universal Coverage 2014
Biaya lebih rendah  promotif & preventif
Sisyankes lebih efisien  rujukan dan kendali biaya
TUJUAN REVITALISASI PUSKESMAS

Memperkokoh secara tegas fungsi puskesmas dalam penyelenggaraan


Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sebagai prioritas program
Kementerian Kesehatan

Mempersiapkan fungsi puskesmas sebagai pusat pelayanan UKM dan UKP


di tingkat pelayanan kesehatan dasar di era Jaminan Kesehatan Semesta
melalui Badan Penyelenggara Jaminan

DASAR HUKUM PENGATURAN PUSKESMAS

25
Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Dinas
Kesehatan di tingkat
Kecamatan/Kelurahan/Desa yang
merupakan gabungan fasyankes UKM
dan UKP primer/tingkat pertama,
dengan fokus utamanya pada
pelayanan promotif dan preventif,
dalam upaya mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya

26
FUNGSI PUSKESMAS
1
Penyelenggaraan UKM
Primer/Tingkat Pertama
di wilayah kerjanya
2
Pusat penyedia data dan informasi kesehatan di
wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan
perannya sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan di wilayahnya
3

Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan


Perseorangan) primer/tingkat pertama, yang
berkualitas dan berorientasi pada pengguna
layanannya

27
UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS
UPAYA KESEHATAN Kolaborasi RS-PKM-BPS-Dinkes
MASYARAKAT PRIMER UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN PRIMER

PKM
BPS PPGDON RS PONEK
PONED
BPS PPGDON
Dinas
BPS PPGDON Kesehatan
1. Sasaran kelompok dan masyarakat di wilayah Yankes
1. Pelayanan kesehatan
Rujukan dimana terjadi
kerja puskesmas.
kontak pertama secaraDasar
Yankes perseorang-an
2. Pelayanan kesehatan masyarakat primer/tingkat
PKM jawab Dinas sebagai proses
KIAawal pelayanan kesehatan
pertama menjadi tanggung
PONED 2. Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
Kesehatan
BPS PPGDON Kabupaten/kota yang secara
dibutuhkan, mempunyai kompetensi
operasional dapat didelegasikan kepada PKM
BPS PPGDON seperti yang ditetapkan sesuai ketentuan
puskesmas. PONED3. Didukung pelayanan kesehatan
3. Bertujuan memelihara dan meningkatkan
BPS PPGDON perseorangan sekunder dalam sistem
kesehatan dan mencegah penyakit,
BPS PPGDON
pada sasaran BPS PPGDON
rujukan timbal balik
kelompok dan masyarakat
BPS PPGDON
Sumber :
George Adriaansz,
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik

28
Kesehatan Reproduksi , 2012
PELAKSANAAN MANAJEMEN
PUSKESMAS
BERDASARKAN HASIL RIFASKES 2011

DI 19 PROVINSI REGIONAL BARAT


JUMLAH PUSKESMAS YANG DIAMBIL
DATANYA
JUMLAH JUMLAH
NO PROVINSI NO PROVINSI
PUSKESMAS PUSKESMAS

1 ACEH 311 10 KEPRI 65

2 SUMUT 506 11 DKI 336

3 SUMBAR 248 12 JABAR 1,031

4 RIAU 195 13 JATENG 861

5 JAMBI 171 14 DIY 121

6 SUMSEL 298 15 NTB 149

7 BENGKULU 173 16 KALBAR 233

8 LAMPUNG 265 17 KALTENG 176


BEBEL KALTIM
9 57 18 213
(+KALTARA)
20
40
60
80

0
100
120
Sumut 74.7

Bengkulu 83.2

Aceh 83.6

Jambi 84.8

DKI 86.9

Kalteng 88.1

Kepri 90.8

Reg. Barat 91.1

Babel 91.2

Sumsel 91.9

Lampung 93.2
PUSKESMAS

Kalbar 94.4

Kaltim 95.3

Sumbar 96.4

Jabar 96.4

Jateng 96.4
DOKUMEN RENCANA KERJA TAHUNAN

NTB 96.6

Riau 96.9

DIY 99.2
-
100.0
120.0

40.0
60.0
80.0

20.0
Kepri 76.3

Jambi 80.7

Bengkulu 83.3

Kaltim 88.7

DKI 90.4

Reg. Barat 90.8

Kalbar 90.9

Kalteng 91.0

Sumut 91.8

Riau 93.1

Lampung 93.1

Sumsel 93.4
TAHUNAN PUSKESMAS

Aceh 93.5
(DARI DATA HASIL ANALISIS PUSKESMAS)

Jateng 94.1

Babel 94.2

DIY 94.2

Sumbar 95.0
SUMBER DATA PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Jabar 95.2

NTB 95.8
-
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
90.0

80.0
Kalteng 56.8

Aceh 61.2

Kaltim 62.6

DKI 63.4

Lampung 68.8

Jabar 70.2

Jateng 70.2

Riau 70.4

NTB 70.8

Reg. Barat 71.1

Kalbar 71.8

Babel 73.1

Sumsel 73.7
(DARI DATA DINAS KESEHATAN)
TAHUNAN PUSKESMAS

Sumut 74.3

Bengkulu 74.3

Kepri 76.3

DIY 79.2
SUMBER DATA PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Jambi 79.3

Sumbar 82.8
100.0

75.0
80.0
85.0
90.0
95.0
Bengkulu 84.0

Aceh 91.5

Jambi 91.7

Kaltim 93.6

Sumsel 94.5

DKI 94.9

Lampung 95.1

Reg. Barat 95.1

Kalbar 95.5

Kalteng 95.5

NTB 95.8

Babel 96.2

Kepri 96.6

Jateng 97.1
KERJA TAHUNAN PUSKESMAS

Sumut 97.4

Sumbar 97.9

Riau 97.9

DIY 98.3

Jabar 98.4
MELIBATKAN PJ PROGRAM DALAM PENYUSUNAN RENCANA
10
20
30
50
60
70
80
90

40

0
100
Aceh 40.4

Bengkulu 41

Kaltim 49.8

Kalteng 54.8

Lampung 57.1

Kepri 62.7

Babel 65.4

NTB 66

Reg. Barat 66.6

Sumbar 68.2

Jambi 70.3
PUSKESMAS

Sumsel 70.4

Jateng 71.2

Kalbar 72.7
(MELALUI MUSREMBANG KECAMATAN)

Sumut 74.1

Riau 77.2
PEMBAHASAN RENCANA KERJA TAHUNAN

DKI 82.9

Jabar 86.3

DIY 88.3
-
100.0

10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Bengkulu 68.1

Aceh 70.4

DKI 74.7

Kalbar 75.5

Kalteng 76.1

Lampung 77.3

Jateng 81.4

Riau 81.5

Reg. Barat 82.6

Kaltim 83.3

Sumsel 84.7
PUSKESMAS

Sumut 85.7
(MELALUI DINKES KESEHATAN)

Jabar 88.6

Jambi 89.0

DIY 89.2

Sumbar 89.5
PEMBAHASAN RENCANA KERJA TAHUNAN

NTB 89.6

Kepri 89.8

Babel 92.3
-
100.0

10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Kalteng 49.4

Kalbar 63.1

Aceh 65.0

Kepri 67.7

Riau 77.9

Kaltim 80.3

Reg. Barat 82.5

DIY 86.8

Lampung 87.2

Bengkulu 87.3
BULANAN

Sumut 87.5

Sumbar 87.5

DKI 88.4

Sumsel 91.6
DOKUMEN LOKAKARYA MINI

Jabar 91.9

Jambi 92.4

Babel 93.0

NTB 94.0

Jateng 94.1
-
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Bengkulu 15.6

Jambi 17.5

DKI 19.3

Sumsel 20.8

Sumut 21.5

Babel 22.8

Jateng 31.9

Kalteng 34.7

Reg. Barat 38.1

Kepri 40.0
TRIWULAN

Aceh 41.2

Lampung 41.5

Sumbar 44.0

NTB 45.6
DOKUMEN LOKAKARYA MINI

Kaltim 48.4

Riau 52.8

Kalbar 55.8

Jabar 65.6

DIY 66.1
-
100.0

20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
90.0

10.0
80.0
Bengkulu 52.6

Kalteng 52.8

Aceh 64.6

Kepri 64.6

Kaltim 66.2

Kalbar 66.5

Sumut 69.2

Sumsel 70.8

NTB 71.8

Jambi 74.9

Reg. Barat 75.5


PUSKESMAS

Lampung 77.0

Riau 80.0

Jateng 85.6

Sumbar 89.5

Babel 91.2

DIY 93.4

Jabar 93.6
DOKUMEN PELAKSANAAN PENILAIAN KERJA

DKI 95.2
-
100.0

20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0

10.0
Kalteng 74.2

Kaltim 77.3

Sumut 79.1

Babel 80.8

Jateng 82.1

Kalbar 82.6

Aceh 83.1

NTB 85.0

Reg. Barat 85.9

Sumbar 86.5

Bengkulu 87.9
DENGAN STAF

Kepri 88.1

Lampung 88.2

Jambi 88.3

Sumsel 89.6

Riau 91.7

Jabar 93.8

DIY 93.8
PEMBAHASAN PENILAIAN KERJA PUSKESMAS

DKI 94.1
-
100.0

20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0

10.0
Bengkulu 61.5

Kaltim 68.1

Babel 69.2

Aceh 70.1

Sumut 72.6

Jambi 74.2

NTB 74.8

Kalbar 76.1

DKI 77.2

Reg. Barat 78.5

Kepri 78.6

Lampung 80.4

Kalteng 81.7
KE DINKES KAB/KOTA

Sumsel 82.5

Jateng 83.9

Riau 86.5

Sumbar 90.1

Jabar 91.1
MENGIRIMKAN PENILAIAN KERJA PUSKESMAS

DIY 94.7
-
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Lampung 51.2

Aceh 52.5

Sumbar 54.5

Jambi 55.8

Kalteng 56.6

Kaltim 57.3

Babel 58.3

NTB 61.3

Reg. Barat 65.1

Kalbar 66.9

Jateng 67.0

Sumut 71.3

DKI 71.7

Kepri 72.7

DIY 73.8
UMPAN BALIK DARI DINKES

Sumsel 74.1

Riau 74.8

Bengkulu 75.0
PENILAIAN KERJA PUSKESMAS MENDAPAT

Jabar 77.7
-
100.0

20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
90.0

10.0
80.0
Bengkulu 28.9

Aceh 34.4

Sumut 37.2

Kalteng 38.1

Jambi 49.1

DKI 50.0

Sumbar 52.0

Kepri 52.3

Kaltim 54.5

Reg. Barat 56.5

Kalbar 57.1
PUSKESMAS

Lampung 61.1

Jateng 64.3

Babel 66.7

Sumsel 66.8
LENGKAP 3 PEDOMAN (PTP, LOKMIN DAN PKP)

Riau 68.2

NTB 71.1

Jabar 72.6

DIY 91.7
PUSKESMAS YANG MEMILIKI BUKU MANAJEMEN
Persentase Puskesmas Berdasarkan Kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat (Rifaskes 2011)
(%)

100

80
67.1
60.4
56.3 57.9
60 54.4 54.4
50
44
40
29.5

20
9.6

0
SMD MMD Pertemuan Lintas Pembinaan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Supervisi
Kader Sektor Kader Baru Kader Lama Toma LSM

44
AKREDITASI PUSKESMAS
BAGAIMANA
ISU
KUALITAS
YANKES KITA
SAAT INI
Latar Belakang
• Adanya isu kualitas pelayanan kesehatan
primer yang masih rendah
• Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan digunakan sebagai tolok ukur
kualitas pelayanan kesehatan primer
• Belum adanya equity/persamaan kualitas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Indonesia
DASAR KEBIJAKAN AKREDITASI
• Perpres 72/2012 tentang SKN 
Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan
mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas
tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.

1. Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus


memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek
keamanan pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan
kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
2. Penerapan sistem kendali mutu pelayanan Jaminan Kesehatan
dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu
Fasilitas Kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan
berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan
terhadap luaran kesehatan Peserta
Dasar Kebijakan Akreditasi
Permenkes 71/2013

Pasal 6 (2)
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama juga harus telah terakreditasi.

Pasal 41
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2); dan
b. seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
dikecualikan dari persyaratan sertifikat akreditasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf b angka 6.
(2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri
ini mulai berlaku.
(3) Rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
Akreditasi adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh
lembaga eksternal terhadap hasil penilaian kesesuaian
proses dengan standar yang berlaku (digunakan).

Akreditasi Puskesmas dan Klinik adalah suatu pengakuan


terhadap hasil dari proses penilaian eksternal, oleh
Komisioner Akreditasi terhadap Puskesmas dan Klinik,
apakah sesuai dengan standar akreditas yang ditetapkan.
Adanya variasi kualitas penyelenggaraan Puskesmas
dan Klinik, yang disebabkan karena perbedaan :
1. Proses Pengukuran
2. Proses Monitoring
3. Proses Pengendalian
4. Proses Pemeliharaan
TERSTANDAR
5. Proses Penyempurnaan
6. Proses Pendokumentasian
Sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu kinerja
melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap
sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan
sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta
penerapan manajemen risiko

Sebagai syarat recredensialing PPK 1 BPJS pada


Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasyankes
3. Menjamin diselenggarakannya pelayanan kesehatan primer kepada
pasien dan masyarakat.
4. Meningkatkan pendidikan pada staf Fasyankes primer untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
5. Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada pelayanan pasien baik di
Puskesmas maupun fasyankes primer lainnya, dan penyelenggaraan
upaya Puskesmas kepada masyarakat
6. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf fasyankes primer
7. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban
pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
8. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
Tim di Puskesmas yang bertanggung jawab menyiapkan
Puskesmas dalam memperoleh Akreditasi Puskesmas

Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas

Bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan persiapan


akreditasi Pusksesmas
Tim yang telah dilatih dan ditugaskan oleh KaDinkes Kab./Kota
untuk mendampingi Puskesmas dalam penyelenggaraan
akreditasi

Tim yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan


anggota yang berasal dari pejabat fungsional atau struktural
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan / atau pihak ketiga atau
lembaga lain

Telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pelatihan Pendamping


Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota


1. Mempersiapkan tim pendamping sesuai dengan kriteria
2. Menetapkan Puskesmas yang akan dipersiapkan untuk
akreditasi
3. Lokakarya penggalangan komitmen
4. Pertemuan konsolidasi di Puskesmas
5. Persiapan dokumen kelengkapan internal dan eksternal
6. Pendampingan Self assesment
7. Pembahasan self asssment dan RTL
8. Pendampingan penyiapan akreditasi
9. Penilaian prasertifikasi
10. Pengajuan pengusulan penilaian akreditasi
Dilaksanakan oleh Tim Pendamping Akreditasi
Tim pendamping membimbing tim Puskesmas dalam
menyiapkan proses penyelanggaraan Puskesmas sesuai
dengan standar Akreditasi

Dilakukan setelah Puskesmas mendapatkan sertifikasi akreditasi

Dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan


Dilaksanakan oleh Tim Pendamping Dinas Kesehatan Kab/Kota
1. Penugasan Tim Pendamping Akreditasi (penyusunan jadwal
dan pelaksanaan pendampingan)
2. Tim Pendamping Akreditasi Puskesmas melakukan
pendampingan sesuai dengan rekomendasi dari surveior
akreditasi untuk puskesmas yang telah lulus akreditasi
3. Pelaporan hasil pendampingan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota setiap kali selesai keseluruhan
proses pendampingan.
AKREDITASI PUSKESMAS & KLINIK
MERUPAKAN SALAH SATU PERSYARATAN
REKREDENSIALING BAGI FASKES PRIMER
DALAM MELAKUKAN KERJA SAMA DENGAN BPJS

BERLAKU

1 JANUARI 2019
1. Tim Mutu Provinsi Provinsi

2. Tim Surveyor Provinsi


3. Dana Pelatihan Untuk Tim Pendamping Kab/Kota yang
dilaksanakan oleh Provinsi
4. Dana operasional tim mutu dan surveyor Provinsi
Kabupaten/Kota
5. Tim Mutu Kabupaten/Kota
6. Tim Pendamping Kabupaten/Kota
7. Dana operasional tim mutu dan pendamping
Kabupaten/kota
8. Honor tim surveyor yang turun menilai ke Puskesmas
Puskesmas
9. Tim Akreditasi di Puskesmas dan Klinik
1. Penyelenggaraan Puskesmas sesuai pedoman dan standar

a. Manajemen Puskesmas
b. Standar alat kesehatan Puskesmas
c. Standar tata ruang Puskesmas
d. Standar dokter layanan primer
e. Standar penyelenggaraan program kesehatan di
Puskesmas

2. Pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan dan Non Kesehatan


di Puskesmas
3. Pemenuhan fisik gedung Puskesmas
4. Pemenuhan kebutuhan alat kesehatan di Puskesmas
5. Pemenuhan kebutuhan dana operasional Puskesmas
1. Keberadaan Tim Pendamping
a. Provinsi
b. Kabupaten/Kota

2. Kriteria Tim Pendamping


a. Merupakan tenaga kesehatan, terdiri dari 1 (satu) orang dokter umum dan 2 (dua) orang tenaga
kesehatan lain dengan jenjang pendidikan minimal D3 Kesehatan
b. Memiliki kompetensi dalam bidang Manajemen Kesehatan, Pelayanan Klinis dan Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan di Puskesmas
c. Mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun
d. Diutamakan mempunyai pengalaman melakukan pendampingan manajemen dan/atau manajemen
mutu

3. Honor Tim Surveior


Besaran honor disesuaikan oleh standar biaya APBD
Disediakan oleh APBD 2 atau Kabupaten/Kota untuk tim pendamping dari Kabupaten/Kota
Disediakan oleh APBD 1 atau Provinsi untuk tim pendamping Provinsi
KESIAPAN SUMATERA BARAT
• Dinas Kesehatan Provinsi:
– SK Tim Pembina Akreditasi Provinsi
– Pembinaan ke Puskesmas yang direncanakan
akan diakreditasi paling awal dari masing-
masing Kabupaten/ Kota
– Pembinaan terintegrasi lintas program
(supervisi fasilitatif) ke Kab/Kota 2x setahun.
– Pelatihan Akreditasi Puskesmas 2 gelombang di
Tahun 2014
• Dinas Kesehatan Kab/ Kota
- SK Tim Pendamping Akreditasi Puskesmas
- Komitmen Bupati/ Kepala Dinas Kesehatan untuk bersedia di akreditasi
- Komitmen Bupati/ Kepala Dinas Kesehatan untuk pemenuhan SDM,
Sarana Prasarana, Peralatan agar Puskesmas dapat terakreditasi
Catatan: Kota Bukittinggi (-)
- Mapping Dinkes Kab/Kota (2 Kab/Kota belum): Darmasraya & Solok
Selatan
- Pembinaan terpadu lintas program Dinas Kesehatan Kab/Kota ke
Puskemas belum optimal
- Anggaran untuk Kesiapan Akreditasi Puskesmas (sarana prasarana,
peralatan) termasuk perencanaan SDM ???
- Tim Mutu Kabupaten/ Kota ???
• Puskesmas
- Pimpinan Puskesmas telah mendapatkan
sosialisasi Akreditasi Puskesmas
- Tim Akreditasi Puskesmas/ Pokja ???
- Penyiapan SK, Dokumen, SOP, dll ???
- Dana untuk mendukung Akreditasi (BOK &
Kapitasi) ???
- Perubahan Budaya Kerja ?????
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai