DI PUSKESMAS
Disampaikan pada
PELATIHAN AKREDITASI PUSKESMAS
PADANG , 8-11 September 2014
OUTLINE :
1. KEBIJAKAN NASIONAL
2. REVITALISASI PUSKESMAS
3. PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSKESMAS
4. AKREDITASI PUSKESMAS
ARAH KEBIJAKAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Dilakukan melalui :
(a) Pemihakan Kebijakan dan Pengalokasian Sumber Daya yang Lebih
Membantu Kelompok Miskin dan Daerah Tertinggal;
(b) Pengembangan Instrumen untuk Memonitor Kesenjangan Antar Wilayah
dan Antar Tingkat Sosial Ekonomi;
(c) Peningkatan Advokasi dan Capacity Building Bagi Daerah Tertinggal.
3
Visi, Misi Kementerian Kesehatan 2010-
2014
INDONESIA
SEHAT
MISI
4
PRIORITAS PEMBANGUNAN
KESEHATAN
TAHUN 2010 - 2014
5
Prioritas Pembangunan
Kesehatan
RPJMN 2010-2014
6
Tujuan Pembangunan Milenium /
MDGs :
Tantangan target pencapaian MDG’s di bidang kesehatan
sampai dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka
kematian ibu dan bayi, serta penurunan angka penyakit
menular seperti HIV&AIDS.
Diharapkan AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi
102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sementara
AKB dari 34/1000 kelahiran hidup menjadi menjadi 23/1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.
7
APA YANG DIPERLUKAN
OUTCOME
2. TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN 3. TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG PEDULI
PRIMER YANG PARIPURNA KESEHATAN
SUMBER DAYA
KESEHATAN
10
MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER ?
PELAYANAN KESEHATAN
PERSEORANGAN
“ KOMPREHENSIF”
KENDALI KENDALI
BIAYA Pasal. 22 MUTU
16
17
TUGAS : MENYEDIAKAN, MENYIAPAKN, MELAYANI, MEMENEJ
AGAR BISA BERFUNGSI SESUAI DENGAN KEINGINAN PENGGUNA
YANFAR &
LITBANGKES ALKES
TERTIER
SEKUNDER
PP &PL
PRIMER
GKIA
BUK
P2TB &
AKSES & MUTU MALARIA
PELAYANAN UNIVERSAL
COVERAGE
19
LATAR BELAKANG REVITALISASI
Puskesmas lebih fokus pada kuratif karena adanya
persepsi dari pemegang keputusan di Kab/Kota,
bahwa :
Kuratif dianggap lebih menguntungkan terutama
untuk menambah PAD
Masyarakat menganggap bahwa Puskesmas
fungsinya adalah untuk memperoleh pengobatan
Kurang dipahaminya konsep SEHAT-SAKIT sebagai
pendekatan / cara hidup sehat atau
“PARADIGMA SEHAT
20
PARADIGMA
SEHAT SAKIT
• Memelihara • Menyembuhkan
• Meningkatkan Fokus • Memulihkan
• Melindungi
Tanggungja
Semua Sektor Sektor Kesehatan
wab
Promotif Kuratif
Preventif Penekanan Rehabilitatif
Perilaku Pelayanan
Pendekatan
Lingkungan
21
ISU STRATEGIS
• Proporsi orang sakit hanya sekitar 30 %
• Jamkesmas/BPJS meliputi yang sakit
• Harus ada intervensi untuk menjaga dan
meningkatkan 70% orang sehat
• Harus pro aktif mengunjungi
• Perlu dikembangkan wahana pengelompokkan
sasaran melalui UKBM yang sesuai : posyandu,
posbindu PTM, dokter kecil
• Intervensi sesuai dengan masalah yang dialami
PARADIGMA SEHAT :
Mengutamakan promotif -preventif
23
Sumber : Susenas 2010
Prinsip Dasar PHC :
• Pemerataan Upaya Kesehatan
• Penekanan Pada Upaya Preventif
• Menggunakan Teknologi Tepat Guna
• Melibatkan Peran Serta Masyarakat
• Melibatkan Kerjasama Lintas Sektoral
25
Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Dinas
Kesehatan di tingkat
Kecamatan/Kelurahan/Desa yang
merupakan gabungan fasyankes UKM
dan UKP primer/tingkat pertama,
dengan fokus utamanya pada
pelayanan promotif dan preventif,
dalam upaya mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya
26
FUNGSI PUSKESMAS
1
Penyelenggaraan UKM
Primer/Tingkat Pertama
di wilayah kerjanya
2
Pusat penyedia data dan informasi kesehatan di
wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan
perannya sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan di wilayahnya
3
27
UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS
UPAYA KESEHATAN Kolaborasi RS-PKM-BPS-Dinkes
MASYARAKAT PRIMER UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN PRIMER
PKM
BPS PPGDON RS PONEK
PONED
BPS PPGDON
Dinas
BPS PPGDON Kesehatan
1. Sasaran kelompok dan masyarakat di wilayah Yankes
1. Pelayanan kesehatan
Rujukan dimana terjadi
kerja puskesmas.
kontak pertama secaraDasar
Yankes perseorang-an
2. Pelayanan kesehatan masyarakat primer/tingkat
PKM jawab Dinas sebagai proses
KIAawal pelayanan kesehatan
pertama menjadi tanggung
PONED 2. Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
Kesehatan
BPS PPGDON Kabupaten/kota yang secara
dibutuhkan, mempunyai kompetensi
operasional dapat didelegasikan kepada PKM
BPS PPGDON seperti yang ditetapkan sesuai ketentuan
puskesmas. PONED3. Didukung pelayanan kesehatan
3. Bertujuan memelihara dan meningkatkan
BPS PPGDON perseorangan sekunder dalam sistem
kesehatan dan mencegah penyakit,
BPS PPGDON
pada sasaran BPS PPGDON
rujukan timbal balik
kelompok dan masyarakat
BPS PPGDON
Sumber :
George Adriaansz,
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik
28
Kesehatan Reproduksi , 2012
PELAKSANAAN MANAJEMEN
PUSKESMAS
BERDASARKAN HASIL RIFASKES 2011
0
100
120
Sumut 74.7
Bengkulu 83.2
Aceh 83.6
Jambi 84.8
DKI 86.9
Kalteng 88.1
Kepri 90.8
Babel 91.2
Sumsel 91.9
Lampung 93.2
PUSKESMAS
Kalbar 94.4
Kaltim 95.3
Sumbar 96.4
Jabar 96.4
Jateng 96.4
DOKUMEN RENCANA KERJA TAHUNAN
NTB 96.6
Riau 96.9
DIY 99.2
-
100.0
120.0
40.0
60.0
80.0
20.0
Kepri 76.3
Jambi 80.7
Bengkulu 83.3
Kaltim 88.7
DKI 90.4
Kalbar 90.9
Kalteng 91.0
Sumut 91.8
Riau 93.1
Lampung 93.1
Sumsel 93.4
TAHUNAN PUSKESMAS
Aceh 93.5
(DARI DATA HASIL ANALISIS PUSKESMAS)
Jateng 94.1
Babel 94.2
DIY 94.2
Sumbar 95.0
SUMBER DATA PENYUSUNAN RENCANA KERJA
Jabar 95.2
NTB 95.8
-
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
90.0
80.0
Kalteng 56.8
Aceh 61.2
Kaltim 62.6
DKI 63.4
Lampung 68.8
Jabar 70.2
Jateng 70.2
Riau 70.4
NTB 70.8
Kalbar 71.8
Babel 73.1
Sumsel 73.7
(DARI DATA DINAS KESEHATAN)
TAHUNAN PUSKESMAS
Sumut 74.3
Bengkulu 74.3
Kepri 76.3
DIY 79.2
SUMBER DATA PENYUSUNAN RENCANA KERJA
Jambi 79.3
Sumbar 82.8
100.0
75.0
80.0
85.0
90.0
95.0
Bengkulu 84.0
Aceh 91.5
Jambi 91.7
Kaltim 93.6
Sumsel 94.5
DKI 94.9
Lampung 95.1
Kalbar 95.5
Kalteng 95.5
NTB 95.8
Babel 96.2
Kepri 96.6
Jateng 97.1
KERJA TAHUNAN PUSKESMAS
Sumut 97.4
Sumbar 97.9
Riau 97.9
DIY 98.3
Jabar 98.4
MELIBATKAN PJ PROGRAM DALAM PENYUSUNAN RENCANA
10
20
30
50
60
70
80
90
40
0
100
Aceh 40.4
Bengkulu 41
Kaltim 49.8
Kalteng 54.8
Lampung 57.1
Kepri 62.7
Babel 65.4
NTB 66
Sumbar 68.2
Jambi 70.3
PUSKESMAS
Sumsel 70.4
Jateng 71.2
Kalbar 72.7
(MELALUI MUSREMBANG KECAMATAN)
Sumut 74.1
Riau 77.2
PEMBAHASAN RENCANA KERJA TAHUNAN
DKI 82.9
Jabar 86.3
DIY 88.3
-
100.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Bengkulu 68.1
Aceh 70.4
DKI 74.7
Kalbar 75.5
Kalteng 76.1
Lampung 77.3
Jateng 81.4
Riau 81.5
Kaltim 83.3
Sumsel 84.7
PUSKESMAS
Sumut 85.7
(MELALUI DINKES KESEHATAN)
Jabar 88.6
Jambi 89.0
DIY 89.2
Sumbar 89.5
PEMBAHASAN RENCANA KERJA TAHUNAN
NTB 89.6
Kepri 89.8
Babel 92.3
-
100.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Kalteng 49.4
Kalbar 63.1
Aceh 65.0
Kepri 67.7
Riau 77.9
Kaltim 80.3
DIY 86.8
Lampung 87.2
Bengkulu 87.3
BULANAN
Sumut 87.5
Sumbar 87.5
DKI 88.4
Sumsel 91.6
DOKUMEN LOKAKARYA MINI
Jabar 91.9
Jambi 92.4
Babel 93.0
NTB 94.0
Jateng 94.1
-
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Bengkulu 15.6
Jambi 17.5
DKI 19.3
Sumsel 20.8
Sumut 21.5
Babel 22.8
Jateng 31.9
Kalteng 34.7
Kepri 40.0
TRIWULAN
Aceh 41.2
Lampung 41.5
Sumbar 44.0
NTB 45.6
DOKUMEN LOKAKARYA MINI
Kaltim 48.4
Riau 52.8
Kalbar 55.8
Jabar 65.6
DIY 66.1
-
100.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
90.0
10.0
80.0
Bengkulu 52.6
Kalteng 52.8
Aceh 64.6
Kepri 64.6
Kaltim 66.2
Kalbar 66.5
Sumut 69.2
Sumsel 70.8
NTB 71.8
Jambi 74.9
Lampung 77.0
Riau 80.0
Jateng 85.6
Sumbar 89.5
Babel 91.2
DIY 93.4
Jabar 93.6
DOKUMEN PELAKSANAAN PENILAIAN KERJA
DKI 95.2
-
100.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
10.0
Kalteng 74.2
Kaltim 77.3
Sumut 79.1
Babel 80.8
Jateng 82.1
Kalbar 82.6
Aceh 83.1
NTB 85.0
Sumbar 86.5
Bengkulu 87.9
DENGAN STAF
Kepri 88.1
Lampung 88.2
Jambi 88.3
Sumsel 89.6
Riau 91.7
Jabar 93.8
DIY 93.8
PEMBAHASAN PENILAIAN KERJA PUSKESMAS
DKI 94.1
-
100.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
10.0
Bengkulu 61.5
Kaltim 68.1
Babel 69.2
Aceh 70.1
Sumut 72.6
Jambi 74.2
NTB 74.8
Kalbar 76.1
DKI 77.2
Kepri 78.6
Lampung 80.4
Kalteng 81.7
KE DINKES KAB/KOTA
Sumsel 82.5
Jateng 83.9
Riau 86.5
Sumbar 90.1
Jabar 91.1
MENGIRIMKAN PENILAIAN KERJA PUSKESMAS
DIY 94.7
-
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Lampung 51.2
Aceh 52.5
Sumbar 54.5
Jambi 55.8
Kalteng 56.6
Kaltim 57.3
Babel 58.3
NTB 61.3
Kalbar 66.9
Jateng 67.0
Sumut 71.3
DKI 71.7
Kepri 72.7
DIY 73.8
UMPAN BALIK DARI DINKES
Sumsel 74.1
Riau 74.8
Bengkulu 75.0
PENILAIAN KERJA PUSKESMAS MENDAPAT
Jabar 77.7
-
100.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
90.0
10.0
80.0
Bengkulu 28.9
Aceh 34.4
Sumut 37.2
Kalteng 38.1
Jambi 49.1
DKI 50.0
Sumbar 52.0
Kepri 52.3
Kaltim 54.5
Kalbar 57.1
PUSKESMAS
Lampung 61.1
Jateng 64.3
Babel 66.7
Sumsel 66.8
LENGKAP 3 PEDOMAN (PTP, LOKMIN DAN PKP)
Riau 68.2
NTB 71.1
Jabar 72.6
DIY 91.7
PUSKESMAS YANG MEMILIKI BUKU MANAJEMEN
Persentase Puskesmas Berdasarkan Kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat (Rifaskes 2011)
(%)
100
80
67.1
60.4
56.3 57.9
60 54.4 54.4
50
44
40
29.5
20
9.6
0
SMD MMD Pertemuan Lintas Pembinaan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Supervisi
Kader Sektor Kader Baru Kader Lama Toma LSM
44
AKREDITASI PUSKESMAS
BAGAIMANA
ISU
KUALITAS
YANKES KITA
SAAT INI
Latar Belakang
• Adanya isu kualitas pelayanan kesehatan
primer yang masih rendah
• Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan digunakan sebagai tolok ukur
kualitas pelayanan kesehatan primer
• Belum adanya equity/persamaan kualitas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Indonesia
DASAR KEBIJAKAN AKREDITASI
• Perpres 72/2012 tentang SKN
Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan
mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas
tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
Pasal 6 (2)
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama juga harus telah terakreditasi.
Pasal 41
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2); dan
b. seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
dikecualikan dari persyaratan sertifikat akreditasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf b angka 6.
(2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri
ini mulai berlaku.
(3) Rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
Akreditasi adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh
lembaga eksternal terhadap hasil penilaian kesesuaian
proses dengan standar yang berlaku (digunakan).
BERLAKU
1 JANUARI 2019
1. Tim Mutu Provinsi Provinsi
a. Manajemen Puskesmas
b. Standar alat kesehatan Puskesmas
c. Standar tata ruang Puskesmas
d. Standar dokter layanan primer
e. Standar penyelenggaraan program kesehatan di
Puskesmas