Anda di halaman 1dari 15

SCREENING TEST

Kelompok 7

Asti Kurniwaty

Clara Febri Utary

Fanny Laras Septi

Indriantika

Mudiroh

Novitha Angelia

PENGERTIAN
Screening adalah penerapan tes terhadap orang yang tidak
menunjukan gejala dengan tujuan mengelompokan mereka
ke dalam kelompok yang mungkin menderita penyakit
tertentu.
Screening adalah usaha untuk mengidentifikasi suatu
penyakit yang secara klinis belum jelas dengan
menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur lain yang
dapat digunakan secara tepat untuk membedakan orangorang yang kelihatannya sehat tapi mempunyai sakit atau
betul-betul sehat (WHO Regional Committee for Europe,
1957).
Screening adalah deteksi penyakit yang muncul pada
populasi yang sehat (orang sehat dan mereka dengan
penyakit yang tak terdeteksi).

TUJUAN SCREENING
Deteksi

dini tanpa gejala atau dengan gejala tidak


khas terhadap orang-orang yang tanpak sehat,
tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang
yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena
penyakit (population at risk).
Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala
dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga
mudah disembuhkan dan tidak membahayakan
dirinya maupun lingkungannya dan tidak
menjadi sumber penularan hingga epidemi dapat
dihindari.

MACAM-MACAM SCREENING
o
o
o
o
o

Mass screening
Selective screening
Single disease screening
Multiphasic screening (general chek up)
Case finding

CARA MELAKUKAN SCREENING

Sebelum melakukan screening, terlebih dahulu harus ditentukan


penyakit atau kondisi medis apa yang akan dicari pada
skrining.kriteria untuk menentukan kondisi medis yang akan dicari:
o Efektifitas pengobatan yang akan di berikan apabila hasil screening
positif
o Beban penderita yang di timbulkan oleh kondisi tersebut
o Akurasi uji screening
Setelah menentukan kondisis medis yang akan dicari, uji
screening dapat dilaksanakan dalam bentuk :
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Prosedur
Uji laboratorium

YANG PERLU DI PERHATIKAN DALAM SCREENING

1.
2.

3.

Populasi yang akan di screening harus di


tentukan. Apakah PUS, balita atau bumil
Gejala dini dan faktor resiko dari masalah atau
penyakit yang akan di screening harus di
ketahui terlebih dahulu
Metode dari test atau pemeriksaan screening
tersebut harus jelas

TEST DIAGNOSTIK

Uji diagnostik adalah uji yang digunakan untuk


membantu penentuan diagnosis pasien dalam
keadaan ketidakpastian. Walaupun ada yang
mengartikan
uji
diagnostik
sebagai
pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium,
dalam pengertian epidemiologi klinik prinsipprinsip uji diagnostic berlaku bagi seluruh
informasi klinik yang diperoleh melalui
anamnesis,
pemeriksaan
fisik,
maupun
pemeriksaan penunjang lainnya.

Table antara hasil uji diagnostik dengan


kejadian penyakit

KARAKTERISTIK DAN DEFINISI


PADA UJI DIAGNOSTIK

Keterangan :

Sensitivitas (Se): Proporsi yang hasil ujinya positif di


antara yang sakit.
Spesifisitas (Sp): Proporsi yang hasil ujinya negative di
antara yang tidak sakit.
Nilai prediksi positif (PV+) : Proporsi yang sakit di
antara yang hasil ujinya positif.
Nilai prediksi negatif (PV-) : Proporsi yang tidak sakit di
antara yang hasil ujinya negatif

CARA MENYIMPULKAN
SCREENING
Contoh Kasus :

Screening test mengukur TB ibu hamil yang datang


ke Puskesmas. Jumlah ibu hamil yang melakukan
test ada 622 orang. Bila TB < 146 cm memiliki
kemungkinan untuk di operasi, maka bumil yang
punya risiko panggul sempit sehingga saat
melahirkan perlu Sectio Caesarea (SC) ada berapa
persen?

PENYELESAIANNYA :
Didapatkan hasil test di Puskesmas :
- Mereka yang sakit dan dinyatakan positif berdasarkan hasil
test = 19 orang.
- Mereka yang tidak sakit dan dinyatakan positif berdasarkan
hasil test = 182 orang.
- Mereka yang sakit dan dinyatakan negative berdasarkan
hasil test = 2 orang.
- Mereka yang tidak sakit dan dinyatakan negative
berdasarkan hasil test = 419 orang.

TABEL
Tinggi Badan
< 146 cm

Sectio Caesarea

Total

Ya

Tidak

19 (a)

182 (b)

201 (a+b)

2 (c)

419 (d)

421 (c+d)

21 (a+c)

601 (b+d)

622 (a+b+c+d)

> 146 cm

Total

Jadi Cara Menyimpulkan Hasil Uji screeningnya adalah :


- Jadi sensitifitas =19/ (19+2)= 0.905x100%= 90,5%
(screening dengan pemeriksaan TB Bumil < 146cm,
mengindentifikasi 90,5% bumil yang dioperasi).
-Sedangkan spesifisitas = 419/(182+419)=0.697x100%=69,7%
(screening dengan pemeriksaan TB Bumil > 146cm,
mengidentifikasi 69,7% bulmil tidak dioperasi)

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan dalam screening bermacam-macam tergantung


penyakit yang akan diuji, sehingga tidak menetap pada satu alat saja.

Contoh Kasus :
1. Screening test karsinoma serviks yang dilakukan terhadap wanita
berumur 29 tahun ke atas. Uji screening dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Pap smear
2. Inspeksi Portio
3. Palpasi Ginekologi
Alat yang digunakan untuk test adalah Spekulum.
2. Screening test karsinoma prostat dilakukan terhadap 811 orang lajut usia
yang dilakukan dengan pemeriksaan digital. Bila terdapat kecurigaan,
dilanjutkan dengan biopsi dan pemeriksaan patologi anatomi.
3. Screening test penyakit AIDS dengan pemeriksaan antibodi HTLV III
menggunakan pemeriksaan ELIZA (Enzyme Linked Immunosorbent Essay)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai