Anda di halaman 1dari 37

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

DALAM MENDUKUNG
PENINGKATAN PROGRAM IMUNISASI
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

OLEH : A. NURSEHA D ,SKM.M.KES


KEPALA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2022

Disampaikan pada : WEBINAR Petugas Promosi Kesehatan dalam Pelaksanaan


Imunisasi Rutin dan BIAN di Provinsi Sulawesi Selatan
VISI PEMERINTAH PROV. SULAWESI
SELATAN
BUDAYA
SIPAKATAU
‘SULAWESI SELATAN YANG INOVATIF, PRODUKTIF, KOMPETITIF, INKLUSIF
DAN BERKRAKTER’

MISI : ( 5 MISI, SLH SATU MISI TERKAIT AD;)


MISI KE 4 : MEWUJUDKAN KUALITAS MANUSIA YG KOMPETITIF, INKLUSIF DAN BERKARAKTER
3

ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024


Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi

Peningkatan kesehatan Percepatan Peningkatan Pembudayaan Penguatan sistem


ibu, anak, KB, dan perbaikan gizi pengendalian Gerakan Masyarakat kesehatan dan
kesehatan reproduksi masyarakat penyakit Hidup Sehat pengawasan obat
(Germas) dan makanan

PENGUATA
PELAYANAN N
(Health Delivery) PREVENTIF PENGUATAN
& PROMOTIF SISTEM
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
1

Implementasi Gerakan
Promosi dan Edukasi Kesehatan yang Komprehensif Masyarakat Hidup Sehat

7 kampanye prioritas dengan fokus pada pencegahan untuk 2022-2024 Institusi Pendidikan
Pencegahan 1 Kampanye imunisasi

2 Kampanye gizi seimbang Perkantoran/Industri

3 Kampanye olahraga
Tempat Perbelanjaan
4 Kampanye anti rokok

Kampanye kebersihan dan sanitasi Desa, Kecamatan,


5
lingkungan Kabupaten/Kota
Deteksi Dini 6 Kampanye skrining penyakit
Dan tempat umum
Pengobatan 7 Kampanye kepatuhan pengobatan lainnya
TARGET NAS. PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING BERDASARKAN PERPRES NO.
72 TAHUN 2021 DAN PERBAN NO.12 TH.2021 TTG RAN PERCEPATAN PENURUNAN
ANGKA STUNTING INDONESIA TH. 2021-2024

UNTUK LAYANAN INTERVENSI SPESIFIK ,


INDIKATOR SASARANNYA AL :

1. % BUMIL KEK YG MENDAPATKAN TMBHAN ASUPAN GIZI


(TARGET CAPAIAN : 90% TAHUN 2024)

2. % BUMIL YG MENGKOMSUMSI TTD, MIN. 90 TABLET SELAMA MASA


KEHAMILAN ( TAREGT 2024 : 80%)

3. % REMATRI YANG MENGKOMSUMSI TTD (TARGET 2024 : 58%)

4. % BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN YANG MENDAPATKAN ASI


EKSLUSIF ( TARGET 2024: 80%)
LANJUT LAYANAN INTERVENSI SPESIFIK ,
INDIKATOR SASARANNYA AL :

5. % ANAK USIA 6-23 BULAN YG MENDAPATKAN MP-ASI


(TARGET 2024; 80%)
6. % ANAK USIA DIBAWA 5 TAHUN MENDAPATKAN LAYANAN
TATALAKSANA GIZI BURUK (90%)
7. % ANAK USIA DIBAWA 5 TAHUN DIPANTAU PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGANYA (90%)
8. % ANAK USIA DIBAWA 5 TAHUN MENDAPATKAN TAMBAHAN
ASUPAN GIZI (90%)

9. % ANAK USIA DIBAWA 5 TAHUN MENDAPATKAN IMUNISASI


DASAR LENGKAP (90%)
PROGRAM PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN NASIONALL PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN
Proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
menginformasikan, mempengaruhi, dan membantu masyarakat agar
berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan
serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan
yang optimal
[Permenkes No.74 Tahun 2015 pasal 1 butir 3]
Strategi Promosi Kesehatan

4. METODE Perilaku
DAN mencegah dan
5. MEDIA mengatasi
(KIE) Masalah
kesehatan

Tatanan
1.Rumah Tangga
2.Tempat Kerja
3.Sekolah / Pendidikan
4.Sarana Kesehatan
5.Tempat Umum
Ke Arah Aksi, Perubahan Perilaku
(SEPAKAT/KOMITMEN)
Aku Tahu , Aku Mau dan Aku Mampu
Tahu bukan berarti melakukan

Antar orang ke tahap perubahan perilaku

Cari cara yang paling pas


Metode Promosi Kesehatan
Pramuka – Saka Bakti Husada
Desa Peduli Kesehatan/
RUANG
LINGKUP
Advokasi dan Desa Sehat
Dukungan Kebijakan Poskestren
1. Meningkatkan
kemampuan
individu dan
masyarakat

2. Memperkuat
gerakan
masyarakat
Pemberdayaan
Membangun dan PEMBUDAYAAN
3. Menciptakan AKI, AKN,
lingkungan Kemitraan Peningkatan PERILAKU
yang kondusif AKB Peran
Stunting Masyarakat
SEHAT
4.
Mengembangka
n Kebijakan
yang
berwawasan
sehat
5. Mereorientasi
pelayanan
kesehatan
Sekolah sehat
Posyandu
Aktif
Kampus sehat
KIE: Kampanye
*Ottawa Charter Pesantren sehat
dan Penyebarluasan Informasi
Penguatan KTR
UKBM
Dsb
Sarana dan Tenaga Promosi Kesehatan
Tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak
awal tahun 2020 memberikan dampak penurunan cakupan
imunisasi yang cukup signifikan. Di tingkat global cakupan
imunisasi menurun dari 86% di tahun 2019 menjadi 83% di
tahun 2020.
Jumlah anak yang tidak mendapat imunisasi dasar sebesar 23 juta
anak. Indonesia juga mengalami penurunan cakupan imunisasi dasar
dari 93,7% di tahun 2019 menjadi 77,3% di tahun 2021. Jumlah
anak yang tidak mendapat imunisasi sejak tahun 2017-2021 sebesar
1.862.342 jiwa.

Penurunan cakupan imunisasi ini akan mengakibatkan timbulnya


daerah-daerah kantong yang berpotensi menjadi sumber kasus-kasus
PD3I (Penyakit yg Dapat di cegah dengan Imunisasi), bahkan dapat
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I.
CAKUPAN IMUNISASI ROV.SULSEL TAHUN 2020
1. DESA/KELURAHAN UCI 73,82%

2. BAYI DIIMUNISASI HB0 < 24 JAM 89,78%

3. BAYI DIIMUNISASI HB0 < 1-7 HARI 11,61%


TARGET ; 90%

4. BAYI DIIMUNISASI BCG 89,57%

5. BAYI DIIMUNISASI DASAR LENGKAP 79,07%

6. BADUTA DIIMUNISASI
79,07%
CAMPAK/MR2

Sumber : Profil Kesehatan 2021


Pelaksanaan Peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID) tahun
2022 merupakan momentum yang tepat dan strategis dalam
meningkatkan kembali kesadaran untuk melakukan tindakan
kolektif dari seluruh unsur masyarakat dan swasta untuk
meningkatkan cakupan imunisasi sebagai perlindungan
semua kelompok umur guna mencapai eradikasi dan
eliminasi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I).
Dengan mengangkat tema “Sehatkan keluarga, Lewati
Pandemi dengan Imunisasi Lengkap”

diharapkan menjadi penyemangat bagi seluruh lapisan


masyarakat di semua kelompok umur untuk terus berupaya
bangkit dari kondisi pandemi COVID-19. dan Pelaksanaan
Imunisasi dapat berjalan sesuai yang kt harapkan
Tantangan Program Imunisasi di Indonesia
Indonesia masuk dalam 10 negara dengan jumlah anak yang belum
mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap paling tinggi di tahun 2020.
Sebanyak 60% dari 23 juta anak yang belum mendapatkan imunisasi
berasal dari negara Angola, Brazil, Republik Kongo, Ethiopia, India,
Indonesia, Mexico, Nigeria, Pakistan dan Filipina.
Situasi ini akan berdampak pada munculnya Kejadian Luar Biasa
(KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti difteri,
pertusis dan lain sebagainya.
Tantangan Program Imunisasi di Indonesia
Masa pandemi memberikan beberapa tantangan tersendiri al :
Rendahnya akses terhadap pelayanan imunisasi dan pelayanan
Kesehatan lainnya.
Keraguan untuk membawa anak-anak nya mendapatkan pelayanan
Kesehatan karena takut tertular dengan COVID-19,
Kesulitan untuk mengakses pelayanan karena kebijakan selama
masa pandemic dan
berkurangnya jam pelayanan imunisasi.
Selain Hal tersebut di Atas, yang perlu diperhatikan ad ;
• Tingkat Pemahaman Masyarakat tentang pentingnya imunisasi
• Kurangnya Informasi terkait imunisasi ke MAsyarakat
• Petugas kesehatan tidak memberikan informasi tentang Manfaat Imunisasi,
• Pesan yang tidak efektif, tidak sesuai kebutuhan
• Masih ada layanan imunisasi yang mengharuskan orang tua membayar.
• Masyarakat , kader dengan tingkat pendidikan yang rendah
• Masyarakat di daerah terpencil Susah terjangkau/Akses yang
sulit
• Kurangnya pengetahuan orang tua/pengasuh tentang
imunisasi dan jadwalnya
• Kurangnya keterlibatan ayah/kakek terutama daerah yang
menganut patriarki
• Kurangnya komunikasi antara nakes dengan orang tua
terutama terkait penggunaan bahasa local
• Tidak adanya kegiatan monitoring dan evaluasi intervensi
komunikasi di masyarakat
PENYEBABNYA AL;
• Masih Sebagaian Kecil Masyarakat yang terpapar media cetak
• Media cetak yang ada tidak menjangkau ke daerah-daerah terpencil
• Belum spesifik local Sangat di butuhkan.
• Beberapa Tenaga Promkes di daerah sudah membuat media cetak,
tapi tidak di desain dengan baik.
• Radio spot sudah ada yang lokal spesifik, Namun ILM/spot TV
Masih terbatas di Kab/Kota (Jangkauannya terbatas)
• Penggunaan radio menurun terutama di daerah dengan jangkauan
televisi.
•Internet dan sosial media tidak mampu sendiri menjawab kebutuhan
komunikasi layanan imunisasi
•Iklan layanan masyarakat baik Radio dan TV dapat meningkatkan
kesadaran dalam imunisasi. Namun demikian, daerah terpencil yang tidak
mempunyai akses masih banyak sehingga tidak terpapar pesan tersebut.
•Pesan singkat (SMS) juga bisa digunakan, tetapi ada daerah dengan
jangkauan sinyal lemah, sehingga tidak dapat mengakses SMS. Masih
banyak pula masyarakat dengan tingkat baca rendah.
•Komunikasi interpersonal sudah banyak digunakan tetapi kualitasnya
masih kurang.
SOLUSINYA?

Implementasi strategi Promkes dilapangan dengan Advokasi,


Pemberdayaan Masyarakat, Kemitraan dan didukung oleh Metode
dan Media KIE diharapkan mendukung Program Imunisasi dan
menyukseskan Pelaksanaan Imunisasi Rutin dan BIAN tahun 2022 ini
Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan,
memengaruhi, dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk
mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal
[Permenkes No.74 Tahun 2015 pasal 1 butir 3]
Untuk mewujudkan Derajat Kesehatan yang Optimal [Permenkes No.74 Tahun 2015
pasal 1 butir 3]
Peranan Petugas Promkes diharapkan mendukung Program Imunisasi Rutin dan
BIAN di tahun 2022 ini
Pesan Kunci
Dalam Rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata
serta berkualitas di setiap wilayah maka seluruh daerah dihimbau
untuk:
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan imunisasi
yang berkualitas
2. Memastikan setiap anak mendapat Imunisasi Rutin Lengkap
3. Melakukan upaya untuk melengkapi status imunisasi anak, salah
satunya dengan melaksanakan catch-up imunisasi atau
imunisasi kejar
4. Menggerakkan sumber daya semua sektor terkait, termasuk
swasta dan dunia usia, untuk mendukung imunisasi
PESAN PENDUKUNG

1. Sehat Kini dan Nanti, Bersama kita Imunisasi


2. Keluarga Sehat Berkualitas sepanjang usia
3. Wujudkan Masa depan Gemilang dengan
Imunisasi lengkap
4. Raih Hidup berkualitas Sepanjang Usia,Ayo
lengkapi imunisasi
PRIORITAS INTERVENSI

• Advokasi
• Mobilisasi Sosial
• Peningkatan Kapasitas
• Komunikasi Perubahan Perilaku
TARGET ADVOKASI
Tokoh agama.LM
Pemerintah dan organisasi Profesional Pihak Swasta media
sosial
Pengambil -Organisasi •IDI -Biofarma Koran , TV, stasiun
keputusan Keagamaan •IDAI -GSK Radio tk. Nasional,
(Kementerian Muhammadiyah • IAKMI -Novartis Propinsi dan
Kesehatan, (Aisyiyah, Alhidayah), • PERSAKMI Kab/Kota
Kementerian NU (Fatayah NU and •IBI
Dalam Negeri) Muslimat NU) and •PPNI
  others POGI, dll
- PKK, PAUD
-Organisasi
Perempuan (e.g.
YABII, PERWANAS,
DWP, KOWANI)
-Pramuka
MOBILISASI SOSIAL
• Mobilisasi Anggota Masyarakat dan Jejaring dalam mendukung
Imunisasi Rutin.
• Kader, Toma, Toga dan lembaga sosial juga perlu dilibat kan
PENINGKATAN KAPASITAS

• Pelatihan kepada petugas terkait strategi komunikasi dan rencana


aksi di wilayah masing-masing
• Direkomendasikan untuk melatih lagi kepada lokal counterparts
dan kader tentang implementasi rencana aksi, mobilisasi sosial,
komunikasi interpesonal dan media terkait
BEHAVIOUR CHANGE COMMUNICATION
• Komunikasi perubahan perilaku dapat efektif pada level individu.
• Lebih efektif lagi jika ada lingkungan yang kondusif dan
mendapatkan dukungan dari tokoh setempat
• Perlu strategi dan intervensi yang spesifik terutama dengan
metode yang bersifat partisipatif
• Komunikasi interpersonal
SALURAN YANG DIGUNAKAN
• Komunikasi Interpesonal(-mainly to prompt behaviour change)
• Diskusi kelompok kecil (-mainly used for social mobilization and advocacy)
• Media Cetak (-mainly for awareness-raising on immunization benefits)
• Media tradisional (-mainly for ‘edutaining’ awareness-raising on
immunization benefits)
• Media Massa (mainly for awareness-raising)
– a) Radio
– b) Small-scale communication tools
– c) Audio-visual media
– d) Public information and media relations
MONITORING DAN EVALUASI

DILAKUKAN UNTUK MELIHAT SEJAUHMANA PELAKSANAAN


KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN , PENGARUH DAN
DAMPAKNYA TERHADAP CAKUPAN IMUNISASI RUTIN PADA ANAK
KOORDINASI DAN KEMITRAAN

UNTUK MENJADI PERHATIAN

• Perlunya koordinasi dan bermitra dengan seluruh


Lembaga Pemerintah maupun Non Pemerintah dalam
peningkatan cakupan Imunisasi lengkap pada Anak
(Dukcapil, Dinas Pendidikan, PKK, Pokja PAUD dst)
TERIMA KASIH
AYO !..
SEHATKAN
KELUARGA LEWATI
PANDEMI DENGAN
IMUNISASI LENGKAP

Anda mungkin juga menyukai