PERAN
SISTEM INFORMASI
Sub Bagian Data & Informasi
Sekretariat Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
DALAM MENDUKUNG
PROGRAM
PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
Disajikan Pada Pertemuan Pemutakhiran Data
Provinsi Papua Barat, 3-6 Mei 2017
2
PROGRAM
 PROGRAM KESEHATAN
KEMENTERIAN
KESEHATAN
RENSTRA KEMKES 2015-2019 REPUBLIK
INDONESIA
(Kepmenkes NOMOR HK.02.02/MENKES/52/2015)

PROGRAM TEKNIS PROGRAM GENERIK

Program Bina Gizi dan Program Dukungan

Kesehatan Ibu dan Anak. Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya
Program Pengendalian
Program Penguatan
Penyakit dan Penyehatan
dan Lingkungan Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional
Program Pembinaan (JKN)/Kartu Indonesia Sehat
Upaya Kesehatan. (KIS).
Program Peningkatan
Program Kefarmasian Pengawasan dan
dan Alat Kesehatan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Kesehatan
Program Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Program Penelitian dan
Manusia Kesehatan Pengembangan Kesehatan.
•Standar Pelayanan •UU 5/2014
Minimal Provinsi, •UU 23/2014
Kab/Kota •UU 36/2014
•Pembagian kewe- •PP 18/2016
nangan Pusat- •PERPRES 4/2017
Daerah •Permenkes
Aspek
Tata Aspek
Kelola Regulasi

Aspek Aspek
Sumber
Daya Pem-
•Pemenuhan •5 % APBN
Kesehatan biayaan •10 % APBD
dari Pusat
Prov, Kab/
•Pemenuhan
Kota
dari Daerah •Dana Dekon
•DAK
5
 Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
(PERPRES NOMOR 72/2012 TTG SISTEM KESEHATAN NASIONAL)

118. SKN memberikan fokus penting pada pengembangan dan

pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan guna
menjamin ketersediaan, pendistribusian, dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia kesehatan. Pengembangan
dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan
meliputi perencanaan kebutuhan dan program sumber
daya manusia yang diperlukan, pengadaan yang meliputi
pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan, pendayagunaan sumber daya
manusia kesehatan, termasuk peningkatan
6
kesejahteraannya, dan pembinaan serta pengawasan mutu
sumber daya manusia kesehatan.
 SASARAN 2015 - 2019
PROGRAM PENGEMBANGAN Meningkatnya Ketersediaan dan
DAN PEMBERDAYAAN Mutu Sumber Daya Manusia
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Kesehatan Sesuai dengan
Standar Pelayanan Kesehatan

Jumlah Puskesmas Persentase RS

yang memiliki Kab/Kota Kelas
Jumlah SDM
minimal 5 jenis C Yang Memiliki
Kesehatan yang
tenaga kesehatan 4 Spesialis
ditingkatkan
(preventif dan Dasar dan 3
kompetensinya INDIKATOR
promotif) Penunjang
Target 2019 – 5.600 Puskesmas Target 2019 – 60% Rumah Sakit Target 2019 – 56.910 orang

Wajib Kerja Pendayagunaan Pendidikan

Dokter Spesialis Secara Khusus DokterSpesialis
Peraturan Tenaga dan Dokter Gigi
Presiden No 4 Kesehatan Spesialis
Pendayagunaan Secara Th 2017 Individual
Khusus Tenaga Kesehatan
Berbasis Tim
Permenkes No 23 Th 2015

Pelatihan Pendidikann Pemberian Pendayagunaan

SDM SDM Bantuan Tugas secara khusus
Kesehatan Kesehatan Belajar SDMK Residen di RS
Kelas C dan D

Perencanaan Pengadaan Pendayagunaan Pembinaan & Pengawasan Mutu

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SISDMK)

 KEBIJAKAN BERBASIS BUKTI
ISU STRATEGIS
PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN

Jumlah dan Jenis SDM Distribusi SDM

Kesehatan Belum Sesuai Kesehatan Mutu SDM Kesehatan
Belum Memadai
dengan Kebutuhan Belum Merata
PEMBINAAN DAN
PENGADAAN SDM KES PENDAYAGUNAAN SDM
PENGAWASAN
KESEHATAN

PENDIDIKAN SDMK PERENCANAAN & PENINGKATAN

PELATIHAN SDMK PENDAYAGUNAAN MUTU SDMK
SDM KES PELATIHAN SDMK

DATA DAN INFORMASI SDM KESEHATAN

SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
SDMK INDONESIA 2016
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Area Dr Sp Dokter Drg Perawat Bidan PROPORSI WILAYAH
Urban 47.530 39.954 12.555 217.724 106.628 Urban
18%
Rural 545 1.093 195 6.311 5.268
Rural
(1,3%) (2,7%) (1,5% (2,8%) (4,7%) 82%

"Pada 2015, 56 persen penduduk

Jumlah penduduk Indonesia adalah Indonesia tinggal di kota sedangkan
237.641.326 jiwa menurut data sisanya di desa’, Direktur
resmi sensus penduduk 2010 yang Perkotaan dan Pedesaan
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Bappenas

INDONESIA 34 Provinsi
514 Kabupaten/Kota
17.508 Pulau

Laki-
Perem- Laki;
puan; 170.371
412.001 29%
71%

PROPORSI JENIS
KELAMIN SDMK
 KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
pasal 8 : INDONESIA

Informasi Kesehatan terdiri

atas:
a. informasi upaya kesehatan;
b. informasi penelitian dan
pengembangan kesehatan;
c. informasi pembiayaan
kesehatan;
d. informasi sumber daya
manusia kesehatan;
SISTEM e. informasi sediaan farmasi,
INFORMASI alat kesehatan, dan makanan;
f. informasi manajemen dan
KESEHATAN regulasi kesehatan; dan
g. informasi pemberdayaan
masyarakat.
 Sumber Daya Manusia Kesehatan sebagai pelaksana
upaya kesehatan, diperlukan yang mencukupi dalam
jumlah, jenis, dan kualitasnya, serta terdistribusi secara
adil dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan
kesehatan. SKN butir 270

KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

JUMLAH JENIS KUALITAS DISTRIBUSI

(MINIMAL INFORMASI)
 KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
BAB II
INDONESIA
TANGGUNG JAWAB DAN
WEWENANG PEMERINTAH DAN
PEMERINTAH DAERAH

Pasal 4
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab terhadap:
a. pengaturan, pembinaan,
pengawasan, dan peningkatan
mutu Tenaga Kesehatan;
b. perencanaan, pengadaan, dan
pendayagunaan Tenaga Kesehatan
sesuai dengan kebutuhan; dan
TENAGA c. pelindungan kepada Tenaga
Kesehatan dalam menjalankan
KESEHATAN praktik.
 KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

butir 288:
Perencanaan sumber
daya manusia
kesehatan dilakukan
dengan mendasarkan
pada fakta (berbasis
bukti) melalui
peningkatan sistem
SISTEM informasi sumber
KESEHATAN daya manusia
NASIONAL kesehatan.
 Sistem Informasi
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PUSAT SERANGKAIAN SUBSISTEM INFORMASI YANG

MENYELURUH DAN TERKOORDINASI BAIK DI
Set Badan Pusat Data & Informasi PUSAT MAUPUN DI DAERAH YANG MAMPU
MENGHASILKAN INFORMASI TERKINI DAN
Feedback Share/Report
AKURAT GUNA MENDUKUNG
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
34 PROVINSI KESEHATAN

Dinas Kesehatan
Feedback Share/Report

514 KABUPATEN/KOTA

Dinas Kesehatan
Feedback Share/Report Fasyankes Pemerintah & Swasta

www.bppsdmk.kemkes,go.id
 KEMENTERIAN
KESEHATAN
PERJALANAN INSTRUMEN REPUBLIK
INDONESIA
SISTEM INFORMASI SDMK

2009-2012 2012-2015 2015 - 2016 2016 - Kini

INSTRUMEN INSTRUMEN INSTRUMEN

INSTRUMEN BERORIENTASI BERORIENTASI BERORIENTASI
BERORIENTASI PADA FORM PADA FORM PADA FORM
INPUT INPUT
PADA FORM INPUT
7 FORM DATA 5 FORM DATA
OUTPUT 5 FORM DATA
AGREGAT INDIVIDU
DATA AGREGAT 1 FORM DATA
INDIVIDU
1 FORM DATA (A1-A5)
INDIVIDU AGREGAT
 KEMENTERIAN
KESEHATAN
PERIODE SISDMK REPUBLIK
INDONESIA

FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV
JANUARI DESEMBER

Periode Periode Periode

Rekon/cleaning Rekon/cleaning Rekon/cleaning
Data Kab/Kota Data Kab/Kota Data Kab/Kota
Tahap I Tahap II Tahap III
Periode Periode
Rekon Data Rekon Data
Periode Prov Tahap I Periode Prov Tahap II Periode
Cleaning Data Cleaning Data Update Bank
Prov Tahap I Prov Tahap II Data Prov
Periode Periode
Rekon Data Rekon Data
Periode Pusat Tahap I Periode
Pusat Tahap II Periode
Cleaning Data Cleaning Data
Update Bank
Pusat Tahap I Pusat Tahap II
Data Pusat

SELURUH PROVINSI TELAH MENYUSUN DOKUMEN

LAKIP DESKRIPSI/PROFIL SDMK REALTIME
GAMBARAN KEADAAN SDMK SAAT INI
PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

4.693 SDMK di Seluruh Fasyankes

 Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5
jenis tenaga kesehatan (promotif preventif)
6000
5600 Target
5000

4000 4200

3000 3000

2000 2000
1618 Realisasi
1000 1200
1174
0
2015 2016 2017 2018 2019
Nilai absolut Puskesmas yang telah terpenuhi Per Desember 2016
tenaga kesehatan minimal terutama untuk tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga
gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan analis
kesehatan Puskesmas
KEADAAN TENAGA KESEHATAN
PREVENTIF PROMOTIF DI PUSKESMAS
PROVINSI PAPUA BARAT
PER DESEMBER 2016
 Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis
tenaga kesehatan (promotif preventif)
Memenuhi
Total Belum
NO Provinsi Target
Puskemas Memenuhi 2016 % Kurang
2017(k)
1 ACEH 339 262 77 22,7 104 27
2 SUMATERA UTARA 571 501 70 12,3 176 106
3 SUMATERA BARAT 264 194 70 26,5 81 11
4 RIAU 212 155 57 26,9 65 8
5 JAMBI 176 128 48 27,3 54 6
6 SUMATERA SELATAN 322 242 80 24,8 99 19
7 BENGKULU 180 154 26 14,4 55 29
8 LAMPUNG 291 271 20 6,87 89 69
9 BANGKA BELITUNG 62 29 33 53,2 43 10 2020
10 KEPULAUAN RIAU 72 60 12 16,7 22 10
11 DKI JAKARTA 340 312 28 8,24 105 77
12 JAWA BARAT 1050 938 112 10,7 323 211
13 JAWA TENGAH 875 710 165 18,9 269 104
14 DI YOGYAKARTA 121 85 36 29,8 69 33
15 JAWA TIMUR 960 787 173 18 295 122
 Memenuhi
Total Belum
NO Provinsi Target
Puskemas Memenuhi 2016 % Kurang
2017(k)
16 BANTEN 233 219 14 6,01 72 58
17 BALI 120 83 37 30,83 52 15 2019
18 NTB 158 120 38 24,05 49 11
19 NTT 371 269 102 27,49 114 12
20 KALIMANTAN BARAT 239 187 52 21,76 73 21
21 KALIMANTAN TENGAH 195 168 27 13,85 60 33
22 KALIMANTAN SELATAN 230 206 24 10,43 71 47
23 KALIMANTAN TIMUR 174 121 53 30,46 75 22 2018
24 KALIMANTAN UTARA 50 38 12 24,00 22 10 2018
25 SULAWESI UTARA 187 176 11 5,88 58 47
26 SULAWESI TENGAH 189 169 20 10,58 58 38
27 SULAWESI SELATAN 448 343 105 23,44 138 33
28 SULAWESI TENGGARA 269 241 28 10,41 55 27 2016
29 GORONTALO 93 87 6 6,45 29 23
30 SULAWESI BARAT 94 80 14 14,89 29 15
31 MALUKU 199 192 7 3,52 41 34
32 MALUKU UTARA 127 109 18 14,17 39 21
33 PAPUA BARAT 151 144 7 4,64 46 39
34 PAPUA 394 358 36 9,14 81 45 2016
Total 9756 8138 1618 16,58 3010 1392
 Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter
spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang
70
60 Target
60
50
50 Realisasi 45
45
40
35 35
30 30

20

10

0
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah RSUD Kabupaten/Kota kelas C yang
Per Desember 2016
telah terpenuhi 4 dokter spesialis dasar (Obgin,
Kesehatan Anak, Penyakit Dalam, dan Bedah)
dan 3 spesialis penunjang dibagi total jumlah
RSUD Kabupaten/Kota kelas C RSUD Kelas C
KEADAAN DOKTER SPESIALIS DI RS
KABUPATEN/KOTA PROVINSI
PAPUA BARAT
PER DESEMBER 2016
 Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesialis penunjang
Memenuhi
Belum
NO Provinsi Total RS Target
Memenuhi 2016 % Kurang
2017(k)
1 ACEH 14 10 4 28,6 8 4
2 SUMATERA UTARA 18 9 9 50 11 2
3 SUMATERA BARAT 15 12 3 20 9 6
4 RIAU 12 7 5 41,7 7 2
5 JAMBI 9 6 3 33,3 5 2
6 SUMATERA SELATAN 11 9 2 18,2 7 5
7 BENGKULU 6 6 0 0 4 4
8 LAMPUNG 10 5 5 50 6 1
9 BANGKA BELITUNG 6 0 6 100 6 0
10 KEPULAUAN RIAU 5 3 2 40 3 1
11 JAWA BARAT 17 7 10 58,8 14 4 2020
12 JAWA TENGAH 25 6 19 76 25 6
13 DI YOGYAKARTA 3 1 2 66,7 3 1
14 JAWA TIMUR 28 11 17 60,7 22 5 2020
15 BANTEN 5 2 3 60 5 2
16 BALI 3 0 3 100 3 0
 Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesialis penunjang
Memenuhi
Belum
NO Provinsi Total RS Target
Memenuhi 2016 % Kurang
2017(k)
17 NTB 9 5 4 44,44 5 1
18 NTT 13 13 0 0 8 8
19 KALIMANTAN BARAT 10 7 3 30 6 3
20 KALIMANTAN TENGAH 7 4 3 42,86 6 3 2020
21 KALIMANTAN SELATAN 10 8 2 20 6 4
22 KALIMANTAN TIMUR 8 2 6 75 8 2
23 KALIMANTAN UTARA 3 0 3 100 3 0
24 SULAWESI UTARA 6 6 0 0 4 4
25 SULAWESI TENGAH 10 5 5 50 8 3 2020
26 SULAWESI SELATAN 18 9 9 50 11 2
27 SULAWESI TENGGARA 8 6 2 25 5 3
28 GORONTALO 3 0 3 100 3 0
29 SULAWESI BARAT 4 2 2 50 2 0
30 MALUKU 4 4 0 0 2 2
31 MALUKU UTARA 2 2 0 0 2 2
32 PAPUA BARAT 5 3 2 40 5 3
33 PAPUA 7 2 5 71,43 7 2
Total 314 172 142 45,22 229 87
 Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan
kompetensinya (kumulatif)

Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan serta tenaga

kesehatan yang telah ditingkatkan kemampuannya
dengan memperoleh sertifikat melalui pendidikan dan
pelatihan yang sudah terakreditasi
KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT PUSKESMAS
PUSKESMAS YANG PUSKESMAS YANG
TOTAL MENGUPDATE DATA BELUM MENGUPDATE
No. PROVINSI
PUSKESMAS INDIVIDU DATA INDIVIDU
Jumlah % Jumlah %
1 ACEH 339 127 37,46% 212 62,54%
2 SUMATERA UTARA 571 525 91,94% 46 8,06%
3 SUMATERA BARAT 264 259 98,11% 5 1,89%
4 RIAU 212 195 91,98% 17 8,02%
5 JAMBI 176 176 100,00% - 0,00%
6 SUMATERA SELATAN 322 322 100,00% - 0,00%
7 BENGKULU 180 172 95,56% 8 4,44%
8 LAMPUNG 291 226 77,66% 65 22,34%
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 62 58 93,55% 4 6,45%
10 KEPULAUAN RIAU 72 71 98,61% 1 1,39%
11 DKI JAKARTA 340 319 93,82% 21 6,18%
12 JAWA BARAT 1.050 1.047 99,71% 3 0,29%
13 JAWA TENGAH 875 797 91,09% 78 8,91%
14 DI YOGYAKARTA 121 121 100,00% - 0,00%
15 JAWA TIMUR 960 890 92,71% 70 7,29%
16 BANTEN 233 149 63,95% 84 36,05%
17 BALI 120 120 100,00% - 0,00%
18 NUSA TENGGARA BARAT 158 155 98,10% 3 1,90%
KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT PUSKESMAS
PUSKESMAS YANG PUSKESMAS YANG
TOTAL MENGUPDATE DATA BELUM MENGUPDATE
No. PROVINSI INDIVIDU DATA INDIVIDU
PUSKESMAS
Jumlah % Jumlah %
20 KALIMANTAN BARAT 239 147 61,51% 92 38,49%
21 KALIMANTAN TENGAH 195 88 45,13% 107 54,87%
22 KALIMANTAN SELATAN 230 91 39,57% 139 60,43%
23 KALIMANTAN TIMUR 174 174 100,00% - 0,00%
24 KALIMANTAN UTARA 50 16 32,00% 34 68,00%
25 SULAWESI UTARA 187 130 69,52% 57 30,48%
26 SULAWESI TENGAH 189 116 61,38% 73 38,62%
27 SULAWESI SELATAN 448 387 86,38% 61 13,62%
28 SULAWESI TENGGARA 269 225 83,64% 44 16,36%
29 GORONTALO 93 93 100,00% - 0,00%
30 SULAWESI BARAT 94 92 97,87% 2 2,13%
31 MALUKU 199 175 87,94% 24 12,06%
32 MALUKU UTARA 127 127 100,00% - 0,00%
33 PAPUA BARAT 151 83 54,97% 68 45,03%
34 PAPUA 394 250 63,45% 144 36,55%
TOTAL 9.756 8.219 84,25% 1.537 15,75%
KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT RUMAH SAKIT
PENYELENGGARA RUMAH JUMLAH TERDATA OLEH YG BELUM DATA
SAKIT RS ONLINE SI SDMK INDIVIDUAL
Pemerintah
- Kemkes 33 14 (42,4%) 19
- Pemda Propinsi 123 79 (64,2%) 44
- Pemda Kabupaten 483 282 (58,4%) 201
- Pemda Kota 97 64 (66,0%) 33
- Kementerian Lain 13 2 (15,4%) 11
- TNI 125 35 (28,0%) 90
- POLRI 42 13 (31,0%) 29
Swasta & BUMN
Swasta 1648 466 (28,3%) 1182
BUMN 63 15 (23,8%) 48
TOTAL 2627 970 (36,9) 1657
Sumber : SISDMK dan RS Online , Desember 2016
KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT RUMAH SAKIT 14 RS RUJUKAN NASIONAL

RUJUKAN NASIONAL

NO. PROVINSI KELAS JUMLAH RS YANG YANG BELUM

RUJUKAN
MENGUPDATE DATA % DATA
NASIONAL
INDIVIDU INDIVIDUAL

1 SUMATERA UTARA A 1 1 100.00% 0

2 SUMATERA BARAT A 1 0.00% 1
3 SUMATERA SELATAN A 1 0.00% 1
4 DKI JAKARTA A 1 1 100.00% 0
5 JAWA BARAT A 1 0.00% 1
6 JAWA TENGAH A 1 1 100.00% 0
7 DI YOGYAKARTA A 1 1 100.00% 0
8 JAWA TIMUR A 1 1 100.00% 0
9 BALI A 1 0.00% 1
10 KALIMANTAN BARAT B 1 0.00% 1
11 KALIMANTAN TIMUR A 1 1 100.00% 0
12 SULAWESI UTARA A 1 0 0.00% 1
13 SULAWESI SELATAN A 1 0.00% 1
14 PAPUA B 1 1 100.00% 0
TOTAL 14 7 50.00% 7
KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT RUMAH SAKIT 20 RS RUJUKAN PROVINSI
RUJUKAN PROVINSI
JUMLAH RS
NO. PROVINSI KELAS YANG
RUJUKAN YANG
% BELUM DATA
PROVINSI MENGUPDATE
INDIVIDUAL
DATA INDIVIDU
1 ACEH A 1 1 100.00% 0
2 RIAU B 1 1 100.00% 0
3 JAMBI B 1 1 100.00% 0
4 BENGKULU B 1 1 100.00% 0
5 LAMPUNG B 1 1 100.00% 0
6 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG C 1 1 100.00% 0
7 KEPULAUAN RIAU C 1 1 100.00% 0
8 BANTEN B 1 0.00% 1
9 NUSA TENGGARA BARAT B 1 1 100.00% 0
10 NUSA TENGGARA TIMUR B 1 0.00% 1
11 KALIMANTAN TENGAH B 1 0.00% 1
12 KALIMANTAN SELATAN A 1 0.00% 1
13 KALIMANTAN UTARA B 1 0.00% 1
14 SULAWESI TENGAH B 1 0.00% 1
15 SULAWESI TENGGARA B 1 1 100.00% 0
16 GORONTALO B 1 1 100.00% 0
17 SULAWESI BARAT C 1 1 100.00% 0
18 MALUKU B 1 0.00% 1
19 MALUKU UTARA B 1 1 100.00% 0
20 PAPUA BARAT C 1 0.00% 1
TOTAL 20 12 60.00% 8
KELENGKAPAN DATA INDIVIDUAL DALAM SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
DI TINGKAT RUMAH SAKIT 110 RS RUJUKAN REGIONAL
RUJUKAN REGIONAL
NO. PROVINSI JUMLAH RS YANG YANG BELUM DATA
JUMLAH RS %
MENGUPDATE DATA INDIVIDU INDIVIDUAL
1 ACEH 5 1 20.00% 4
2 SUMATERA UTARA 6 4 66.67% 2
3 SUMATERA BARAT 3 3 100.00% 0
4 RIAU 4 2 50.00% 2
5 JAMBI 2 2 100.00% 0
6 SUMATERA SELATAN 4 4 100.00% 0
7 BENGKULU 3 3 100.00% 0
8 LAMPUNG 2 1 50.00% 1
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1 1 100.00% 0
10 KEPULAUAN RIAU 1 0.00% 1
11 DKI JAKARTA 5 5 100.00% 0
12 JAWA BARAT 7 6 85.71% 1
13 JAWA TENGAH 7 6 85.71% 1
14 DI YOGYAKARTA 1 1 100.00% 0
15 JAWA TIMUR 6 3 50.00% 3
16 BANTEN 1 0.00% 1
17 BALI 2 2 100.00% 0
18 NUSA TENGGARA BARAT 1 1 100.00% 0
19 NUSA TENGGARA TIMUR 4 1 25.00% 3
20 KALIMANTAN BARAT 4 2 50.00% 2
21 KALIMANTAN TENGAH 3 1 33.33% 2
22 KALIMANTAN SELATAN 4 1 25.00% 3
23 KALIMANTAN TIMUR 2 2 100.00% 0
24 KALIMANTAN UTARA 0
25 SULAWESI UTARA 4 2 50.00% 2
26 SULAWESI TENGAH 4 2 50.00% 2
27 SULAWESI SELATAN 6 0.00% 6
28 SULAWESI TENGGARA 2 1 50.00% 1
29 GORONTALO 2 2 100.00% 0
30 SULAWESI BARAT 1 1 100.00% 0
31 MALUKU 3 2 66.67% 1
32 MALUKU UTARA 3 3 100.00% 0
33 PAPUA BARAT 1 0.00% 1
34 PAPUA 6 3 50.00% 3
TOTAL 110 68 61.82% 42
 TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN

1. Bergantinya Pengelola karena SOTK Baru

2. Pendataan tidak hanya Fasyankes
Pemerintah tapi Sektor lainnya dan Non
Pemerintah
3. Fasyankes tidak hanya Puskesmas dan
Rumah Sakit
Validitas, Kelengkapan dan Keterkinian harus menjadi perhatian
khusus bagi pengelola data Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional
untuk memnuhi kebutuhan dan tantangan Informasi SDMK.
 Pasal 5
(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota
mengatur persebaran Klinik yang
diselenggarakan masyarakat di wilayahnya
dengan memperhatikan kebutuhan
pelayanan berdasarkan rasio jumlah
penduduk.

Pasal 25
(1) Setiap penyelenggaraan Klinik wajib
memiliki izin mendirikan dan izin
operasional.
(2) Izin mendirikan sebagaimana

KLINIK
dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota.
(3) Izin operasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURANMENTERI KESEHATAN RI
NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993
TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK

Pasal 4
(1) Izin Apotik diberikan oleh Menteri;
(2)Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin apotik kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
(3)Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan
pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan
pencabutan izin apotik sekali setahun kepada Menteri dan tembusan
disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi;
 PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010
Pasal 19
(1) Izin penyelenggaraan laboratorium klinik umum pratama diberikan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
(2) Izin penyelenggaraan laboratorium klinik umum madya diberikan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atas rekomendasi Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
(3) Izin penyelenggaraan laboratorium klinik umum utama diberikan
oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas rekomendasi
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atas.
(4) Izin penyelenggaraan laboratorium klinik khusus diberikan oleh
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas rekomendasi Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi atas.
 TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN
SISTEM INFORMASI SDM KESEHATAN
4. Bukti fisik pengelolaan data dan informasi
SDMK (Sistem Informasi SDMK) adalah
Dokumen Data dan Informasi PPSDMK (Profil
SDMK Provinsi/Kab/Kota
5. Output pelaksanaan Dana Dekonsentrasi
dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Kepala
Dinkes ke Kepala Badan PPSDMK

Tersusunnya Dokumen Data dan Informasi PPSDMK Provinsi (Profil

SDMK Provinsi) sebanyak 34 provinsi.
PERJANJIAN KINERJA (PK)
 STRATEGI PENGELOLAAN
Sistem Informasi SDM Kesehatan
• Pendanaan Kegiatan
Pengelolaan melalui Dekon
• Pendanaan Kegiatan
Pengelolaan melalui APBD
Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK merupakan salah satu
Program Kesehatan yang harus didukung dengan sumber daya
anggaran
Terima Kasih
www.bppsdmk.kemkes.go.id

Do The Best for Better Data and Information