Anda di halaman 1dari 41

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI DI RUMAH SAKIT

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan


Ditjen Pelayanan Kesehatan RI

Disampaikan pada workshop PPI di Rumah sakit, Jakarta26 September 2017


POKOK BAHASAN

2
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025
Bangkes Akses masyarakat thp Akses masyarakat Kes masyarakat thp
diarahkan untuk yankes yang terhadap yankes yang yankes yang
meningkatkan berkualitas telah berkualitas telah berkualitas telah
akses dan mutu lebih berkembang dan mulai mantap menjangkau dan
yankes meningkat merata di seluruh
wilayah Indonesia

KURATIF- VISI:
MASYARAKAT
REHABILITATIF SEHAT
YANG MANDIRI
PROMOTIF - PREVENTIF DAN
BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah


promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan 3
TANTANGAN DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

AKSES DAN MUTU BEBAN PENYAKIT

PEMBIAYAAN DISTRIBUSI SDM

KOMPETENSI
AKI, AKB & GIZI
FASKES

4
AREA PRIORITAS PROGRAM KESEHATAN

5
PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

3 PILAR PROGRAM INDONESIA SEHAT


Jaminan Kesehatan
Paradigma Sehat Penguatan Yankes
Nasional
 Pengarusutamaan
 Peningkatan akses  Benefit
kesehatan dalam
terutama pada FKTP  Sistem Pembiayaan:
pembangunan
 Optimalisasi Sistem Asuransi – Azas gotong
 Promotif – Preventif
Rujukan royong
sebagai pilar utama
 Peningkatan Mutu  Kendali Mutu dan
upaya kesehatan
Kendali Biaya
 Pemberdayaan Penerapan pendekatan
 Sasaran PBI dan Non
masyarakat Continuum of care
Intervensi berbasis resiko PBI
 Keterlibatan Lintas Tanda Kepesertaan -> Kartu
kesehatan (health risk)
Sektor Indonesia Sehat

PENDEKATAN KELUARGA SEHAT NUSANTARA SEHAT


6
KELUARGA
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

REGU
LASI
PROGRAM
PENINGKATAN
AKSES PROGRAM
• SARANA PENINGKATAN
PRASARANA MUTU
• KOMPETENSI • AKREDITASI RS
SDM* • AKREDITASI PKM
• ALAT
KESEHATAN
M A SI
I NF OR
OGI
OL
TEKN Terwujudnya Akses Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan yang berkualitas Bagi
*Perpres no.4 / 2017
Masyarakat
ttg Wajib Kerja Dr.Sp.1 (WKDS)
7
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
REGULASI PERUMAH SAKITAN

PUSAT DAERAH RS

VISI, MISI DAN STRATEGI

INPUT PROSES OUTPUT

 Good corporate gov.


 Administrasi Kinerja klinik
 Good clinical gov.
 Sarpras  NDR/ GDR RS
 Kendali mutu &
 Peralatan kesehatan  BOR/LOS/TOI
biaya
 SDM Surveilans Infeksi
 Patient Safety Kinerja keuangan
Standar Pelayanan
 Pembinaan dan  Tingkat kepuasan
pengawasan

PERSYARATAN PELAYANAN KES DAN


MONITORING DAN
PERIZINAN PEMBINAAN MUTU PENGAWASAN
8
PARADIGMA BARU PELAYANAN KESEHATAN

• Patient Loyalty
• Patient Satisfaction Service
excellent/
• Patient Safety Performance

Kecepatan tindakan Keterpaduan


Keakuratan Corporate &
Ketepatan diagnosis Kenyamanan Clinical
governance

SDM Manajemen Rumah Sakit

Yang kompeten dan efektif


PERAN KOMITE MEDIS &
KOMITE KEPERAWATAN 9
10
LANDASAN HUKUM
• UU No 36/2009 tentang Kesehatan
• UU No 44/2009 tentang RS
• UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
• Permenkes No 8/2015 tentang Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di RS
• Kepmenkes No HK.02.02/Menkes/390/2014 tentang Pedoman
Penetapan RS Rujukan Nasional
• Kepmenkes No HK.02.02/Menkes/391/2014 tentang Pedoman
Penetapan RS Rujukan Regional
• SK Dirjen BUK No HK.02.03/I/1063/2015 tentang Penetapan RS
Rujukan Provinsi dan RS Rujukan Regional

11
PERMENKES 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASYANKES

• Berlaku sejak tgl 12Mei 2017


• Tediri dari: 12 pasal
• Ruang lingkup Permenkes:
– FKRTL (rumah sakit)
– FKTP: Puskesmas, Klinik dan
praktik mandiri

12
MENGAPA PPI MERUPAKAN PRIORITAS
DUNIA?
Data Global:
•Rata2 1 dari 10 pasien dirawat mengalami HAI’S di dunia  1 dari 10 pasien HAI’s dunia
meninggal
•Sebenarnya kematian bisa dicegah

•9-92,% dari petugas kesehatan tidak rutin cuci tangan


•Data AMR:
• Mortality rate karena MRSA >50% dibanding karena S aureus
• Antara 38,7% -50,9% Menyebabkan infeksi luka operasi sehingga tidak dapat menggunakan
AB standar
•NICU: angka infeksi neonatus negara berkembang 3-20x negAra industri
•Pelayanan ibu ( Afrika ):sampai 20% dapat mengalami ILO pasca SC 11 % menyebabkan kematian

Sumber: WHO
MENGAPA PPI?

 Peningkatankasus-2 penyakit infeksi (new emerging, emerging- &


re-emerging diseases) dan infeksi terkait pelayanan kesehatan
(HAIs)
 Gambaran mutu pelayanan RS
 KLB unpredictable
 Patient Safety dan healthcare worker safety

14
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
WHO : terjadi pada 5 – 10 % pasien dirawat

LOS Memanjang dan biaya


meningkat (cost uneffectiveness)

WHO : 50 % bisa dicegah dengan


perubahan perilaku petugas
FUNGSI RUMAH SAKIT BERDASARKAN UU NO. 44/2009

Mutu

PPI
Audit Medis 16
1. Penerapan
kewaspadaan
Peningkatan kasus- Isolasi
2. Penerapan
kasus penyakit infeksi Pencegahan
(new emerging, Infeksi
emerging dan terkait
pelayanan
re-emerging) dan kesehatan
infeksi terkait 3. Surveilans
pelayanan kesehatan Infeksi terkait
pelayanan
(HAIs) kesehatan
4. Penggunaan
Antimikroba
bijak
5. Pendidikan dan
Pelatihan PPI

17
TUJUAN PROGRAM PPI

Meningkatkan mutu layanan RS dan fasilitas


pelayanan kesehatan lainnya → cost effective
Melindungi nakes & masyarakat dari penularan
penyakit menular (Emerging Infectious Diseases)
Mencegah terjadinya HAIs (Healthcare Associated
Infections)

18
KEBERHASILAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS

19
(Program Pengendalian Resistensi Antimikroba) (Program Keselamatan Pasien RS)

PENCEGAHAN PENGGUNAAN
INFEKSI ANTIBIOTIK

HAND - HYGIENE

20
PPI dalam rencana aksi nasional
pengendalian resistensi antimikroba
3. Higiene, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tujuan:

3.1 Mengembangkan program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) nasional berdasarkan
pedoman PPI di fasilitas pelayanan kesehatan, peternakan, perikanan, dan rantai makanan.

3.2 Menurunkan kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan

3.3 Menghambat perkembangan dan penyebaran resistensi antimikroba di komunitas


22
PERMENKES 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASYANKES

Kriteria IPCN
•Perawat dengan pendidikan minimal DIII.
•Mempunyai minat dalam PPI.
•Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN
•Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
•Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.
•Bekerja purna waktu.

23
Infection Prevention Control Nurse (IPCN)

 IPCN  menolong pencegahan infeksi pasien yang mengalami


infeksi di rumah sakit dan klinik.
 Menginstruksikan perawat lain dan tim kes lain untuk
melakukan prosedur sanitasi yang benar, mempelajari
perkembangan bakteri yang terdapat pada tubuh pasien,
mengidentifikasi bakteri penyebab yang mengganggu tubuh
pasien.
 Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan tidak lanjut
pengelolaan infeksi pasien.
Peran IPCN dalam Permenpan No. 25/2014
tentang Jabfung Perawat & Angka Kreditnya

 Unsur: Pelayanan Keperawatan


 Sub unsur: Asuhan Keperawatan
 Butir Kegiatan:
1. Melakukan implementasi keperawatan
1. Melakukan upaya preventif
2. Melakukan upaya kuratif dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dasar manusia
2. Melakukan dokumentasi proses keperawatan
3. Melakukan penelitian dalam konteks peningkatan mutu dan
pengembangan yanwat
Butir Kegiatan: (1/3)
1. Melakukan implementasi keperawatan
A. Melakukan upaya preventif
 Melaksanakan case finding/deteksi dini/kasus baru
 Penggunaan APD
 Melakukan isolasi pasien
 Memberikan alat-alat pengamanan atau pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah infeksi
 Melakukan penkes pada individu pasien, keluarga,
kelompok dan masyarakat
 Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga
dengan penyakit menular
 Melaksanakan surveilans
Butir Kegiatan ..(2/3)
 Penggerakan pelaksanaan program pencegahan
 Melaksanakan advokasi program pengendalian faktor resiko
 Membudayakan penggunaan pelindung diri dari stressor
 Mempertahankan lingkungan aman dan keselamatan pasien

B. Melakukan upaya kuratif dalam rangka pemenuhan kebutuhan


dasar manusia

27
• Butir Kegiatan: (3/3)
2. Melakukan dokumentasi proses keperawatan
• melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
khusus
3. Melakukan penelitian dalam konteks
peningkatan mutu dan pengembangan
yanwat
• melaksanakan survei pelayanan dan asuhan
keperawatan
29
MENGAPA PERLU HAND HYGIENE?

• Setiap harinya lebih dari 4000 anak meninggal akibat infeksi


nosokomial.
• Alasan mengapa hal buruk ini terjadi di negara berkembang:
– Sanitasi yang buruk
– Kekurangan staf
– Higiene yang buruk
– Kurangnya peralatan dasar
– Struktur yang tidak adekuat dan terlalu banyak pasien

30
31
5 LANGKAH PRAKTIS UNTUK STRATEGI UNTUK
MENURUNKAN INFEKSI: MENINGKATKAN
1.Memperbaiki hand hygiene KEBERSIHAN TANGAN
2.Membuat standar nasional • Program pendidikan dan
pemasangan dan perawatan alat program peningkatan
invasif. kualitas multidisiplin.
3. Meningkatkan kebersihan Rumah • Membutuhkan pelaksanaan
Sakit.
(terus-menerus).
4.Memperbaiki desain Rumah Sakit.
• Fokus pada merubah
5.Memperketat kontrol peresepan kebiasaan.
Antibiotik.

32
33
Instrumen tahun 2012 (mengacu JCI edisi 4)
Fokus pada Keselamatan Pasien
Tambahan Penilaian 3 Program Pemerintah (MDG’s)

Sasaran I:
(Section I: Patient- Kelompok
Centered Standards) Standar
Pelayanan
(8 Chapter) berfokus pada
pasien

PPI (Section II: Health Care Sasaran II :


Kelompok
Organization Management Standar
standards) Manajemen
Rumah
(6 Chapter) Sakit

(International Patient Sasaran III:


Sasaran
Safety Goals (IPSG)) Keselamatan
(Chapter 1Section I) Pasien RS

J.C.I Edisi 4. Thn 2011

34
35
36
37
KENDALA SAAT INI

 Komitmen pimpinan RS masih rendah untuk menerapkan


PPI di RS
 Turn over petugas terlatih PPI tinggi
 Masih terbatasnya anggaran untuk program PPI nasional
 Perubahan Budaya petugas kesehatan

“ kesadaran untuk menurunkan penularan


infeksi terkait pelayanan kesehatan”
38
RENCANA TINDAK LANJUT

 Penetapan tim /pokja pusat PPI yang terdiri dari


unsur Kementerian Kesehatan, unsur Profesi, unsur RS
dibawah Kemenkes RI.
 Mendorong RS rujukan provinsi dan regional
melaksanakan pelayanan sesuai standar khususnya
dalam hal PPI
 Penguatan PPI melalui pemenuhan standar dan
peningkatan kapasitas SDM
 Monitoring dan evaluasi
39
PENUTUP

• Program PPI merupakan program yg penting untuk


meningkatkan mutu layanan RS dan fasyankes lainnya.
• Dibutuhkan komitmen pimpinan RS dan fasyankes lainnya
untuk memberi contoh utama perubahan perilaku nakes
Dengan mentaati prinsip PPI-akan mencegah penyebaran
dan berkembannya mikroba resiten

Membantu mengendalikan resistensi antimikroba ( ASP)

40
TERIMA KASIH

DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


2017
41

Anda mungkin juga menyukai