Anda di halaman 1dari 37

KEBIJAKAN AKREDITASI

DAN PERUMAHSAKITAN
DI INDONESIA

drg. Farichah Hanum, M.Kes


Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Disampaikan pada Acara Workshop Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dan
Workshop Sistem Manajemen Dokumen Akreditasi RS (SISMADAK)
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
01

02 ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

03 MUTU DAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

04 KESELAMATAN PASIEN DALAM AKREDITASI RS

05 PENUTUP
MENTERI KESEHATAN
Visi dan Misi Presiden
TRISAKTI:
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNG

Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepri

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


badian dalam budaya
GULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)


Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA PROGRAM INDONESIA S PROGRAM INDONESIA KERJA PRO


PINTAR EHAT GRAM INDONESIA SEJAHTERA
RENSTRA
2015-2019

PARADIGMA SEHAT PENGUATAN YANKES JKN

PENDEKATAN KEL
UARGA KELUARGA NUSANTARA SEH
SEHAT DTPK
GERMAS
3
AT
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA
2015-2019

Pilar 1. Paradigma Sehat Pilar 2. Penguatan Yankes Pilar 3. JKN

Program Program
• Peningkatan Akses terutama
Program
• Pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan pd FKTP • Benefit
• Promotif - Preventif sebagai pil • Optimalisasi Sistem Rujukan • Sistem pembiayaan:
ar utama upaya kesehatan • Peningkatan Mutu asuransi – azas gotong r
• Pemberdayaan masyarakat oyong
Penerapan pendekatan continu • Kendali Mutu & Kendali
um of care Biaya
• Sasaran: PBI & Non PBI
Intervensi berbasis resiko kese
hatan (health risk)

KELUARGA SEHAT
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
PENDAHULUAN

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025

Bangkes diarahkan un Akses masyarakat th Akses masyarakat te Kes masyarakat thp yankes
tuk meningkatkan aks p yankes yang ber rhadap yankes yang berkualitas telah m
es dan mutu yankes kualitas telah lebih yang berkualitas enjangkau dan merata di selu
berkembang dan me telah mulai mantap ruh wilayah Indonesia
ningkat

KURATIF-REHABILITATIF
VISI

MASYARAKAT SEHAT
PROMOTIF - PREVENTIF YANG MANDIRI
DAN BERKEADILAN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Penguatan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

PROGRAM Terwujudnya
PENINGKATAN PROGRAM Akses Pelayanan
AKSES PENINGKATAN MUTU Kesehatan Dasar dan
• SARANA • AKREDITASI RS Rujukan
PRASARANA yang berkualitas Bagi
• AKREDITASI PKM Masyarakat
• KOMPETENSI SDM
• ALAT KESEHATAN

6
HARAPAN FASILITAS KESEHATAN 2019
PENDAHULUAN

UHC 2019 KOMPETENSI FASKES Akses dan Mutu

Sarana
Sumber
Prasarana Alat Mutu Sistem
Daya
Kesehatan Kesehatan melalui Rujukan
KOMPETENSI
PROFESIONAL Akreditasi
(KLINIS)
KOMPETENSI KOMPETENSI
MANAJERIAL INTERPROFESIONAL

KEPEMIMPINAN KEMAMPUAN
KLINIS TEKNIS MEDIS KOMUNIKASI
EFEKTIF
REGULASI AKREDITASI
PENDAHULUANRUMAH SAKIT

PerMenkes No. 99/2015: Revisi Permenkes 71/2013:


Pelayanan Kesehatan Pada JKN,
masa transisi persyaratan Akreditasi: 5 Tahun

28 November 2013 Faskes yang bekerja sama den


gan BPJS Kesehatan
Harus Terakreditasi
28 November 2018
Tantangan Pelayanan Kesehatan (2)

Kesenjangan kemampuan pelayanan wilayah barat dan wilayah timur

1103 298
175
586
67 67
335
144
10
61

Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D RS belum


dan D ditetapkan
Pratama kelas

Jumlah Penduduk Indonesia Timur (17 Provinsi): 50.163.351


Sumber: RS Online, Juli 2018
RUMAH SAKIT BERDASARKAN JENIS

Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia


2015 - 2018
1219
KEMKES
1032
925 PEMDA
833 PROVINSI
PEMDA KAB
705 702 694
PEMDA KOTA
584
480 502 514
469 KEMENTERIA
N LAIN
TNI

113 98 125 120 97 125 126 96 126 142 POLRI


62 64 63 90 121 54
33 8 42 33 13 42 33 16 44 33 19 45

2015 2016 2017 2018


TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL
2.488 2.601 2.732 2.821
(Data 2018 per 1 Oktober 2018)
Sumber: RS Online, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
RUMAH SAKIT BERDASARKAN KELAS

Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia


2015 - 2018
1412

1216
1073
A
837 843
763
B
631 C
548550
423
367 379
443 406 D
328
173
Belum Ditetapkan
57 63 63 67

2015 2016 2017 2018


TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL
2.488 2.601 2.732 2.821
(Data 2018 per 1 Oktober 2018)
Sumber: RS Online, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
RUMAH SAKIT BERDASARKAN JENIS

Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia


2015 - 2018
1219
KEMKES
1032
925 PEMDA
833 PROVINSI
PEMDA KAB
705 702 694
PEMDA KOTA
584
480 502 514
469 KEMENTERIA
N LAIN
TNI

113 98 125 120 97 125 126 96 126 142 POLRI


62 64 63 90 121 54
33 8 42 33 13 42 33 16 44 33 19 45

2015 2016 2017 2018


TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL
2.488 2.601 2.732 2.821
(Data 2018 per 1 Oktober 2018)
Sumber: RS Online, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
RS Rujuka
Nasional Provinsi RS Rujukan Nasional dan RS Rujukan Provinsi
n
RS Kelas A 12 2

RS Kelas B 2 14

RS Kelas C -- 4

Jumlah 14 20
**Kepmenkes HK.02.02/MENKES/3
90/2014

RS RUJUKAN REGIONAL
(= 110 RS)
RS KELAS A 3 RS
RS KELAS B 48 RS
RS KELAS C 52 RS
RS KELAS D 7 RS
RS Rujukan Regional **Kepmenkes HK.02.02/MENKES/3
91/2014
DISPARITAS

wilayah timur dan DTPK


SUPPLY - DEMAND
KEBUTUHAN PELAYANAN
KESEHATAN TIDAK TERPE
SARANA PRASARANA AKSES SEBARAN KEL
NUHI
AS RUMAH SAKIT

SUMBER DAYA MANUSIA BIAYA LEBIH MAHAL UNTU


K BISA MEMENUHI KEBUTU
HANNYA
MUTU  SEBARAN CAP
MUTU AIAN AKREDITASI
PREMI SAMA, KOMPENSAS
BIAYA I BELUM JELAS
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN AKSES LAYANAN KESEHATAN

PENGUATAN 2 PENINGKATAN 3 PEMANFAATAN


1
FASKES SUMBER DAYA TEKNOLOGI
• Pemenuhan sarana, prasana, a KESEHATAN INFORMASI
lat kesehatan, dan kebutuhan • Meningkatkan Kompeten Optimalisasi penggunaan Teknologi
obat (farmasi)  kompetensi si klinis dan Kompetensi Informasi untuk memperluas dan
• Tata kelola dan kepemimpinan manajerial mempermudah akses baik
• Mutu  Akreditasi • WKDS masyarakat maupun internal RS  l
• Insentif  remunerasi ayanan berbasis IT
SINERGI KEBIJAKAN

• Permenkes Nomor 1438/2010: Standar Pelayanan


Kedokteran
STANDAR PELAYANAN
• Permenkes Nomor 56 Tahun 2014: Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit

• UU Nomor 44/2009: RS dalam Peningkatan Mutu


Pelayanan RS wajib akreditasi 3 thn sekali.
• Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 : Akreditasi RS KUALITAS PELAYANAN
(revisi dari Permenkes 12/ 2012)
• SK Menkes Nomor 407/2015: Penetapan Lembaga
Independen Pelaksana Akreditasi di Indonesia

• PMK 11 / 2017: Keselamatan Pasien (penyempurnaan PMK KESELAMATAN PASIEN


1691/2011)

16
AKREDITASI RUMAH SAKIT
PENDAHULUAN

UU No. 44/2009 : Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RS wajib


terakreditasi secara berkala 3 tahun sekali
Permenkes 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi RS

Pasal 4
Pasal 3
(1) Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga indepen
(1) Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi.
den penyelenggara Akreditasi yang berasal dari
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat
dalam atau luar negeri.
(1) diselenggarakan secara berkala paling se
(2) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi
dikit setiap 3 (tiga) tahun.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat
ditetapkan oleh Menteri.
(1) dilakukan oleh Rumah Sakit paling lama
(3) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi
setelah beroperasi 2 (dua) tahun sejak me
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus tel
mperoleh izin operasional untuk pertama ah terakreditasi oleh lembaga International
kali. Society for Quality in Health Care (ISQua).
Regulasi Perumahsakitan  SNARS Edisi
1
Keselamatan Pasien  Permenkes 11/2017  Revisi
1691/2010

Pelayanan Geriatri (Permenkes 79/2014), RAN


Kesehatan Lansia (Permenkes 45/2016)

PPRA (Permenkes 8/2015)

Rumah Sakit Pendidikan Permenkes 1069/2008 dan PP


93/2015 tentang RS Pendidikan
MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN

MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN PADA TIAP LEVEL FASKES


 PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER

Input Proses Output

• Standar fasilitas medik • PNPK • Angka pasien jatuh


• PPK
• Standar fas non medik
• CP
HTA • Kecepatan mengatasi komplain
• Angka infeksi
• Standar SDM
• HTA
• Tarif

Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Pengukuran Indikator Mutu pelayanan
Isu Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

• Berbagai pengukuran mutu telah


dilakukan oleh berbagai institusi,
– SPM-RS , Indikator Mutu RS (Kemenkes),
– Indeks Kepuasan Masyarakat di fasyankes (KeMen PAN),
– Indeks Kualitas Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan KBK (BPJS)
– IKI, IKT (Dirjen Yankes pada RS Vertikal)
– Akreditasi RS dengan indikator mutu area klinis, manajemen dan kesel
amatan pasien (KARS),
– Indikator keselamatan pasien (KNKP RS), dll

Kurang atau tanpa koordinasi antar satu pengukuran


dengan pengukuran yang lain

DIPERLUKAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI MUTU NASIONAL


Definisi Mutu Pelayanan Kesehatan
DEFINISI INTERNASIONAL DEFINISI NASIONAL
Tingkat layanan kesehatan bagi individu dan Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan
populasi yang konsisten dengan perkembangan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan sesuai
ilmu pengetahuan dan dapat meningkatkan hasil dengan standar pelayanan Rumah Sakit sebagai
kesehatan sesuai yang diinginkan (IOM, 2001) bagian dari tata kelola klinis yang baik (Permenkes No.
69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban
 Definisi kerja untuk mutu pelayanan Pasien, pada Bab II Kewajiban Rumah Sakit Pasal 17 ayat 4).
menggambarkan ciri mutu dalam pelayanan
dan sistem kesehatan, dimana layanan Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya yang
memberikan rasa puas sebagai pernyataan subjektif
kesehatan harus memenuhi enam pelanggan, dan menghasilkan outcome sebagai
area/dimensi mutu yaitu efektif, efisien, bukti objektif dari mutu layanan yang diterima
mudah diakses, dapat diterima/fokus pelanggan (Permenkes No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas)
kepada pasien, adil serta aman (WHO, 2006)
Definisi komprehensif mutu masih sangat kurang
WHO 2017

DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN


Effectiveness

Effectiveness
Safety

Efficiency Safety

INTEGRATED
Patient
Centeredness
DIMENSI MUTU

Accessible
Patient Center
Equity
edness

Equity
Accesible
Sumber: Handbook For National Quali
ty Policy and Strategy; WHO 2017 Efficiency
Regulasi Mutu Pelayanan Kesehatan
Tahun Capaian

1988 Implementasi Gugus Kendali Mutu

1989 Pengembangan Quality Assurance oleh PERSI

1994 Implementasi Total Quality Management (TQM)


1995 Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS, dimulai dari 5 layanan, 12 layanan and 16 layanan

2004 Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk fasilitas kesehatan

2005 Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh PERSI dan Kementerian Kesehatan

Pencapaian Penting 2007 Uji kompetensi dokter dan dokter gigi

Dalam Upaya 2007 Jakarta Declaration on Patients for Patient Safety in Countries of the South-East Asia
Region

Peningkatan Mutu 2008


2009
Permenkes tentang SPM (Standar Pelayanan Minimal) RS
Permenkes tentang Rumah Sakit Kelas Dunia dan JCI ditetapkan sebagai lembaga

Pelayanan 2012
independen yang melakukan akreditasi RS internasional di Indonesia.
Akreditasi Laboratorium Kesehatan oleh KALK

Kesehatan 2012 Permenkes tentang akreditasi RS dan dimulainya implementasi akreditasi RS dengan
KARS versi 2012 (diadaptasi dari JCI edisi 4)
2014 Implementasi JKN
2015 Permenkes tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

2016 Pembentukan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan di Kementerian


Kesehatan
2017 KARS diakui oleh ISQUA sebagai badan akreditasi internasional dan diluncurkannya
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1
2017 Tahap Awal Penyusunan NQPS Indonesia
Strategi Nasional Mutu Pelayanan
Kesehatan Nasional

Referensi : WHO Handbook


12 Indikator Mutu Pelayanan RS
Draft Permenkes tentang Pedoman Pengukuran dan Evaluasi Mutu Pelayanan Rumah Sakit

Kepatuhan Identifikasi Pasien Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasio


1 7
(Acceptable) nal (FORNAS) (effecient)
Waktu Tanggap Pelayanan Gawat Darurat
2 (Emergency Respon Time) 8 Kepatuhan Cuci Tangan (Safe)
(Save-Efective)

Waktu Tunggu Rawat Jalan Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Pasi


3 9 en Jatuh (Safe)
(Accessible)
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
4 Penundaan Operasi Elektif 10
(Accessible) (effective)
Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis Kepuasan Pasien dan Keluarga
5 (Accessible – Acceptable) 11 (Acceptable)

Pelaporan hasil pemeriksaan lab Kecepatan Respon Terhadap Komplain (Accepta


6 12 ble)
kritis (acceptable)

* Indikator Kinerja Individu Direktur Utama RS UPT Vertikal dan Kepala Balai * Indikator Kinerja Terpilih
Catatan: Dalam proses di Biro Hukor Kemenkes
Regulasi tentang Mutu (on progress)
1. Draft PMK tentang Komite 2. Draft PMK tentang Pengukur
Mutu RS an Indikator Mutu
– Ketentuan Umum – penetapan indikator terpil
ih;
– Pembentukan
– pengukuran mutu pelaya
– Organisasi nan di rumah sakit;
– Tugas dan Fungsi – evaluasi dan rencana tind
– Pendanaan ak lanjut mutu pelayanan
– Pembinaan dan Pen di rumah sakit;
gawasan – pencatatan dan pelapora
n; dan
– Ketentuan Peralihan
– pembinaan dan pengawa
san.
DASAR HUKUM DALAM KESELAMATAN PASIEN

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit

Undang-undang No. 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan

Undang-undang No. 29 Tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran
Keptusan Menteri Kesehatan No.
535/MENKES/SK/2016 Tentang Komite
Keselamatan Pasien RS
Peraturan Menteri Kesehatan No.
11/MENKES/2017 Tentang
Keselamatan Pasien
Keselamatan Pasien Dalam UU Rumah Sakit
Pasal 43

 Tujuan (Pasal 3 ayat b) : memberik


an perlindungan terhadap keselam
atan pasien, masyarakat, lingkunga
n RS dan SDM di RS
 Kewajiban RS (Pasal 29 ayat b) : m
emberi pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi
& efektif dgn mengutamakan kepe
ntingan pasien sesuai standar pela
yanan RS.
Perbedaan PMK 1691/2011 dengan PMK 11/2017

PMK 1691 THN 2011 PMK 11 THN 2017


• Rumah Sakit • FASYANKES
• UU RS • UU RS & Penyempurnaan 1691 :
• 9 Dasar Hukum 9 Bab, 17 pasal tindakan komprehensif-respons
• Keanggotaan Komite; 11 orang if
• Belum ada penanganan kejadian • 8 Dasar Hukum,6 Bab, 37 pasal
sentinel yang berdampak luas b • Keanggotaan ; terbuka
eserta pelaksanaan investigasin • Bab terkait penanganan kejadia
ya n sentinel yang berdampak luas
serta pelaksanaan investigasi

30
PMK 11/2017 tentang KESELAMATAN PASIEN

BAB I • KETENTUAN UMUM

BAB II • KOMITE NASIONAL KESELAMATAN PASIEN

BAB III • PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN

• PENANGANAN KEJADIAN SENTINEL YANG


BAB IV BERDAMPAK LUAS / NASIONAL

BAB V • PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BAB VI • KETENTUAN PERALIHAN


RUMAH SAKIT DAN STATUS AKREDITASI
Jumlah Rumah Sakit di Indonesia : 2828 56,7% RS telah terakreditasi nasional
Paripurna 691
Swasta/Lainnya 1,223 Status Akreditasi RS Utama 120
Madya 83
BUMN 54
Dasar 38
Organisasi Non Profit 588 Perdana 671

Polri 45 Jumlah Terakred


itasi 1603
TNI 121
Perdana; Paripurna;
Kementerian Lain 19 42% 43%
Pemkot 90 1.603
Pemkab 513
Pemprop 142
Kemkes 33 Dasar; 2% Utama; 8%
0 500 1000 1500 Madya; 5%

Data : RS Online 15 September 2018 Data : Web KARS 15 September 2018


RUMAH SAKIT dan STATUS AKREDITASI
DI INDONESIA
Jumlah Rumah Sakit 2836 Perdana Dasar Madya Utama Paripurna
Jumlah RS Terakreditasi 1630 700 39 82 125 684
Persentasi Terakreditasi 57,50% 43% 2,40% 5% 7,70% 42%

BUMN 63 JUMLAH RUMAH SAKIT


36
TERAKREDITASI
Swasta/Lainnya 1257
528 1630
Kementerian Lain 17
9
TNI/ POLRI 165
124
Organisasi Sosial 582
414
Pemkot 84 Paripurna
79 Perdana
42% 43%
Pemkab 500
312
Pemprop 135
101
Dasar
Kemkes 33
27 2%
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Utama
8% Madya
Jumlah Rumah Sakit Terakreditasi
5%
Data : RS Online, Web KARS 1 Novemberr 2018
PENCAPAIAN AKREDITASI
RS RUJUKAN NASIONAL, PROVINSI DAN REGIONAL
RS RUJUKAN NASIONAL : 14 RS RUJUKAN PROVINSI: 20 RS RUJUKAN REGIONAL : 110

STATUS AKREDITASI RS
RUJUKAN NASIONAL RS Rujukan RS RUJUKAN
Provinsi REGIONAL
Jumlah Rujukan
Nasional Perdana Perdana
Dasar Dasar
Internasional Madya
(JCI) Madya
Utama Utama
Paripurna
Paripurna Paripurna
0 20 40 60
0 5 10 15
Jumlah
Internasional Paripur Perdan
Paripurna Rujukan Paripurn Utama Madya Dasar
(JCI) Utama Madya Dasar Perdana na a
Nasional a
Series1 54 15 8 9 15
Jumlah RS 13 9 14 Series1 14 3 0 0 2

• Akreditasi Nasional Paripurna • Akreditasi Nasional Paripurna • Akreditasi Paripurna dan


(13 dari 14 RS) ( 14 dari 20 RS) Utama 69 dari 110 RS
• Akreditasi Internasional
Minimal harus PARIPURNA • Minimal harus Utama
( 9 dari 14 RS)
Data Web KARS : 1 November 2018
Penutup
Membangun budaya mutu dan keselamatan pasien adalah kebutuhan Rumah
1 sakit.

Memerlukan waktu dan upaya yang keras untuk mewujudkan budaya mutu dan
2 keselamatan pasien di Rumah sakit.

Perlu pemenuhan sarana, prasarana, alkes, farmasi, SDM, regulasi, penggunaan IT


3 dan tata kelola yang baik agar didapatkan produk Rumah sakit yang bermutu.

Perlu upaya semua pihak; agar Rumah sakit dapat memberikan pelayanan JKN
4 terakreditasi sebelum tahun 2019.

Standar Nasional Akreditasi RS (SNARS) Edisi 1 yang berlaku 1 Januari 2018


5 diharapkan lebih baik dalam memberikan kontribusi dalam pembangunan
budaya mutu dan keselamatan pasien Rumah sakit.
PENUTUP
PENDAHULUAN

1. Membangun budaya mutu dan keselamatan pasien adalah kebutuha


n Rumah sakit.
2. Memerlukan waktu dan upaya yang keras untuk mewujudkan buday
a mutu dan keselamatan pasien di Rumah sakit.
3. Perlu pemenuhan sarana, prasarana, alkes, farmasi, SDM, regulasi, pe
nggunaan IT dan tata kelola yang baik agar didapatkan produk Ruma
h sakit yang bermutu.
4. Perlu upaya semua pihak; agar Rumah sakit yang bekerja sama deng
an BPJS Kesehatan terakreditasi sebelum tahun 2019.
5. Standar Nasional Akreditasi RS (SNARS) Edisi 1 yang berlaku 1 Januari
2018 diharapkan lebih baik dalam memberikan kontribusi dalam pem
bangunan budaya mutu dan keselamatan pasien Rumah sakit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai