Anda di halaman 1dari 55

Manajemen Sumber Daya Manusia

Kesehatan

6 Juli 2023

Aidil Hafiz, SKM, MSc.PH

Analis Kebijakan Ahli Madya


KOMPONEN SDM KESEHATAN NASIONAL DALAM
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
1. Rencana Kebutuhan SDMK
untuk pelayanan kesehatan
1. Pelatihan Pre- 2. Proyeksi Supply-Demand
servis 2. Produksi SDMK
2. Pelatihan In-
servis
1. Perencanaan
SDMK

SDMK

1. Jumlah Pembangunan
1. Distribusi, 2. Jenis Kesehatan
rekrutmen, 3. Distribusi
seleksi, dan
penempatan 4. Peningkatan Mutu
2. Pengangkatan, SDMK
kompensasi 3. Pendayagunaan
termasuk sistem SDMK
insentif berbasis
kinerja 1. Sertifikasi, registrasi, dan perizinan
3. Pengembangan 2. Standar kompetensi Nakes
Profesi 3. Sistem informasi SDMK
4. Sumber daya
5. Peraturan
ARAH PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN
RPJMN 2020-2024
Visi
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan nasional, khususnya penguatan pelayanan kesehatan primer dengan
peningkatan upaya promotif dan preventif yang didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi.

Meningkatkan Mempercepat perbaikan Meningkatkan Gerakan Masyarakat Memperkuat sistem


kesehatan ibu, anak, gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) kesehatan &
keluarga berencana dan pengendalian obat dan
kesehatan reproduksi makanan

RPJMN Renstra
% Puskesmas tanpa % Puskesmas dengan jenis tenaga % RSUD Kab/Kota yang memiliki 4 dokter Jumlah SDMK yang ditingkatkan kompetensinya
dokter Kesehatan sesuai standar spesialis dan 3 dokter spesialis lainnya

C. PEMBINAAN JABATAN
A. PEMENUHAN DAN PEMERATAAN TENAGA B. PENINGKATAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM FUNGSIONAL KESEHATAN DAN
KESEHATAN KESEHATAN KARIR SDMK
1. Pemenuhan 9 jenis Nakes 4. Penyediaan formasi ASN 1. Pendidikan dan Pelatihan 6. Standiarisasi Pendidikan 1. Penguatan pengelolaan jabatan
di Puskesmas melalui (CPNS dan P3K) di 2. Akselerasi produksi dokter dan kompetensi tenaga fungsional
penugasan khusus Puskesmas dan RS dan dokter spesialis kesehatan 2. Peningkatan kesejahteraan tenaga
2. Pemenuhan dokter di 5. Pendayagunaan 3. Beasiswa calon dokter dan 7. Mobilisasi Institusi Kesehatan melalui sistem
Puskesmas Tenaga Kesehatan WNI dokter spesialis Pelatihan kompensasi
3. Pemenuhan dokter lulusan Luar Negeri 4. Beasiswa calon tenaga
spesialis di RSUD kesehatan 3. Pembinaan karir tenaga Kesehatan di
5. Beasiswa bagi SDMK fasyankes swasta pemberi layanan
JKN 4
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem


Hasil sistem anak, keluarga berencana Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan & pengendalian
kesehatan dan kesehatan reproduksi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
Kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan kualitas ketahanan sektor ketahanan
program kapabilitas layanan sekunder & farmasi & alat tanggap darurat
Mis., kampanye promosi dan Mis., Vaksinasi dan Mis., pemeriksaan kesehatan,
utama Imunisasi, penyediaan tablet penambah zat besi layanan primer tersier kesehatan
program edukasi Mis., kesiapan tanggap
makanan sehat di sekolah untuk mengurangi anemia,
Mis., Ketersediaan, akses, bencana kota, kesiapan
pengelolaan penyakit kronis Mis., Kedekatan fasilitas Mis., Kedekatan fasilitas
kualitas, dan keterjangkauan rantai pasokan E2E, rencana
layanan primer dan berbasis layanan, kapasitas tempat
farmasi dan peralatan medis, SDM, menjaga kualitas
masyarakat, kualitas layanan, tidur, kualitas
meningkatkan kapabilitas layanan selama krisis
jalur ke layanan sekunder layanan/akreditasi rumah
sakit R&D
1,8
T
6

4 Transformasi sistem Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


5
Enabler pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Menjamin transparansi dan efektivitas Mempercepat adopsi teknologi dan solusi
mendasar Mempercepat ketersediaan, kualitas dan
pendanaan untuk sistem, dan akses yang adil distribusi SDM bidang kesehatan lintas kesehatan digital, meningkatkan
bagi setiap segmen populasi sistem kesehatan pengambilan keputusan berdasarkan data

4
1. Internist
513 (4,97%) puskesmas 2. Obstetric-
gynaecologist
tidak ada dokter 3. Pediatrician
4. Surgeon
5.354 (51,85%) 5.
6.
Anesthesiologist
Clinical pathology
puskesmas belum 7. Radiologist
memiliki lengkap 9 Jenis
Tenaga Kesehatan 850 RS Pemda

158 (25,08%) RSUD


kab/kota belum 1. Doctor
terpenuhi dengan 7 2. Dentist
3. Nurse
dokter spesialis 4. Midwife
5. Pharmacist
Ratio dokter 0,58 dan 6. Nutritionist
7. Health promotor
Dokter spesialis 0,15 tiap 8. Sanitarian
1.000 Penduduk (jauh 9. Lab technician
dari target penguatan
sistem kesehatan, 10.313 Puskesmas
Bappenas)

SISDMK, Des 2021


INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME

Tenaga Kesehatan RENBUT SDMK


1. Perhitungan dengan INFORMASI SDMK GOALS
1. Data Individual (jenis, 1. Kondisi ketenagaan 1. Pemenuhan tenaga
a) Analisis Beban Kerja
Jenjang, unit) 2. Kebutuhan tenaga kesehatan (Pemda-Pusat)
• Jabfung Kes
2. Kode Faskes/Unit 3. Rencana pemenuhan 2. Pemerataan tenaga
• Jabfung nonKes
3. Regulasi SDMK Jabfung • Jab Pelaksana 4. Rekomendasi Tata Kelola kesehatan (BKD-BKN-
Kesehatan b) Standar Minimal SDMK Pusat dan Daerah Kemendagri)
• Uraian tugas Kebutuhan 3. Pengembangan Karir
• Angka kredit a) Promosi Jabatan
c) Proyeksi SDMK

Integrated process
b) Pendidikan (RPL, Tugas
• Norma waktu
Belajar)
4. Penetapan: VERIFIKASI – VALIDASI REKOMENDASI
c) Peningkatan mutu dan
• Standar jenis 1. Pemerintah daerah PEMENUHAN kapasitas SDMK
• Jenjang jabfungkes 2. Unit Pengampu 1. Mekanisme ASN (Pelatihan, workshop,
(CPNS/PPPK) dsb)
ANALISIS KEBUTUHAN 2. Formasi ASN yang tidak 2. Perbaikan system
Memadukan angka terserap dipenuhi a) Technology support
Sumber lain: kebutuhan dengan : melalui mekanisme b) Merit system (mekanisme
1. Standar Kebutuhan 1. Regulasi & kebijakan tugsus Pemda (NSD, reward and punishment)
minimal 2. Target rencana PTTD, BOK, Honorer, 5. Binwas – Monev
2. Jumlah dan proyeksi pembangunan dsb) 6. Public-private
jumlah Penduduk 3. Kondisi fiskal / Kearifan 3. Formasi yang tidak partnership dalam
3. Atrisi lokal mampu diselenggarakan pengembangan dan
4. Target ratio 4. Reward and Punishment daerah, diupayakan pemenuhan tenaga
melalui tugsus Pusat kesehatan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Publik


SDM KESEHATAN dan Privat Health Education Center
(Pusk, RS, Labkes, dsb)
DASAR HUKUM PENYUSUNAN PERENCANAAN
SDM KESEHATAN

UU 36/ 2009 UU No. 5 / 2014 (ASN) UU 34/ 2014 PP 67/ 2019 SE MENPAN 6/2012
(KESEHATAN) (TENAGA (PENGELOLAAN
KESEHATAN) TENAGA
KESEHATAN)

Pemerintah mengatur Pemerintah dan Poin 5a no 1


“ Setiap Instansi Perencanaan nakes
perencanaan, Pemerintah Daerah disusun berjenjang Perhitungan beban
Pemerintah wajib
pengadaan, bertanggung jawab dimulai dari Faskes, kerja dalam rangka
menyusun kebutuhan
pendayagunaan, terhadap perencanaan, Pemda kab/kot, Pemda penyusunan formasi
jumlah dan jenis jabatan
pembinaan, dan pengadaan, dan provinsi, dan PNS ditindaklanjuti
PNS berdasarkan
pengawasan mutu pendayagunaan nakes pemerintah pusat dengan pedoman
analisis jabatan dan
tenaga kesehatan sesuai kebutuhan perhitungan tenaga
analisis beban kerja. “ secara nasional.
dalam rangka kesehatan yang
penyelenggaraan dikeluarkan Menkes
pelayanan kesehatan

PERMENKES NO.33 TAHUN 2015


tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Kebutuhan SDM Kesehatan
PERMENKES 33 TAHUN 2015
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

Permenkes 33/2015 berisi : Metode Perencanaan SDMK:


1. Pedoman Perencanaan 1. Standar Kebutuhan Minimal
Kebutuhan SDMK secara 2. Analisis Beban Kerja Kesehatan
Umum 3. Proyeksi Kebutuhan Nakes terhadap
2. Pedoman Tk Provinsi populasi
3. Pedoman Tk Kab/Kota

1. Pengembangan aplikasi Pemanfaatan Perencanaan Kebutuhan SDMK


dilakukan sejak tahun 2016 • ABK Kes : menjadi data utama Pengajuan
2. Sejak tahun 2019 telah formasi CPNS, PPPK dan redistribusi
dilakukan interoperabilitas • Standar Kebutuhan Minimal : sebagai dakung
dengan SI-SDMK Pemenuhan Nakes secara temporary
3. Output ABK-kes dapat melihat • Proyeksi Kebutuhan Nakes terhadap
kebutuhan berdasarkan Jenis populasi: menghitung potensi/ kekuatan sistem
dan Jenjang kesehatan serta kecukupan nakes terhadap
populasi (Provinsi dan Nasional)
Permenkes 33/2015
Proses Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan sebagai dukungan
dan Dukungan Pemerintah Pusat regulasi dan pedoman
teknis
Faskes dan UPTD Dinkes Kab/ Kota/ Prov Dinkes Kab/ Kota/ Prov

Analisis hasil dengan Aplikasi Renbut 4.0


Menghitung dengan Rekapitulasi hasil
ABK dan Std minimal perhitungan
faktor yang sebagai dukungan
mempengaruhi
sistem mempermudah
proses perhitungan
Pemanfaatan dokumen
Penyusunan Dokumen Dana dekonsentrasi
sebagai dasar
penetapan formasi
Perencanaan Kebutuhan bersumber APBN tahun
2016-2021
Stakeholder partner Dinkes Kab/ Kota/ Prov

Fasilitasi dan sosialisasi


perhitungan kebutuhan
Tahun
Tingkat “Secara kuantitas total dokumen SDMK
Administratif 2019 2020 2021 Provinsi dan Kab/Kota peningkatan
dari tahun 2019 ke tahun 2020 dan Advokasi pada
Kabupaten/
Kota (514)
447 (87%) 453 (88,1%) 484 (94,2%) 2021; namun secara kualitas pemerintah daerah dan
dokumen relatif tidak ada
Provinsi (34) 18 (52,9%) 34 (100%) 33 (97,1%) K/L sebagai stakeholder
peningkatan signifikan”
partner
9
Upaya pemenuhan tenaga kesehatan
UU 23 Tahun 2014
Pasal 11, 12
Urusan pemerintahan konkuren PNS 1. Penyediaan Formasi ASN
kewenangan Daerah terdiri atas (CPNS dan PPPK) di
Tetap/
Urusan Pemerintahan Wajib Puskesmas dan RS
Permanen
(Dokumen Perencanaan
(Pendidikan, kesehatan, PU-PR; PPPK Kebutuhan )
perumahan rakyat dan kawasan
permukiman, tantibmas; dan
sosial)

UU No 36 Tahun 2014 Pemenuhan


Pasal 13 Tenaga Kontrak/ Honor
Pemerintah dan Pemerintah Kesehatan swasta, BLU (D)
Daerah wajib memenuhi
kebutuhan tenaga baik
dalam jumlah, jenis, maupun Pemenuhan
dalam kompetensi secara Sementara/
Nusantara Sehat
tenaga
Tim
merata untuk menjamin Temporary Penugasan Khusus kesehatan
keberlangsungan Tenaga Kesehatan
dibantu oleh
pembangunan kesehatan Nusantara Sehat Pemerintah
Individu
Pusat
PP No. 67 Tahun 2019
Pasal 17 (bersifat
Pendayagunaan nakes wajib temporer)
4. Pendayagunaan 5. Pendayagunaan
memperhatikan: pemerataan, Dokter Spesialis Nakes WNI- LLN
pemanfaatan; dan
pengembangan
10
KENDALA PERENCANAAN UPAYA SOLUSI/STRATEGI
KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
❑ Pebentukan Tim Perencana Kebutuhan SDM
Kesehatan yang efektif
❑ Jumlah Personail dan Kompetensi
Pengelola Perencanaan Kebutuhan SDM ❑ Dukungan Anggaran APBD baik dalam
Kesehatan termasuk operator sistem Perencanaan maupun Pemenuhan SDM
Kesehatan
informasi SDM kesehatan yang masih
terbatas ❑ Penambahan Personil dan Peningkatan
Kapasitas dan Kompetensi Pengelola SDMK
❑ Belum adanya Dukungan Anggaran dalam data analisis dan penyusunan dokumen
bersumber APBD dalam Perencanaan untuk advokasi
Kebutuhan SDM Kesehatan ❑ Fasilitasi, Sosialisasi dan Advokasi Pusat dalam
❑ Kondisi geografis Indonesia yang berupa mengkoordinasikan antar stakeholder partner
kepulauan merupakan faktor penyulit dalam upaya integrasi Perencanaan dan
jaringan komunikasidihitung kebutuhannya Pemenuhan Tenaga Kesehatan

❑ Keterbatasan infrastrukutr daerah yang ❑ Binwas dan Monev pelaksanaan Perencanaan


dan Pemenuhan SDM Kesehatan di setiap
❑ Interoperabilitas antar Sistem Informasi fasilitas Kesehatan
masih belum terbangun ❑ Mendorong Interoprabilitas (Web Service)
dengan seluruh Sistem Informasi terkait

11
Latar Belakang
Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
UUD 1945 dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan

UU NO. 36 TAHUN 2009 UU NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA


TENTANG KESEHATAN KESEHATAN

Pemerintah mengatur  Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan,
perencanaan, pengadaan, baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin
pendayagunaan, pembinaan, keberlangsungan pembangunan kesehatan (Pasal 13 UU Nakes)
dan pengawasan mutu  Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara berjenjang (dimulai dari Fasilitas
tenaga kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah daerah
rangka penyelenggaraan
pelayanan kesehatan (pasal provinsi, sampai dengan Pemerintah secara nasional) berdasarkan ketersediaan
21 ayat 1 UU Nakes) Tenaga Kesehatan dan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan dan Upaya
Kesehatan (pasal 14 ayat 2 UU Nakes)

PBM (MENKES, MENDAGRI, MENPAN) TTG PERENCANAAN DAN PEMERATAAN NAKES DI


FASYANKES MILIK PEMDA
Adanya review thd Kepmenkes 81/2004 Tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan SDMK di Tingkat Provinsi, Kab/Kota , serta RS

Konsideran dan dasar hukum dalam kepmenkes 81 tahun 2014 sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan dan perkembangan kebijakan
peraturan perundang-undangan yang baru dalam rangka menghadapi tantangan permasalahan kesehatan masa kini dan mendatang.
Substansi metode perlu diperjelas tujuan penggunaan, pemanfaatan dan langkah penggunaan metode sehingga tepat sasaran, sehingga
diperlukan penyesuaian metode dan tools

Penetapan Permenkes yang baru


Diperlukan pedoman yang baru PMK No.33/2015
PERMENKES NO.33 TAHUN 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Kebutuhan SDM Kesehatan

Diterangkan Mengenai
Berisi Pedoman Perencanaan
Metode Yang digunakan dlm Dilengkapi dengan
Kebutuhan SDMK
Menghitung Kebutuhan SDMK

Pedoman umum ABK Kes


Buku Manual
Standar Kebutuhan
Pedoman tk. Provinsi
Minimal

Proyeksi Kebutuhan Aplikasi


Pedoman tk. Kab/Kota
Nakes thd Jml Penduduk
Penggunaan Metode Perhitungan Kebutuhan
SDMK yg Terdapat dalam Permenkes 33/2015
ABK Kes ➔ Dapat menjadi Dakung Pengajuan formasi CPNS

Standar Kebutuhan Minimal ➔ Dapat menjadi Dakung Pemenuhan Nakes


secara temporary

Proyeksi Kebutuhan Nakes thd Jml Penduduk ➔ Menghitung kecukupan


nakes dibadingkan jumlah penduduk secara global (Provinsi dan Nasional)
BUKU MANUAL 1

Perencanaan Kebutuhan SDM


Kesehatan Berdasarkan Metode
Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK Kes)
Analisis Beban Kerja (ABK)
Kesehatan
menghasilkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan riil di tingkat institusi baik di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan maupun non Fasyankes sesuai dengan beban kerja
organisasi dan kompetensi jabatan yang dipegangnya

Latar Belakang

SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012 ➔ Point 5a no 1 ➔ Perhitungan beban kerja dlm rangka penyusunan formasi
PNS ditindaklanjuti dengan pedoman perhitungan tenaga kesehatan yang dikeluarkan Menkes
Data yang dibutuhkan dalam ABK Kesehatan :
Jenis & Jml. SDMK yang ada
Jenis Pekerjaan
a. Tugas Pokok, Uraian Tugas, dan Norma Waktu;
b. Tugas Penunjang, Uraian Tugas, dan Norma Waktu
Capaian / cakupan program tiap tahun

Langkah-langkah dalam ABK Kesehatan :


1. Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang)
serta Norma Waktu
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Faskes
Langkah 1
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
No. Faskes Jenis SDMK
1 Puskesmas “A” Dokter
Dokter gigi
Perawat
Bidan




dst

Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
Langkah 1 (Lanjutan...)
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
No. Faskes Unit / instalasi Jenis SDMK
1 Rumah Instalasi Bedah 1.Dokter spesialis (bedah)
2. Dokter umum
Sakit Sentral
3. Perawat
Umum “P” 4. Asisten tenaga kesehatan
dst
Instalasi Gawat 1. Dokter umum
2. Perawat
Darurat
3. Asisten tenaga kesehatan
4. dst

Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


2. Permenkes No. 03 tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Ijin RS
3. Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi dan Ijin RS (RS Khusus)
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja
per minggu, sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52
minggu) dan 312 hari (6 x 52 minggu)-A.
2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)
3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh Menteri terkait (C)
4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 5 hari (D)
5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di Fasyankes
bersangkutan (E).
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TH

Kode Faktor Keterangan Penghitungan Jumlah Satuan


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 hr kerja / mg 52 260 hr/th
A Hari Kerja 6 hr kerja / mg 52 312 hr/th
B Cuti pegawai Hak Pegawai 12 hr/th
C Llibur Nasional + Cuti bersama Dalam 1 th (Kalender) 19 hr/th
D Mengikuti Pelatihan Dalam 1 th 5 hr/th
E Absen (Sakit, dll) Dalam 1 th 12 hr/th
F Waktu Kerja (dalam 1 minggu) Kepres No. 68/1995 37,5 Jam/mg
Permendagri 12/2008; Permen PAN-RB
G Jam Kerja Efektif (JKE) 26/2011
70% x 37.5 26,25 Jam/mg
5 hr kerja / mg (5) / (3) 5,25 Jam/hr
WK Waktu kerja (dalam 1 hari) 6 hr kerja / mg (5) / (3) 4,375 Jam/hr
5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 212 Hari/th
Waktu Kerja Tersedia (hari) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 264 Hari/th
WKT 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x7.5 1113 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (jam) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x6.25 1155 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 1200 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 72000 mnt/th

WKT (Waktu Kerja Tesedia) : Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk melaksanakan kewajiban pekerjaannya
sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th; jam//th; menit/th)
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
(utk tugas pokok dan tugas penunjang)
NO Jenis Tugas Kegiatan Norma waktu Satuan Norma waktu Satuan Capaian dalam 1 tahun

1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 845

2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 600 menit/ps 197

1 Tugas Pokok 3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 60 mnt/psn 342


4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 60 menit/ps 326
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 60 menit/ps 35
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 60 menit/ps 31
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 452
1. Mengikuti seminar 12 Jam/th 720 Menit/th
2 Tugas Penunjang
2. Menjadi anggota OP 1 Jam/bln 60 Menit/bln
Tugas Pokok
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SDMK yang terdidik dan terampil sesuai
dengan profesi SDMK yang bersangkutan, yang hasil kerjanya dilaporkan secara
teratur (rutin) ➔ referensi bisa diambil dari peraturan tentang JFT dan JFU
Satuan: Ps, Spesimen, Resep, Sasaran, Sampel, Rumah, Kegiatan, Laporan,
Berkas, Surat,dll
Tugas Penunjang
Kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan Tugas Pokok baik yang terkait langsung
maupun tidak terkait langsung dengan Tugas Pokok
Satuan: waktu per waktu➔Menit/hr; jam/mg; jam/bln; jam/triwulan; jam/smt, Jam/th

CAPAIAN
Target yang akan di capai dalam tahun tersebut utk tiap kegiatan ➔ bisa dilihat dari
capaian tahun sebelumnya ditambah dengan perkiraan penambahan capaian
LANGKAH-04
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)

Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
LANGKAH-05
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)

FTP

Rata-
Jenis Waktu Keg WKT FTP
NO Kegiatan rata Satuan
Tugas (mnt/th) mnt/th %
waktu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Mengikuti
720 mnt/th 72000 1
Tugas seminar 720
2
Penunjang 2. Menjadi anggota
60 mnt/bln 72000 1
OP 720
Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 2.0
Standar Tugas Penunjang (STP) =(1/(1 – FTP/100)) 1.02
L-06 Perhitungan Kebut SDMK (Bidan) Pusk "A”Th 2014
Jenis Capaian Kebutuhan SDMK
Tugas
Kegiatan SBK (Bidan)
(1 th)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)
1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
2. Pertolongan Persalinan 197 120 1.64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0.29
A. Tugas
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03
6. Yan. Gadar Neonatus 31 1200 0.03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19

JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2.79


B. Tugas Penunjang Standar Tugas Penunjang (hasil dari Langkah 5) 1.02
Total Kebutuhan SDMK (Bidan)= (JKT x STP) 2.84
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan SDMK
(contoh: Bidan Puskesmas) di Kabupaten/Kota “X” Tahun 2014

No Juml.SDMK Kebutuhan SDMK Kesenjangan


Puskesmas Keadaan
(Bidan) saat ini (Bidan) seharusnya (6)=(4)-(5)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 A 4 6 -2 Kurang
2 B 8 8 0 Sesuai
3 C 9 11 -2 Kurang
4 D 8 7 +1 Lebih
5 E 16 16 0 Sesuai
6 F 10 8 +2 Lebih
7 G 8 7 +1 Lebih
8 H 5 6 -1 Kurang
9 I 15 14 +1 Lebih
Kab/kota “X” 126 138 -12 Kurang
BUKU MANUAL 2

Perencanaan Kebutuhan SDM


Kesehatan Berdasarkan
Standar Ketenagaan Minimal
Metode Standar Ketenagaan Minimal tepat digunakan untuk Pendirian Faskes Baru
sebagai persyaratan ijin pendirian, dan Peningkatan Status / Kelas Faskes (RS,
RSK, Puskesmas, RS Swsta, UPT / UPTD) ➔ Sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan (sumber: Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan
Klasifikasi Rumah Sakit dan Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas)
1. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDMK dapat digunakan
untuk melaksanakan redistribusi di dalam rumah sakit yang
bersangkutan atau redistribusi antar rumah sakit.
2. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDM kesehatan tdk
dapat diusulkan untuk alokasi formasi ke Kementerian
PAN-RB melalui BKD kabupaten/kota atau BKD provinsi atau
langsung ke Kemen PAN-RB

Kemenkes ➔ direncanakan untuk pemenuhan kebutuhan secara temporary ➔


penugasan khusus individu, WKS dr. Spesialis
1. Informasi Permenkes No. 03 Tahun 2020 dan lampiran permemnkes no. 340
Tahun 2010 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit (tercantum Standar
Kebutuhan Minimal Tenaga Kesehatan untuk Rumah Sakit menurut Klas A, B,
C, dan D dan Standar Kebutuhan Minimal Tenaga Kesehatan untuk Rumah
Sakit Khusus)
2. Informasi Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
3. Data jenis, jumlah, dan kualifikasi SDMK sebagai data kondisi saat ini atau
tahun terakhir untuk dibandingkan dengan Standar Kebutuhan Minimal
(sumber data: Sekretariat rumah sakit atau Puskesmas atau sekretariat Dinkes
Kabupaten/kota).
LANGKAH-LANGKAH METODE STANDAR KETENAGAAN
MINIMAL
Langkah-01
Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Faskes (Standar Ketenagaan
Minimal Puskesmas dan Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit)
a. Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas menurut
Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
b. Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit (Permenkes No. 03
tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit) +
Lampiran Permenkes 340/2010 tentang Rumah Sakit Khusus
Langkah-02
Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes (Puskesmas, Rumah Sakit Umum, dan Rumah
Sakit Khusus) ➔ Membandingkan antara jumlah standar dengan jumlah SDMK yang ada di fasyankes
sehingga terlihat apakah SDMK yang ada sudah sesuai dengan standar atau belum. Output dari
perhitungan dengan menggunakan standar ini bisa berupa :

a. Perhitungan Kebutuhan SDMK Puskesmas


i. Puskesmas Kawasan Perkotaan
ii. Puskesmas Kawasan Pedesaan
iii. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
b. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Umum
c. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Khusus

Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang melengkapi buku manual 1
ini. Prinsip SKM ini adalah membandingkan antara standar dengan jumlah SDMK yang saat ini ada
Standar Ketenagaan Puskesmas Berdasarkan Permenkes 43/2019

Puskesmas Puskesmas Puskesmas kawasan


Kawasan Kawasan Terpencildan Sangat
No. Jenis Tenaga Perkotaan Pedesaan Terpencil

Non RI Non RI RI Non RI RI

1 Dokter atau dokterlayanan


primer 1 1 2 1 2

2 Dokter gigi 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 5 8 5 8
4 Bidan 4 4 7 4 7

Tenaga promosi
5 kesehatan dan ilmu 2 1 1 1 1
perilaku
Puskesmas Puskesmas Puskesmas kawasan
Kawasan Kawasan Terpencil dan
No. Jenis Tenaga Perkotaan Pedesaan Sangat Terpencil

Non RI Non RI RI Non RI RI


Tenaga sanitasi 1 1 1 1
6 lingkungan 1
7 Nutrisionis 1 1 2 1 2
Tenaga apoteker
8 dan/atau tenaga teknis 1 1 1 1 1
kefarmasian
Ahli teknologi Lab.
9 medik 1 1 1 1 1

10 Tenaga sistem informasi 1 1 1 1 1


kesehatan

11 TenagaAdminintrasi 1
keuangan 1 1 1 1
12 Tenaga Ketatausahaan 1
13 Pekarya 2 1 1 1 1
Jumlah 23 20 28 20 28
Hasil
WHAT’s
perhitungan
NEXT??
kebutuhan

Tim perencana kebutuhan SDMK : Terdiri dari Pemangku Kepentingan Terkait di masing-masing Tingkat Administrasi
Pemerintahan dgn koordinasi dari Dinkes (berdasarkan Permenkes 33/2015)
Hasil perhitungan
masing-masing
institusi
Dok Ren-
But Proses
Keadaan geografis,
Analisis sosio-kultural
Kab/Kota masyarakat

Kebijakan local
setempat, dan
pertimbangan
lainnya

Dok Ren-But Provinsi


OUTLINe Dok RENBUT KAB/KOTA


BAGIAN II TUJUAN, Antara lain : BAGIAN III KEADAAN SDM
Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM kesehatan KESEHATAN
menurut jenis dan jumlahnya di Faskes di wilayah kerjanya Isi Keadaan SDM Kesehatan
Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM Kesehatan (jenis, jumlah dan status tenaga)
dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan SDMK untuk tiap-tiap faskes yang ada di
dengan menggunakan metode ABK kes dan Standar Minimal kab/kota tersebut(Institusi Dinkes
Ketenagaan Kab/Kota, Puskesmas, Rumah
Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan Sakit Umum, UPTD, dan faskes2
melalui PNS, penugasan khusus, kontrak, pendelegasian kewenangan lainnya) ➔ Data SDMK
kepada tenaga dengan kualifikasi lebih rendah (task shifting), atau disesuaikan dengan data yang
model pendayagunaan lainnya. dientry dalam dokumen deskripsi
Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM Kesehatan. SDMK.
Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.
Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga
kesehatan
BAGIAN IV RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
1. Tuliskan Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan

a. Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK kes) (Permenkes No. 33 Tahun 2015 / Permen
PAN RB No. 26 tahun 2011 / Permendagri No.12 tahun 2008)

b. Metode Standar Ketenagaan Minimal (Permenkes No. 03 tahun 2020 (Untuk RS umum),
Permenkes No. 340 Tahun 2010 (Untuk RS khusus), Permenkes No.43 tahun 2019, Permen
PANRB No. 26 tahun 2011)

2. Hasil perhitungan kebutuhan SDMK

a. Berdasarkan ABK Kesehatan → dilampirkan sesuai dengan format excel di aplikasi

b. Berdasarkan Standar Ketenagaan Minimal → dilampirkan sesuai dengan format excel di


aplikasi
BAGIAN V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan Rekomendasi berisi

A. Kesimpulan kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan, penyebaran atau distribusi, dan
pengadaan SDMK;

B. Rekomendasi berisi rencana pemenuhan kebutuhan, distribusi, redistribusi, dan lainnya sesuai
dengan prioritas masalah yang ditemukan.

Disampaikan ke Provinsi sebagai salah satu


bahan penyusunan dok Renbut Provinsi

KAPAN????
BUKU MANUAL 3

Perencanaan Kebutuhan SDM


Kesehatan Berdasarkan rasio
tenaga kesehatan terhadap
Penduduk
Metode ini mempertimbangkan beberapa faktor
yang mempengaruhi jumlah kebutuhan SDMK yang
direncanakan, sebagai berikut:
Pegawai Masuk, terdiri dari:
a.Pengangkatan SDMK baru
b.Pengangkatan (pindah masuk)
Pegawai Keluar, terdiri dari:
a.SDMK yang pensiun
b.SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena
sakit / cacat
c.SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat
Menghasilkan data proyeksi kebutuhan SDMK
di suatu wilayah pemerintah daerah Provinsi
dan Pemerintah (Nasional).
1. Data penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir)
2. Data angka pertumbuhan penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir).
3. Data jenis dan jumlah SDMK tahun terakhir (Sumber data: BKD, institusi kesehatan swasta).
4. Data target ratio SDMK terhadap penduduk tahun 2014, 2019, dan 2025 (sumber data:
Kepmenko Kesra No. 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan
(RPTK) Tahun 2011-2025).
5. Data pengangkatan baru (jumlah dan jenis) tahun terakhir (Sumber data: BKN, BKD, institusi
kesehatan swasta).
6. Data pindahan jenis dan jumlah Nakes yg pindah masuk tahun terakhir. (Sumber data: BKN,
BKD, institusi swasta).
7. Data Nakes yang pensiun, SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena sakit /
cacat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
8. Data SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
9. Data pertambahan SDMK jenis tertentu per tahun, 3 tahun terakhit (Sumber: BKD dan BKN)
LANGKAH-LANGKAH METODE RASIO NAKES
THD JUMLAH PENDUDUK
Langkah 1
Menetapkan Target Terget Ratio per 100.000 penduduk
Rasio Kebutuhan No. Jenis Nakes (Kepmenko Bidang Kesra No.54 Tahun 2013)
SDMK Berdasarkan 2014 2019 2025
Penduduk 1 Dokter Spesialis 10 11 12
2 Dokter Umum 40 45 50
(contoh utk
3 Dokter Gigi 12 13 14
nasional ➔ RPTK).
4 Perawat 158 180 200
Utk prov jika ada
5 Bidan 100 120 130
target tersendiri,
6 Perawat Gigi 15 18 21
maka memakai
7 Apoteker 9 12 15
target tsb, jika tdk
8 Ass. Apoteker 18 24 30
maka memakai
9 SKM 13 16 18
RPTK ini
10 Sanitarian 15 18 20
11 Nutrisionis / Ahli Gizi 10 14 18
12 Keterapian Fisik 4 5 6
13 Keterapian Medis 14 16 18
Langkah 2
Menetapkan Data (asumsi) SDMK masuk (pengangkatan baru dan pindah masuk) dan SDMK keluar
( pensiun, meninggal/tidak mampu bekerja karena sakit/cacat, dan pindak ke tempat lain) ➔ contoh
tabel utk nasional dan prov Jatim
No Komponen Indonesia Jawa Timur
(1) (2) (3) (4)
Tahun 2010-2015 1.38 % per th 0.67 % per th
Laju Pertemubuhan
1 Tahun 2015-2020 1.19 % per th 0.53 % per th
Penduduk ( r )
Tahun 2020-2025 1.00 % per th 0.38 % per th
a. Pengangkatan baru 6.8 % per th 6.8 % per th
2 Pegawai masuk
b. Pindah masuk 0.5 % per th 0.5 % per th
a. Pensiun 1.0 % per th 1.0 % per th
b. Meninggal dan tidak
3 Pegawai keluar mampu bekerja karena 0.5 % per th 0.5 % per th
sakit / cacat
c. Keluar, cuti besar,
1.0 % per th 1.0 % per th
dipecat
LANGKAH 3 ➔ Perhitungan proyeksi penduduk, secara manual dpt dicontohkan sbb :
Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014 – 2025 (10 tahun)

Tabel 3 : Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014-2025

Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014-2025


Tahun 2010-2015 Tahun 2015-2020 Tahun 2020-2025
r (Laju Pertumbuhan
1.38 1.19 1.19 1.19 1.19 1.19 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Penduduk)

Pt = Po(1+r)t → (1+r)t 1.01 1.02 1.04 1.05 1.01 1.02 1.03 1.04

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Proyeksi Penduduk 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000

1 P2023 dan
4 5 P2024 dengan Penduduk th.2020
Penduduk th.2014, P2017, P2018, P2019 Penduduk th.2020 rumus yg (BPS Jakarta Ind.
hasil perhitungan dengan rumus yg sama (BPS Jakarta sama Pt = th.2013)
dari proyeksi 2010- Pt = Po x (1+r)t 9
Indonesia th.2013) Po x (1+r)t
2015 8 -2015
-2015
Penduduk th.2015 P2016 = P2015 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)3
2 (BPS Jakarta 3 = 256,461,700 +(+1.19/100)2 = 271066400 x (1+1.00/100)2 = 256,461,700 x (1+1.00/100)3
Indonesia th.2013) = 258,501,694 = 273777064 = 276,514,835
6
7

Keterangan: Langkag dari no. 1 s/d no. 9 adalah langkah perhitungan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2014-2025
LANGKAH 4 ➔ Perhitungan proyeksi pada kolom2, dgn keterangan sbb:
Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia sebagai berikut:

1. Penduduk G4 = Laju pertumbuhan penduduk th 2010-2015


2. Pengangkatan Baru G7 = % pengangkatan baru
Pegawai masuk (pindah masuk) G8 = %.pindah masuk
3. Pegawai Pensiun G10= % pensiun
Pegawai yang meninggal, sakit / cacat G11= %meninggal & tdk.mamp bekerja karena sakit/cacat
Peawai keluar, cuti besar, dipecat G12= %keluar, cuti
4. Penduduk pada baris ke 14 (D14-E14-F14- Baris dicopy dari tabel 3
G14-H14-I14-J14-K14-L15-M14-N14-O14) ke 14
5. Standar Target Rasio SDMK thd.penduduk D15 = Standar Target Rasio tahun 2015
6. Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio D16 = (D15/100,000) x D14
Penddk
7. Jumlah SDMK (Perawat) awal tahun (saat D17 = diisi jumlah SDMK (Perawat) awal tahun (saat ini)
ini)
8. Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio D18 = (G6) x (D17) =(6.81/100) x 346,086 =23,568; D29=(G7) x D17)
Penddk
9. Pegawai Pensiun D21 = (G9) x (D17)
Pegawai meninggal, tidak mampu bekerja D22 = (G10) x (D17)
karena sakit / cacat D23 = (G11)x (D17)
10. Jumlah pegawai masuk D20 = D18+D19
Jumlah pegawai keluar D24 = D21+D22+D23
11. SDMK (Perawat) akhir tahun D25 = D17+D20–D24
12. SDMK (Perawat) di awal tahun berikutnya E17 = Copy penduduk akhir th.2014 pada D25; demikian F17, dst
13. Kesenjangan kebutuhan SDMK (Perawat) D26 = D17 – D25
Dengan cara perhitungan yang sama, maka hasil perhitungan seperti pada Tabel 4b berikut.
Contoh :
Tabel 4b
Hasil Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
Tabel 3 : Lembar Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
1 B C D E F G H I J K L M N O
2 Sasaran: Proyeksi kebutuhan tenaga (Contoh: Perawat) 2014-2025
3 Asumsi yang digunakan: Penduduk tahun 2010-2015 2015-2020 Satuan 2020-2025 Satuan
4 Laju Pertumbuhan penduduk ( r ) 1.38 % per th 1.19 % per th 1.00 % per th
5 Pegawai masuk
6 1 Pengangkatan baru 6.81 % per th
7 2 0.50 % per th
8 Pegawai keluar
9 1 Pensiun 1.00 % per th
Meninggal dan tidak mampu
10 2
bekerja karena sakit / cacat 0.50 % per th
11 3 Keluar, cuti besar, dipecat 1.00 % per th
12
13 Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
14 Penduduk pada awal tahun 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
15 Target Rasio Nakes 2014, 2019, 2025 158 162 167 171 176 180 183 187 190 193 197 200
16 Kebutuhan Nakes berdasarkan Rasio Penddk
398,097 414,870 431,181 447,821 464,797 482,113 496,955 511,051 525,378 539,941 554,743 569,658
17 Jumlah tenaga (Perawat) di awal th (saat ini)
346,086 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248
18 Pengangkatan baru 23,568 24,702 25,890 27,136 28,441 29,809 31,243 32,745 34,320 35,971 37,701 39,515
19 Pindah masuk 1,730 1,814 1,901 1,992 2,088 2,189 2,294 2,404 2,520 2,641 2,768 2,901
20 Keseluruhan masuk 25,299 26,516 27,791 29,128 30,529 31,997 33,536 35,150 36,840 38,612 40,470 42,416
21 Pensiun 3,461 3,627 3,802 3,985 4,176 4,377 4,588 4,808 5,040 5,282 5,536 5,802
22 Meninggal dan tdk mampu bekerja karena sakit1,730 1,814 1,901 1,992 2,088 2,189 2,294 2,404 2,520 2,641 2,768 2,901
23 Keluar-cuti besar-dipecat 3,461 3,627 3,802 3,985 4,176 4,377 4,588 4,808 5,040 5,282 5,536 5,802
24 Keseluruhan keluar 8,652 9,068 9,505 9,962 10,441 10,943 11,469 12,021 12,599 13,205 13,840 14,506
25 Tenaga (Perawat) yang ada diakhir tahun 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248 608158
26 Kesenjangan Kebutuhan Nakes 35,364 34,690 32,714 30,188 27,076 23,337 16,112 7,079 - 2,834 - 13,678 - 25,505 - 38,500
LANGKAH 5 ➔ Resume hasil perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan rasio thd jumlahpenduduk :
5. Langkah 5
Dari Tabel Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) di Indonesia tahun 2014-2025 diatas, maka Kebutuhan dan Ketersedian serta
Kesenjangan SDMK (Perawat) sebagai berikut:
Tabel 5
Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Penduduk pada awal tahun 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
Target Rasio SDMK 2014, 2019,
2 158 162 167 171 176 180 183 187 190 193 197 200
2025
Kebutuhan SDMK berdasarkan
3
Rasio Penddk 398,097 414,870 431,181 447,821 464,797 482,113 496,955 511,051 525,378 539,941 554,743 569,658
4 Jumlah SDMK (Perawat) di awal th (saat
346,086
ini) 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248
SDMK (Perawat) yang ada diakhir
5
tahun 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248 608,158
6 Kesenjangan Kebutuhan SDMK 35,364 34,690 32,714 30,188 27,076 23,337 16,112 7,079 - 2,834 - 13,678 - 25,505 - 38,500

Penjelasan:
1. Proyeksi Penduduk Provinsi (contoh : Provinsi Jawa Timur) tahun 2014-2025
2. Target Rasio SDMK (contoh : Perawat) terhadap Jumlah Penduduk, tahun 2014, 2019, dan 2025 (Kepmenko Bidang Kesra No.54
Tahun 2013)
3. Proyaksi Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan Target Rasio SDMK (Perawat) terhadap Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014-
2025
4. Jumlah SDMK (contoh: Perawat) diawal tahun (data existing / saat ini)
5. Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) Tahun 2014-2025 yang dihitung dari [Jumlah SDMK (Perawat) yang ada saat ini ditambah
dengan SDMK yang masuk (Pengangkatan baru dan Pindah masuk)] dikurang ((SDMK (Perawat) Pensiun, yang meninggal, sakit /
cacat, dan keluar, cuti besar dan dipecat)].
6. Kesenjangan SDMK (Perawat) adalah selisih Jumlah Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan rasio penduduk dengan Jumlah
SDMK (Perawat) di akhir tahun
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai