Kesehatan
6 Juli 2023
SDMK
1. Jumlah Pembangunan
1. Distribusi, 2. Jenis Kesehatan
rekrutmen, 3. Distribusi
seleksi, dan
penempatan 4. Peningkatan Mutu
2. Pengangkatan, SDMK
kompensasi 3. Pendayagunaan
termasuk sistem SDMK
insentif berbasis
kinerja 1. Sertifikasi, registrasi, dan perizinan
3. Pengembangan 2. Standar kompetensi Nakes
Profesi 3. Sistem informasi SDMK
4. Sumber daya
5. Peraturan
ARAH PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN
RPJMN 2020-2024
Visi
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan nasional, khususnya penguatan pelayanan kesehatan primer dengan
peningkatan upaya promotif dan preventif yang didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi.
RPJMN Renstra
% Puskesmas tanpa % Puskesmas dengan jenis tenaga % RSUD Kab/Kota yang memiliki 4 dokter Jumlah SDMK yang ditingkatkan kompetensinya
dokter Kesehatan sesuai standar spesialis dan 3 dokter spesialis lainnya
C. PEMBINAAN JABATAN
A. PEMENUHAN DAN PEMERATAAN TENAGA B. PENINGKATAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM FUNGSIONAL KESEHATAN DAN
KESEHATAN KESEHATAN KARIR SDMK
1. Pemenuhan 9 jenis Nakes 4. Penyediaan formasi ASN 1. Pendidikan dan Pelatihan 6. Standiarisasi Pendidikan 1. Penguatan pengelolaan jabatan
di Puskesmas melalui (CPNS dan P3K) di 2. Akselerasi produksi dokter dan kompetensi tenaga fungsional
penugasan khusus Puskesmas dan RS dan dokter spesialis kesehatan 2. Peningkatan kesejahteraan tenaga
2. Pemenuhan dokter di 5. Pendayagunaan 3. Beasiswa calon dokter dan 7. Mobilisasi Institusi Kesehatan melalui sistem
Puskesmas Tenaga Kesehatan WNI dokter spesialis Pelatihan kompensasi
3. Pemenuhan dokter lulusan Luar Negeri 4. Beasiswa calon tenaga
spesialis di RSUD kesehatan 3. Pembinaan karir tenaga Kesehatan di
5. Beasiswa bagi SDMK fasyankes swasta pemberi layanan
JKN 4
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
Kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan kualitas ketahanan sektor ketahanan
program kapabilitas layanan sekunder & farmasi & alat tanggap darurat
Mis., kampanye promosi dan Mis., Vaksinasi dan Mis., pemeriksaan kesehatan,
utama Imunisasi, penyediaan tablet penambah zat besi layanan primer tersier kesehatan
program edukasi Mis., kesiapan tanggap
makanan sehat di sekolah untuk mengurangi anemia,
Mis., Ketersediaan, akses, bencana kota, kesiapan
pengelolaan penyakit kronis Mis., Kedekatan fasilitas Mis., Kedekatan fasilitas
kualitas, dan keterjangkauan rantai pasokan E2E, rencana
layanan primer dan berbasis layanan, kapasitas tempat
farmasi dan peralatan medis, SDM, menjaga kualitas
masyarakat, kualitas layanan, tidur, kualitas
meningkatkan kapabilitas layanan selama krisis
jalur ke layanan sekunder layanan/akreditasi rumah
sakit R&D
1,8
T
6
4
1. Internist
513 (4,97%) puskesmas 2. Obstetric-
gynaecologist
tidak ada dokter 3. Pediatrician
4. Surgeon
5.354 (51,85%) 5.
6.
Anesthesiologist
Clinical pathology
puskesmas belum 7. Radiologist
memiliki lengkap 9 Jenis
Tenaga Kesehatan 850 RS Pemda
Integrated process
b) Pendidikan (RPL, Tugas
• Norma waktu
Belajar)
4. Penetapan: VERIFIKASI – VALIDASI REKOMENDASI
c) Peningkatan mutu dan
• Standar jenis 1. Pemerintah daerah PEMENUHAN kapasitas SDMK
• Jenjang jabfungkes 2. Unit Pengampu 1. Mekanisme ASN (Pelatihan, workshop,
(CPNS/PPPK) dsb)
ANALISIS KEBUTUHAN 2. Formasi ASN yang tidak 2. Perbaikan system
Memadukan angka terserap dipenuhi a) Technology support
Sumber lain: kebutuhan dengan : melalui mekanisme b) Merit system (mekanisme
1. Standar Kebutuhan 1. Regulasi & kebijakan tugsus Pemda (NSD, reward and punishment)
minimal 2. Target rencana PTTD, BOK, Honorer, 5. Binwas – Monev
2. Jumlah dan proyeksi pembangunan dsb) 6. Public-private
jumlah Penduduk 3. Kondisi fiskal / Kearifan 3. Formasi yang tidak partnership dalam
3. Atrisi lokal mampu diselenggarakan pengembangan dan
4. Target ratio 4. Reward and Punishment daerah, diupayakan pemenuhan tenaga
melalui tugsus Pusat kesehatan
UU 36/ 2009 UU No. 5 / 2014 (ASN) UU 34/ 2014 PP 67/ 2019 SE MENPAN 6/2012
(KESEHATAN) (TENAGA (PENGELOLAAN
KESEHATAN) TENAGA
KESEHATAN)
11
Latar Belakang
Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
UUD 1945 dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
Pemerintah mengatur Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan,
perencanaan, pengadaan, baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin
pendayagunaan, pembinaan, keberlangsungan pembangunan kesehatan (Pasal 13 UU Nakes)
dan pengawasan mutu Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara berjenjang (dimulai dari Fasilitas
tenaga kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah daerah
rangka penyelenggaraan
pelayanan kesehatan (pasal provinsi, sampai dengan Pemerintah secara nasional) berdasarkan ketersediaan
21 ayat 1 UU Nakes) Tenaga Kesehatan dan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan dan Upaya
Kesehatan (pasal 14 ayat 2 UU Nakes)
Konsideran dan dasar hukum dalam kepmenkes 81 tahun 2014 sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan dan perkembangan kebijakan
peraturan perundang-undangan yang baru dalam rangka menghadapi tantangan permasalahan kesehatan masa kini dan mendatang.
Substansi metode perlu diperjelas tujuan penggunaan, pemanfaatan dan langkah penggunaan metode sehingga tepat sasaran, sehingga
diperlukan penyesuaian metode dan tools
Diterangkan Mengenai
Berisi Pedoman Perencanaan
Metode Yang digunakan dlm Dilengkapi dengan
Kebutuhan SDMK
Menghitung Kebutuhan SDMK
Latar Belakang
SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012 ➔ Point 5a no 1 ➔ Perhitungan beban kerja dlm rangka penyusunan formasi
PNS ditindaklanjuti dengan pedoman perhitungan tenaga kesehatan yang dikeluarkan Menkes
Data yang dibutuhkan dalam ABK Kesehatan :
Jenis & Jml. SDMK yang ada
Jenis Pekerjaan
a. Tugas Pokok, Uraian Tugas, dan Norma Waktu;
b. Tugas Penunjang, Uraian Tugas, dan Norma Waktu
Capaian / cakupan program tiap tahun
1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja
per minggu, sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52
minggu) dan 312 hari (6 x 52 minggu)-A.
2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)
3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh Menteri terkait (C)
4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 5 hari (D)
5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di Fasyankes
bersangkutan (E).
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TH
WKT (Waktu Kerja Tesedia) : Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk melaksanakan kewajiban pekerjaannya
sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th; jam//th; menit/th)
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
(utk tugas pokok dan tugas penunjang)
NO Jenis Tugas Kegiatan Norma waktu Satuan Norma waktu Satuan Capaian dalam 1 tahun
CAPAIAN
Target yang akan di capai dalam tahun tersebut utk tiap kegiatan ➔ bisa dilihat dari
capaian tahun sebelumnya ditambah dengan perkiraan penambahan capaian
LANGKAH-04
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)
Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
LANGKAH-05
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)
FTP
Rata-
Jenis Waktu Keg WKT FTP
NO Kegiatan rata Satuan
Tugas (mnt/th) mnt/th %
waktu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Mengikuti
720 mnt/th 72000 1
Tugas seminar 720
2
Penunjang 2. Menjadi anggota
60 mnt/bln 72000 1
OP 720
Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 2.0
Standar Tugas Penunjang (STP) =(1/(1 – FTP/100)) 1.02
L-06 Perhitungan Kebut SDMK (Bidan) Pusk "A”Th 2014
Jenis Capaian Kebutuhan SDMK
Tugas
Kegiatan SBK (Bidan)
(1 th)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)
1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
2. Pertolongan Persalinan 197 120 1.64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0.29
A. Tugas
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03
6. Yan. Gadar Neonatus 31 1200 0.03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19
Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang melengkapi buku manual 1
ini. Prinsip SKM ini adalah membandingkan antara standar dengan jumlah SDMK yang saat ini ada
Standar Ketenagaan Puskesmas Berdasarkan Permenkes 43/2019
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 5 8 5 8
4 Bidan 4 4 7 4 7
Tenaga promosi
5 kesehatan dan ilmu 2 1 1 1 1
perilaku
Puskesmas Puskesmas Puskesmas kawasan
Kawasan Kawasan Terpencil dan
No. Jenis Tenaga Perkotaan Pedesaan Sangat Terpencil
11 TenagaAdminintrasi 1
keuangan 1 1 1 1
12 Tenaga Ketatausahaan 1
13 Pekarya 2 1 1 1 1
Jumlah 23 20 28 20 28
Hasil
WHAT’s
perhitungan
NEXT??
kebutuhan
Tim perencana kebutuhan SDMK : Terdiri dari Pemangku Kepentingan Terkait di masing-masing Tingkat Administrasi
Pemerintahan dgn koordinasi dari Dinkes (berdasarkan Permenkes 33/2015)
Hasil perhitungan
masing-masing
institusi
Dok Ren-
But Proses
Keadaan geografis,
Analisis sosio-kultural
Kab/Kota masyarakat
Kebijakan local
setempat, dan
pertimbangan
lainnya
→
BAGIAN II TUJUAN, Antara lain : BAGIAN III KEADAAN SDM
Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM kesehatan KESEHATAN
menurut jenis dan jumlahnya di Faskes di wilayah kerjanya Isi Keadaan SDM Kesehatan
Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM Kesehatan (jenis, jumlah dan status tenaga)
dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan SDMK untuk tiap-tiap faskes yang ada di
dengan menggunakan metode ABK kes dan Standar Minimal kab/kota tersebut(Institusi Dinkes
Ketenagaan Kab/Kota, Puskesmas, Rumah
Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan Sakit Umum, UPTD, dan faskes2
melalui PNS, penugasan khusus, kontrak, pendelegasian kewenangan lainnya) ➔ Data SDMK
kepada tenaga dengan kualifikasi lebih rendah (task shifting), atau disesuaikan dengan data yang
model pendayagunaan lainnya. dientry dalam dokumen deskripsi
Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM Kesehatan. SDMK.
Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.
Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga
kesehatan
BAGIAN IV RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
1. Tuliskan Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan
a. Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK kes) (Permenkes No. 33 Tahun 2015 / Permen
PAN RB No. 26 tahun 2011 / Permendagri No.12 tahun 2008)
b. Metode Standar Ketenagaan Minimal (Permenkes No. 03 tahun 2020 (Untuk RS umum),
Permenkes No. 340 Tahun 2010 (Untuk RS khusus), Permenkes No.43 tahun 2019, Permen
PANRB No. 26 tahun 2011)
A. Kesimpulan kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan, penyebaran atau distribusi, dan
pengadaan SDMK;
B. Rekomendasi berisi rencana pemenuhan kebutuhan, distribusi, redistribusi, dan lainnya sesuai
dengan prioritas masalah yang ditemukan.
KAPAN????
BUKU MANUAL 3
Pt = Po(1+r)t → (1+r)t 1.01 1.02 1.04 1.05 1.01 1.02 1.03 1.04
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Proyeksi Penduduk 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
1 P2023 dan
4 5 P2024 dengan Penduduk th.2020
Penduduk th.2014, P2017, P2018, P2019 Penduduk th.2020 rumus yg (BPS Jakarta Ind.
hasil perhitungan dengan rumus yg sama (BPS Jakarta sama Pt = th.2013)
dari proyeksi 2010- Pt = Po x (1+r)t 9
Indonesia th.2013) Po x (1+r)t
2015 8 -2015
-2015
Penduduk th.2015 P2016 = P2015 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)3
2 (BPS Jakarta 3 = 256,461,700 +(+1.19/100)2 = 271066400 x (1+1.00/100)2 = 256,461,700 x (1+1.00/100)3
Indonesia th.2013) = 258,501,694 = 273777064 = 276,514,835
6
7
Keterangan: Langkag dari no. 1 s/d no. 9 adalah langkah perhitungan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2014-2025
LANGKAH 4 ➔ Perhitungan proyeksi pada kolom2, dgn keterangan sbb:
Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia sebagai berikut:
Penjelasan:
1. Proyeksi Penduduk Provinsi (contoh : Provinsi Jawa Timur) tahun 2014-2025
2. Target Rasio SDMK (contoh : Perawat) terhadap Jumlah Penduduk, tahun 2014, 2019, dan 2025 (Kepmenko Bidang Kesra No.54
Tahun 2013)
3. Proyaksi Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan Target Rasio SDMK (Perawat) terhadap Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014-
2025
4. Jumlah SDMK (contoh: Perawat) diawal tahun (data existing / saat ini)
5. Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) Tahun 2014-2025 yang dihitung dari [Jumlah SDMK (Perawat) yang ada saat ini ditambah
dengan SDMK yang masuk (Pengangkatan baru dan Pindah masuk)] dikurang ((SDMK (Perawat) Pensiun, yang meninggal, sakit /
cacat, dan keluar, cuti besar dan dipecat)].
6. Kesenjangan SDMK (Perawat) adalah selisih Jumlah Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan rasio penduduk dengan Jumlah
SDMK (Perawat) di akhir tahun
Terima kasih