PUSAT PELATIHAN SDMK-BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Pertambahan aset daerah dari tahun ke tahun perlu didata dan dinilai oleh
penilai yang independen. Peran profesi penilai secara efektif dalam
pengelolaan aset daerah antara lain:
1) Identifikasi dan inventarisasi aset daerah;
2) Memberi informasi mengenai status hukum harta daerah;
3) Penilaian harta kekayaan daerah baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud;
4) Analisis investasi dan set-up investasi/pembiayaan;
5) Pemberian jasa konsultasi manajemen aset daerah
B. Manajemen Asset/BMN/D
a. Pengertian
1) Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
2) Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
3) Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan
Barang Milik Negara/ Daerah.
4) Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan
Barang Milik Negara/Daerah.
5) Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang
ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada
dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
6) Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen
berdasarkan kompetensi yang dimilikinya.
7) Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas
suatu objek penilaian berupa Barang Milik Negara/Daerah pada saat
tertentu.
C. Pengelolaan BMN/D
a. Perencanaan
Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah dilaksanakan berdasarkan asas
fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan
kepastian nilai. Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah meliputi:
b. Inventaris
a) Pengadaan;
b) Penggunaan;
Status Penggunaan Barang Milik Negara/ Daerah ditetapkan oleh:
i) Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara; atau
ii) Gubernur/ Bupati/ Walikota, untuk Barang Milik Daerah.
c) Pemanfaatan
Pemanfaatan Barang Milik Negara/ Daerah dilaksanakan oleh:
i) Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara yang berada dalam
penguasaannya;
ii) Pengelola Barang dengan persetujuan Gubernur/ Bupati/ Walikota,
untuk Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaan Pengelola
Barang;
iii) Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk
Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaan Pengguna
Barang; atau
TENDER
PEMBENTUKAN TIM
PELAKSANAAN KSP
MONITORING
MONITORING
Bukti kepemilikan barang milik daerah wajib disimpan dengan tertib dan
aman. Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik daerah dilakukan
oleh pengelola barang.
e) Penilaian;
Penilaian Barang Milik Negara/Daerah dilakukan dalam rangka
penyusunan neraca Pemerintah Pusat/Daerah, Pemanfaatan, atau
Pemindahtanganan, kecuali dalam hal untuk:
• Pemanfaatan dalam bentuk Pinjam Pakai; atau
• Pemindahtanganan dalam bentuk Hibah.
f) Pemindahtanganan;
Barang Milik Negara/Daerah yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan
tugas pemerintahan negara/daerah dapat dipindahtangankan.
Pemindahtanganan Barang Milik Negara/Daerah dilakukan dengan cara:
• Penjualan;
• Tukar Menukar;
• Hibah; atau
• Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah.
Persetujuan Pemindahtanganan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2014 Pasal 54 untuk:
• tanah dan/ atau bangunan; atau
• selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dilakukan setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
iii) untuk Barang Milik Negara yang berada pada Pengelola Barang
dengan nilai lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan
Presiden;
iv) untuk Barang Milik Negara yang berada pada Pengguna Barang
dengan nilai lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan
Presiden;
v) untuk Barang Milik Negara yang berada pada Pengelola Barang
dengan nilai sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang; atau
vi) untuk Barang Milik Negara yang berada pada Pengguna Barang
dengan nilai sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dilakukan oleh Pengguna Barang setelah mendapat
persetujuan Pengelola Barang.
g) Penjualan
Dalam PMK Nomor 111/PMK.06/2016 penjualan BMN didefinisikan
sebagai pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara kepada pihak lain
dengan menerima penggantian dalam bentuk uang. BMN dapat dijual
dengan ketentuan bahwa penjualan BMN tidak boleh mengganggu
pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan. Adapun
pertimbangannya adalah dalam rangka optimalisasai BMN yang berlebih
atau idle, karena secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara, atau
sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
ii) Persyaratan untuk dapat melakukan penjualan BMN berupa tanah dan/
atau bangunan adalah sebagai berikut :
• Lokasi tanah dan/ atau bangunan menjadi tidak sesuai dengan
RUTR disebabkan perubahan tata ruang kota;
• Lokasi dan/ atau luas tanah dan/atau bangunan tidak
memungkinkan untuk digunakan dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi; atau
• Tanah dan/ atau bangunan yang menurut awal perencanaan
pengadaannya diperuntukan bagi pembangunan perumahan
pegawai negeri;
3. Hasil penelitian
4. Usulan
5. Penilaian
5. Penelitian/proses
6. Setuju
7. SK Penjualan
8. BA Serah terima
9. Laporan
PERJANJIAN PERJANJIAN
PEMBANGUNAN ASET
PENILAIAN PENGGANTI
i) Hibah
a. Hibah BMN
Pengalihan kepemilikan BMN (semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah ) dari Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah atau kepada pihak lain tanpa
memperoleh penggantian.
b. Pertimbahan:
untuk kepentingan sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan,
pendidikan non komersial; dan penyelenggaraan pemerintahan
negara/ daerah.
c. Persyaratan hibah :
1) Bukan barang rahasia negara;
2) Bukan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak; dan
3) Tidak digunakan sebagai TUSI
d. Objek Hibah:
1) Tanah dan/atau bangunan
2) Selain tanah dan/atau bangunan
Yang berada pada Pengelola Barang/Pengguna Barang
e. Kewajiban:
BMN yang dihibahkan wajib digunakan sebagaimana naskah dalam
perjanjian Hibah
f. Pihak yang menerima hibah :
1) Lembaga sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, atau lembaga
pendidikan yang bersifat non komersial;
2) Masyarakat, baik perorangan maupun kelompok, dalam rangka
menjalankan program pembangunan nasional;
2. Tingkat Eselon I
Sekretaris Ditjen/Badan mengajukan kepada Pengelola Barang
sesuai dengan nilai dan kewenangan dengan melampirkan data
pendukung berupa:
a) Rincian barang yang akan dihibahkan, sebagaimana data yang
dibuat oleh SKPD;
b) Surat pernyataan tanggung jawab penuh mutlak tak bersyarat
atas kebenaran materiil mengenai BMN DK/TP yang
ditandatangani oleh Pimpinan Unit Eselon I;
c) Data calon penerima Hibah ditandatangani oleh Ses
Ditjen/Badan/Kepala Biro Keuangan & BMN;
d) Surat pernyataan kesediaan menghibahkan BMN DK/TP yang
ditandatangani oleh Pimpinan Unit Eselon I;
Tim Internal
2. Teliti data
PMK 4/2015?
administrative dan Ya → Lihat
Teliti Fisik
ketentuan
3. Hasil penelitian
internal di K/L
4. Usulan hibah terkait
5. Penelitian/proses Selesai
Ditolak pendelegasian
Setuju kewenangan
6. Naskah Hibah
7. BA Serah Terima
8. SK Hapus (DBP)
9. Laporan
10.Hapus (DBMN)
Selesai
i. Naskah Hibah :
▪ Identitas para pihak
▪ Jenis dan nilai barang yang dilakukan Hibah
▪ Tujuan dan peruntukan Hibah
▪ Hak dan kewajiban para pihak
▪ Klausul beralihnya tanggung jawab dan kewajiban pihak
penerima Hibah
▪ Penyelesaian perselisihan
j) Penghapusan;
Penghapusan meliputi:
(a) Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/ atau Daftar Barang
Kuasa Pengguna; dan
Penghapusan dilakukan:
(a) berdasarkan keputusan dan/ atau laporan Penghapusan dari
Pengguna Barang, untuk Barang Milik Negara/Daerah yang berada
pada Pengguna Barang;
(b) berdasarkan keputusan Pengelola Barang, untuk Barang Milik
Negara yang berada pada Pengelola Barang; atau
(c) berdasarkan keputusan Gubernur/ Bupati/ Walikota, untuk Barang
Milik Daerah yang berada pada Pengelola Barang.
k) Penatausahaan
Tujuan Penatausahaan Barang Milik Daerah
Mengapa Barang Milik Daerah harus ditatausahakan?
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah
menyatakan bahwa, ”Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
selaku Pengguna Barang Daerah, berwenang dan bertanggungjawab
melakukan pencatatan dan inventarisasi Barang Milik Daerah yang berada
dalam penguasaannya.”
Hasil penatausahaan BMD ini nantinya dapat digunakan dalam rangka (a)
penyusunan neraca pemerintah daerah setiap tahun, (b) perencanaan
kebutuh an pengadaan dan pemeliharaan BMD setiap tahun untuk
digunakan sebagai bahan penyusunan rencana anggaran, dan (c)
pengamanan administrasi BMD.
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka
panjang, aset tetap dan dana cadangan.
Adapun BMD yang berada pada pos aset lainnya adalah aset tak berwujud
dan aset lain - lain. Aset tak berwujud meliputi software komputer, lisensi
dan ranchise, hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya, dan hasil
kajin/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang. Selanjutnya,
pos aset lain-lain digunakan untuk mencatat BMD berupa aset lainnya yang
tidak dapat dikelompokkan kedalam aset tak berwujud, seperti aset tetap
yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.
Sesuai dengan Permendagri 19 Tahun 2016, bahwa untuk untuk
memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik
daerah secara akurat dan cepat, pemerintah daerah dapat menggunakan
aplikasi SIMBADA.
Kebijakan terdiri atas kebijakan umum Barang Milik Negara/ Daerah dan/
atau kebijakan teknis Barang Milik Negara.
PPKD adalah rencana kerja dan anggaran badan/ dinas/ biro keuangan/
bagian keuangan selaku Bendahara Umum Daerah
Di samping itu, sistem aplikasi, sumber daya manusia, basis data BMN
existing yang valid menjadi faktor penting yang harus dipersiapkan secara
matang.
8 REFERENSI
21. Permenkes Nomor 71 Tahun 2016 Tentang Juknis DAK Non Fisik Tahun
2017
22. Permenkes Tentang Petunjuk Operasional DAK Fisik Bidang Kesehatan
Tahun 2017.
23. PP Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
24. PMK Nomor 187 tahun 2016 jo 48 tahun 2015
25. PP no. 27 tahun 2014 tentang pengelolaan barang milik negara/daerah
26. Permendagri no. 19 tahun 2016 tentang pedoman teknis pengelolaan
barang milik daerah
27. Peraturan Menteri Keuangan No 111 tahun 2016 tentang tata cara
pemindahtanganan barang milik negara
28. Peraturan Menteri Keuangan No 83 tahun 2016 tentang tata cara
pemusnahan dan penghapusan barang milik negara