Anda di halaman 1dari 5

1.

 a. Apa perbedaan manajemen aset dengan manajemen logistik


             b. Jelaskan tahapan pengelolaan aset
        2.  a. Jelaskan ada berapa cara pengadaan barang dan jasa pemerintah
             b. Bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, apakah sudah
efektif atau justru banyak                               menimbulkan perilaku negatif (sertakan dengan
data-data) :
        3. Apa manfaat mapping aset daerah?
        4. Bagaimana pelaksanaan mapping aset daerah saat ini?
        5. Mengapa legal audit diperlukan dalam aset public?
        6. Jelaskan objek dan dokumen apa saja yang akan diaudit?

1.a.Manajemen aset: kegiatan pengelolaan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan


untuk mencapai tujuan perusahaan.
 Manajemen logistik: kegiatan pengelolaan kegiatan logistik perusahaan, seperti
penyimpanan dan aliran barang agar pergerakan dari barang dan personil yang
dimiliki oleh perusahaan bisa lebih efektif.
b. Merencanakan kebutuhan aset
Tahapan pertama dalam proses manajemen aset adalah merencanakan kebutuhan aset
perusahaan. Dalam tahap ini, tim manajemen aset bertugas untuk menjelaskan
kebutuhan aset tetap perusahaan baik dalam jangka panjang maupun pendek serta
rencana pengelolaannya.
Proses tersebut diharapkan dapat meminimalisir kerugian serta meningkatkan
keuntungan perusahaan.

- Pengadaan aset
Setelah rencana disetujui, siklus selanjutnya dari manajemen aset adalah
perusahaan melakukan pengadaan aset dengan membeli aset sesuai kebutuhan.
Proses pengadan ini dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan atau meminta
bantuan pihak lain yang menyediakan aset.
- Legal audit aset
Legal audit aset atau uji tuntas hukum adalah tahapan manajemen aset yang
bertujuan memeriksa status kepemilikan, prosedur pengadaan, dan alur
pengalihan aset. Selain itu, legal audit set juga berfungsi untuk mencari solusi jika
aset terjerat masalah hukum.
- Pemeliharaan dan pengoperasian aset
Setelah semua proses pencatatan dan legalitas selesai, perusahaan dapat
menggunakan aset untuk keperluan bisnis sesuai dengan fungsi masing-masing.
Perusahaan juga harus melakukan pemeliharaan agar aset dapat digunakan
dalam jangka panjang.
- Penilaian aset
Tim manajemen aset perlu melakukan penilaian aset secara berkala guna
mengetahui secara rinci nilai kekayaan perusahaan. Tahap ini juga bermanfaat
mengetahui histori aset yang telah dialihkan maupun dihapus.
- Pembaruan aset
Setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu, nilai atau fungsi aset dapat
menurun. Jika aset tersebut dapat diperbaiki, perusahaan akan melakukan
pembaharuan atau peremajaan supaya aset bisa kembali digunakan secara
optimal.
- Penghapusan aset
Apabila nilai aset terus menurun dan tidak dapat diperbarui, tim manajemen aset
harus menghapusnya dengan cara menghancurkan atau menggunakannya agar
tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari

2.a) Jenis pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan Perpres 16/2018 dibagi
menjadi 4 kelompok besar :

1.Barang
2.Pekerjaan Konstruksi
3.Jasa Konsultasi
4.Jasa lainnya

Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Cara Pengadaan barang/jasa pada PBJP secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok
yaitu melalui swakelola danmelalui pemilihan penyedia.

Swakelola

Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang


dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah,
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan atau kelompok
masyarakat.

Pemilihan Penyedia

Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia adalah cara memperoleh barang/jasa yang


disediakan oleh Pelaku Usaha. Dalam hal ini K/L/PD memilih penyedia untuk mendapatkan
barang/jasa yang diinginkan.

b. Pelaksanaan APBN tahun 2022 sudah di ambang pintu. Pemerintah dengan persetujuan
DPR telah menetapkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022 pada tanggal 27 Oktober 2021. Belanja Negara
direncanakan sebesar Rp2.714,1 triliun, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar
Rp1.944,5 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp769,6 triliun. Di
tingkat regional tempat saya bekerja saat ini, Kalimantan Barat akan kebagian “kue” APBN
tersebut sebesar Rp28,2 triliun, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat untuk 511 Satuan
Kerja instansi vertikal maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebesar Rp9,8 triliun dan
TKDD untuk 15 Pemerintah Daerah (Provinsi/Kab/Kota) sebesar Rp18,3 triliun.
Belanja Negara yang sudah dialokasikan anggarannya tersebut selanjutnya harus
“dieksekusi” program/kegiatannya melalui pembuatan komitmen, yang dapat berupa
perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa dan/atau penetapan keputusan oleh
pejabat yang berwenang. Pembuatan komitmen melalui perjanjian/kontrak merupakan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara sebagai konsekuensi dari proses
pengadaan baik berupa barang, jasa lainnya, jasa konsultansi, maupun pekerjaan konstruksi.
Sedangkan pembuatan komitmen melalui penetapan keputusan antara lain untuk
pelaksanaan belanja pegawai, pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara
swakelola, pelaksanaan kegiatan swakelola, pembayaran honorarium tim/kegiatan, belanja
bantuan sosial dalam bentuk uang, dan belanja bantuan pemerintah dalam bentuk uang.
Pembuatan komitmen yang paling rawan berpotensi disalahgunakan adalah yang berupa
perjanjian/kontrak pengadaan barang/jasa. Media massa memberitakan bahwa tindak
pidana korupsi sebagian besarnya adalah terkait dengan proses pengadaan barang/jasa.
Lebih detil, Detiknews (28 Februari 2019) memberitakan, korupsi di lingkup pemerintahan
ternyata paling banyak terjadi melalui pengadaan barang dan jasa. Data KPK menyebut ada
80% terkait pengadaan barang dan jasa. Pembuatan komitmen melalui penetapan
keputusan pun bisa juga berpotensi disalahgunakan, misalnya pemberian honorarium
kepada para pegawai internal padahal pegawai tersebut melaksanakan tugas dan fungsinya
(bukan perangkapan tugas), pemberian Surat Perjalanan Dinas dan pertanggungjawaban
biaya perjalanan dinas fiktif, bantuan sosial fiktif dan lain sebagainya.
Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan. Jika korupsi merajelela tidak terkontrol, maka
berapapun besaran anggaran belanja negara, tidak akan mampu memberikan dampak yang
signifikan bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Jika kita sepakat anti korupsi dalam
ucapan maupun tindakan khususnya dalam pengadaan barang/jasa, maka salah satu yang
harus kita lakukan adalah secara konsisten melaksanakan prinsip pengadaan barang/jasa
pemerintah yang efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel.

3. Meningkatkan keamanan
Mengingat jumlah aset perusahaan tidak sedikit, penerapan manajemen aset bermanfaat
untuk menjaga aset agar tetap aman serta terhindar dari risiko hilang atau rusak. Adanya tim
khusus yang bertugas untuk menanganinya membuat perusahaan tidak perlu khawatir
karena aset telah terdata dan tersimpan dengan aman.

Memudahkan penyusunan anggaran


Manajemen aset bekerja dengan sistem khusus sehingga bisa memudahkan penyusunan
anggaran perusahaan. Sistem informasi manajemen aset perusahaan memungkinkan
perusahaan untuk mengetahui kondisi aset sehingga proses penyusunan anggaran lebih
praktis dan fleksibel.

Mencegah pembelian berlebih


Manfaat lainnya dari manajemen aset adalah mencegah pembelian aset berlebih. Berbekal
data dari tim manajemen aset, perusahaan dapat menyusun anggaran berdasarkan prioritas
serta menekan pengeluaran biaya

4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai unsur staf melaksanakan tugas
sebagai Perangkat Daerah  mempunyai ketugasan yang diformulasikan dalam program   :
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan dan aset daerah
dalam meningkatkan perencanaan dan pengendalian anggaran
2. Meningkatkan pengendalian belanja daerah dan dana transfer
3. Mengelola pembiayaan dan menyusun laporan keuangan daerah dalam pelaksanaan
APBD
4. Meningkatkan perencanaan, pemanfaatan dan inventarisasi aset
5. Meningkatkan pelayanan, pendaftaran dan penetapan pajak daerah
6. Mengoptimalkan pembukuan serta penagihan pajak  daerah
Strategi dan arah kebijakan dalam penyusunan program  dan  diharapkan dapat menjadi  
penghubung yang dapat mensinkronkan  perencanaan dan program prioritas antara
Perangkat Daerah dan Pemerintah Daerah, sehingga dalam  mencapai tujuan dan sasaran  
telah ditetapkan  perlu strategis yang  tepat  selaras  dengan strategi dan kebijakan daerah
sesuai rencana program prioritas sebagaimana yang tercantum dalam RPJMD,

5. Alasan mengapa kegiatan audit diperlukan dalam aset publik agar bisa membawa
pemerintah pusat dan daerah untuk lebih waspada dan peka melengkapi dokumen dan
bukti kepemilikan aset-aset publik.

Dengan demikian, aset-aset yang digunakan oleh publik berada dalam pengawasan dari
pemerintah. Ini akan berguna untuk melindungi aset dan menghindari adanya risiko dari
pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin menguasai aset publik.

Pemerintah perlu melakukan Legal Audit untuk keabsahan kepemilikan lengkap dan
mengurangi adanya perselisihan aset dengan pihak lain terkait dokumen kepemilikan
menjadi semakin berkurang.

6. Objek audit, salah satunya adalah objek sektor publik yang meliputi keseluruhan
organisasi di sektor publik dan/atau seluruh kegiatannya. Dokumen audit pada audit laporan
keuangan ada beberapa, sebut saja seperti laporan rekening koran, nota keuangan, hingga
buku besar.

Anda mungkin juga menyukai