Anda di halaman 1dari 7

 Perencanaan terdiri dari aktivitas analisis biaya manfaat, tingkat diskonto sektor

publik, penilaian proposal, dan anggaran


 Penilaian proposal memiliki kriteria yaitu menyediakan informasi tentang
potensi investasi. Kriteria penilaiannya yaitu (1)sejalan dengan tujuan
pemerintah, (2)termasuk dalam sektor yang diurus negara, (3)pengembalian
investasi atau return on investment yang cukup, (4)konsensus yang kuat antara
pemerintah dan manajemen proyek, dan (5)penilaian risiko.
 Penganggaran adalah pengumpulan informasi tahap utama dari proses
anggaran, menggantikan proposal penyelarasan dasar dari anggaran
sebelumnya. Tujuan utama penganggaran adalah menunjukan bagaimana
organisasi publik berniat menselaraskan baseline atau rencana dasar dalam
perencanaan jangka menengah sesuai prioritas dan pengelolaan risiko. Proses
Rencana Anggaran akan fokus pada isi perencanaan jangka menengah.
Kemudian rencana Anggaran harus mengambil perspektif jangka menengah
dan fokus pada layanan yang akan didanai.
 Implementasi mensyaratkan pengelola usaha atau kementrian bertanggungjawab
untuk memastikan bahwa pengeluaran uang publik dikelola secara efisien.
Implementasi dipastikan harus menuju target prestasi yang telah dipedomani
sebelumnya.
 Ruang lingkup rencana keluaran
Rencana output meliputi output tradisional dan segala hal yang disepakati
dalam perjanjian pembelian. Lebih khususnya renca output mencakup:
1. Output kementrian didanai oleh biaya pihak ketiga atau biaya
ditetapkan melalui peraturan
2. Output yang sepenuhnya didanai melalui pendapatan bisnis.
 Mengembangkan rencana keluaran
Kualitas input dan perencanaan terkait untuk hasil yang diinginkan, logika
intervensi, dan kemampuan organisasi, adalah bagian kunci dari konteks di
mana Rencana Keluaran akan dikembangkan. Rencana Keluaran output
merupakan integrasi proses perencanaan dengan penyedian input, sehingga
informasi rinci tentang input yang dikelola untuk menjadi hasil yang
ditetapkan, dapat ditentukan. Dalam hal ini, duplikasi input maupun keluaran
yang diharapkan tidak akan terjadi.
 Cara tentukan output dan pengukuran kinerja
Output adalah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu unit atau entitas lain
untuk digunakan atau dikonsumsi oleh pihak eksternal. Prinsip dalam
(1) (2)
penentuan output, yaitu dikendalikan oleh organisasi, homogen atau
(3)
bersifat campuran, dan terukur memungkinkan penilaian tentang apakah
benar-benar disampaikan, dan informati bagi pembaca.
 Manajemen aset modal
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja sektor publik dengan meningkatkan
kualitas informasi yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan
maupun standar praktik manajemen aset di sektor tersebut, dengan
memanfaatkan praktik lokal dan luar negeri yang baik. Ruang lingkup
manajemen aset modal meliputi:
1. Aturan harapan dan akuntabilitas yang berkaitan dengan pengelolaan
portfolio aset, dan investasi modal baru
2. Praktik bimbingan, standar, dan berbagai pengetahuan
3. Akses asuransi
4. Sistem asuransi
5. Pengungkapan arah atau tujuan modal jangka panjang, dengan laporan
kinerja terkait.
 Pemantauan entitas melalui kementrian

 Pelaporan dan reviu menyampaikan dua hal ke publik, yaitu


 Laporan tahunan yang tujuannya untuk menyampaikan akuntabilas kepada
pengawas atau masyarakat yang diwakili. Hal ini merupakan kunci peninjauan
kinerja keuangan dan kinerja operasi.
Laporan tahunan yang baik dapat memberikan pemahaman kepada
pemegang saham tentang bagaimana penggunaan sumberdaya perusahaan,
bagaimana perbandingan antara perencanaan dan pencapaian, bagaimana
rencana dimasa mendatang, dan sebagainya. Goalsnya dapat memperoleh
kepercayaan publik.
 Mendemonstrasikan nilai uang yakni apabila perusahaan milik negara mampu
mencapai nilai uang yang akuntabel, maka dapat mengantarkan manajemen
pada efektivitas pengelolaan dan kemampuan pemerintah untuk menyerap
pendapatan pajaknya.
TEKNIK PERBENDAHARAAN ORGANISASI PUBLIK
Teknik perbendaharaan organisasi publuk merupakan cara pengelolaan barang yang, dan
kepemilikan/ ekuitas yang dimiliki organisasi publik. Teknik yang digunakan:
1. Perbendaharaan dan pengelolaan barang menggunakan teknik manajemen dan
pengadministransian aset
2. Perbendaharaan dan pengelolaan uang menggunakan teknik manajemen dan
pengadministrasian kas
3. Perbendaharaan kepemilikan menggunakan teknik manajemen dan
pengadministrasian kepemilikian
(PENJELASAN LEBIH DETAIL DARI KETIGA TEKNIK DIATAS)
 TEKNIK MANAJEMEN DAN PENGADMINISTRASIAN ASET
 Definisi: merupakan suatu proses administratif pemberian bimbingan atau
petunjuk mengenai pengadaan, penggunaan, dan penghapusan aset untuk
menghasilkan manfaat sebesar mungkin dan mengelola risiko dan biaya yang
mungkin timbul selama masa pemanfaatan aset.
 Tujuan utama dari manajemen administrasi aset adalah untuk membantu
organisasi publik memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan
efisien. Manajemen aset yang efektif juga mampu:
1. Memperbesar manfaat aset, membantu memastikan penggunaan, dan
pemeliharaan aset secara layak
2. Mengurangi kebutuhan aset baru dan menghemat uang melalui teknik
manajemen kebutuhan dan pilihan manfaat non-aset (seperti leasing)
3. Memperoleh nilai uang yang lebih besar melalui penilaian ekonomis
atas opsi yang diambil dalam perkiraan siklus hidup dan biaya, teknik
manajemen nilai, dan keterlibatan sektor swasta
4. Mengurangi pengadaan aset yang tidak perlu
5. Memfokuskan perhatian pada hasil dengan memberikan pembebanan
tanggungjawab, akuntabilitas, dan keperluan pelaporan secara jelas.
Aset yang dikelola oleh manajemen dan administrasi aset ini meliputi aset lancar dan
aset non lancar.
1. Aset lancar: kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan
persediaan,
2. Aset non lancar: investasi jangka panjang, aset tetap, aset tak berwujud dan
aset lainnya.
Aset tersebut digunakan pemerintah atau masyarakat umum baik langsung atau tidak
langsung.
 Dalam manajemen aset, sangat diperlukan strategi yang berpandangan ke
depan atau forward-looking. Proses perencanaan sebaiknya menyesuaikan
proskpektif permintaan aset dengan profil penawaran aset yang saat ini dengan
mengembangkan strategi aset.

Berikut adalah gambar


tahapan pengembangan aset
yang bersumber dari
Australian National Audit
Office. Pengembangan
strategi aset memiliki 4
tahap yaitu:

1. Menentukan dan mencatat kebutuhan aset dengan mengacu pada


layanan atau jasa yang akan diberikan
2. Mengevaluasi dan mencatat aset yang ada dalam hal kapasitas untuk
mendukung penyediaan layanan
3. Melakukan analisis kesenjangan dan mencatat kesenjangan aset yang
ada dengan mendaftar aset yang dibutuhkan
4. Menyusun dan mencatat strategi aset yang berisikan rencana
pengadaan, operasi, pemeliharaan, dan penghapusan
(PENJELASAN LEBIH LANJUT DARI 4 TAHAPAN DIATAS)
 Menentukan dan mencatatat kebutuhan aset
Alasan utama mengadakan, mengoperasikan, dan memelihara aset bagi sektor publik
adalah aset mendukung penyediaan layanan. Langkah pertama untuk mewujudkan
alasan tersebut organisasi sektor publik harus:
 Menjelaskan ruang lingkup, standar, dan tingkat layanan yang akan diberikan
 Menilai metode pemberian layanan tersebut
 Mengidentifikasi sumber daya, termasuk aset, yang dibutuhkan untuk
menyediakan layanan
Dalam banyak praktis, manajemen menentukan metode pencatatan permintaan
layanan. Ketika mengidentifikasi kebutuhan sumber daya, organisasi harus
mempertimbangkan solusi non-aset. Pertimbangkan apakah organisasi dapat
mendesain ulang layanan dengan meningkatkan penggunaan aset yang ada atau
melibatkan sektor swasta. Jika hal tersebut bisa dilakukan, maka kebutuhan aset baru
menjadi berkurang.
Dengan mendefinisikan layanan yang diberikan, dan setelah
mempertimbangkan solusi non-aset, maka layanan yang memerlukan dukungan aset
dapat diidentifikasi. Selain itu, dalam menganalisa solusi non-aset, manajemen harus
mempertimbangkan rentang waktu dan perkembangan organisasi di masa depan.
 Mengevaluasi dan Mencatat Aset yang telah ada
Aset harus dievaluasi kondisi fisiknya, fungsionalitasnya, tingkat penghematannya
dan kinerja keuangannya. Efektivitas aset yang ada dalam rangka mendukung
penyediaan layanan juga harus ditentukan. Proses ini berdasarkan catatan standar
kondisi dan kinerja yang memadai untuk aset.

 Melakukan dan mencatat analisis kesenjangan aset


Perencanaan, pada tingkat strategis, akan memberikan perbandingan antara aset yang
dibutuhkan dalam penyediaan layanan dan aset yang tersedia saat ini. Organisasi
mengidentifikasi dan mencatat:
 Aset yang ada yang masih diperlukan dan masih mampu mendukung penyediaan
layanan
 Aset yang ada yang masih dibutuhkan, tetapi berada di bawah standar dan
memerlukan perbaikan guna memenuhi kebutuhan penyediaan layanan
 Aset yang berlebih (surplus) dalam penyediaan layanan, dapat dialokasikan ke
layanan lain
 Aset yang harus dihapuskan.
 Menyusun dan Mencatat Strategi Aset
Penyusunan strategi aset akan mengidentifikasi pendekatan yang paling memadai dalam
memenuhi kebutuhan pemberian layanan. Administrasi strategi aset terdiri dari:
 Pencatatan rencana pengadaan, didalamnya terdapat catatan rencana aset-aset
yang dibutuhkan atau diganti dalam periode perencanaan dengan menyusun
sumber dan biaya pendanaan untuk pengadaan.
 Pencatatan rencana operasional, didalamnya terdapat catatan kebijakan
penggunaan aset yang telah ada, seperti jam operasi, pemakaian, keamanan,
manajemen energi dan pembersihan.
 Pencatatan rencana pemeliharaan, didalamnya terdapat catatan susunan standar
atas aset yang akan dipelihara, bagaimana standar akan dicapai, dan bagaimana
pemeliharaan akan diberikan.
 Pencatatan rencana penghapusan akan menjelaskan seluruh aset yang akan
dihapuskan, metode penghapusan yang dipilih dan hasil yang diharapkan dari
penghapusan.
Keseluruhan kegiatan yang disebutkan di atas, dicatat sejak perencanaan, pelaksanaan /
implementasi sampai pelaporannya.
 TEKNIK MANAJEMEN ADMINISTRASI KAS
 Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas
negara dengan menggunakan sistem giral.
 Penerimaan harus seluruhnya disetor ke kas negara atau daerah terlebih dahulu
sebelum dapat digunakan untuk pengeluaran
 Sedangkan pengeluaran kas akibat tagihan harus didasarkan pada:
1. uji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih
2. kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan atau kelengkapan
sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa
3. tersedianya dana yang bersangkutan
4. beban pengeluaran sesuai mata anggaran pengeluaran yang
bersangkutan;
5. dokumen pembayaran melalui kas negara
 TEKNIK MANAJEMEN ADMINISTRASI KEPEMILIKIAN/ EKUITAS
 Struktur kepemilikan merupakan bagian penting dalam upaya mewujudkan
perusahaan yang sehat dan efisien.
 Struktur kepemilikikan sangat berpengaruh pada kinerja organisasi
 Apabila terlalu banyak pemilik yang berarti kepemilikan tidak terkonsentrasi,
akan menimbulkan campur tangan kepemilikan yang terlalu berlebihan,
contoh dampaknya kurang baiknya fungdi pengawasan komisaris dalam GCG.
Oleh karena aset organisasi sektor publik dimiliki negara, maka kewajibannya adalah
memberikan pelayanan umum. Kegiatan usaha sektor publik dilakukan semenjak
perusahaan berdiri dan kepemilikan usaha sektor publik tersebut dapat di privatisasi.
 Filosofi Privatisasi adalah pembatasan peran negara dalam perekonomian
pada area seperti kesehatan, pendidikan, jaminan sosial, perlindungan
nasional, investasi infrastruktur skala besar, menyediakan lingkungan legal
dan struktural bagi swasta, dan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah
ekonomi melalui pengorganisasian dan manajemen yang lebih efisien untuk
dapat bersaing di pasar.
 Sedangkan menurut UU Nomor 19 tahun 2003, privatisasi adalah:
1. memperluas kepemilikan masyarakat atas perusahaan
2. meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan
3. menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang
baik/kuat
4. menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif
5. menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global
6. menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro dan kapasitas pasar.
 Tujuan Privatisasi adalah untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah
perusahaan, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepemilikan
saham perusahaan yang dimiliki negara.
 Perusahaan milik negara yang dapat diprivatisasi harus memiliki kriteria:
1. Industri atau sektor usahanya kompetitif
2. Industri atau sektor usahanya yang unsur teknologinya cepat berubah
 Privatisasi di Indonesia dilakukan dengan dasar UU Nomor 19 tahun 2003,
yaitu:
1. Penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal
2. Penjualan saham langsung kepada investor
3. Penjualan saham kepada manajemen dan atau karyawan yang
bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai