OLEH :
1
Soal !!
2
JAWABAN
No. 1
Untuk mengelola aset bagi organisasi sector public, perlu direncanakan anggaran
atau budgeting dan pengorganisasiannya sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Tantangan manajemen aset organisasi publik adalah pengaturan yang terintegrasi
untuk kemakmuran rakyat dan melindungi aset negara dari kemungkinan
pemindahtanganan dan penggunaannya secara melawan hukum.
3
baru dalam penataan dan pengelolaan aset yang lebih tertib, tidak sekadar
administratif, melainkan perlu digunakan manajemen modern dalam menangani
aset negara yang efisien dan efektif serta penciptaan nilai tambah.
Campbell (2011) berpendapat bahwa tahapan dalam siklus hidup aset dimulai dari
strategi (strategy), perencanaan (plan), evaluasi rencana/ membuat rancangan
(evaluate/design), pengadaan (create/procure), pengoperasian (operate),
pemeliharaan (maintain), pengembangan (modify), dan penghapusan (dispose).
Keseluruhan proses tersebut merupakan rantai pasokan siklus hidup aset, luaran
proses yang merupakan masukan proses selanjutnya. Hal ini memudahkan
pengelola aset untuk menganalisis dan mengelola aset-aset secara efektif dan efisien
selama masa umur ekonmis aset-aset tersebut sehingga aset-aset tersebut benar-
benar memberikan nilai (value) yang optimal.
2. Pengadaan Aset
Pengadaan aset adalah kegiatan mengadakan barang/jasa yang dibiayai sendiri
ataupun yang dibiayai oleh pihak luar, baik yang dilaksanakan secara swakelola
(sendiri) maupun oleh penyedia barang/jasa.
4
3. Inventarisasi Aset atau Database Aset
Inventarisasi aset atau database aset adalah kegiatan mengidentifikasi kualitas
dan kuantitas prasarana serta sarana secara fisik dan secara yuridis/legal.
Inventarisasi ini dalam bentuk informasi data asset biasa disebut dengan
database asset atau barang
4. Legal Audit
Legal audit adalah kegiatan pengauditan untuk status prasarana dan sarana,
sistem dan prosedur penguasaan, sistem dan prosedur pengalihan penggunaan
dan penggunaan, pengidentifikasian adanya indikasi permasalahan legalitas atau
aspek yuridis, serta pencarian solusi untuk memecahkan masalah legalitas yang
terjadi atau terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset.
5. Penilaian Aset
Penilaian aset adalah proses kegiatan untuk menentukan nilai aset yang dimiliki
sehingga dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki, yang akan
dialihkan, ataupun yang akan dihapuskan.
7. Penghapusan Aset
Penghapusan aset adalah kegiatan untuk menjual, menghibahkan, atau bentuk
lain dalam memindahkan hak kepemilikan atau memusnahkan seluruh/sebuah
unit atau unsur/item terkecil dari aset yang dimiliki.
8. Peremajaan (Rejuvination)
Aset Pada tahap ini, dilakukan peremajaan bagi aset yang telah usang, baik usang
dalam sisi penggunaan dan pemanfaatannya maupun usang karena habis umur
ekonomis atau umur teknisnya.
5
9. Pengalihan Aset
Pengalihan aset adalah proses memindahkan hak atau tanggung jawab,
wewenang, kewajiban penggunaan, dan pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke
unit lainnya di lingkungan sendiri.
6
No. 2
1. Perencanaan Kebutuhan
Aset ataupun barang-barang habis pakai pengadaannya dilakukan melalui proses
perencanaan kebutuhan, yaitu proses menjelaskan kebutuhan barang,
spesifikasi, analisis kelayakan atau penciptaan nilai bagi organisasi, terutama
aset yang peruntukkannya bagi investasi.
2. Strategi Pembelian
Pembelian adalah proses yang dilakukan oleh unit organisasi yang merupakan
fungsi atau bagian dari rantai pasokan terpadu; bertanggung jawab untuk
pengadaan pemasok, kuantitas, waktu yang berkualitas dan tepat, harga, dan
pengelolaan pemasok; serta memberikan kontribusi bagi keunggulan kompetitif
dari perusahaan dan pencapaian strategi perusahaan.
7
Bagaimanapun caranya, teknik dan strategi pembelian semuanya harus tetap
mengacu pada prinsip-prinsip di atas agar fungsi pembelian benar-benar dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Perubahan pengertian atau pendekatan ini
adalah pengertian atau pendekatan dalam manajemen pembelian yang
menyangkut prinsip ataupun hal-hal yang terkait dengan prinsip pembelian.
Pendekatan-pendekatan baru tersebut akan ditampilkan dalam bentuk tabel
agar jelas pendekatan lama dibandingkan dengan pendekatan baru.
3. Proses Pembelian
Pembelian adalah sebuah proses yang memerlukan banyak tahapan dan
persiapan. apalagi menyangkut suatu organisasi, seperti instansi pemerintah.
Berikut adalah tahapan yang sering kali terjadi dalam suatu proses pembelian.
a. Pengenalan dan penentuan kebutuhan
b. Penerimaan permintaan
c. Perencanaan operasi
d. Pencarian sumber
e. Negosiasi
f. Pengeluaran pesanan
g. Penerimaan barang
h. Pembayaran
B. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, apakah sudah efektif atau
justru banyak menimbulkan perilaku negatif (sertakan dengan data-data)
8
Berbagai pola penyimpangan di atas, sebenarnya dapat dicegah melalui penegakan
hukum administrasi. Kata kunci penegakan hukum administrasi dalam korupsi
pengadaan barang dan jasa adalah pengawasan. Artinya, apabila selama proses
pengawasan dijumpai Pejabat yang melakukan pelanggaran maka dapat dikenakan
sanksi administrasi seperti pemberhentian dari jabatan, sedangkan bagi Penyedia
barang dan jasa dapat dikenakan sanksi seperti dimuat dalam daftar hitam (black
list) atau pencabutan ijin usaha.
9
No. 3
Aset/barang milik daerah sebagaimana telah dibicarakan di atas tersebar pada seluruh
dinas/instansi/badan/kantor/unit kerja daerah kabupaten/kota serta tersebar pada
daerah dalam kabupaten/kota yang terdiri atas bermacam-macam jenis aset. Dengan
demikian, kalau kita tidak mempunyai cara untuk memonitor semua aset tersebut,
tentu semua pekerjaan dalam mengoptimalkan aset daerah akan mengalami kesulitan
yang sangat besar.
Untuk itu, kita berusaha bagaimana caranya sehingga kita dengan mudah dan cepat
dapat mengetahui kondisi tentang suatu aset daerah. Di mana lokasinya walaupun kita
sudah mengetahui kode lokasi, itu baru terbatas pada lokasi dari dinas/instansi tempat
aset berada, belum mengetahui dengan jelas tempat (site) dari aset berada serta
bagaimana kondisinya saat ini.
Mapping yang kita maksud di sini bukanlah terjemahan lurus dari bahasa asing yang
berarti pemetaan, tetapi mempunyai maksud sebetulnya lebih dari itu:
a. Untuk merekap aset tersebut dalam file berdasarkan bidang barang dan mempunyai
data sesuai yang diingini dan lengkap (kode lokasi);
b. Untuk memetakan lokasi atau letak aset itu berada, khususnya untuk aset tetap
berupa tanah atau bangunan.
Berdasarkan keinginan inilah kita ingin aset daerah untuk di-mapping dengan tujuan
sebagai berikut.
a. mudah mengetahui pada dinas/instansi mana aset itu berada;
b. mudah mengetahui lokasi (site) dari aset berada;
c. mudah mengetahui segala sesuatu tentang setiap aset tersebut.
Dengan tercapainya tujuan mapping aset daerah, kita akan dapat mengetahui secara
detail, cepat, serta mudah untuk aset daerah dan akan memudahkan kita dalam bekerja
selanjutnya tentang aset daerah ini.
10
No. 4
Cara pelaksanaan mapping aset daerah, untuk tercapainya tujuan mapping aset daerah
ini, kita melihat maksud dari mapping itu sendiri dan melihat kedudukan dari aset itu
sebagai berikut.
Pertama, dilihat dari segi pengguna aset/BMD tersebut, yaitu kepala satuan kerja
perangkat daerah. Ini dapat dilihat dari kode lokasi barang.
Kedua, dilihat dari segi pengelola aset/BMD itu sendiri sebagai pusat informasi barang
(PIB), yaitu sekretaris daerah. Berdasarkan dua hal di atas, kita memerlukan mapping
aset untuk tingkat pengguna aset dan untuk tingkat pengelola aset yang merupakan
rekapitulasi dari semua laporan rekap aset dari semua dinas/instansi/kantor dan lain-
lain.
Sekarang, aset mana saja yang akan kita mapping? Apakah semua aset? Untuk jawaban
ini, kita kembali pada prinsip manajemen aset, yaitu semua aset yang digunakan lebih
dari satu tahun.
1) Langkah pertama
a. Bagi pengelola barang daerah, mapping aset dilaksanakan dengan melakukan
tabulasi dari seluruh aset yang ada pada satuan kerja perangkat daerah dengan
mengumpulkan aset sejenis (sesuai dengan kode barang) yang berasal dari KIB-
A sampai dengan KIB-F serta buku inventaris yang diterima dari mereka,
sedangkan mapping aset bagi pengguna barang hanya menabulasi aset sejenis
yang berasal dari KIB-A sampai dengan KIB-F serta buku inventaris.
b. Dari tabulasi data ini, akan dimasukkan dalam "Data Aset Pengelola Barang
Daerah Kabupaten/Kota ... Tahun ...". Sementara itu, SKPD masing-masing akan
memasukkannya dalam "Data Aset Pengguna Barang SKPD... dari
Kabupaten/Kota ... Tahun ...".
11
2. Langkah kedua
a. Pada langkah selanjutnya, khusus untuk aset/barang milik daerah berupa barang
tidak bergerak, seperti tanah, bangunan, dan sebagainya, lokasinya dimasukkan
dalam peta daerah sehingga mudah diketahui tempat (site) atau lokasinya.
b. Untuk aset berupa kendaraaan, alat-alat berat, mesin-mesin, dan sebagainya,
dicantumkan dengan jelas lokasi penempatannya dalam data aset
pengelola/pengguna barang daerah pada kolom keterangan.
Hasil yang diharapkan dari mapping aset/BMD ini adalah sesuai dengan maksud dari
pendataan kembali aset/BMD, yaitu untuk lebih mengetahui lagi situasi aset daerah
pada saat ini beserta lokasi keberadaannya. Oleh sebab itu, hasil yang diharapkan dari
mapping ini adalah.
1. Data aset/BMD pada pengelola barang (kabupaten/kota), data aset/bmd pada
pengguna barang untuk SKPD,
2. Peta lokasi aset/BMD pada pengelola barang (kabupaten/kota), peta lokasi
aset/BMD pada pengguna barang dari SKPD.
12
No. 5
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, legal audit juga merupakan tindakan
pengamanan atau tindakan pengendalian, penertiban dalam upaya pengurusan barang
daerah secara fisik, administrasi, dan tindakan hukum. Pengamanan tersebut
menitikberatkan pada penertiban pengamanan secara fisik dan administrasi sehingga
barang daerah tersebut dapat dipergunakan/ dimanfaatkan secara optimal serta
terhindar dari penyerobotan pengambilalihan atau klaim dari pihak lain.
Siregar (2004: 519) menyatakan bahwa legal audit merupakan satu lingkup kerja
manajemen aset yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur
penguasaan atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan
legal, serta strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait
dengan penguasaan atau pengalihan aset. Permasalahan legal sering ditemui antara lain
status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset
yang tidak termonitor dan lain-lain.
Suatu aset perlu dijelaskan kepemilikan secara hukum melalui proses legal audit aset
yang diadakan saat sekarang. Setelah proses pengadaan dan inventarisasi, perlu
dilengkapi legal audit. Bagi aset yang telah ada seperti tanah, bangunan milik
pemerintah perlu dilengkapi bukti kepemilikan yang sah secara hukum.
13
No. 6
14
Sumber Referensi :
15