Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 1

MANAJEMEN LOGISTIK ORGANISASI PUBLIK

OLEH :

NAMA : ANDREAS PUTRA SARUMAHA


NIM : 041425338
KODE MATA KULIAH : ADPU4534

KABUPATEN KEPULAUAN ARU


UPBBJ UT. AMBON
UNIVERSITAS TERBUKA
2023

1
Soal !!

1. Manajemen Aset dan Manajemen Logstik


a. Apa perbedaan manajemen aset dengan manajemen logistik
b. Jelaskan tahapan pengelolaan aset
2. Pengadaan barang dan jasa pemerintah
a. Jelaskan ada berapa cara pengadaan barang dan jasa pemerintah
b. Bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, apakah sudah
efektif atau justru banyak menimbulkan perilaku negatif (sertakan dengan data-
data) :
3. Apa manfaat mapping aset daerah?
4. Bagaimana pelaksanaan mapping aset daerah saat ini?
5. Mengapa legal audit diperlukan dalam aset public?
6. Jelaskan objek dan dokumen apa saja yang akan diaudit?

2
JAWABAN

No. 1

A. Perbedaan manajemen aset dengan manajemen logistic

Manajemen Aset dapat didefinisikan sebagai serangkaian keputusan untuk


mengelola kekayaan secara optimal, yaitu meminimalisasi biaya kepemilikan,
memaksimalisasi ketersediaan dan penggunaan aset melalui proses perencanaan
kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, kepemilikan/legal audit, penilaian,
pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan, peremajaan, pengalihan, serta
pengawasan aset untuk mendukung tujuan organisasi dalam melayani masyarakat
dengan sebaik-baiknya dan ramah lingkungan.

Untuk mengelola aset bagi organisasi sector public, perlu direncanakan anggaran
atau budgeting dan pengorganisasiannya sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Tantangan manajemen aset organisasi publik adalah pengaturan yang terintegrasi
untuk kemakmuran rakyat dan melindungi aset negara dari kemungkinan
pemindahtanganan dan penggunaannya secara melawan hukum.

Manajemen Logistik adalah serangkaian keputusan untuk mengelola barang secara


optimal mulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan atau pengumpulan,
pemindahan, penyimpanan, hingga penyampaian distribusi barang kepada
pelanggan. Ciri utama dari kegiatan logistik adalah keterpaduan berbagai dimensi
dan tuntutan pada pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang
strategis.

B. Tahapan Pengelolaan Aset


Kebijakan pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
pengelolaan barang milik negara/daerah telah memunculkan perubahan paradigma

3
baru dalam penataan dan pengelolaan aset yang lebih tertib, tidak sekadar
administratif, melainkan perlu digunakan manajemen modern dalam menangani
aset negara yang efisien dan efektif serta penciptaan nilai tambah.

Campbell (2011) berpendapat bahwa tahapan dalam siklus hidup aset dimulai dari
strategi (strategy), perencanaan (plan), evaluasi rencana/ membuat rancangan
(evaluate/design), pengadaan (create/procure), pengoperasian (operate),
pemeliharaan (maintain), pengembangan (modify), dan penghapusan (dispose).

Semua rangkaian siklus tersebut didukung dan dijalankan dengan manajemen


keuangan yang baik sebagai pengaturan terhadap biaya-biaya yang timbul akibat
adanya siklus hidup aset (life cycle cost of asset) dan terintegrasi oleh suatu
teknologi dan membentuk suatu sistem (asset management information system).

Keseluruhan proses tersebut merupakan rantai pasokan siklus hidup aset, luaran
proses yang merupakan masukan proses selanjutnya. Hal ini memudahkan
pengelola aset untuk menganalisis dan mengelola aset-aset secara efektif dan efisien
selama masa umur ekonmis aset-aset tersebut sehingga aset-aset tersebut benar-
benar memberikan nilai (value) yang optimal.

Masing – masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan Kebutuhan Aset


Perencanaan kebutuhan aset muncul karena adanya tujuan yang hendak dicapai.
Aset yang dibutuhkan akan digunakan oleh pemilik/pengelola untuk
memperlancar pencapaian tujuan. Suatu perencananaan kebutuhan aset harus
berorientasi kepada pengguna (user). Perencanaan kebutuhan aset didasarkan
pada master plan organisasi bersangkutan dan ketersediaan dana.

2. Pengadaan Aset
Pengadaan aset adalah kegiatan mengadakan barang/jasa yang dibiayai sendiri
ataupun yang dibiayai oleh pihak luar, baik yang dilaksanakan secara swakelola
(sendiri) maupun oleh penyedia barang/jasa.

4
3. Inventarisasi Aset atau Database Aset
Inventarisasi aset atau database aset adalah kegiatan mengidentifikasi kualitas
dan kuantitas prasarana serta sarana secara fisik dan secara yuridis/legal.
Inventarisasi ini dalam bentuk informasi data asset biasa disebut dengan
database asset atau barang

4. Legal Audit
Legal audit adalah kegiatan pengauditan untuk status prasarana dan sarana,
sistem dan prosedur penguasaan, sistem dan prosedur pengalihan penggunaan
dan penggunaan, pengidentifikasian adanya indikasi permasalahan legalitas atau
aspek yuridis, serta pencarian solusi untuk memecahkan masalah legalitas yang
terjadi atau terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset.

5. Penilaian Aset
Penilaian aset adalah proses kegiatan untuk menentukan nilai aset yang dimiliki
sehingga dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki, yang akan
dialihkan, ataupun yang akan dihapuskan.

6. Operasi dan Pemeliharaan Aset


Operasi ini mencakup pemanfaatan aset secara optimal, yaitu proses
pendayagunaan aset, sedangkan pemeliharaan adalah kegiatan menggunakan
atau memanfaatkan prasarana dan sarana dalam menjalankan tugas dan
pekerjaan. Pengelolaan aset membutuhkan

7. Penghapusan Aset
Penghapusan aset adalah kegiatan untuk menjual, menghibahkan, atau bentuk
lain dalam memindahkan hak kepemilikan atau memusnahkan seluruh/sebuah
unit atau unsur/item terkecil dari aset yang dimiliki.

8. Peremajaan (Rejuvination)
Aset Pada tahap ini, dilakukan peremajaan bagi aset yang telah usang, baik usang
dalam sisi penggunaan dan pemanfaatannya maupun usang karena habis umur
ekonomis atau umur teknisnya.

5
9. Pengalihan Aset
Pengalihan aset adalah proses memindahkan hak atau tanggung jawab,
wewenang, kewajiban penggunaan, dan pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke
unit lainnya di lingkungan sendiri.

6
No. 2

A. Cara pengadaan barang dan jasa pemerintah


Aset dan barang tersebut dalam pengadaannya mengikuti kebijakan pemerintah
karena anggaran yang digunakan adalah anggaran belanja pemerintah.
Pengadaan memiliki beberapa tahap berikut.

1. Perencanaan Kebutuhan
Aset ataupun barang-barang habis pakai pengadaannya dilakukan melalui proses
perencanaan kebutuhan, yaitu proses menjelaskan kebutuhan barang,
spesifikasi, analisis kelayakan atau penciptaan nilai bagi organisasi, terutama
aset yang peruntukkannya bagi investasi.

Barang-barang aset, seperti tanah, bangunan, proyek pemerintah lainnya,


terminal, dan pasar, perlu dianalisis sebelum pengadaan, yaitu analisis ekonomi,
seperti net present value (NPV), return on investment (ROI), pay back period
(periode pengembalian), serta perbandingan antara manfaat yang diperoleh
kalau aset tersebut diadakan dibandingkan dengan cost atau benefit cost ratio.

Aset tersebut layak untuk diadakan karena kriteria kesejahteraan, pelayanan


publik, keamanan, dan sebagainya. Analisis untuk kebutuhan barang lain, seperti
barang habis untuk operasional, kriterianya adalah tingkat pelayanan yang
efisien dan efektif. Untuk kebutuhan barang dan jasa lainnya, seperti barang
habis, kebutuhannya bisa ditetapkan melalui teknik peramalan (forecasting).

2. Strategi Pembelian
Pembelian adalah proses yang dilakukan oleh unit organisasi yang merupakan
fungsi atau bagian dari rantai pasokan terpadu; bertanggung jawab untuk
pengadaan pemasok, kuantitas, waktu yang berkualitas dan tepat, harga, dan
pengelolaan pemasok; serta memberikan kontribusi bagi keunggulan kompetitif
dari perusahaan dan pencapaian strategi perusahaan.

7
Bagaimanapun caranya, teknik dan strategi pembelian semuanya harus tetap
mengacu pada prinsip-prinsip di atas agar fungsi pembelian benar-benar dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Perubahan pengertian atau pendekatan ini
adalah pengertian atau pendekatan dalam manajemen pembelian yang
menyangkut prinsip ataupun hal-hal yang terkait dengan prinsip pembelian.
Pendekatan-pendekatan baru tersebut akan ditampilkan dalam bentuk tabel
agar jelas pendekatan lama dibandingkan dengan pendekatan baru.

3. Proses Pembelian
Pembelian adalah sebuah proses yang memerlukan banyak tahapan dan
persiapan. apalagi menyangkut suatu organisasi, seperti instansi pemerintah.
Berikut adalah tahapan yang sering kali terjadi dalam suatu proses pembelian.
a. Pengenalan dan penentuan kebutuhan
b. Penerimaan permintaan
c. Perencanaan operasi
d. Pencarian sumber
e. Negosiasi
f. Pengeluaran pesanan
g. Penerimaan barang
h. Pembayaran

B. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, apakah sudah efektif atau
justru banyak menimbulkan perilaku negatif (sertakan dengan data-data)

Regulasi Peraturan Pemerintah tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sudah


termasuk efektif untuk meningkatkan tata kelola di bidang pengadaan barang dan
jasa pemerintah serta menekan angka kasus korupsi pengadaan barang dan jasa di
Indonesia karena pengadaan ini harus diatur bukan saja agar pengadaannya bisa
berjalan dengan efektif dan bisa dipertanggungjawabkan tetapi juga harus bisa
membantu pemerintah dalam hal peningkatan pertumbuhan ekonomi, pemerataan
pembangunan dan juga peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan.

8
Berbagai pola penyimpangan di atas, sebenarnya dapat dicegah melalui penegakan
hukum administrasi. Kata kunci penegakan hukum administrasi dalam korupsi
pengadaan barang dan jasa adalah pengawasan. Artinya, apabila selama proses
pengawasan dijumpai Pejabat yang melakukan pelanggaran maka dapat dikenakan
sanksi administrasi seperti pemberhentian dari jabatan, sedangkan bagi Penyedia
barang dan jasa dapat dikenakan sanksi seperti dimuat dalam daftar hitam (black
list) atau pencabutan ijin usaha.

Pengawasan (Controlling) adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas


pengadaan yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (Perpres No. 54 Tahun 2010), sebagaimana telah dirubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.

9
No. 3

Manfaat mapping aset daerah :

Aset/barang milik daerah sebagaimana telah dibicarakan di atas tersebar pada seluruh
dinas/instansi/badan/kantor/unit kerja daerah kabupaten/kota serta tersebar pada
daerah dalam kabupaten/kota yang terdiri atas bermacam-macam jenis aset. Dengan
demikian, kalau kita tidak mempunyai cara untuk memonitor semua aset tersebut,
tentu semua pekerjaan dalam mengoptimalkan aset daerah akan mengalami kesulitan
yang sangat besar.

Untuk itu, kita berusaha bagaimana caranya sehingga kita dengan mudah dan cepat
dapat mengetahui kondisi tentang suatu aset daerah. Di mana lokasinya walaupun kita
sudah mengetahui kode lokasi, itu baru terbatas pada lokasi dari dinas/instansi tempat
aset berada, belum mengetahui dengan jelas tempat (site) dari aset berada serta
bagaimana kondisinya saat ini.

Mapping yang kita maksud di sini bukanlah terjemahan lurus dari bahasa asing yang
berarti pemetaan, tetapi mempunyai maksud sebetulnya lebih dari itu:
a. Untuk merekap aset tersebut dalam file berdasarkan bidang barang dan mempunyai
data sesuai yang diingini dan lengkap (kode lokasi);
b. Untuk memetakan lokasi atau letak aset itu berada, khususnya untuk aset tetap
berupa tanah atau bangunan.

Berdasarkan keinginan inilah kita ingin aset daerah untuk di-mapping dengan tujuan
sebagai berikut.
a. mudah mengetahui pada dinas/instansi mana aset itu berada;
b. mudah mengetahui lokasi (site) dari aset berada;
c. mudah mengetahui segala sesuatu tentang setiap aset tersebut.

Dengan tercapainya tujuan mapping aset daerah, kita akan dapat mengetahui secara
detail, cepat, serta mudah untuk aset daerah dan akan memudahkan kita dalam bekerja
selanjutnya tentang aset daerah ini.

10
No. 4

Pelaksanaan mapping aset daerah saat ini :

Cara pelaksanaan mapping aset daerah, untuk tercapainya tujuan mapping aset daerah
ini, kita melihat maksud dari mapping itu sendiri dan melihat kedudukan dari aset itu
sebagai berikut.

Pertama, dilihat dari segi pengguna aset/BMD tersebut, yaitu kepala satuan kerja
perangkat daerah. Ini dapat dilihat dari kode lokasi barang.

Kedua, dilihat dari segi pengelola aset/BMD itu sendiri sebagai pusat informasi barang
(PIB), yaitu sekretaris daerah. Berdasarkan dua hal di atas, kita memerlukan mapping
aset untuk tingkat pengguna aset dan untuk tingkat pengelola aset yang merupakan
rekapitulasi dari semua laporan rekap aset dari semua dinas/instansi/kantor dan lain-
lain.

Sekarang, aset mana saja yang akan kita mapping? Apakah semua aset? Untuk jawaban
ini, kita kembali pada prinsip manajemen aset, yaitu semua aset yang digunakan lebih
dari satu tahun.

1) Langkah pertama
a. Bagi pengelola barang daerah, mapping aset dilaksanakan dengan melakukan
tabulasi dari seluruh aset yang ada pada satuan kerja perangkat daerah dengan
mengumpulkan aset sejenis (sesuai dengan kode barang) yang berasal dari KIB-
A sampai dengan KIB-F serta buku inventaris yang diterima dari mereka,
sedangkan mapping aset bagi pengguna barang hanya menabulasi aset sejenis
yang berasal dari KIB-A sampai dengan KIB-F serta buku inventaris.
b. Dari tabulasi data ini, akan dimasukkan dalam "Data Aset Pengelola Barang
Daerah Kabupaten/Kota ... Tahun ...". Sementara itu, SKPD masing-masing akan
memasukkannya dalam "Data Aset Pengguna Barang SKPD... dari
Kabupaten/Kota ... Tahun ...".

11
2. Langkah kedua
a. Pada langkah selanjutnya, khusus untuk aset/barang milik daerah berupa barang
tidak bergerak, seperti tanah, bangunan, dan sebagainya, lokasinya dimasukkan
dalam peta daerah sehingga mudah diketahui tempat (site) atau lokasinya.
b. Untuk aset berupa kendaraaan, alat-alat berat, mesin-mesin, dan sebagainya,
dicantumkan dengan jelas lokasi penempatannya dalam data aset
pengelola/pengguna barang daerah pada kolom keterangan.

Hasil mapping aset daerah

Hasil yang diharapkan dari mapping aset/BMD ini adalah sesuai dengan maksud dari
pendataan kembali aset/BMD, yaitu untuk lebih mengetahui lagi situasi aset daerah
pada saat ini beserta lokasi keberadaannya. Oleh sebab itu, hasil yang diharapkan dari
mapping ini adalah.
1. Data aset/BMD pada pengelola barang (kabupaten/kota), data aset/bmd pada
pengguna barang untuk SKPD,
2. Peta lokasi aset/BMD pada pengelola barang (kabupaten/kota), peta lokasi
aset/BMD pada pengguna barang dari SKPD.

12
No. 5

Legal audit diperlukan dalam aset public :

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, legal audit juga merupakan tindakan
pengamanan atau tindakan pengendalian, penertiban dalam upaya pengurusan barang
daerah secara fisik, administrasi, dan tindakan hukum. Pengamanan tersebut
menitikberatkan pada penertiban pengamanan secara fisik dan administrasi sehingga
barang daerah tersebut dapat dipergunakan/ dimanfaatkan secara optimal serta
terhindar dari penyerobotan pengambilalihan atau klaim dari pihak lain.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 49 tentang Perbendaharaan


Negara, ditetapkan bahwa barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang
dikuasai pemerintah pusat/daerah harus disertifikatkan atas nama Pemerintah
Republik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan. Bangunan milik
negara/daerah harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan
secara tertib.

Siregar (2004: 519) menyatakan bahwa legal audit merupakan satu lingkup kerja
manajemen aset yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur
penguasaan atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan
legal, serta strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait
dengan penguasaan atau pengalihan aset. Permasalahan legal sering ditemui antara lain
status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset
yang tidak termonitor dan lain-lain.

Suatu aset perlu dijelaskan kepemilikan secara hukum melalui proses legal audit aset
yang diadakan saat sekarang. Setelah proses pengadaan dan inventarisasi, perlu
dilengkapi legal audit. Bagi aset yang telah ada seperti tanah, bangunan milik
pemerintah perlu dilengkapi bukti kepemilikan yang sah secara hukum.

13
No. 6

Objek dan dokumen apa saja yang akan diaudit :

Untuk legal audit diperlukan dokumen-dokumen sebagai berikut :


a. Anggaran dasar perusahaan, antara lain berupa akta pendirian perusahaan,
berita acara rapat umum pemegang saham, daftar pemegang saham perusahaan.
struktur organisasi perusahaan, daftar bukti penyetoran modal perusahaan, dan
anggaran dasar perusahaan yang telah disesuaikan dengan UU Nomor 1 Tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas.
b. Dokumen-dokumen mengenai aset perusahaan, antara lain berupa sertifikat-
sertifikat tanah, surat-surat tanda bukti kepemilikan kendaraan bermotor,
dokumen-dokumen kepemilikan saham pada perusahaan lain, dan sebagainya.
c. Perjanjian-perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh perusahaan dengan
pihak ketiga, antara lain berupa perjanjian utang piutang, perjanjian kerja sama.
perjanjian dengan (para) pemegang saham, perjanjian dengan supplier, dan
sebagainya.
d. Dokumen-dokumen mengenai perizinan dan persetujuan perusahaan, antara
lain berupa surat keterangan domisili perusahaan, daftar perusahaan, perizinan,
dan persetujuan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah dan sebagainya.
e. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah kepegawaian
perusahaan, antara lain berupa peraturan perusahaan, dokumen mengenai
jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek), dokumen mengenai kesepakatan kerja
sama, dan sebagainya.
f. Dokumen-dokumen mengenai asuransi perusahaan, antara lain berupa polis
untuk pihak ketiga (misalnya konsumen), polis koperasi, polis dana yang
tersimpan, dan sebagainya.
g. Dokumen-dokumen mengenai pajak perusahaan, antara lain berupa nomor
pokok wajib pajak (NPWP) perusahaan, dokumen mengenai pajak bumi dan
bangunan (PBB), dokumen mengenai pajak-pajak terutang, dan sebagainya.
h. Dokumen-dokumen yang berkenaan dengan terkait atau tidak terkaitnya
perusahaan dengan tuntutan atau sengketa, baik di dalam maupun di luar
pengadilan.

14
Sumber Referensi :

Kusumastuti, Dyah. 2023. Manajemen Logistik Organisasi Publik. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka

15

Anda mungkin juga menyukai