TUGAS 1
No.1
Jawaban :
A. Sentralisasi
Negara kita adalah negara kesatuan. Dalam negara kesatuan, kedaulatan negara adalah
tunggal. Itu artinya tidak ada kesatuan-kesatuan pemerintahan di dalamnya yang
mempunyai kedaulatan. Dalam istilah Penjelasan UUD 1945, Indonesia tidak akan
mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersifat staat, negara. Dalam negara
kesatuan, kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa, dan negara Republik Indonesia
tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan seperti pada negara federal
atau serikat. Kesatuan-kesatuan pemerintahan lain di luar pemerintah tidak memiliki apa
yang disebut oleh R. Kranenburg sebagai pouvoir constituant, kekuasaan untuk membentuk
UUD/UU dan organisasinya sendiri. Hal inilah yang membedakan negara kesatuan dengan
negara federal. Negara federal adalah negara majemuk sehingga masing-masing negara
bagian (slate) mempunyai kekuasaan membentuk UUD/UU. Adapun negara kesatuan adalah
negara tunggal (Bhenyamin Hoessein, 2002).
C. Desentralisasi
Desentralisasi berasal dari bahasa Latin, yaitu de yang berarti lepas dan centrum yang
artinya pusat. Decentrum berarti melepas dari pusat. Dengan demikian, desentralisasi yang
berasal dari sentralisasi yang mendapat awal de berarti melepas atau menjauh dari
pemusatan Desentralisasi tidak lepas atau putus sama sekali dengan pusat, tetapi hanya
menjauh dari pusat. Anda pernah melihat anak ayam dan induknya pada malam hari?
Semua anak ayam merapat pada badan induknya dan didekap oleh sayapnya. Itulah contoh
sentralisasi. Perhatikan anak ayam tersebut pada siang hari. Anak-anak ayam tersebut
menjauh dari induknya mencari makan sendiri-sendiri, tetapi masih diawasi oleh induknya
dari jarak tertentu. Nah, itulah contoh desentralisasi.
Sumber :
BMP ADPU4440, Modul 1 Hal 1.3 – Hal 1.19
No. 2
Jelaskan mekanisme hubungan pusat dan daerah di Bidang Tugas Pembantuan, Bidang
Pengawasan, Bidang Susunan Organisasi dan Bidang Keuangan!
Jawaban :
Hubungan antara pusat dan daerah tampak dalam mekanisme hubungan di bidang otonomi,
dekonsentrasi, tugas pembantuan, susunan organisasi, keuangan, dan pengawasan. Hubungan
di bidang otonomi dan dekonsentrasi telah masuk dalam pembahasan sistem rumah tangga
daerah di depan. Berikut ini akan dibahas mekanisme hubungan di bidang tugas pembantuan,
pengawasan, susunan organisasi, dan keuangan (Manan, 1994).
a. Pengawasan represif
Pengawasan represif adalah pengawasan pusat untuk menangguhkan, menunda,
dan/atau membatalkan peraturan perundang-undangan yang dibuat daerah. Peraturan
perundang-undangan, baik yang berupa perda, peraturan kepala daerah, maupun surat
keputusan kepala daerah, bisa ditangguhkan, ditunda, atau dibatalkan oleh pemerintah
pusat jika dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dan/atau kepentingan umum. Untuk peraturan daerah, dilakukan oleh pemerintah pusat
dan Mahkamah Agung. Untuk surat keputusan kepala daerah, dilakukan oleh peradilan
tata usaha negara,
b. Pengawasan preventif
Pengawasan preventif adalah pengawasan yang bersifat pencegahan agar peraturan
daerah yang dibuat tidak boleh menyimpang dari koridor dan rambu-rambu yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jadi, pengawasan preventif adalah upaya pemerintah
pusat agar daerah tidak membuat peraturan perundang-undangan yang tidak sejalan
dengan koridor dan rambu- rambunya, yaitu peraturan perundangan yang lebih tinggi
dan kepentingan umum.
Menurut UUD 1945, sebelum amendemen, susunan luar pemerintahan daerah terdiri atas
dua bentuk 1) daerah besar dan 2) daerah kecil. Daerah besar adalah provinsi, sedangkan
daerah kecil adalah kabupaten/kota dan desa (termasuk nagari, marga, gampong, dan
kuria) Baik daerah besar maupun kecil harus dibentuk sebagai pemerintahan daerah
dengan mengingat dasar permusyawaratan. Maksudnya, harus berdasarkan sendi
demokrasi. Dengan demikian, daerah besar (provinsi) dan daerah kecil (kabupaten/kota
dan desa) adalah daerah yang susunan organisasi pemerintahannya berlandaskan prinsip
demokrasi. Prinsip ini mengandung arti bahwa baik daerah besar maupun daerah kecil
dalam aspek politiknya menerapkan asas otonomi dan dalam aspek administrasinya
menerapkan asas desentralisasi. Konsekuensi dari susunan pemerintahan daerah tersebut
melahirkan hubungan pusat dan daerah yang bersifat desentralistis. Pemerintahan daerah
mempunyai keleluasaan dan kebebasan mengatur dan mengurus urusannya sendiri sesuai
keinginan dan kepentingannya, Pemerintah pusat lebih sebagai pengarah, pembina, dan
pengawas pemerintah daerah
"Susunan dalam" organisasi pemerintahan daerah terdiri atas kepala daerah dan DPRD.
Sesuai dengan UUD 1945 yang menegaskan bahwa pemerintahan daerah harus berdasarkan
prinsip demokrasi paham kerakyatan, "susunan dalam" pemerintahan daerah terdiri atas
kepala daerah yang diangkat dan bertanggung jawab kepada DPRD, sedangkan DPRD-nya
adalah DPRD yang semua anggotanya dipilih secara bebas oleh rakyat melalui pemilu.
Dengan demikian, paham kerakyatan terlaksana pada pemerintahan daerah karena kepala
daerah bertanggung jawab kepada rakyat yang diwakili oleh DPRD, bukan kepada presiden
melalui menteri dalam negeri, Dengan susunan dalam pemerintahan daerah seperti itu,
mekanisme hubungan pusat dan daerah adalah hubungan sesama badan publik dalam
sistem desentralisasi dan otonomi daerah. Dalam prinsip ini, hubungan pusat dan daerah
bukan hubungan atasan dan bawahan, tetapi hubungan fungsional berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pengawasan pusat terhadap daerah semata-mata hanya karena
adanya peraturan perundangan yang mengatur itu.
Bagaimanapun pemerintah daerah tidak pernah mampu membiayai dirinya dengan pajak
dan retribusi yang dipungut. Hal ini terjadi karena urusan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah, baik jumlah maupun kualitasnya, terus bertambah mengikuti deret
ukur, sementara peningkatan pendapatan melalui pajak dan retribusi hanya bertambah
mengikuti deret hitung. Untuk itu, diperlukan dana dari pusat. Pemerintah pusat memiliki
kewajiban untuk membantu daerah melalui subsidi dan dana perimbangan agar dapat
menyelenggarakan urusannya tanpa dikurangi keleluasaan dan kebebasannya,
Jawaban :
Sistem administrasi pemerintahan daerah adalah kesatuan yang utuh antara berbagai
komponen dalam pemerintahan daerah yang melakukan proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan pemerintahan
daerah.
Sumber :
BMP ADPU4440, Modul 2 Hal 2.43