Anda di halaman 1dari 11

DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM

Disusun Oleh: XII MIPA 1


1. Agastya Safaraja P.N.K (02)
2. Benetta Widyan Ramadhani (06)
3. Ikhlas Aditya Eka Putra (14)
4. Putria Hawa Adam (27)
5. Yayang Lailatul Fitri (32)

Guru Pembimbing : Dra.Sulistiani, M.Pd

SMA NEGERI 1 GENDING


Jl. Raya Sebaung Gending Kabupaten Probolinggo 67272
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan Ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan rampung tepat pada waktu yang ditentukan.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Drs. Imran Latief selaku dosen pengampu mata
kuliah kewarganegaraan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang individu dan masyarakat.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yang sempurna di masa mendatang.

Kendari, 24 Oktober 2020


DAFTAR ISI
A. HAKIKAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan harga mati bagi bangsa Indonesia.
Memperkukuh persatuan dan kesatuan merupakan proses menyatukan kesadaran adanya
keberagaman menjadi satu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lantas,
bagaimana konsep negara kesatuan? Apa yang menjadi karakteristik Negara Kesatuan
Republik Indonesia? Untuk mengetahui jawabannya, Anda dapat menyimak uraian berikut
ini.

1. Konsep Negara Kesatuan (Unitarisme)


Untuk mengetahui arti negara kesatuan ada beberapa ahli yang menyumbangkan
pemikirannya seperti Abu Daud Busroh, Moh. Kusnadi dan Hamaily Ibrahim, serta C.F.
Strong Menurut Abu Daud Busroh, negara kesatuan adalah suatu negara yang tidak tersusun
dari beberapa negara tetapi negara bersifat tunggal dan tidak terdapat negara lainnya dalam
suatu negara. Menurut Moh. Kusnadi dan Harmaily Ibrahim, negara Indonesia atau makna
negara kesatuan adalah negara yang susunan negaranya hanya terdiri atas satu negara saja
dan tidak dikenal adanya negara di dalam negara.
Menurut C.F. Strong, negara kesatuan adalah bentuk negara yang wewenang legislatif
tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang oleh
pemerintah pusat. Pemerintah pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada
daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tetap berada di tangan
pemerintah pusat. Pendapat C.F. Strong tersebut dapat dimaknai bahwa negara kesatuan
adalah negara bersusun tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di
tangan pemerintah pusat.

Negara kesatuan merupakan negara yang pemerintah pusatnya memiliki kekuasaan


penuh dan memegang kedudukan tertinggi dalam pemerintahan. Adapun ciri-ciri negara
kesatuan sebagai berikut.
a) Hanya terdapat satu undang-undang dasar, satu kepala negara, satu dewan perwakilan
rakyat, dan satu dewan menteri
b) Kedaulatan negara meliputi kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar yang dipegang
oleh pemerintah pusat
c) Hanya memiliki satu kebijakan mengenai masalah ekonomi, sosial, politik, budaya, serta
pertahanan dan keamanan.

Negara kesatuan adalah negara yang bersusun tunggal, artinya baik dilihat dari segi
penduduknya. wilayahnya, maupun pemerintahan dan kekuasaannya menunjukkan adanya
kesatuan. Dalam menjalankan pemerintahan pada negara kesatuan adakalanya menggunakan
sistem sentralisasi dan desentralisasi. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu jika
semua urusan negara diatur, digerakkan, dan dikendalikan oleh pemerintah pusat tanpa
memberikan hak mengatur sendiri pada pemerintahan di daerah. Meskipun wilayah negara
dibagi dalam wilayah-wilayah provinsi, pembagian ini hanya bersifat administratif sebagai
wilayah kerja, tidak disertai dengan pemberian otonomi pada wilayah provinsi.
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah jika ada penyerahan urusan
pemerintahan dari pemerintah pusat kepada daerah untuk menjadi urusan rumah tangga
daerahnya. Wilayah negara dibagi dalam daerah-daerah yang diberi hak, wewenang, dan
kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya sendiri dalam ikatan
negara kesatuan. Kekuasaan daerah yang demikian disebut otonomi daerah dan daerah daerah
yang diberi hak disebut daerah otonom. Meskipun daerah diberi hak otonomi oleh pemerintah
Dusat, tidaklah berarti daerah ini terlepas ikatannya dengan pemerintah pusat. Hal ini karena
pemberian hak otonomi diikuti dengan batasan-batasan, baik berfungsi sebagai sarana
pengendali maupun sarana kontrol agar daerah tidak berkembang ke arah timbulnya
separatisme.

Indonesia sebagai negara kesatuan menganut sistem desentralisasi. Dalam sistem


desentralisasi terdapat kewenangan dan tugas-tugas tertentu yang menjadi urusan
pemerintahan daerah. Dengan demikian, menimbulkan hubungan kewenangan dan
pengawasan antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam hubungan antara pemerintah pusat
dan daerah, Indonesia menyelenggarakan otonomi daerah yang didasarkan pada asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

Menurut pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah, desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah
pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi. Tujuan penerapan asas desentralisasi
dalam otonomi daerah sebagai berikut.
a. Menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
b. Memelihara keutuhan negara kesatuan atau integrasi nasional.
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
d. Mewujudkan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dimulai dari daerah
e. Sebagai sarana mempercepat pembangunan daerah.
f. Sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat di daerah.
g. emberikan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan pemerintahan.
h. Memberikan peluang kepada masyarakat untuk membentuk karier dalam bidang politik
dan pemerintahan

Berdasarkan tujuan penerapan asas desentralisasi, kita dapat menemukan kelebihan-


kelebihan diterapkan asas desentralisasi dalam otonomi daerah sebagai berikut.
a. Mengurangi beban pekerjaan bagi pemerintah pusat.
b. Dapat memberikan kepuasan bagi daerah karena sifatnya lebih langsung.
c. Mengurangi tindakan sewenang-wenang yang dapat dilakukan pemerintah pusat.
d. Mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena setiap keputusan dapat segera
dilaksanakan.

Pemerintah daerah tidak perlu menunggu instruksi dari pemerintah pusat apabila ada
permasalahan yang membutuhkan tindakan secara cepat. Meskipun penilaian terhadap
desentralisasi memperlihatkan catatan-catatan keberhasilan, pemerintah harus berhati-hati
dalam melakukan desentralisasi ke arah yang lebih luas, yaitu dalam pendelegasian
pelaksanaan pembangunan, Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa
desentralisasi bukan cara yang cepat untuk menyelesaikan permasalahan politik dan ekonomi,
Akan tetapi, bukan berarti usaha untuk desentralisasi harus dihentikan.

Masyarakat awam sering merasa sulit membedakan asas desentralisasi dan


dekonsentrasi. Apa sebenamya asas dekonsentrasi itu? Menurut Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat kepada instansi vertikal di wilayah tertentu dan/atau kepada gubernur dan
bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.
Tujuan dilaksanakan asas dekonsentrasi hampir sama dengan tujuan desentralisasi.
Penerapan asas dekonsentrasi juga mempunyai kelebihan. Kelebihan-kelebihan asas
dekonsentrasi sebagai berikut.
a. Dapat menjadi alat yang efektif untuk menjamin persatuan dan kesatuan nasional.
b. Kehadiran perangkat dekonsentrasi di daerah dapat mengamankan pelaksanaan kebijakan
pemerintah pusat atau kebijakan nasional di bidang politik, ekonomi, dan administrasi.
c. Eksistensi dekonsentrasi dapat mengurangi keluhan-keluhan dan protes-protes daerah
terhadap pemerintah pusat.
d. Aparat dekonsentrasi dapat membantu pemerintah dalam merumuskan perencanaan dan
pelaksanaan kebijakan pemerintah atau nasional melalui aliran informasi yang intensif
disampaikan dari daerah ke pusat.
e. Dekonsentrasi memungkinkan terjadinya kontak secara langsung antara pemerintah dan
rakyat di daerah.

Selain asas desentralisasi dan dekonsentrasi juga ada asas tugas pembantuan. Menurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tugas pembantuan
adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dari pemerintah daerah
provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah provinsi.

Menurut Juniarto, selain pemerintah lokal yang berhak mengatur dan mengurus rumah
tangga sendiri kepadanya dapat pula diberi tugas-tugas pembantuan. Tugas pembantuan
adalah tugas pemerintah lokal yang berhak mengatur rumah tangga atasannya. Hal ini terjadi
karena pemerintah pusat menyerahkan tugas tertentu kepada daerah yang seharusnya
dikerjakan oleh pemerintah pusat dan ternyata diserahkan kepada pemerintah daerah.

Tujuan diterapkan asas tugas pembantuan dalam otonomi daerah sebagai berikut.
a. Lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan serta
pelayanan kepada masyarakat.
b. Memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan serta membantu
mengembangkan pembangunan daerah dan desa sesuai potensi dan karakteristiknya..
Berdasarkan asas-asas tersebut ada pembagian tugas dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah. Pembagian tugas tersebut ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Ada beberapa bidang yang menjadi urusan
pemerintah pusat yang tidak bisa menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Beberapa
bidang urusan pemerintah pusat meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
moneter dan fiskal nasional, serta agama
Beberapa bidang pemerintah pusat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Politik Luar Negeri
Urusan luar negeri banyak bentuknya. Bentuk-bentuk urusan luar negeri antara lain
mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara untuk menjabat di lembaga
internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan perjanjian dengan negara
lain, dan menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri.
b. Pertahanan
Tugas pemerintah pusat dalam bidang pertahanan adalah membentuk dan mendirikan
angkatan bersenjata, menyatakan damai dan perang, menyatakan keadaan wilayah negara
dalam keadaan bahaya, membangun sistem pertahanan negara dan persenjataan,
menetapkan kebijakan untuk wajib militer, dan bela negara bagi setiap warga negara.
c. Keamanan
Bentuk-bentuk urusan pemerintah dalam bidang keamanan antara lain mendirikan dan
membentuk kepolisian negara, menetapkan keamanan nasional, menindak setiap orang,
kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan negara.
d. Yustisi
Urusan yustisi meliputi mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan jaksa,
mendirikan lembaga pemasyarakatan, menetapkan kebijakan kehakiman dan
keimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi, serta membentuk undang-undang,
peraturan pemerintah pengganti undang-undang. peraturan pemerintah, dan peraturan
lain yang berskala nasional.
e. Moneter dan Fiskal Nasional
Salah satu bentuk urusan pemerintah dalam bidang moneter dan fiskal nasional adalah
kebijakan makroekonomi. Contoh kebijakan makroekonomi adalah mencetak uang dan
menentukan nilai mata uang, menetapkan kebijakan moneter, dan mengendalikan
peredaran uang.
f. Agama
Contoh bentuk urusan pemerintah pusat dalam bidang agama adalah menetapkan hari
libur keagamaan yang berlaku secara nasional, memberikan pengakuan terhadap
keberadaan suatu agama, dan menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan
keagamaan.

Berdasarkan sejarah lahirnya undang-undang tentang pemerintahan daerah yang saat


ini diatur dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
dapat dipahami bahwa kebijakan tentang otonomi daerah merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa dan mempertahankan integrasi
nasional.

Perlu disadari bahwa pemberian otonomi pemerintahan kepada pemerintah daerah bukan
berarti untuk menggemukkan birokrasi pemerintahan daerah dan bukan pula menjadikan
birokrasi daerah sebagai pusat kekuasaan. Otonomi daerah memberikan keleluasaan kepada
pemerintah daerah untuk memfasilitasi peran serta, prakarsa, aspirasi, dan pemberdayaan
masyarakat. Kebijakan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada tiap-tiap daerah otonom
diharapkan dapat memperkukuh integrasi nasional.
Itulah salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperkukuh integrasi
nasional. Integrasi nasional dalam hal ini berarti usaha dan proses mempersatukan perbedaan-
perbedaan yang ada dalam negara Indonesia sehingga tercipta keserasian dan keselarasan
secara nasional. Pelaksanaan otonomi daerah harus benar-benar memberi keleluasaan kepada
pemerintah daerah. Dengan demikian, daerah mampu berfungsi otonom dan mandiri
berdasarkan asas demokrasi dan kedaulatan rakyat tanpa mengganggu stabilitas dan integrasi
nasional. Kemandirian daerah otonom diharapkan mampu menjadi penyangga eksistensi
negara.

2. Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia

Anda sebagai warga negara yang baik harus memahami karakteristik Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia
tersebut penting untuk diketahui karena berkaitan dengan identitas negara Indonesia.
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke merupakan sebuah negara yang
teramat luas wilayahnya. Apabila Kepulauan Indonesia dibandingkan dengan daratan Eropa,
Eropa akan tertutupi oleh luasnya Indonesia. Apabila dibandingkan dengan negara Amerika
Serikat, Kepulauan Indonesia akan terhampar seluas garis pantai barat hingga garis pantai
timur Amerika Serikat. Dilihat dari luasnya, Indonesia termasuk negara besar di dunia.
Indonesia adalah negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia.

Melihat kondisi fisiknya, bangsa Indonesia tentu akan memiliki keanekaragaman. Tidak
mungkin dengan wilayahnya yang luas, suatu bangsa hidup dengan satu pola, satu budaya,
satu bahasa, dan satu adat Istiadat. Oleh karena itu, ide dan semangat untuk bersatu muncul
semenjak keanekaragaman bangsa disadari oleh para pemimpin masa lalu. Semangat
kesatuan yang diwujudkan dalam sikap tenggang rasa, toleransi, dan kerukunan hidup
tecermin dalam masyarakat Majapahit. Semangat tersebut dituliskan dalam kitab Sutasoma
karangan Mpu Tantular. Dari situlah konsep Bhinneka Tunggal Ika ditemukan. Berkaca dari
masyarakat Majapahit yang bersatu, istilah Bhinneka Tunggal Ika digunakan sebagai
semboyan hidup bangsa Indonesia.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tidak terlahir begitu saja. Bhinneka Tunggal Ika terlahir
melalui proses perenungan yang panjang. Para pemimpin terdahulu berkumpul untuk
menentukan satu konsep yang berguna bagi generasi berikutnya. Istilah Bhinneka Tunggal
Ika sendiri lahir hampir bersamaan dengan lahirnya dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika disahkan oleh BPUPKI
dan PPKI. Kedua badan inilah yang berjasa besar dalam menentukan arah dan karakter
negara Indonesia sampai saat ini, termasuk bentuk negara kesatuan.

Dalam sidang BPUPKI Mr. Soepomo menghendaki bentuk negara kesatuan sejalan dengan
paham negara integralistik yang melihat bangsa sebagai suatu organisme. Selain itu, Mr.
Muhammad Yamin berpendapat bahwa kita hanya membutuhkan negara yang bersifat
unitarisme dan wujud negara kita tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

Bangsa Indonesia bertekad bahwa pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk


menyatukan seluruh wilayah Nusantara. Dengan demikian, negara Indonesia menjadi negara
yang besar dan kukuh dengan kekuasaan negara yang bersifat sentralistik. Tekad bangsa
Indonesia tersebut seperti ditegaskan dalam alinea kedua Pembukaan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi "Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur."

Dengan adanya tekad bangsa Indonesia seperti ditegaskan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mengukuhkan keberadaan Indonesia
sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan terhadap pecahnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selain dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, prinsip negara kesatuan juga ditegaskan pada pasal-pasal yang
terdapat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 khususnya


pada pasal 1 ayat (1) ditegaskan bahwa "Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang
berbentuk republik" Pasal tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia yang menjadi sumpah
anak bangsa pada 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan
peristiwa yang mahapenting bagi bangsa Indonesia. Para pemuda pada waktu itu dengan
tidak memperhatikan latar kesukuan dan budaya sukunya berkemauan dengan kesungguhan
hati merasa memiliki bangsa yang satu, bangsa Indonesia

Patut disyukuri bahwa isi Sumpah Pemuda selain bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia dan berbangsa yang satu bangsa Indonesia, juga menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Dengan dikrarkannya Sumpah Pemuda berarti sudah tidak ada lagi ide
kesukuan, kepulauan, provinsialisme, serta federalisme. Daerah-daerah adalah bagian yang
tidak bisa dipisah-pisahkan dari satu tubuh, yaitu tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan
bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda telah mengantarkan bangsa Indonesia ke alam
kemerdekaan yang pada intinya didorong oleh kekuatan persatuan Indonesia yang bulat dan
bersatu Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah yang penting bagi berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh
setelah dilakukan perubahan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Sebelum dilakukan perubahan ada kesepakatan bersama untuk tidak mengubah
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tetap
mempertahankan bentuk negara kesatuan. Kesepakatan untuk mempertahankan bentuk
negara kesatuan didasari pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan
sejak awal berdirinya negara Indonesia. Selain itu, dipandang paling tepat untuk mewadahi
ide persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang.

Semangat bangsa Indonesia untuk bersatu, selain terdapat dalam alinea keempat
Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga pada pasal-
pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu pasal 1 ayat (1),
pasal 18 ayat (1), pasal 18B ayat (2), pasal 25A, dan pasal 37 ayat (5).

Adapun bunyi pasal-pasal tersebut sebagai berikut.


Pasal 1 ayat (1) : Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Pasal 18 ayat (1): Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-
undang.
Pasal 18B ayat (2) : Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur dalam undang- undang.
Pasal 25A : Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-
undang.
Pasal 37 ayat (5): Khusus mengenal bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan.

Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia juga dapat dipandang dari segi
kewilayahan. Pasal 25A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menentukan bahwa "Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas- batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang." Pada pasal 25A tersebut terdapat istilah Nusantara untuk menggambarkan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara

Benua Asia dan Benua Australia serta Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia. Seluruh
masyarakat di negeri tercinta ini pasti menyadari bahwa Indonesia merupakan salah satu
negara yang mempunyai keberagaman etnik atau budaya. Indonesia secara geografis
merupakan negara kepulauan
KESIMPULAN

I.

Anda mungkin juga menyukai