Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PPKN

REMIDIAL ULANGAN

Nama : Yordan Theo Yusra Gorang Mau


Kelas : X Mipa 8
No. Absen : 35

Remidi kd 1,2 dan 3


Materi tugas:
KD 1
1.Berbagai asas penyelenggara pemerintah.
2.prinsip-pronsip otononomi daerah.
KD 2
1.Berbagai faktor pendukung dan penghambat integrasi nasional.
2.Berbagai upaya membina persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia
KD 3
1.Berbagai ancaman NKRI.
2.Berbagai peran WNI dalam pertahanan dan keamanan.
JAWABAN:
ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

Asas-asas untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah, pada dasarnya ada 3 (tiga), yaitu:
1. Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
3. Tugas Pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari
pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari pemerintah kabupaten/kota kepada
desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
DEKONSENTRASI
Karena ketidak mampuan sentralisasi, negara dapat menerapkan asas dekonsentrasi.
A. Konsep Statis, suatu keadaan dalam organisasi negara proses pengambilan kebijakan berada di
puncak hirqarki organisasi, tetapi proses pelaksanaan kebijakan tersebar di luar puncak hirarki
organisasi atau tersebar di seluruh pelosok wilayah negara.
B. Konsep dinamis, suatu proses penyebaran kekuasaan (wewenang) untuk mengimplementasikan
kebijakan di luar puncak organisasi atau di seluruh pelosok wilayah negara.
Implikasi konsep di atas:
Fungsinya sama dengan sentralisasi.
Hukum nasional tetap efektif melalui aparatus pemerintah pusat yang ada di daerah.
Pengambilan keputusan tetap berada di pucuk pimpinan organisasi, pelaksanaannya dilakukan oleh
elemen di luar pucuk pimpinan organisasi.
Secara geografi, pengambilan keputusan tetap berada di pusat pemerintahan, tetapi pelaksanaan
keputusan dilimpahkan kepada aparatusnya di daerah.
Tercipta administrasi lapangan (field administration).
Desentralisasi
Lemahnya dekonsentrasi beriringan dengan persoalan kompleksitas negara bangsa dan pluralitas
masyarakatnya.
Luasnya geografi menambah rumit fakta tersebut.
Negara dapat menerapkan asas desentralisasi.
Desentralisasi melahirkan otonomi daerah dan adanya daerah otonom.
DESENTRALISASI
1. Transfer of authority
2. policy making and policy executing
3. yang diserahi adalah satuan politik atas dasar wilayah—masyarakat hukum yang disebut sebagai
daerah otonom.
4. munculnya lembaga representative di tingkat lokal dengan pemilihan (election system)
5. wilayahnya dibentuk dalam jangkauan yurisdiksi tertentu
6. Terdapat otonomi karena adanya penyerahan wewenang pengambilan kebijakan dan pelaksanaan
7. Keputusan pejabat dalam pemerintahan daerah tidak dapat langsung dibatalkan oleh Pemerintah
Pusat.
8. Hubungan yang terjadi antara Pemerintah Pusat dan daerah otonom adalah hubungan antar
Organisasi

DEKONSENTRASI
1. delegation of authority
2. policy executing authority only
3. yang diserahi adalah pejabat pusat ditempatkan di pelosok tanah air.
4. munculnya aparat pusat di pelosok tanah air yang dilakukan dengan penunjukan (appointment
system)
5. aparat pusat tersebut memiliki wilayah kerja dengan jangkauan yurisdiksi tertentu
6. Wilayahnya disebut wilayah administrasi
7. Keputusan pejabat lokal dapat ditiadakan atau dibatalkan oleh pejabat atasannya.
8. Hubungan yang terjadi antara Pejabat yang tersebar di pelosok tanah air dengan atasannya adalah
hubungan intra organisasi

Tugas Pembantuan (Medebewind)


Tugas pembantuan dalam bahasa Belanda disebut medebewind. Tugas pembantuan dapat diartikan
sebagai pemberian kemungkinan kepada pemerintah pusat/ pemerintah daerah yang tingkatannya
lebih atas untuk dimintai bantuan kepada pemerintah daerah/pemerintah daerah yang tingkatannya
lebih rendah di dalam menyelenggarakan tugas-tugas atau kepentingan-kepentingan yang termasuk
urusan rumah tangga daerah yang dimintai bantuan tersebut (Muhammad Fauzan, 2006 : 69).
Tujuan diberikannya tugas pembantuan adalah :
1. untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pembangunan serta
pelayanan umum kepada masyarakat.
2. bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan serta
membantu mengembangkan pembangunan daerah dan desa sesuai dengan potensi dan
karakteristiknya (Sadu Wasistiono, 2006 : 2).
Ada beberapa latar belakang perlunya diberikan tugas pembantuan kepada daerah dan desa, yaitu :
1. adanya peraturan perundang-undangan yang membuka peluang dilakukannya pemberian tugas
pembantuan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari pemerintah daerah kepada desa
(Pasal 18A UUD 1945 sampai pada UU pelaksananya : UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33
Tahun 2004).
2. adanya political will atau kemauan politik untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
seluruh lapisan masyarkat dengan prinsip lebih murah, lebih cepat, lebih mudah dan lebih akurat.
3. adanya keinginan politik untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pemberian
pelayanan kepada masyarakat secara lebih ekonomis, lebih efesien dan efektif, lebih transparan dan
akuntabel.
4. kemajuan negara secara keseluruhan akan sangat ditentukan oleh kemajuan daerah dan desa yang
ada di dalam wilayahnya.
5. citra masyarakat akan lebih mudah diukur oleh masyarakat melalui maju atau mundurnya suatu
desa atau daerah. Citra inilah yang akan memperkuat atau memperlemah dukungan masyarakat
terhadap pemerintah yang sedang berkuasa (Sadu Wasistiono, 2006 : 2 – 3 ).
Menurut Ateng Syafrudin (dikutip Muhammad Fauzan, 2006 : 73), dasar pertimbangan pelaksanaan
asas tugas pembantuan antara lain :
1. keterbatasan kemampuan pemerintah dan atau pemerintah daerah.
2. sifat sesuatu urusan yang sulit dilaksanakan dengan baik tanpa mengikutsertakan pemerintah
daerah.
3. perkembangan dan kebutuhan masyarakat, sehingga sesuatu urusan pemerintahan akan lebih
berdaya guna dan berhasil guna apabila ditugaskan kepada pemerintah daerah
Prinsip otonomi seluas-luasnya artinya daerah berwenang mengatur semua urusan pemerintahan di
luar urusan pemerintahan yang ditetapkan Undang-undang (misalnya selain bidang-bidang politik
luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama).
Prinsip otonomi nyata adalah bahwa untuk menangani urusan pemerintahan, berdasarkan tugas,
wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada serta berpotensi untuk hidup dan berkembang
sesuai potensi serta kekhasan daerah.
Prinsip otonomi bertanggung jawab adalah otonomi yang penyelenggaraannya benar-benar sejalan
dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi.

Faktor Pendorong

Faktor pendorong dan penghambat integrasi nasional yang dibagi dalam faktor pendorong
merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu proses atau tindakan tertentu yang dilakukan
oleh seseorang maupun kelompok. Dalam mewujudkan integrasi nasional, terdapat beberapa faktor
yang mendorong terwujudnya integrasi nasional di Indonesia. Adapun faktor pendorong tersebut
diantaranya:

1. Rasa Senasib-Seperjuangan

Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu, terutama zaman dimana Indonesia
dijajah oleh bangsa lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945, perjuangan yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan
bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main. Berbagai perbedaan yang ada dimiliki oleh masyarakat
saat itu dikesampingkan demi memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Rasa senasib
seperjuangan di masa lalu yang terbawa sampai dengan masa sekarang menjadi salah satu faktor
pendorong untuk mewujudkan integrasi nasional. Jika di masa lalu rasa senasib seperjuangan
digunakan untuk memujudkan kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib seperjuangan
digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional demi terwujudnya persatuan Indonesia dalam
integrasi nasional.

2. Pemaknaan Ideologi Nasional

Ideologi nasional negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai ideologi nasional, Pancasila tidak
dapat digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri dari banyak kepercayaan, arti
penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari
kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional
di Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
integrasi nasional akan lebih mudah untuk diwujudkan.

3. Keinginan Untuk Bersatu

Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk dijadikan faktor
penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru perbedaan inilah yang membuat
masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam satu
kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal dan modern, keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam kehidupan sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan
berbangsa negara dan berbangsa Indonesia, keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan
salah satu perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
Faktor Pendorong

Faktor pendorong dan penghambat integrasi nasional yang dibagi dalam faktor pendorong
merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu proses atau tindakan tertentu yang dilakukan
oleh seseorang maupun kelompok. Dalam mewujudkan integrasi nasional, terdapat beberapa faktor
yang mendorong terwujudnya integrasi nasional di Indonesia. Adapun faktor pendorong tersebut
diantaranya:

1. Rasa Senasib-Seperjuangan

Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu, terutama zaman dimana Indonesia
dijajah oleh bangsa lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945, perjuangan yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan
bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main. Berbagai perbedaan yang ada dimiliki oleh masyarakat
saat itu dikesampingkan demi memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Rasa senasib
seperjuangan di masa lalu yang terbawa sampai dengan masa sekarang menjadi salah satu faktor
pendorong untuk mewujudkan integrasi nasional. Jika di masa lalu rasa senasib seperjuangan
digunakan untuk memujudkan kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib seperjuangan
digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional demi terwujudnya persatuan Indonesia dalam
integrasi nasional.

2. Pemaknaan Ideologi Nasional

Ideologi nasional negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai ideologi nasional, Pancasila tidak
dapat digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri dari banyak kepercayaan, arti
penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari
kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional
di Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
integrasi nasional akan lebih mudah untuk diwujudkan.

3. Keinginan Untuk Bersatu

Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk dijadikan faktor
penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru perbedaan inilah yang membuat
masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam satu
kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal dan modern, keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam kehidupan sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan
berbangsa negara dan berbangsa Indonesia, keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan
salah satu perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.

1) Cinta Tanah AirSebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah
air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:Menjaga keamanan
wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.Menjaga
kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.Mengolah kekayaan alam
dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.Rajin belajar guna menguasai
ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara.
2) Membina Persatuan dan Kesatuan Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di
manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:Menyelenggarakan
kerja sama antar daerah.Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.Memberi bantuan tanpa
membedakan suku bangsa atau asal daerah.Mempelajari berbagai kesenian dari daerah
lain,Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.Mengerti dan merasakan
kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan
dendam.Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan
kebudayaan 3) Rela BerkorbanSikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya
kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat
dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
Partisipasi tenagaPartisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRIEra globalisasi yang ditandai dengan


perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong
perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun
tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai
berikut :Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya.Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.Kesiapan perekonomian rakyat.Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat
mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula
bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari
luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan
pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional.
Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk
membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas
internasional. 5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI Berikut beberapa sikap dan perilaku
mempertahankan NKRI :Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga
negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.Menghormati
perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi
kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan
bangsa.Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang
saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila
dan UUD 1945.Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun
aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan
yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar
bersama.Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati
peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuannya agar
Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada
undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk
presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin, baik
laki-laki maupun perempuan.
ANCAMAN TERHADAP KESATUAN NKRI

ANCAMAN TERHADAP KESATUAN NKRI

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman terhadap keutuhan NKRI pada saat ini masih ada, baik berupa ancaman militer maupun
nonmiliter. Kita perlu terus meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai ancaman tersebut agar
keutuhan NKRI tetap terjaga. Kewaspadaan terhadap ancaman di berbagai bidang, seperti ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

Ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia terdiri atas ancaman militer dan ancaman non
militer.Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk agresi, pelanggaran
wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan perang saudara. Ancaman
nonmiliter tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman
nonmiliter berbentuk ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan.

Ancaman dari Dalam Negeri

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-
beda. Adakalanya perbedaan suku bangsa bisa menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan
perpecahan sehingga menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Potensi ancaman
yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain :

Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau


pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat. Gerakan sparatis
ini terjadi di beberapa daerah antara lain di Papua, Maluku, Aceh, Poso.
Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan ekonomi serta pelanggaran
Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru hara/kerusuhan massa.
Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak sesuai dengan
jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasan yang jelas, hingga
persoalan-persoalan yang muncul di wilayah perbatasan dengan negara lain
Pemaksaan kehendak golongan tertentu berusaha memaksakan kepentingannya secara tidak
konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik tidak berhasil menampung aspirasi yang
berkembang dalam masyarakat.
Potensi konflik antarkelompok baik perbedaan pendapat dalam politik, dalam masalah politik, koflik
akibat pilkada maupun akibat masalah SARA
Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme sangat merugikan negara dan bangsa karena akan
mengancam dan menghambat pembangunan nasional
Kesenjangan ekonomi, pemerataan pendapatan yang tidak adil antarkelompok dan antardaerah.
Ancaman dari Luar Negeri
Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin tidak menjadi perhatian. tidak
berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran wilayah oleh pesawat atau kapal perang
negara lain. Potensi ancaman dari luar lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap
ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara dan ideologi Pancasila.
Masuknya ideologi lain seperti liberalisme, komunisme, dan beberapa dekade terakhir muncul
ideologi yang berbasis agama semakin mudah diterima oleh masyarakat Indonesia di era globalisasi
ini.
Ancaman terhadap politik dengan ikut campurnya negara lain dalam urusan dalam negeri Indonesia
seperti hak asasi manusia, hukum, pemilihan umum, dan sebagainya. Sistem politik liberal yang
mengutamakan kepentingan individu atau kelompok menjadi ancaman dalam kehidupan demokrasi
Pancasila.
Ancaman terhadap ekonomi seperti semakin bebasnya impor berbagai produk luar negeri, restoran,
investasi asing, perusahaan asing, dan sebagainya. Ketidakmampuan kita dalam menghadapi
globalisasi dan perdagangan bebas dapat mengakibatkan penjajahan dalam bentuk yang baru.
Contoh sikap lebih menyukai produksi luar negeri, hanya karena gengsi merupakan bentuk baru
penjajahan bidang ekonomi.
Ancaman dalam bentuk penjarahan sumber daya alam melalui eksploitasi SDA yang tidak terkontrol
sehingga merusak lingkungan, seperti illegal logging, illegal fishing, pencurian kekayaan alam, dan
penyelundupan barang.
Ancaman terhadap sosial budaya misalnya dengan upaya menghancurkan budaya bangsa melalui
disinformasi, propaganda, dan berbagai kegiatan kebudayaan yang dapat mempengaruhi kebudayaan
luhur bangsa Indonesia.
Ancaman terhadap pertahanan dan keamanan antara lain pelanggaran wilayah oleh kapal atau
pesawat militer negara lain, kejahatan internasional, kelompok luar negeri yang membantu gerakan
sparatis, dan sebagainya.
Jadi kita sebagai penerus bangsa haruslah hati hati terhadap budaya asing dan selalu memiliki rasa
nasionalisme karna dengan begitu Negara kita akan jauh dari masalah perpecahaan dalam Negara.
dan kita harus menjadikan keberagaman yang kita miliki menjadi identitas kita bukan tuk jadi alasan
kita berpecah belah

Mengenai Pertahanan dan keamanan negara diatur dalam UU no. 3 tahun 2002.

a.) Pasal 30 ayat 1 UUD 1945.


" Tiap - tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara "
b.) Pasal 27 ayat 3 UUD 1945
" Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara "

Peran warga negara dalam bidang pertahanan dan keamanan negara terdapat pada Pasal 9 UU no.3
tahun 2002 Sbb :
- Setiap warga negara berhak dan ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan negara
- Keikutsertaan Warga negara dalam upaya bela negara melalui :
- Pendidikan kewarganegaraan
- Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
- Pengabdian TNI secara suka rela / wajib
- Pebngabdian sesuai profesi

Anda mungkin juga menyukai