Anda di halaman 1dari 5

Maureent Josephine S

3022210171
Hukum Adiministrasi Negara G

Organisasi administrasi negara adalah sejumlah organisasi atau lembaga yang


dibentuk dalam rangka penyelenggaran pemerintahan negara, berupa organisasi
kenegaraan dan organisasi pemerintahan.

Ciri-ciri organisasi administrasi negara :


1. Tidak diatur secara konkrit dalam suatu undang-undang
2. Jumlahnya tak terbatas, tergantung dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat
3. Semua lembaganya menyebar, diangkat karena berstatus sebagai Pegawai
Negri Sipil
4. Pertanggungan jawaban ada kepada atasan
5. Keberadaan dan fungsi pokoknya merupakan public service
6. Nama lembaga tergantung dari fungsi dan tugas dari lembaga tersebut.

Tujuan organisasi administrasi negara :


1. Membagi tugas-tugas pemerintah
2. Membatasi tugas, kewenangan dan tanggung jawab
3. Memberikan pelayaan secara spesialis kepada masyarakat, sehingga
masyarakat mudah untuk mendapatkan pelayanan.
4. Memudahkan pengawasan oleh atasan dan masyarakat, karena pembagian
tugasnya telah dilakukan secara tegas dalam undang-undang
5. Memudahkan komunikasi dan koordinasi antar organisai administrasi
negara.

MPR:
Majelis Permusyawaratan Rakyat, disingkat: MPR adalah sebuah lembaga
negaradalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang terdiri dari anggota-
anggota DPR (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

DPR:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) adalah dewan negara dalam
sistemketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan dewan perwakilan
rakyat,sebagaimana yang ternyata dari namanya. Dewan ini memegang kekuasaan
untukmerancang hukum, dan memainkan peran legislatif, anggaran, dan
pengawasan.

DPD:
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah dewan negara dalam
sistemketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan wakil-wakil daerah
provinsidan dipilih melalui Pemilihan Umum. DPD harus tidak rancu dengan
DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

BPK:
Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara
dalamsistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 194
5, BPKmerupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
MA & MK:
Mahkamah Agung
(disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistemketatanegaraan
Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-
sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang
kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan
dalamlingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilanmiliter, lingkungan peradilan tata usaha negara.
Mahkamah Konstitusi
(disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalamsistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaankehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Agung.

Presiden:
Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik Indonesia)
adalahkepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai kepala
negara,Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai
kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri d
alamkabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-
tugas pemerintah sehari-hari. Presiden danWakil Presiden menjabat selama
5 tahun,dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk
satu kalimasa jabatan. Ia digaji sekitar 60 juta per bulan.Pemerintahan pusat
adalah gabungan dari beberapa lembaga yang ada pada tingkat pusat, yaitu
Lembaga legislative (MPR yang terdiri atas DPR dan DPD),
lembaga eksekutif(presiden, wakil presiden dan menteri), lembaga kekuasaan
kehakiman (MA, KY dan MK),dan BPK.Menurut UU. No. 32 Tahun 2004 Pasal 10
ayat 3 bahwa yang menjadi urusan pemerintah pusat adalah sebagai berikut:
a. Politik luar negeri: mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga
negarauntuk duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan
kebijakan luar negeri,melakukan perjanjian dengan negara lain,
menetapkan kebijakan perdagangan luarnegeri, dan sebagainya
b. Pertahanan: misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata,
menyatakandamai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah
negara dalam keadaan bahaya, membangun dan mengembangkan sistem
pertahanan negara dan persenjataan,menetapkan kebijakan untuk wajib
militer, bela negara bagi setiap warga negara dansebagainya;
c. Keamanan: misalnya mendirikan dan membentuk kepolisian negara,
menetapkankebijakan keamanan nasional, menindak setiap orang yang
melanggar hukum negara,menindak kelompok atau organisasi yang
kegiatannya mengganggu keamanan negaradan sebagainya
d. Yustisi: misalnya mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan
jaksa,mendirikan lembaga pemasyarakatan, menetapkan kebijakan
kehakiman dankeimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi,
membentuk undangundang,Peraturan Pemerintah pengganti undang-
undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturanlain yang berskala nasional,
dan lain sebagainya
e. Moneter dan fiskal nasional: misalnya mencetak uang dan menentukan
nilai matauang, menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran
uang dan sebagainya
f. Agama: misalnya menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara
nasional,memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu agama,
menetapkan kebijakandalam penyelenggaraan kehidupan keagamaan
dan sebagainya.
 STRUKTUR ORGANISAI PEMERINTAH TINGKAT PUSAT
Struktur Organisai pemerintah tingkat pusat terdiri dari:a.
a. Pimpinan pemerintahan: presiden dan wakilnya
b. Kementrian atau departemen :
I. Menteri – Unsur pimpinan
II. Sekretariat Jenderal
III. Inspektorat Jenderal
IV. Direktorat Jenderal
V. Unit Organisasi lain dan Staf Ahlic.
c. Dewan-dewan Pengambil Keputusan kebijakan Pemerintah Tertinggid.
d. Badan Non Departemen yang langsung di bawah pemerintah.

 KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT


Kewenangan pemerintah pusat lebih menekankan pada penetapan
kebijakanyang bersifat norma, standar, kriteria dan prosedur.
 Kewenangan pelaksanaan hanya terbatas pada kewenangan yang
bertujuan:
1. mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa
dan negara
2. menjamin pelayanan kualitas pelayanan umum yang setara bagi
warga negara
3. menjamin efisiensi pelayanan umum karena jenis pelayanan
umumtersebut berskala nasional
4. menjamin keselamatan fisik dan non fisik yang setara bagi semua
warganegara
 Kewenangan Pusat terdiri dari kebijakan tentang :
1. Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan secara makro
2. Dana perimbangan keuangan seperti menetapkan dan alokasi
khususuntuk mengelola lingkungan hidup
3. Sistem administrasi negara seperti menetapkan sistem informasi
dan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan
hidup
4. Lembaga perekonomian negara seperti menetapkan kebijakan usaha
di bidang lingkungan hidup
5. Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia
6. Teknologi tinggi strategi seperti menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan
teknologi strategi tinggi yang menimbulkan dampak
7. Konservasi seperti menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan
hidupkawasan konservasi antar propinsi dan antar negara
8. Standarisasi nasional
9. Pelaksanaan kewenangan tertentu seperti pengelolaan lingkungan
dalam pemanfaatan sumber daya alam lintas batas propinsi dan negara,
rekomendasi laboratorium lingkungan dsb.

 ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH


Pemerintah daerah merujuk pada otoritas administratif di suatu
daerah yang lebihkecil dari sebuah negara. Sebutan ini digunakan untuk
melengkapi lembaga-lembagatingkat negara-bangsa, yang disebut sebagai
pemerintah pusat, pemerintah nasional,atau (bila perlu) pemerintah
federal. "Pemerintah daerah" hanya beroperasimenggunakan kekuasaan
yang diberikan undang-undang atau arahan tingkat pemerintah yang
lebih tinggi dan masing-masing negara memiliki sejenis pemerintahdaerah
yang berbeda dari satu negara ke negara lain.
Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan Prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam
kerangka negara kesatuan RepublikIndonesia. Dengan adanya
desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah.
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasianyang secara
sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan.
Daerah Otonom diberi wewenang untuk mengelola urusan
pemerintahan yangdiserahkan kepada Daerah. Seluas apapun Otonomi
Daerah, tetap ada dalam batas danruang lingkup wewenang Pemerintah.
Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara Pusat dan Daerah yang
dituangkan dalam Peraturan Perundangan yang bersifatmengikat kedua
belah pihak. Namun dalam pengaturan hubungan tersebut
haruslahmemperhatikan aspirasi Daerah sehingga tercipta sinerji antara
kepentingan Pusat dan Daerah.
Agar terwujud distribusi kewenangan mengelola urusan
pemerintahan yangefisien dan efektip antar tingkatan pemerintahan, maka
distribusi kewenangan mengacu pada kriteria sebagai berikut:
a) Eksternalitas
Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
denganmempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dalam
penyelenggaraanurusan pemerintahan tersebut. Apabila dampak yang
ditimbulkan bersifat lokal,maka urusan pemerintahan tersebut menjadi
kewenangan kabupaten/kota, apabilaregional menjadi kewenangan
provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenanganPemerintah.
b) Akuntabilitas
Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan
pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian
urusan adalah
tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat da
ri urusan yangditangani tersebut. Dengan demikian akuntabilitas
penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat
akan lebih terjamin.
c) Efisiensi
Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
denganmempertimbangkan tersedianya sumber daya (personil, dana, dan
peralatan) untukmendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang
harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan. Artinya apabila suatu
bagian urusan dalam penanganannya dipastikan akan lebih berdayaguna
dan berhasilguna dilaksanakanoleh daerah Provinsi dan/atau Daerah
Kabupaten/Kota dibandingkan apabiladitangani oleh Pemerintah maka bagian
urusan tersebut diserahkan kepada DaerahProvinsi dan/atau Daerah
Kabupaten/Kota. Sebaliknya apabila suatu bagian urusanakan lebih berdayaguna
dan berhasil guna bila ditangani oleh Pemerintah maka
bagian urusan tersebut tetap ditangani oleh Pemerintah. Untuk itu pembagian bag
ian urusan harus disesuaikan dengan memperhatikan ruang lingkup wilayah bero
perasinya bagian urusan pemerintahan tersebut. Ukuran dayaguna danhasilguna
tersebut dilihat dari besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan besar
kecilnya resiko yang harus dihadapi. Sedangkan yang dimaksud dengankeserasian
hubungan yakni bahwa pengelolaan bagian urusan pemerintah yangdikerjakan
oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, bersifat saling berhubungan (inter-
koneksi), saling tergantung (inter-dependensi), dan saling mendukungsebagai satu
kesatuan sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan.

 Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada


pemerintah daerahdapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, antara lain:
1. Ultra vires doktrine, pemerintah pusat menyerahkan wewenang
pemerintahankepada daerah otonom dengan cara merinci satu
persatu.
2. Open and arrangement atau general competence, yaitu daerah
otonom bolehmenyelenggarakan semua urusan di luar yang dimiliki
pusat. Artinya pusatmenyerahkan kewenangan pemerintahan kepada
daerah untuk menyelenggarakankewenangan berdasarkan
kebutuhan dan inisiatifnya sendiri di luar kewenanganyang dimiliki
pusat.
Melalui UU No. 32 tahun 2004 Indonesia menganut cara no dua.

 HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN PEMERINTAHAN


DAERAH
Ditinjau dari sudut hubungan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerahdapat dilihat dari Adanya hubungan dalam
penyelenggaraan pemerintahan, Kebijakandesentralisasi dimaksudkan
untuk memberikan kewenangan kepada daerah untukmengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuanRepublik
Indonesia (NKRI). Bahwa tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan
urusan-urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah adalah
menjadi tanggung jawab Pemerintah Nasional (Pusat) karena externalities
(dampak) akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi
tanggung jawab negara.
Peran Pusat dalam kerangka otonomi Daerah akan banyak bersifat
menentukankebijakan makro, melakukan supervisi, monitoring, evaluasi,
control dan pemberdayaan (capacity building) agar
Daerah dapat menjalankan otonominya secaraoptimal. Sedangkan peran
daerah akan lebih banyak pada tataran pelaksanaan otonomi tersebut.
Dalam melaksanakan otonominya Daerah berwenang
membuat kebijakan Daerah.Kebijakan yang diambil Daerah adalah dalam
batas-batas otonomi yang diserahkankepadanya dan tidak boleh
bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebihtinggi yaitu norma,
standard dan prosedur yang ditentukan Pusat.Pemerintahan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan memilikihubungan dengan
pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya.Hubungan
tersebut meliputi:
a.Hubungan wewenang
b.Keuangan
c.Pelayanan umum
d.Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dansumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras.
Hubungan wewenang,keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber
daya alam dan sumber daya lainnyamenimbulkan hubungan administrasi
dan kewilayahan antar susunan pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai