Anda di halaman 1dari 26

SESI 1

1. Serangkaian keputusan untuk mengelola kekayaan secara optimal yaitu meminimalisasi biaya kepemilikan,
memaksimalkan ketersediaan dan penggunaan aset melalui proses perencanaan kebutuhan, pengadaan,
inventarisasi, kepemilikan/legal audit, penilaian, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan, peremajaan,
pengalihan serta pengawasan aset untuk mendukung tujuan organisasi dalam melayani masyarakat dengan
sebaik-baiknya dan ramah lingkungan disebut dengan .... Manajemen Aset
2. serangkaian keputusan untuk mengelola barang secara optimal mulai dari perencanaan kebutuhan,
pengadaan atau pengumpulan, pemindahan, hingga penyampaian distribusi barang kepada pelanggan…
Manajemen Logistik
3. Serangkaian keputusan untuk mengelola aliran barang, aliran informasi, uang, dan pengembalian produk,
termasuk aliran daur ulang untuk memenuhi pelanggan…Manajemen Rantai Pasokan
4. Berikut ini yang BUKAN merupakan tahapan pengelolaan manajemen logistik adalah ...
A. Pelayanan pelanggan,
B. Material handling,
C. Inventarisasi aset,
D. Lintas dan transprtasi.
5. Pernyataan berikut ini menjelaskan hubungan antara Manajemen Aset, Manajemen Logistik dan Manajemen
Rantai Pasokan, kecuali
A. Teknologi manajemen logistik mencakup hardware dan software sedangkan dalam supply chain teknologinya
menyangkut humanware, infoware dan organware.
B. Manajemen Aset mencakup keseluruhan dari proses pengadaan sampai pengalihan kepemilikan aset.
C. Manajemen rantai pasokan mengelola keterpaduan aliran informasi, barang, uang dan pengembalian barang
antarorganisasi tersebut dalam proses-proses logistic
D. Manajemen rantai pasokan merupakan bagian dari manajemen logistik

Diskusi 1

A. Apa perbedaan siklus pengelolaan aset pada KB 1 dengan siklus pengelolaan aset pada PP 27 Tahun 2014

Jawab : Siklus Pengelolaan Aset (Manajemen Aset) yaitu terdiri dari perencanaan kebutuhan, pengadaan,
inventarisasi, kepemilikan/legal audit, penilaian, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan, peremajaan,
pengalihan serta pengawasan aset.

Sedangkan dalam PP no 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dengan siklus sebagai berikut,
perencanaan kebutuhan pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Jadi, dapat disimpulkan perbedaan dari kedua siklus pengelolaan tersebut ialah pada siklus pengelolaan yaitu
inventarisasi, kepemilikan/legal audit, pengoperasian, pemeliharaan, peremajaan dan pengalihan tidak tercantum
pada siklus pengelolaan PP No 27 tahun 2014. Untuk dapat dipahami kembali bahwasanya PP No 27 tahun 2014
telah diubah ke PP No 28 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2014.

B. Mengapa diperlukan manajemen logistik dalam organisasi publik?

Jawab : Peranan manajemen Logistik dalam organisasi publik yaitu manajemen logistik diperlukan karena sangat
berhubungan dengan penyelenggaraan fungsi dipemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.

C. Bagaimana persamaan dan perbedaan manajemen aset, manajemen logistik dan manajemen rantai
pasokan?

Jawab : Manajemen Aset dapat kita defenisikan sebagai serangkaian keputusan untuk mengelola kekayaan secara
optimal, yaitu meminimalisasi biaya kepemilikan, memaksimalisasi ketersediaan dan penggunaan aset melalui proses
perencanaan kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, kepemilikan/legal audit, penilaian, pengoperasian, pemeliharaan,
penghapusan, peremajaan, pengalihan, serta pengawasan aset untuk mendukung tujuan organisasi dalam melayani
masyarakat dengan sebaik-baiknya dan ramah lingkungan.

Manajemen logistik adalah serangkaian keputusan untuk mengelola barang secara optimal mulai dari perencanaan
kebutuhan, pengadaan atau pengumpulan, pemindahan, hingga penyampaian distribusi barang kepada pelanggan.
Pengadaan merupakan proses pengenalan kebutuhan organisasi untuk meningkatkan pelayanan.

Sedangkan Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) dapat didefenisikan sebagai serangkaian
keputusan untuk mengelola aliran barang, aliran informasi, dan biaya dari tahap awal (bahan mentah) sampai tahap
akhir, termasuk aliran daur ulang untuk memenuhi pelayanan kepada pelanggan.

Sedangkan persamaan dari manajemen aset, logistik dan rantai pasokan yaitu sama-sama memiliki peran dalam
mengelola barang dan perbedaannya ialah manajemen aset lebih mengelola kekayaan, manajemen logistik lebih
mengelola barang dan rantai pasokan lebih dominan mendaur ulang atau bahan mentah.

SESI 2
1. Berikut ini yang BUKAN merupakan pernyataan yang tepat mengenai pengadaan adalah ....

A. Pengadaan adalah proses perolehan material yang dibutuhkan organisasi.


B. Pengadaan merupakan proses utama dalam manajemen aset.
C. Salah satu jenis pengadaan adalah pembelian.
D. Pengadaan merupakan proses pengenalan kebutuhan organisasi untuk meningkatkan pelayanan

2. Sistem manajemen yang menyediakan barang sesuai dengan yang dibutuhkan baik dari sisi jumlah, kualitas dan
pada waktu yang tepat dikenal dengan istilah ...

A. Just in time in purchasing.


B. Manajemen persediaan.
C. Pembelian.
D. Leasing

3. Pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara elektronik di lingkungan pemerintah disebut

A. E-Leasing.
B. E-Procurement.
C. E-Purchasing.
D. E-Buying

4. Berikut ini merupakan jenis barang/jasa pemerintah yang ketentuan pengadaannya diatur dalam Peraturan
Pemerintah mengenai Pengadaan Barang/Jasa adalah ...

A. Barang/jasa publik.
B. Barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultasi dan jasa lainnya.
C. Barang yang memiliki nilai kemanfaatan tinggi dan pekerjaan konstruksi.
D. Barang, teknologi dan jasa lainnya

5. Tata cara pengadaan barang/jasa yang dikenal pada pengadaan barang/jasa pemerintah adalah

A. Purchasing dan Pemanfaatan.


B. Purchasing dan Pinjam Pakai.
C. Swakelola dan Penyedia.
D. Swakelola dan Pinjam Pakai
Diskusi 2

A. Apa keunggulan dan kelemahan strategi pembelian barang dan jasa mencakup membuat sendiri (make) atau
membeli (buy), menyewa (leasing) dan  cara just in time!

Strategi pembelian ialah proses yang dilakukan oleh unit organisasi yang merupakan fungsi atau bagian dari rantai
pasokan, bertanggung jawab untuk pengadaan pemasok, kuantitasm waktu yang berkualitas dan tepat, harga dan
pengelolaan pemasok serta memberikan kontribusi bagi keunggulan kompetitip dari perusahaan.
Beberapa prinsip dari pembelian antara lain: the right quality, the right quantity, the right time, the right place, the right
price, the right source, the right technology.

Untuk keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelian barang dan jasa:

a. Keunggulan membuat sendiri (make) yaitu biaya lebih murah daripada membeli, ada unsur kerahasiaan,
pemanfaatan kapasitas lebih.
Kelemahan membuat (make) yaitu rekanan pemasok yang tidak dapat diandalkan.
b. Keunggulan membeli (buy) yaitu harga lebih murah daripada biaya membuat sendiri, rekanan memiliki R&D dan
teknologi yang canggih.
Kelemahan membeli (buy) adalah keperluan barang hanya sedikit, kapasitas pabrik sendiri sangat terbatas.
c. Keunggulan menyewa (leasing) yaitu penyewa tidak perlu mengurus pemeliharaan, tidak perlu investasi tinggi,
tidak perlu menyimpan suku cadang peralatan, tidak perlu operator.
Kelemahan menyewa yaitu tidak semua peralatan tersedia dipasaran untuk disewakan dengan harga yang layak.
d. Keunggulan Just in time yaitu kontrak dengan pemasok harus jelas, menghasilkan barang dengan biaya yang
serendah-rendahnya dengan kualitas prima, menghilangkan pemborosan.
Kelemahan Just In time yaitu hanya menyediakan jenis barang yang diminta, sejumlah yang diperlukan dan saat
yang dibutuhkan.

B. Hampir 80 persen kasus korupsi yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berasal dari
sektor pengadaan barang dan jasa (Kompas.com, 28/9/17). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pengadaan
barang dan jasa adalah titik rawan tindak pidana korupsi, di samping sektor lainnya. Jika dikaitkan dengan
Peraturan Pemerintah tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, apakah regulasi tersebut efektif untuk
meningkatkan tata kelola di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah serta menekan angka kasus
korupsi pengadaan barang dan jasa di Indonesia?

Regulasi tersebut mengarah kepada pembaharuan Perpres No. 12 Tahun 2021 pembaharuan tersebut meliputi
menciptakan iklim yang kondusif untuk persaingan sehat, efisiensi belanja negara, mempercepat pelaksanaan
APBN/APBD, memperkenalkan aturan, system metoda dan prosedur yang lebih sederhana dengan memperhatikan
Good Governance, memperjelas swakelola, memberikan klarifikasi aturan, mendorong terjadinya inovasi, tumbuh
suburnya ekonomi kreatif serta kemandirian industry strategi, memperkenalkan system reward dan punishment yang
lebih adil.

Perpres No.12 Tahun 2021 tentang perubahan peraturan presiden No. 16 tahun 2018 tentang barang/jasa
pemerintah, bahwa kewajiban memiliki sertifikat kompetensi untuk personal lainnya (Pasal 74 A ayat 6).
Pengadaan barang dan jasa dikenal dengan E-procurement dilingkungan pemerintah dikenal dengan LPSE
(Lembaga pengadaan secara elektronik). Pengadaan barang dan jasa dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintah
yang berlaku.
Didalam pasal 74 disana dijelaskan pengelola pengadaan barang/jasa ditugaskan sebagai PPK melaksanakan
persiapan pencantuman barang/jasa dalam katalog elektronik; personel lainnya wajib memiliki sertifikat kompetensi
dibidang pengadaan barang/jasa.
SESI 3

1. Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas penguasaan dan pengelolaan aset negara
merupakan ...

A. Fungsi inventarisasi aset.


B. Pengertian inventarisasi aset.
C. Proses inventarisasi aset.
D. Tujuan inventarisasi aset

2. Berikut merupakan yang termasuk identifikasi aspek nonfisik, yaitu ...

A. Bentuk.
B. Kodefikasi.
C. Lokasi.
D. Yuridis/legal

3. Yang BUKAN termasuk kegiatan dalam mapping aset daerah adalah ...

A. Memberi tanda pada administrasi barang secara tepat dan benar.


B. Merekap aset dalam bentuk file.
C. Memiliki data lengkap dan sesuai.
D. Memetakan lokasi

4. Berikut merupakan syarat tanda bukti yang tertinggi dan terkuat untuk sebidang tanah yaitu ...

A. Hak Guna Bangunan.


B. Hak milik.
C. Hak pakai.
D. Girik

5. Berikut ini yang BUKAN termasuk objek atau dokumen yang akan dilakukan legal audit aset adalah ...

A. Tanah.
B. Terminal.
C. Gedung.
D. Uang

DISKUSI 3

1. Apa kaitan antara kodefikasi dan inventarisasi aset?

Inventarisasi asei adalah serangkaian kegiatan untuk mengidentifikasi kualitas dan kuantitas prasarana serta sarana
secara fisik dan yuridis/legal. Tujuan inventarisasi aset khususnya untuk inventarisasi barang milik negara/daerah
adalah kesempurnaan pengurusan dan keuangan negara; tercapainya pengawasan yang efektif terhadap
keuangan/kekayaan negara. Selain itu, inventarisasi aset adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan,
pelaporan hasil pendataan aset dan mendokumentasikannya baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud pada
waktu tertentu. Tujuan dari inventarisasi aset ialah mewujudkan tertib administrasi dan mendorong tertib pengelolaan
barang milik negara.
Kodefikasi ialah pemberian kode barang pada setiap barang inventaris milik pemerintah daerah. Kodefikasi
memegang peranan penting dalam mempermudah dan menyederhanakan proses inventarisasi aset. Kodefikasi diatur
dalam peraturan Menteri keuangan No. 97/PMK.06/2007 tentang penggolongan dan kodefikasi barang milik negara.
Kodefikasi bertujuan untuk menciptakan keseragaman dalam penggolongan dan klasifikasi barang milik negara
secara rasional.
Kodefikasi aset memegang peranan penting dalam mempermudah dan menyederhanakan proses inventarisasi aset.
Inventarisasi aset dapat mengeliminasi atau meminimalisasi risiko hukum serta meningkatkan keamanan aset dari
kehilangan atau pengurangan kualitas maupun kuantitas.

Jadi, dapat kita tarik suatu kesimpulan yaitu kaitan antara kodefikasi dan inventarisasi aset ialah untuk mempermudah
penataan administrasi serta pengawasan dan pengenalan barang/aset yang berada pada instansi satuan kerja
perangkat daerah. Dimana, kodefikasi aset memegang peranan penting dalam mempermudah dan menyederhanakan
proses inventarisasi.

kodefikasi memiliki peran penting dalam mempermudah dan menyederhanakan proses inventarisasi aset. Semakin
banyak jenis dan jumlah aset yang dimiliki sebuah organisasi, semakin penting melakukan kategorisasi dengan
membuat kodefikasi lebih perinci atas aset bersangkutan. Peranan dan fungsi inventarisasi ini sangat vital dalam
pengelolaan aset karena kegiatan ini akan berpengaruh pada semua pengurusan, pencatatan, pemakaian,
pengaturan, dan pelaporan mengenai aset.

Tahap yang perlu dilakukan yaitu:


a. Inventarisasi aspek fisik adalah pengidentifikasi atau penetapan antara lain lokasi, alamat, site (posisi, letak, dan
susunan), bentuk, ukuran, luas, warna, volume, jumlah, jenis, macam, serta cirri khas lainnya dari objek yang
diinventarisasikan sebagai prasarana dan sarana di institusi bersangkutan.
b. Inventarisasi aspek yuridis/legal adalah pendidentifikasian atau penetapan mengenai status, penguasaan, masalah
legalitas yang dimiliki, dan batas-batas akhir penguasaan atas sebuah objek yang diiventarisasikan sebagai
prasarana dan sarana.

Berikut Proses Inventarisasi Aset:


1. Mengidentifikasi aset secara fisik (bentuk, ukuran, warna, dll)
2. Mengidentifikasi aset non fisik ( dokumen atas aset yang bersangkutan
3. Melakukan kodefikasi
4. Mendokumentasikan hasil kodefikasi
Contoh kasus, :
Pemerintah Kabupaten Sarolangun terus melakukan upaya dalam rangka mensertifikasi seluruh aset tanah milik
Pemerintah Daerah. Pada awal tahun 2018 yang lalu jumlah aset tanah Pemda yang belum disertifikat ada
sebanyak 523 bidang tanah.
Kepala Dinas Permukiman, Kebersihan, Perumahan dan Pertanahan (DPKPP) mengatakan bahwa dari tahun 2018
hingga tahun 2021 ini sudah ada 294 bidang aset tanah milik Pemda yang telah disertifikat.
Tahun 2021 ini akan dilakukan sertifikasi aset tanah Pemda sebanyak 100 bidang tanah
Pada tahun 2022, rencana ada sebanyak 129 bidang tanah yang belum sertikasi, akan segara diselesaikan
sesuai target.

2. Cari contoh kasus aset pemerintah pusat/tanah yang belum memiliki sertifikat hak milik! Apa yang harus
dilakukan oleh pemerintah agar aset tersebut tersertifikasi?

Beberapa aset daerah/negara yang belum memiliki sertifikat hal milik. Sesuai dengan pasal 4 ayat 1 dan pasal 3 huruf
a Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah/aset legal aset sangat penting. Sebuah
instansi pemerintah sebagai pemilik dan harus mengelola aset yang tidak aman dari sisi legal akan berakibat pada
penurunan kuantitas atau bahkan kehilangan aset tersebut.

Salah satu upaya pengamanan aset negara adalah melalui pensertipikatan Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah.
Dalam rangka mewujudkan upaya tersebut, Kementerian Keuangan bersama Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional telah menerbitkan Peraturan Bersama Nomor 186/PMK.06/2009 dan Nomor 24
Tahun 2009 tentang Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah. Terbitnya peraturan bersama ini menjadi
dasar dilakukannya program percepatan pensertipikatan BMN berupa tanah yang tujuannya agar seluruh BMN
berupa tanah dapat disertipikatkan sehingga dapat dipertanggungjawabkan aspek legalitas dan akuntabilitasnya.
Selain itu program pensertipikatan ini juga memiliki maksud agar tanah yang dimiliki dan dikelola negara dapat
memenuhi prinsip 3T, yaitu Tertib Fisik, Tertib Administrasi, dan Tertib Hukum.

Mengapa proses pensertipikatan BMN berupa tanah menjadi salah satu upaya penting dalam rangka pengamanan
aset negara? Jawabannya jelas karena sertipikat merupakan bukti kepemilikan yang sah dan menjadi jaminan
kepastian hukum, sekaligus menjadi alat pembuktian yang kuat bahwa aset tersebut benar-benar dimiliki dan dikuasai
oleh negara. Hal ini dipertegas juga dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.06/2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang
Milik Negara yang menyatakan bahwa BMN berupa tanah yang dikuasai Pemerintah Pusat harus disertipikatkan atas
nama Pemerintah Republik Indonesia. Maka dari itu, sudah menjadi tugas Kementerian Keuangan c.q. Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara untuk mengelola dan mengamankan aset negara melalui kerja sama dengan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terkait percepatan penerbitan sertifikat BMN berupa tanah.

Yang harus dilakukan oleh pemerintah agar aset tersebut tersertifikasi, adalah berupaya pengamanan aset negara
melalui pensertipikatan Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah. Dalam rangka mewujudkan upaya tersebut,
Kementerian Keuangan bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional telah
menerbitkan Peraturan Bersama Nomor 186/PMK.06/2009 dan Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pensertipikatan
Barang Milik Negara Berupa Tanah.

Program percepatan pensertipikatan BMN berupa tanah yang tujuannya agar seluruh BMN berupa tanah dapat
disertipikatkan sehingga dapat dipertanggungjawabkan aspek legalitas dan akuntabilitasnya. Tujuan program ini, agar
tanah yang dimiliki dan dikelola negara dapat memenuhi prinsip 3T, yaitu Tertib Fisik, Tertib Administrasi, dan Tertib
Hukum.

Sertipikat merupakan bukti kepemilikan yang sah dan menjadi jaminan kepastian hukum, sekaligus menjadi alat
pembuktian yang kuat bahwa aset tersebut benar-benar dimiliki dan dikuasai oleh negara. Hal ini dipertegas juga
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.06/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negara yang menyatakan
bahwa BMN berupa tanah yang dikuasai Pemerintah Pusat harus disertipikatkan atas nama Pemerintah Republik
Indonesia. Maka dari itu, sudah menjadi tugas Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
untuk mengelola dan mengamankan aset negara melalui kerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional terkait percepatan penerbitan sertipikat BMN berupa tanah.

Kebutuhan akan tanah semakin meningkat sejalan dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, badan usaha,
serta kebutuhan lain yang berkaitan dengan tanah. Tidak hanya digunakan sebagai tempat bermukim, saat ini tanah
merupakan ladang investasi yang menggiurkan. Setiap pemilik pasti berusaha menuntut adanya jaminan hukum atas
tanah tersebut. Sama halnya dengan tanah negara, sertipikat tanah mampu memberikan kekuatan hukum dalam
bentuk perlindungan kepada pemegang hak atas tanah tersebut sekaligus aset itu sendiri.

Proses pensertipikatan ini memiliki andil yang cukup besar dalam mengamankan aset negara, karena negara tak
boleh hanya mengandalkan status “dikuasai atau dimiliki”, namun juga perlu dibarengi dengan adanya dokumen
kepemilikan yang legal.

TUGAS 1

1.  a. Apa perbedaan manajemen aset dengan manajemen logistik

a. Manajemen aset adalah serangkaian keputusan untuk mengelola kekayaan secara optimal, yaitu meminimalisasi
biaya kepemilikan serta memaksimalisasi ketersediaan dan penggunaan aset dari proses perencanaan kebutuhan,
pengadaan, inventarisasi, kepemilikan/legal audit, penilaian, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan,
peremajaan, pengalihan, dan pengawasan aset untuk mendukung tujuan organisasi dalam melayani masyarakat
dengan sebaik-baiknya dan ramah lingkungan.
b. Manajemen logistik adalah serangkaian keputusan untuk mengelola barang secara optimal mulai dari perencanaan
kebutuhan, pengadaan atau pengumpulan, pemindahan, penyimpanan, hingga penyampaian distribusi barang
kepada pelanggan. Ciri utama kegiatan logistic adalah keterpaduan berbagai dimensi dan tuntutan pada pemindahan
dan penyimpanan yang strategis.

Jadi , perbedaan manajemen aset dapat didefinisikan sebagai serangkaian keputusan untuk mengelola kekayaan
secara optimal dan untuk mendukung tujuan organisasi dalam melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya dan
ramah lingkungan (Aset berwujud dan aset tidak berwujud), sedangkan manajemen logistik didefinisikan sebagai
serangkaian keputusan untuk mengelola barang secara optimal untuk memenuhi pelayanan kepada pelanggan
dengan menggunakan teknologi hardware dan software, memiliki ruang lingkup seperti lokasi, gudang transportasi,
dan sistem distribusi, dengan tujuan optimalisasi.
Peranan manajemen Logistik dalam organisasi publik yaitu manajemen logistik diperlukan karena sangat
berhubungan dengan penyelenggaraan fungsi dipemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Serta
manajemen logistik publik adalah proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari seluruh proses kegiatan
logistik, mulai dari pengumpulan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian yang selanjutnya dipergunakan untuk
pelayanan kebutuhan masyarakat.

             b. Jelaskan tahapan pengelolaan aset

Tahapan pengelolaan aset, sebagai berikut:

a) Perencanaan kebutuhan aset : perencanaan aset karena adanya tujuan yang hendak dicapai dan harus
didasarkan pada master plan organisasi bersangkutan dan ketersediaan dana
b) Pengadaan aset : kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai sendiri atau dibiayai dari luar, baik yang
dilaksanakan secara swakelola (sendiri) maupun oleh penyedia barang/jasa.
c) Inventarisasi aset atau database aset : kegiatan mengidentifikasi kualitas dan kuantitas prasaranan serta
sarana secara fisik dan secara yuridis/legal.
d) Legal audit : kegiatan pengauditan untuk status prasarana dan sarana, sistem dan prosedur penguasaan,
sistem dan prosedur pengalihan penggunaan dan penggunaan, pengidentifikasian adanya indikasi
permsalahan legalitas atau aspek yuridis, serta pencarian solusi untuk memecahkan masalah legalitas yang
terjadi atau terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset.
e) Penilaian aset : proses kegiatan untuk menentukan nilai aset yang dimiliki sehingga diketahui secara jelas
nilai kekayaan yang dimiliki, yang akan dialihkan, ataupun yang akan dihapuskan.
f) Operasi dan pemeliharaan aset : mencakup pemanfaatan aset secara optimal sebagai proses
pendayagunaan aset, sedangkan pemeliharaan adalah kegiatan menggunakan atau pemanfaatan prasarana
dan sarana dalam menjalankan tugas dan pekerjaan.
g) Penghapusan aset : kegiatan untuk menjual, menghibahkan, atau bentuk lain dalam memindahkan hak
kepemilikan atau memusnahkan seluruh/ sebuah unit atau unsure/item terkecil dari aset yang dimiliki.
h) Peremajaan aset : tahap dalam melakukan peremajaan aset yang telah using, baik using dalam sisi
penggunaan dan pemanfaatannya maupun using karena habis umur ekonomis atau umur teknisnya.
i) Pengalihan aset : proses memindahkan hak atau tanggungjawab, wewenang, kewajiban penggunaan, dan
pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke unit lainnya di lingkungan sendiri.

        2.  a. Jelaskan ada berapa cara pengadaan barang dan jasa pemerintah

Pengadaan barang/jasa dapat dilakukan dengan cara:

a. Swakelola : pengadaan barang atau jasa yang pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan atau diawasi
sendiri oleh kementerian, lembaga, daerah, institusi sebagai penanggung jawab anggaran, instansi
pemerintah lain dan atau kelompok masyarakat.
b. Pelelangan umum : pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui
media massa, media cetak, dan pada papan pengumuman fesmi untuk penerangan umum sehingga
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
c. Pelelangan terbatas : pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh  sekurang-kurangnya lima
rekanan yang tercantum dalam daftar rekanan terseleksi (DRT) yang dipilih di antara rekanan yang tercatat
dalam daftar rekanan mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha atau ruang lingkupnya atau kualifilrasi
kemampuannya, dengan pengumuman secara luas melalui media massa, media cetak, dan papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha dapat mengetahuinya.
d. Pelelangan sederhana : metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lain untuk pekerjaan yang bernilai paling
tinggi Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).

e. Pemilihan langsung: pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tanpa melalui pelelangan umum atau
pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang kurangnya tiga penawar dan
melakukan negosiasi, baik teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan teknis yang dapat
dipertanggungjawabkan dari rekanan yang tercatat dalam daftar rekanan mampu (DRM) sesuai bidang
usaha, ruang lingkupnya, atau kualifikasi kemampuannya.
f. Seleksi umum: proses pemilihan calon penyedia jasa pemborong/barang/jasa lainnya yang akan di tunjuk
oleh panitian pengadaan untuk melakukan pekerjaan pemborongan yang akan dilaksanakan dengan cara
pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung dan penunjukan langsung
g. Seleksi sederhana: metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling
tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
h. Sayembara : metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan orisinal, kreativitas dan
inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
i. Kontes : metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan barang/benda tertentu yang tidak
mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
j. Penunjukan langsung : metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu)
Penyedia Barang/Jasa.
k. Pengadaan langsung : pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan di antara rekanan golongan
ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan umum atau pelelang  terbatas atau pemilihan langsung.

             b. Bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, apakah sudah efektif atau justru
banyak menimbulkan perilaku negatif (sertakan dengan data-data) :

b. Berkaitan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah, menurut saya kurang efektif atau justru banyak menimbulkan perilaku negatif untuk meningkatkan tata
kelola di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah serta menekan angka kasus korupsi pengadaan barang dan
jasa di Indonesia. Meskipun pasal 78 ayat 4 berbunyi bahwa pelanggar dikenakan sanksi administratif berupa:
a. sanksi digugurkan dalam pemilihan;
b. sanksi pencairan jaminan;
c. Sanksi Daftar Hitam;
d. sanksi ganti kerugian; dan/atau
e. sanksi denda

Dalam pasal 83, sanksi-sanksi yang dibebankan kurang berat,karena hanya 1- hingga 2 tahun yang disanksikan,
menurut saya kurang berpengaruh dan sangat mudah para KKN untuk mereka untuk bisa berbuat tersebut, jadi tidak
ada rasa ketakutan apayang terjadi setelah mereka melakukan itu. Menurut saya sanksi yang harus dibebankan
seharusnya yang bisa mereka untuk tidak melakukan perbuatan itu secara mudah atau gampang (jera, kapok). Dan
perlunya sanksi seberat-beratnya agak minim untuk melakukan KKN dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Dan perlunya pengawasan dan audit secara berkala.

        3. Apa manfaat mapping aset daerah?

Manfaat mapping aset daerah:

a. Untuk merekap aset tersebut dalam file berdasarkan bidang barang dan mempunyai data sesuai yang diingini dan
lengkap (kode lokasi)

b. Untuk memetakan lokasi atau aset itu berada, khususnya untuk aset tetap berupa tanah atau bangunan

Tujuan mapping aset :

a. mudah mengetahui pada dinas/ instansi mana aset itu berada

b. mudah mengetahui lokasi (site) dari aset berada


c. mudah mengetahui segala sesuatu tentang setiap aset tersebut

Tercapainya tujuan mapping aset daerah, dapat mengetahui secara detail, cepat, serta mudah untuk aset daerah dan
akan memudahkan kita dalam bekerja selanjutnya tentang aset daerah ini.

   

4. Bagaimana pelaksanaan mapping aset daerah saat ini?

Pelaksanaan mapping aset daerah saat ini, dilihat dari segi penggunaan dan pengelola aset / BMD, semua aset yang
digunakan lebih dari satu tahun:

a. Langkah pertama

a) Bagi pengelola barang daerah, mapping aset dilaksanakan dengan melakukan tabulasi dari seluruh
aset yang ada pada satuan kerja perangkat daerah dengan memngumpulkan aset sejenis.
b) Dari tabulasi, akan dimasukkan dalam data aset pengelola barang daerah kab/kota… tahun..,
sedangkan SKPD masuk dalam data aset pengguna barang SKPD… dari kab/kota… tahun….

b. Langkah kedua

a) Barang tidak bergerak, seperti tanah,bangunan, dan sebagainya, lokasinya dimasukkan dalam peta daerah
sehingga mudah diketahui tempat (site) atau lokasinya.
b) Aset berupa kendaraan, alat-alat berat, mesin-mesin, dan sebagainya, dicantumkan dengan jelas lokasi
penempatannya dalam data aset pengelola/pengguna barang daerah pada kolom keterangan.

        5. Mengapa legal audit diperlukan dalam aset public?

Legal audit diperlukan dalam aset public sebagai kegiatan pengauditan untuk status prasarana dan sarana, sistem
dan prosedur penguasaan, sistem dan prosedur pengalihan penggunaan dan penggunaan, pengidentifikasian adanya
indikasi permsalahan legalitas atau aspek yuridis, serta pencarian solusi untuk memecahkan masalah legalitas yang
terjadi atau terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset. Legal audit digunakan untuk mengatasi berbagai
masalah legal menyangkut status kepemilikan aset, antara lain status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai
pihak laian, pemindahtanganan aset yang tidak termonitor, dan lain-lain sehingga legal audit dapat mengeliminasi
atau meminimalisasi risiko hukum serta menurunkan tensi permasalahan yang ditimbulkan oleh ketiadaan atau
kekuranganlengkapan dokumen-dokumen tertulis.       

6. Jelaskan objek dan dokumen apa saja yang akan diaudit?

a. Objek yang akan diaudit :

a) Tanah
b) Gedung dan ruangan
c) Peralatan dan perlengkapan
d) Infrastruktur dan fasilitas umum

b. Dokumen yang akan diaudit :

a) Anggaran dasar perusahaan, berupa akta pendirian perusahaan, berita acara umum pemegang saham, dll
b) Dokumen-dokumen aset perusahaan, berupa sertifikat tanah, surat bukti kepemilikan kendaraan, dll
c) Perjanjian-perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh perusahaan denga n pihak ketiga, berupa
perjanjian utang-piutang, perjanjian kerjasama, dll.
d) Dokumen-dokumen mengenai perizinan dan persetujuan perusahaan, berupa surat domisili perusahaan,
daftar perusahaan,dll.
e) Dokumen-dokumen berkaitan dengan masalah-masalah kepegawaian perusahaan, berupa peraturan
perusahaan, jamsostek,dll
f) Dokumen-dokumen asuransi perusahaan, berupa polis koperasi, polis dana, dll.
g) Dokumen-dokumen pajak perusahaan, berupa NPWP, PBB, dll.
h) Dokumen-dokumen yang berkenaan dengan terkait atau tidak terkaitnya perusahaan dengan tuntutan atau
sengketa, baik dalam maupun luar pengadilan

SESI 4

1. Suatu estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu aset, baik harta berwujud (tangible assets) maupun harta
tidak berwujud (intangible assets), berdasarkan fakta-fakta yang objektif dan relevan disebut ...

A. Penilaian Aset.
B. Pemanfaatan Aset.
C. Aset berwujud.
D. Evaluasi Aset

2. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang memerlukan penilaian aset, KECUALI ...

A. Pengenaan tarif pajak.


B. Pengelolaan aset.
C. Laporan keuangan.
D. Penyimpanan aset

3. Semakin tinggi persaingan, nilai aset cenderung turun akibat banyaknya pilihan dikenal dengan prinsip ...

A. 4.Penggunaan tertinggi terbaik.


B. Keseimbangan.
C. Kompetisi.
D. Kesesuaian, progresi dan regresi

4. Perbandingan data pasar untuk melakukan nilai dari objek peninaian yang didasarkan pada harga pasar objek yang
dinilai dikenal dengan ...

A. Pendekatan biaya.
B. Pendekatan pembandingan data pasar.
C. Kapitalisasi pendapatan.
D. Kalkulasi biaya

5. Yang BUKAN termasuk proses penilaian aset adalah ...

A. Pendefinisian masalah.
B. Analisis penggunaan tertinggi terbaik.
C. Rekonsiliasi indikasi nilai dan estimasi nilai akhir.
D. Kodefikasi aset

DISKUSI

Penilaian aset publik memegang peranan penting dalam tata kelola manajemen aset. Pelaksanaannya harus
memenuhi unsur kehati-hatian dan kecermatan dalam menentukan kewajaran nilai sebuah aset jika tidak akan
menimbulkan permasalahan hukum dikemudian hari. Hal ini terjadi pada kasus RS Sumber Waras. Berikut ini adalah
sejumlah fakta yang dihimpun dari media masa adalah terkait kasus penilaian aset RS Sumber Waras, yaitu:

1. Pembelian lahan RS Sumber Waras seluas 36.410 meter untuk keperluan pembangunan rumah sakit khusus
kanker Pemprov DKI
2. Lahan tersebut pada awalnya hendak dibeli oleh PT. Ciputra Karya dan telah diberi uang muka sebesar Rp50
miliar. Tetapi kemudian PT Ciputra Utama tidak juga melunasinya setelah gagal menawar sehingga
pembeliannya diambil alih Pemprov DKI
3. Pemprov DKI memakai NJOP senilai Rp20 juta per-meter sehingga harga tanahnya menjadi Rp755 miliar
sesuai dengan kesepakatan NJOP antara PT Ciputra Karya Utama dengan Yayasan Kesehatan Sumber
Waras (YKSW)
4. BPK menganggap bahwa lokasi lahan RS Sumber Waras yang dibeli Pemprov DKI berada di Jalan Tomang
Utara, sedangkan Pemprov meyakini posisi lahan berbeda yaitu berada di jalan Kyai Tapa. Atas dasar inilah
BPK menilai terjadi kesalahan dalam menetapkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di lokasi lahan. BPK menilai
angka Rp 20 juta per meter terlalu besar dari harga yang seharusnya yaitu Rp 7 juta per meter.
5.  Investigasi BPK menyebut Pemprov DKI tidak cermat dalam membeli lahan Sumber Wras. Ketidakcermatan
dinilai dari tidak adanya pengkajian dan perencanaan yang matang terlebih dahulu. Namun Pemprov
menyatakan bahwa pembelian lahan tersebut telah direncanakan dan telah mendapatkan persetujuan DPRD
DKI Jakarta.
6. Terdapat dua pilihan kepada YKSW terkait penyelesaian kerugian negara dalam pembelian lahan tersebut,
yaitu:

Pertama, meminta pihak YKSW untuk mengembilkan uang kelebihan sebesar Rp 191 miliar atau kedua,
membatalkan pembeliannya. Kedua solusi merupakan saran dari Badan Pemeriksa Keuangan.Namun belakangan
diketahui bahwa Dinas Kesehatan sudah menagih pengembalian kelebihan uang sebesar Rp 191 miliar tersebut
kepada pihak YKSW, namun YKSW merasa tidak ada dasar mengembalikan uang tersebut Pihak YKSW
menganggap telah melakukan transaksi berdasarkan NJOP (nilai jual obyek pajak) dan kesepakatan kedua belah
pihak.

Sumber: http://wartakota.tribunnews.com/2018/01/09/kasus-sumber-waras-kembali-diramaikan-sandiaga-uno-ini-lima-
faktanya?page=3

 Dari kasus tersebut diskusikan hal-hal sebagai berikut:

1. Analisis prinsip-prinsip apa yang tidak sesuai dalam penilaian aset sehingga menimbulkan permasalahan
tersebut!

Penilaian aset menurut BMP ADPU 4534 adalah proses penilaian dalam memberikan suatu estimasi dan pendapat
atas nilai ekonomis suatu aset, harta berwujud dan harta tidak berwujud. Sesuai dengan perpres 75 tahun 2017
tentang penilaian kembali barang milik negara/daerah.

Prinsip-prinsip dalam penilaian aset ialah


1. Penggunaan tertinggi dan terbaik (HBU)
Penggunaan terbaik yang menghasilkan pendapat (income) optimal dari suatu aset.
2. Prinsip antisipasi, harapan akan keuntungan dan ketidak untungan dimasa yang akan datang akan mempengaruhi
harga suatu aset.
3. Prinsip keseimbangan : nilai suatu aset akan mencapai nilai yang maksimal apabila faktor-faktor produksi yang
berkaitan dengan aset tersebut dalam keadaan seimbang.
4. Prinsip perubahan, perubahan terhadap suatu faktor dapat mempengaruhi nilai suatu property. Perubahan tersebut
bisa berupa perubahan kebijakan pemerintah, perubahan lingkungan, dan pengembangan kota.
5. Prinsip kompetisi, pada umumnya semakin tinggi persaingan nilai aset cenderung akan turun akibat banyaknya
pilihan.
6. Prinsip kesesuaian, progresi dan regresi adalah nilai suatu aset akan maksimal apabila berada dilingkungan yang
sesuai
7. Prinsip kontribusi adalah baik tanah maupun bangunan berkontribusi pada total nilai aset.
8. Prinsip penggunan tetap
9. Prinsip pengembalian yang meningkat atau menurun
10. Prinsip penggantian, pada prinsipnya orang tidak akan membayar lebih terhadap aset yang sama selama ada
aset pengganti
11. Prinsip pemerintah dan penurunan adalah nilai suatu aset ditentukan oleh keseimbangan antar permintaan dan
penawaran
12. Prinsip Surplus produktivitas

Terkait dengan beberapa masalah diatas, kita tentunya harus menyimpulkan secara singkat permasalahan tesebut
yaitu :
1. Pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras, dimana lahan tersebut dibeli untuk membangun RS Kanker. Prinsip
yang tidak sesuai adalah Prinsip penilaian tertinggi dan terbaik.
2. BPK menilai kesalahan dalam mematok NJOP dilokasi lahan. Prinsip yang tidak sesuai adalah Prinsip
keseimbangan dan prinsip perubahan
3. Perbedaan Kondisi lahan, RS Sumber Waras terletak di Jalan Tomang Utara, tetapi Pemprov menyatakan diJalan
Kyai Tapa. Prinsip yang tidak sesuai ialah prinsip kesesuaian, progresi dan regresi dan prinsip kontribusi.
4. Pembelian tersebut telah disetujui DPRD DKI Jakarta. Prinsip yang tidak sesuai ialah penggantian.
5. YKSW menolak pembelian tersebut dibatalkan. Prinsip yang tidak sesuai ialah prinsip pengembalian yang
meningkat dan menurun.

2. Bagaimana pendekatan penilaian guna memperoleh nilai wajar tanah sumber waras? 

Pertanyaan kedua tentang pendekatan penilaian. Ketentuan mengenai standar penilaian dilakukan dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip yang berlaku sebagai berikut:
1. pendekatan perbandingan data pasar, dilakukan untuk menentukan nilai dari objek penilaian yang didasarkan pada
harga pasar objek yang dinilai (mempertimbangkan data penjualan atau data penawaran dari objek pembanding)
2. pendekatan kalkulasi biaya, cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat atau memperoleh
objek penilaian atau penggantinya pada waktu penilaian dilakukan.
3. pendekatan kapitalisasi pendapatan; mempertimbangkan pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan objek
penilaian dan mengestimasi nilai melalui proses kapitalisasi.

SESI 5

1. Berikut ini merupakan ruang lingkup pengoperasian aset adalah ...

A. Penggunaan dan pemanfaatan.


B. Pemeliharaan dan penghapusan.
C. Perencanaan dan penggunaan.
D. Pemanfaatan dan pemeliharaan

2. Pengoperasian aset dengan pendekatan yang meminta pendapat dari pelanggan atau pemakai aset tersebut
sehingga antara kebutuhan pelanggan dan produsen bisa terpadu dalam menghasilkan layanan atau produk
pelanggannya yang pada diharapkan akan menghasilkan nilai ekonomi dan sosial yang baik disebut dengan

A. Quality function deployment.


B. Customer function deployment.
C. Creative Culture Industry.
D. Copyright Industry

3. Pinjam pakai adalah ...

A. Penyerahan hak penggunaan/pemakaian atas aset daerah kepada pihak ketiga.


B. Perikatan antara pemerintah daerah dan pihak ketiga dalam kerja sama pemanfaatan barang daerah atas
tanah, bangunan, atau atas barang milik daerah, selain tanah dan bangunan, yaitu penanaman modal.
C. Penyerahan penggunaan aset kepada suatu instansi pemerintah atau pihak lain yang ditetapkan dengan
kebijakan untuk jangka waktu tertentu, tanpa menerima imbalan/sewa.
D. Pemanfaatan tanah atau bangunan milik/dikuasai pemerintah oleh pihak ketiga dengan cara pihak ketiga
membangun siap pakai atau menyediakan dan menambah sarana lainnya berikut fasilita di atas tanah atau
bangunan tersebut, kemudian mendayagunakannya selama jangka waktu tertentu

4. Bangun Guna Serah adalah ...

A. Penyerahan hak penggunaan/pemakaian atas aset daerah kepada pihak ketiga.


B. Perikatan antara pemerintah daerah dan pihak ketiga dalam kerja sama pemanfaatan barang daerah atas
tanah, bangunan, atau atas barang milik daerah, selain tanah dan bangunan, yaitu penanaman modal.
C. Penyerahan penggunaan aset kepada suatu instansi pemerintah atau pihak lain yang ditetapkan dengan
kebijakan untuk jangka waktu tertentu, tanpa menerima imbalan/sewa.
D. Pemanfaatan tanah atau bangunan milik/dikuasai pemerintah oleh pihak ketiga dengan cara pihak ketiga
membangun siap pakai atau menyediakan dan menambah sarana lainnya berikut fasilita di atas tanah atau
bangunan tersebut, kemudian mendayagunakannya selama jangka waktu tertentu

5. Berikut ini yang BUKAN termasuk indikator kinerja aset adalah ...

A. Kondisi fisik aset.


B. Utilitas aset.
C. Penatausahaan aset.
D. Kinerja keuangan aset

DISKUSI

Banyak daerah yang melakukan optimalisasi aset negara baik dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerja sama
pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna. Beberapa kasus diantaranya kontribusi atas pemanfaatan
aset sangat minim seperti beberapa contoh kasus dibahawh ini:

1. Aset Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Gili Trawangan seluas 65 hektare dikerjasamakan
dengan PT. Gili Trawangan Indah (GTI) sesuai  perjanjian kontrak produksi Nomor 1 Tahun 1995 dengan
jangka waktu kerjasama selama 70 tahun. Nilai royalti yang diperoleh Pemprov per tahun dari kontrak
panjang ini hanya sebesar Rp 22,5 juta. Informasi lengkap dapat dilihat pada link berikut:

https://www.suarantb.com/headline/2018/07/258470/
Kerjasama.Hingga.70.Tahun,Kontribusi.Pemanfaatan.Aset.Pemprov.Hanya.Puluhan.Juta.Setahun/ 

1. Kerja sama Pemerintah Daerah dengan pemodal/dunia usaha untuk pemanfaatan aset daerah. Dengan dalih
kerja sama untuk mendapatkan keuntungan agar ada bagian pendapatan pemerintah daerah atas
pemanfaatan dan pengelolaan aset tersebut, namun pada kenyataannya, aset Pemerintah Daerah yang
dijadikan modal tergerus habis. Oleh karena jangka waktu kerjasama begitu panjang melewati batas
kepemimpinan seorang gubernur/bupati atau walikota dan diperparah dengan kacaunya administrasi
pencatatan aset, lambat laun aset daerah tersebut dikuasai oleh pihak ke tiga. Pemerintahan dengan
beberapa periode berikutnya kehilangan jejak untuk menelusuri keberadaan aset daerah tersebut hingga aset
tersebut berpindah tangan dari satu kepemilikan kepada pemilikan berikutnya. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada link berikut:

http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/03/08/penyimpangan-dalam-pengelolaan-barang-milik-daerah/
3.    Hasil riset dan pemeriksaan BPK terdapat 4 permasalahan dalam pemanfaatan aset, yaitu:

a.  Aset belum dioptimalkan

b. Inefisiensi aset

c.  Pemanfaatan aset belum optimal bagi pemasukan daerah

d. Rendahnya fungsi manfaat aset

Informasi selengkapnya dapat dilihat pada link berikut:

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12534/Identifikasi-Masalah-Aset-Berdasar-Riset-dan-Hasil-
Pemeriksaan-BPK.html

 Berdasarkan beberapa studi kasus yang telah dikemukakan, diskusikan hal-hal berikut:

1. Apa yang menjadi permasalahan utama daerah belum mampu mengoptimalkan pemanfaatan aset?

Optimalsasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik,
lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki.

Pemanfaatan aset daerah pada dasarnya ditujukan agar tidak membebani APBD, khususnya terkait biaya
pemeliharaan, kemungkinan adanya penyerobotan dari pihak lain yang tidak bertanggung jawab serta mendapat
imbalan uang tunai yang tentunya dapat dijadikan salah satu sumber APBD.
Dapat kita simpulkan, bahwasanya yang menjadi masalah utama daerah ialah
a. Pencatatan aset belum dilakukan atau tidak akurat
b. Aset tidak didukung dengan data yang andal.
c. Proses penyusunan laporan tidak sesuai kebutuhan
d. Aset belum dioptimalkan
e. SOP belum disusun
f. Aset berupa tanah belum disertifikatkan
g. Aset dikuasai pihak lain
h. Aset yang tidak diketahui keberadaannya
i. Mekanisme penghapusan aset tidak sesuai dengan ketentuan.

Jika kita lihat dari sebuah studi, menurut Hanis dkk (2011) permasalahan tersebut ialah :

a. Belum komprehensifnya kerangka kebijakan,


b. Persepsi tradisional yang tidak mengedepankan potensi permanfaatan aset publik bagi
c. pemasukan daerah,
d. Inefisiensi
e. Keterbatasan data,
f. Keterbatasan SDM

2. Apa strategi yang harus dilakukan oleh daerah jika dikaitkan dengan konsep pendekatan quality function
deployment (QFD) dan industri kreatif dalam pemanfaatan aset?

Pertanyaan selanjutnya strategi yang dilakukan oleh daerah jika dikaitkan dengan konsep pendekatan QFD dan
industri kreatif. Kita perlu memahami konsep dari kedua pendekatan tersebut. Pendekatan QFD ialah pendekatan
yang sistematis untuk mendesain dan mengembangkan produk atau jasa sesuai kebutuhan pelanggan. Sedangkan
pendekatan industry kreatif ialah untuk mengoptimalkan aset sesuai dengan penggunaan dan pemanfaaatan dengan
kreasi sehingga menghasilkan inovasi yang bernilai tambah tinggi.
Manfaat menggunakan pendekatan QFD :
1. Memusatkan perancangan produk dan jasa pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan
2. Menganalisis kinerja produk/jasa organisasi dalam memenuhi pelanggan.
3. Mencegah perubahan-perubahan desain di tengah proses.
Sedangkan manfaat Pendekatan industry kreatif adalah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi produk dari
masing-masing pelaku bisnis.
Berdasarkan pengertian kedua pendekatan dan manfaatnya dapat kita simpulkan strategi yang dilakukan oleh daerah
dari kedua konsep pendekatan tersebut yaitu :
1. Perencanaan, perencanaan disini pemerintah perlu melakukan perancangan produk/ jasa dalam mengembangkan
produk serta menumbuhkan kreativitas.
2. Pelaksanaan, setiap hal yang dilaksanakan pemerintah perlu melakukan analisis pada setiap kinerja guna
menghasilkan atau mengoptimalkan inovasi yang bernilai.
3. Pengawasan, fungsi pengawasan untuk menghindari penyimpangan dalam setiap fungsi pengelolaan atau
manajemen aset daerah. Sistem atau Teknik pengawasan perlu ditingkatkan agar masyarakat mudah mengetahui
oknum-oknum yang hendak menyalahgunakan kekayaan milik daerah.

TUGAS 2

1.  Guna mengevaluasi pemahaman Anda mengenai penilaian aset, jawablah pertanyaan berikut:

 a. Jelaskan kembali mengenai prinsip-prinsip penilaian!

Penilaian aset adalah proses penilaian dalam memberikan suatu estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu
aset, harta berwujud dan harta tidak berwujud.

Prinsip-prinsip penilaian aset, sebagai berikut:

1. Prinsip penggunaan tertinggi dan terbaik


2. Prinsip antisipasi
3. Prinsip keseimbangan
4. Prinsip perubahan
5. Prinsip kompetisi
6. Prinsipkesesuian
7. Prinsip kontribusi
8. Prinsip penggunaan tetap
9. Prinsip pengembalianyang meningkat atau menurun
10. Prinsip penggantian
11. Prinsip permintaan dan penawaran
12. Prinsip surplus produktivitas

 b. Apa perbedaan pendekatan penilaian dengan menggunakan data pasar, biaya dan pendapatan?

Perbedaaan pendekatan penilaian dengan menggunakan

1) Data pasar, dilakukan untuk menentukan nilai dari obejek penilaian yang didasarkan pada harga pasar objek
yang dinilai. Penilaian dilakuakan dengan mempertimbangkan data penjualan atau data penawaran dari objek
pembanding sejenis atau pengganti dan data pasar yang terkait melalui proses perbandingan.
2) Biaya, dilakukan dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat atau memperoleh
objek penilaian atau penggantinya pada waktu penilaian dilakuakan. Kemudian, dikurangi dengan
penyusustan, keusangan fungsional, atau keusangan ekonomis.
3) Pendapatan,dilakukan dengan mempertimbangkan pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan objek
penilaian dan mengestimasi nilai melalui proses kapitalisasi.

2. a. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari setiap metode pemanfaatan seperti sewa, pinjam pakai, kerjasama
pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna bangunan.

BENTUK PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA

Sesuai dengan PMK Nomor 115/PMK.06/2020, karakteristik dan penjelasan terkait bentuk-bentuk pemanfaatan BMN
dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. SEWA

Definisi : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

Subjek : Pihak yang dapat menyewa antara lain Badan Usaha Milik Negara/Daerah/Desa, Perorangan, Unit
penunjang kegiatan penyelenggaraan pemerintahan/negara dan badan usaha lainnya.

Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun
sebagian.

Jangka waktu : Paling lama 5 (lima) tahun sejak dilakukan penandatanganan perjanjian dengan periode jam, hari,
bulan maupun tahun dan dapat diperpanjang.

Kontribusi : Nilai sewa.

Contoh : Sewa ruangan ATM, sewa Aula Dhanapala Kementerian Keuangan, dll.

2. PINJAM PAKAI

Definisi : Pemanfaatan BMN melalui penyerahan penggunaan BMN dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah
atau Pemerintah Desa dalam Jangka Waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut
berakhir, diserahkan kembali kepada Pengelola Barang/Pengguna Barang.

Subjek : Pihak yang dapat meminjam pakai adalah Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa.

Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun
sebagian.

Jangka Waktu : Paling lama 5 (lima) tahun sejak dilakukan penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.

Kontribusi : Manfaat ekonomi dan/atau sosial Pemerintahan Daerah atau Pemerintahan Desa.

Contoh : Pinjam Pakai Kendaraan Dinas, Pinjam Pakai Gedung Kantor, dll.

3. KERJA SAMA PEMANFAATAN (KSP)

Definisi : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan
negara bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya.

Subjek : Pihak yang menjadi mitra KSP adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan/atau swasta kecuali perorangan.

Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun
sebagian.

Jangka Waktu : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun, untuk KSP Penyediaan infrastruktur paling lama 50 (lima puluh)
tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.

Kontribusi : Kontribusi tetap dan pembagian keuntungan.

Contoh : KSP Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, dll.

4. BANGUN GUNA SERAH (BGS)/BANGUN SERAH GUNA (BSG)

Definisi : BANGUN GUNA SERAH adalah pemanfaatan BMN berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang telah disepakati. Selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

BANGUN SERAH GUNA adalah pemanfaatan BMN berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

Subjek : Pihak yang menjadi mitra BGS/BSG adalah BUMN, BUMD, Swasta kecuali perorangan atau Badan Hukum
Lainnya.

Objek : BMN berupa tanah

Jangka Waktu : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan tidak dapat diperpanjang.
Kontribusi : Kontribusi tahunan dan hasil BGS/BSG

Contoh : BGS Kompleks Tanah yang dikelola Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPGBK) Senayan,
DKI Jakarta, dll.

5. KERJA SAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (KSPI)

Definisi : Pemanfaatan BMN melalui kerja sama antara pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan
infrastruktur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Subjek : Pihak yang menjadi mitra KSPI adalah Badan Usaha Swasta berbentuk PT, Badan Hukum asing, BUMN,
BUMD, Anak perusahaan BUMN, dan Koperasi.

Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun
sebagian.

Jangka Waktu : Paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.

Kontribusi : Barang hasil KSPI dan pembagian atas kelebihan keuntungan (clawback).

Contoh : KSPI Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, dll.

6. KERJA SAMA TERBATAS UNTUK PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR (KETUPI)

Definisi : Pemanfaatan BMN melalui optimalisasi BMN untuk meningkatkan fungsi operasional BMN guna
mendapatkan pendanaan untuk pembiayaan infrastruktur lainnya.

Subjek : Pelaksana KETUPI adalah Penanggung Jawab Pemanfaatan BMN (PJPB) dan Badan Layanan Umum
(BLU) dengan mitra BUMD, Swasta berbentuk PT, Badan Hukum Asing atau Koperasi.

Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan beserta fasilitasnya.

Jangka Waktu : Paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.

Kontribusi : Pembayaran dana di muka (upfront payment) dan Aset hasil KETUPI

Contoh : Pembangunan Jalan Tol, Bendungan dan Pelabuhan yang dikelola oleh Badan Layanan Umum Lembaga
Manajemen Aset Negara (BLU LMAN) melalui skema KETUPI, dll.

b. Cari contoh pemanfaatan yang sukses dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah ( best practice) dan apa  yang 
menyebabkan pemerintah pusat/daerah tersebut optimal dalam melakukan pemanfaatan aset?

Contoh pemanfaatan yang sukses dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah ( best practice) dan apa  yang 
menyebabkan pemerintah pusat/daerah tersebut optimal dalam melakukan pemanfaatan aset?

Di Provinsi Kalimatan Utara, pemanfaatan BMN sudah banyak dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga, terutama
untuk pemanfaatan dalam bentuk sewa, baik itu sewa tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau
bangunan. Sepanjang tahun 2019 sampai 2020, tercatat kurang lebih 20 persetujuan pemanfaatan yang telah
disetujui oleh Pengelola Barang. Beberapa contohnya antara lain sewa tanah dan bangunan Kementerian Agama
Kab. Bulungan untuk Kantin dan Aula, sewa sebagian bangunan Kantor Imigrasi Tarakan untuk ATM, sewa sebagian
tanah Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Redeb untuk lahan penumpukan, sewa peralatan dan mesin
Universitas Borneo Tarakan dan masih banyak lagi.

Penyebab pemerintah pusat/daerah tersebut optimal dalam melakukan pemanfaatan aset adalah agar tidak
membebani APBD, khususnya terkait biaya pemeliharaan, dan adanya pihak yang ingin menguasai dari pihak lain
yang tidak bertanggung jawab serta menjadi sumber keuntungan pendapatan bagi APBD.

3. Jelaskan indikator sebuah organisasi memiliki kinerja yang baik dalam mengelola  aset!

Indikator sebuah organisasi memiliki kinerja yang baik dalam mengelola  aset, sebagai berikut:

a. Kondisi fisik aset harus dapatdigunakan secara aman dan efektif, berarti bahwa aset perlu dipelihara
agar berada dalam kondisi yang memadai untuk digunakan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dan memenuhi standar kesehatan dan keamanan yang relevan. Apabila aset tersebut
tidak mengalami masalah, maka kemampuan aset untuk memberikan pelayanan akan sesuai dengan
standar yang disyaratkan.
b. Fungsionalitas aset merupakan ukuran efektivitas dari suatu aset dalam mendukung aktivitas yang
akan dilakukan. Fungsionalitas suatu aset hendaknya ditinjau ulang secara rutin untuk
mengidentifikasi pengaruh signifikan atas pelayanan.
c. Utilisasi aset merupakan ukuran seberapa intensif suatu aset digunakan untuk memenuhi tujuan
pemberian pelayanan.
d. Kinerja keuangan aset dari suatu aset harus dievaluasi untuk menentukan apakah aset tersebut
dapat memberikan pelayanan yang sehat secara
ekonomis atau tidak.

Adapun indicator aset dengan pendekatan BSC (balances scorecard), yaitu pengukuran kinerja organisasi dalam
mengelola asetnya melalui empat perspektif yaitu:
1. Perspektif customer
Perspektif pelanggan difokuskan pada bagaimana organisasi memperhatikan
pelanggannya agar berhasil.

2. Perspektif learning and growht


Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memfokuskan pada
kemampuan manusia.

3. Perspektif financial
Balanced scorecard menggunakan tolak ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan
ROI (Return On Investment) karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam organisasi yang mencari laba.

4. Perspektif internal business process


Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang terbaik untuk
proses usaha yang lebih baik.

SESI 6

1. Serangkaian keputusan yang mencakup operasi pemeliharaan, seperti pemeliharaan terencana, perawatan
berkala, perawatan dan perbaikan kerusakan, serta penggantian secara efisien dan efektif untuk mempertahankan
kinerja peralatan/fasilitas/aset agar tetap produktif disebut

A. Manajemen perencanaan.
B. Manajemen pemeliharaan.
C. Manajemen pengoperasian.
D. Manajemenen perbaikan

2. Pemeliharaan yang dilakukan karena adanya kerusakan atau kondisi darurat yang perlu segera dilaksanakan untuk
mencegah kerusakan yang lebih parah dikenal dengan pemeliharaan ...

A. Pemeliharaan terencana.
B. Pemeliharaan tidak terencana.
C. Perawatan berkala.
D. Peremajaan

3. Berikut ini yang BUKAN merupakan tujuan dari pemeliharaan aset adalah ...

A. Memperpanjang kegunaan aset.


B. Menjamin keselamatan orang yang menggynakan peralatan.
C. Memudahkan untuk dijual kembali.
D. Mencapai biaya pemeliharaan serendah mungkin
4. Tahapan manajemen pemeliharaan yang didalamnya terdapat perancangan pekerjaan, penetapan SOP dan
mengalokasikan pekerjaan disebut dengan ...

A. Pengidentifikasian.
B. Perencanaan.
C. Penjadwalan.
D. Pengorganisasian

5. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan adalah ...

A. Pelayanan.
B. Penilaian.
C. Pembiayaan.
D. Tenaga teknisi yang kompeten

DISKUSI

1. Jelaskan kembali perbedaan ketiga jenis perawatan terencana yaitu perawatan pencegahan, perawatan korektif
dan pemeliharaan untuk peningkatan disertai contohnya!

Manajemen pemeliharaan adalah serangkaian keputusan yang mencakup operasi pemeliharaan, sepeeti
pemeliharaan terencana, perawatan berkala, perawatan dan perbaikan kerusakan serta penggantian secara efisien
dan efektif untuk mempertahankan kinerja peralatan/fasilitas/aset agar tetap produktif. Manajemen yang dimaksudkan
untuk mengelola pemeliharaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian dalam
pemeliharaan. Secara garis besar, ada jenis pemeliharaan yang terencana dan tidak terencana, berikut
pengertiannya:

Pemeliharaan terencana ialah pemeliharaan yang dilakukan secara terorganisasi untuk mengantisipasi kerusakan
peralatan pada waktu yang akan datang.

Pemeliharaan terencana terdiri dari :


a. Perawatan pencegahan, dapat berupa kegiatan pemeriksaan, kalibrasi, perbaikan kecil dan servis berkala. Sistim
pemeliharaan yang dilaksanakan atas dasar rencana/waktu yang telah ditetapkan sebelumnya dan bersifat untuk
menghindari/mencegah kerusakan yang mungkin tejadi.
b. Perawatan korektif, kegiatan pemeliharaan karena adanya ketidaksesuaian sehingga peralatan dapat berfungsi
kembali,
c. Pemeliharaan untuk peningkatan penggantian suku cadang dan modifikasi.
Contoh :

A. Membersihkan mesin sebelum digunakan dari debu, kotoran dengan cara memolesakan minyak mesin guna untuk
menghindari komponen mesin yang tersendat agar komponen mesin tidak berkarat. Selanjutnya melakukan
pengecakan pada mesin sebelum mesin mulai dioperasikan setiap hari.
B. Peralatan kantor (computer, mesin fotokopi, dll), sebelum dan sesudah harus rutin dibersihkan, setelah pemakaian
juga disimpan ditempat semula dan selalu control peralatan yang dibutuhkan.

2.Jelaskan kembali perbedaan ketiga jenis perawatan tidak terencana yaitu   pemeliharaan darurat, pemeliharaan
setelah terjadi kerusakan dan pemeliharaan berhenti disertai contohnya!

Pemeliharaan tak terencana ialah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya kerusakan atau kondisi darurat yang
perlu segera dilakasanakan untuk mencegah akibat kerusakan yang lebih parah.
a. Pemeliharaan darurat, kegiatan pemeliharaan yang harus segera dilakukan karena akan terjadi kerusakan yang
tidak terduga. Suatu tindakan pemeliharaan yang perlu segera ditangani/diselesaikan dengan secepatnya untuk
menghindari kerusakan yang lebih parah atau fatal.
b. Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan, kegiatan pemeliharaan ini dilakukan, ketika terjadi kerusakan pada
peralatan dan fasilitas.
c. Pemeliharaan berhenti, pemeliharaan yang hanya dilakukan selama fasilitas/peralatan tersebut dalam kondisi
berhenti.
Contoh :

A. Memperbaiki mesin dengan cara memperbaikik atau mereparasi mesin-mesin yang rusak dengan cara membawa
mesin ke tempat tukang reparasi mesin. Dikarenakan perusahaan tidak memiliki karyawan tetap yang menangani
langsung perbaikan pada mesin.

B. Memperbaiki atap plafon kantor yang rusak /roboh dengan cara memperbaiki menganti dengan yang alat atau
bahan pengganti plafon yang baru serta mengadakan/memanggil tenaga/tukang bangunan untuk menangani
kerusakan tersebut.

Dengan demikian, diperlukan keputusan manajemen pemeliharaan yang tepat, bukan berarti manajemen
pemeliharaan yang baik peralatan terus dipelihara tanpa ada analisis yang diteliti, sehingga memang laju kerusakan
turun dan MBTF turun. Akan tetapi, biaya suku cadang/material dan biaya pemeliharaan akan rusak sehingga akan
terjadi paradoks.

Manajemen pemeliharaan dapat efisien dan efektif serta aset tetap produktif bahkan meningkat, sebaliknya apabila
terlalu banyak melakukan pemeliharaan, hal tersebut akan menyebabkan waktu, biaya pemeliharaan meningkat, dan
waktu down time peralatan makin panjang, oleh karena itu manajemen pemeliharaan perlu pengaturan yang tepat
disesuaikan dengan tujuan maksud pemeliharaan tersebut. Proses pemeliharaan diikuti dengan proses pengawasan.
Tanggungjawab memelihara tidak hanya petugas, namun pemakai juga seperti masyarakat, sehingga perlu sifat
kesadaran, dan asa memiliki oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan atas pemakaian fasilitas publik. Perlu
menjadi suatu yang wajib dan mengikat secara hukum. Masyarakat akan memiliki budaya memelihara atau care dari
fasilitas publik.

SESI 7

1. Tindakan menghapus barang/aset dari penyimpanan, daftar inventaris, atau administrasi aset dengan
pertanggungjawaban. Keputusan untuk menghapuskan aset memerlukan analisis ekonomis secara menyeluruh dan
dalam kerangka perencanaan terpadu yang memperhatikan kebutuhan pemberian pelayanan, tujuan organisasi,
keterbatasan finansial atau anggaran, serta tujuan alokasi sumber daya pemerintah disebut dengan ...

A. Penghapusan Aset.
B. Pemindahtanganan Aset.
C. Pengalihan Aset.
D. Peremajaan Aset

2. Berikut ini yang BUKAN merupakan alasan suatu barang dihapuskan adalah ...

A. Tidak tercatat dalam buku daftar inventaris barang.


B. Membebani penyimpanan atau gudang dengan barang rusak, tak terpakai dan kedaluwarsa, serta
membebani lingkungan dengan polusi..
C. Menambah beban/kerugian dalam biaya pemeliharaan, penyimpanan, dan pengamanannya.
D. Merusak lingkungan hidup atau lingkungan kerja

3. Apa yang menjadi dasar pertimbangan penghapusan barang bergerak?

A. Terkena program planologi kota.


B. Lokasi.
C. Hilang.
D. Rencana strategis hankam

4. Pemindahtanganan dengan cara hibah artinya ...

A. barang milik daerah yang dialihkan kepemilikan kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam
bentuk uang.
B. pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, antarpemerintah daerah,
atau dari pemerintah daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.
C. pengalihan kepemilikan yang dilakukan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, antarpemerintah
daerah/pemda, atau antara pemerintah daerah dan pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk
barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.
D. kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal/saham pada badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya

5. Pengalihan kepemilikan barang milik organisasi pemerintah kepada pihak lain sebagai kelanjutan dari kegiatan
penghapusan, yaitu dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai modal pemerintah, seperti
kepada badan usaha milik negara/daerah (BUMN/BUMD) atau dari pemerintah kepada pihak lain dikenal dengan ...

A. Penghapusan Aset.
B. Peremajaan Aset.
C. Pengalihan Aset.
D. Pemindahtanganan Aset

DISKUSI

1. Apa kualifikasi kendaraan dinas operasional yang dapat dijual? Bagaimana proses penghapusan kendaraan
dinas operasional?

Penghapusan adalah tindakan menghapus barang/aset dari penyimpanan, daftar inventaris, atau administrasi aset
secara bertanggung jawab, sedangkan
Pengalihan/Pemindahtanganan aset ialah pengalihan kepemilikan barang milik organisasi pemerintah kepada pihak
lain sebagai kelanjutan dari kegiatan penghapusan yaitu dengn cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan
sebagai modal pemerintah seperti ke badan usaha milik negara/daerah (BUMN/BUMD) atau dari pemerintah kepada
pihak lain.

Alasan suatu barang/aset dilakukan penghapusan disebabkan hal berikut :


1. membebani penyimpanan atau gudang dengan barang rusak, tak terpakai dan kedaluwarsa serta membebani
lingkungan dengan polusi.
2. menambah beban/kerugian dalam biaya pemeliharan, penyimpanan, dan pengamanannya.
3. membebani terus dalam administrasi dan sebagainya.
4. apabila dihapuskan, hasil penjualan dari barang-barang merupakan bagian dari penerimaan daerah.
5. merusak lingkungan hidup atau lingkungan kerja.

Adapun aset/barang yang dapat dilakukan pemindahtanganan dengan cara sebagai berikut :
1. Dijual. Penjualan BMD yang dialihkan kepemilikan kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk
uang. Barang yang dapat dijual diantaranya adalah kendaraan dinas pejabat negara, kendaraan dinas operasional,
dan rumah daerah golongan III (rumah milik daerah yang disediakan untuk ditempati oleh pegawai negeri)
2. Dihibahkan, pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah daerah atau dari pemerintah daerah kepada pihak lain,
tanpa memperoleh penggantian. Hibah perlu mempertimbangkan kepentingan social, keagamaan, kemanusiaan,
serta penyelenggaraan pemerintah daerah. Barang yang akan dihibahkan itu harus memenuhi persyaratan seperti
bukan merupakan barang rahasia negara, bukan merupakan barang yang menguasai hajat orang banyak, dan tidak
digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
3. Tukar-menukar barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan yang dilakukan antara pemerintah daerah dan
pemerintah pusat, antara pemerintah daerah/pemda atau antara pemerintah daerah dan pihak lain dengan menerima
penggantian dalam bentuk barang sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.
4. Penyertaan modal, semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk
diperhitungkan sebagai modal/saham pada BUMN/D atau badan hukum lainnya.

1. Pada pertanyaan pertama, disana diminta menjelaskan kualifikasi dinas operasional yang dapat dijual yaitu :
Kendaraan dinas operasional yang dapat dijual adalah kendaraan dinas operasional yang telah dihapus dari daftar
inventaris barang milik daerah dan dapat dijual dengan pelelangan baik pelelangan umum maupun pelelangan
terbatas.
Dengan syarat sebagai berikut :
a. Yang telah berumur lima tahun lebih
b. Tidak akan menggangu kelancaran pelaksanaan tuggas sehari-hari
c. Telah ada penggantinya

Proses penghapusan sebagai berikut :


a. Permohonan penghapusan kendaraan dinas operasional, pengguna/kuasa pengguna barang mengajukan usul
penghapusan kendaraan dinas operasional yang telah memenuhi persyaratan umur kendaraan kepada kepala daerah
melalui pengelola.
b. Pembentukan panitia penghapusan, untuk melaksanakan penelitian atas kendaraan yang dimohon untuk dihapus,
kepala daerah dengan surat keputusan membentuk panitia penghapusan kendaraan dinas operasional.

2. Apa kualifikasi rumah daerah yang dapat dijual? Bagaimana proses penghapusan rumah daerat tersebut?

Kualifikasi rumah daerah yang dapat dijual yaitu Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 tahun 2007
Pasal 65 ayat 2. Rumah daerah golongan III milik daerah dapat dijual/disewabelikan kepada pegawai , rumah milik
daerah yang dapat dijual/disewabelikan kepada pegawai hanya;
1. Rumah daerah golongan III dan
2. Rumah daerah golongan II yang telah diubah golongannya menjadi rumah dinas golongan III yang permanen,
semipermanen dan darurat yang telah berumur 10 tahun atau lebih. Penentuan rumah daerah golongan III ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
3. Pegawai yang dapat membeli rumah dinas daerah adalah penghuni yang pemegang Surat Ijin Penghunian yang
dikeluarkan oleh Kepala Daerah;
4. Rumah dinas daerah dimaksud tidak sedang dalam sengketa; dan
5. Rumah dinas daerah yang dibangun di atas tanah yang tidak dimiliki oleh Pemerintah Daerah, maka untuk
memperoleh hak atas tanah harus diproses tersendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Sedangkan rumah dinas milik daerah yang tidak dapat dijual adalah :
a. rumah daerah golongan I;
b. rumah daerah golongan II, kecuali yang telah dialikan menjadi rumah daerah golongan III,
c. rumah daerah golongan III yang masih dalam sengketa;
d. rumah daerah golongan III yang belum berumur 10 tahun.

1. Jelaskan alasan suatu peralatan dapat dilakukan penggantian atau peremajaan!

Alasan suatu peralatan dapat dilakukan penggantian atau peremajaan, sebagai berikut:

a. Keperluan perubahan
Penggantian aset lama dengan aset yang baru, untuk mengoptimalkan kemampuan aset yang sudah ada dan
memperbasar kapasitas aset tersebut.
b. Kerusakan fisik/ teknis
Kondisi yang tadi menururn menjadi standar kembali ( aset terkendala rusak)
c. Ketinggalan zaman/absolit
Karena aset tersebut tidak ekonomis atau biaya operasinya bertambah naik sesuai bertambah usia peratan
(aset terlalu lama dengan keadaan kondisi memakan perbaikan secara terus-menerus)
d. Pendanaan
Perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap operasi fisik atau penggunaan aset dan melibatkan
pertimbangnan pajak
e. Biaya penggantian
Biayan penggantian dapat diukur jumlahnya dengan cara membeli atau memproduksi barang atau jasa yang
sama, baik jenia maupun kondisinya.

2. Jelaskan umur teknis dan umur ekonomis serta hubungannya dengan    manajemen pemeliharaan!

a. umur teknis adalah jangka waktu ketika suatu perlatan masih berfungsi secara teknis yang artinya masih bisa
digunakan sesuia dengan tujuan dan kondisi penggunaannya semuala

b. umur ekonomis adalah jangka waktu ketika suatu fasilitas bisa berfungsi secara ekonomis yang artinya dengan
biaya minimum.

Berkaitan hubungannya dengan manajemen pemeliharaan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan dan
keputusan penggantian peralatan. Suatu peralatan sebaiknya diganti pada saat umur ekonomis sudah tercapai. Hal
ini akan meminimum biaya peralatan tersebut. Untuk menentukan umur ekonomis suatu perlatan, peril dianalisis
terlebih dahulu biaya-biaya terkait dengan perlatan tersebut.

Biaya-biaya yang terkait untuk menentukan umur ekonomis,sebagai berikut:

a. Biaya investasi awal peralatan


b. Biaya operasi dan pemeliharaan

Untuk menghitung umur ekonomis perlatan, dapat digunakan ekonomi teknik.

3. Jelaskan tahapan dalam melakukan manajemen pemeliharaan!

A. Jelaskan alasan penghapusan barang bergerak berdasarkan pertimbangan teknis, ekonomis dan karena hilang!

tahapan dalam melakukan manajemen pemeliharaan, sebagai berikut:

a. Pengidentifikasi atau munculnya inisiatif untuk melaksanakan pelayanan pemeliharaan


b. Perencanaan pemeliharaan
c. Penyusunan jadwal dan perincian tugas pemeliharaan
d. Pengorganisasi pekerjaan pemeliharaan
e. Pelaksanaan pemeliharaan
f. Pengendalian dan analisis proses dan hasil pemeliharaan

Alasan penghapusan barang bergerak berdasarkan

Pertimbangan teknis:

a. Secra fisik yeknis barang tidak dapat dipergunakan karena rusak berat dan tidak ekonomis apabila diperbaiki
b. Secara teknis , tidak dapt digunakan lagi akibat modernisasi
c. Telah melampaui batas waktu kegunaannya/kedaluwarsa
d. Penggunaan biasa mengalami perubahan dalam spesifikasi, sperti terkikis, aus, dll
e. Selisih kurang dalam timbangan/ ukuran disebabkan penggunaan/susut dalam penyimpanan/ pengangkutan

Pertimbagan Ekonomis:

a. Karena berlebih (surplus, ekses)


b. Secara ekonomis lebih menguntungkan daerah apabila dihapus karena biaya operasional dan
pemeliharaannya lebih besar daripada manfaat yang diperoleh

Hilang/kekurangan oleh penyimpanan atau kerugian yang disebabkan:

a. Kesalahan atau kelalaian penyimpanan atau pengurus barang


b. Diluar kesalahan/kelalaian penyimpanan atau pengurus barang
c. Mati bagi tanaman atau ternak/hewan
d. Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga

B. Bagaimana proses penghapusan barang milik daerah?


Proses penghapusan barang milik Daerah:

a. Dilakukan membentuk tim/panitia penghapusan barang milik daerah dan sesuai kebutuhan
b. Tugas tim penghapusan,:
a) Memeriksa /meneliti kondisi barang yg akan dihapus:
1. Meneliti barang yang akandihapus
2. Meneliti kondisi barang yg akan dihapus
3. Manetapkan perkiraan nilai barang yg akan dihapus
4. Membuat berita acara pemeriksaan
b) Menyelesaikan kelengkapan administrative usulan penghapusan
c) Menyusun rencana penghapusan
d) Mengajukan usulan penghapusan kpd pemngelola barang
e) Mengajukan pelaksanaan pelelangan barang melalui kantor lelang setempat
f) Membuat laporan pelaksanaan penghapusan
g) Laporan harus disampaikan panitia penghapusan kepada pejabat yang menerbitkan surat keputusan
penghapusan selambat-lambatnya 30hari setelah serah terima dilakukan

Selanjutnya pengelola barang mengajukan permohonan persetujuan kpd kepala daerah mengenai rencana
penghapusan barang tersebut dengan melampirkan berita acara hasil penelitian panitia penghapusan. Setlah
penhapusan ditetapkan surat keputusan pengelola ata nama kepala daerah yg menetapkan cara penjualan dgn lelang
umum atau lelang terbatas, disumbangkan/dihibahkan atau dimusnahkan.

4. Apa yang menjadi pertimbangan utama bahwa aset pemerintah dapat dihibahkan?

Yang menjadi pertimbangan utama bahwa aset pemerintah dapat dihibahkan, yaitu:

a. Kepentingan sosial
b. Keagamaan
c. Kemanusiaan
d. Penylenggaraan pemerintah daerah

Dengan memenuhi syarat:

a. Bukan barang rahasia negara


b. Bukan varang yg menguasai hajat hidup orang banyak
c. Tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugas pokok dab fungsi dalam penyelenggaraan pemerintah
daerah

A. Cari contoh kasus mengenai hibah aset yang dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah!

Contoh:

Pemerintah Bagi-Bagi Aset Bekas Pertamina Senilai Rp 511 M

Tanah seluas 5.000 m2 senilai Rp59 miliar ditetapkan status penggunaannya kepada Kementerian Luar Negeri yang
digunakan untuk pembangunan gedung baru Kantor Pusat Perwakilan PBB/United Nations House;5. "Penetapan
Status Penggunaan (PSP) dan hibah BMN ini dilakukan DJKN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus
mendukung upaya pengurangan ketimpangan melalui peningkatan kualitas belanja modal yang produktif dan efisien,"
tutur Isa saat dijumpai dalam acara serah terima aset esk Pertamina di Aula DJKN Kementerian Keuangan, Jakarta,
Selasa (7/8/2018).Lebih lanjut, ia menjelaskan, aset yang dihibahkan tersebut merupakan aset Pertamina yang telah
diserahkan Pertamina sejak 2003 sebelum perusahaan migas pelat merah tersebut berubah status menjadi
Perseroan Terbatas (PT).

(https://www.selapan.com/hibah/contoh-kasus-hibah-aset-yang-dilakukan-oleh-pemerintah-pusatdaerah)

5. Apa yang dimaksud dengan penghapusan barang milik negara/daerah dalam rangka penyertaan modal
pemerintah?
Penghapusan barang milik negara/daerah dalam rangka penyertaan modal pemerintah adalah Kekayaan yang tidak
dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham pada badan usaha mili
negara/daerah atau badan hukum lainnya.

6. Jenis aset apa saja yang dapat dilakukan penyertaan modal pemerintah?

Jenis aset apa saja yang dapat dilakukan penyertaan modal pemerintah:

a. Tanah atau bagunan milik daerah yang telah diserahkan oleh pengguna kepada kepala daerah melalui
pengelola barang
b. Tanha atau banguna yang dari awal pengadaanya direncanakan untuk disertakan sebagai modal pemerintah
daerah sesuai tercantum dalam dokumen penganggran
c. Barang milik daerah lainnya, selain tanag atau bangunan.

SESI 8

1. Logistik penanggulangan bencana dikenal juga dengan

A. Aid logistic.
B. Disaster logistic.
C. Humanitarian logistic.
D. Infrastructure logistic

2. Yang harus diperhatikan dalam mengelola logistik penanggulangan bencana dalah ...

A. Sumber daya manusia.


B. Manajemen penanggulangan bencana.
C. Alam.
D. Infrastruktur

3. Kategori logistik dan paket logistic terdiri dari

A. Pencegahan dan kesiapsiagaan.


B. Tanggap darurat.
C. Sandang.
D. Rehabilitasi

4. Berikut ini yang BUKAN termasuk standar minimal peralatan penanggulangan bencana tingkat nasional dan daerah

A. Alat angkut (darat, udara, laut).


B. Alat berat.
C. Alat komunikasi dan elektronik.
D. Sandang dan Pangan

5. Standar logistik yang dikenal dengan istilah buffer stock seperti paket pangan dan paket logistik minimal di setiap
provinsi dikenal dengan..

A. Tahap tanggap darurat.


B. Tahap kesiapsiagaan.
C. Tahap rehabilitasi.
D. Tahap rekonstruksi
DISKUSI 8

Apa perbedaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana dan logistik organisasi pada umumnya coba jelaskan
perbedaannya dan mengapa ?

Manajemen Logistik dan Peralatan bencana penanggulan bencana merupakan serangkaian keputusan untuk
mengelola secara efisien dan efektif proses perencanaan kebutuhan, pengadaan/penerimaan,
pergudangan/penyimpanan, pendistribusian, pengangkutan, penerimaan di tujuan, penghapusan dari bantuan logistik
dan peralatan dalam bencana.
Sedangkan Logistik Penanggulangan bencana merupakan logistik kemanusiaan atau humanitarian logistik yang
merupakan suatu keharusan karena meringankan korban bencana serta perlu dikelola dengan cepat, tepat, terpadu
dan akuntabel.

Dalam mengelola logsitik kemanusiaan, agar pelayanan ataupun bantuan bisa optimal dalam penanganan bencana
ini, perlu adanya suatu informasi mengenai standarisasi berbagai kebutuhan agar dapat disiapkan dulu sehingga
pada waktu terjadinya bencana, peralatan dan infrastuktur ini telah siap. Standarisasi logistik meliputi beberapa aspek
jenis logsitik seperti pangan, sandang, dan logistik lain yang disesuaikan dengan tahap kejadian bencana, misalnya
tahap kesiapsiagaan, tahap tanggap darurat serta tahap rehabilitasi dam rekonstruksi.

Standar peralatan terdiri atas standar minimal peralatan penanggulangan bencana, standar peralatan bencana gempa
bumi, peralatan bencana tsunami, peralatan bencana gunung api, dan peralatan tanah longsor, peralatan bencana
kebakaran hutan dan lahan, peralatan bencana kegagalan teknologi, peralatan bencana angin topan, peralatan
bencana abrasi pantai, peralatan bencana pandemi/keadaan luar biasa, peralatan bencana kekeringan, peralatan
bencana konflik sosial, standar peralatan bencana teroris, dan peralatan bencana banjir.

Sesuai penjelasan diatas maka kita dapat mengetahui perbedaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana
dan logistik organisasi yaitu tujuan utama dari logistik organisasi ialah memaksimalkan keuntungan sedangkan logistik
penanggulangan bencana menyelematkan kehidupan dan membantu atau sebagai donator. Perbedaan kedua bisa
kita tinjau pada teknologi dan sistem informasi pada logistik organisasi menggunakan yang sangat maju digunakan
dengan paket perangkat lunak sedangkan logistik penanggulangan bencana teknologi yang digunakan tidak canggih,
beberapa paket perangkat lunak yang digunakan tidak canggih, beberapa paket perangkat lunak yang digunakan
dapat menekan dan melacak data logistik. Selain itu, kita dapat pahami juga perbedaan ini secara detail pada
halaman 9.7 pada BMP ADPU 4534 pada tabel 9.2 dimana pada tabel tersebut telah diuraikan secara jelas dan rinci.

Anda mungkin juga menyukai