Anda di halaman 1dari 4

1.

Kemukakan bagaimana pengelolaan aset milik pemerintah pusat/daerah


dan uraikan dampak yang ditimbulkan khususnya dalam pemberdayaan
ekonomi!
Jawab : Berlakunya Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah
dan Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara
pemerintah pusat dan daerah memberikan kesempatan yang terbuka bagi
daerah agar
membangun dan mengembangkan daerah sesuai dengan kebutuhan dan
prioritasnya
masing-masing
Salah satu kunci dari keberhasilan pengelolaan ekonomi daerah
adalah
manajemen aset. Pentingnya manajemen aset secara tepat dan
berdayaguna, dengan
didasari prinsip pengelolaan yang efisien dan efektif, diharapkan akan
memberi
kekuatan terhadap kemampuan pemerintah dalam membiayai pembangunan
daerahnya
yang tercermin dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Aset daerah merupakan sumberdaya penting bagi pemerintah daerah
sebagai
penopang utama pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, penting bagi
pemerintah daerah untuk dapat melakukan manajemen aset secara
memadai. Dalam manajemen aset, pemerintah daerah harus menggunakan
pertimbangan aspek perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,
penatausahaan,pemanfaatan atau penggunaan, pengamanan dan
pemeliharaan, penilaian,
penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar aset daerah mampu
memberikan kontribusi optimal bagi pemerintah daerah yang bersangkutan
sehingga arah Pembangunan di Bidang Pengelolaan Aset Daerah dapat
terintegrasi dan terprogram dengan baik.

2. Berikan salah satu contoh pengelolaan manajemen logistik pada organisasi


publik yang bersumber dari jurnal ilmiah!
Jawab : organisasi pemerintah merupakan institusi pemberi pelayanan
kepada publik. Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah pelayanan
logistik. Peran logistik pada organisasi pemerintah, meliputi logistik internal,
yaitu kebutuhan barang untuk beroperasinya organisasi pemerintah tersebut
dan melayani logistik eksternal, yaitu melayani logistik untuk masyarakat,
perusahaan maupun institusi lainnya. Pelayanan logistik kepada pihak
eksternal tersebut walaupun pemerintah bukan pelaku logistik secara
langsung, namun pemerintah bertindak melayani dalam kebijakan,
informasi,dukungan fasilitas umum, seperti jalan, transportasi, terminal,
pelabuhan,pasar. Logistik yang dikelola dengan tepat, baik secara kuantitas,
kualitas maupun waktu dan biaya, dapat menjadi aset utama organisasi
publik, yaitu sebagai sumber pendapatan yang strategis dan berperan
mendorong kegiatan ekonomi. Secara umum, kegiatan logistik merupakan
penyampaian atau pengiriman barang atau material dalam jumlah tertentu
dan waktu yang tepat ke suatu lokasi tertentu dengan biaya seminim
mungkin. Melalui proses logistik, material dapat sampai ke tempat produksi
melalui saluran distribusi sehingga mampu memberikan kegunaan (utility)
yang baik. Dengan demikian, sistem logistik merupakan sumber penciptaan
nilai tambah baru (creation of the new value added), yaitu dalam
mempermudah dan memperlancar aliran barang dan jasa sehingga menjadi
suatu pelayanan terpadu yang selanjutnya merupakan sumber-sumber
pendapatan. Manajemen logistik berfungsi untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan aliran penyimpanan barang,
pelayanan dan informasi yang terkait dari saat awal hingga pada titik
konsumen guna memenuhi kebutuhan pelanggan.
contoh, pada saat general motors acceptance corporation memperpanjang
pinjaman untuk pembelian mobil prospektif maka utilitas kepemilikan menjadi
mungkin. Utilitas bentuk dan kepemilikan tidak secara spesifik berhubungan
dengan logistik, juga tidak akan mungkin terwujud tanpa membawa barang-
barang yang sesuai yang dibutuhkan untuk konsumsi atau produksi ke tempat
yang tepat pada waktu yang tepat dan dalam kondisi yang tepat pada biaya
yang tepat. Utilitas waktu adalah suatu nilai tambah dengan memiliki barang
pada saat dibutuhkan. Hal ini dapat terjadi di dalam suatu organisasi, di mana
seluruh material dan suku cadang dibutuhkan untuk produksi. Seperti logistik
pengiriman tepung dari pabrik penggilingan ke fasilitas produksi sehingga
produk roti yang terjadi dapat sesuai jadwal, tersedia di pasar, di mana
konsumen dapat memiliki barang pada saat dibutuhkan. Hal ini secara erat
berhubungan dengan utilitas tempat, dalam arti memiliki barang atau jasa
pada saat dibutuhkan. Utilitas tempat dan waktu perlu didukung logistik
secara langsung sehingga konsumen terpuaskan.
4. a. Uraikan pendapat anda kodefikasi barang termasuk inventarisasi aspek fisik atau aspek
yuridis?

Jawab : Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Barang


Milik Negara/Daerah memberikan definisi penatausahaan sebagai rangkaian kegiatan yang
meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan Barang Milik Negara/Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Penatausahaan BMN diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan
Barang Milik Negara. PMK ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi Penggelola
Barang dan Pengguna Barang dalam pelaksanan penatausahaan BMN.
Definisi inventarisasi aset menurut Doli D. Siregar merupakan kegiatan yang
terdiri dari dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan inventarisasi yuridis/legal. Aspek fisik
terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume, jenis, alamat, dan lain-lain. Sedangkan aspek
yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan.
Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodefikasi/labeling, pengelompokan, dan
pembukuan/adminstrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset.” Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2020, dalam Pasal 85 mengatur bahwa Pengguna Barang melakukan
inventarisasi BMN paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, dikecualikan BMN berupa
persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan (KDP) dilakukan oleh Pengguna Barang setiap
tahun. Pengguna Barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada Pengelola
Barang paling lambat 3 (tiga) bulan setelah selesainya inventarisasi. Terkait
Kementerian/Lembaga yang telah melaksanakan inventarisasi BMN berupa aset tetap tiap 5
(lima) tahun, DJKN belum memiliki data dimaksud, sehingga belum dapat diukur tingkat
keberhasilan dari pelaksanaan inventarisasi BMN dengan perbaikan penatausahaan BMN
pada satuan kerja.

b. Uraikan manfaat mengenai kodefikasi barang

Jawab : Kodefikasi barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a,


ditujukanbagi pemerintah daerah dalam melakukan kodefikasi yang menggambarkan kode
akun, kode kelompok, kode jenis, kode objek, kode rincian objek,kode sub rincian objekdan
kode sub-sub rincian objek barang milik daerah.

Dalam operasional bisnis, pengadaan barang tidak berhenti pada penyimpanan produk ke
gudang saja. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk melengkapi manajemen inventaris.
Salah satunya adalah proses membuat dan menyematkan kode barang. Sering disebut juga sebagai
nomor identifikasi barang, kombinasi huruf dan angka ini perlu dibuat secara unik namun tetap
mudah dikenali. kode barang berarti hanya menunjukkan sedikit karakter namun sudah mewakili
beberapa informasi penting terkait penamaan. Meski tidak terlalu detail, informasi yang dibutuhkan
dan yang paling membedakan diantara barang lainnya sudah tersampaikan.

c. Jelaskan lebih lanjut mengenai pengertian kode lokasi atau dikenal juga dengan kode
kepemilikan barang dan bagaimana ketentuannya?

Jawab : Kode Lokasi adalah nomor kode yang menggambarkan atau menjelaskan status

kepemilikan barang pada Bidang, Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Unit Kerja. Hal lain yang diatur
juga dalam Pedoman ini adalah Kode Lokasi Barang yang merupakan identitas Status Kepemilikan
Barang dan Kode Register merupakan identitas barang yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
yang diletakkan atau diberi label/stiker pada barang yang bersangkutan sehingga memudahkan
untuk diketahuip

Anda mungkin juga menyukai