Anda di halaman 1dari 39

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengelolaan Barang Milik Negara

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004

Tentang Perbendaharaan Negara, pada pasal 1 ayat (10) dijelaskan bahwa Barang

Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN

atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Selanjutnya berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah, pada pasal 2 dijelaskan bahwa barang milik negara/daerah

meliputi:

1) Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D.

2) Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, yaitu:

(1). Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis.

(2). Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak.

(3). Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang.

(4). Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

Menurut Puspitoarum (2016:232-233) terdapat tiga prinsip dasar

pengelolaan kekayaan aset negara, yakni:

14
1) Perencanaan

Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk merumuskan rincian kebutuhan

BMN untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan

keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan

yang akan datang. Perencanaan kebutuhan barang milik negara disusun

dalam rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja

perangkat daerah setelah memperhatikan ketersediaan barang milik negara

yang ada. Perencanaan kebutuhan barang milik negara berpedoman pada

standar barang, standar kebutuhan, dan standar harga.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan seluruh rangkaian proses mulai dari pengadaan,

penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,

penghapusan, pemindahtanganan, dan penatausahaan.

3) Pengawasan

Pengawasan yang ketat perlu dilakukan sejak tahap perencanaan hingga

penghapusan aset. Keterlibatan auditor internal dalam proses pengawasan

ini sangat penting untuk menilai konsistensi antara praktek yang dilakukan

dengan standar yang berlaku.

Adapun pengelolaan barang milik negara dilaksanakan dengan

memperhatikan azas-azas sebagai berikut Puspitoarum (2016:234):

1) Azas fungsional

Azas fungsional yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

dibidang pengelolaan barang milik negara yang dilaksanakan oleh kuasa

15
pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan sesuai fungsi,

wewenang dan tanggungjawab masing-masing.

2) Azas kepastian hukum

Azas kepastian hukum yaitu pengelolaan barang milik negara harus

dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan serta

azas kepatutan dan keadilan.

3) Azas transparansi

Azas transparansi yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara

harus transparan dan membuka diri terhadap hak dan peran serta masyarakat

dalam memperoleh informasi yang benar dan keikutsertaannya dalam

mengamankan BMN.

4) Azas efisiensi

Azas efisiensi yaitu penggunaan barang milik negara diarahkan sesuai

batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka

menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara

optimal.

5) Azas akuntabilitas publik

Azas akuntabilitas publik yaitu pengelolaan barang milik negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

6) Azas kepastian nilai

Azas kepastian nilai yaitu pengelolaan barang milik negara harus didukung

oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai BMN. Kepastian nilai merupakan

16
salah satu dasar dalam penyusunan neraca pemerintah dan

pemindahtanganan BMN.

2.1.2 Asistensi Penatausahaan Aset

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

71/PMK.06/2016 Tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak

Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas Dan Fungsi Kementerian

Negara/Lembaga, pada Pasal 1 ayat (11) dijelaskan bahwa penatausahaan adalah

rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan BMN

sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Penatausahaan

menghasilkan dokumen yang digunakan sebagai bukti untuk mencatat transaksi

dalam proses akuntansi meliputi semua dokumen yakni semua barang yang dibeli

atau diperoleh atas Beban Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari

perolehan lainnya yang sah, yang berada dalam penguasaan kuasa pengguna

barang/pengguna barang dan berada dalam pengelolaan barang (Bolendea, dkk,

2017:1107).

Menurut Mcmahon (1997) Asistensi merupakan kegiatan transfer atau

adaptasi ide-ide, pengetahuan, praktik, teknologi atau keahlian untuk mendorong

pembangunan ekonomi. Sedangkan tujuan dari asistensi itu sendiri diklasifikasikan

sebagai berikut (a) pengembangan kebijakan, (b) pengembangan kelembagaan, (c)

peningkatan kapasitas, (d) dukungan proyek atau program.

Seiring perkembangan saat ini untuk mewujudkan kinerja pemerintahan

yang akuntanbilitas khususnya dibidang pengelolaan aset, maka diperlukan

peningkatan kompetensi dan kemampuan SDM. Hal tersebut dapat diwujudkan

17
dengan bekerjasama dengan tim asistensi / fasilitator dalam jangka waktu tertentu

kepada pengelola aset di unit kerja masing-masing. Peningkatan kemampuan SDM

melalui asistensi, yaitu berupa pendampingan teknis dengan ruang lingkup dari

pendampingan teknis itu sendiri antara lain, memberikan pengetahuan, keahlian dan

kesempatan baru baik secara individual ataupun organisasi dan dapat diaplikasikan

disaat ini atau dimasa yang akan datang.

Menurut Schayek (2011) meneliti adanya pengaruh yang cukup positif dan

signifikan antara program asistensi yang di gagas oleh Kementerian Industri si

Israel terhadap kinerja SME (Small Medium Enterprise / UMKM). Adapun variable

asistensi yang diukur antara lain: (1) program, (2) peserta, (3) program dan peserta.

Sedangkan Putra (2012) meneliti mengenai pengaruh asistensi badan

pengawasan keuangan dan pembanggunan (BPKP) terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah (LKPD) dengan indikator terdiri dari (1) jumlah hari

pelaksanaan asistensi; (2) pengalaman personil asistensi; (3) perubahan komposisi

tim asistensi.

Asistensi penatausahaan aset merupakan kegiatan pendampingan teknis

dengan ruang lingkup antara lain memberikan pengetahuan dan keahlian, agar

kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dalam hal peserta paham materi yang

disampaikan serta peserta dapat mengimplementasikan hasil kegiatan tersebut maka

dibutuhkan pengalaman personil asistensi agar pemahaman terhadap materi yang

disampaikan dapat mudah dimengerti.

18
2.1.3 Sistem Informasi Aset

Menurut Sutabri (2012:3) sistem dapat diartikan sebagai kumpulan atau

himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling

berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Selanjutnya menurut

Mulyadi (2016:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Kemudian menurut

Romney dan Steinbart (2015:3) sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih

komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai

suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang

mendukung sistem yang lebih besar.

Adapun menurut O’Brian dan Marakas (2009:24) sistem adalah kumpulan

komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama

untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam

suatu proses transformasi yang terorganisasi. Lebih lanjut O’Brian dan Marakas

(2009:24) mengemukakan bahwa dalam sistem terdapat tiga komponen dasar yang

terdapat di dalamnya, yaitu:

1) Input, memasukkan elemen-elemen (data mentah) yang akan diproses.

2) Process, proses transformasi input menjadi output.

3) Output, mengirimkan elemen-elemen (data mentah) yang telah diproses ke

tujuannya.

Suatu sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari manusia dan

sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab

mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna

19
untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan

pengendalian Jogiyanto (2005:14).

Beberapa manfaat atau peranan serta fungsi sistem informasi menurut

Jogyanto (2005:18) antara lain adalah:

1) Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat

bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.

2) Mengembangkan proses perencanaan asset atau barang milik daerah yang

efektif.

3) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung

sistem informasi.

4) Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

5) Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-

transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah

satu produk atau pelayanan mereka.

Menurut Sutabri (2012:13), suatu sistem mempunyai karekteristik tertentu,

antara lain:

1) Komponen sistem (Commponents)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

berkerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem

tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki

sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi

proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem

yang lebih besar yang disebut dengan supra sistem.

20
2) Batasan sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem

dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan

yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

3) Lingkungan luar sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem

mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar

sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga

merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan

merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan

luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar

yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu

kelangsungan hidup sistem tersebut.

4) Penghubung sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut

dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain.

Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain

dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi

sistem yang membentuk satu kesatuan.

21
5) Masukan sistem (input)

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem tersebut

yang dapat berupa pemeliharaan (maintance input) dan sinyal (signal input).

6) Keluaran sistem (output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna.

7) Pengolah sistem (procces)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan

menjadi keluaran.

8) Sasaran sistem (objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat

deterministik. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuan yang telah direncanakan.

Lebih lanjut menurut Sutabri (2012:15), sistem dapat diklasifikasikan dari

beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah:

1) Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada

secara fisik seperti sistem komputer, sistem penjualan, sistem administrasi

dan lain sebagainya.

22
2) Sistem alamiah dan sistem buatan

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat

oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan

malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia

merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang

disebut dengan human machine system.

3) Sistem deterministik dan sistem probabilistik

Sistem deterministik adalah sistem yang beroprasi dengan tingkah laku yang

dapat diprediksi. Sedangkan sistem probabilistik adalah sistem yang kondisi

masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur

probabilitas.

4) Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak

dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, sedangkan sistem terbuka adalah

sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang

menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

Kemudian mengenai informasi, menurut Sutabri (2012:22) informasi adalah

data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan

dalam proses pengambilan keputusan. Selanjutnya menurut Agus Mulyanto

(2009:12), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber

informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Adapun menurut

Romney dan Steinbart (2015:4) informasi (information) adalah data yang telah

23
dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan

keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik

sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.

Menurut Sutabri (2012:33) kualitas dari informasi tergantung dari tiga hal,

yaitu:

1) Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.

2) Tepat waktu (timelines)

Informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi

yang usang tidak akan mempuyai nilai lagi, karena informasi merupakan

landasan didalam pengambilan keputusan.

3) Relevan (relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, relevansi

informasi setiap orang berbeda.

Menurut (Sutabri 2012:31) menjelaskan bahwa nilai informasi didasarkan

atas sepuluh sifat, yaitu:

1) Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukan kemudahan dan kecepatan untuk memperoleh

informasi.

2) Luas dan lengkap

Sifat ini menunjukan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya

mengenai volume, akan tetapi juga mengenai keluaran informasi.

24
3) Ketelitian

Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran

informasi.

4) Kecocokan

Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungannya

dengan permintaan para pemakai.

5) Ketepatan waktu

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui, lebih pendek dari siklus

untuk mendapatkan informasi.

6) Kejelasan

Sifat ini menunjukan tingkat kejelasan informasi, informasi hendaknya

terbebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.

7) Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan apakah informasi tersebut dapat digunakan

untuk membuat lebih dari suatu keputusan, tetapi juga apakah dapat

digunakan untuk lebih dari seseorang pengambil keputusan.

8) Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukan sejauh mana informasi itu dapat diuji oleh beberapa

pemakai hingga sampai didapatkan kesimpulan yang sama.

9) Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan ada tidaknya keinginan untuk mengubah

informasi tersebut guna mendapatkan kesimpulan yang telah didapatkan

sebelumnya.

25
10) Dapat diukur

Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan oleh Sistem

Informasi Aset formal.

Selanjutnya mengenai sistem informasi aset, menurut Sutabri (2012:38)

sistem informasi aset adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak

luar tertentu. Adapun menurut Krismaji (2015:15), sistem informasi aset adalah

cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah

serta menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan,

mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga

sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Sutabri (2012:38) komponen sistem informasi aset terbagi menjadi

enam komponen, yaitu:

1) Blok Masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi aset. Adapun

yang dimaksud dengan input disini termasuk metode dan media untuk

menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-

dokumen dasar.

26
2) Blok Model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan

cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3) Blok Keluaran (output block)

Produk dari sistem adalah keluaran yang merupakan informasi yang

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai sistem.

4) Blok Teknologi (technologi block)

Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi aset. Teknologi

digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyipan dan

mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu

pengendalian sistem secara keseluruhan.

5) Blok Basis Data (database block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan perangkat lunak digunakan untuk memanipulasinya.

6) Blok Kendali (control block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi aset, seperti bencana alam,

api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan pada sistem

itu sendiri dan lain sebagainya. Pengendalian perlu dirancang dan

diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem

27
dapat dicegah dan bila terlanjur terjadi maka kesalahan-kesalahan dapat

dengan cepat diatasi.

Adapun mengenai sistem informasi aset, dijelaskan bahwa sim aset (sistem

informasi aset manajemen aset) adalah suatu sistem informasi aset yang dibangun

untuk memberikan kemudahan kepada pengguna dalam menggelola harta,

kekayaan dan modal dari sebuah instansi, perguruan tinggi ataupun perusahaaan

yang memiliki masa manfaat, serta mengelola barang persediaan dan barang habis

pakai Sevima (2012).

Beberapa manfaat yang bisa diambil dalam pengembangan SIM aset ini

diantaranya. Sevima (2012) diantaranya:

1) Menyajikan berbagai informasi aset mulai dari data aset, lokasi aset, hingga

transaksi secara komprehensif dengan informasi yang valid dan akurat

secara online melalui jaringan.

2) Mampu membantu proses investarisasi dan pengendalian aset seperti

pengusulan penggandaan aset, perawatan pemeliharaan aset, pembuatan

kartu inventaris barang, mutasi/ transfer aset, penyusutan aset, lelang.

3) Mendukung pengembangan perencanaan strategis dengan menyajikan

laporan- laporan statistik, analisa-analisa dan grafik trend mengenai kondisi

aset.

4) Memenuhi kejelasan akuntabilitas, kepemilikan aset, pengelola/

penanggung jawab aset dan lokasi aset tersebut berada secara akurat.

28
Menurut Kenneth C Laudon (2007) penggunaan sistem informasi aset

secara efektif memerlukan pemahaman dari organisasi, manajemen dan teknologi

informasi yang membentuk sistem tersebut. Adapun penjelasan dari pemahaman

dari organisasi, manajemen dan teknologi adalah sebagai berikut:

1) Organisasi

Sistem informasi aset merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

Organisasi, elemen kunci dari organisasi adalah orang-orang di dalamnya,

struktur, proses bisnis, politik dan budaya. Organisasi memiliki struktur

yang terdiri atas tingkatan dan keahlian yang berbeda, struktur biasanya

akan menggambarkan dengan jelas `pembagian kerja dalm hal wewenang

dan tanggung jawab dalam perusahaan bisnis diorganisasikan sebagai suatu

hierarki atau strukur piramida dari wewenang dan tanggung jawab yang

semakin bertambah.

2) Manajemen

Manajemen memiliki tugas untuk memahami banyak keadaan yang

dihadapi oleh organisasi dalam hal pengambilan keputusan atau

merumuskan rencana kegiatan untuk memecahkan pemasalahan organisasi.

3) Teknologi

Teknologi informasi adalah satu dari banyak alat yang digunakan untuk

menghadapi perubahan. Perangkat komputer merupakan sebuah media atau

alat yang digunakan, baik hardware maupun software. Komputer itu sendiri

dapat melakukan kegiatan input, pemrosesan, dan output dalam sebuah

Sistem Informasi Aset.

29
Sistem informasi aset merupakan sebuah kumpulan atau himpunan dari

unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi dalam bentuk sistem atau

aplikasi dan didalamnya terdapat proses entry data, kemudian nanti nya menjadi

sebuah laporan yang dapat disajikan secara transparan dan akuntabel.

2.1.4 Manajemen Aset

Manajemen menurut Manullang (2004:5) adalah seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Adapun menurut Hasibuan (2007:1)

manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan tertentu. Sedangkan Engkoswara dan Komariah (2010:87) mengemukakan

bahwa manajemen merupakan suatu proses yang kontinu yang bermuatan

kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain dan

mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan

organisasi secara produktif, efektif dan efisien.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut atas konsep manajemen, yang

dijelaskan dalam Sufian dan Saputra (2015):

1) Manajemen sebagai suatu proses adalah serangkaian tahap kegiatan yang

diarahkan pada pencapaian tujuan dangan pemanfaatan semaksimal

mungkin sumber-sumber yang ada.

2) Manajemen sebagai suatu fungsi adalah mempunyai kegiatan tertentu yang

dapat dilakukan sendiri tanpa menunggu selesainya kegiatan yang lain,

30
sekalipun kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi.

3) Manajemen sebagai ilmu pengetahuan adalah ilmu yang bersifat

interdisipliner dengan menggunakan bantuan ilmu sosial, filsafat dan

matematika.

4) Manajemen sebagai kegiatan yang terpisah artinya mempunyai kegiatan

yang tersendiri, jelas terpisah dari kegiatan teknik lainnya.

5) Manajemen sebagai suatu kumpulan orang, dipakai di dalam arti kolektif

untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi/

administrasi.

6) Manajemen sebagai suatu profesi artinya mempunyai bidang pekerjaan atau

bidang keahlian tertentu.

Menurut Robbins dan Coulter (2012:9), manajemen merupakan koordinasi

dan mengawasi aktivitas kerja orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat

diselesaikan secara efektif dan efisien, sedangkan fungsi manajemen dapat

diringkas menjadi empat, yaitu sebagai berikut:

1) Planning (Perencanaan)

Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang melibatkan proses

pengaturan tujuan, menetapkan strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan

tersebut dan mengembangkan rencana-rencana untuk mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

31
2) Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang melibatkan pengaturan

dan penataan pekerjaan tentang apa yang dilakukan dan siapa yang

melakukan perkerjaan tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.

3) Leading (Kepemimpinan)

Kepemimpinan adalah fungsi manajemen yang melibatkan pekerjaan yang

dilakukan dengan dan melalui orang lain termasuk motivasi, pengarahan

dan kegiatan lainnya dalam rangka untuk menangani orang-orang dalam

mencapai tujuan organisasi.

4) Controlling (Pengendalian)

Pengarahan adalah fungsi manajemen yang mencakup pengawasan,

perbandingan dan mengkoreksi performa kerja untuk memastikan semua

kegiatan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntasi Pemerintah, dijelaskan bahwa aset adalah sumber daya ekonomi yang

dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan

dari mana manfaat ekonomi atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh,

baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dengan satuan uang,

termasuk sumber daya non keuangan yang diperlakukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah

dan budaya.

32
Menurut Siregar (2004), pengertian aset secara umum adalah barang (thing)

atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value),

nilai komersil (connercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki

oleh badan usaha, instansi atau individu. Lebih lanjut Siregar (2004:58)

mengemukakan bahwa aset berdasarkan perspektif pembangunan berkelanjutan,

terdiri dari tiga aspek sebagai berikut:

1) Sumber daya alam

Aspek Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat

digunakan dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

2) Sumber daya manusia

Aspek sumber daya manusia adalah semua potensi yang terdapat pada

manusia seperti akal pikiran, seni, keterampilan, dan sebagainya yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri maupun orang

lain atau masyarakat pada umumnya.

3) Infrastruktur

Aspek infrastruktur adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan

sebagai sarana untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam dan sumber

daya manusia dengan maksimal, baik untuk saat ini maupun di masa yang

akan datang.

Manajemen Aset menurut Sugiama (2013) adalah ilmu dan seni untuk

memandu pengelolaan kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan

aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai,

mengoperasikan, memelihara, atau menghapuskan hingga mengalihkan aset secara

33
efektif dan efisien. Sedangkan menurut Siregar (2004) Manajemen Aset adalah

suatu profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya berkembang atau populer di

lingkungan pemerintahan maupun di satuan kerja atau instansi. Adapun menurut

Danylo dan Lemer dalam Puspitoarum (2016:231-232) Manajemen Aset

merupakan proses menjaga/memelihara dan memanfaatkan modal publik, hal ini

dilakukan dalam rangka melaksanakan tertib administrasi pengelolaan barang milik

daerah sehingga terciptanya manajemen pemerintahan yang dapat bekerja secara

efisien, efektif dan ekonomis.

Sedangkan menurut Hambali (2011) tujuan dari Manajemen Aset adalah

sebagai berikut:

1) Kejelasan status kepemilikan aset

Pengelolaan aset yang dilakukan salah satunya dengan melakukan legal

audit dari suatu aset, sehingga dapat diketahui secara jelas kepemilikan aset

tersebut. Hal ini untuk menghindarkan kepemilikan ganda dari satu aset.

2) Inventarisasi kekayaan daerah dan masa pakai aset

Aset yang sudah diketahui secara jelas status kepemilikannya dapat

diinventarisasikan sesuai dengan status kepemilikannya. Apabila aset itu

milik negara maka akan diinventarisasi sebagai kekayaan negara, apabila

aset itu milik pemerintah daerah maka aset tersebut akan diinventarisasi

sebagai kekayaan daerah. Selain itu akan diketahui masa pakai dan umur

ekonomis dari aset tersebut.

34
3) Optimasi penggunaan dan pemanfaatan untuk peningkatan pendapatan

Aset yang berstatus idle capacity dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai

dengan peruntukkan yang ditetapkan sehingga dapat diketahui

pemanfaatannya untuk apa, peruntukkan dari aset tersebut kepada siapa, dan

mampu mendatangkan pendapatan bagi pengelola aset.

4) Pengamanan aset

Aset yang dimiliki oleh individu atau pemerintah dapat diamankan dengan

baik karena telah di lakukan inventarisasi, sehingga aset tersebut tidak akan

mudah jatuh ke tangan orang lain. Apabila ada yang mengakui memiliki aset

tersebut maka dapat dibuktikan secara hukum.

5) Dasar penyusunan neraca

Aset yang sudah diketahui secara jelas kepemilikannya akan dapat

diperhitungkan dalam dasar penyusunan neraca sebagai jumlah kekayaan

yang dimiliki baik oleh negara maupun daerah.

Selanjutnya, dalam pelaksanaan Manajemen Aset memiliki alur proses

pengelolaan tersendiri, menurut Siregar (2004:518) alur Manajemen Aset adalah

sebagai berikut:

1) Inventarisasi Aset

Proses kerja yang dilakukan dalam inventarisasi adalah pendataan,

kodefikasi atau labelling, pengelompokkan, dan pembukuan/administrasi

sesuai dengan tujuan Manajemen Aset. Inventasisasi aset terdiri dari dua

aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas

bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan

35
aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas

akhir penguasaan dan lain-lain.

2) Legal Audit

Legal Audit merupakan satu lingkup kerja yang berupa inventarisasi status

penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau pengalihan aset,

identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan strategi untuk

memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan

ataupun pengalihan aset.

3) Penilaian Aset

Penilaian aset merupakan suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas

aset yang dikuasai. Biasanya hal ini dikerjakan oleh konsultan penilaian

yang independen. Manfaat dari penilaian aset biasanya digunakan oleh para

pemilik aset/properti baik individu atau organisasi untuk dilakukan

pengembangan dan optimasi aset, sehingga aset yang dimiliki menghasilkan

pendapatan (income).

4) Optimalisasi Aset

Optimasi aset merupakan proses kerja dalam Manajemen Aset yang

bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume,

legal, dan nilai ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Pada tahap ini aset-aset

yang memiliki potensi untuk dioptimalkan dilakukan analisis potensi dari

aspek fisik, legal, finansial, dan produktivitas tertinggi, sehingga hasilnya

akan mendapatkan alternatif pengembangan untuk optimasi aset yang

menguntungkan bagi pemilik aset baik individu atau organisasi.

36
5) Pengawasan dan Pengendalian

SIMA (Sistem Informasi Aset Manajemen Aset) adalah salah satu sarana

yang efektif untuk meningkatkan kinerja pengawasan dan pengendalian

aset. SIMA menyediakan informasi mengenai aset, baik potensi, masalah,

nilai aset, fungsi, legal aset, dan lain-lain. Pemetaan aset yang dibuat dalam

SIMA memudahkan pemilik aset melakukan penataan dan pendataan, dan

mendukung untuk melakukan pengambilan keputusan atas aset, selain itu

SIMA juga bermanfaat bagi para pemilik modal untuk informasi kerjasama

dalam hal penanaman modal, apakah mendatangkan keuntungan atau

kerugian, dan berapa besar keuntungan yang akan diterima di waktu yang

akan datang, dan dalam perkembangannya SIMA menjadi sangat

dibutuhkan jika melihat banyaknya aset dan potensi aset yang

memungkinkan untuk dioptimalkan.

Manajemen aset merupakan proses menjaga/memelihara dan memanfaatkan

modal publik, hal ini dilakukan dalam rangka melaksanakan tertib administrasi

pengelolaan barang milik daerah sehingga terciptanya manajemen pemerintahan

yang dapat bekerja secara transparan dan akuntabel dan didalamnya terdapat proses

pendataan, pencatatan, status aset, pemanfaatan aset, pemeliharaan aset hingga

proses pengawasan keberadaan aset tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Asistensi penatasusahaan aset merupakan kegiatan yang mendukung

terlaksananya pemanfaatan sistem informasi manajemen aset dengan baik dalam

hal ini penggunaan atau pemanfaatan sistem informasi manajemen dan akuntansi

37
barang milik negara (SIMAK-BMN). Dengan ketersediaan sistem informasi

manajemen aset tersebut dan manajemen aset yang sudah ada pada Direktorat

Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, maka dalam ini penulis

melakukan penelitian untuk menguji pengaruh dari variable – variable yang diteliti

dengan memasukan hasil dari penelitian terdahulu sebagai berikut:

38
Tabel 2-1 Penelitian Terdahulu

Tujuan Penelitian /
No Judul, Nama Peneliti & Tahun Variabel Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dan Persamaan
Metoda Penelitian
1. Pengaruh Asistensi Mengetahui pengaruh Asistensi Hasil Penelitian ini Persamaan: Penulis
Penatausahaan Aset dan pelaksanaan Asistensi Penatausahaan menunjukan dengan taraf mengadopsi pendekatan
Pengendalian SIMDA BMD Penatausahaan Aset dan Aset, pengendalian signifikan sebesar 5% baik penelitian dengan metode
Terhadap Manajemen Aset pengendalian SIMDA BMD SIMDA BMD dan secara parsial maupun deskripsi kuantitatif dan
Daerah di Pemerintah Propinsi terhadap praktik Manajemen Aset simultan, Asistensi menyebarkan angket ke
Papua Barat. Manajemen Aset di Daerah Penatausahaan Aset dan beberapa pegawai tetap
pemerintahan Propinsi pengendalian SIMDA dalam dilingkup objek
Ahmad Faozan Suryanto (2018) Papua Barat baik secara BMD berpengaruh positif penelitian.
parsial maupun simultan. terhadap Manajemen Aset
daerah pemerintahan Perbedaan : Aspek lokasi,
Penulis menggunakan Propinsi Papua Barat. objek dan waktu
analisis statistik deskriptif penelitian
verifikatif dan analisis
regresi linier berganda.
2. Pengaruh Sistem Informasi Aset Bertujuan untuk mengetahui Manajemen Aset, Hasil penelitian Persamaan : Terdapat
terhadap Manajemen Aset pada pengaruh Sistem Informasi Sistem Informasi menunjukkan bahwa persamaan antara variabel
Pemerintah Kota Banda Aceh Aset terhadap Manajemen Aset hubungan antara Sistem yang di gunakan yaitu
Aset. Informasi Aset terhadap Manajemen Aset dan
Iqlima Azhar manajemen asset erat Sistem Informasi Aset.
(2017) Metode sensus
Perbedaan : Aspek lokasi,
objek dan waktu
penelitian

3. Pengaruh Manajemen Siklus Bertujuan untuk meneliti Kinerja Manajemen Hasil penelitian tidak Persamaan :Melihat
Hidup Aset dan SIstem ada nya penurunan Opini Aset, Manajemen berhasil membuktikan kinerja manajemen aset.

39
Informasi Manajemen Aset Laporan pemeriksaan BPK Siklus hidup aset, adanya pengaruh sistem
terhadap Kinerja Manajemen dari WTP menjadi WDP di Sistem Informasi informasi Manajemen Aset Perbedaan : Terdapat
Aset. Studi pada BPS Propinsi BPS Kalimantan Tengah Manajemen Aset terhadap kinerja perbedaan variaberl
Kalimantan Tengah dengan membuat rumusan Manajemen Aset independen yang
masalah pengaruh digunakan.
Rephy Ekawati manajamen siklus hidup
(2017) aset.

4. Effect of Organizational Untuk menguji dan Komitmen Hasil pengujian hipotesis Persamaan : Pada
Commitment, Competence and menganalisis pengaruh organisasi, memberikan bukti bahwa penelitian ini
Good Governance on Employees komitmen organisasi, kompetensi, tata komitmen organisasi, menggunakan Regresi
Performance and Quality Asset kompetensi dan tata kelola kelola yang baik, kompetensi dan tata kelola Linear Berganda
Management terhadap kinerja karyawan kinerja karyawan, yang baik memiliki
dan Manajemen Aset Manajemen Aset pengaruh positif dan Perbedaan : Pada
Hendra Gunawan, Murdifin berkualitas di Satuan Kerja berkualitas untuk signifikan terhadap kinerja penelitian yang ditulis
Haming, Junaiddin Zakaria, Perangkat Daerah (SKPD) pemerintah daerah karyawan. Komitmen tidak menggunakan
Asdar Djamareng Pemerintah Kota Makassar. organisasi memiliki variabel kinerja karyawan
(2017) pengaruh negatif dan seperti penelitian
Analisis Structural Equation signifikan terhadap kualitas terdahulu, dan terdapat
Model (SEM) Manajemen Aset. Hasil perbedaan dalam
berbeda yang ditunjukkan penggunaan aplikasi
pada kompetensi, tata untuk mengukur uji
kelola yang baik dan analisis
kinerja karyawan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Manajemen Aset Kualitas
untuk Pemerintah daerah.
5. Penatausahaan Asset Pemerintah Tujuan dari penelitian ini Penatausahaan Aset Hasil dari penelitian ini Persamaan : Terdapat
Daerah Melalui Sistem adalah untuk dan Sistem adalah dalam persamaan antara variabel

40
Informasi Aset Manajemen mengidentifikasi dan Informasi Aset penatausahaan asset milik yang di gunakan yaitu
Barang Daerah (Simbada) Di menganalisis penatausahaan Manajemen Aset daerah melalui SIMBADA Manajemen Aset dan
Kabupaten Malang asset Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh Bidang Sistem Informasi Aset.
(Luhur Nurmala Rizqi, melalui (SIMBADA) di Asset belum tercapai
Tjahjanulin Domai, Abdul Kabupaten Malang maksimal, masih terdapat Perbedaan : Metoda yang
Wachid) masalah didalam digunakan
Penelitian ini menggunakan penerapannya.
jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan
deskriptif
6. Analisis Penggunaan Dan Tujuan dari penelitian ini Penggunaan dan Hasil penelitian Persamaan : Variabel
Penatausahaan Barang Milik adalah untuk menentukan penatausahaan menunjukkan bahwa yang digunakan yaitu
Daerah Di Pemerintah Kota penggunaan dan penggunaan dan penatausahaan
Manado administrasi properti lokal penggunaan properti daerah
di Pemerintah Kota telah dilakukan sesuai Perbedaan : Aspek lokasi,
Fikha Kristy Bolendea, Ventje Manado, terutama pada dengan peraturan yang objek dan waktu
Ilat, Jessy Warongan (2017) Badan Pengelolaan berlaku dan telah berjalan penelitian
Keuangan dan Aset Daerah. dengan baik, bahkan dalam
penggunaan aset yang tidak
Metode yang digunakan memadai.
dalam penelitian ini adalah
metode analisis deskriptif.
7. Analisis Penatausahaan Aset Penelitian ini bertujuan Penatausahaan Aset Tingkat kesesuaian Persamaan : Variabel
Tetap Kendaraan Dinas Melalui untuk untuk menganalisis Tetap kegiatan penatausahaan dalam penelitian
Sistem Informasi Aset penatausahaan aset tetap aset tetap kendaraan dinas Perbedaan : Metoda yang
Manajemen Barang Milik kendaraan dinas melalui pada Pemerintah Kota digunakan
Daerah (Studi pada Badan Sistem Informasi Aset Jayapura meliputi
Pengelola Keuangan dan Aset manajemen barang milik pembukuan, inventarisasi Perbedaan :
Daerah Pemetintah Kota daerah dan dan pelaporan sebesar 70%.
Jayapura)

41
Maria Paula Wambrauw (2017) penyebab permasalahan aset
tetap kendaraan dinas pada
Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah
Pemerintah Kota Jayapura
berdasarkan Peraturan
Mentri Dalam Negeri No.
17 Tahun 2007.

Penelitian ini dilakukan


menggunakan
pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus
(case study) deskriptif.
8. Evaluasi Penatausahaan Aset Penelitian ini bertujuan Penatausahaan Aset Hasil penelitian Persamaan : Variabel
Tetap Pemerintah Kota Padang untuk mengevaluasi menunjukkan bahwa penatausahaan dan
kesesuaian aktiva tetap pada administrasi aset tetap Kota metoda yang di gunakan
Rasyidah Mustika (2015) administrasi pemerintah Padang belum mencapai
kota Padang mengenai tingkat kepatuhan di sekitar Perbedaan : Aspek lokasi,
administrasi oleh 100%, karena rata-rata baik objek dan waktu
Permendagri 17 pada 2007 evaluasi akuntansi, penelitian
dan kendala-kendala aktiva inventaris, pelaporan dan
tetap dalam administrasi kelengkapan dokumen
Kota Padang. pengisian menghasilkan
tingkat kesesuaian sekitar
Penelitian ini merupakan 62% atau dikategorikan
studi kasus dengan teknik sebagai kategori yang
analisis deskriptif. sesuai dari Permendagri
No. 17 pada 2007.
9. Analisis optimalisasi Penelitian ini adalah tentang Optimalisasi Berdasarkan hasil analisis Persamaan :
pengelolaan aset di kepolisian analisis optimalisasi Pengelolaan Aset disimpulkan bahwa (1)

42
daerah daerah istimewa pengelolaan aset di dalam analisis IPA atribut- Perbedaan : Variabel yang
Yogyakarta. Kepolisian Daerah, Daerah atribut yang berada pada digunakan dan alat
Istimewa Yogyakarta. kuadran A atau yang harus analisis yang digunakan
Cahyani (2011) Tujuan yang ingin dicapai mendapatkan prioritas berbeda
dalam penelitian ini adalah utama adalah: Aset belum
sebagai berikut: (1) didefinisikan kegunaan dan Persamaan :
Menganalisis kinerja para peruntukannya.
pelaksana dalam mengelola Atributatribut yang lain
aset di lingkungan Polri adalah pertahankan
khususnya Polda DIY. (2) prestasi. (2) Kekuatan
Menganalisis pengelolaan (strengths) dan peluang
aset di lingkungan Polri dalam optimalisasi
khususnya Polda DIY pengelolaan aset Polda DIY
dengan analisis IPA. (3) adalah: (a) Status hukum
Merumuskan strategi dalam yang menguntungkan; (b)
optimalisasi pengelolaan Penyempurnaan data base
aset di Polda D.I. aset; (c) Inventarisasi aset
Yogyakarta meningkatkan optimalisasi
dan pemanfaatan; (d)
Dalam penelitian Proses legal audit yang
menggunakan 2 (dua) alat jelas status
analisis data yaitu IPA kepemilikannya; (e)
(Importance Performance Analisis data data aset; (f)
Analysis) dan SWOT Legal Audit aset
dengan (1) analisis EFAS dilaksanakan dengan baik.
(external strategic factors (3) Kelemahan (weakness)
analysis summary); (2) dan hambatan dalam
analisis faktor strategi pengelolaan aset Polda DIY
internal atau IFAS (internal meliputi: (a) Inventarisasi
strategic factors analysis aset dilakukan oleh badan
summary) khusus menangani aset; (b)

43
Proses identifikasi aset; (c)
Proses penilaian terhadap
aset milik Polda DIY; (d)
Data base aset di Polda
DIY di up-to date; (f)
Inventarisasi/pencatatan
aset sesuai dengan UU.
Sumber: dari berbagai sumber

44
2.3 Variabel Konstruk

Variabel merupakan konsep yang dapat diukur dan memiliki variasi hasil

pengukuran sehingga dapat dikatakan bahwa variabel merupakan operasionalisasi

dari konsep sehingga dapat dinilai dan diukur Kumar (1999). Sedangkan menurut

Kidder (1981) variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti

mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Adapun Hatch & Farhady (1981)

menjelaskan variabel merupakan atribut seseorang atau objek yang mempunyai

variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan

abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu.

Konsep dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar untuk kepentingan ilmiah. Konstruk

dapat diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi pengertiannya (unsur, ciri, dan

sifatnya) sehingga dapat diamati dan diukur.

Tabel 2-2 Variabel Konstruk

No Variabel Penulis / Dimensi


Putra, (2012)
Adanya pengaruh asistensi Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembanggunan (BPKP) terhadap
kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD).
Dimensi:
 Jumlah hari pelaksanaan Asistensi
 Pengalaman personil Asistensi
Asistensi
1. Schayek, R. & Dov D, (2011)
Penatausahaan Aset
Adanya pengaruh yang cukup positif dan signifikan
antara program asistensi terhadap kinerja SME (Small
Medium Enterprise / UMKM)
Dimensi:
 Program
 Peserta
 Program dan Peserta
Mcmahon, (1997)

45
Asistensi merupakan kegiatan transfer atau adaptasi
ide-ide, pengetahuan, praktik, teknologi atau keahlian
untuk mendorong pembangunan ekonomi.
Dimensi:
 Pengembangan Kebijakan
 Pengembagan Kelembagaan
 Peningkatan Kapasitas
 Dukungan Proyek atau Program
Sutabri, (2012)
Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang
bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan
yang diperlukan oleh pihak luar tertentu.
Dimensi:
 Akurat
 Tepat Waktu
 Relevan
O’Brian dan Marakas (2009)
Kumpulan komponen yang saling berhubungan dengan
batasan yang jelas, dan bekerja sama untuk mencapai
Sistem Informasi Aset tujuan dengan menerima input dan menghasilkan
2.
Aset output dalam suatu proses transformasi yang
terorganisasi.
Dimensi:
 Input
 Proses
 Output
Kenneth C Laudon, (2007)
Sistem Informasi Aset secara efektif memerlukan
pemahaman dari organisasi, manajemen dan teknologi
informasi yang membentuk sistem tersebut.
Dimensi:
 Organisasi
 Manajemen
 Teknologi
Robbins dan Coulter, (2012)
manajemen merupakan koordinasi dan mengawasi
aktivitas kerja orang lain, sehingga pekerjaan tersebut
dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.
Dimensi:
 Planning
3. Manajemen Aset
 Organizing
 Leading
 Controlling
Doli Siregar, (2004)
Merupakan satu profesi atau keahlian yang belum
sepenuhnya berkembang dan popular di masyarakat.

46
Dimensi:
 Inventarisasi Aset
 Legal Audit
 Penilaian Aset
 Optimalisasi Aset
 Pengawasan dan Pengendalian
Manullang, (2004)
Seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber
daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Dimensi:
 Seni dan ilmu perencanaan
 Pengorganisasian
 Penyusunan
 Pengarahan
 Pengawasan Sumber Daya
Sumber: dari berbagai sumber

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam suatu instansi manajemen sangatlah penting, baik dalam manajemen

pekerjaan pegawai maupun sumber daya yang dimiliki instansi tersebut. Salah satu

bagian yang penting dalam instansi pemerintah yaitu pengelolaan barang milik

negara, semua barang yang dimiliki baik aset tetap maupun aset non tetap harus

dikelola dengan baik. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang

kompeten untuk mengelola barang milik negara. Selain sumber daya yang

kompeten, maka diperlukan Sistem Informasi Aset untuk mempermudah dalam

pengelolaan barang milik negara yaitu Sistem Informasi Aset Manajemen dan

Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). SIMAK BMN adalah sebuah

Sistem Informasi Aset yang dibuat oleh Kementerian Keuangan, dimana aplikasi

sistem tersebut digunakan oleh Satuan Kerja (satker) diseluruh instansi kementerian

lembaga diseluruh Indonesia, SIMAK BMN lebih difokuskan ke dalam

penghimpunan, pemrosesan, dan pelaporan transaksi dalam bentuk Barang Milik

Negara.

47
Dengan adanya aplikasi tersebut akan lebih mudah diimplementasikan jika

dilakukan asistensi bagi pegawai yang menangani pengelolaan aset negara, hal ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan maupun keterampilan pegawai dalam

mengelola aset yang dimiliki instansi terkait dengan tujuan hasil akhir yang hendak

dicapai yaitu pelaporan yang akurat, akuntable, dan tertib. penelitian ini akan

menjelaskan bagaimana pengaruh antara asistensi penatausahaan aset aset bmn dan

sistem informasi aset terhadap manajemen aset. kerangka pemikiran merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting, kerangka berpikir

yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti,

jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan

dependen Sugiyono, (2017:60).

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis terdiri dari variabel x1 dan

variabel x2 yang merupakan variabel independen, sedangkan variabel y1

merupakan variabel dependen. variabel x1 yaitu asistensi penatausahaan aset,

terdiri dari 3 (tiga) dimensi, diantaranya adalah (1) jumlah hari pelaksanaan

asistensi (2) pengalaman personil asistensi, (3) perubahan komposisi tim asistensi.

sedangkan variabel x2 yaitu sistem informasi aset, terdiri dari 3 (tiga) dimensi,

diantaranya adalah (1) input, (2) proses, (3) output. dan pada variabel y, terdiri dari

3 (tiga) dimensi, diantaranya adalah (1) inventarisasi aset, (2) legal audit, (3)

penilaian asset, (4) optimalisasi asset, (4) pengawasan dan pengendalian.

48
Penelitian mengenai manajemen aset di Direktorat Jenderal Sumber Daya

dan Perangkat Pos dan Informatika belum pernah dilakukan namun beberapa

penelitian mengenai manajemen aset telah banyak dilakukan, maka diperoleh

beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan topik dari penelitian dan

beberapa pengaruh hubungan antar variabel yang akan dan pernah diteliti oleh

pihak lain:

2.4.1 Pengaruh Asistensi Penatausahaan Aset terhadap Manajemen Aset

Asistensi merupakan kegiatan transfer atau adaptasi ide-ide, pengetahuan,

praktik, teknologi atau keahlian untuk mendorong pembangunan ekonomi.

Sedangkan Manajemen Aset merupakan proses menjaga/memelihara dan

memanfaatkan modal publik, hal ini dilakukan dalam rangka melaksanakan tertib

administrasi pengelolaan barang milik negara sehingga terciptanya manajemen

pemerintahan lebih tertib secara admintrasi, akuntabel dan transparan. Dari hasil

penelitan yang dilakukan oleh Suryanto (2018) menjelaskan bahwa sebesar 41,2%

Asistensi Penatausahaan Aset berpengaruh terhadap Manejemen Aset.

Penatausahaan menghasilkan dokumen yang digunakan sebagai bukti untuk

mencatat transaksi dalam proses akuntansi meliputi semua dokumen yakni semua

barang yang dibeli atau diperoleh atas beban pendapatan dan belanja daerah

(APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, yang berada dalam

penguasaan kuasa pengguna barang/pengguna barang dan berada dalam

pengelolaan barang. Jika asistensi dan penatausahanan aset dapat bersinergi dengan

manajemen aset maka dapat dipastikan tujuan dalam mencapai SDM yang handal

dalam bidang penatausahaan aset dapat tercapai.

49
2.4.2 Pengaruh Sistem Informasi Aset terhadap Manajemen Aset

Sistem informasi aset adalah cara-cara yang diorganisasi untuk

mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data, dan cara-cara

yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan

informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dari hasil penelitian sebelumnya Iqlima (2017) dijelaskan bahwa

hubungan antara Sistem Informasi Aset terhadap manajemen sangat erat, hal ini

ditunjukan oleh nilai korelasi sebesar 0.967. Pentingnya Sistem Informasi Aset

dalam mengelola aset negara akan mempermudah dalam penentuan nilai aset,

penganggaran untuk kegiatan pengelolaan aset dan mengevaluasi kinerja maupun

laporan keuangan.

Suatu sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari manusia dan

sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab

mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna

untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan

pengendalian Jogiyanto (2005:14). Jika sistem informasi aset dan manajeman aset

dapat bersinergi dengan baik maka tujuan laporan barang milik negara yang

transparan dan akuntabel akan terlaksana dengan baik.

2.4.3 Pengaruh Asistensi Penatausahaan Aset dan Sistem Informasi Aset

terhadap Manajemen Aset

Sistem informasi aset sangat penting dalam menunjang pekerjaan, dalam hal

ini sistem informasi aset yang digunakan untuk mengelola aset negara yaitu

menggunakan aplikasi simak bmn merupakan suatu sarana yang efektif untuk

50
meningkatkan kinerja sehingga transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat

terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang

lemah. Dalam penelitian Suryanto (2018) mengatakan bahwa setelah mengikuti

asistensi, peserta dapat mengimplementasikan hasil asistensi dalam pekerjaan. Dan

dapat disimpulkan jika asistensi penatausahaan aset dan sistem informasi aset

terhadap manajemen aset dijalankan secara baik maka semua tujuan dari adanya

laporan pengelolaan aset akan lebih akurat, lebih tertib, akuntabel dan transparan.

Dari penjelasan diatas berikut gambaran kerangka pemikiran yang dibuat

untuk penelitian ini sebagai berikut:

Asistensi Penatausahaan Aset H1


(X1)

Manajemen Aset
(Y)
Sistem Informasi Aset H2
(X2)

H3

Gambar 2 1 Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu diuji kebenarannya yang

didasarkan pada kajian teori yang telah dipelajari oleh peneliti. Hipotesis akan

diterima apabila penelitian menunjukkan hasil yang membawa kebenaran terhadap

hipotesis tersebut, apabila hasilnya sebaliknya maka hipotesis ditolak.

51
Penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian populasi, maka

hipotesis yang dibuat adalah hipotesis kerja yaitu:

1) H1 : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara asistensi

penatausahaan aset terhadap manajemen aset pada direktorat jenderal

sumber daya dan perangkat pos dan informatika.

2) H2 : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara sistem informasi

aset terhadap manajemen aset pada direktorat jenderal sumber daya

dan perangkat pos dan informatika.

3) H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara asistensi penatausahaan

aset dan sistem informasi aset secara bersama-sama terhadap

manajemen aset pada direktorat jenderal sumber daya dan perangkat

pos dan informatika.

52

Anda mungkin juga menyukai