Anda di halaman 1dari 5

Titis Sangha Maheswari

0424843
Jawab:
1. Definisi administrasi negara menurut Leonard D. White (1958:1) dalam pengertian
yang luas, administrasi negara terdiri atas seluruh kegiatan pelaksanaan yang
bertujuan untuk memenuhi atau mendukung kebijakan negara.
Administrasi negara menurut Dimock & Konieg yaiitu administrasi negara adalah
kegiatan negara dalam melaksanakan kekuasaan politiknya; dalam arti sempit adalah
kegiatan depertemen dalam melaksanakan pemerintahan. Jadi administrasi negara
secara lebih luas dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan negara, mencakup
seluruh kegiatan Lembaga negara dalam rangka mewujudkan tujuan dan cita-cita
negara. Dalam arti sempit dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan Lembaga
eksekutif dalam rangka mewujudkan tujuan dan kebijakan pemerintah
Arah pengembangan system administasi negara yang dipraktikan dalam kerangka
penyelenhhataan negara pada dasarnya meliputi seluruh perangkat negara, yaitu
Lembaga-lembaga negara beserta alat kelengkapnya yang ada dalam melaksanakan
dan meninjang keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan Lembaga-lembaga
negara dimaksud, baik Lembaga eksekutif, legislative, maupun yudikatif, maupun
Lembaga lainya yang ada menurut Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Dilihat dari aspek manajemen, administrasi negara menvakup seluruh tahapan dari
manajemen dalam pemerintahan yang mengandung aspek perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Perencanaan, merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan dimasa depan yang
tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Dalam bidang manajemen sangat sering perencanaan dianalisis dengan menggunakan
suatu model yang dikenal sebagai model proses manejemen. Perencanaan adalah
kegiatan yang cukup penting dalam seluruh kegiatan pemenuhan keinginan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pengawasan merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah
pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana
semula. Pengawasan juga dapat berarti merupakan salah satu fungsi organic
manajemen, yang merupakan proses kegiatan pimpinan untuk memastikan dan
menjamin bahwa tujuan dan sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan menjamin
bahwa tujuan dan sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksanakan
dengan baik sesuai dengan rencana, kebijakan, instruksi, dan ketentuan yang telah
ditetapkan.

2. Administrasi keuangan merupakan salah satu bagian dari bidang administrasi. Dalam
konteks administrasi negara, istilah yang akrab dikenal adalah “Administrasi
Keuangan Negara”. Khusus mengenai sinyalemen pengurusan administrasi keuangan
negara oleh administrasi negara. Administrasi keuangan negara merupakan kegiatan
penataan kerja sama sekelompok aparat pemerintah yang berkaitan dengan urusan
keuangan. Di sini, pengertian administrasi keuangan negara meliputi keuangan yang
dikelola oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah. Yang dimaksud
dengan keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan
uang, demikian pula segala sesuatu (baik uang maupun barang) yang menjadi
kekayaan negara sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut (M.N.
Azmi Achir, 1975).
Drs. Ibnu Syamsi (1994) menjelaskan bahwa yang dimaksud hak negara yang
berkenaan dengan keuangan, adalah (1) hak monopoli mencetak dan mengedarkan
uang; (2) hak untuk memungut sumber-sumber keuangan, seperti pajak, bea dan
cukai; (3) hak untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat dinikmati oleh
khalayak umum yang dalam hal ini pemerintah dapat memperoleh balas jasa sebagai
sumber penerimaan negara.
Keuangan negara meliputi 4 ruang lingkup sebagai berikut:
Pertama, administrasi keuangan negara merupakan seluruh penerimaan dan
pengeluaran, baik yang menyangkut Pemerintah Pusat, Pemda, BUMN, dan daerah,
maupun institusi yang menggunakan modal atau kelonggaran dari negara atau
masyarakat.
Kedua, administrasi keuangan negara merupakan seluruh kekayaan negara berupa
harta yang berbentuk uang, hak-hak negara, seperti hak menagih atas kontrak kerja
pertambangan, hak penangkapan ikan, hak pengusahaan hutan, kewajiban-kewajiban
atau utang-utang negara, seperti dana pensiun, asuransi kesehatan, jaminan sosial
tenaga kerja, kekayaan bersih negara dan kekayaan alam.
Ketiga, administrasi keuangan negara merupakan kebijaksanaankebijaksanaan
anggaran, fiskal, moneter, beserta akibatnya di bidang ekonomi.
Keempat, administrasi keuangan negara mencakup keuangan lainnya yang dikelola
oleh pemerintah pusat dan daerah, dan badan-badan yang menjalankan kepentingan
negara atas uang yang dimiliki negara maupun uang ataupun dana yang dimiliki
masyarakat.
Penyusunan anggaran keuangan negara tersebut lebih merupakan rencana kerja yang
akan dilaksanakan oleh pemerintah dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Oleh
karena itu, dalam penyusunannya juga berdasarkan GBHN sehingga APBN
merupakan implementasi dari rencana pembangunan dan kebijaksanaan pemerintah.
Konsekuensinya, penyusunan APBN harus menganut asas efektivitas dan efisiensi
anggaran.
Pelaksanaan administrasi keuangan negara menganut sistem pengurusan keuangan,
yang terdiri dari Pengurusan Umum (Pengurus Administratif) dan Pengurusan Khusus
(Pengurus Bendaharawan). Pengurusan umum tersebut mengandung unsur
penguasaan, sedangkan pengurusan khusus mengandung kewajiban. Pengurusan
umum erat hubungannya dengan penyelenggaraan tugas pemerintah di segala bidang,
dan tindakannya membawa akibat pengeluaran dan atau menimbulkan penerimaan
negara. Dalam pengurusan umum ini terdapat 2 pejabat atau subjek pengurusan (1)
otorisator, yaitu pejabat yang mendapat pelimpahan wewenang untuk mengambil
tindakan-tindakan yang mengakibatkan adanya pengeluaran dan atau penerimaan
negara; (2) ordonator, yaitu pejabat yang berwenang untuk menguji tagihan,
memerintahkan pembayaran dan atau penagihan sebagai akibat dari adanya tindakan
otorisator tersebut di atas. Pengurusan khusus dilaksanakan oleh para bendaharawan
(Computable). Dalam Pasal 77 Ayat (1) ICW (Undang-Undang Perbendaharaan
Indonesia), yang dimaksud dengan Bendaharawan, adalah orang-orang atau badan-
badan yang ditugaskan untuk menerima, menyimpan, membayar (mengeluarkan) atau
menyerahkan uang atau kertas-kertas berharga dan barang-barang di dalam gudang-
gudang atau tempat-tempat penyimpanan, seperti yang dimaksud dalam Pasal 55 UU
Perbendaharaan Indonesia, diwajibkan memberi perhitungan (pertanggungjawaban)
tentang hal pengurusannya.
3. Administrasi material dapat diartikan sebagai proses penataan barang-barang baik
yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun maupun barang habis pakai yang
diperoleh melalui tahapan perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, dan
penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan, penghapusan atau pelelangan,
pengawasan, pelaporan, evaluasi.
Pengelolaan barang milik/ kekayaan Negara dalam Administrasi Materiil
Pengelolaan barang milik negara mencakup kegiatan-kegiatan, meliputi proses sejak
dari perencanaan, pengadaan, pergudangan, pendistribusian, pemeliharaan, smapai
dengan proses penghapusan barang inventaris
a. Perencanaan, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan
pengelolaan barang milik negara, antara lain:
1. Jenis barang yang dibutuhkan
2. Jumlah barang yang diperlukan
3. Kapan barang tersebut tersedia
4. Siapa yang membutuhkan penggunaan barang dan mengelolanya
5. Dimana barang tersebut diperlukan
6. Mengapa barang tersebut diperlukan
b. Pengadaan, adapun cara pengadaan barang-barang dan jasa dilakukan melalui
cara berikut:
1. Pemilihan Langsung
2. Pelelangan
3. Menunjukkan langsung
4. Swakelola
c. Pergudangan, barang yang sudah diambil perlu disimpan dalam suatu tempat
penyimpanan.
d. Pendistribusian, merupakan proses kegiatan yang menyangkut penerimaan,
penyerahan serta penyaluran barang-barang yang diterimakan diserahkan dan
disalurkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dalam kegiatan ini
harus benar-benar memperhatikan mengenai tanda bukti kegiatan
e. Pemeliharaan, pemeliharaan barang dapat dilakukan terhadap barang yang
bersifat tetap maupun yang bergerak. Tujuannya agar dapat menambahkan
umur penggunaan barang, serta adanya pengurangan atau pencegahan dari
kerusakan-kerusakan.
f. Penghapusan barang inventaris, dilakukandengan melalui suatu keputusan dari
pejabat yang berwenang untuk menghapus barang dari daftar inventaris.
Dengan penghapusan tersebut maka bendaharawan barang dan atau pembantu
penguasa barang inventaris dibebaskan dari tanggungjawab administrasi
barang dan fisik barang yang merupakan milik atau kekayaan negara.
Sumber:

Buku Materi Pokok ADPU 4230 Edisi 2

Buku Materi Pokok ADPU 4333

Anda mungkin juga menyukai