Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Implementasi prinsip-prinsip manajemen aset yang efektif hanya dicapai


dalam suatu kerangka yang dikendalikan dan di monitoring secara memadai oleh
manajemen. Suatu sistem, proses dan prosedur disusun dalam suatu organisasi
untuk memastikan bahwa rencana-rencana dan perhatian manajemen diterapkan
dan mengacu pada struktur pengendalian intern.

Dalam manajemen aset tersebut, perlu dibuat kebijakan dan prosedur yang
jelas. Kebijakan tersebut harus komprehensif, mencakup seluruh fase dari siklus
umur aset, dan harus mengarah pada prinsip-prinsip dari manajemen aset.
Penyusunan dan pendeklarasian kebijakan dan prosedur aset yang komprehensif
merupakan elemen yang penting dari struktur pengendalian intern suatu organisasi.
Ketiadaan manual kebijakan dan prosedur aset, atau adanya manual yang telah
kedaluarsa, umumnya merupakan indikator bahwa pengendalian intern kurang
andal dan efektif.

Siklus manajemen aset daerah terdiri dari beberapa tahap, yaitu perencanaan,
pengadaan, penggunanaan atau pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan dan
rehabilitasi, serta penghapusan atau pemindahtanganan. Setiap tahap
membutuhkan kebijakan, pencatatan, pemantauan, dan pengawasan secara
memadai. Prinsip-prinsip manajemen aset antara lain setiap pengadaan aset tetap
harus dianggarkan, pada saat pembelian harus dilengkapi dokumen transaksi, pada
saat digunakan harus dilakukan pencatatan administrasi secara baik, pada saat
penghentian harus dicatat dan diotorisasikan.

Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah. Dalam mengelola barang milik daerah dibutuhkan perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, maka semua yang meliputi pengelolaan barang
milik daerah meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah penganggarannya dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Selain itu, kewenangan Pemerintah daerah untuk mengelola barang milik daerah

1
tertuang dalam Pasal 5 ayat 1, 2, 3, dan 4 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah “Apa saja aspek hukum dari manajemen aset
daerah?”

3. Tujuan Penulisan

Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan
penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui aspek hukum dari
manajemen aset daerah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Manajemen Aset

Manajemen aset merupakan suatu teori baru dalam ilmu properti yang
muncul akibat adanya kenyataan bahwa suatu wilayah khususnya Indonesia yang
memiliki kekayaan sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun
infrastruktur. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian manajemen dan
aset.

Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan


(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan
(controlling) dan penganggaran (budgeting), (Nawawi, 2003). Sedangkan menurut
Siregar (2004:175) pengertian aset adalah barang (thing) atau sesuatu barang
(anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial
(commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan
usaha, instansi atau individu. Ada dua jenis aset yaitu aset berwujud (tangible)
dan aset tidak berwujud (intangible).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pengertian aset


negara adalah sangat luas yang meliputi semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik yang berupa uang maupun
barang yang dapat dijadikan milik negara.

Definisi lain dari manajemen aset berdasarkan Diktat Teknis Manajemen Aset
Daerah (2007), menjelaskan pengertian manajemen aset yaitu siklus pengelolaan
barang yang dimulai dari perencanaan (planning); meliputi penentuan kebutuhan
(requirement) dan penganggarannya (budgeting), pengadaan (procurement);
meliputi cara pelaksanaannya, standard barang dan harga atau penyusunan
spesifikasi dan sebagainya, penyimpanan dan penyaluran (storage and
distribution), pengendalian (controlling), pemeliharaan (maintainance),
pengamanan (safety), pemanfaatan penggunaan (utilities), penghapusan (disposal),
dan inventarisasi (inventarization).

Dapat disimpulkan bahwa manajemen aset mencakup proses mulai dari


proses perencanaan (planning) sampai dengan penghapusan (disposal) dan perlu
adanya pengawasan terhadap aset-aset tersebut selama umur penggunaannya oleh
suatu organisasi.

3
2. Dasar Hukum

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang semakin berkembang dan


kompleks perlu dikelola secara optimal. Disebutkan didalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 bahwa Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sudah tidak sesuai
dengan perkembangan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sehingga perlu
diganti.

Dalam Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah menyebutkan
bahwa pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi perencanaan kebutuhan
dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007


tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pengelolaan barang
milik daerah meliputi; perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan
tuntutan ganti rugi.

3. Pengertian Barang Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun


2014, Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah.

Barang milik daerah meliputi:

- Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara/Daerah
- Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, meliputi:
a) Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis
b) Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak
c) Barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, atau

4
d) Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap.

Dengan demikian pengertian Barang Milik Daerah sebagaimana disebut


dalam Permendagri No. 17 Tahun 2007 adalah semua kekayaan daerah baik yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBD maupun yang berasal dari perolehan lain
yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-
bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung,
diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan
surat-surat berharga lainnya.

Sesuai dengan Permendagri No. 17 Tahun 2007, BMD digolongkan berupa


barang persediaan dan barang inventaris (barang dengan penggunaanya lebih dari
1 tahun) yang terdiri dari 6 kelompok yaitu:

1) Tanah
2) Peralatan dan mesin
3) Gedung dan bangunan
4) Jalan, irigasi dan jaringan
5) Aset tetap lainnya, dan
6) Konstruksi dalam pengerjaan

Berdasarkan lingkup aset dan penggolongan BMD diatas, BMD merupakan


bagian dari Aset Pemerintah Daerah yang berwujud yang tercakup dalam aset
lancar dan aset tetap.

4. Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,


kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.
Pengelolaan barang milik daerah meliputi:

a) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran


b) Pengadaan
c) Penggunaan
d) Pemanfaatan
e) Pengamanan dan oemeliharaan
f) Penilaian
g) Pemindahtanganan
h) Pemusnahan
i) Penghapusan
j) Penatausahaan
k) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian

5
Pengelolaan BMD sebagai bagian dari Pengelolaan Keuangan Daerah yang
dilaksanakan secara terpisah dari Pengelolaan Barang Milik Negara. Lingkup
pengelolaan BMD terdiri dari:

- Barang yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang penggunaannya


atau pemakaiannya berada pada Satuan kerja Perangkat Daerah
(SKPD)/Instansi/Lembaga Pemerintah Daerah lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
- Barang yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah atau Badan usaha Milik
Daerah lainnya yang status barangnya dipisahkan.

BMD yang dipisahkan adalah barang daerah yang pengelolaannya berada


pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah lainnya yang
anggarannya dibebankan pada anggaran Perusahaan Daerah atau Badan Usaha
Milik Daerah lainnya.

Pelaksanaan tugas dan wewenang serta tanggung jawab pengelolaan BMD


dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola BMD, yang terdiri dari: Kepala Daerah
sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan BMD berwenang dan
bertanggungjawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan BMD.

Adapun kewenangannya sebagai berikut ini:

1) Menetapkan kebijakan pengelolaan BMD


2) Menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan
bangunan
3) Menetapkan kebijakan pengamanan BMD
4) Mengajukan usul pemindahtanganan BMD yang memerlukan
persetujuan DPRD
5) Menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan BMD sesuai batas
kewenangannya dan
6) Menyetujui usul pemanfaatan BMD selain tanah dan bangunan.

Pelaksanaan pengelolaan BMD berdasarkan pada asas berikut ini, yaitu:

a. Asas Fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di


bidang pengelolaan BMD yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang,
pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
b. Asas Kepastian Hukum, yaitu pengelolaan BMD harus dilaksanakan
berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.
c. Asas Trasparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan BMD harus
transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang
benar.

6
d. Asas Efisiensi, yaitu pengelolaan BMD diarahkan agar BMD digunakan
sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka
menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara
optimal.
e. Asas Akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMD harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
f. Asas Kepastian Nilai, yaitu pengelolaan BMD harus didukung oleh adanya
ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan
dan pemindahtanganan BMD serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah.

7
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Aset merupakan sumber daya yang penting bagi pemerintah daerah. dengan
mengelola aset daerah secara benar dan memadai, pemerintah daerah akan
mendapatkan sumber dana untuk pembiyaan pembangunan di daerah. Dengan
melakukan perencanaan kebutuhan aset, pemerintah daerah akan memperoleh
gambaran dan pedoman terkait kebutuhan aset bagi pemerintah daerah.
Dengan perencanaan kebutuhan aset tersebut, pemerintah daerah dapat
terhindarkan dari kepemilikan aset yang sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan pada masyarakat.
Selain faktor perencanaan kebutuhan aset, faktor pengamanan dan pemeliharaan
aset juga harus menjadi pertimbangan pemerintah daerah. Dengan pengamanan
dan pemeliharaan aset, pemerintah daerah dapat menjaga kepemilikan dan dapat
menerima manfaat ekonomis aset dalam rangka usaha pemerintah daerah
memberikan pelayanan pada masyarakat.
Faktor yang tidak kalah penting dalam pengelolaan aset pemerintah daerah
adalah sistem informasi data. Dengan sistem informasi data aset pemerintah
daerah yang memadai, pemerintah daerah dapat lebih mudah dan cepat untuk
memperoleh data terkait aset ketika dibutuhkan sewaktu-waktu. Dengan sistem
informasi data, pemerintah daerah juga dapat menyusun laporan aset secara lebih
handal sehingga dapat memberi informasi yang lebih handal pada pemakai
informasi dalam laporan keuangan. Selain faktor-faktor pengelolaan aset
daerah yang didasarkan pada teori atau undang-undang, pemerintah daerah
penting juga untuk mempertimbangkan aspek lain seperti aspek kebijakan
pimpinan dan strategi.

2. Saran

Untuk meningkatkan penerimanaan retribusi pemanfaatan kekayaan daerah,


maka pemerintah perlu menyiapkan instrumen yang tepat untuk melakukan
pengelolaan/manajemen aset daerah secara profesional, transparan, akuntabel,
efisien, dan efektif mulai dari perencanaan, pendistribusian, pemanfaatan, serta
pengawasan pemanfaatan aset daerah tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yoyakarta, 2002.


Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 : tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/ Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 : tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 : tentang Keuangan Negara
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 : tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah

Anda mungkin juga menyukai