KOTA BINJAI
Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN
Aset dapat diartikan sebagai barang yang dapat dimiliki dan mempunyai nilai
ekonomis yang dapat dikuasai oleh badan usaha, lembaga atau badan usaha. Sedangkan Aset
Milik Daerah dapat dikatakan sebagai barang yang paling vital yang dimiliki oleh negara
guna menunjang operasional pemerintahan daerah. Dengan adanya Barang Milik Daerah
(BMD), maka akan mampu mempercepat terlaksananya pembangunan nasional guna
mencapai kesejahteraan masyarakat. Muchtar (2012) mengemukakan bahwa aset daerah
merupakan semua kekayaan daerah yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah daerah, yang
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari
perolehan lain yang sah, misalnya sumbangan, hadiah, donasi, wakaf, hibah, swadaya, dan
lain sebagainya.
1
penghapusan; penatausahaan; pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Dimana secara
umum, pencatatan Barang Milik Daerah dicantumkan dalam laporan keuangan, dan
khususnya dalam neraca pemerintahan daerah.
Aset Milik Daerah juga meliputi Aset Tetap yaitu aset berwujud yang yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan maksud untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintahan daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Pengelolaan
aset tetap membutuhkan penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk
memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau
menambah umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut (Sugiri, 2019).
Tahap pengelolaan ini dikenal sebagai Kapitalisasi dalam rangka mewujudkan keseragaman
dalam menentukan nilai aset tetap barang milik daerah.
Salah satu daerah yang melakukan tahap kapitaliasi dalam pengelolaan aset tetap
BMD yaitu Kota Binjai. Hal ini tercantum dalam Peraturan Walikota Binjai Nomor 42 Tahun
2014 Tentang Pedoman Kapitalisasi dan Penyusutan Aset Tetap Barang Milik Daerah.
Perwal ini mengalami perubahan yaitu terciptanya Peraturan Walikota Binjai Nomor 9
Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Walikota Binjai Nomor 42 Tahun
2014 Tentang Pedoman Kapitalisasi dan Penyusutan Aset Tetap Barang Milik Daerah. Oleh
karena itu kapitalisasi merupakan tahap penting yang dibutuhkan dalam pengelolaan Barang
Milik Daerah di Kota Binjai.
Berdasarkan uraian latar belakang dan pentingnya kapitalisasi dalam pengelolaan aset,
maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai “Kebijakan Kapitalisasi Aset
Tetap Barang Milik Daerah di Kota Binjai”. Tulisan ini akan menjawab rumusan masalah
yaitu Bagaimana Kebijakan Kapitalisasi Aset Tetap Barang Milik Daerah di Kota Binjai
Berdasarkan Peraturan Walikota Binjai Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Pedoman Kapitalisasi
dan Penyusutan Aset Tetap Barang Milik Daerah ?
II. PEMBAHASAN
Kebijakan kapitalisasi merupakan salah satu tahap yang dibutuhkan dalam proses
pengelolaan Barang Milik Daerah, khususnya pada aset tetap. Dimana aset tetap merupakan
aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan maksud
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Contoh aset tetap yaitu tanah, bangunan atau gedung, peralatan, mesin, jalan, irigasi,
2
jembatan, dan sebagainya. Kapitalisasi dibutuhkan dalam proses pengelolaan BMD,
dikarenakan kapitalisasi merupakan penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran
untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan
atau menambah umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut.
Peraturan Walikota Binjai Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Pedoman Kapitalisasi dan
Penyusutan Aset Tetap Barang Milik Daerah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Binjai sebagai
landasan hukum dalam pengelolaan dan penatausahaan aset tetap BMD. Selain itu juga
bertujuan untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pencatatan nilai aset tetap BMD.
Dengan demikian nantinya akan mewujudkan nilai wajar dari suatu aset tetap adanya
penurunan kapasitas atau manfaat dari aset tetap BMD guna memberikan keseragaman untuk
menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan. Pengeluaran yang dikapitalisasikan
mencakup biaya perolehan dan pengeluaran setelah perolehan.
Pasal 4 ayat 1 Peraturan Walikota Binjai Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Kapitalisasi dan Penyusutan Aset Tetap Barang Milik Daerah, berbunyi bahwa pengeluaran
yang dikapitalisasikan dalam biaya perolehan dilakukan terhadap pengadaan tanah; pembelian
peralatan dan mesin sampai siap pakai; pembuatan peralatan, mesin, dan bangunan;
pembangunan gedung dan bangunan; pembangunan jalan dan irigasi; pembelian aset tetap
lainnya sampai siap pakai; dan pembangunan atau pembuatan aset tetap lainnya. Setiap
aktivitas tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
3
Keempat, Pembangunan jalan / irigasi / jaringan yang dilaksanakan melalui kontrak
berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan,
biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada diatas tanah bagi keperluan
pembangunan. Selain itu pembnagunan ini juga dilakukan secara swakelola yang mencakup
biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai termasuk biaya bahan baku, upah tenaga
kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya
pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada diatas tanah yang diperuntukkan bagi
keperluan pembangunan.
Keenam, Pembelian aset tetap lainnya hingga siap pakai meliputi harga kontrak atau
beli ongkos angkut dan biaya asuransi. Ketujuh, Pembangunan atau pembuatan aset tetap
lainnya yang dapat dilaksanakan melalui kontrak yang berupa nilai kontrak, biaya
perencanaan dan pengawasan, dan biaya perizinan. Selain itu dapat dilaksanakan secara
swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung hingga siap pakai yang meliputi biaya
bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengaasan, biaya
perizinan, dan jasa konsultan.
4
B. Pengeluaran Setelah Perolehan
a) Pertama, Nilai Reklasifikasi meliputi nilai perolehan aset yang direklifikasi ditambah
biaya merubah apabila menambah umur, kapasitas dan manfaat. Dimana Reklasifikasi
yaitu perubahan aset tetap dari pencatatan dalam pembukuan karena klasifikasi.
b) Kedua, Nilai pengembangan tanah meliputi biaya yang dikeluarkan untuk pengukuran
dan pematangan. Dimana Pengembangan Tanah yaitu peningkatan kualitas tanah
berupa pengukuran dan pematangan.
c) Ketiga, Nilai Renovasi dan Restorasi meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
meningkatkan kualitas atau kapasias. Dimana Renovasi adalah perbaikan aset tetap
yang rusak atau mengganti yang baik dengan maksud meningkatkan kualitas atau
kapasitas. Sedangkan Restorisasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak dengan tetap
mempertahankan arsitekturnya.
5
III. PENUTUP
6
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar. 2012. Manajemen Aset (Privat dan Publik). Yogyakarta : LaksBang Pressindo.
Sugiri, Dani. 2019. Perlakuan Atas Tidak Terpenuhinya Nilai Minimal Kapitalisasi Aset.
Studi Kasus pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Jurnal Manajemen
Keuangan Publik. Vol. 3 No. 2. Hal. 25-35.
Peraturan Walikota Binjai Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Pedoman Kapitalisasi dan
Penyusutan Aset Tetap Barang Milik Daerah.