Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

PUSKESMAS BATU PUTIH


Jln. Trans Sulawesi Kel. Batu Putih Kec. Batu Putih Kab. Kolaka Utara

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


BAB I

PENDAHULUAN

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan. Kami mencoba untuk dapat menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai pedoman
yang ada. Kami menyadari apa yang kami utarakan dalam catatan atas laporan keuangan mungkin
belum sempurna, mengingat ini merupakan hal baru dalam sistem pelaporan sektor publik khususnya
laporan perintah daerah.

1. Maksud dan tujuan penyusunan keuangan


Maksud dari penyususnan laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi
sebagai pengguna. Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan sehingga informasi
yang tersedia dalam laporan keuangan meliputi :
1. Informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana.
2. Informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya.

2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan


Landasan hukum penyusunan laporan keuangan adalah :
1) Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara
2) Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang penbendaharaan Negara
3) Peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah
4) Permendagri nomor 13 tahun 2006 pasal 232 ayat (6) yaitu dalam rangka pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) .entitas akuntansi menyusun laporan
keuangan meliputi : laporan realisasi Anggaran , Neraca dan catatan atas laporan keuangan dan
pasal 323.
5) Peraturan pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar Akuntansi pemerintah (SAP)
berbasis akrual (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
lembaran Republik Indonesia Nomor 5165)

3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan


Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD Puskesmas Batu Putih Tahun
Anggaran 2018 mengacu pada peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang standar
Akuntansi pemerintah,yaitu sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
1. Maksud dan Tujuan penyusunan laporan keuangan
2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan

Bab II Ikhtisar kebijakan akuntansi


1. Kebijakan Neraca SKPD
2. Kebijakan Belanja

Bab III Penjelasan pos Laporan Keuangan


1. Penjelasan Pos Neraca
2. Rincian Penjelasan Pos Belanja

Bab IV Penjelasan atas informasi non keuangan

Bab V Penutup
BAB II

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan keuangan

1. Kebijakan Akuntansi Belanja dan Beban

Belanjaadalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi saldo
anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah , sedangkan Bebanadalah penurunan manfaat
ekonomis atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas dana, yang
dapat berupa pengeluaran atau konsumsi asset atau timbulnya kewajiban.

Belanja diakui pada saat :

a. Timbulnya Kewajiban
b. Terjadinya pengeluaran kas

Belanja diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan , pengukuran belanja non modal
menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau
akan dikeluarkan.

Pengukuran belanja modal menggunakan dasar yang digunakan dalam pengukuran aset
tetap. Belanja yang diukur dengan mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah
berdasarkan nilai tukar ( kurs tengah Bank Indonesia ) pada saat pengakuan belanja.

Beban diakui pada saat :


a. Timbulnya Kewajiban
b. Terjadinya konsumsi asset
c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomis potensi jasa

Beban diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan dan menggunakan mata uang
rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. Beban
yang diukur dengan mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai
tukar ( kurs tengah Bank Indonesia ) pada saat pengakuan beban .

2. Kebijakan Akuntansi aset

Asetadalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan /atau dimiliki sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau social di masa depan diharapkan
dapat diperoleh, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan
yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber- sumber daya yang
dipelihara karena alas an sejarah dan budaya.

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan dibank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan.

Setara kas investasi jangka panjang yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi
kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.

Persediaan adalah asset lancara dalam bentuk barang atauperlengkapan yang


dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional , dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarkat.

Aset lancar meliputi kas dan serta kas dan setara kas, investasi jangka
pendek,piutang , dan persediaan pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito
berjangka 3 ( tiga ) sampai 12 ( dua belas ) bulan dan surat berharga yang mudah
diperjualbelikan. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan
angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan diterima dalam
waktu 12 ( dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.persediaan mencakup barang atau
perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti
alat kantor , barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa , dan barang bekas
pakai seperti komponen bekas.

Aset nonlancar diklarifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana
cadangan, dan aset lainnya untuk mempermudah pemahaman atas pos-pos aset nonlancar
yang disajikan dineraca.

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama
lebih dari 12 ( dua belas ) bulan .investasi jangka panjang terdiri dari investasi nonpermanent
dan investasi permanen.

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 ( dua
belas ) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Puskesmas Batu Putih atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.

Konstruksi dalam pengerjaan menckup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya, konstruksi
dalam pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan jalan, irigasi
dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya
membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak
konstruksi pada umumnya memerlukan suatu periode tetentu. Periode waktu perolehan
tersebut bias kurang atau lebih satu periode.
Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri ( swakelola ) atau melalui
pihak ketiga dengan kontrak konstruksi.
Konstruksi dalam pengerjaan ini apabila telah selesai dibangun dan sudah akan
direklasifikasi menjadi aset tetap sesuai dengan kelompok asetnya.

Dana Cadanganadalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang


memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu periode
akuntansi atau satu period anggaran,pemerintah kota tidak membentuk dana cadangan.

Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan dalam aset lancar ,
investasi jangka panjang ,aset tetap dan dana cadangan.Termasuk dalam aset lainnya adalah
aset tak berwujud dan aset kerja sama ( kemitraan ).

Pemanfaatan aset tetap daerah dapat berupa kerja sama dengan pihak ketiga melalui
pinjam pakai, penyewaan , kerja sama pemanfaatan penggunausahaan tanpa mengubah status
kepemilikan.

Aset tak berwujudadalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa
atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hakatas kekayaan intelektual.

Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal . Aset diakui pada
saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaanya berpindah.

Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal . aset diakui pada
saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Pengukuran aset adalah sebagai berikut :
1) Kas dicatat sebesar nilai nominal.
2) Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan
3) Piutang dicatat sebesar nilai nominal
4) Persediaan dicatat sebesar :
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
b. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
c. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara laiinnya seperti donasi/ Rampasan

Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan
lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.

Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan, apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilai wajar pada saat perolehan.

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan , seluruh aset tetap dapat disusunkan sesuai
dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja , bahan baku , dan biaya tidak langsung termasuk biaya
perencanaan dan pengawasan , perlengkapan , tenaga kerja , bahan baku dan biaya tidak
langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan , perlengkapan , tenaga listrik, sewa
peretalatan , dan semua biaya lainnya yang terjadi yang berkenaan dengan pembangunan aset
tetap tersebut. Aset moneter dalam mata uang rupiah, penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal maraca.

3. Kebijakan Akuntansi Kewajiban dan Ekuitas


Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar
dalam waktu 12 ( dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan
dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang dan
perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan
andal, kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

Ekuitas Dana adalah jumlah kekayan bersih yang merupakan selisih antara jumlah aset
dengan jumlah kewajiban.

Ekuitas dana terdiri atas ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana
cadangan.

Ekuitas dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek.

Ekuitas Dana lancar antara lain sisa lebih pembiayaan anggaran , cadangan piutang ,
cadangan persediaan, dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.

Ekuitas Dana Investasi mencrminkan kekayaan yang tertanam dalam investasi jangka
panjang , aset tetap dan aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang, Ekuitas
Dana cadangan mencerminkan kekayaan yang dicadangkan untuk tujuan yang lebih ditentukan
sebelumnya sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB III

PENJELASAN POS LAPORAN KEUANGAN

3.1 Pos Laporan realisasi Anggaran


3.1.1 Pendapatan
SKPD Puskesmas Lapai tidak melaksanakan penerimaan pendapatan asli Daerah
namun penyetorannya dilaporkan Oleh Dinas Kesehatan kab.Kolaka Utara.

3.1.2 Belanja
Belanja Puskesmas Lapai Tahun Anggaran 2018 dibagi sesuai dengan jenis
pengelompokannya yaitu belanja operasi dan belanja modal.
1. Belanja Operasi
Belanja Operasi dibagi kedalam belanja pegawai dan Belanja Barang dan
Jasa.
- Belanja PegawaiBelanja honor sebesar Rp. 14,400,000-
- Belanja barang dan Jasa TA 2018 sebesar Rp.30,150,000-

2. Belanja Modal
Akun ini menggambarkan pelaksanaan kegiatan berdasarkan dengan
pengadaan barang dalam rangka penambahan aset tetap. Anggaran Belanja
Modal Puskesmas Batu Putih TA 2018 sebesar Rp.5,450.000-dan terealisasi
sebesar Rp 5,450,000- atau 100%

3.1.3 Surplus/ Defisit – LRA


Surplus /Defisit – LRA adalah selisih antara pendapatan – LRA dengan belanja
selama satu periode pelaporan. Oleh karena dinas koperasi , UKM dan usaha
mikro tidak menerima pendapatan, maka dihasilkan defisit – LRA TA 2018
sebesar Rp. 50,000,000,-

3.2 Pos Laporan Operasional


3.2.1 Pendapatan- LO
SKPD Puskesmas Batu Putih melaksanakan penerimaan pendapatan asli Daerah
namun penyetorannya melalui Bendahara Penerima Dinas Kesehatan Kab.Kolaka
Utara.

3.2.2 Beban – LO
Beban- LO merupakan belanja atau beban yang sudah benar-benar dimanfaatkan
dan terjadi pada tahun berkenan, dengan realisasi dalam TA 2017 sebagai berikut

a. Beban Pegawai
Beban pegawai yang merupakan Honor Non PNS yang terealisasi sampai
dengan 31 Desember 2018sebesar RP. 14,400,000,-

b. Beban barang dan jasa


Beban barang dan jasa yang terealisasi sampai dengan 31 Desember 2018
sebesar RP.30,150,000,-

3.2.3 Surplus/ Defisit – LO


Surplus/Defisit – LO adalah selisih antara pendapatan – LO dengan beban selama
satu periode pelaporan .Oleh karena Puskesmas Batu Putih tidak melakukan
pelaporan atas pendapatan ,maka dihasilkan Defisit- LO TA 2018 sebesar Rp.
(72,434,320)
3.3 Pos Laporan Operasional
Laporan Perubahan Ekuitas merupakan laporan penghubung antara laporan operasional
dengan Neraca tentang kenaikan atau penurunan ekuitas atas aktivitas operasional pada
tahun pelaporan , Dari laporan perubahan Ekuitas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Saldo awal ekuitas tahun2018 sebesar Rp.725,807,300,- merupakan saldo ekuitas


akhir tahun 2017.

2. Surplus/Defisit –LO sebesar RP. 72,434,320,-merupakan Defisit –LO atas kegiatan


operasional yang mengurangi nilai ekuitas pada Neraca Puskesmas Batu Putih

2.4 Pos Neraca


Aset Lancar

(1) Kas di Bendahara Penerimaan

Saldo kas dibendahara penerimaan SKPD Puskesmas Batu Putih per 31


Desember 2018 adalah sebesar Nihil.

(2) Kas di Bendahara Pengeluaran


Saldo dikas Bendahara pengeluaran Puskesmas Batu Putih per 31 Desember
2018 adalah Rp.0 dan Saldo kas dibendahara pengeluaran pada TA 2017 adalah
sebesar Nihil,-

(3) Piutang Pajak


Puskesmas Batu Putih tidak mempunyai piutang pajak

Aset Tetap

(1) Tanah
Saldo tanah pada SKPD Puskesmas Batu Putih per 31 Desember 2018 Senilai
Rp. 24,000,000,-

(2) Peralatan dan Mesin


Saldo peralatan dan mesin pada Puskesmas Batu Putih per 31 Desember 2018
senilai Rp.116,300,000,- dan per 31 Desember 2017 senilai Rp.306,350,000,-
Saldo peralatan dan mesin mengalami Penurunan sebesar Rp.190,050,000,- dari
Tahun Sebelumnya.

(3) Gedung dan Bangunan


Saldo Gedung dan bangunan pada SKPD Puskesmas Batu Putih per 31
Desember 2017 senilai Rp.1,054,680,000,- dan per 31 Desember 2018 senilai
Rp. 1,054,680,000,- Saldo gedung dan Bangunan tidak mengalami kenaikan
yang dikarenakan tidak adanya penambahan dari belanja modal peralatan dan
mesin.

(4) Jalan, Jaringan dan Instalasi


Saldo Jalan, Jaringan dan instalasi pada SKPD Puskesmas Batu Putih per 31
Desember 2017 senilai Rp.0,- dan per 30 Juni 2018 senilai Rp.0,- Saldo gedung
dan Bangunan tidak mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun
sebelumnya.

(5) Akumulasi Penyusutan


Akumulasi penyusutan merupakan kumpulan penyusutan pada aset-aset milik
Puskesmas Batu Putih dari Tahun ke Tahun sampai dengan tanggal neraca,
sedangkan penyusutan merupakan penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas manfaat suatu aset tetap selain tanah. Akumulasi
penyusutan peralatan dan mesin adalah Rp. (103,377,381)-
Akumulasi penyusutan Gedung dan Bangunan adalah Rp. (530,854,638),- dan
Akumulasi penyusutan Jalan,Irigasi dan Instalasi adalah Rp.0,-Akumulasi
penyusutan mengurangi nilai aset tetap.

Aset Lainnya
1. Aset Lain-lain
SKPD Puskesmas Batu Putih Per Tanggal 31 Desember 2018 sebesar
Rp.338,124,129,- Aset lain-lain.

2. Piutang Dana Bergulir


SKPD Puskesmas Batu Putih Per Tanggal 31 Desember 2018 tidak memiliki
saldo piutang dana bergulir.

Kewajiban Lainnya
Saldo kewajiban per 31 Desember 2018 sebesar Rp.0,-dan per 31 Desember 2018
adalah 0,-

Ekuitas
Saldo Ekuitas per 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp.898,872,980,-
BAB IV

PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN

Puskesmas Batu Putih Merupakan Satuan Kerja Perangkat Derah ( SKPD ) dimana status
SKPD Sebgai entias akuntansi pelaporan yng wajib bagi setiap SKPD terdiri dari Neraca, Laporan
Realisasi, Anggaran SKPD dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Puskesmas Batu Putih adalah menjalankan tata kelola pemerintahan merupakan satu kesatuan yang
terstruktur yang terdiri dari

1. Kepala Puskesmas : FAISAL SULAIMAN, SKM


2. Ka. Tata Usaha : SUWINDA, SKM
3. BIKOR : MELDA, Amd.Keb
4. Bendahara Operasional : BESSE MARHAWATI M, AMK
5. Bendahara BPJS : HASDINI. Amd. Keb
6. Bendahara BOK : YULIANA, SKM
7. Kepala UGD : Munasri, S.Kep.Ns
BAB V

PENUTUP

Demikian Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan penjelasan secara lebih rinci atas
elemen-elemen dalam laporan keuangan, baik elemen laporan Reaisasi Anggaran (LRA), Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Neraca, Maupun Catatan atasLaporan keuangan
(CaLK). CaLK Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum.

Demikianlah Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara
TA.2017, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan kemudahan dalam berikhtiar
dalam membangun Kabupaten Kolaka Utara.

Batu Putih 31 Desember 2017


Kepala Puskesmas Batu Putih

FAISAL SULAIMAN, SKM


Nip. 19771203 199803 1 003
LAPORAN KEUANGAN
PUSKESMAS BATU PUTIH

ORGANISASI PERANGKAT DAERAH OPD


KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN ANGGARAN 2018

Anda mungkin juga menyukai