Anda di halaman 1dari 74

AKUNTANSI

PEMERINTAH DAERAH
Dosen Pengampu: Fanesa Isalia Minanda Syaefudin, M.Acc
Kebijakan
Kebijakan Kebijakan
Akuntansi Aset,
Akuntansi Akuntansi
Kewajiban dan
Pendapatan LRA Pendapatan LO
Ekuitas

Kebijakan Kebijakan
Kebijakan
Akuntansi Akuntansi
Akuntansi Beban
Belanja Transfer

Kebijakan Kebijakan Kebijakan


Akuntansi Akuntansi Akuntansi
Penerimaan Pengeluaran Koreksi
Pembiayaan Pembiayaan Kesalahan
Kebijakan Akuntansi Aset

Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai


dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber
daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Dalam neraca aset terbagi atas 2, yaitu:

Aset
Lancar

Aset
Aset
Non
Lancar
ASET LANCAR

Aset lancar meliputi kas dan


setara kas, investasi jangka
pendek, piutang, dan persediaan.

Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito


berjangka 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan dan
surat berharga yang mudah diperjualbelikan.

Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan


angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan
diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

Sedangkan persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai
seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Kas

Kas terdiri dari Kas di Kas Daerah, Kas di


Bendahara Penerimaan, Kas di Bendahara
Pengeluaran dan Kas di Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD).Termasuk dalam
kategori kas adalah setara kas yang
merupakan investasi jangka pendek yang
sangat likuid dan siap dicairkan menjadi
kas dengan jatuh tempo kurang dari 3
bulan tanggal perolehannya.
Investasi Jangka Pendek

Investasi Jangka
Pendek adalah Deposito;
investasi yang
dapat segera
diperjualbelikan
atau dicairkan
serta dimiliki 3
Surat Utang Negara (SUN);
(tiga) bulan
sampai dengan
12 (dua belas)
bulan terhitung Sertifikat Bank Indonesia (SBI); dan
mulai tanggal
pelaporan.
Investasi jangka
pendek dapat Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
berupa:
Piutang

Piutang diakui saat:

• Diterbitkan surat ketetapan; atau


• Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; atau
• Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.

Piutang dicatat dan diukur sebesar:

• Nilai yang belum dilunasi dari setiap tagihan yangditetapkan; atau


• Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).

Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value),oleh karenanya
terhadap piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih dilakukan penyisihan.

Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan melalui estimasi berdasarkan umur piutang (aging schedule).
Piutang dalam aging schedule dibedakan menurut jenis piutang, dalam menetapkan umur maupun penentuan
besaran yang akan disisihkan berdasarkan peraturan kepala daerah.
Persediaan

Pencatatan persediaan dilakukan dengan:


Metode Periodik, untuk persediaan yang penggunaannya
sulit diidentifikasi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), dengan
metode ini, pencatatan hanya dilakukan pada saat terjadi
Metode Perpetual, untuk jenis persediaan yang sifatnya penambahan, sehingga tidak mengupdate jumlah
continues dan membutuhkan kontrol yang besar, seperti persediaan. Jumlah persediaan akhir diketahui dengan
obat -obatan. Dengan metode perpetual, pencatatan melakukan stock opname pada akhir periode, persediaan
dilakukan setiap ada persediaan yang masuk dan keluar dinilai dengan metode FIFO (First In First Out). Harga
sehingga nilai/jumlah persediaan selalu ter-update. pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan
menjadi harga barang yang digunakan/dijual pertama
kali, sehingga nilai persediaan akhir dihitung dimulai dari
harga pembelian terakhir.
Investasi Jangka Panjang

Penilaian • Metode biaya: Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya,
terkecuali kepemilikan itu berpengaruh signifikan menggunakan metode

investasi ekuitas.Penghasilan investasi jangka panjang tersebut diatas diakui sebagai


pendapatan dari bagian laba atas penyertaan modal (Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan) dan tidak mempengaruhi nilai investasi.
jangka • Metode ekuitas : Dalam hal Kepemilikan 20% atau lebih menggunakan
metode ekuitas. Nilai investasi dipengaruhi oleh:

panjang • investasi awal sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurangi sebesar
bagian laba atau rugi pemerintah
• dividen selain dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah
dilakukan akan mengurangi nilai investasi pemerintah.
• penyesuaian atas perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing

dengan tiga serta revaluasi aset tetap.


• Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan : Metode ini untuk
Kepemilikan bersifat nonpermanent. Metode ini digunakan terutama untuk
metode yaitu: kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
ASET NON LANCAR

Aset non lancar merupakan aset pemerintah yang


penggunaannya diharapkan melebihi satu periode
pelaporan (1tahun), terdiri dari aset yang
bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud,
serta aset yang digunakan secara langsung atau
tidak langsung untuk kegiatan pemerintah
maupun yang digunakan oleh masyarakat umum.

Untuk mempermudah pemahaman atas pos-pos


aset nonlancar yang disajikan di neraca, aset non
lancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka
panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset
lainnya.
Investasi
Investasi nonpermanen adalah
Investasi jangka panjang adalah investasi jangka panjang yang
investasi yang dimaksudkan untuk dimaksudkan untuk dimiliki secara
dimiliki selama lebih dari 12 (dua tidak berkelanjutan, seperti:
belas) bulan, yang berupa investasi Investasi dalam Surat Utang Negara
nonpermanen dan investasi (SUN) dan penanaman modal dalam
permanen. proyek pembangunan yang dapat
dialihkan kepada fihak ketiga.

Sedangkan investasi permanen


adalah investasi jangka panjang
yang dimaksudkan untuk dimiliki
secara berkelanjutan, seperti:
Penyertan Modal Pemerintah pada
BUMN/BUMD, badan internasional
dan badan hukum lainnya bukan
milik negara.
Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa


manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan, Apabila
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya
masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari: a) Tanah; b)
perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
Peralatan dan mesin; c) Gedung dan bangunan; d) Jalan,
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
irigasi, dan jaringan; e) Aset tetap lainnya; dan f)
Konstruksi dalam pengerjaan.
Penyusutan Aset Tetap

Khusus penambahan masa manfaat aset


tetap karena adanya perbaikan
terhadap aset tetap baik berupa
overhaul dan renovasi disajikan
tersendiri pada modul implementasi
Nilai penyusutan untuk masing-masing SAP Berbasis Akrual pada PEMDA.
periode diakui sebagai pengurang nilai
tercatat aset tetap dalam neraca dan
beban penyusutan dalam LO. Metode
penyusutan yang digunakan adalah
metode garis lurus dengan estimasi
masa manfaat yang telah ditetapkan.
Aset Tetap Lainnya berupa hewan,
tanaman, dan buku perpustakaan tidak
dilakukan penyusutan secara periodik,
melainkan diterapkan penghapusan
pada saat Aset Tetap Lainnya tersebut
sudah tidak dapat digunakan atau mati.
Pengakuan Aset Tetap

• Mempunyai masa manfaat


Untuk dapat diakui lebih dari 12 (dua belas)
bulan
sebagai aset tetap • Beban perolehan asset
suatu aset harus dapat diukur secara andal
berwujud dan • Tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam operasi
memenuhi normal entitas
kriteria: • Diperoleh atau dibangun
dengan maksud untuk
Dana Cadangan

Dana Cadangan adalah


dana yang disisihkan
untuk menampung
kebutuhan yang
memerlukan dana relatif
besar yang tidak dapat
dipenuhi dalam satu
tahun anggaran. Dana
cadangan dirinci menurut
tujuan pembentukannya.
Aset Non Lancar Lainnya

Aset non lancar lainnya diklasifikasikan


sebagai aset lainnya. Termasuk dalam
aset lainnya adalah aset tak berwujud,
tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan,
aset kerjasama dengan fihak ketiga
(kemitraan), dan kas yang dibatasi
penggunaannya.
Pengakuan Aset

Pengakuan aset dilakukan


apabila ada potensi manfaat
ekonomi di masa depan
yang akan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai
nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal, atau
dapat diakui juga pada saat
diterima atau
kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah
ke tangan Pemerintah.
Pengukuran dan Pencatatan Aset

Pengukuran atau pencatatan suatu aset tergantung dari jenis asetnya, diantaranya adalah dengan cara sebagai berikut:

• Kas dicatat sebesar nilai nominal;


• Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan;
• Piutang dicatat sebesar nilai nominal;
• Persediaan dicatat sebesar.

Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola (membangun sendiri) meliputi biaya langsung untuk
tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan,
tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap
tersebut. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan
karakteristik aset tersebut.

Sedangkan untuk aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan Akuntansi Kewajiban

Kewajiban pemerintah merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban dapat timbul dari:


• Transaksi dengan pertukaran (exchange transactions);
• Transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions), sesuai hukum yang berlaku dan kebijakan yang
diterapkan, yang belum dibayar lunas sampai dengan saat tanggal pelaporan;
• Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-related events); dan
• Kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledged events).
Kewajiban pemerintah
terbagi 2 jenis, yaitu:

Kewajiban Kewajiban
Jangka Jangka
Pendek Panjang
Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah atau
utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar dalam tahun pelaporan berikutnya.

Kewajiban jangka pendek lainnya bunga pinjaman, utang jangka pendek dari fihak ketiga, utang perhitungan fihak
ketiga (PFK), dan bagian lancar utang jangka panjang.
Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang


diharapkan dibayar dalam waktu di atas 12 (dua belas) bulan.
Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajiban
jangka panjangnya, meskipun kewajiban tersebut jatuh tempo
dan untuk diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan jika:
• Jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan;
• Kewajiban tersebut bermaksud didanai kembali (refinancing) sebagai
kewajiban jangka panjang oleh pemberi pinjaman dan didukung dengan
adanya suatu perjanjian atau penjadualan kembali terhadap pembayaran,
yang diselesaikan sebelum laporan keuangan disetujui.
Pengakuan Kewajiban

Dana pinjaman
Dana pinjaman diterima dikeluarkan oleh kreditur Pada saat kewajiban
oleh pemerintah; atau sesuai dengan kesepakatan timbul.
pemerintah daerah;
Pengukuran dan Pencatatan Kewajiban

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal dalam rupiah, sementara kewajiban dalam mata
uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal yang mencerminkan nilai kewajiban pemerintah
daerah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Pinjaman daerah diatur dalam PP
Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah. Dalam Pasal 2 disebutkan bahwa pinjaman
daerah merupakan alternative pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup devifist
APBD, pengeluaran pembiayaan, ataupun kekurangan arus kas,
Kebijakan Akuntansi Ekuitas

• Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
Ekuitas kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo Ekuitas berasal dari Ekuitas awal
ditambah (dikurang) oleh Surplus/Defisit LO dan perubahan lainnya seperti koreksi
nilai persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain.

• Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun perantara dalam rangka penyusunan
Ekuitas SAL Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL mencakup antara lain Estimasi
Pendapatan, Estimasi Penerimaan Pembiayaan, Apropriasi Belanja, Apropriasi
Pengeluaran Pembiayaan, dan Estimasi Perubahan SAL, Surplus/Defisit - LRA.

Ekuitas untuk • Ekuitas untuk Dikonsolidasikan digunakan untuk mencatat reciprocal account untuk

Dikonsolidasikan kepentingan konsolidasi, yang mencakup antara lain Rekening Koran PPKD.
Kebijakan Akuntansi Pendapatan LRA

Definisi Pendapatan
pada LRA
• Menurut PSAP No 2 PP No. 71
Tahun 2010 Pendapatan-LRA
adalah semua penerimaan
Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah
Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh
pemerintah.
Pengakuan Pendapatan LRA

• Diterima di Rekening Kas Umum


Pendapatan Daerah; atau
• Diterima oleh SKPD; atau
diakui pada • Diterima entitas lain di luar
saat: pemerintah daerah atas nama
BUD.
Pengukuran Pendapatan LRA

Akuntansi Pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan
bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan-LRA diukur dengan menggunakan nilai nominal kas yang masuk ke kas daerah dari sumber
pendapatan dengan menggunakan asas bruto, yaitu pendapatan dicatat tanpa
dikurangkan/dikompensasikan dengan belanja yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut

Dalam hal besaran pengurang terhadap Pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap
pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai,
maka asas bruto dapat dikecualikan.

Pengecualian azas bruto dapat terjadi jika penerimaan ka dari pendapatan tersebut lebih mencerminkan
aktivitas pihak lain dari pada pemerintah daerah atau penerimaan kas tersebut berasal dari transaksi
yang perputarannya cepat, volume transaksi banyak dan jangka waktunya singkat.
Penyajian Pendapatan LRA

Pendapatan-LRA disajikan pada LRA dan LAK. Pendapatan LRA disajikan dalam mata
uang rupiah. Apabila penerimaan kas atas pendapatan LRA dalam mata uang asing,
maka penerimaan tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Kebijakan Akuntansi Pendapatan LO

Definisi Menurut Permendagri No. 64 Tahun 2013 bahwa


Pendapatan Pendapatan LO merupakan hak pemerintah daerah
LO yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.

Pendapatan LO merupakan pendapatan yang menjadi


tanggung jawab dan wewenang entitas pemerintah,
baik yang dihasilkan oleh transaksi operasional, non
operasional dan pos luar biasa yang meningkatkan
ekuitas entitas pemerintah.
Kebijakan akuntansi pendapatan LO meliputi
kebijakan akuntansi pendapatan LO untuk PPKD dan
kebijakan akuntansi pendapatan LO untuk SKPD.
Akuntansi Pendapatan LO pada PPKD meliputi
Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, Lain-
Lain Pendapatan Daerah yang Sah, serta
Pendapatan Non Operasional.Akuntansi Pendapatan-
LO pada SKPD meliputi Pendapatan Asli Daerah.
Pengakuan Pendapatan-LO

Pendapatan - LO diakui pada saat:

• Timbulnya hak atas pendapatan. Kriteria ini dikenal juga


dengan earned.
• Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber
daya ekonomi baik sudah diterima pembayaran secara tunai
(realized) maupun masih berupa piutang (realizable).
Pengukuran Pendapatan - LO

Pendapatan-LO dari transaksi Pendapatan-LO dari transaksi


Pendapatan-LO operasional non
pertukaran diukur dengan pertukaran harus diakui pada saat
pertukaran, diukur sebesar aset
menggunakan harga sebenarnya barang atau jasa diserahkan
yang diperoleh dari transaksi non
(actual price) yang diterima kepada masyarakat ataupun entitas
pertukaran yang pada saat
ataupun menjadi tagihan sesuai pemerintah lainnya dengan harga
perolehan tersebut diukur dengan
dengan perjanjian yang telah tertentu yang dapat diukur secara
nilai wajar
membentuk harga. andal.
Penyajian Pendapatan - LO

Menurut
• Pendapatan-LO disajikan pada Laporan Operasional.
Lampiran • Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumber
I.13 PSAP 12 pendapatan.
• Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk
– PP 71 pemerintah daerah dikelompokkan menurut asal
dan jenis pendapatan, yaitu pendapatan asli
Tahun 2010 daerah, pendapatan transfer, dan lain-lain
pendapatan yang sah.
bahwa,
KEBIJAKAN AKUNTANSI
BEBAN DAN BELANJA
Dalam peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional (LO) menyebut
dengan beban.

LRA disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas, sedangkan
LO disajikan dengan prinsip akrual yang disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus
akuntansi berbasis akrual.
DEFINISI “BEBAN DAN BELANJA”

BEBAN
Adalah penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban. BELANJA
Merupakan semua pengeluaran oleh bendahara
umum Negara atau bendahara umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran lebih dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya Kembali oleh pemerintah.
Perbedaan antara Beban
dan Belanja

Belanja
Beban
Diukur dan diakui dengan basis Diukur dan diakui dengan basis
Akuntansi akrual. Akuntansi kas.

Merupakan unsur pembentuk Merupakan unsur pembentuk Laporan


Laporan Operasional (LO) Realisasi Anggaran (LRA)

Menggunakan kode akun 9 Menggunakan kode akun 5


KLASIFIKASI

Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah


terdiri dari :

a. Beban Pegawai f. Beban Penyusutan Aset Tetap/


b. Beban Barang amortisasi
c. Beban Bunga g. Beban Transfer
d. Beban Subsidi h. Beban Tak Terduga
e. Beban Bantuan Sosial
Klasifikasi ekonomi adalah Pengelompokkan
belanja yang didasarkan pada jenis belanja
Klasifikasi beban dan belanja berdasarkan
untuk melaksanakan suatu
organisasi adalah klasifikasi berdasarakan unit
aktivitas,Klasifikasi ekonomi meliputi :
organisasi pengguna anggaran.
Untuk pemerintah daerah meliputi :
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Barang a. Belanja sekretariat DPRD
c. Beban Modal b. Belanja sekretariat daerah kabupaten
d. Bunga c. Belanja dinas pemerintah tingkat
e. Subsidi kabupaten dan lembaga teknis daerah tingkat
f. Hibah kabupaten.
g. Bantuan Sosial
h. Belanja lain-lain
PENGAKUAN
Menurut PSAP Nomor 12 tentang akuntansi
beban dalam peraturan pemerintah Nomor 71
Tahun 2010, beban diakui saat:
Terjadinya penurunan
Timbulnya kewajiban
Terjadinya konsumsi manfaat ekonomi atau
Saat terjadinya peralihan potensi jasa
aset
hak dari pihak lain ke
pemerintah tanpa diikuti Terjadi pada saat penurunan nilai
Terjadi saat pengeluaran kas aset sehubungan dengan
keluarnya kas dari kas
kepada pihak lain yang tidak penggunaan aset
umum daerah.
didahului timbulnya bersangkutan/berlalunya waktu.
kewajiban dan/atau konsumsi
aset nonkas dalam kegiatan
operasional pemerintah
Menurut PSAP Nomor 02
tentang akuntansi belanja
dalam peraturan pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010, belanja
diakui pada saat:
1. 2
Terjadinya pengeluaran dari
3.
rekening Kas Umum Daerah
untuk seluruh transaksi di . Khusus pengeluaran melalui Dalam hal badan layanan
SKPD dan PPKD setelah bendahara pengeluaran umum, belanja diakui
dilakukan pengesahan pengakuannya terjadi pada dengan mengacu pada
definitif oleh fungsi BUD saat pertanggungjawaban peraturan perundangan
untuk masing-masing atas pengeluaran tersebut yang mengatur mengenai
transaksi yang terjadi di SKPD disahkan oleh pengguna badan layanan umum.
dan PPKD. anggaran setelah
diverifikasi oleh PPK-SKPD.
Pencatatan atas pengakuan beban dapat
menggunakan 2 pendekatan yaitu:

1. Metode Pendekatan Beban


2. Metode Pendekatan Aset
PENGUKURAN

Beban
diukur dan dicatat sebesar
beban yang terjadi selama Belanja
periode pelaporan.
diukur jumlah pengeluaran kas
yang keluar dari rekening kas
umum daerah dan atau rekening
bendahara pengeluaran
berdasarkan azas bruto.
PENILAIAN

BEBAN BELANJA

dinilai sebesar akumulasi beban yang dinilai sebesar nilai tercatat


terjadi selama satu periode pelaporan dan disajikan pada laporan
dan disajikan pada laporan operasional
sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line realisasi anggaran
item). berdasarkan belanja langsung
dan tidak langsung.
PENGUNGKAPAN
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan terkait dengan beban :

1. Rincian beban per SKPD.


2. Penjelasan atas unsur-unsur beban yang
disajikan dalam laporan keuangan lembar
muka.
3. Informasi lainnya yang dianggap perlu.
Hal-hal yang perlu diungkapkan
sehubungan dengan belanja

Penjelasan sebab-
Rincian belanja per sebab tidak
SKPD. terserapnya target
realisasi belanja
daerah.
Penjelasan atas
unsur-unsur belanja
yang disajikan Informasi lainnya
dalam laporan yang dianggap
keuangan lembar perlu.
muka.
KEBIJAKAKAN AKUNTANSI
TRANSFER & PEMBIAYAAN
DEFINISI
Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil

Transfer Masuk (LRA) adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya
penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari
pemerintah provinsi

Transfer Keluar (LRA) adalah pengeluaran dari entitas pelaporan ke entitas


pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan
dana bagi hasil oleh pemerintah kota.

Pendapatan Transfer (LO) adalah pendapatan berupa penerimaan uang atau hak
untuk menerima uang oleh entitas pelaporan dari suatu entias pelaporan lain yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
KLASIFIKASI
Transfer dikategorikan berdasarkan sumber kejadiannya, diantaranya :

1. Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan


2. Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya
3. Transfer Pemerintah Provinsi
4. Transfer/bagi hasil ke Desa
5. Transfer/Bantuan Keuangan
PENGAKUAN
Transfer Masuk dan Pendapatan Transfer

- Untuk kepentingan penyajian transfer pada Laporan Realisasi Anggaran,


pengakuan atas transfer masuk dilakukan pada saat transfer masuk ke Rekening
Kas Umum Daerah.

- Untuk kepentingan penyajian penadpatan transfer dalam Laporan Operasional,


pengakuan masing-masing jenis pendapatan transfer dilakukan pada saat
timbulnya hak atas pendapatan atau pendapatan direalisasi, yaitu aliran masuk
sumber daya ekonomi

- Pengakuan pendapatan transfer dilakukan bersamaan dengan penerimaan kas


pada Rekening Kas Umum Daerah selama periode berjalan yang diatur sesuai
undang-undang penyaluran alokasi tersebut. Sedangkan pada saat penyusunan
laporan keuangan, Pendapatan transfer dapat diakui sebelum penerimaan kas
apabila terdapat penetapan hak pendapatan daerah berdasarkan dokumen yang
sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Walaupun demikian, pendapatan
transfer dapat diakui pada saat terbitnya peraturan mengenai penetapan alokasi,
jika itu terkait dengan kurang salur
PENGAKUAN
Transfer Keluar dan Beban Transfer

- Untuk kepentingan penyajian transfer keluar pada Laporan Realisasi Anggaran,


pengakuan atas transfer keluar dilakuka pada saat terbitnya SP2D (Surat
Perintah Pencairan Dana) atas beban anggaran transfer keluar.

- Untuk kepentingan penyajian beban transfer pada penyusunan Laporan


Operasional, pengakuan beban transfer pada periode berjalan dilakukan
bersamaan dengan pengeluaran kas yaitu pada saat diterbitkannya SP2D.
Sedangkan pengakuan beban transfer pada saat penyusunan laporan keuangan
dilakukan penyesuaian berdasarkan dokumen yang menyatakan kewajiban
transfer Pemerintah Kota yang bersangkutan kepada Pemerintah lainnya/desa.
PENGUKURAN
Transfer Masuk dan Beban Transfer

- Untuk kepentingan penyajian transfer masuk pada Laporan Realisai Anggaran,


Transfer masuk diukur dan dicatat berdasarkan jumlah transfer yang masuk ke
Rekening Kas Umum Daerah.

- Untuk kepentingan penyusunan pnyajian pendapatan transfer pada Laporan


Operasional, pendapatan transfer diukur dan dicatat berdasarkan hak atas
pendapatan transfer bagi Pemerintah Kota
PENILAIAN
- Transfer masuk dinilai berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran)

- Transfer masuk dalam bentuk hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat
pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia

“Transfer keluar dinilai sebesar akumulasi transfer keluar yang terjadi selama satu
periode pelaporan dan disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi
ekonomi”
PENGUNGKAPAN
Pengungkapan atas transfer masuk dan pendapatan transfer dalam Catatan atas
Laporan Keuangan (CALK) adalah sebagai berikut:

a) Penjelasan rinci atas anggaran dan realisasi transfer pada Laporan Realisasi
Anggaran dan realisasi pendapatan transfer pada Laporan perasional beserta
perbandingannya dengan relisasi tahun anggaran sebelumnya.

b) Penjelasan atas penyebab terjadinya selisih antara anggaran transfer masuk


dengan realisasinya.

c) Penjelasan atas perbedaan nilai realisasi transfer masuk dalam Laporan


Realisasi Anggaran dengan realisasi pendapatan transfer pada Laporan
Operasional.

d) Informasi lainnya yang dianggap perlu


PENGUNGKAPAN
Pengungkapan atas transfer keluar dan beban transfer dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CALK) adalah sebagai berikut:

a) Penjelasan rincian atas anggran dan realisasi transfer keluar pada Laporan
Realisasi Anggaran, rincian realisasi beban transfer pada Laporan Operasional
beserta perbandingannya dengan tahun anggaran sebelumnya

b) Penjelasan atas penyebab terjadinya selisih antara anggaran transfer keluar


dengan realisasinya

c) Penjelasan atas perbedaan nilai realisasi transfer keluar dalam Laporan


Realisasi transfer keluar dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan realisasi
bebena transfer pada Laporan Operasional

d) Informasi lainnya yang dianggap perlu


KEBIJAKAN AKUNTANSI
PEMBIAYAAN
TENTANG
KEBIJAKAN AKUNTANSI
BERBASIS AKRUAL
DEFINISI
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 PSAP Nomor 02 Paragraf 50
mendefinisikan pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu di bayar atau akan diterima Kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup deficit dan atau
memanfaatkan surplus anggaran

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara,
pengeluaran biaya antara lain digunakan untuk pembayaran Kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah
KLASIFIKASI

a. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas
Umum Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan
obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan
kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi
permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.

b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas
Umum Negara/Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak
ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok
pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana
cadangan.
PENGAKUAN

1. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas


Umum Negara/Daerah.

2. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas


Umum Negara/Daerah.
PENGUKURAN

Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang


kas yang diterima atau yang akan diterima oleh nilai sekarang kas yang dikeluarkan
atau yang akan dikeluarkan.

Pembiayaan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang
rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengan Bank Indonesia) pada tanggal
transaksi pembiayaan.
PENYAJIAN DI LAPORAN KEUANGAN

Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan pemerintah daerah


disajikan dalam laporan realisasi anggaran.
PENGUNGKAPAN

Dalam pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan


pembiayaan, harus diungkapkan pula hal-hal sebagai berikut:
1. penerimaan dan pengeluaran pembiayaan tahun berkenaan setelah tanggal
berakhirnya tahun anggaran;

2. penjelasan landasan hukum berkenaan dengan penerimaan/pemberian


pinjaman, pembentukan/pencairan dana cadangan, penjualan aset daerah
yang dipisahkan, penyertaan modal Pemerintah Daerah;

3. informasi lainnya yang diangggap perlu.


Kebijakan Akuntansi
KELOMPOK 6
koreksi kesalahan
1. Owen Effenberg Lombok (20043075)

2. Yustisia Leleran (20043110)

3. Yudi Philip Manginsihi (20043150)

4. Marciano Yosia Watung (2003063)


DEFINISI
 Koreksi merupakan tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan
keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Kesalahan merupakan penyajian akun/pos
yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan
periode berjalan atau periode sebelumnya. Sehingga koreksi kesalahan merupakan tindakan untuk
membetulkan kesalahan peyajian dalam suatu akun/pos. Koreksi kesalahan diungkapkan pada Catatan
atas Laporan Keuangan.
 Ada beberapa penyebab bisa terjadinya kesalahan. Antara lain disebabkan karena keterlambatan
penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan hitung, kesalahan penerapan standar
dan akuntansi, kelalaian, dan lain-lain. Kesalahan juga bisa ditemukan di periode yang sama saat
kesalahan itu dibuat, namun bisa pula ditemukan pada periode di masa depan. Itulah sebabnya akan
ada perbedaan perlakuan terhadap beberapa kesalahan tersebut.
KLASIFIKASI
 Ditinjau dari sifat kejadiannya, kesalahan dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis:
a. Kesalahan tidak berulang Kesalahan tidak berulang merupakan kesalahan yang diharapkan tidak akan
terjadi kembali. Kesalahan ini dikelompokkan kembali menjadi 2 (dua) jenis: 1) Kesalahan tidak
berulang yang terjadi pada periode berjalan; 2) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode
sebelumnya.
b. Kesalahan berulang Kesalahan berulang merupakan kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal)
dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Misalnya penerimaan
pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan
pembayaran dari wajib pajak
PERLAKUAN
 Kesalahan tidak berulang
 Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI
KESALAHAN 2 Kesalahan jenis ini, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak,
dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan. Baik
pada akun pendapatan LRA, belanja, pendapatan LO, maupun beban.
Contoh : pengembalian pendapatan hibah yang diterima pada tahun yang bersangkutan kepada
pemerintah pusat karena terjadi kesalahan pengiriman oleh pemerintah pusat
Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada
periode sebelumnya
Kesalahan jenis ini bisa terjadi pada saat yang berbeda, yakni yang terjadi dalam periode sebelumnya namun laporan
keuangan periode tersebut belum diterbitkan dan yang terjadi dalam periode sebelumnya dan laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan. Keduanya memiliki perlakuan yang berbeda.
1) Koreksi - Laporan Keuangan Belum Diterbitkan Apabila laporan keuangan belum diterbitkan, maka dilakukan dengan
pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun
pendapatan-LO atau akun beban.
2) Koreksi - Laporan Keuangan Sudah Diterbitkan Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan menambah posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan (Perda/Perkada
Pertanggungjawaban), dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain–LRA. Dalam hal
mengakibatkan pengurangan kas dilakukan dengan pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih. Koreksi kesalahan
atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah
maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun ekuitas.
 Contoh : pengembalian pendapatan hibah yang diterima pada tahun yang bersangkutan kepada pemerintah
pusat karena terjadi kesalahan pengiriman oleh pemerintah pusat.
Kesalahan berulang
 Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan sifat alamiah
(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara
berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan
koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.
KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN 3 Kesalahan berulang tidak memerlukan
koreksi melainkan dicatat pada saat terjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan
kelebihan pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA maupun pendapatan-LO
yang bersangkutan.
TUGAS !

 Buatlah ringkasan apa yang anda ketahui tentang Kebijakan Akuntansi


Keuangan Pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai