Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH RIAU

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI :

MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA


BAGANSIAPIAPI TAHUN 2022

LOKASI :

KABUPATEN ROKAN HILIR

SUMBER DANA :

APBN TAHUN ANGGARAN 2022


I. PENDAHULUAN
1.1. Umum
1. Konstruksi adalah rangkaian kegiatan untuk mewujudkan, memelihara,
menghancurkan bangunan yang sebagian da/atau seluruhnya menyatu
dengan tanah atau tempat kedudukannya menyatu dengan tanah.
2. Bangunan Gedung Negara yang selanjutnya disingkat dengan BGN adalah
bangunan gedung untuk keperluan Dinas yang menjadi barang milik negara
atau daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari
Dana APBN, APBD, dan/atau perolehan lainnya yang sah.
3. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan
Bangunan Gedung Negara yang diselenggarakan melalui tahap perencanaan
teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik merupakan
pembangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun perluasan
bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan
bangunan gedung.
4. Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan dan
manajemen penyelenggaraaan konstruksi suatu bangunan.
5. Pengawasan teknis yang dilakukan oleh penyedia jasa manajemen
konstruksi sebagaimana dimaksud pada Pembangunan Bangunan Gedung
Negara dengan kriteria:
a. Klasifikasi tidak sederhana dengan jumlah lantai diatas 4 (empat) lantai;
dan dengan luas bangunan minimal 5.000 m2 (lima ribu meter persegi)
untuk pembangunan baru, perluasan, dan/ atau lanjutan pembangunan
Bangunan Gedung;
b. Bangunan Gedung Negara klasifikasi bangunan khusus;
c. Yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa, baik perencanaan
maupun pelaksana konstruksi; dan/atau
d. Pelaksanaannya lebih dari satu tahun anggaran dengan menggunakan
kontrak tahun jamak.
6. Kegiatan Pengawasan Konstruksi meliputi:
a. Pengendalian Waktu;
b. Pengendalian biaya;
c. Pengendalian pencapaian sasaran fisik; dan
d. Tertib administrasi Bangunan Gedung Negara.
7. Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa manajemen
konstruksi meliputi:
a. Pengawasan pada tahap perencanaan;
b. Pengawasan persiapan konstruksi;
c. Pengawasan tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima
pertama (Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi; dan
d. Pengawasan tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai dengan
serah terima akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi.

1.2. Latar Belakang


Kegiatan Pembangunan yang akan dilaksanakan merupakan bagian Kegiatan dari
Satuan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bagansiapiapi.

Latar belakang kegiatan pembangunan yang dilakukan merupakan salah satu


wujud Bangunan Gedung Negara (BGN), dimana setiap proses kegiatan mulai dari
perencanaan teknis sampai dengan penyerahan akhir pelaksana pekerjaan
konstruksinya, memerlukan suatu pengendalian dan pengawasan yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sehingga proses dapat berlangsung dengan baik
dan mengurangi adanya deviasi akibat penyimpangan yang mungkin terjadi dan
terpenuhinya persyaratan keteknikan dan administrasi kontrak pekerjaan
konstruksi.
1.3. Referensi Hukum
Referensi hukum dalam Pelaksanaan Kegiatan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 beserta perubahannya
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan
undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 beserta Perubahannya Nomor
12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
6. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Republik
Indonesia No 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
897/PRT/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
11. SNI yang berlaku yang mengatur tentang Pelaksanaan Konstruksi.
12. Peraturan-peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

II. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


2.1 Maksud dan Tujuan
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa
Konsultan Manajemen Konstruksi yang memuat masukan, kriteria, proses dan
keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan dalam
pelaksanaan tugas.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang optimal sesuai KAK ini.

2.2 Sasaran
1. Evaluasi terhadap program, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan yang
sistematis, implementatif, dan efektif pada setiap tahap perkembangan
kegiatan, dan menerjemahkan secara fisik berdasarkan aturan teknis yang
yang berlaku.
2. Pengorganisasian yang baik dan terencana pada setiap sektor, sistem
pelaksanaan, serta prosedur penuntasan, masalah yang terjadi pada setiap
bagian Kegiatan.

III. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN


Pengguna Jasa Adalah : Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA
Bagansiapiapi
Alamat : Kabupaten Rokan Hilir
IV. BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN
4.1. Biaya Manajemen Konstruksi
1. Biaya Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Tata Cara Pembayaran
diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan Proses Pengadaan Barang
dan Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi sesuai peraturan yang berlaku,
yang terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b. Materi dan penggandaan laporan;
c. Pembelian dan atau sewa peralatan;
d. Sewa kendaraan;
e. Biaya rapat;
f. Perjalanan lokal dan luar kota;
g. Biaya komunikasi;
h. Penyiapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi;
i. Penyiapan dokumen pendaftaran;
j. Asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance); dan
k. Pajak dan/ atau
l. Biaya tidak langsung lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2. Pembayaran biaya manajemen konstruksi dilakukan secara bulanan atau


tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan
perencanaan teknis dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.

3. Tata cara pembayaran angsuran pekerjaan manajemen konstruksi


sebagaimana dimaksud diatas mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan.

4.2. Sumber Dana


Untuk pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi
i ni dianggarkan pagu dana sebesar Rp. 1.412.695.000,- (Satu milyar empat
ratus dua belas juta enam ratus sembilan puluh lima ribu rupiah), Sumber dana
melalui pembiayaan APBN Tahun Anggaran 2022

V. PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA


5.1 Kualifikasi Penyedia untuk jasa Konsultansi Konstruksi meliputi:
a. syarat kualifikasi administrasi/ legalitas Penyedia;
b. syarat kualifikasi teknis Penyedia

5.2 Peserta harus memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk menjalankan


kegiatan/ usaha dibidang konstruksi dan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU)
dengan :
a. Kualifikasi Usaha : Menengah
b. Klasifikasi : Konsultansi Lainnya
c. Sub Klasifikasi : Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Bangunan
Gedung (KL403)
5.3 Persyaratan kualifikasi Penyedia lainnya sesuai ketentuan dalam Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

VI. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITASPENUNJANG


6.1. Lingkup Kegiatan : Manajemen Konstruksi pada Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Bagansiapiapi Tahun 2022
6.2. Lokasi Kegiatan : Jl. Lintas Riau-Sumut Kec Tanah Putih Kel Cempedak
Rahuk Kabupaten Rokan Hilir
6.3. Data :
1) Pembangunan yang akan dilaksanakan antara lain :
a) Bangunan Kantor Teknis
b) Bangunan Blok Hunian
c) Bangunan Dapur
d) Bangunan Mesjid
e) Tembok Keliling
2) Untuk melaksanakan tugas, Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi harus mencari sendiri data dan informasi yang dibutuhkan
selain dari data dan informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas dalam
pengarahan penugasan ini.
3) Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi harus memeriksa
kebenaran data dan informasi dalam pelaksanaan pekerjaannya, baik
yang berasal dari Pemberi Tugas, maupun masukan lain dari luar.
Kesalahan pelaksanaan pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab Konsultan MK.

6.4. Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan data dan fasilitas penunjang oleh pengguna jasa:
a. KAK Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Fasilitas lain dari Pengguna Jasa yang dapat digunakan oleh Penyedia
Jasa pada prinsipnya tidak tersedia, atau lebih lanjut jika
memungkinkan dapat diusulkan oleh Penyedia Jasa.
2). Penyediaan fasilitas penunjang oleh penyedia jasa:
a. Penyediaan jasa harus menyediakan dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan pekerjaannya. Segala fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan harus ditetapkan tentang prosedur pengadaannya.
b. Alih pengetahuan. Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Jasa,
maka Penyediaan Jasa harus mengadakan pelatihan, kursus
singkat, diskusi dan seminar terkait dengan subtansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staff yang terkait
dengan pelaksanaan kegiatan.

VII. LINGKUP PEKERJAAN, KRITERIA, PROGRAM KERJA DAN TANGGUNG JAWAB


7.1. LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam pembangunan
bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan. Berpedoman pada
ketentuan yang berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 16 Tahun 2021
tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung dan menyesuaikan dengan keluaran yang dibutuhkan Pengguna Jasa
dalam penyelenggaraan pembangunan BGN, maka lingkup pekerjaan Manajemen
Konstruksi terdiri atas:
1) Tahap Persiapan
a) membantu pengelola kegiatan melaksanakan pengadaan penyedia jasa
perencanaan konstruksi, termasuk menyusun Kerangka Acuan Kerja
(KAK), memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta bantuan
evaluasi proses pengadaan.
b) membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan Menyusun
program pelaksanaan seleksi penyedia jasa perencanaan konstruksi.
c) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
penyebarluasan pengumuman seleksi penyedia jasa perencanaan
konstruksi, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun
media elektronik.
d) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan
melakukan prakualifikasi calon peserta seleksi penyedia jasa
perencanaan konstruksi.
e) membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat
penjelasan pekerjaan.
f) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
menyusun Harga Perhitungan Sendiri (HPS) atau Owner’s Estimate (OE)
pekerjaan perencanaan.
g) membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap usulan teknis
dan biaya dari penawaran yang masuk.
h) membantu menyiapkan draft surat perjanjian kerja perencanaan
konstruksi.
i) membantu pengelola kegiatan menyiapkan surat perjanjian kerja
perencanaan konstruksi.

2) Tahap Perencanaan:
a) mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat
oleh penyedia jasa perencanaan konstruksi, yang meliputi program
penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan
penyusunan dokumen lelang.
b) memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian
dan pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan
biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi.
c) mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program
terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan,
penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan yang timbul, serta
pengusulan koreksi program.
d) melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap
perencanaan.
e) menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi manajemen konstruksi
tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila
terjadi penyimpangan.
f) meneliti kelengkapan dokumen perencanaan.
g) membuat laporan reviu desain pada setiap tahapan penyusunan rencana
teknis sebagai acuan persetujuan pengguna jasa.
h) meneliti dokumen pelelangan, menyusun program pelaksanaan
pelelangan bersama penyedia jasa perencanaan konstruksi, dan ikut
memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta
membantu kegiatan unit layanan pengadaan barang dan jasa atau
kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat
pengadaan.
i) menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan
dan pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.
j) mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan,
menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan
kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.

3) Tahap Pelelangan
a) membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan dan Menyusun
program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik.
b) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik melalui papan
pengumuman, media cetak, maupun media elektronik.
c) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan
melakukan prakualifikasi calon peserta pelelangan (apabila pelelangan
dilakukan melalui prakualifikasi).
d) membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat
penjelasan pekerjaan.
e) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
menyusun harga perhitungan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE)
pekerjaan konstruksi fisik.
f) membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran
yang masuk.
g) membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan
konstruksi fisik.
h) menyusun laporan kegiatan pelelangan.

4) Tahap Pelaksanaan
a) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
disusun oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi, yang meliputi program-
program pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber
daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan
bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance atau Quality
Control, dan program Kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
b) Mengendalikan program pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil
konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengen-dalian tertib
administrasi, pengendalian keselamatan kerja.
c) Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun
tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
d) Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
e) Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
(1) Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan.
(2) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
(3) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume atau realisasi fisik.
(4) Pengawasan Penyelenggaraan dan Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK).
(5) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
(6) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian,
mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
(7) Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan
konstruksi.
(8) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang
diajukan oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
(9) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (As Built Drawing) sebelum serah terima I.
(10) Menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima I, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
(11) Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan konstruksi
menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan
gedung.
(12) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah
terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah
terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk
pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.
(13) Melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan fungsi
bangunan gedung terbangun sesuai dengan PBG.
(14) Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen
Pendaftaran.
(15) Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan
dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten
atau Kota setempat.
f) Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.

Konsultan Manajemen konstruksi melaksanakan kewajibannya sesuai dengan


lingkup pekerjaan Manajemen Konstruksi tersebut di atas, lingkup pekerjaan
dapat tidak dilaksanakan apabila telah diatur tersendiri dalam ketentuan
peraturan perundangan-undangan lain yang masih berlaku.

7.2. KRITERIA
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Penyedia Jasa Konsultan
Manajemen Konstruksi harus memperhatikan persyaratan – persyaratan sebagai
berikut :
1) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan Manajemen Konstruksi harus dilaksanakan
secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan
dan diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa.

2) Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan
kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.

3) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus
dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan
Manajemen Konstruksi.

4) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan,
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

7.3. PROGRAM KERJA


Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun program
kerja yang meliputi :
1) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci sesuai tahapan pada
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2) Alokasi personel berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal
penugasan. Personel yang diusulkan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi harus memiliki kualifikasi sesuai yang dipersyaratkan pada KAK ini.
3) Uraian konsepsi Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Manajemen Konstruksi yang disusun
sesuai ketentuan yang berlaku.
5) Setelah hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan dari
Pengguna Jasa, maka akan menjadi pedoman bagi Penyedia Jasa Konsultan
Manajemen Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya sesuai tahapan pada
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.

7.4. TANGGUNG JAWAB


1. Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab secara
professional atas jasa manajemen konstruksi yang dilakukan sesuai
ketentuan dan kode etik, tata laku profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi adalah menjaga agar proyek memiliki kinerja sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu
berlakunya anggaran / waktu yang telah ditetapkan.
b. Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang
tersedia atau yang telah ditetapkan.
c. Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standard dan peraturan
yang berlaku.
d. Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan.
3. Penanggung jawab Professional Manajemen Konstruksi adalah tidak hanya
konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli
professional manajemen konstruksi yang terlibat.

VIII. MASA KONTRAK DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatangan kontrak sampai dengan selesainya pekerjaan dan terpenuhinya
seluruh hak dan kewajiban penyedia.

Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Jasa Manajemen Konstruksi diperhitungkan


selama 8 (Delapan) bulan atau 240 (Dua ratus empat puluh) hari kalender.
Dengan perincian sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan = 0,5 (nol koma lima) bulan atau 15
(Lima belas) hari kalender.
2. Tahap Perencanaan = 1 (Satu) bulan atau 30 (Tiga puluh)
hari kalender.
3. Tahap Pelelangan/ Pemilihan = 0,5 (nol koma lima) bulan atau 15
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi (Lima belas) hari kalender.
4. Tahap Pelaksanaan = 6 (Enam) bulan atau 180 (Seratus
delapan puluh) hari kalender
Pelaksanaan tugas jasa manajemen konstruksi terhitung sejak terbit SPMK sampai
dengan Serah Terima Kedua/akhir/final hand over (FHO) Pekerjaan Konstruksi
sehingga Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi bertanggung jawab melakukan
pengawasan dalam masa Pemeliharaan Konstruksi Selama 6 (enam) Bulan atau 180
(seratus delapan puluh) Hari Kalender/ Mengikuti masa pemeliharaan Konstruksi.

IX. PERSONEL (TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG)


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi harus menyediakan Personel dalam suatu struktur organisasi Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa
yang tercantum dalam KAK ini yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja yang
diperoleh melalui proses uji kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja.

Struktur Organisasi serta daftar Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung beserta
kualifikasinya, minimal sebagai berikut:

Tingkat dan
Tenaga Ahli/ Pengalaman Sertifikat Kompetensi
No. Jumlah Jurusan
Pendukung Profesional Kerja (SKK)
Pendidikan
TENAGA AHLI
Ahli Manajemen
1 Team Leader 1 Org S1 Sipil 7 Tahun Konstruksi (601) –
Madya
Ahli Arsitek (101) –
2 Ahli Arsitektur 1 Org S1. Arsitektur 4 Tahun Madya

Ahli Teknik
Ahli Teknik Bangunan
3 Bangunan 1 Org S1 Sipil 4 Tahun
Gedung (201) - Madya
Gedung
Ahli Teknik Mekanikal
(301)/ Ahli Teknik
S1 T. Elektronika/
Ahli Mekanikal Elektronika
4 1 Org Telekonikasi/
dan Elektrikal 3 Tahun & Telekomunikasi
Mesin/ Fisika
Dalam Gedung (405) –
Muda
Ahli K3 S1 Teknik Semua Ahli K3 Konstruksi
5 1 Org 3 Tahun
Konstruksi Jurusan (603) – Muda
TENAGA PENDUKUNG
Inspector /
1 Pengawas 2 Org S1 Sipil 3 Tahun -
Lapangan Sipil
Inspector /
Pengawas
2 2 Org S1 Arsitektur 3 Tahun -
Lapangan
Arsitektur
Inspector / S1 T. Elektronika/
2 Pengawas 1 Org Telekonikasi/ 3 Tahun -
Lapangan ME Mesin/ Fisika
D3 Semua
3 Administrator 1 Org 3 Tahun -
Jurusan

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli harus memiliki sertifikat Kompetensi sesuai
Keahlian yang diakui sesuai peraturan yang berlaku dan dibuktikan keabsahannya pada
saat Penyerahan personel setelah penandatanganan Kontrak.

Uraian Tugas dan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Konsultan Manajemen Konstruksi, diharapkan dapat menguraikan masing-masing tugas
dan tanggungjawab personel yang ditentukan sesuai dengan jabatan dan profesi personil
tersebut serta menyusun jadwal penugasan personel sesuai dengan keterlibatan
personel pada saat pelaksanaan dan/atau sesuai dengan rincian biaya yang telah
diperhitungkan Pengguna Jasa dalam Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

X. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


a. Umum
Setiap pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
harus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang
memenuhi standar keamanan, keselamatan, Kesehatan dan keberlanjutan.

Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung


Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan
keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan
publik dan lingkungan.

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK


adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam
rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, Penyedia Jasa Konsultansi


Manajemen Konstruksi harus menerapkan SMKK dengan menyusun Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK) sesuai dengan lingkup pekerjaan dan kondisi di
lapangan. Dokumen RKK disampaikan, dibahas, dan disetujui oleh Pengguna Jasa
pada rapat persiapan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi. Ketentuan dan pedoman
penerapan SMKK mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

b. Tingkat Resiko Pekerjaan Konstruksi


Penentuan tingkat resiko pekerjaan konstruksi sesuai kriteria umum kegiatan yang
akan dilaksanakan berdasarkan jenis konstruksi gedung sebagaimana yang
ditetapkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi adalah resiko “Sedang”.

c. Biaya Penerapan SMKK


Biaya penerapan SMKK dalam jasa konsultansi konstruksi paling sedikit
mancakup rincian :
a. penyiapan RKK dan/atau rancangan konseptual SMKK;
b. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan; dan
c. kegiatan dan peralatan terkait pengendalian risiko Keselamatan
Konstruksi.
Biaya penerapan SMKK telah diperhitungkan dalam rincian kuantitas biaya
langsung non personel yang telah disusun oleh pengguna jasa.

XI. KELUARAN/ PRODUK YANG DIHASILKAN (OUTPUT)


Keluaran yang diminta dari konsultan manajemen konstruksi berdasarkan kerangka
acuan kerja ini adalah :
A. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan
oleh konsultan perencana dan pelaksana konstruksi yang menyangkut kuantitas,
kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran administrasi
ketepatan pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan
kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima
dengan baik oleh Pengguna Jasa.

Dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi minimal sebagai


berikut :
1. Program kerja/ program mutu, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
Manajemen Konstruksi
2. Laporan Reviu Perencanaan
3. Laporan Pelaksanaan Pelelangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
4. Buku harian yang memuat semua kejadian, pernyataan/petunjuk yang penting
dari Konsultan MK dan Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan, kelambatan penyelesaian
pekerjaan dan tidak terpenuhinya persyaratan teknis.
5. Laporan harian berisi keterangan tentang tenaga, bahan yang datang diterima
atau ditolak, alat–alat yang digunakan, pekerjaan yang dilaksanakan, waktu
pengerjaan, keadaan cuaca, hambatan dan cara mengatasinya dan prestasi
kerja Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
6. Laporan mingguan sebagai resume laporan harian dan laporan bulanan
sebagai resuma laporan mingguan.
7. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
8. Surat perintah perubahan pekerjaan, berita acara tambah kurang.
9. Berita acara penyerahan pertama pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
10. Berita acara pernyataan selesainya pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
11. Berita acara penyerahan kedua pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
12. Laporan rapat koordinasi di lapangan (site Meeting)
13. Memeriksa gambar kerja Terperinci (Shop Drawing) Bar chart dan S Curve
serta Net work Planning yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
14. Laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
15. Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing).
16. Dan lain – lain yang dianggap perlu untuk dilaporkan.

B. Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap


sesuai dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja. Kelancaran pelaksanaan
kegiatan satuan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan Konsultan Manajemen
Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Konsultan Manajemen
Konstruksi.

XII. PELAPORAN
Jenis laporan Manajemen Konstruksi yang harus diserahkan ke Pengguna Jasa
dengan jumlah sesuai dengan rincian yang telah diperhitungkan Pengguna Jasa
dalam Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yaitu:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Pemahaman terhadap ligkup layanan konsultansi selama masa kontrak;
b) Rencana kerja dan pengorganisasian pekerjaan;
c) Jadwal pelaskanaan dan penugasan tenaga ahli
d) Program mutu; dan
e) Ringkasan kemajuan pelaksanaan pengawasan (jika sudah ada).
Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 7 hari hari sejak
tanggal SPMK.

2) Laporan Reviu Desain


Laporan reviu Desain, paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil reviu desain terhadap dokumen perencanaan sesuai lingkup pekerjaan
Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi;
b. Hasil pemeriksaan dokumen pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi,
menyusun program pelaksanaan pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi.
c. Laporan hasil rapat-rapat koordinasi pada saat perencanaan teknis

3) Laporan Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi


Laporan Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, berisikan Laporan rapat-
rapat koordinasi dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pemiihan
penyedia jasa pekerjaan konstruksi mulai dari tahap penyusunan dokumen
persiapan pemilihan pekerjaan konstruksi sampai dengan selesainya proses
pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi.

4) Laporan Pengawasan
Laporan pengawasan terdiri dari laporan pengawasan terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan laporan pelaksanaan pengawasan.
A. Laporan Pengawasan terhadap Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Laporan pengawasan terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi
meliputi laporan mingguan. Laporan Mingguan paling sedikit memuat hal-hal
sebagai berikut :
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik
dengan membandingkan capaian di minggu sebelumnya, capaian pada
minggu berjalan serta target capaian di minggu berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, status pembayaran dari Pengguna;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi; termasuk statusnya, tindakan
penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan
selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya,
beserta rencana pencegahan atau penanggulangan yang akan
dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen;
h. Daftar dan status persetujuan dokumen yang yang harus ditindak
lanjuti;
i. Ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan (daftar pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status persetujuannya);
j. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi,
termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris
terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain;
k. Kendala yang dihadapi, tindakan yang telah dan akan dilakukan serta
dukungan yang dibutuhkan untuk tujuan kelancaran proyek.

B. Laporan Pelaksanaan Pengawasan


1. Laporan pelaksanaan pengawasan disusun dalam hal pengawasan
pekerjaan dilakukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi dan diserahkan
setiap bulan.
2. Laporan pelaksanaan pengawasan meliputi laporan bulanan dan
laporan akhir.
a. Laporan Bulanan
Laporan bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Ringkasan pelaksanaan kegiatan pengawasan pekerjaan (daftar
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status
persetujuannya);
2) Laporan sumber daya manusia tim Penyedia Jasa Konsultansi
(personil, time sheet, dll);
3) Daftar dan status persetujuan yang dikeluarkan oleh Penyedia
Jasa Konsultansi;
4) Daftar dan status instruksi yang dikeluarkan Penyedia Jasa
Konsultansi kepada Peyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
5) Daftar dan status persetujuan dokumen yang harus
ditindaklanuti oleh Pengguna Jasa;
6) Kendala yang dihadapi Penyedia Jasa Konsultansi, tindakan
yang telah dan akan dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan;
7) Penyerahan laporan bulanan sesuai dengan yang tercantum
dalam kontrak.
b. Laporan Akhir
1) Laporan akhir harus mencakup seluruh layanan dalam masa
kontrak Konsultan Manajemen Konstruksi yang paling sedikit
memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Rencana kerja awal untuk selama periode Tahap
Perencanaan, Tahap Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
b) Renca kerja yang dimutakhirkan selama periode
pelaksanaan sesuai Kontrak;
c) Realisasi pelaksanaan Manajemen Konstruksi;
d) Jadwal dan realisasi pelaksanaan dan penggunaan tenaga
ahli selama masa periode pelaksanaan sesuai Kontrak; dan
e) Evaluasi pelaksanaan pekerjaan manajemen konstruksi
secara menyeluruh dan saran kepada Pengguna Jasa.
f) Laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK).
2) Penyampaian laporan akhir diserahkan dengan melampirkan
salinan seluruh keluaran yang dipersyaratkan dalam kontrak
serta salinan dokumentasi lainnya yang dipandang penting.
3) Penyerahan laporan akhir sesuai dengan yang tercantum dalam
kontrak.

Matrik pelaporan pengawasan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyelenggara Proyek Keterangan


Konsultan
Materi Laporan Pengguna Jasa Penyedia Jasa Waktu
Manajemen Jml
(PA/KPA/PPK) Pek. Konstruksi Penyerahan
Konstruksi
LAPORAN PELAKSANAAN
A. Laporan Harian Mengetahui Memeriksa Menyusun*)
B. Laporan Mingguan Mengetahui Memeriksa Menyusun*)
C. Laporan Bulanan Mengetahui Memeriksa Menyusun*)

LAPORAN PENGAWASAN
A. LAPORAN PENGAWASAN TERHADAP HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Laporan Mingguan Mengetahui Menyusun**) 2 buku x ***)
26 mggu
B. LAPORAN PELAKSANAAN PENGAWASAN
1. Laporan Bulanan Menyusun**) 2 x 6 Bln ***)
2. Laporan Akhir Menyusun**) 2 Buku ***)

*) Laporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan
diserahkan kepada Konsultan MK untuk diperiksa.
**) Laporan pelaksanaan pengawasan disusun oleh Konsultan MK dan diserahkan kepada Pengguna Jasa.
***) Disesuaikan dengan klausul dan persyaratan dalam kontrak.

Seluruh laporan pekerjaan Jasa Konsultansi diserahkan sesuai jadwal


pelaksanaan pekerjaan. Penyedia berkewajiban menyerahkan seluruh file laporan
kepada Pengguna Jasa pada saat penyerahan laporan akhir.

XIII. PENUTUP
1) Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen Kerangka Acuan
Kerja (KAK) ini, tidak boleh dilakukan secara sepihak tanpa seijin pihak Pengguna
Jasa;
2) Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam KAK ini, maka tidak tertutup
kemungkinan dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.

Demikianlah KAK ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bagansiapiapi, 17 Januari 2022

Mengetahui : Untuk dan Atas Nama


Kepala Lapas Bagansiapiapi Lapas Bagansiapiapi
Pejabat Pembuat Komitmen,

WACHID WIBOWO, AMd.IP.S.Sos.MM DASRIAL, SH


NIP. 197203241995031001 NIP. 19730218 199403 1 001

Anda mungkin juga menyukai