Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN,


KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI :

MANAJEMEN KONSTRUKSI LANJUTAN PEMBANGUNAN BADAN


NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI RIAU

LOKASI :

KOTA PEKANBARU

SUMBER DANA :

APBD PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2024


1. PENDAHULUAN
1.1. Umum
1. Konstruksi adalah rangkaian kegiatan untuk mewujudkan, memelihara,
menghancurkan bangunan yang sebagian da/atau seluruhnya menyatu dengan
tanah atau tempat kedudukannya menyatu dengan tanah.
2. Bangunan Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan Dinas yang menjadi
barang milik negara atau daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang
berasal dari Dana APBN, APBD, dan/atau perolehan lainnya yang sah.
3. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan Bangunan
Gedung Negara yang diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik merupakan pembangunan
baru, perawatan bangunan gedung, maupun perluasan bangunan gedung yang
sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung.
4. Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan dan manajemen
penyelenggaraaan konstruksi suatu bangunan.
5. Pengawasan teknis yang dilakukan oleh penyedia jasa manajemen konstruksi
sebagaimana dimaksud pada Pembangunan Bangunan Gedung Negara dengan
kriteria:
a. Bangunan bertingkat diatas 4 (empat) lantai; dan/ atau
b. Bangunan dengan luas total diatas 5.000 m2 (lima ribu meter persegi); dan/
atau
c. Bangunan khusus; dan/ atau
d. Yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa perencanaan maupun
pelaksana konstruksi; dan/atau
e. Yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multiyear project).
6. Kegiatan Pengawasan Teknis meliputi:
a. Pengendalian Waktu;
b. Pengendalian biaya;
c. Pengendalian pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas)
d. Pengendalian dan pengawasan terhadap penerapan Sistem Manajemen
keselamatan konstruksi (SMKK); dan
e. Tertib administrasi Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
7. Pengawasan teknis yang dilakukan oleh penyedia jasa manajemen konstruksi
meliputi:
a. Pengawasan pada tahap perencanaan;
b. Pengawasan persiapan konstruksi;
c. Pengawasan tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima
pertama (Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi; dan
d. Pengawasan tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai dengan
serah terima akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi.

1.2. Latar Belakang


Kegiatan Pembangunan yang akan dilaksanakan merupakan bagian Kegiatan dari
Pemerintah Provinsi Riau Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan.

Latar belakang kegiatan pembangunan yang dilakukan merupakan salah satu wujud
Pembangunan Gedung Negara, dimana setiap prosesnya kegiatan mulai dari
perencanaan teknis sampai dengan penyerahan akhir pelaksana pekerjaan
konstruksinya, memerlukan suatu pengendalian dan pengawasan yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sehingga proses dapat berlangsung dengan baik dan
mengurangi adanya deviasi akibat penyimpangan yang mungkin terjadi dan
terpenuhinya persyaratan keteknikan dan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi.

1.3. Referensi Hukum


Referensi hukum dalam Pelaksanaan proses Kegiatan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 beserta perubahannya Nomor 14
Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 Tentang Jasa Konstruksi.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 beserta Perubahannya Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
6. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Republik
Indonesia No 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
524/PRT/M/2022 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
11. SNI yang berlaku yang mengatur tentang Pelaksanaan Konstruksi.
12. Peraturan-peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


2.1 Maksud dan Tujuan
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa Konsultan
Manajemen Konstruksi yang memuat masukan, kriteria, proses dan keluaran yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi
dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran
yang optimal sesuai KAK ini.

2.2 Sasaran
1. Evaluasi terhadap program, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan yang
sistematis, implementatif, dan efektif pada setiap tahap perkembangan kegiatan,
dan menerjemahkan secara fisik berdasarkan aturan teknis yang yang berlaku.
2. Pengorganisasian yang baik dan terencana pada setiap sektor, sistem
pelaksanaan, serta prosedur penuntasan, masalah yang terjadi pada setiap bagian
Kegiatan.

3. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN


Pengguna Jasa Adalah : Pemerintah Provinsi Riau Satuan Kerja Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pertanahan
Alamat : Jl. SM. Amin No. 92 – Pekanbaru.

4. BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN


4.1. Biaya Manajemen Konstruksi
1. Biaya Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Tata Cara Pembayaran
diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan Proses Pengadaan Barang dan
Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi sesuai peraturan yang berlaku, yang
terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b. Materi dan penggandaan laporan;
c. Pembelian dan atau sewa peralatan;
d. Sewa kendaraan;
e. Biaya rapat;
f. Perjalanan lokal dan luar kota;
g. Biaya komunikasi;
h. Penyiapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi;
i. Penyiapan dokumen pendaftaran;
j. Asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance); dan
k. Pajak dan iuran daerah lainnya.
2. Pembayaran biaya manajemen konstruksi dilakukan secara bulanan atau tahapan
tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan perencanaan
teknis dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.

3. Pembayaran biaya manajemen konstruksi sebagaimana dimaksud pada poin (2)


dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap tender penyedia jasa pelaksanaan konstruksi fisik sebesar 5% (lima
persen);
b. Tahap pelaksanaan konstruksi fisik;
• Pelaksanaan konstruksi sampai sampai dengan serah terima pertama
(Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi paling banyak sebesar 85%
(delapan puluh lima persen); dan
• Masa pemeliharaan konstruksi sampai dengan serah terima akhir (Final
Hand Over) pekerjaan konstruksi dibayar sebesar 10% (sepuluh persen).

Pembayaran secara tahapan sebagaimana tersebut diatas disesuaikan dengan


lingkup pekerjaan manajemen konstruksi yang ditetapkan dalam KAK ini.

4. Tata cara pembayaran angsuran pekerjaan manajemen konstruksi sebagaimana


dimaksud diatas mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.

4.2. Sumber Dana


Untuk pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi ini
dianggarkan pagu dana sebesar Rp. 1.243.000.000,- (Satu milyar dua ratus
empat puluh tiga juta rupiah), Sumber dana melalui pembiayaan APBD Provinsi
Riau Tahun Anggaran 2024.

5. PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA


5.1 Kualifikasi Penyedia untuk jasa Konsultansi Konstruksi meliputi:
a. syarat kualifikasi administrasi/ legalitas Penyedia;
b. syarat kualifikasi teknis Penyedia.

5.2 Peserta harus memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/


usaha dibidang Jasa konstruksi dan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi
oleh Lembaga online single submission (OSS) dengan:
• Kualifikasi Usaha : Menengah
• Kode KBLI : 71102 (Jasa Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung
Hunian dan No Hunian)
• Sub Klasifikasi : RK001

5.3 Persyaratan kualifikasi Penyedia lainnya sesuai ketentuan dalam Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITASPENUNJANG


6.1. Lingkup Kegiatan : Manajemen Konstruksi Lanjutan Pembangunan Badan
Narkotika Nasional Provinsi Riau
6.2. Lokasi Kegiatan : Kota Pekanbaru
6.3. Data :
1) Untuk melaksanakan tugas, Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi
harus mencari sendiri data dan informasi yang dibutuhkan selain dari data
dan informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas dalam pengarahan
penugasan ini.
2) Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi harus memeriksa kebenaran
data dan informasi dalam pelaksanaan pekerjaannya, baik yang berasal dari
Pemberi Tugas, maupun masukan lain dari luar. Kesalahan pelaksanaan
pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung
jawab Konsultan MK.

6.4. Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan data dan fasilitas penunjang oleh pengguna jasa:
a. KAK Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Fasilitas lain dari Pengguna Jasa yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa
pada prinsipnya tidak tersedia, atau lebih lanjut jika memungkinkan
dapat diusulkan oleh Penyedia Jasa.
2). Penyediaan fasilitas penunjang oleh penyedia jasa:
a. Penyediaan jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
pekerjaannya. Segala fasilitas dan peralatan yang dipergunakan harus
ditetapkan tentang prosedur pengadaannya.
b. Alih pengetahuan. Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Jasa, maka
Penyediaan Jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan
seminar terkait dengan subtansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staff yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan.

7. LINGKUP PEKERJAAN, KRITERIA, PROGRAM KERJA DAN TANGGUNG JAWAB


7.1. LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam pembangunan
bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan. Berpedoman pada
ketentuan yang berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 16 Tahun 2021
tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung dan menyesuaikan dengan keluaran yang dibutuhkan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan pembangunan BGN, maka lingkup pekerjaan Manajemen Konstruksi
terdiri atas:
1) Tahap pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
a) Membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun
program pelaksanaan pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
b) Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun harga perhitungan sendiri
(HPS) atau owner’s estimate (OE) pekerjaan konstruksi.
c) Membantu Pengelola Kegiatan dalam menyusun Penerapan Sistem
Manajemen Kesematan Konstruksi (SMKK) yang minimal memuat:
• manajemen Risiko Keselamatan Konstruksi yang paling sedikit memuat
uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko
Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi; dan
• Biaya Penerapan SMKK pada HPS.
d) Membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan
pekerjaan.
e) Membantu menyiapkan draft surat perjanjian/ rancangan kontrak Penyedia
Jasa pekerjaan konstruksi.
f) Menyusun laporan kegiatan pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.

2) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


a) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
disusun oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi, yang meliputi program-
program pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya
berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan,
informasi, dana, program Quality Assurance atau Quality Control, program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
b) Mengendalikan program pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi,
pengendalian perubahan pekerjaan, pengen-dalian tertib administrasi,
pengendalian keselamatan kerja.
c) Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial
yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta
melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
d) Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
e) Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
(1) Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di
lapangan.
(2) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
(3) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume atau realisasi fisik.
(4) Pengawasan Penyelenggaraan dan Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK).
(5) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
(6) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan
dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi.
(7) Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan
dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
(8) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang
diajukan oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
(9) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(As Built Drawing) sebelum serah terima I.
(10) Menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima I, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
(11) Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan konstruksi
menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.
(12) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima
pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua
pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran
angsuran pekerjaan konstruksi.
(13) Melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan fungsi bangunan
gedung terbangun sesuai dengan PBG.
(14) Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen
Pendaftaran.
(15) Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten atau Kota
setempat.
f) Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.

7.2. KRITERIA
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Penyedia Jasa Konsultan
Manajemen Konstruksi harus memperhatikan persyaratan – persyaratan sebagai
berikut:
1) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan Manajemen Konstruksi harus dilaksanakan secara
benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan
diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa.

2) Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas
dari setiap bagian pekerjaan.

3) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan
dengan profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi.

4) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan,
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

7.3. PROGRAM KERJA


Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun program
kerja yang meliputi:
1) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci sesuai tahapan pada
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2) Alokasi personel berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal penugasan.
Personel yang diusulkan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi harus
memiliki kualifikasi sesuai yang dipersyaratkan pada KAK ini.
3) Uraian konsepsi Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Manajemen Konstruksi yang disusun
sesuai ketentuan yang berlaku.
5) Setelah hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan dari Pengguna
Jasa, maka akan menjadi pedoman bagi Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan
yang akan dilaksanakan.

7.4. TANGGUNG JAWAB


1. Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab secara
professional atas jasa manajemen konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan
dan kode etik, tata laku profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi
adalah menjaga agar proyek memiliki kinerja sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya
anggaran / waktu yang telah ditetapkan.
b. Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia
atau yang telah ditetapkan.
c. Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standard dan peraturan yang
berlaku.
d. Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan.
3. Penanggung jawab Professional Manajemen Konstruksi adalah tidak hanya
konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli
professional manajemen konstruksi yang terlibat.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Jasa Manajemen Konstruksi diperkirakan selama 8
(Delapan) bulan atau 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender.
Dengan perincian sebagai berikut:
1. Tahap Pemilihan Penyedia Jasa = 1 (Satu) bulan atau 30 (Tiga puluh)
Pekerjaan Konstruksi hari kalender.
2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan = 7 (Tujuh) bulan atau 210 (Dua ratus
Konstruksi sepuluh) hari kalender

Pelaksanaan tugas jasa manajemen konstruksi terhitung sejak terbit SPMK sampai
dengan Serah Terima Kedua/akhir/final hand over (FHO) Pekerjaan Konstruksi sehingga
Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi bertanggung jawab melakukan pengawasan dalam
masa Pemeliharaan Konstruksi selama 6 (enam) Bulan atau 180 (seratus delapan
puluh) Hari Kalender/ Mengikuti masa pemeliharaan Konstruksi.

9. PERSONEL (TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG)


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen
Konstruksi harus menyediakan Personil untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan
lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini minimal memiliki kualifikasi sebagai berikut:

Tingkat dan Rencana


Pengalaman
No Uraian Jumlah Jurusan SKK Penugasan
Profesional
Pendidikan Personil
A TENAGA AHLI
Ahli Madya Bidang
Team Leader S1. T Sipil/
1 1 Org 6 Tahun Keahlian Manajemen 8 Bln
Arsitektur
Konstruksi

Ahli Muda Teknik


2 Ahli Struktur 1 Org S1. T. Sipil 4 Tahun 5 Bln
Bangunan Gedung

3 Ahli Arsitektur 1 Org S1. T. Arsitektur 4 Tahun Arsitek – Muda 5 Bln


Ahli Muda Teknik
4 Ahli Teknik Mekanikal 1 Org S1. Teknik Mesin 4 Tahun 5 Bln
Mekanikal
Ahli Muda Elektrikal
S1. Elektro/ Mesin/
5 Ahli Elektrikal 1 Org 3 Tahun Konstruksi 5 Bln
Fisika
Bangunan Gedung
S1 Seluruh
Ahli K3 Konstruksi/ Ahli K3 Konstruksi/
Jurusan/ Program
6 Keselamatan 1 Org 3 Tahun Keselamatan 4 Bln
Studi Bidang
Konstruksi konstruksi – Muda
Konstruksi
B TENAGA PENDUKUNG
1 Inpector/Pengawas 1 Org D3 T. Sipil 2 Tahun Teknisi/ Analis 5 Bln
Lapangan Struktur Bidang Gedung
2 Inpector/Pengawas 1 Org D3 Arsitektur 2 Tahun Teknisi/ Analis 5 Bln
Lapangan Arsitektur Bidang Gedung
3 Inpector/Pengawas 1 Org D3 Mesin/ 2 Tahun Teknisi/ Analis 4 Bln
Lapangan ME Elektro Bidang Gedung/
Makanikal
Elektrikal
4 Administrator 1 Org S1 Ekonomi 3 Tahun - 8 Bln

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli harus memiliki sertifikat Kompetensi sesuai
Keahlian yang diakui sesuai peraturan yang berlaku dan dibuktikan keabsahannya pada
saat Penyerahan personel setelah penandatanganan Kontrak.

Susunan Struktur Organisasi Konsultan Manajemen Konstruksi

Team Leader

Supervision Engineer
Quality Engineer : Quantity Engineer : HSE Engineer :
(SE) :
1. Ahli ........ 1. Ahli ........ Ahli K3 Konstruksi/
1. Ahli ........
2. ....dst 2. ....dst Keselamatan Konstruksi
2. ....dst

Penyusunan struktur organisasi minimal yang dilaksanakan oleh penyedia jasa


konsultansi manajemen konstruksi pada saat pelaksanaan pekerjaan mengacu pada
bagan tersebut diatas dan disesuaikan dengan persyaratan personel yang telah
ditetapkan dalam KAK ini.

Definisi dari bagan tersebut adalah :


a. Team Leader merupakan pihak atau orang yang memimpin, mengarahkan, dan
mengoordinasikan seluruh Tenaga Ahli dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
b. Supervision Engineer (SE) merupakan pihak atau orang yang melakukan
pengawasan dan pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek desain dan
persyaratan dalam spesifikasi teknis sebagai dasar pencapaian prestasi pekerjaan. SE
bertanggung jawab kepada Team Leader dan berkedudukan di lokasi pekerjaan
konstruksi.
c. Quality Engineer merupakan pihak atau orang yang melakukan pemeriksaan dan
pengujian mutu pekerjaan sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak
Pekerjaan Konstruksi. Quality Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader dan
berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.
d. Quantity Engineer merupakan pihak atau orang yang melakukan pemeriksaan
kuantitas serta volume hasil pengukuran setiap pekerjaan dan pengendalian
keluaran hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak
Pekerjaan Konstruksi. Quantity Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader
dan berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.
e. Health Safety Environment (HSE) Engineer merupakan pihak atau orang yang
memastikan pemenuhan persyaratan aspek keselamatan konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, untuk mendukung terwujudnya tertib
penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Health Safety Environment (HSE) Engineer
bertanggung jawab kepada Team Leader dan berkedudukan di lokasi pekerjaan
konstruksi.

Uraian Tugas dan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Konsultan Manajemen Konstruksi, diharapkan dapat menguraikan masing-masing tugas
dan tanggungjawab personil-personil sesuai dengan jabatan dan profesi personil yang
ditentukan tersebut serta menyusun jadwal penugasan personel sesuai dengan keluaran/
output pekerjaan dengan rencana penugasan personil yang ditentukan pada tabel
persyaratan kualifikasi personel diatas.

10. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


a. Umum
Setiap pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi harus
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang memenuhi
standar keamanan, keselamatan, Kesehatan dan keberlanjutan.

Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung


Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan
konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan
lingkungan.

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK adalah


bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka
menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen


Konstruksi harus menerapkan SMKK dengan menyusun Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK) sesuai dengan lingkup pekerjaan dan kondisi di lapangan. Dokumen
RKK disampaikan, dibahas, dan disetujui oleh Pengguna Jasa pada rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi. Ketentuan dan pedoman penerapan SMKK
mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia No. 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.

b. Tingkat Resiko Pekerjaan Konstruksi


Penentuan tingkat resiko pekerjaan konstruksi sesuai kriteria umum kegiatan yang
akan dilaksanakan berdasarkan jenis konstruksi gedung sebagaimana yang ditetapkan
pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
adalah resiko “Sedang”.

c. Biaya Penerapan SMKK


Biaya penerapan SMKK dalam jasa konsultansi konstruksi paling sedikit mancakup
rincian:
a. penyiapan RKK dan/atau rancangan konseptual SMKK;
b. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan; dan
c. kegiatan dan peralatan terkait pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi.
Biaya penerapan SMKK telah diperhitungkan dalam rincian kuantitas biaya langsung
non personel yang telah disusun oleh pengguna jasa.

11. KELUARAN/ PRODUK YANG DIHASILKAN (OUTPUT)


Keluaran yang diminta dari konsultan manajemen konstruksi berdasarkan kerangka acuan
kerja ini adalah:
A. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan
oleh konsultan perencana dan pelaksana konstruksi yang menyangkut kuantitas,
kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran administrasi ketepatan
pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya
yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh
Pengguna Jasa.
Dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi minimal sebagai
berikut:
1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen Konstruksi
2. Laporan tahap tender Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
3. Buku harian yang memuat semua kejadian, pernyataan/petunjuk yang penting
dari Konsultan MK dan Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
menimbulkan konsekuensi keuangan, kelambatan penyelesaian pekerjaan dan
tidak terpenuhinya persyaratan teknis.
4. Laporan harian berisi keterangan tentang tenaga, bahan yang datang diterima
atau ditolak, alat–alat yang digunakan, pekerjaan yang dilaksanakan, waktu
pengerjaan, keadaan cuaca, hambatan dan cara mengatasinya dan prestasi kerja
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
5. Laporan mingguan sebagai resume laporan harian dan laporan bulanan sebagai
resume laporan mingguan.
6. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
7. Surat perintah perubahan pekerjaan, berita acara tambah kurang.
8. Berita acara penyerahan pertama pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
9. Berita acara pernyataan selesainya pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
10. Berita acara penyerahan kedua pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
11. Laporan rapat koordinasi di lapangan (site Meeting)
12. Memeriksa gambar kerja Terperinci (Shop Drawing) Bar chart dan S Curve serta
Net work Planning yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
13. Laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
14. Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing).
15. Dan lain – lain yang dianggap perlu untuk dilaporkan.

B. Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap sesuai


dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja. Kelancaran pelaksanaan kegiatan satuan
kerja yang berhubungan dengan pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi.

Biaya Keluaran/ Produk yang dihasilkan (output) jasa konsultansi konstruksi


sebagaimana uraian diatas terdiri dari biaya langsung personil sesuai uraian personil
yang diuraikan pada KAK ini dan biaya langsung non personil yang disusun sesuai
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk biaya penerapan SMKK. Biaya
non personil yang diperhitungkan oleh pengguna jasa yang harus sudah
diperhitungkan dan termasuk dalam total penawaran biaya yang diajukan penyedia
jasa konsultansi konstruksi terdiri dari:
II. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL
II.1 Pembelian dan Sewa Peralatan Kantor
1 Sewa Computer Desk Top 3,00 Unit x 8,00 Bln 24,00 Unit/ Bln
2 Sewa Printer Color A-3 3,00 Unit x 8,00 Bln 24,00 Unit/ Bln

II.2 Biaya Komunikasi dan ATK


1 Biaya Komunikasi (Fax, Telepon dll) 1,00 Ls X 8,00 Bln 8,00 Bln
2 Biaya ATK Kantor Lapangan 1,00 Ls X 7,00 Bln 7,00 Bln

II.3 BIAYA PELAPORAN


1 Laporan Pendahuluan 3,00 Buku X 1,00 3,00 Buku
2 Laporan Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi 3,00 Buku X 1,00 3,00 Buku
Buku/
3 Laporan Pengawasan (Mingguan) 3,00 Buku X 30,00 Minggu 90,00
Minggu
4 Laporan Pengawasan (Bulanan) 3,00 Buku X 7,00 Bln 21,00 Buku/ Bulan
5 Laporan Akhir (ST-1 dan ST-2) 3,00 Buku X 1,00 3,00 Buku
6 Backup Laporan dan Dokumen (SSD 1TB) 2,00 Buah X 1,00 2,00 Buah

II.4 BIAYA PENERAPAN SMKK


1 Penyiapan rancangan konseptual SMKK atau RKK, Program Mutu 1,00 Set X 1,00 1,00 Set
2 Pembuatan Prosedur, IK dan Formulir 1,00 Lb X 1,00 1,00 Lb
3 Peralatan P3K 1,00 Ls X 1,00 1,00 Ls
4 APAR 1,00 Ls X 1,00 1,00 Ls
5 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja 10,00 Bh X 1,00 10,00 Bh

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi konstruksi diperlukan biaya


diluar yang telah diperhitungkan oleh pengguna jasa untuk mencapai keluaran/ output
yang ditetapkan, maka biaya tersebut sudah dianggap termasuk dalam total
penawaran disampaikan.

12. PELAPORAN
Jenis laporan Manajemen Konstruksi yang harus diserahkan ke Pengguna Jasa sebagai
berikut:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Pemahaman terhadap ligkup layanan konsultansi selama masa kontrak;
b) Rencana kerja dan pengorganisasian pekerjaan;
c) Jadwal pelaskanaan dan penugasan tenaga ahli; dan
d) Ringkasan kemajuan pelaksanaan pengawasan (jika sudah ada).
Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 7 hari hari sejak
tanggal SPMK sebanyak 3 Buku.

2) Laporan Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi


Laporan Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sebanyak 3 buku, berisikan
Laporan rapat-rapat koordinasi dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
proses pemiihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi mulai dari tahap penyusunan
dokumen persiapan pemilihan pekerjaan konstruksi sampai dengan selesainya
proses pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi.

3) Laporan Pengawasan
Laporan pengawasan terdiri dari laporan pengawasan terhadap hasil pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan laporan pelaksanaan pengawasan.
A. Laporan Pengawasan terhadap Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Laporan pengawasan terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi meliputi
laporan mingguan. Laporan Mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai
berikut :
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan
membandingkan capaian di minggu sebelumnya, capaian pada minggu
berjalan serta target capaian di minggu berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi,
status pembayaran dari Pengguna;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi; termasuk statusnya, tindakan
penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta
rencana pencegahan atau penanggulangan yang akan dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen;
h. Daftar dan status persetujuan dokumen yang yang harus ditindak lanjuti;
i. Ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan (daftar pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status persetujuannya);
j. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi,
termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi
kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain;
k. Kendala yang dihadapi, tindakan yang telah dan akan dilakukan serta
dukungan yang dibutuhkan untuk tujuan kelancaran proyek.
B. Laporan Pelaksanaan Pengawasan
1. Laporan pelaksanaan pengawasan disusun dalam hal pengawasan
pekerjaan dilakukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi dan diserahkan setiap
bulan.
2. Laporan pelaksanaan pengawasan meliputi laporan bulanan dan laporan
akhir.
a. Laporan Bulanan
Laporan bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Ringkasan pelaksanaan kegiatan pengawasan pekerjaan (daftar
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status
persetujuannya);
2) Laporan sumber daya manusia tim Penyedia Jasa Konsultansi
(personil, time sheet, dll);
3)
Daftar dan status persetujuan yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa
Konsultansi;
4) Daftar dan status instruksi yang dikeluarkan Penyedia Jasa
Konsultansi kepada Peyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
5) Daftar dan status persetujuan dokumen yang harus ditindaklanuti
oleh Pengguna Jasa;
6) Kendala yang dihadapi Penyedia Jasa Konsultansi, tindakan yang
telah dan akan dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan;
7) Penyerahan laporan bulanan sesuai dengan yang tercantum dalam
kontrak.
b. Laporan Akhir
1) Laporan akhir harus mencakup seluruh layanan dalam masa
kontrak Konsultan Manajemen Konstruksi yang paling sedikit
memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Rencana kerja awal untuk selama periode Tahap Perencanaan,
Tahap Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
b) Renca kerja yang dimutakhirkan selama periode pelaksanaan
sesuai Kontrak;
c) Realisasi pelaksanaan Manajemen Konstruksi;
d) Jadwal dan realisasi pelaksanaan dan penggunaan tenaga ahli
selama masa periode pelaksanaan sesuai Kontrak; dan
e) Evaluasi pelaksanaan pekerjaan manajemen konstruksi secara
menyeluruh dan saran kepada Pengguna Jasa.
f) Laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK).
2) Penyampaian laporan akhir diserahkan dengan melampirkan
salinan seluruh keluaran yang dipersyaratkan dalam kontrak serta
salinan dokumentasi lainnya yang dipandang penting.
3) Penyerahan laporan akhir sesuai dengan yang tercantum dalam
kontrak.
Matrik pelaporan pengawasan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyelenggara Proyek Keterangan


Konsultan Penyedia Jasa
Materi Laporan Pengguna Jasa Waktu
Manajemen Pek. Jml
(PA/KPA/PPK) Penyerahan
Konstruksi Konstruksi
LAPORAN PELAKSANAAN
A. Laporan Harian Mengetahui Memeriksa Menyusun*)
B. Laporan Mingguan Mengetahui Memeriksa Menyusun*)
C. Laporan Bulanan Mengetahui Memeriksa Menyusun*)

LAPORAN PENGAWASAN
A. LAPORAN PENGAWASAN TERHADAP HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Laporan Mingguan Mengetahui Menyusun**) 3 buku ***)
B. LAPORAN PELAKSANAAN PENGAWASAN
1. Laporan Bulanan Menyusun**) 3 Buku ***)
2. Laporan Akhir Menyusun**) 3 Buku ***)

*) Laporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan diserahkan
kepada Konsultan MK untuk diperiksa.
**) Laporan pelaksanaan pengawasan disusun oleh Konsultan MK dan diserahkan kepada Pengguna Jasa.
***) Disesuaikan dengan klausul dan persyaratan dalam kontrak.

Seluruh laporan pekerjaan Jasa Konsultansi diserahkan sesuai jadwal pelaksanaan


pekerjaan. Penyedia berkewajiban menyerahkan seluruh file laporan kepada Pengguna
Jasa pada saat penyerahan laporan akhir.

13. PENUTUP
1) Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen Kerangka Acuan
Kerja (KAK) ini, tidak boleh dilakukan secara sepihak tanpa seijin pihak Pengguna
Jasa;

2) Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam KAK ini, maka tidak tertutup


kemungkinan dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.
Demikianlah KAK ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, Januari 2024

Untuk dan Atas Nama Dinas PUPRPKPP


Provinsi Riau
Kepala Bidang Cipta Karya,

THOMAS LARFO DIMEIRA, ST, MM


Pembina (IV/a)
NIP. 19790529 200604 1 006

Anda mungkin juga menyukai