Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

DOSEN PENGAMPU:
Agus Pratama

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6


NAMA ANGGOTA :
CELFIN
MAWADAH SIREGAR
ANDRE
SUSI
JIHAN
PRODI: ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS: ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR (2023)
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya,
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Yang berjudul”Keuangan Negara dan
Perbendaharaan Negara”Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
perbendaharaan serta kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi
mengenai keuangan negara dan perbendaharaan .Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1.Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan...................................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah...................................................................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka.................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................8
3.1 Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Larangan ....................................8
Penyitaan Barang Milik Negara/Daerah................................................................8
BAB IV.............................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................................12
4.2 Saran..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penataan Perundang-Undangan Barang Milik Negara atau Daerah yang semakin
berkembang dan kompleks perlu dikelola dengan secara optimal (Peraturan
Pemerintah RI N0 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara dan
Daerah).Barang milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban anggaran pendapatan dan belanja daerah atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.Sedangkan pengelolaan barang adalah pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan
barang milik daerah tersebut.
Dalam rangka menjalankan pemerintahan berdasarkan prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik, Pengelolaan Barang Milik Daerah dilakukan secara
profesional dalam kerangka tertib pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara manajerial, administratif maupun yuridis. Sebagai upaya mencapai hal
demikian, maka perlu dilakukan perubahan Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi
Riau Nomor 06 Tahun 2005, seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah, yang diturunkan dari Peraturan Pemerintah Nomor 06 tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah/Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2008. Maka terbitlah Peraturan Daerah
Pemerintah Nomor 14 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan
Menyempurnakan 2 Peraturan terdahulu maka terbitlah Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 19 tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Berdasarakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, bahwa Pengelolaan
Barang Milik Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan
1
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan
dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan,
penatausahaan dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Sedangkan
Penatausahaan Barang Milik Daerah adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
Pembukuan, Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Daerah sesuai dengan
Peraturan yang berlaku.
Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan kekayaan daerah yang perlu dikelola
dengan tertib, efektif dan efisien sehingga dapat di daya gunakan secara optimal
dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat.Berkaitan dengan hal tersebut, maka pemerintah daerah juga perlu
meningkatkan administrasi dan inventarisasi penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah disegala bidang.Termasuk didalamnya barang yang dimiliki daerah sesuai
dengan peraturan yang berlaku.Kondisi dimana belum terlaksananya penatausahaan
Barang Milik Daerah dengan baik sesuai dengan aturan berlaku pada kementrian atau
lembaga Negara menjadi sasaran dalam penataan dan penertiban Barang Milik
Dearah. Arahnya dari langkah-langkah penertiban Barang Milik Daerah
(Inventarisasi, Pelaporan dan Pembukuan) tersebut adalah bagaimana 3
penatausahaan aset daerah disetiap penggunaan barang menjadi lebih akuntabel dan
transparan, sehimgga aset daerah mampu dioptimalkan penggunaan dan
pemanfaatannya untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan


1.Untuk mengetahui kerangka umum aset pemerintah Negara/Daerah
2.Untuk mengetahui pejabat pengelola barang milik Negara/Daerah
3.Mengetahui perencanaan kebutuhan dan anggaran aset pemerintah
4.Mengetahui pengadaan barang pada pemerintah
5.Mengetahui larangan penyitaan aset pemerintah

2
1.3 Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Larangan Penyitaan
Barang milik Negara/Daerah.

1.4 Rumusan Masalah


1.Apa pengertian Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan
larangan penyitaan Barang Milik Negara/Daerah?
2.Apa saja kerangka umum aset pemerintah Negara/Daerah?
3.Siapa saja pejabat pengelola barang milik Negara/Daerah?
4.Apa saja perencanaan kebutuhan dan anggaran aset pemerintah/
5.Apa yang menjadi Mengetahui larangan penyitaan aset pemerintah?

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Barang Milik Daerah Pengelolaan barang milik daerah merupakan


bagian dari pengelolaan keuangan daerah. Selain itu, barang milik daerah merupakan
salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaran pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan barang milik daerah yang baik akan
mencerminkan pengelolaan keuangan daerah yang baik. Tentu saja pengelolaan
barang milik daerah harus dilakukan dengan baik dan benar.
Menurut Permendagri No. 19 tahun 2016, Pengelolaan barang milik daerah dapat
diartikan sebagai berikut: Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi: perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
pemindatanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan dan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
Menurut Pasal 1 Ayat (1) dan Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 Pasal 1 Barang milik
daerah/N ini yang dimaksud dengan:
1. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
2. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Berdasarkan Pasal 1 dan 2 Ayat (1) dan Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 Dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 Pasal 6
menjelaskan bahwasanya Barang Milik Negara/Daerah meliputi barang yang dibeli
atau diperoleh atas badan APBN/APBD; barang yang berasal dari perolehan lainnya
yang sah, yaitu dari hibah/sumbangan, dari perjanjian/kontrak diperoleh dari

4
ketentuan undang-undang atau barang yang diperoleh berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Berdasarkan Permendagri No 19 tahun 2016, Siklus didalam pengelolaan Barang
Milik Daerah terdiri dari: :
1. Pejabat pengelola barang milik daerah;
2. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
3. Pengadaan;
4. Penggunaan;
5. Pemanfaatan;
6. Pengamanan dan pemeliharaan;
7. Penilaian;
8. Pemindahtanganan;
9. Pemusnahan;
10. Penghapusan;
11. Penatausahaan;
12. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
13. Pengelolaan barang milik daerah pada OPD yang menggunakan pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah:
14. Barang Milik Daerah berupa rumah negara; dan
15. Ganti rugi dan sanksi.
Berdasarkan Permendagri nomor 19 tahun 2016, Barang milik daerah diartikan sbagai
berikut: Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Menurut Permendagri No. 19 tahun 2016, Barang Milik Daerah meliputi:
1. Barang Milik Daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD.
2. Barang Milik Daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, yaitu:
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
5
c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap; atau
e. barang yang diperoleh kembali dari hasil divestasi atas penyertaan modal
pemerintah daerah.
Hasfi, dkk., (2013) Pengelolaan barang milik daerah sebagaimana yang diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 perubahan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
masyarakat, barang milik daerah merupakan salah satu unsur penting yang harus
dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan pengelolaan
Barang Milik Daerah dilakukan dengan memperhatikan azas pengelolaan barang
milik daerah, azas azas sebagai berikut :
1. Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibidang
pengelolaan Barang Milik Daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang,
pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab
masingmasing
2. Azas kepastian hukum, yaitu pengelolaan Barang Milik Daerah harus dilaksanakan
berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.
3. Azas transparasi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah harus
transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.
4. Azas efisiensi, yaitu pengelolaan Barang Milik Daerah diarahkan agar digunakan
sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah secara optimal.
5. Azas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan Barang Milik Daerah harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

6
6. Azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan Barang Milik Daerah harus didukung oleh
adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah


Berdasarkan pengertian yang disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah bahwa pengelola
barang milik negara/daerah adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan
kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan terhadap barang milik negara/daerah.

3.2 Pejabat Pengelola Barang Milik Negara/Daerah


Barang milik negara/daerah harus dikelola secara tertib, siapa yang melakukan pengelolaan
barang milik negara/daearah?
Berdasarkan pengertian yang disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah bahwa pengelola
barang milik negara/daerah adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan
kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan terhadap barang milik negara/daerah.
Sebagaimana pengertian pengelola barang negara/daerah yang tersebut di atas, maka pengelola
barang dibedakan menjadi:
1. Pengelola barang milik negara.
2. Pengelola barang milik daerah.
Pengelola Barang Milik Negara
Pengelola barang milik negara sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 4 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
adalah menteri keuangan selaku bendahara umum negara.
Dalam hal pengelolaan barang milik negara, menteri keuangan dapat mendelegasikan
kewenangan dan tanggung jawab tertentu kepada pengguna barang/kuasa pengguna barang
berdasarkan tata cara yang diatur dengan peraturan menteri keuangan.

8
Pengelola Barang Milik Daerah
Sesuai ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah disebutkan bahwa gubernur/bupati/walikota adalah
pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah.
Selanjutnya mengenai pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah menjadi tanggung jawab
sekretaris daerah.
3.3 Perencanaan Kebutuhan dan Anggaran Aset Pemerintah
Perencanaankebutuhan dan penganggaran barang milik negara/daera di atur dalam ketentuan
Pasal 9 – Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah.
Dalam uraian ini disampaikan mengenai:

● Perencanaan dan Penganggaran Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah

● Pengadaan Barang Milik Negara/Daerah

Perencanaan dan Penganggaran Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah


Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik
negara/daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang
sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.
Perencanaan kebutuhan barang milik negara/daerah disusun dengan memperhatikan
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah, serta ketersediaan barang milik
negara/daerah yang telah ada, dan juga mempertimbangkan pengadaan barang melalui
mekanisme pembelian, pinjam pakai, sewa, sewa-beli (leasing) atau mekanisme lainnya yang
lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan baik negara maupun
daerah.
Perencanaan tersebut meliputi perencanaan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan,
pemindahtanganan, dan penghapusan barang milik negara/daerah. Perencanaan barang milik
negara/daerah merupakan salah satu dasar bagi isntansi pemerintah dalam pengusulan

9
penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative), dan angka dasar (baseline), serta
penyusunan rencana kerja anggaran.
Perencanaan kebutuhan barang milik negara/daerah berpedoman pada:
1. Standar barang.
2. Standar kebutuhan.
3. Standar harga.
Dalam hal standar barang dan standar kebutuhan di tetapkan oleh pengelola barang milik
negara/daerah berkoordinasi dengan instansi atau dinas terkait, yang berpedoman pada penetapan
menteri dalam negeri, sementara itu untuk standar harga ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengadaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengadaan barang milik negara/daerah diatur dalam ketentuan Pasal 12 dan Pasal 13 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Pengadaan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Efisien;
2. Efektif;
3. Transparan;
4. Terbuka;
5. Bersaing;
6. Adil;
7. Akuntabel;
3.4 Larangan Penyitaan Aset Pemerintah
Larangan Penyitaan Uang dan Barang Milik Negara/Daerah
Menyorot pernyataan Anda, Pasal 50 UU 1/2004 berbunyi:
Pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap:
a. uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang berada pada instansi
Pemerintah maupun pada pihak ketiga;
b. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/daerah;
10
c. barang bergerak milik negara/daerah baik yang berada pada instansi Pemerintah
maupun pada pihak ketiga;
d. barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik negara/daerah;
e. barang milik pihak ketiga yang dikuasai oleh negara/daerah yang diperlukan untuk
penyelenggaraan tugas pemerintahan.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aset merupakan sumberdaya yang penting bagi pemerintah daerah. dengan mengelola
aset daerah secara benar dan memadai, pemerintah daerah akan mendapatkan sumber
dana untuk pembiyaan pembangunan di daerah. Dalam mengelola aset daerah,
pemerintah daerah harus memperhatikan perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan
ganti rugi. Keseluruhan kegiatan tersebut merupakan aspek-aspek penting yang terdapat
dalam manajemen aset daerah. Dengan melakukan perencanaan kebutuhan aset,
pemerintah daerah akan memperoleh gambaran dan pedoman terkait kebutuhan aset bagi
pemerintah daerah.Selain faktor-faktor pengelolaan aset daerah yang didasarkan pada
teori atau undang-undang, pemerintah daerah penting juga untuk mempertimbangkan
aspek lain seperti aspek kebijakan pimpinan dan strategi. Aspek ini merupakan faktor
yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan aset tanah dan bangunan karena dengan
kebijakan dan strategi pengelolaan aset oleh pimpinan pemerintah daerah dapat memberi
arahan bagi pelaksanaan pengelolaan aset pemerintah. Dengan adanya kebijakan dan
strategi pengelolaan aset yang tepat oleh pimpinan pemerintah daerah akan dapat
mengoptimalkan manfaat aset bagi pemerintah daerah.

B. SARAN
Untuk meningkatkan penerimaan retribusi pemanfaatan kekayaan daerah, maka
pemerintah perlu menyiapkan instrumen yang tepat untuk melakukan
pengelolaan/manajemen aset daerah secara profesional, transparan, akuntabel, efisen, dan
efektif, mulai dari perencanaan, pendistribusian, pemanfaatan, serta pengawasan
pemanfaatan aset daerah tersebut.Kemudian, dalam menunjang peningkatan penerimaan
dari retribusi pemanfaatan kekayaan daerah, alangkah baiknya jika Kepala
Daerah yaitu Bupati, begitu dilantik langsung mengetahui dan memahami secara persis
kondisi aset daerah lalu melaporkannya kepada rakyat secara berkala.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uin-suska.ac.id/13506/6/6.%20BAB%20I_2018267ADN.pdf
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt589a80d1c0bdd/bisakah-
dilakukan-penyitaan-terhadap-barang-milik-bumd/
https://rendratopan.com/2020/06/28/pengelolaan-barang-milik-negara-dan-barang-
milik-daerah/

13

Anda mungkin juga menyukai