Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia
aparatur negara mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu
memainkan peranan tersebut adalah PNS yang mempunyai kompetensi yang
diindikasikan dari sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan
ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan
tanggung jawabnya sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi perekat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN dan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PP
Manajemen PNS), menjelaskan bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan
yang dilaksanakan melalui proses Diklat Terintegrasi (Pelatihan Prajabatan) untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor
12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, maka
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan dilaksanakan
dengan nomenklatur baru ialah Pelatihan Dasar Kader PNS, sebagai salah satu
jenis Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan
kemampuan bersikap dan bertindak profesional yang berlandaskan pada nilai-nilai
dasar yang meliputi: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
dan anti korupsi. Kelima nilai dasar ini diakronimkan menjadi ANEKA serta di
sinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI yang meliputi peayanan Publik,
manajemen ASN dan Whole of government.

1
Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan sebuah Penyelenggaraan
Pelatihan Prajabatan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan
pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
pelatihan dan di tempat kerja. Diharapkan peserta Pelatihan Prajabatan mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktulisasikan, membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya.
Pemerintah Daerah merupakan salah satu alat dalam sistem
penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah Daerah ini merujuk pada otoritas
administratif di suatu daerah yang lebih kecil dari sebuah negara dimana negara
Indonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah Provinsi
yang kemudian dibagi lagi menjadi daerah Kabupaten dan daerah Kota, serta
pemerintah daerah ini sendiri memiliki tugas-tugas atau urusan-urusan tertentu
yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah-daerah untuk
diselenggarakan sesuai dengan kebijaksanaan, prakarsa dan kemampuan daerah.
Keuangan daerah sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Nomor 17
tahun 2003 tentang Keuangan Derah adalah termasuk kekayaan daerah yang
dikelola sendiri atau oleh pihak berupa uang, surat berharga, piutang, barang serta
hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan
pada perusahaan daerah. Adapun pengertian barang milik daerah sesuai dengan
Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Pembendaharaan Daerah adalah
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Untuk
mengoptimalkan penerimaan daerah, dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri
(Kepmendagri) Nomor 152 Tahun 2004 Pemerintah Daerah dituntut untuk dapat
mengetahui segala aset yang dimiliki oleh daerahnya. Aset daerah adalah semua
harta kekayaan milik daerah baik barang terwujud (tangible) maupun barang tidak
terwujud (intangible). Kepala daerah sebagai pengelola aset daerah memiliki
wewenang untuk memanfaatkan potensi yang ada agar dapat menjadi sumber
pendapatan daerah. Sistem pengelolaan daerah dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pedoman Penilaian Barang Daerah serta Keputusan Menteri Dalam

2
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Daerah. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa barang milik daerah meliputi
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD dan barang yang berasal dari
perolehannya yang sah, yaitu barang yang diperoleh dari hibah atau sumbangan
atau yang sejenis, barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak,
barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku, dan
barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
Dalam pengelolaan aset-aset daerah ini diperlukan suatu manajemen aset
yang bertujuan untuk:
1. mewujudkan ketertiban administrasi kekayaan daerah menyangkut
inventarisasi tanah dan bangunan, sertifikasi dan kekayaan daerah;
2. menciptakan efisiensi dan keefektifan penggunaan aset daerah;
3. pengamanan aset daerah;
4. tersedianya data/informasi yang akurat mengenai jumlah kekayaan daerah.
Didalam Peraturan Dalam Negri No 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Derah yang menjelaskan Pemenrintah Daerah adalah
pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah. Sekretaris daerah adalah
pengelola barang yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi
pengelolaan barang milik daerah. Pejabat penatausahaan barang adalah kepala
SKPD yang mempunyai fungsi pengelolaan barang milik daerah selaku pejabat
pengelolaan keuangan daerag.
Barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang dikuasai pemerintah
harus memiliki sertifikat atas nama Republik Indonesia/pemerintah daerah yang
bersangkutan. Bangunan milik negara/daerah harus dilengkapi dengan bukti status
kepemlikan dan ditatausahakan secara tertib. Tanah dan bangun milik
negara/daerah yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan wajib diserahkan pemanfaatannya
kepada Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pemerintah negara/daerah. Hal ini sejalan dengan Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara (pasal 6 dan pasal
49). Undang-undang ini menyatakan bahwa kepala satuan kerja, perangkat daerah

3
melaksanakan tugasnya sebagai pejabat pengguna anggaran/pengguna barang
satuan kerja perangkat daerah berwenang menggunakan barang milik daerah,
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan.
Aset daerah merupakan kekayaan daerah yang pada hakikatnya terdiri dari
aset bergerak dan tidak begerak. Sebagai contoh aset bergerak, yakni kendaraan
dinas, dokumen-dokumen dan lain sebagainya. Sedangkan aset tak bergerak atau
tetap yakni lahan, bangunan, dan lain sebagainya. Dalam aspek yang lain, aset
pemerintah ini dapat berperan sebagai jaminan pembangunan di daerah.
Dalam Peraturan Bupati Tebo No. 75 tahun 2018 tentang Pendoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Pengelolaan
barang daerah adalah suatu rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap daerah yang
meliputi:
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran
2. Pengadaan
3. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran
4. Penggunaan
5. Penatausahaan
6. Pemafaatan
7. Pengamanan dan pemeliharaan
8. Penilaian
9. Penghapusan
10. Pemindahtanganan
11. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian
12. Pembiayaan
13. Tuntutan ganti rugi.

Penyusunan dokumen aset bertujuan untuk melakukan pengamanan aset


dari aspek administrasi daerah. Sementara, pengamanan aset bertujuan untuk
menjaga aset daerah tidak berpindah tangan secara ilegal serta memudahkan pihak
pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan lebih lanjut. Pengelolaan aset
bertujuan agar aset daerah dapat memberi manfaat, khususnya dari segi
pendapatan daerah. Sebagai contoh, penyewaan toko dan pasar milik daerah.

4
Pengamanan aset mutlak dilakukan dengan melengkapi aset dimaksud dengan
dokumen legal. Di samping itu, aset daerah merupakan kekayaan yang dapat
berperan sebagai jaminan pembangunan daerah.
Pada saat ini pengrekapan data aset yang sudah dihapus untuk tahun 2018
masih menggunakan cara manual yaitu dengan mengumpulkan semua data aset di
dalam satu map dan di simpan pada lemari penyimpanan. Hal ini sangat lah tidak
efisien dalam hal pengrekapan.

Oleh sebab itu penulis tertarik mengambil judul dalam aktualisasi yaitu:
“PENGREKAPAN PENGHAPUSAN DATA ASET SECARA
MANUAL DAN DIGITAL PADA BADAN KEUANGAN KABUPATEN
TEBO”

1.2 Tujuan

Dalam menjadi Aparatur Sipil Negara yang memiliki fungsi akuntabilitas

untuk melayani masyarakat dengan baik serta memiliki nilai dasar Nasionalisme

dalam melaksanakan tugasnya. Seorang Aparatur Sipil Negara harus dapat

menerapkan nilai-nilai Etika Publik karena ASN menjadi contoh bagi masyarakat.

ASN juga harus mengedepankan komitmen mutu untuk menjaga kualitas

pelayanan bagi masyarakat dan memiliki integritas yang tinggi untuk menjadi

pribadi yang Anti Korupsi.

1.3 Deskripsi Organisasi

1.3.1 Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Tebo

a. Visi Pemerintahan Kabupaten Tebo

yaitu “TEBO TUNTAS 2022 (TERTIB, UNGGUL, TENTRAM, ADIL DAN


SEJAHTERA TAHUN 2022”

5
b. Misi Pemerintahan Kabupaten Tebo
1. Misi I
Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur layanan umum;
2. Misi II
meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta tatanan kehidupan
beragama dan berbudaya;
3. Misi III
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (god govemance);
4. Misi IV
mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan pendapatan
masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup
5. Misi V

mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan

bermasyarakat.

1.3.2 Deskripsi wilayah Kabupaten Tebo


Secara Goegrafis Kabupaten Tebo berada pada posisi bagian barat
Provinsi Jambi tepatnya terletak diantara titik koordinat 0º 52’ 32” - 01º 54’ 50”
LS dan 101º 48’ 57” - 102º 49’ 17” BT, Kabupaten Tebo dipengaruhi oleh iklim
tropis dan wilayah dan berada pada ketinggian antara 50 - 1.000 mdpl..Dengan
Luas Wilayah 646.100 Ha atau 11,86% dari luas wilayah Provinsi Jambi,.Batas-
batas wilayah Kabupaten Tebo adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Indragiri Hulu (Provinsi Riau)
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo
3. Sebelah Barat : Kabupaten Bungo dan Kab. Damasaraya (Prov.
Sumbar)
4. Sebelah Timur : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kab.
Batanghari

6
Gambar 1.1 Peta Kabupaten Tebo

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi di Badan Keuangan Daerah


Kabupaten Tebo didukung oleh sumber daya manusia aparatur sebanyak orang,
secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Daftar Nama Pegawai Badan Keuangan Daerah


Jenis
Kelamin Status
No Nama Jabatan
Pegawai
L P
Nazar Efendi, SE., M.Si PNS
1 Kepala Badan √
NIP. 19800501 200212 1002
Romy Candra, SE PNS
2 Sekretaris Badan √
NIP. 19761203 200312 1007
Drs. Yahya Kabid. Akuntansi dan PNS
3 √
NIP. 19640103 199103 1001 Pelaporan
Arif Budiman, SE PNS
4 Kabid. Anggaran √
NIP. 19800608 200212 1001
Sainusi, SE PNS
5 Kabid Aset √
NIP. 19730506 200003 1004
Jasri Warni SE., MM PNS
6 Kabid. Perbendaharaan √
NIP. 19760929 200212 2001
Zainal Abidin, SE Kasubbid. Penatausahaan PNS
7 √
NIP. 19751115 200501 1009 Aset
Sutarti, SP Kasubbag. Umum, PNS
8 √
NIP. 19801104 200501 2006 Kepegawaian dan Aset

7
Dian Arita Kusumawati, SE Kasubbid. Penelitian PNS
9 √
NIP. 19790111 200604 2002 Dokumen dan Arus Kas
Wiza Desi Fitria, SE PNS
10 Kasubbid. Pelaporan √
NIP. 19821205 200604 2010
Kasubbid. Pendataan,
Fansyuri. ST PNS
11 Penetapan, Keberatan dan √
NIP. 19800210 200902 1005
Penghapusan Pajak
Mohd. Sodikin, SE Kasubbid. Anggaran PNS
12 √
NIP. 19740331 200003 1002 Belanja Langsung
Kasubbid. Penghapusan
Anton Juang Pribadi, SE PNS
13 dan Pemindahtanganan √
NIP. 19860702 200902 1005
Aset
Kasubbid. Perencanaan,
Febria Aryuni, S.Kom PNS
14 Pemanfaatan dan √
NIP. 19820204 201001 2011
Penggunaan Aset
Kasubbid. Anggaran
Soffan Araffi, SE PNS
15 Pembiayaan Manajemen √
NIP. 19820713 201001 1011
Kas
Diah Elvana Lestaria, SE., M.Si PNS
16 Kasubbid. Akuntansi √
NIP. 19821209 201101 2003
Amsar, SE PNS
17 Kasubbid. Penagihan Pajak √
NIP. 19770125 200212 1003
Desi Novianti, SE Kasubbid Monitoring & PNS
18 √
NIP. 19840518 200501 1002 Evaluasi
Ari Prasetyo Bimo Artejo, SE Kasubbid. Anggaran PNS
19 √
NIP. 19870816 201001 1 005 Belanja Tidak Langsung
Listiorini, SE Kasubbag. Perencanaan, PNS
20 √
NIP. 19820314 200012 2002 Keuangan dan Evaluasi
Tri Mulyadi, S.AB Kasubbid. Pendapatan PNS
21 √
NIP. 19800910 200501 1008 Lainnya
Fitri Rahayu, S.Kom PNS
22 Kasubbid. Perbendaharaan √
NIP. 19860605 201101 2017
Sunarni, A.Md PNS
23 Pelaksana √
NIP. 19781109 200212 2002
Eki Yuniyati, SE PNS
24 Pelaksana √
NIP. 19870630 201101 2005
Darni Yanti, S.Sos PNS
25 Pelaksana √
NIP. 19760814 200312 2008
Neli Yetmi, A.Md PNS
26 Pelaksana √
NIP. 19790116 200501 2005
Maipurnama, SST PNS
27 Pelaksana √
NIP. 19840518 200501 1002
Hardani,S.AB PNS
28 Pelaksana √
NIP. 19780809 200701 1 003
Irwan Nayiri, SE PNS
29 Pemeriksa Anggaran √
NIP. 19810716 201503 1002
Yefrizalmi, SE PNS
30 Analis Pendapatan Daerah √
NIP. 19840404 201503 1003
Sugi Sundari, SE.I PNS
31 Pemeriksa Anggaran √
NIP. 19930127 201503 2002
Indra Iswanto, A.Md PNS
32 Pelaksana √
NIP. 19850212 200902 1002

8
Dedek Herianto, A.Md PNS
33 Pelaksana √
NIP. 19821212 201001 1018
Sumarni PNS
34 Pelaksana √
NIP. 19740705 200312 2005
Doni Agung Saputra PNS
35 Pelaksana √
NIP. 19790826 200312 1001
Susianto PNS
36 Pelaksana √
NIP. 19741125 200604 1011
Apri Maiyani PNS
37 Pelaksana √
NIP. 19810428 200604 2016
Rusmiadi PNS
38 Pelaksana √
NIP. 19811210 200604 1013
Ma'ruf Subuhadi PNS
39 Pelaksana √
NIP. 19820913 200604 1013
Wiwin Winarno PNS
40 Pelaksana √
NIP. 19780415 200701 1006
Sukmawati PNS
41 Pelaksana √
NIP. 19790402 200701 2007
Joni Kuswandi PNS
42 Pelaksana √
NIP. 19790601 200701 1007
Sriyanto PNS
43 Pelaksana √
NIP. 19830116 200701 1002
Dewan Sidiq Atmaja Putra, A.Md Penyuluh Pajak PNS
44 √
NIP. 19901212 201503 1006
Kamela Syadajama, A.Md Penyuluh Pajak
45 √ PNS
NIP. 19911031 201504 2001
Kharis Sutarno, A.Md
46 Pelaksana √ CPNS
NIP. 19860220 201903 1 003
Pandu Nugraha Wiza, A.Md
47 Pelaksana √ CPNS
19950616 201903 1 001
Rosmansyah Putra Pelaksana
48 √ PNS
NIP. 19840818 201001 1001

Jumlah pegawai di Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tebo terdiri dari


PNS 46 Orang, CPNS 2 dan Tenaga Kontrak 27 Orang.

9
1.3.3 Struktur Organisasi
Adapun struktur organisai Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tebo
antara lain:

Gambar 1.2. Struktur organisasi Badan Keuangan Daerah


1.3.4 Tugas Pokok Fungsi Bidang Aset
1.3.4.1 Tugas Pokok
Tugas Pokok Bidang Aset di Badan Keuangan Daerah adalah Membantu
Kepala Badan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan tentang
pelaksanaan pengelolaan aset daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1.3.4.2 Fungsi
a. Perumusan kebijakan, teknis, pembinaan dan pengoordinasian
pelaksannaan pengelolaan aset daerah.

10
b. Pengoordinasian dan melakukan penghimpunan dalam rangka penelaahan
atas usulan rencana kebutuhan aset daerah dan rencana kebutuhan
pemeliharaan aset daerah kepada pejabat pengelola aset daerah.
c. Pengoordinasian penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan serta
pengamanan aset daerah.
d. Pengoordinnasian pengaturan pemanfaatan penggunaan aset daerah.
e. Pengoordinasian penetapan status penggunaan dan penguasaan aset daerah.
f. Pengoordinasian pengaturan penghapusan dan pemindahtanganan aset
daerah.
g. Pengoordinasian pelaksanaan penatausahaan, inventarisasi dan
pengendalian aset daerah, dan.
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

1.4 Rumusan Dan Penetapan Isu


1.4.1 Rumusan Isu (Masalah Yang Terjadi)
Dengan mencermati kondisi diatas, diperoleh isu aktual yang menjadi area
permasalahan yaitu:
1. Tidak adanya database penghapusan data kendaraan di Kabupaten Tebo.
2. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pengarsipan data aset.
3. Tidak terdapatnya tempat penyimpanan arsip penghapusan kendaraan.

1.4.2 Alat Bantu Analisis


Berdasarkan beberapa isu yang telah dipaparkan di atas, perlu dilakukan
proses identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang
dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses identifikasi isu tersebut menggunakan
alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria yang digunakan adalah metode
AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Probematik, dan Layak) untuk memilih 1 dari 3
isu yang ada.

11
Tabel 1.2 Analisis Penilaian Isu dengan APKL
SKALA LIKERT
No ISU AKTUAL PRIORITAS
A P K L
1 Tidak adanya database √ √ √ √ I
penghapusan data
kendaraan di kabupateb
tebo

2 Kurangnya sarana dan √ √ √ II


prasarana dalam
pengarsipan data aset

3 Tidak terdapatnya tempat √ √ III


penyimpanan arsip
penghapusan kendaraan

Berdasarkan analisa dengan menggunakan alat analisis APKL, maka isu


aktual yang perlu penyelesaian adalah isu yang lebih actual, problematik,
memiliki kekhalayakan, dan layak dari pada dua isu lainnya. Oleh karena itu isu
yang akan saya angkat adalah “Tidak adanya database penghapusan data
kendaraan di kabupateb tebo”. Melalui analisis kondisi sebagaimana tersebut
diatas dengan demikian penulis akan membuat rancangan “PENGREKAPAN
PENGHAPUSAN DATA ASET SECARA MANUAL DAN DIGITAL PADA
BADAN KEUANGAN KABUPATEN TEBO”

12

Anda mungkin juga menyukai