Anda di halaman 1dari 5

PENERTIBAN ASET DAERAH KOTA PEKANBARU BERDASARKAN PERATURAN

DAERAH NOMOR 25 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK


DAERAH (STUDI KASUS KANTOR LURAH TANGKERANG SELATAN )

OUTLINE

Disusun Oleh :

AGUSTINA MIGA
NIM.11920721472

PROGRAM STUDI
ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022 M./1444 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

baik adalah pengelolaan aset daerah atau barang milik daerah yang profesional. Hal ini

disebabkan Aset Daerah merupakan salah satu aset yang paling vital yang dimiliki

daerah guna menunjang operasional jalannya pemerintahan daerah. Pengelolaan Aset

Daerah yang profesional dapat membuat pencapaian pembangunan nasional dapat

terlaksana sesuai harapan, yakni meningkatnya kesejahteraan masyarakat daerah. Oleh

karena itu, Aset Daerah harus dikelola secara transparan, efisien, akuntabel, ekonomis

serta menjamin adanya kepastian nilai.

Aset daerah merupakan bagian dari harta kekayaan daerah yang terdiri dari barang

bergerak dan barang tidak bergerak yang dimiliki, dan dikuasai oleh Pemerintah Daerah,

yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dengan dana anggaran dan belanja daerah. 1

Untuk mewujudkan pengelolaan Aset Daerah yang lebih efektif dan efesien di daerah,

maka pemerintah daerah dengan kewenangan yang dimiliki bisa membuat peraturan

sendiri dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada. Atas dasar

itulah maka pada tahun 2018 Pemerintah Provinsi Riau membuat Peraturan Daerah

Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Aset daerah merupakan sumber daya penting bagi pemerintah daerah sebagai

penopang utama pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah daerah

untuk dapat melakukan manajemen aset secara memadai. Dalam manajemen aset,

pemerintah daerah harus menggunakan pertimbangan aspek perencanaan kebutuhan dan


1
Evi Noviawati, S.H., M.H. Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah Terhadap Penyelenggaraan
Otonomi Daerah.
penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,

penatausahaan, pemanfaatan atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,

penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian,

pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar aset daerah mampu memberikan kontribusi

optimal bagi pemerintah daerah yang bersangkutan sehingga arah pembangunan di

Bidang Pengelolaan Aset Daerah dapat terintegrasi dan terprogram dengan baik.2

Pengelolaan aset daerah merupakan langkah yang penting demi terwujudnya suatu

laporan keuangan yang berkualitas, melihat masih banyaknya permasalahan yang terjadi

di pemerintah daerah mengenai hal tersebut sehingga bisa mengurangi kualitas laporan

keuangan yang disajikan oleh pemda tersebut. Secara garis besar maka dapat diketahui

bahwa pengelolaan aset merupakan salah satu hal penting dalam pemerintahan,

hendaknya kegunaan aset tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak lain yang kurang

bertanggungjawab dan dapat digunakan secara optimal oleh masyarakat serta bisa

meningkatkan kualitas pada laporan keuangan daerah tersebut.3

Pengelolaan aset daerah harus ditangani dengan baik agar aset tersebut dapat menjadi

salah satu bekal bagi pemerintah daerah untuk pengembangan kemampuan keuangannya

serta meningkatkan layanan terhadap masyarakat. Akan tetapi jika tidak dikelola dengan

semestinya, aset tersebut justru menjadi beban biaya karena sebagian dari aset

membutuhkan biaya perawatan atau pemeliharaan dan juga turun nilainya (terdepresiasi)

seiring waktu.4

2
Hasan Basri, Jurnal Ilmu Hukum Reusam ISSN 2302-6219 E-ISSN 27225100 Volume IX Nomor 1
(April 2021) Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
3
Anjes Faresh Faisal, Analisis Pengelolaan Aset Daerah Dalam Upaya Meningkatkan
Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Vol. 2, No. 2, February 2022, pp. 164 – 173
4
Muhammad Yusuf. 2010. Delapan Langkah Pengelolaan Aset Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Tanah aset pemerintah daerah adalah tanah-tanah yang dikuasai oleh instansi

pemerintah daerah. Tanah aset pemerintah termasuk dalam golongan tanah hak dan

merupakan aset yang penguasaan fisiknya ada pada instansi yang bersangkutan.5

Permasalahan aset tetap seperti halnya tanah pada umumnya yakni ketidakakuratan

data dalam inventarisasi akibat masih adanya aset yang memiliki legalitas yang tidak

jelas.6 Selain itu, dalam proses inventarisasi ada ketidaktelitian dalam melakukan

pendataan kertas kerja inventarisasi yang tidak di isi lengkap, pengkodean yang tidak

dilakukan dengan baik.7Dari masalah- masalah seperti itulah yang menyebabkan tidak

optimalnya pengelolan asset daerah.

Aset jika tidak dikelolah dengan semestinya, aset tersebut justru menjadi beban karena

sebagian dari aset tersebut membutuhkan pcrawatan/pemeliharaan dan juga turun

nilainya seiring waktu. Pengelolaan aset tetap yang baik guna menghasilkan informasi

dalam penyusunan laporan keuangan tidak lepas dari kelengkapan dokumen yang

menjadi dasar/sumber dalam pelaksanaan setiap siklus pengelolaan barang milik daerah

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Keberadaan Perda Nomor 25 Tahun 2018 ini tentunya sangat strategis dalam

pengelolaan aset daerah di Provinsi Riau. Namun Pemerintah Provinsi Riau masih

menghadapi berbagai kendala dalam pengelolaan Aset Daerah terutama terkait dengan

kegiatan Penertiban Aset Daerah. Khusus nya di Kelurahan Tangkerang Selatan yang

mendirikan bangungan Kantor Lurah, Sekolah dan Puskesmas diatas lahan yang bukan

milik Aset daerah. Dari pengelolaan yang baik terhadap asset daerah, diharapkan akan

memberikan beberapa manfaat, yaitu : (1) untuk mendapatkan kejelasan status hak

5
Boedi Harsono. 1997. Reformasi Pengurusan Hak dan Pendaftaran Tanah Sistematis Sebagai Upaya
Mewujudkan Catur Tertib Pertanahan dan Manajemen Terpadu, dalam Kumpulan Semnar
nasional Studi Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan.STPN, hal:3
6
Ibid: 3
7
Ibid: 19
kepemilikan barang milik daerah, (2) untuk melakukan inventarisasi kekayaan daerah

dan masa pakai barang milik daerah, (3) untuk optimalisasi penggunnaan dan

pemanfaatan untuk peningkatan PAD, (4) untuk antisipasi kondisi barang milik daerah

dalam fungsi pelayanan publik, (5) sebagai dasar penyusunan neraca, (6) memenuhi

kewajiban untuk melaporkan kondisi dan nilai barang milik daerah secara berkala, (7)

sebagai salah satu cara untuk meningkatkan akuntabilitas, manajemen layanan dan

efisiensi keuangan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan, maka penulis tertarik

melakukan penelitian ini dengan judul “PENERTIBAN ASET DAERAH KOTA

PEKANBARU BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 25 TAHUN

2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH (STUDI KASUS

KANTOR LURAH TANGKERANG SELATAN)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaturan penertiban aset daerah yang dilakukan oleh Kantor Lurah

Tangkerang Selatan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 25

Tahun 2018?

2. Bagaimana penyelesaian penertiban aset daerah Kota Pekanbaru berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 25 Tahun 2018?

Anda mungkin juga menyukai