ABSTRAK
Penelitian Ini Bertujuan Untuk mengetahui Optimalisasi Pengelolaan Aset Pemerintah Daerah oleh
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur. Metode yang digunakan
kuantitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian ini memiliki satu variable yaitu optimalisasi pengelolaan aset
pemerintah daerah, dengan 11 indikator pengukuran yang mencakup perencanaan, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan,
penatausahaan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian aset. Dikarenakan Populasi sampel yang sedikit
peneliti menggunakan Non Probability Sampling Yaitu Tehnik Sampling Jenuh Dengan Menggunakan Rumus
Mean dan Median. Dengan Empat Kategori Optimalisasi 0%-25% ( Sangat Tidak Optimal ) , 25-50 ( Tidak
optimal ), 50%-75% ( Optimal ), 75%-100% ( Sangat Optimal ) .Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan Aset Pemerintah Daerah oleh Badan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur berada dalam tingkat optimal. Kesemua 11 indikator yang telah
diteliti, yaitu perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan
dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, serta pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian, semuanya berada dalam kategori “Optimal” dengan rentang nilai antara 7,8
hingga 10,1. , Dengan demikian, rumusan masalah yang diajukan, yaitu "Bagaimana Optimalisasi Pengelolaan
Aset Pemerintah Daerah oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur ?"
dapat dianggap telah terjawab dengan temuan bahwa pengelolaan aset pemerintah daerah di Kabupaten
Kotawaringin Timur telah mencapai tingkat optimal berdasarkan 11 indikator yang telah dianalisis.kesimpulan
penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil penelitian mendukung hipotesis pertama (Ha) yang menyatakan
bahwa terdapat optimalisasi pada pengelolaan aset daerah di Kotawaringin Timur, sementara hipotesis kedua
(Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada optimalisasi telah ditolak berdasarkan temuan-temuan yang ada dalam
penelitian.
Kata kunci : Optimalisasi, Kebijakan, Pengelolaan Aset Daerah
ABSTRACT
This study aims to determine the optimization of local government asset management by the East
Kotawaringin Regency Regional Finance and Asset Management Agency. The method used is quantitative with
a descriptive type. This research has one variable, namely optimization of local government asset management,
with 11 measurement indicators that include planning, procurement, use, utilization, security, maintenance,
assessment, transfer, destruction, elimination, administration, coaching, supervision, and asset control. Due to
the small sample population, researchers use Non Probability Sampling, namely saturated sampling techniques
using the Mean and Median formulas. With four categories of optimization 0%-25% ( Very Not Optimal), 25-50
( Not optimal), 50%-75% ( Optimal), 75% -100% ( Very Optimal) .Based on the results of research and
discussions that have been carried out, it can be concluded that the Management of Local Government Assets by
the East Kotawaringin Regency Regional Finance and Asset Agency is at an optimal level. All 11 indicators that
have been studied, namely needs planning and budgeting, procurement, use, utilization, security and
maintenance, assessment, transfer, destruction, elimination, administration, as well as coaching, supervision, and
control, are all in the "Optimal" category with a range of values between 7.8 to 10.1. , Thus, the formulation of
the problem proposed, namely "How is the Optimization of Local Government Asset Management by the East
Kotawaringin Regency Regional Finance and Asset Management Agency?" can be considered answered by
finding that the management of local government assets in East Kotawaringin Regency has reached an optimal
level based on 11 indicators that have been analyzed.the conclusion of this study also shows that the results of
the study support the first hypothesis (Ha) which states that there is optimization in regional asset management
in East Kotawaringin, while the second hypothesis (Ho) which states that there is no optimization has been
rejected based on the findings in the study.
Keywords : Optimization, Policy, Regional Asset Management
PENDAHULUAN maksimal aset daerah yang dimiliki oleh
Perkembangan reformasi di sektor Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
pemerintahan terus berlanjut melalui Pengelolaan yang baik terhadap aset-aset ini
pengesahan UU Nomor 32 Tahun 2004 yang dapat membantu meningkatkan PAD. Aset-
kemudian direvisi dengan UU Nomor 23 aset tersebut meliputi pasar milik daerah,
Tahun 2014 mengenai wewenang pemerintah bangunan pemerintah, dan berbagai tanah serta
daerah untuk mengatur dan mengelola urusan aset lainnya (infoindonesia.id, 2022).
pemerintahan dan lokal mereka sendiri. Berdasarkan informasi dari grafik
Dengan memberikan otonomi kepada daerah, yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa
ini memberikan kesempatan bagi daerah secara umum, penerimaan Pendapatan Asli
tersebut untuk terlibat secara lebih aktif. Daerah (PAD) di Kabupaten Kotawaringin
Namun, di samping manfaatnya, terdapat Timur mengalami peningkatan pada tahun
beberapa konsekuensi yang perlu diperhatikan, 2021. Namun, analisis yang lebih mendalam
salah satunya adalah tuntutan agar pemerintah menunjukkan adanya penurunan pada sektor
daerah mampu mengelola pemerintahan Pajak Daerah, dengan penurunan sebesar
dengan baik. 33,23% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengelolaan pemerintahan yang baik Penurunan persentase PAD ini
merupakan suatu kebutuhan yang penting. mengisyaratkan adanya kekurangan dalam
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk pengelolaan aset daerah. Aset daerah, sesuai
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
baik, seperti menerapkan prinsip good (PSAP), merujuk pada sumber daya ekonomi
governance. Ini harus dilakukan sejalan yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah,
dengan kebijakan nasional terkait otonomi yang diharapkan akan memberikan manfaat
daerah. Untuk mewujudkan good governance ekonomi dan sosial di masa mendatang. Hal
secara menyeluruh, setiap pemerintah daerah ini mencakup sumber daya keuangan dan non-
harus mengubah cara berpikir dalam keuangan, serta aset yang dijaga karena nilai
menjalankan tugas dan fungsi mereka. Oleh sejarah dan budayanya.
karena itu, penting bagi pemerintah daerah Manajemen aset daerah harus
untuk mengelola layanan dengan cara yang dilakukan dengan baik agar dapat memberikan
optimal. kontribusi bagi pengembangan keuangan
Salah satu contoh dari penerapan pemerintah daerah dan peningkatan layanan
prinsip ini dapat dilihat di Kabupaten masyarakat. Namun, jika tidak dikelola dengan
Kotawaringin Timur, yang merupakan salah baik, aset-aset tersebut dapat menjadi beban
satu wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah biaya karena membutuhkan perawatan dan
yang aktif dalam membangun. Prioritas dapat mengalami depresiasi seiring waktu.
pembangunan Kabupaten Kotawaringin Timur Tantangan dalam mengelola setiap
pada tahun 2023 termasuk infrastruktur, jenis aset berbeda, bergantung pada
peningkatan sumber daya manusia, penguatan karakteristik masing-masing. Menurut
ekonomi masyarakat, tata kelola Peraturan Menteri Dalam Negeri
pemerintahan, dan upaya menjadikan (Permendagri) Nomor 17 Tahun 2007, aset-
Kotawaringin Timur sebagai tempat yang aset dapat dikelompokkan menjadi tanah,
nyaman, lestari, berbudaya, dan agamis peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
(RadarSampit.com, 2022). Namun, prioritas jalan, irigasi dan jembatan, konstruksi dalam
pembangunan ini terkendala oleh keterbatasan pengerjaan, serta aset lainnya. Setiap
anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah kelompok memiliki karakteristik dan potensi
Kabupaten Kotawaringin Timur. Pada tahun yang berbeda.
anggaran 2021, APBD Kabupaten Salah satu pendekatan dalam
Kotawaringin Timur diperkirakan mengalami pengelolaan aset adalah melalui konsep real
defisit sebesar Rp 78.260.608.300 property, yang merupakan hak hukum untuk
(kalteng.antaranews.com, 2020). Untuk menguasai tanah dengan hak milik atau hak
menutupi defisit ini, salah satu langkah yang guna bangunan beserta bangunannya. Penting
dapat diambil adalah dengan mengoptimalkan untuk memahami perbedaan antara
Pendapatan Asli Daerah (PAD). penguasaan fisik atas tanah (real estate) dan
Salah satu cara untuk meningkatkan kepemilikan sebagai konsep hukum (real
PAD adalah dengan memanfaatkan secara property).
Siklus pengelolaan harta milik Perkemahan (Buper) Pramuka di Kota Besi,
daerah, sesuai dengan ketentuan dalam Balai Pelelangan Ikan di Desa Ujung
Permendagri No. 19 Tahun 2016, merujuk Pandaran, dan gudang pengeringan rotan di
pada serangkaian langkah terhadap aset daerah Kecamatan Cempaga (sampit.prokal.co, 2017).
yang mencakup perencanaan dan alokasi Dari beberapa permasalahan yang telah
anggaran, akuisisi, pemanfaatan, pengamanan, disebutkan, tampak jelas bahwa pengelolaan
evaluasi, pemindahan, pemusnahan, serta aset-aset daerah tidak optimal.
pengawasan dan penegakan hukum. Sementara Secara umum, Pemerintah Daerah
itu, konsep siklus aset menurut Sugiama Kabupaten Kotawaringin Timur menghadapi
(2013) melibatkan proses perencanaan tantangan utama dalam pengelolaan
kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, audit Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari aset
legal, penilaian, operasional dan pemeliharaan, milik daerah. Hal ini tercermin dari
peremajaan, penghapusan, transfer melalui ketidaktersedianya inventarisasi yang
penjualan, hibah, investasi, dan akhirnya komprehensif terhadap aset milik daerah.
penghancuran. Selain itu, proses inventarisasi tersebut belum
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin sepenuhnya tertib.
Timur perlu memulai penataan yang efektif
dalam pengelolaan aset daerahnya. Tindakan TINJAUAN PUSTAKA
konkret harus diambil, seperti Dalam konteks ini, optimalisasi
menginventarisasi aset yang dimiliki dan menurut Periansya et al. (2022) juga dapat
menyelesaikan masalah-masalah terkait. Hal diartikan sebagai usaha untuk memaksimalkan
ini bertujuan agar pengelolaannya dapat aktivitas guna mencapai keuntungan yang
dilakukan secara teratur dan dapat diinginkan atau diharapkan. Dengan demikian,
dioptimalkan, yang pada akhirnya dapat simpulannya adalah bahwa optimalisasi
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan usaha, proses, metode, dan
dan mengurangi defisit yang terjadi. tindakan untuk menggunakan sumber daya
Dalam konteks manajemen aset yang ada guna mencapai kondisi terbaik,
daerah, pemerintah setempat harus paling menguntungkan, dan paling diinginkan
mengoptimalkan pengelolaannya sesuai dalam batasan dan kriteria tertentu.
dengan prinsip-prinsip manajemen aset, seperti Referensi kajian empiris oleh
fungsionalitas, kepastian hukum, transparansi, Listiani dan Agustin (2022) yang meneliti
efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. optimalisasi pengelolaan aset pemerintah
Penatausahaan harus memastikan bahwa setiap daerah, menggunakan konsep optimalisasi
unit organisasi pemerintah daerah memenuhi pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD)
kewajibannya dalam hal pendaftaran, yang terdiri dari 11 unsur optimalisasi,
pencatatan, pembukuan, dan inventarisasi termasuk Perencanaan kebutuhan dan
melalui sensus barang daerah, pengisian buku penganggaran, Pengadaan, Penggunaan,
inventaris aset, dan pelaporan. Salah satu Pemanfaatan, Pengamanan dan pemeliharaan,
permasalahan umum terkait aset adalah Penilaian, Pemindahtanganan, Pemusnahan,
keakuratan data inventarisasi yang terganggu Penghapusan dan Penatausahaan serta
oleh legalitas aset yang ambigu. Selain itu, Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
kurangnya detail dalam proses inventarisasi Mahmudi (dalam Rahman, 2020:
disebabkan oleh kelalaian dalam mengisi 13) mendefinisikan Aset Daerah sebagai
formulir inventarisasi dan kode yang tidak segala kekayaan yang dimiliki atau dikuasai
disusun dengan baik. Sebagai contoh, anggota oleh pemerintah daerah, yang diperoleh
DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur melalui APBD atau sumber lainnya yang sah,
menemukan aset daerah yang terbengkalai di seperti sumbangan, hadiah, donasi, wakaf,
Kota Palangkaraya selama bertahun-tahun hibah, swadaya, kewajiban pihak ketiga, dan
(beritakalteng.com, 2021). sebagainya.
Ada beberapa fasilitas di Kabupaten Pengelolaan barang milik daerah
Kotawaringin Timur, seperti unit Pendidikan mencakup sejumlah kegiatan, termasuk
dan Latihan Pelajar (PPLP) Kotim yang perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman kilometer pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
6 Sampit, Kampung Pemuda di Jalan Tjilik pengamanan, pemeliharaan, penilaian,
Riwut arah Sampit-Kota Besi, Bumi pemindahtanganan, pemusnahan,
penghapusan, penatausahaan, serta pembinaan, HASIL PENELITIAN
I
pengalihan aset dengan cara yang efektif dan nilai terindah, maka rentang indikator
I I I I I
efisien. perencanaan
I kebutuhan dan I I
bertujuan dan dana digunakan di tempat yang Maka, hasil perhitungan rentang I I I
Dalam penelitian ini, strategi yang digunakan berjumlah 224, skor jawaban
I I I I
merujuk pada konsep yang diungkapkan oleh responden terbanyak pada indikator
I I I I
metode penelitian mencakup prosedur ilmiah penganggaran dengan sub total 132,
I I I I I
untuk memperoleh data dengan tujuan nilai tengah (median) dari indikator ini
I I I I I I
tertentu. Sumber data sekunder yang telah adalah 3, nilai rata-rata (mean) dari
I I I I I I
dikumpulkan peneliti terdiri dari data yang indikator ini adalah 9, sehingga
I I I I I
sudah diterbitkan dan catatan terkait yang termasuk dalam kategori “Optimal”
I I I I
berkaitan dengan pengelolaan aset. Fokus karena berada pada rentang 7,8 – 10,1.
I I I I I I I
terbatas, semua pegawai akan menjadi Setelah diketahui nilai tertinggi dan I I I I
responden dalam penelitian ini. Metode nilai terindah, maka rentang indikator
I I I I I
penentuan sampel ini sering digunakan ketika pengadaan dapat dihitung dengan
I I I I
Nilai terendah: 1 x 3 = 3
I I I I I I Pemeliharaan terdiri atas 3 item
I I I I I
Nilai tertinggi: 4 x 3 = 12
I I I I I I pertanyaan, sehingga:
I I
berikut:
I indikator
I pengamanan dan I I
4
I I
Rentang = =2 , 25
Maka, hasil perhitungan rentang 4
I I
I I I
sehingga:
I I item pertanyaan, sehingga:
I I I
berikut: 12−3
Rentang = =2 , 25
I
12−3 4
I I
Rentang = =2 , 25
4 Rentang = 2,25 dibulatkan
I I
I I I
2,3
I Maka, hasil perhitungan I I
10,1.
I 7. Analisis Indikator I
dan Pemeliharaan
I I
Indikator Penilaian terdiri atas 3 item I I I I I penghapusan dapat dihitung dengan
I I I I
pertanyaan, sehingga:
I I rumus sebagai berikut:
I I I
Nilai tertinggi: 4 x 3 = 12
I I I I I I
I I
4
Setelah diketahui nilai tertinggi dan
I I I I
Rentang = 2,25 dibulatkan menjadi 2,3 I I I I I
I I I I
7,8 – 10,1.
I I I Nilai tertinggi: 4 x 3 = 12
I I I I I I
Nilai terendah: 1 x 3 = 3
I I I I I I dihitung dengan rumus sebagai
I I I I
Nilai tertinggi: 4 x 3 = 12
I I I I I I berikut:
I
4
pemusnahan dapat dihitung dengan
I I I I
Rentang = 2,25 dibulatkan menjadi 2,3 I I I I I
I I I I
7,8 – 10,1.
I I I Nilai tertinggi: 4 x 3 = 12
I I I I I I
Nilai terendah: 1 x 3 = 3
I I I I I I pengendalian dapat dihitung dengan
I I I I
Nilai tertinggi: 4 x 3 = 12
I I I I I I rumus sebagai berikut:
I I I
pembinaan,
I pengawasan dan terendah, maka rentang untuk indikator I I I I I I I
Tabel 1 I
2. Pengadaan 9 I
3. Penggunaan 9 I
4. Pemanfaatan 9
5. Pengamanan dan Pemeliharaan 9 I I
6. Penilaian 9 I
7. Pemindahtanganan 9
8. Pemusnahan 10 I
9. Penghapusan 9 I
10. Penatausahaan 9 I
JUMLAH 100
KATEGORI OPTIMAL
Sumber: Data diolah Peneliti, 2023 I I I I
dengan baik.
I I aset daerah, terutama prinsip akuntabilitas,
I I I I I
memengaruhi
I efisiensi perencanaan I I berjalan sangat optimal dalam manajemen
I I I I I
dari Pengadaan
I I Pemerintah Daerah oleh Badan
I I I I
akuntabilitas,
I efisiensi, efektivitas, I I sebuah faktor penting dalam manajemen
I I I I I
aset di tingkat lokal. Berbagai metode dapat
I I I I I I I penggunaan aset pemerintah daerah di
I I I I I
kepentingan
I umum dan daerah. I I I
(PAD).
I Berdasarkan survei yang I I I persetujuan DPRD.
I I
belum optimal.
I I penggunaan gedung milik daerah dengan
I I I I I
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis I I I I konsep sewa sangat efektif, sementara 3
I I I I I I
data,
I dapat disimpulkan bahwa I I I responden lainnya menyatakan bahwa
I I I I
penggunaan
I konsep sewa dalam I I I optimal.
I
Pemerintah
I Daerah Kabupaten I I untuk mencapai efisiensi anggaran sudah
I I I I I
pencapaian sebesar 9.
I I I optimal. Namun, 1 responden merasa
I I I I I
5. Tingkat Optimalisasi Pengelolaan Aset I I I bahwa cara tersebut tidak efektif dalam
I I I I I I
sedangkan
I 4 responden lainnya I I I Pertama, data menunjukkan bahwa I I I
optimal.
I daerah dilakukan berdasarkan pedoman
I I I I
Pemerintah
I Daerah Kabupaten I I Keuangan dan Aset Daerah (BKAD)
I I I I I
sebesar 9.
I I Penghancuran dilakukan terhadap I I
dari Pemindahtanganan
I I penghancuran
I aset daerah harus I I I
Pertama, terkait pengalihan aset gedung, I I I I daerah sangat optimal ketika tidak ada opsi
I I I I I I I
daerah.
I otomatis menjadi pilihan yang optimal.
I I I I I
penghancuran
I setelah mendapatkan I I pilihan yang optimal ketika tidak ada lagi
I I I I I I I
menyarankan
I bahwa berita acara I I I tidak optimal.
I I
penghancuran dilakukan.
I I terbukti bahwa indikator Penghapusan
I I I I
dari Penghapusan
I I dilakukan dengan menggunakan sistem
I I I I
optimal.
I Kabupaten Kotawaringin Timur, terdapat
I I I I
Pernyataan kedua terkait penghapusan dari I I I I tiga indikator penatausahaan yang berada
I I I I I
Daftar
I Barang Pengelola (DBP) I I I dalam kategori "Optimal". Pertama, terkait
I I I I I
berbeda.
I Imenyatakan bahwa hal ini tidak optimal. I I I I I
(mean) mencapai 9.
I I I Idinilai "optimal" dengan rata-rata (mean)
I I I I
Perlindungan
I
PENUTUP
Pengelolaan aset milik I I
Berdasarkan hasil penelitian dan
pemerintah
I daerah Kabupaten I I
pembahasan yang telah dilakukan, dapat
Kotawaringin Timur dilakukan melalui
I I I I
disimpulkan bahwa Pengelolaan Aset
pembinaan, pengendalian, dan pengawasan
I I I I
Pemerintah Daerah oleh Badan Keuangan dan
yang dilakukan oleh Menteri dengan
I I I I I
Aset Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur
menetapkan kebijakan. Pengawasan
I I I
berada dalam tingkat optimal. Kesemua 11
terhadap penggunaan barang milik daerah,
I I I I I
indikator yang telah diteliti, yaitu perencanaan
termasuk pemantauan, penertiban, dan
I I I I
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
pemeliharaan, dikerjakan oleh Unit Kerja
I I I I I
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan
SKPD dengan bantuan aparat pengawasan
I I I I I
pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,
intern sesuai peraturan. Tujuan akhirnya
I I I I I
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan,
adalah agar penggunaan aset gedung dapat
I I I I I I
serta pembinaan, pengawasan, dan
sesuai dengan peraturan perundang-
I I I I
pengendalian, semuanya berada dalam
undangan. kategori “Optimal” dengan rentang nilai antara
Menurut indikator yang I I
7,8 hingga 10,1. Dengan demikian, rumusan
diberikan, pengawasan langsung oleh Unit
I I I I I
masalah yang diajukan, yaitu "Bagaimana
DPKD terhadap penggunaan dan
I I I I
Optimalisasi Pengelolaan Aset Pemerintah
pemeliharaan aset gedung mendapat
I I I I
Daerah oleh Badan Pengelola Keuangan dan
tanggapan positif dari sebagian besar
I I I I I
Aset Daerah Kabupaten Kotawaringin
responden, dengan 2 dan 18 responden
I I I I I I
Timur?" dapat dianggap telah terjawab dengan
masing-masing
I menyatakan bahwa I I
temuan bahwa pengelolaan aset pemerintah
pengawasan tersebut sangat optimal dan
I I I I I
daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur
optimal. Namun, 4 responden lainnya
I I I I I
telah mencapai tingkat optimal berdasarkan 11
menganggap bahwa pengawasan masih
I I I I
indikator yang telah dianalisis. Selanjutnya,
kurang optimal.
I I
kesimpulan penelitian ini juga menunjukkan
Selanjutnya, terkait I
bahwa hasil penelitian mendukung hipotesis
pemindahtanganan
I aset gedung, I I
pertama (Ha) yang menyatakan bahwa
pengawasan yang dilakukan untuk
I I I I
terdapat optimalisasi pada pengelolaan aset
menertibkannya juga mendapat respon
I I I I
daerah di Kotawaringin Timur, sementara
positif, dengan 4 dan 18 responden masing-
I I I I I I I
hipotesis kedua (Ho) yang menyatakan bahwa
masing menyatakan bahwa pengawasan I I I
tidak ada optimalisasi telah ditolak
tersebut sangat optimal dan optimal.
I I I I I
berdasarkan temuan-temuan yang ada dalam
Pada pernyataan terakhir, I I
penelitian.
Belanja Langsung - Studi pada
REFERENCES SKPD di Pemerintah Kota Banda
Buku: Aceh. Jurnal Ilmiah Administrasi
Budiardjo, Miriam. 2021. Dasar-Dasar Ilmu Publik (JIAP), 1 (2): 37-44
Politik. Jakarta: Penerbit Gramedia Ibrahim, F., dan Ridwan, R. (2020).
Pustaka Utama. Optimalisasi Pemanfaatan Aset
Charmaz, K. 2014. Constructing Grounded Tanah Dan Bangunan Milik
Theory. Sage Publications. Pemerintah Kota Banda Aceh.
Cholisin., dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Politik. Yogyakarta: UNY Press. Akuntansi, 5(4): 571–577
Cialdini, R. B.. 2006. Influence: The Listiani., dan Agustin, H. 2022. Pengaruh
Psychology of Persuasion. Harper Inventarisasi, Kompetensi Aparatur,
Business. dan Pengendalian Internal terhadap
Coleman, J. S.. 1990. Foundations of social Optimalisasi Pengelolaan Barang
theory. Cambridge: Harvard Milik Daerah. Jurnal Eksplorasi
University Press. Akuntansi (JEA), 4 (4): 861-882
Corbin, J., & Strauss, A. 2008. Basics of Nurdin, AHM. 2018. Menuju Pemerintahan
Qualitative Research: Techniques Terbuka (Open Government)
and Procedures for Developing Melalui Penerapan E-Government.
Grounded Theory. Sage Jurnal MP (Manajemen
Publications. Pemerintahan), 5 (1): 1-17
Creswell, J. W., & Poth, C. N. 2017. Olfah, ST. 2018. Tinjauan Efisiensi Anggaran
Qualitative Inquiry and Research dalam Penganggaran Berbasis
Design: Choosing Among Five Kinerja Pada Satuan Kerja
Approaches. Sage Publications. Kementerian Negara/Lembaga (Studi
Gramsci, A.. 1992. Prison Notebooks (J. A. Pada Satuan Kerja di Lingkungan
Buttigieg, Terjemahan). New York: Badan Pendidikan dan Pelatihan
Columbia University Press. Keuangan Tahun Anggaran 2011
Kholifah, Siti, I Wayan Suyadnya. 2018. Sampai 2015). Jurnal Akurasi :
Metodologi Penelitian Kualitatif; Jurnal Anggaran dan Keuangan
Berbagi Pengalaman dari Lapangan. Negara Indonesia, 2 (1): 70-88.
Depok: PT. Raja Grafindo Persada. Periansya, Azmi, F., dan Sari, Y. 2022.
Labolo, Muhadam. 2014. Memahami Ilmu Manajemen Barang Milik daerah dan
Pemerintahan. Jakarta: PT. Optimalisasi Pengelolaan Aset
Rajagrafindo Persada. Provinsi X. Jurnal Akuntansi, 32
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (10): 3081-3097
2020. Qualitative Data Analysis: A Rusdia, U. 2019. Manajemen Pemerintahan
Methods Sourcebook. Sage Daerah Menuju Indonesia Baru.
Publications. Jurnal Jisipol Ilmu Pemerintahan
Sari, DC., Siregar, RT., Silalahi, M., Universitas Bale Bandung, 3(3): 32-
Butarbutar, M., Silitonga, HP., 42
Alam, HV., Abidin, AZ., Falimu, Sanjaya, N., dan Jumanah. 2018. Strategi
dan Rahmat. A. 2020. Manajemen Peningkatan PAD Melalui
Pemerintahan. Kota Gorontalo: Optimalisasi Pemanfaatan Barang
Ideas Publishing. Milik Daerah (BMD) Pada
Subandi. 2014. Ekonomi Pembangunan. Pemerintah Daerah Provinsi Banten
Bandung: Alfabeta. Tahun Anggaran 2018. Journal of
Sugiama, G. 2013. Manajemen Aset Indonesian Public Administration
Pariwisata. Bandung: Guardaya and Governance Studies (JIPAGS), 2
Intimarta. Sugiyono. 2013. Metode (2): 391-411
Penelitian Kuantitatif.Kualitatif, dan Sitompul, SS., Wasistiono, S., dan
R&D. Bandung: Alfabeta. Simangunsong, S. 2021. Manajemen
Jurnal Ilmiah: Strategis Pemerintah Daerah dalam
Fahlevi, H., dan Ananta, MR. 2015. Analisis Pengelolaan Aset Tanah dan
Efisiensi dan Efektifitas Anggaran Bangunan Kabupaten Kotawaringin
Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
Jurnal Visioner, 13 (3): 607–620
Tana, Y., dan Boro, VIA. 2020. Optimalisasi
Pemanfaatan Aset Tetap (Tanah)
Milik Provinsi Nusa Tenggara Timur
di Wilayah Kota Kupang dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Tahun 2014-2016
(Studi Pada Badan Pendapatan,
Pengelolaan, Keuangan dan Aset
Daerah (BPPKAD) Provinsi Nusa
Tenggara Timur). Warta
Governare : Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 1 (1): 44-58
Skripsi:
Pamungkas, R. A. T. 2019. Optimalisasi
Peran Badan Pendapatan Daerah
dalam Pemungutan Pajak Daerah
untuk Memperbesar Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Mojokerto.
Skripsi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
Rahman, AK. 2020. Analisis Pengelolaan
Barang Milik Daerah Pada Kantor
Badan Pengelolaan Keuangan Dan
Aset Daerah Provinsi Riau. Skripsi.
Pekanbaru: Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
Perundang-undangan:
Permendagri No. 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik
Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah. Tekhnis Pengelolaan Barang
Milik Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor
23 Tahun 2014. Tentang
Pemerintahan Daerah.
Website:
https://beritakalteng.com/2021/01/15/aset-
pemkab-kotim-ditemukan-terbengkalai/
https://sampit.prokal.co/read/news/8391-aset-
daerah-terbengkalai-disorot.html
https://www.infoindonesia.id/read/2022/03/17/
14154/Kelola-Aset-Daerah-untuk-
Tingkatkan-PAD
https://kalteng.antaranews.com/berita/
438084/apbd-kotim-2021-diperkirakan-defisit-
rp782-miliar
https://sampit.prokal.co/read/news/8391-aset-
daerah-terbengkalai-disorot.html