Anda di halaman 1dari 12

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DALAM MENIRU

BENTUK PADA TEMA REKREASI MENGGUNAKAN VARIASI METODE


DEMONTRASI DAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK B
TK NU AL-ANSHAR KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR KOTA
BANJARMASIN
Bardiah1, Novitawati2
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Email : diahalkhumairo80@gmail.com

ABSTRAK
Permasalahan yang terjadi di TK NU Al Anshar yaitu anak belum mampu meniru bentuk dengan tepat.
Kesulitan belajar ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penyajian yang kurang menarik bagi anak,
kurang tepatnya metode yang diberikan, kurangnya motivasi yang diberikan sehingga kurang merangsang
kemauan dan minat anak dalam belajar. Jika semua ini terus berlanjut, akan menghambat kemajuan motorik
anak, menyebabkan kurangnya kreativitas, dan kekurangan rasa percaya diri. Penelitian Tindakan Kelas ini
dilakukan di kelompok B tahun ajaran 2017/2018 di TK NU Al-Anshar, dengan 15 anak sebagai subjek
penelitian, terdiri dari 7 laki-laki dan 8 perempuan. Fokus penelitian adalah pada pengembangan motorik halus
dengan meniru bentuk. Peneliti menggunakan kombinasi metode demonstrasi dan pemberian tugas yang
dianggap sesuai untuk mengatasi masalah tersebut. Metode pemberian tugas dianggap efektif dalam
meningkatkan cara belajar dan mengukuhkan pemahaman hasil belajar.Keberhasilan penelitian ini diukur
melalui aktivitas guru yang dinilai sangat baik, partisipasi aktif anak, dan pencapaian perkembangan yang sesuai
harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan variasi metode demonstrasi dan pemberian tugas
berhasil mengembangkan kemampuan motorik halus anak dalam meniru bentuk, terutama pada tema rekreasi di
TK NU Al-Anshar. Aktivitas guru dinilai sangat baik, aktivitas anak sangat aktif, dan pengembangan belajar
anak secara individu dan klasikal berhasil dengan kategori Berkembang Sangat Baik (BSB).Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dan pemberian tugas mampu mencapai tujuan
pengembangan motorik halus anak secara efektif di TK NU Al-Anshar. Aktivitas guru, aktivitas anak, dan hasil
capaian perkembangan anak semuanya mencapai kriteria sangat baik, menunjukkan kesuksesan dari pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Motorik Halus, Meniru Bentuk, Metode Demonstrasi dan Metode Pemberian Tugas

ABSTRACT
The problem that occurs in Al Anshar Kindergarten is that children have not been able to imitate shapes
correctly. This learning difficulty is caused by several factors including unattractive presentation for children,
inaccurate methods given, lack of motivation given so that it does not stimulate children's willingness and
interest in learning. If all of this is allowed to continue, it will hinder the child's motor development, so that the
child becomes uncreative and lacks confidence.This classroom action research was carried out in group B for
the 2017/2018 school year at TK NU Al-Anshar. The number of children in group B who were the subjects of
the study were 15 consisting of 7 boys and 8 girls. Research is carried out in the field of fine motor development
with a level of achievement in the development of mimicking shapes. Researchers use a variety of demonstration
methods and methods of assigning suitable tasks to be used in solving these problems.. Meanwhile, the
assignment method is one of the methods to provide learning experiences that can improve learning methods
and strengthen mastery of learning outcomes. Success indicators in classroom action research are said to be
successful if the teacher's activity is very good, children's activities are active and the results of developmental
achievement develop according to expectations..Based on the results of the study, it can be concluded that the
use of variations in demonstration methods and assignment methods can develop children's fine motor skills in
imitating forms on the theme of recreation in group B children at TK NU AL-Anshar, East Banjarmasin District,
Banjarmasin City, in the very good category. In the child's activity it is declared successful with the very active
category and in the development of individual and classical children's learning, it is declared successful with
the Very Well Developed category (BSB).Conclusion Teachers' activities have reached the Very Good criteria
with a score of 31. Children's activities have reached the Very Active criteria with a score of 99.6. The resulst of
children’s development achievements with the Very Good Development criteria (BSB) with a score of 100 %.
Keywords: Fine Motoric, Imitate Forms, Demonstration Methods and Assignment Methods
PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini dalam
Masuk ke era ke-21, manusia bentuk Taman Kanak-kanak merupakan
dihadapkan pada berbagai tantangan bagian dari sistem pendidikan formal,
kehidupan yang dicirikan oleh kemajuan sebagaimana diatur dalam UUSPN Nomor
pesat dalam ilmu pengetahuan dan 20 Tahun 2003. Tipe pendidikan ini
teknologi, serta perubahan sosial yang mencakup Taman Kanak-kanak (TK),
semakin kompleks. Perubahan signifikan Raudhatul Athfal, atau bentuk lain yang
terjadi di hampir semua aspek kehidupan, setara. Fokus utama dari pendidikan anak
mendorong manusia untuk terus usia dini, khususnya di Taman Kanak-
meningkatkan kemampuan mereka. kanak, yaitu memfasilitasi pertumbuhan
Globalisasi tidak hanya memengaruhi dan perkembangan anak secara
sektor ekonomi, tetapi juga mempermeo menyeluruh, dengan penekanan pada
dampaknya dalam aspek sosial dan pengembangan semua aspek kepribadian
budaya. Oleh karena itu, untuk dapat hidup anak.
sesuai dengan tuntutan zaman dan bersaing Pendekatan ini, sebagaimana
secara efektif dengan bangsa lain, dijelaskan oleh Anderson (1993), mengacu
Indonesia perlu mempersiapkan generasi pada pertimbangan didaktis yang bertujuan
yang unggul sesuai dengan potensinya memberikan peluang bagi pengembangan
masing-masing. kepribadian anak. Oleh karena itu, Taman
Menurut Santrock sebagaimana Kanak-kanak perlu menyediakan beragam
dijelaskan oleh Seotjiningsih (2014: 185), kegiatan yang mampu mengembangkan
perkembangan motorik kasar dan halus aspek-aspek perkembangan anak, termasuk
pada anak usia 2-6 tahun mengalami aspek kognitif, bahasa, sosial, emosional,
kemajuan yang sangat pesat. Keterampilan fisik, dan motorik. Dalam konteks ini,
motorik kasar, melibatkan otot-otot besar pengalaman menyenangkan, iklim hangat,
seperti berlari, melompat, dan memanjat, dan makna menjadi kunci dalam
serta keterampilan motorik halus yang penyelenggaraan pendidikan Taman
melibatkan koordinasi otot-otot kecil Kanak-kanak (Suriansyah & Aslamiah,
dengan mata dan tangan, seperti 2011: 23).
menggambar, menggunting, menjiplak, Untuk memastikan kelancaran
dan menempelkan kertas. pendidikan, terutama di tingkat
Pendidikan Taman Kanak-kanak, PAUD/TK, beberapa komponen penting
sebagai bentuk pendidikan anak usia dini diperlukan, seperti pendidik/guru, sarana-
bagi mereka yang berusia empat sampai prasarana, kurikulum, dan elemen-elemen
enam tahun, memiliki peran penting dalam lainnya. Menurut pandangan Zahara Idris
mengembangkan kepribadian anak dan dan Lisma Jamal (2008: 49), seorang guru
mempersiapkan mereka untuk memasuki diartikan sebagai individu dewasa yang
tahapan pendidikan berikutnya. Pendidikan bertanggung jawab memberikan
Taman Kanak-kanak dianggap sebagai bimbingan dalam pengembangan jasmani
jembatan yang menghubungkan dan rohani peserta didik. Tujuan utamanya
lingkungan keluarga dengan masyarakat yaitu agar peserta didik mencapai tingkat
yang lebih luas, seperti Sekolah Dasar dan kedewasaan, mampu berdiri sendiri, dan
lingkungan sekitarnya, sesuai dengan memenuhi peran mereka sebagai makhluk
pandangan Gunarti (2007:16).
Tuhan, individu mandiri, dan anggota Menurut Sumantri (2005), motorik
masyarakat (makhluk sosial) halus melibatkan penggunaan otot-otot
Guru sebagai sumber pembelajaran kecil yang membutuhkan kecermatan dan
memegang peran utama dalam koordinasi dengan tangan. Bambang
keberhasilan peserta didik sebagai Sujiono (2008) menekankan bahwa
pembelajar. Untuk mencapai kesuksesan gerakan motorik halus melibatkan bagian-
ini, guru perlu mengadopsi inovasi dalam bagian tubuh tertentu, terutama jari-jemari
proses pembelajaran, seperti menggunakan dan pergelangan tangan, memerlukan
metode atau model pembelajaran yang koordinasi mata dan tangan yang cermat.
beragam. Penting bagi guru untuk Kemampuan yang baik dalam motorik
mengembangkan seluruh aspek halus memungkinkan anak untuk berkreasi
perkembangan anak secara optimal. dalam kegiatan seperti menggunting
Faktor-faktor seperti sarana-prasarana, alat kertas, menggambar, mewarnai, dan
permainan edukatif, media pembelajaran, menganyam.
ruangan kelas yang memadai, dan Dari hasil pengamatan di lapangan
perlengkapan lainnya juga memiliki peran yang dilakukan pada kelompok B TK NU
penting dalam memastikan kualitas Al-Anshar, kenyataannya pembelajaran
pembelajaran. bidang motorik halus lebih dari 50% anak
Selain itu, kurikulum menjadi belum mampu meniru bentuk dengan
komponen krusial dalam kegiatan belajar tepat. Hal ini dibuktikan dari data yang
mengajar. Menurut Undang-Undang didapat sebagai berikut:
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pada tahun 2015/2016, data yang I I I I

Pendidikan Nasional, kurikulum yaitu diperoleh dari pengamatan terhadap 20 anak


I I I I I I

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, menunjukkan bahwa belum ada yang
I I I I I

isi, bahan pelajaran, dan pedoman mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik
I I I I I

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. (BSB). Hanya 6 anak (30%) yang mencapai


I I I I I I I

Dalam konteks ini, kurikulum yang nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
I I I I I

diadopsi yaitu kurikulum 2013. Sebanyak 14 anak (70%) memperoleh nilai


I I I I I I

Salah satu fokus pengembangan Mulai Berkembang (MB) dan Belum


I I I I I

dalam kurikulum yaitu aspek motorik Berkembang (BB). Pada tahun 2016/2017,
I I I I I

anak, yang mencakup kemampuan motorik data dari Kelompok B TK NU Al-Anshar


I I I I I I I

kasar dan halus. Motorik kasar, yang menunjukkan bahwa kemampuan anak
I I I I

menjadi tahap awal perkembangan fisik dalam meniru bentuk masih belum
I I I I I

motorik pada usia dini, melibatkan gerakan berkembang dengan baik. Dari 15 anak, satu
I I I I I I I

kasar seperti berjalan dan berlari. Seiring anak memperoleh nilai Belum Berkembang
I I I I I

waktu, perkembangan motorik halus (BB), 8 anak memperoleh nilai Mulai


I I I I I I

menjadi penting, melibatkan penggunaan Berkembang (MB) dengan persentase 60%.


I I I I I

otot-otot kecil seperti jari-jemari dan Hanya 6 anak (40%) yang mencapai nilai
I I I I I I I

tangan. Kemampuan ini mencakup Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan


I I I I I

kecermatan dan koordinasi dalam tidak ada yang mencapai nilai Bintang
I I I I I I

menggunakan alat-alat, seperti (BSB). Hal ini mengindikasikan bahwa


I I I I I

menggambar, menempel, dan kemampuan motorik halus anak masih


I I I I I

menggunting. belum sepenuhnya tercapai.


I I I
Kesulitan belajar ini disebabkan oleh METODE PENELITIAN
beberapa faktor, termasuk penyajian yang Jenis penelitian yang dilakukan yaitu
I I I I

kurang menarik bagi anak, ketidakcocokan penelitian tindakan kelas (classroom action
I I I I I

metode yang diterapkan, dan kurangnya research). Dalam konteks penelitian


I I I I

tindakan kelas, guru memiliki kesempatan


motivasi, yang tidak merangsang minat
I I I I I

untuk menyelidiki sendiri praktik


dan kemauan belajar anak. Jika masalah
I I I I

pembelajaran yang diterapkan di kelasnya


I I I I I

ini dibiarkan, perkembangan motorik anak melalui serangkaian tindakan yang


I I I I

dapat terhambat, mengakibatkan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi.


I I I I

kurangnya kreativitas dan kekurangan rasa Konsep ini sesuai dengan ciri khas penelitian
I I I I I I I

percaya diri. Tidak hanya mempengaruhi tindakan kelas yang mencakup pelaksanaan
I I I I I

perkembangan motorik halus, tetapi juga tindakan-tindakan


I khusus untuk I I

memperbaiki proses belajar mengajar di


berdampak pada semua aspek
I I I I I

dalam kelas. Ide ini juga sejalan dengan


perkembangan.
I I I I I I I

pandangan Suyanto (Basrowi, 2008: 26),


I I I I I

Oleh karena itu, peneliti yang menjelaskan bahwa penelitian


I I I I

menyarankan agar guru menggunakan tindakan kelas merupakan bentuk penelitian


I I I I I

media atau metode pembelajaran yang yang bersifat reflektif dengan melibatkan
I I I I I

lebih menarik bagi anak, menciptakan tindakan khusus untuk meningkatkan


I I I I

lingkungan pembelajaran yang nyaman praktik


I pembelajaran secara lebih
I I I

profesional.
dan menyenangkan. Berlandaskan alasan
I

Penelitian tindakan kelas secara garis I I I I

tersebut, peneliti merekomendasikan besar memiliki empat tahap yang saling


I I I I I I

penggunaan variasi metode demonstrasi terkait dan berkesinambungan, Planning


I I I I

dan metode pemberian tugas. Menurut (perencanaan), Action (pelaksanaan),


I I I

Sudjana (2010:83), metode demonstrasi Observatio (pengamatan), dan Reflektio


I I I I

yaitu cara mengajar yang memperlihatkan (refleksi) (Arikunto, 2008:16).Penelitian


I I I

proses terjadinya sesuatu, sangat efektif tindakan kelas ini dilaksanakan pada
I I I I I

kelompok B tahun ajaran 2017/2018 di TK


karena membantu peserta didik mencari
I I I I I I I

NU Al-Anshar. Jumlah anak kelompok B


I I I I I I

jawaban berlandaskan fakta yang dilihat. yang menjadi subjek penelitian yaitu 15
I I I I I I

Sementara itu, metode pemberian tugas orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 8
I I I I I I I I I

yaitu salah satu cara untuk memberikan orang perempuan


I I

pengalaman belajar yang dapat Pengumpulan data dalam penelitian


meningkatkan cara belajar dan ini dilakukan melalui beberapa langkah,
yaitu hasil observasi terhadap kegiatan
memantapkan penguasaan hasil belajar.
guru di kelas, observasi terhadap perilaku
Pemilihan metode demonstrasi dan anak-anak dalam hal ketepatan, kerapian,
pemberian tugas dilakukan karena kemandirian, serta keaktifan dalam meniru
keduanya memiliki kelebihan masing- bentuk dan unjuk kerja. Unjuk kerja
masing dan dianggap cocok untuk kegiatan melibatkan pengamatan untuk menilai
meniru bentuk. Peneliti yakin bahwa sejauh mana anak-anak menguasai
melalui metode ini, motorik halus anak kegiatan yang telah dilakukan, seperti
meniru bentuk tertentu.
dalam meniru bentuk dapat berkembang,
Selain itu, penentuan data mengenai
sehingga pencapaian perkembangannya
aktivitas guru, aktivitas anak, dan analisis
dapat terwujud dengan baik.
perkembangan kemampuan anak
dilakukan melalui penilaian aktivitas guru,
data aktivitas anak, dan analisis hasil
kemampuan anak, sebagaimana dijelaskan muncul pada siklus I dan mampu
I I I I I I

oleh Arikunto (2010:192). mengelola waktu dengan efisien


I I I I

melalui refleksi yang dibantu oleh


I I I I I

PEMBAHASAN arahan
I observer. Hal ini
I I I

1. Aktivitas Guru memungkinkan aktivitas guru


I I I

Pada pertemuan 1 dapat I I I


mencapai indikator keberhasilan
I I I

disimpulkan bahwa aktivitas guru


I I I I
yang telah ditetapkan. Pencapaian
I I I I

dalam mengajar mendapatkan nilai


I I I I
indikator keberhasilan tersebut
I I I

15 dengan kategori cukup baik.


I I I I I I
merupakan
I langkah untuk I I

Kegiatan
I dihari pertama I I
meningkatkan
I kualitas I

pembelajaran yang dilaksanakan


I I I
pembelajaran, baik dari perspektif
I I I I

guru dengan menggunakan variasi


I I I I
siswa maupun hasil kemapuan siswa,
I I I I I

metode demonstrasi dan metode


I I I I
karena keberhasilan guru dalam
I I I I

pemberian tugas mencapai kriteria


I I I I
kegiatan pembelajaran berkontribusi
I I I

“Cukup Baik”. Berlandaskan


I I I
pada keberhasilan siswa dalam
I I I I

penilaian yang diberikan oleh


I I I I
proses belajar. Pernyataan ini sejalan
I I I I I

observer kepada guru, maka dapat


I I I I I
dengan pandangan Isjono (2006:35)
I I I I

disimpulkan bahwa aktivitas yang


I I I I
yang menyatakan bahwa mutu
I I I I

dilakukan guru berada pada


I I I I
pendidikan dapat ditingkatkan
I I I

kualifikasi “Cukup Baik”. Oleh


I I I I
melalui guru yang berkualitas dan
I I I I I

sebab itu kegiatan pembelajaran


I I I I
mampu
I melaksanakan proses I I

yang dilakukan oleh guru belum


I I I I I
pembelajaran.
I

dapat dikatakan berhasil, karena


I I I I
Data hasil penilaian
aktivitas guru dikatakan berhsil jika
I I I I I
terhadap observasi kegiatan guru
mencapai skor 25 – 32 dengan
I I I I I I
Pertemuan 1-3 dapat disimpulkan
kriteria “Sangat Baik”.
I I I
pada grafik di bawah ini:
Pada pertemuan 2 aktivitas I I I
35 31
30
guru sudah mencapai skor 25 dengan 25
25
I I I I I I

kategori Baik . Hal ini dikarenakan


I I I I I I

20
terdapat 1 aspek yang mencapai skor 15
I I I I I I

15
4 (sangat baik). Guru sudah mampu
I I I I I I
10
menyajikan gambaran sekilas materi
I I I I
5
meniru bentuk yang disampaikan
I I I I 0
dengan baik dan secara detail materi
I I I I I I
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
pokok yang akan dipelajari pada hari
I I I I I I Gambar 1. Persentase
tersebut,
I yaitu guru dalam I I I perbandingan aktivitas guru
menyajikan materi secara khusus
I I I I Pertemuan 1-3
tentang geometri dan mendetail dan
I I I I I Pelaksanaan refleksi pada
sudah sesuai dengan tujuan
I I I I setiap pertemuan dapat membantu
pembelajaran yang ingin dicapai
I I I I guru dalam mengidentifikasi
sehingga anak lagi kesulitan dalam
I I I I I kelemahan-kelemahan dalam
memahami penjelasan dari guru
I I I I pelaksanaan pembelajaran,
karena persiapan materi yang
I I I I memungkinkan mereka untuk
disajikan jelas.
I I melakukan perbaikan dalam
Kesimpulan dari pengamatan I I merancang perencanaan
Pertemuan
I 3 yaitu bahwa I I I pembelajaran berikutnya. Untuk
pelaksanaan kegiatan pembelajaran
I I I memastikan efektivitas dan
telah berhasil dengan kategori sangat
I I I I I efisiensi pelaksanaan
baik, dinilai sebesar 31. Guru telah
I I I I I I pembelajaran, perlu adanya
berhasil mengatasi kekurangan yang
I I I I perencanaan yang terstruktur
dengan baik, melibatkan proses dikombinasikan dengan
belajar-mengajar yang lebih menyenangkan karena anak akan
bermakna, serta merancang langsung aktif terhadap kegiatan
skenario yang jelas untuk yang dilakukannya karena anak
mengaktifkan siswa (Ibrahim, dkk, diajak untu melakukan secara
2003:31). langsung kegiatan yang
Perbaikan kinerja guru dalam dilakukan,selain itu menumbuhkan
mengajar berkaitan erat dengan kerjasama anatar sesama teman dan
tanggung jawab guru dalam memunculkan dinamika gotong
menciptakan lingkungan royong.
pembelajaran yang efektif bagi Berlandaskan pengamatan
anak. Kegiatan pembelajaran di yang dilakukan diketahui bahwa
kelas mencakup manajemen kelas, aktivitas anak dari setiap
penggunaan media dan sumber pertemuan terjadi peningkatan,
belajar, serta penerapan metode secara kelompok yang mulanya
dan strategi pembelajaran. Semua masih banyak anak yang berada
aspek ini menuntut kemampuan dalam kriteria kurang aktif dan
guru dalam pelaksanaannya cukup aktif tetapi pada pertemuan
(Rusman, 2011:76). akhir hampir semua anak berada
Proses pembelajaran ini, pada kriteria aktif dan sangat aktif.
sebagai bentuk interaksi yang Adapun hasil kegiatan anak
diberikan kepada anak, perlu Pertemuan 1-3 dapat dilihat pada grafik
memperhatikan karakteristik setiap dibawah ini :
tahapan perkembangan anak 120
100 100 98.3 100
(Sujiono, 2012:6). 100
Metode demonstrasi, menurut 78.33
80 73.3373.33 75
Sanjaya W (2006:152), yaitu 56.67 Pertemuan 1
60
"metode penyampaian pelajaran 43.33 45 48.33 Pertemuan 2
dengan cara memperagakan dan 40 Pertemuan 3
mempertunjukkan suatu proses, 20
situasi, atau benda kepada siswa, 0
baik secara nyata maupun hanya A B C D
sebagai tiruan." Meskipun peran
siswa dalam demonstrasi lebih Gambar 2. Grafik persentase
bersifat pengamatan, metode ini perbandingan aktivitas anak
dapat menyajikan materi pelajaran Pertemuan 1-3
secara konkret dalam strategi Observasi aktivitas anak
pembelajaran ekspositori dan dalam mengikuti pembelajaran
inkuiri. yaitu tugas yang diberikan pada
2. Aktivitas Anak penelitian ini, semua kegiatan
Variasi metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik,
dan metode pemberian tugas yang anak anak memiliki keaktifan
menyajikan aktivitas sebagai dalam pembelajaran yang
bentuk pengalaman belajar bermain dilaksanakan, sehingga pebelajaran
untuk melakukan pembelajaran sangat memotivasi anak baik secara
secara langsung dengan melakukan individu maupun kelompok.
demonstrasi kegiatan yang Aktivitas anak secara berkelompok
dilakukan anak berisi konsep pada pertemuan 1 rata-rata Cukup
materi peajaran memungkinkan Aktif, pertemuan 2 rata-rata aktif
anak untuk belajar lebih aktif, yang dan pada pertemuan 3 Sangat
Aktif. Aktivitas anak pada Pembelajaran yang berhasil
pertemuan pertama dengan nilai optimal yaitu pembelajaran yang
48,33 % dengan kriteria cukup mampu melibatkan seluruh siswa
aktif, terjadi peningkatan pada secara aktif dalam semua aktivitas
pertemuan kedua dengan nilai pembelajaran dan berlangsung
75,98 % dengan kriteria Aktif. secara terus-menerus, sesuai
Kemudian dilanjutkan dengan dengan konsep Suriansyah dkk.
Pertemuan 3 dengan nilai 99,6 % (2009:80). Teori aktivitas anak
dengan kriteria Sangat Aktif. menekankan bahwa anak yaitu
Peningkatan aktivitas anak pembelajar aktif yang
Meningkatkan partisipasi anak menggunakan seluruh tubuh
dalam proses pembelajaran dapat mereka sebagai alat untuk belajar.
meningkatkan kemampuan motorik Proses pembelajaran kooperatif
halus mereka dalam meniru bentuk dapat meningkatkan minat dan
pada tema rekreasi. Upaya partisipasi anak, sejalan dengan
perbaikan pembelajaran terjadi konsep konstruktivisme yang
setelah refleksi pada setiap menekankan bahwa siswa lebih
pertemuan, dan penggunaan variasi mudah memahami konsep sulit
metode demonstrasi serta metode melalui diskusi dengan teman.
pemberian tugas dapat Manfaat dari pembelajaran
membangkitkan motivasi dan kooperatif, seperti yang
semangat belajar anak. Dengan diungkapkan oleh Zamroni (2000),
variasi ini, anak dapat belajar termasuk mengurangi kesenjangan
secara langsung melalui pendidikan pada tingkat individual
demonstrasi bersama-sama, bukan (Trianto, 2010:57).
hanya dari penjelasan guru. 3. Hasil Kemampuan Motorik Halus
Kesiapan anak untuk mengikuti Anak
pembelajaran memainkan peran
penting dalam kelancaran kegiatan Hasil kemampuan motorik I I

tersebut, dan perhatian mereka saat halus anak yaitu hasil yang diperoleh
I I I I I I

guru menyajikan materi sangat anak setelah melalui kegiatan belajar.


I I I I I I

penting agar mereka dapat dengan Hasil kemampuan belajar dijadikan


I I I I

mudah memahami aktivitas tolak ukur kemampuan anak dalam


I I I I I

motorik halus yang akan dilakukan. memahami apa yang diajarkan guru.
I I I I I I

Selain itu, kemampuan anak Perbandingan hasil kemampuan anak


I I I I

dalam mempraktekkan materi yang dilaksanakan pada penelitian


I I I I

kegiatan merupakan indikator Pertemuan 1-3 menunjukkan nilai


I I I I

penting dalam menilai kinerja anak yang meningkat hingga mencapai


I I I I

dalam meniru bentuk pada tema indikator keberhasilan belajar.


I I I II

rekreasi. Kepahaman mereka Dibuktikan dari hasil nilaiI I I I

terhadap materi kegiatan juga keberhasilan rata-rata pertemuan 1


I I I I

menjadi faktor penilaian kinerja. dan pertemuan 2 sebesar 13,3% dan


I I I I I I

Memberi kesempatan kepada anak rata-rata pertemuan 3 meningkat


I I I I

untuk berlatih memecahkan menjadi 100% . Hasil tersebut


I I I I I I

masalah sesuai dengan tingkat usia diketahui bahwa anak yang mampu
I I I I I

mereka dapat menciptakan dan berhasil dalam pembelajaran


I I I I

pengalaman yang menyenangkan, semakin


I meningkat artinya I I

sesuai dengan pandangan Soegeng kemampuan motorik halus anak


I I I I

Santoso (2008:3.4). dalam meniru bentuk geometri tema


I I I I I

rekreasi semakin meningkat.


I I I
Adapun persentase perbandingan I I menggunakan
I variasi metode I I

perkembangan motorik halus anak


I I I I demonstrasi dan metode pemberian
I I I I

Pertemuan 1-3 dapat dilihat pada grafik


I I I I I I tugas dalam meniru bentuk pada tema
I I I I I I

kecenderungan dibawah ini :


I I I I rekreasi dinyatakan berhasil dan
I I I I

120 tujuan yang ditetapkan yaitu


I I I I

100 100 Mengembangkan


I Kemampuan I

86.7 99.6 Motorik Halus Anak dalam Meniru


80 75.98
I I I I I

60 Bentuk pada Tema Rekreasi


I I I I

48.33 Aktivitas Guru


40 menggunakan Variasi Metode
Aktivitas Anak
I I I

25 31 Demonstrasi dan Metode Pemberian


20 13.3
15 Perkembangan
I I I I

anak Tugas Pada Anak Kelompok B TK


0
I I I I I I

NU Al-Anshar Kecamatan
1 2 3
I I I

n n n Banjarmasin Timur Tahun Pelajaran


ua ua ua I I I I I

m m m 2018/2019 sesuai dengan indikator


erte erte erte I I I I

P P P keberhasilan kemampuan individu


I I I

Gambar 3. Grafik I I minimal BSH (Berkembang Sesuai


I I I I

Kecenderungan Pertemuan 1-3


I I I harapan) dan BSB (Berkembang
I I I I

Meningkatnya keberhasilan I Sangat Baik) mencapai 100% dari


I I I I I I

anak ini menunjukkan bahwa guru


I I I I I seluruh anak dalam kelas.
I I I I

sudah berhasil dalam meningkatkan


I I I I Peningkatan hasil belajar dan I I I

aktivitas anak dengan variasi metode


I I I I I aktivitas anak kelompok B TK NU
I I I I I I I I I I

demonstrasi dan metode pemberian


I I I I AL-Anshar Kecamatan Banjarmasin
I I I

tugas. Metode pembelajaran ini


I I I I Timur ini terjadi karena beberapa
I I I I I

proses belajar tidak harus dari guru


I I I I I I faktor diantaranya karena persiapan
I I I I

kepada anak, anak dapat saling


I I I I I disusun dengan matang oleh guru
I I I I I

berkomuniaksi sesama anak yang


I I I I sehingga tahapan-tahapan dalam
I I I

lain. Pembelajaran oleh rekan sebaya


I I I I I I pembelajaran dapat dilaksanakan
I I I

(peerteaching) lebih efektif lebih


I I I I dengan efektif, contohnya guru dapat
I I I I I

efektif daripada pembelajaran oleh


I I I I menjelaskan materi sesuai dengan
I I I I

guru.
I I tingkat
I kemampuan anak. I I

Menurut penelitian yang I I Penggunaan bahasa yang mudah


I I I I

dilakukan oleh Slavin pada tahun


I I I I I dimengerti, suasana komunikatif,
I I I

1995, yang disebutkan oleh Rusman


I I I I I dan pendekatan membimbing anak
I I I I

pada tahun 2011 dengan rujukan pada


I I I I I I dengan penjelasan yang rinci serta
I I I I I

halaman 205, disimpulkan bahwa


I I I I demonstrasi langsung merupakan
I I I

penerapan metode pembelajaran


I I I ciri-ciri utama dalam metode
I I I I

kooperatif
I dapat memberikan I I pengajaran ini. Guru juga mengacu
I I I I I

dampak positif terhadap pencapaian


I I I I pada teori hasil belajar para ahli
I I I I I I

belajar anak. Selain itu, metode ini


I I I I I I seperti teori Dimyati dan Mujiono,
I I I I I

juga dapat memperbaiki interaksi


I I I I teori Oemar Hamalik, dan teori
I I I I I

sosial,
I mengembangkan sikap I I Taksonomi Bloom.
I I

toleransi, menghargai beragam


I I I Menurut teori hasil belajar I I I

pendapat, dan memenuhi kebutuhan


I I I I Dimyati dan Mujiono, pencapaian
I I I I

anak
I dalam mengembangkan I I hasil belajar dinilai dari dua
I I I I I

kemampuan
I berpikir kritis, I I perspektif, yaitu dari sudut pandang
I I I I I

menyelesaikan
I masalah, serta I I anak dan guru. Dari perspektif anak,
I I I I I I

mengintegrasikan
I pengetahuan I hasil belajar tercermin dalam
I I I I

dengan pengalaman mereka.


I I I perkembangan mental yang lebih
I I I I

Berlandaskan hasil penelitian I I baik setelah proses pembelajaran,


I I I I

dalam pertemuan-pertemuan dengan


I I I I terutama dalam ranah bahasa,
I I I I
afektif, dan psikomotor. Sedangkan
I I I I Dari pengamatan kegiatan I I

dari perspektif guru, hasil belajar


I I I I I anak dalam melaksanakan kegiatan
I I I I

diukur oleh sejauh mana materi


I I I I I pembelajaran dengan variasi metode
I II I I

pelajaran berhasil diselesaikan.


I I I demonstrasi dan metode pemberian
I I I I

Oemar Hamalik I tugas juga semakin meningkat, ini


I I I I I

mendefinisikan hasil belajar sebagai


I I I I dikarenakan usaha guru untuk
I I I I

perubahan perilaku yang terjadi pada


I I I I I memberikan
I penjelasan serta I I

seseorang setelah mempelajari suatu


I I I I memberikan kesempatan sebesar-
I I I

konsep atau topik, contohnya dari


I I I I I besarnya untuk mengungkapkan ide I I I

ketidaktahuan menjadi pengetahuan


I I I dan pendapatnya. Hal ini sesuai
I I I I I

dan dari ketidakpahaman menjadi


I I I I dengan teori aktivitas guru yaitu
I I I I I

pemahaman.
I aktivitas guru merupakan kegiatan
I I I I

Salah satu keunggulan teknik I I I yang dilakukan oleh guru dalam


I I I I I

ini, menurut Lorna Curran, yaitu


I I I I I proses belajar mengajar yang
I I I I

bahwa siswa dapat mencari pasangan


I I I I I meliputi penyampaian tujuan dan
I I I I

saat belajar dan pada saat yang sama


I I I I I I I mempersiapkan anak, menerapkan
I I I

memahami suatu konsep atau topik


I I I I I pengetahuan konsep dan umpan
I I I I I

dalam suasana yang menyenangkan.


I I I I balik serta memberikan pendalaman
I I I I

Teknik ini dapat diterapkan dalam


I I I I I konsep materi lanjutan dan
I I I I

semua mata pelajaran dan untuk


I I I I I penerapan.
I I

semua tingkatan usia siswa.


I I I I Aktivitas anak dalam I I

Khususnya untuk anak usia taman


I I I I I kegiatan meniru bentuk pada tema
I I I I I

kanak-kanak, teknik belajar mencari


I I I I rekreasi dengan menggunakan
I I I

pasangan dapat diintegrasikan ke


I I I I variasi metode demonstrasi dan
I I I I

dalam suasana bermain sambil anak


I I I I I metode pemberian tugas secara
I I I I

itu memperoleh pemahaman baru.


I I I I keseluruhan
I mengalami I

Setelah melakukan berbagai I I peningkatan yang signifikan dari


I I I I

perbaikan
I sesuai dengan I I pertemuan
I pertama hingga I I

pengalaman pada terdahulu ataupun


I I I I I I pertemuan ke ketiga. Hal ini sesuai
I I I I I I

pada pertemuan 1 dan 2 serta pada


I I I I I I I I dengan teori aktivitas anak yaitu
I I I I I

pertemuan 3 ini tampaknya tidak


I I I I I serangkaian
I kegiatan yang I I

ditemukan masalah-masalah yang


I I I dilakukan anak selama proses belajar
I I I I I

cukup berarti. Anak sudah dapat


I I I I I mengajar berlangsung meliputi
I I I

menerima
I pembelajaran yang I I mendengarkan/
I memperhatikan I

diberikan guru kepada mereka, Anak


I I I I I penjelasan guru, membaca buku
I I I I

juga terlihat bersemangat dan


I I I I anak,
I presentasi mengajukan I I

sungguh-sungguh dalam setiap


I I I pendapat, bertanya pada guru / anak,
I I I I I I

pembelajaran.
I anak latihan dengan sungguh-
I I I I

Dari seluruh rangkaian I I sungguh sehingga dapat I I

kegiatan yang telah dilakukan cukup


I I I I I meningkatkan hasil belajar. Tentu
I I I I

banyak kemajuan yang terjadi


I I I I saja aktivitas yang diberikan guru
I I I I I

selama kegiatan di kelas, dimulai


I I I I I disesuaikan dengan karakteristik
I I I

dari kegiatan guru hingga hasil


I I I I I anak usia dini yaitu dengan kegiatan
I I I I I I

pekembangan
I anak. Dari I I belajar melalui bermain atau
I I I I

pengamatan kegiatan guru, guru


I I I I bermain sambil belajar.
I I I

semakin menyempurnakan langkah-


I I I Hasil perkembangan anak I I

langkah kegiatan dengan variasi I I I I dalam meniru bentuk dengan


I I I I

metode demonstrasi dan metode


I I I I menggunakan
I variasi metode I I

pemberian tugas .
I I I demonstrasi dan mettode pembagian
I I I I I

tugas pada pertemuan pertama dan ke


I I I I I I
tiga
I semakin menunjukkan I I Model Example Non Example,
I I I I

peningkatan. Pada pertemuan


I I I I Model Demonstrasi, dan Model
I I I I

pertama anak yang memperoleh


I I I I Scramble dengan media Plastisin
I I I I

>BSH ada 13.3% , sedangkan pada


I I I I I I berhasil
I meningkatkan I

pertemuan ke tiga meningkat


I I I I perkembangan motorik halus anak di
I I I I I

menjadi 100%. Jelas bahwa hasil


I I I I I TK Islam HIMMAH Banjarmasin,
I I I I

pengembangan pembelajaran anak


I I I mencapai 87% dengan bintang 3
I I I I I

menunjukkan peningkatan sejalan


I I I (***), sesuai harapan, dan bintang 4
I I I I I I

dengan harapan peneliti. Temuan ini


I I I I I (****), berkembang sangat baik.
I I I I

konsisten dengan teori hasil belajar


I I I I I Penelitian Raudatul Jannah I I

anak Sudjana (2004:22), yang


I I I I (2019)
I menunjukkan bahwa I I

menyatakan bahwa hasil belajar anak


I I I I I kombinasi Model Direct Instruction,
I I I I

yaitu kemampuan yang dimilikinya


I I I I Metode Pemberian Tugas, dan
I I I I

setelah menerima pengajaran dari


I I I I Media Kertas Berpola efektif
I I I I

guru. Dalam konteks Taman Kanak-


I I I I I meningkatkan
I aktivitas guru, I I

Kanak (TK), pendekatan I I aktivitas anak, dan kemampuan


I I I I

pembelajaran harus disesuaikan


I I I motorik halus dalam kegiatan
I I I I

dengan tingkat perkembangan anak,


I I I I menempel gambar pada anak di TK
I I I I I I

seperti bermain sambil belajar


I I I I Tunas Muda Kecamatan Tabukan
I I I I

dengan menggunakan pendekatan


I I I Kabupaten Barito Kuala.
I I I

tematik, kreatif, inovatif, dan


I I I I Ani Milawati (2019) I I

lingkungan kondusif (Ali Nugraha,


I I I I menemukan
I bahwa metode I I

dkk, 2014:9.25).
I I Demonstrasi dan Direct Instruction
I I I I

Penelitian yang dilakukan I I efektif meningkatkan aktivitas guru,


I I I I

oleh Nur Irfah (2019) menunjukkan


I I I I I anak, dan kemampuan fisik motorik
I I I I I

bahwa
I kombinasi model I I anak dalam kegiatan menggunting
I I I I

demonstrasi, metode pemberian


I I I sesuai pola di TK Syafa’ah
I I I I I

tugas, dan media kertas efektif


I I I I I Banjarmasin. Hasil penelitian
I I I

meningkatkan aktivitas guru dan


I I I I menunjukkan peningkatan yang
I I I

perkembangan fisik motorik anak di


I I I I I signifikan dari siklus I ke siklus II.
I I I I I I I

TK Aisyiyah 43 Busthanul Atfhal.


I I I I I Secara keseluruhan, temuan- I I

Hasilnya menunjukkan peningkatan


I I I temuan ini mendukung hipotesis I I I

signifikan dengan aktivitas anak


I I I I bahwa
I kombinasi model I I

mencapai 80%, dan 7 anak mencapai


I I I I I I pembelajaran, metode pengajaran,
I I I

bintang 4 (Berkembang Sangat Baik)


I I I I I dan media pembelajaran dapat
I I I I

dengan persentase 100%.


I I I efektif
I meningkatkan I

Siti Rohani (2019) I I perkembangan fisik dan motorik


I I I I

menemukan bahwa variasi model


I I I I anak di lingkungan TK.
I I I I

examples non examples, model


I I I I Dari penjelasan di atas dapat I I I I

demonstrasi, dan metode pemberian


I I I I diambil kesimpulan penelitian
I I I

tugas
I dapat meningkatkan I I tindakan kelas menggunakan variasi
I I I I I

kemampuan
I mengkoordinasikan I metode demonstrasi dan metode
I I I I

mata dan tangan anak di PAUD


I I I I I I pembagian tugas
I dapat I I I I

Terpadu Islam Nurul Ibadah


I I I I meningkatkan aktivitas guru dan
I I I I

Banjarmasin. Hasil penelitian


I I I aktivitas anak serta mengembangkan
I I I I

menunjukkan peningkatan dari


I I I kemampuan motorik halus anak
I I I I

siklus ke siklus, mencapai 100%


I I I I I dalam meniru bentuk pada tema
I I I I I I

pada siklus II pertemuan IV.


I I I I I rekreasi pada kelompok B di TK NU
I I I I I I I

Magferatul Husna (2019) I I Al-Anshar Banjarmasin Timur


I I I

menyatakan bahwa kombinasi


I I I dapat diterima.
I I I
KESIMPULAN Hamalik, Oemar.2006. Proses Belajar
I I I

1. Aktivitas guru dalam mengembangkan I I I IMengajar. Bandung : Bumi Karsa. I I I I

kemampuan motorik halus anak dalam


I I I I I I Hartati, Aisyah. 2008. Konsep Dasar
I I I I

meniru bentuk pada tema rekreasi pada


I I I I I I Pendidikan Anak Usia dini. Jakarta:
I I I I I

anak kelompok B TK NU Al-Anshar


I I I I I I Universitas Terbuka.
I I

Banjarmasin Timur menggunakan


I I I Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak
I I I I

variasi metode demonstrasi dan metode


I I I I I Usia Dini. Yoyakarta: Diva Press.
I I I I I

pemberian tugas telah mencapai kriteria


I I I I I Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. I I I

sangat baik dengan skor 31


I I II I I Peraturan Menteri Pendidikan
I I I

2. Aktivitas anak dalam mengembangkan I I I Nasional Republik Indonesia Nomor


I I I I

kemampuan motorik halus anak dalam


I I I I I I 58 Tahun 2009 Tentang Standar
I I I I I

meniru bentuk pada tema rekreasi pada


I I I I I I Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
I I I I I

anak kelompok B TK NU Al-Anshar


I I I I I I Jakarta.
I

Banjarmasin Timur menggunakan


I I I Kusmayadi, I. 2011. Membongkar I I I

variasi metode demonstrasi dan metode


I I I I I Kecerdasan Anak (Mendeteksi
I I I

pemberian tugas telah mencapai kriteria


I I I I I Bakat dan Potensi Anak Sejak Usia
I I I I I I

sangat aktif dengan skor 99,6 %


I I I I I I Dini). Jakarta: Gudang Ilmu.
I I I I

3. Hasil perkembangan kemampuan I I Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta:


I I I I

motorik halus anak dalam meniru


I I I I I I IPT. Raja Grapindo Persada.
I I I

bentuk pada tema rekreasi pada anak


I I I I I I Moeslichatoen, R. 2004. Metode I I I

kelompok B TK NU Al-Anshar
I I I I I Pengajaran di Taman Kanak-kanak.
I I I I

Banjarmasin Timur menggunakan


I I I Jakarta. Rineka Cipta.
I I I

variasi metode demonstrasi dan metode


I I I I I Montolalu. 2003. Bermain dan Permainan I I I I

pemberian tugas dengan kriteria


I I I I Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
I I I I

Berkembang Sangat Baik ( BSB)


I I I I I Musbikin, I. 2010. Buku Pintas PAUD.
I I I I I I

dengan skor 100 %


I I I I Jakarta: Universitas Terbuka.
I I I

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain I I I

REFERENCES sambil Belajar dan Mengasah


I I I I

Aisyah, S. Dkk. 2008. Perkembangan dan


I I I I I I Kecerdasan. Jakarta: Depdiknas.
I I I

Konsep Dasar Pengembangan anak


I I I I Pamadhi, Hajar. 2011. Seni Keterampilan
I I I I

Usia Dini, Jakarta: Universitas


I I I I Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
I I I I

Terbuka.
I Rahyubi, Heri. 2012. Teori-teori Belajar dan
I I I I I

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur


I I I I Aplikasi Pembelajaran Motorik.
I I I

Penelitian: Suatu
I Pendekatan I I I I I Bandung. Reperens.
I I

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.


I I I I Semiawan R. Conny. 2008. Belajar dan I I I I I

Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur


I I I I PembelajaranPrasekolah
I dan I

Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:


I I I I Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
I I I I I

Ghalia Indonesia.
I I Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian I I I

Depdiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanka-


I I I I IKualitatif. Bandung: Alfabeta. I I

kanak Pedoman Pengembangan I I Sujiono, Bambang. 2008. Metode I I I

Program Pembelajaran di Taman


I I I I Pengembangan Fisik. Jakarta:
I I I

Kanak-kanak.
I Kementerian I Universitas Terbuka Terbuka.
I I I

Pendidikan Nasional, Direktorat


I I I I Sujiono, Yuliani Nurani, 2009, Konsep
I I I I

Jenderal Manajemen Pendidikan


I I I Dasar Pendidikan Anak Usia
I I I I

Dasar dan Menengah, Direktorat


I I I I Dini,Jakarta, Indeks
I I

Pembinaan TK dan SD.


I I I I Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian
I I I

Djamarah, Syaiful Bahri & Azwan Zain.


I I I I I Pendidikan : Kompetensi dan
I I I I

2006. Strategi Belajar Mengajar.


I I I I Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi
I I I I

Jakarta: Rineka Cipta.


I I I Aksara.
I
Sumantri. 2005. Model Pengembangan
I I I

Keterampilan Motorik Anak Usia


I I I I

Dini. Jakarta: Depdiknas, Dirjen


I I I I

Dikti.
I

Suriansyah, Ahmad & Aslamiah. 2011.


I I I I

Strategi Pembelajaran Anak Usia


I I I I

Dini. Banjarmasin: Comdes.


I I I I

Suyadi & Maulidya Ulfah. 2012. Konsep


I I I I I

Dasar PAUD. Yogyakarta: PT


I I I I

Rosdakarya.
I

Trianto. 2010. Mendesain


I Model I I I I I I

Pembelajaran Inovatif - Progresif.


I I I I I I I I I

Jakarta: Kencana
I I

Wismiati, dkk. 2008. Membangun I I I

Kecerdasan Anak 0-3 tahun Melalui


I I I I I

membaca dan bermain. Jakarta: PT


I I I I I

Arga Publishing.
I I

Anda mungkin juga menyukai