Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Dasar Hukum Penyidik dan Penyelidikan serta Tugas

dan Wewenang Penyidik.

1. Pengertian Penyidik Dan Penyidikan

Menurut pasal 1 butir 1 Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP), penyidik adalah anggota negara Republik Indonesia

atau pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh

undang-undang untuk membuat penyidikan. Kemudian, pada pasal 6

Kitab Undang-Undang Hlukum Acara Pidana (KUHAP) telah

menyetujui pembahasan mengenai batasan- batasan otoritas penyidik

dalam proses perundingan di penggabungan yang dimaksud dengan

kantor polisi negara Republik Indonesia dan pejabat negara di negara

yang memerlukan wewenang khusus oleh undang-undang

Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitlah Balai

Pustaka cetakan kedua 1989 halaman 837 dikemukakan bahwa yang

dimaksud dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan

yang diatur oleh undang- undang untuk mencari dan mengumpulkan

bukti pelaku tindak pidana.1Asal kata penyidikan adalah sidik jari yang

berarti memeriksa: menyidik; menyelidik, mengamat-amati

1
Harun M. Husein. 1991. penyidikan dan penuntutan dalam proses pidana. cetakan
pertama. Jakarta : PT. Rimeka Cipta. hlm 1.

12
13

Untuk menggambarkan kata penyidikan A.Hamzah menyatakan

"KUHAP membedakan penyidikan dan penyelidikikan. Penyidikan

sejajar dengan pengertian opsporing atau investigation. Pembedaan

adalah istilah tersebut rupanya tidak didasarkan kepada pengertian biasa.

Pengertian Biasa Menunjukan Bahwa penyidikan berasal dari kata sidik

yang mendapat sisipan el, menjadi selidik artinya sama dengan sidik,

hanya diperkeras pengertiannya, banyak menyidik.2

Dalam ketentuan pasal I angka 2 Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) menyatakan bahwa: Penyidikan adalah

serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur

dalam undang- undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti

yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi

dan guna menemukan tersangkanya ".

Dalam bahasa Belanda ini sama dengan opsporing. Menurut de

Pinto, menyidik (opsporing) berarti “pemeriksaan permulaan oleh

pejabat-pejabat yang untuk itu ditunjuk oleh undang-undang segera

setelah mereka dengan jalan apa pun mendengar kabar yang sekedar

beralasan, bahwa ada terjadi sesuatu pelanggaran hukum.

Mengenai serangkaian tindakan penyidik yang dimaksud telah

dijelaskan dalam beberapa pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP), yakni :

a. Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil

2
Hamzah Andi. 2016. Hukum acara pidana indonesia. Cetakan ke sepuluh. Jakarta: Sinar
Grafika, hlm 120
14

alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak

atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk

kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan

peradilan (Pasal 1 angkat 16 KUHAP)

b. Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki

rumah tempat tinggal dan tempat tertutup Iainnya untuk melakukan

tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang

(Pasal 1 angka 17 KUHAP).

c. Penggeledahan badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan

pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda

yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta, untuk

disita (Pasal 1 angka 18 KUHAP).

d. Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan

sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat

cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau

peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-

undang ini (Pasal 1 angka 20 KUHAP).

e. Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat

tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan

penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam

undang-undang ini (Pasal 1 angka 21 KUHAP).


15

2. Dasar Hukum Penyidik Dan Penyidikan

Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam

peraturan-undangan yang menjadi landasan atau dasar bagi setiap

penyelenggaraan atau tindakan hukum oleh subyek hukum baik orang

perorangan atau badan hukum. Selain dasar hukum juga dapat berupa

norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang undangan yang

menjadi landasan atau dasar bagi pembentukan peraturan perundang

undangan yang lebih baru dan atau yang lebih rendah derajatnya dalam

hierarki atau tata aturan peraturan perundang undangan.

Dasar hukum merupakan acuan bagi penyidik untuk

melakukan atau melaksanakan penyidikan itu sendiri. Dasar hukum

yang dimaksud disini adalah dasar hukum mengenai penyidik dan

penyidikan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana pada pasal 1 angka (1), (2), (3), (16), (17), (18), (20), (21), pasal

6, pasal 7, dan pasal 8. Dasar hukum menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 dalam Pasal 1angka (8),(9),(10),(11),

(12) dan (13) yaitu:

a. Penyelidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia

yang diberi wew enang oleh undang-undang untuk melakukan

penyelidikan.

b. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari

dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana

guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut


16

cara yang diatur dalam undang-undang.

c. Penyidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang

diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.

d. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah pejabat pegawai negeri sipil

tertentu yang berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk

selaku penyidik dan mempunyai wewenang untuk melakukan

penyidikan tindak pidana dalam lingkup undang-undang yang

menjadi dasar hukumnya masing-masing.

e. Penyidik Pembantu adalah pejabat Kepolisian Negara Republik

Indonesia yang diangkat oleh Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia berdasarkan syarat kepangkatan dan diberi wewenang

tertentu dalam melakukan tugas penyidikan yang diatur dalam

undang-undang.

f. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan

menurut cara yang diatur dalam n undang-undang untuk mencari

serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang

tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan

tersangkanya.

3. Tugas Dan Wewenang Penyidik

Dalam pasal 1 angka 1 KUHAP disebutkan bahwa yang berwenang

dalam melakukan penyidikan adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia

dan Pejahat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang oleh Undang-

Undang untuk melakukan penyidikan. Berkaitan dengan penjelasan pasal 1

angka I KUHAP adapun tugas dari penyidik antara lain:


17

a. Penyidik membuat berita acara tentang pelaksanaan tindakan

sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 75 KUHAP (Pasal 8 ayat

(1) KUHAP)

b. Penyidik menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum (Pasal

8 ayat (2) KUHAP).

c. Penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang

bukti kepada penuntur umum (pasal 8 ayat (3) KUHAP).

d. Penyidik yang mengetahur, menerima laporan atau pengaduan

lentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan

tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyidikan yang

diperlukan (pasal 106 KUHAP).

e. Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu

peristiwa yang merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan

hal itu kepada penuntut umum (Pasal 109 ayat (1) KUHAP).

f. Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik

wajib segera menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum

(Pasal 110 ayat (1) KUHAP).

g. Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk

dilengkapi, penyidik wajib segera melakukan penyidīkan tambahan

sesuai dengan petunjuk dari penuntut umum (Pasal 110 ayat (3)

KUHAP).

h. Orang yang dipanggil wajib datang kepada penyidik dan jika ia tidak

datang penyidik memanggil sekali lagi, dengan perintah kepada


18

petugas untuk membawa kepadanya (Pasal 112 ayat (2) KUHAP).

i. Scbelum dimulainya pemeriksuan, penyidik wajib memberitahukan

kepada yang disangka melakukan suatu tindak pidana tentang

haknya untuk mendapatkan bantuan hukum atau bahwa ia dalam

perkaranya itu wajib didampingi oleh penasihat hukum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 56 (Pasal 114 KUHAP).

j. Penyidik Wajib memanggil memeriksa saksi Suek menguntungkun

bagi tersangka( Pasal 116 ayat (4) KUHAP).

k. Penyidik wajib mencatat dalam berita ucauru sesuai dengan katu

vang dipergunakan oleh tersangka (Pasal 117 ayat (2) KUHAP)

l. Penvidik wajib menandutangani beria acara pemeriksaan Jersanoka

dan atau saksi, setelah menyetujui isinya (Pasal 18 ayat (2) KUHAP

m. Datam hal tersangka ditahan dalam waktu satu hari setelah perintah

penahanan dijalankan, penyidik harus mulai nielakukan pemeriksaan

(Pasal 122 KUHAP).

n. Dalam rangka melakukan penggeledahan rumah, wajib terlebih

dahulu menunjukkan tanda pengenalnya kepada tersungka atau

keluarganya (Pasal 125 KUHAP)

o. Membuat berita acara tentang jalannya dan hasil penggeledahan

rumah (Pasal 126 ayat (1) KUHAP).

p. Membacakan terlebih dahulu berita acara tentang penggeledahan

rumah kepada yang bersangkutan, kemudian diberi tunggal dan

ditandatangani, tersangka atau keluarganya dan atau kepala desa atau


19

ketua lingkungan dengan dua orang saksi (Pasal 126 ayat (2)

KUHAP).

q. Wajib menunjukkan tanda pengenalnya terlebih dahulu dulam hai

melakukan penyitaan (Pasul 128 KUHAP).

r. Memperlihatkan benda yang ukan disita kepada keluarganya dan

dapat diminta keterangan lentang benda yung akan disita itu dengan

kesaksian oleh Kepala Desa atau ketua lingkungan dengan dua orang

saksi (Pasal 129 ayat (1) KUHAP).

s. Penyidik membuat berita acara penyitaan (Pasal 129 ayat (2)

KUHAP).

t. Menyampaikan turunan berita acara peuyitaan kepada utasannya,

keluarga, dan Kepala Desa (Pasal 129 ayat (4) KUHAP)

u. Menandatangani benda sitaan sesaat setelah dibungkus (Pasal 130

ayat KUHAP).

4. Proses dan tata cara penyidikan

Mengenai dasar hukum atau aturan tentang proses penyidikan

secara umum diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) pada beberapa pasal yakni bagi penyidik yang mengetahui,

menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa

yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan

tindakan penyidikan yang diperlukan (Pasal 106 KUHAP).

Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi

korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan

laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun
20

tertulis. Setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan

tindak pidana terhadap ketentraman dan keamanan umum atau terhadap jiwa

atau terhadap hak milik wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada

penyelidik atau penvidik. Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan

tugasnya vang mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang merupakan tindak

pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada penyidik. Laporan atau

pengaduan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor atau

pengadu. Laporan atau pengaduan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh

penyidik dan ditandatangani oleh pelapor atau pengadu dan penyidik. Setelah

menerima laporan atau pengaduan, penyidik harus memberikan surat tanda

penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang bersangkutan (Pasal 108

KUHAP).

Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa

yang merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal itu kepada

penuntut umum. Dalam hal penyidik menghentikan penyidikan karena tidak

terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak

pidana atau penyidikan dihentikan demi hukum, maka penyidik

memberitahukan hal itu kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya

(Pasal 109 KUHAP).

Dalam hal penyidik telah selesai melukukan penyidikan, penyidik wajib

segera menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum. Dalam hal

penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut ternyata masih

kurang lengkap, penuntut umum segera mengembalikan berkas perkara itu

kepada penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi. Dalam hal penuntut umum

mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi, penyidik wajib segera


21

melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari penuntut umum.

Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu empat belas hari

penuntut umum tidak mengembalikan hasil penyidikan atau apabila sebelum

batas waktu tersebut berakhir telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari

penuntut umum kepada penyidik (Pasal 110 KUHAP

Dalam hal tertangkap tangan setiap orang berhak, sedangkan setiap

orang yang mempunyai wewenung dalam tugas ketertiban, ketenteraman dan

keamanan umum wajib, menangkap tersangka guna diserahkan beserta atau

tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyidik. Setelah menerima

penyerahan tersangka penyidik wajib segera melakukan pemeriksaan dan

tindakan lain dalam rangka penyidikan. Penyidik yang telah menerima laporan

tersebut segera datang ke tempat kejadian dapat melarang setiap orang untuk

meninggalkan tempat itu selama pemeriksaan di situ belum selesai. Pelanggar

larangan tersebut dapat dipaksa tinggal di tempat itu sampai pemeriksaan

dimaksud telah selesal (Pasal 111 KUHAP).

Penyidik yang melakukan pemeriksaan, dengan menyebutkan alasan

pemanggilan secara jelas, berwenang memanggil tersangka dan saksi yang

dianggap perlu untuk diperiksa dengan surat panggilan yang sah dengan

memperhatikan tenggang waktu yang wajar antara diterimanya panggilan dan

hari seorang itu diharuskan memenuhi panggilan tersebut. Orang yang dipanggil

wajib datang kepada penyidik dan jika ia tidak datang penyidik memanggil

sekali lagi, dengan perintah kepada petugas untuk membawa kepadanya (Pasal

112 KUHAP).

Jika seorang tersangka atau saksi yang dipanggil memberi alasan yang

patut dan wajar bahwa ia tidak dapat datang kepada penyidik yang melakukan
22

pemeriksaan, peyidik itu datang ke tempat kediamannya (Pasal 113 KUHAP)

Dalam hal seorang disangka melakukan suatu tindak pidana sebelum

dimulainya pemeriksaan olch penyidik, penyidik wajib memberitahukan

kepadanya tentang haknya untuk mendapatkan bantuan hukum atau bahwa ia

dalam perkaranya itu wajib didampingi oleh penasihat hukum (Pasal 114

KUHAP).

Dalam hal penyidik sedang melakukan pemeriksaan terhadap tersangka

penasihat hukum dapat mengikuti jalannya pemeriksaan dengan cara melihat

serta mendengar pemeriksaan. Dalam hal kejahatan terhadap keamanan negara

penasihat hukum dapat hadir dengan cara melihat tetapi tidak dapat mendengar

pemeriksuan terhadap tersangka (Pasal 115 KUHAP).

Saksi diperiksa dengan tidak disumpah kecuali apabila ada cukup alasan

untuk diduga bahwa ia tidak akan dapat hadir dalam pemeriksaan dipengadilan.

Saksi diperiksa secara tersendiri, tetapi boleh dipertemukan yang satu

dengan yang lain dan mereka wajib memberikan keterangan yang sebenarnya.

Dalam pemeriksaan tersangka ditanya apakah ia menghendaki didengarnya

saksi yang dapat menguntungkan baginya dan bilamana ada maka hal itu dicatat

dalam berita acara Dalam hal saksi tersebut dapat menguntungkan baginya

penyidik wajib memanggil dan memeriksa saksi tersebut (Pasal I16 KUHAP).

Keterangan tersangka dan atau saksi kepada penyidik diberikan tanpa

tekanan dari siapaun dan atau dalam bentuk apapun. Dalam hal tersangka

memberi keterangun tentang apa yang sebenarnya ia telah lakukan sehubungan

dengan tindak pidana yang dipersangkakan kepadanya, penyidik mencatat

dalam berita acara seteliti-telitinya sesuai dengan kata yang dipergunakan

oleh tersangka sendiri (Pasal 117 KUHAP)


23

Keterangan tersangka dan atau saksi dicatat dalam berita acara yang

ditandatangani oleh penyidik dan oleh yang memberi keterangan itu setelah

mereka menyetujui isinya. Dalam hal tersangka dan atau saksi tidak mau

membubuhkan tanda tangannya, penyidik mencatat hal itu dalam berita acara

dengan menyebut alasannya (Pasal 118 KUHAP).

Dalam hal tersangka dan atlau saksi yang harus didengar keterangannya

berdiam atau bertempat tinggal diluar daerah hukum penyidik yang

menjalankan penyidikan, pemeriksaan terhadap tersangka dan atan saksi dapat

dibebankan kepada penyidik di tempat kediamen atau tempat tinggal tersangka

dan atau saksi lerscbut (Pasal 119 KUHAP),

Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang

ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus. Ahli tersebut mengangkat

sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia akan memlen

keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila

disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang

mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan

keterangan yang diminta (Pasal 120 KUHAP).

Penyidik atas kekuatan sumpah jabatannya segera membuat berita acara

yang diberi tanggal dan memuat tindak pidana yang dipersangkakan, dengan

menyebut waktu, tempat dan keadaan pada waktu tindak pidana dilakukan,

nama dan tempat tinggal dari tersangka dan atau saksi, keterangan mereka,

catatan mengenai akta dan atau benda serta segala sesuatu yang dianggap perlu

untuk kepentingan penyelesaian perkara (Pasal 121 KUHAP),

Dalam hal tersangka ditahan dalam waktu satu hari setelah perintah

penahanan itu dijalankan dan harus mulai diperiksa oleh penyidik (Pasal 122
24

KUHAP).

Tersangka, keluarga atau penasihat hukum dapat mengajukan keberatan

atas penahanan atau jenis penahanan tersangka kepada penyidik yang

melakukan penahanan itu. Untuk itu penyidik dapat mengabulkan permintaan

tersebut dengan mempertimbangkan tentang perlu atau tidaknya tersangka itu

tetap ditahan atau tetap ada dalam jenis penahanan tertentu Apabila dalam

waktu tiga hari permintaan tersebut belum dikabulkan oleh penyidik, tersangka,

keluarga atau penasihat hukum dapat mengajukan hak itu kepada utasan

penyidik.

Untuk itu atasan penyidik dapat mengabulkan permintaan terschut

dengan mempertimbangkan tentang perlu atau tidaknya tersangka itu tetap

ditahan atau tetap ada dalam jenis tahanan tertentu Penyidik atau atasan

penyidik dapat mengabulkan permintaan dengan atau tanpa syarat (Pasal 123

KUHAP).

Dalam hal apakah sesuatu penahanan sah atau tidak sah menurut hukum,

tersangka, keluarga atau penasihat hukum dapat mengajukan hal itu kepada

pengadilan negeri setempat untuk diadakan praperadilan guna memperolch

putusan apakah penahanan atas diri tersangka tersebut sah atau tidak sah

menurut undang-undang ini (Pasal 124 KUHAP).

Dalam hal pemyidik melakukan penggeledahan rumah terlebih dahulu

menunjukkan tanda pengenalnya kepada lersangka atau keluarganya dan

memberlakukan ketentuan penggeledahan sebagaimana yang dijelaskan dalam

pasal 33 dan 34 KUHAP (Pasal 125 KUHAP).

Penyidik membuat berita acara tentang jalannya dari hasil penggeledahan

rumah dalam waktu dua hari setelah memasuki dan atau menggeledah rumah
25

dan disampaikan kepada pemilik atau penghuni rumah yang bersangkutan.

Penyidik membacakan lebih dahulu berita acara tentang penggeledahan rumah

kepada yang hersangkutan, kemudian diberi tanggal dan ditandatangani olch

penyidik maupun tersangka atau keluarganya dan atau kepala desa atau ketua

lingkungan dengan dua orang saksi. Dalam hal tersangka atau keluarganya tidak

mau membubuhkan tandatangannya, hal itu dicatat dalam berita acara dengan

menvebut alasannya (Pasal 126 KUHAP)

Untuk keamanan dan ketertiban penggeledahan rumah, penyidik dapat

mengadakan penjagaan atau penutupan tempat yang bersangkutan. hal ini

penyidik berhak memerintahkan setiap orang yang dianggap perlu tidak

meninggalkan tempat tersebut seluma penggeledahan berlangsung (Pasal 127

KUHAP).

Dalam hal penyidik melakukan penyitaan, terlebih dahulu ia

menunjukkan tanda pengenalnya kepada orang dari mana benda itu disita (Pasal

128 KUHAP).

Penyidik memperlihatkan benda yang akan disita kepada orang dari mana

benda itu akun disita tau kepada keluarganya dan dapat minta keterangan

tentang benda vang akan disita itu dengan disaksikan olch kepala desa atau

ketua lingkungan dengan dua orang saksi. Penyidik membuat berita acara

penyitaan yang dibacakan terlebih dahulu kepada orang darimana benda itu

disita atau keluarganya dengan diberi tanggal dan ditandatangani oleh

penyidik maupun orang atau keluarganya dan atau kepala desa atau ketua

lingkungan dengan dua orang saksi. Dalam hal orang dari mana benda itu disita

atau keluarganya tidak mau membubuhkan tandatangannya hal itu dicatat

dalam berita acara dengan menyebut alasannya. Turunan dari berita acara itu
26

disampaikan oleh penyidik kepada atasannya, orang dan mana benda itu disita

atau keluarganya dan kepala desa (Pasal 129 KUHAP).

Benda sitaan sebelum dibungkus, dicaat beratt dan atau jumlah menurut

jenis masing-masing, ciri maupun sifat khas, tempat, hari dan tanggal penyitaan,

identitas orang dani mana benda itu disita dan lain- lainnya yang kemudian

diberi hak dan cap jabatan dan ditandatangani olch penyidik. Dalam hal benda

sitaan tidak mungkin dibungkus, penyidik memberi catatan mengenai berat dan

atau jumlah menurut jenis nasing- masing, ciri maupun sifat khas, tempat hari

dan tanggal penyitaan, identitas orang dari mana benda itu disita dan lain lainya

yang kemudian diberi hak dan cap jabatan yang ditulis di atas label yang

ditempelkan dan atau dikaitkan pada benda tersebut (Pasal 130 KUHAP).

Dalam hal sesuatu tindak pidana sedemikian rupa sifatnya sehingga ada

dugaan kuat dapat diperoleh keterangan dari berbagai surat, buku atau kitab,

daftar dan sebagainya, penvidik segera pergi ke tempat yang dipersangkakan

untuk menggeledah, memeriksa surat, buku atau kitab, daftar dan sebagainya

dan jika perlu menyitanya. Penyitaan tersebut dilaksanakan penyidik dengan

cara memperlihatkan benda yang akan disita kepada orang dari mana benda itu

akun disita atau kepada keluarganya dan dapat minta keterangan tentang benda

yang akan disita itu dengan disaksikan oleh kepala desa atau ketua lingkungan

dengan dua orang saksi. Penyidik membuat berita acara penyitaan yang

dibacakan terlebih dahulu kepada orang darimana benda itu disita atau

keluarganya dengan diberi tunggal dan ditandatangani oleh penyidik maupun

orang atau keluarganya dan atau kepala desa atau ketua lingkungan dengan dua

orang saksi, Dalam hal orang dari mana benda itu disita atau keluarganya tidak

membubuhkan tandatangannya hal itu dicatat dalam berita acara dengan


27

menyebut alasannya. Turunan dari berita acara itu dısampaikan oleh penyidik

kepada atasannya, orang darimana benda disita atau keluarganya dan Kepala

Desa (Pasal 131 KUHAP)-

Dalam hal diterima penguduun hebuwa gesuutu surat atau tulisan palsu

atau dipalsukan atau diduga palsu oleh penyidik, maka untuk kepentingan

penyidikan, oleh penyidik dapat dimintakan keterangan mengenai hal itu dari

orang ahli. Dalam hal timbul dugan kuat bahwa ada surat palsu atau yang

dipalsukan, penyidik dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat dapat

datang atau dapat minta kepada pejahat penyimpan urmum yang wajib

dipenuhi, supaya ia mengirimkan surat asli yang disimpannya itu kepadanya

untuk dipergunakan sebugai buhan perbandingan. Dalam hal suatu surat yang

dipandang perlu untuk pemeriksaan, menjadi bagian serta tidak dapat

dipisahkan dari daftar, penyidik dapat minta supaya daftar itu seluruhnya

selama waktu yang ditentukan dalam surat permintaan dikirimkan kepadanya

untuk diperiksa, dengan menyerahkan tanda penerimaan. Dalam hal surat pulsu

atau yang dipalsukan tidak menjadi bagian dari suatu daftar, penyimpan

membuat salinan sebagai penggantinya sampai surat vang asli diterima

kembali yang dibagian bawah dari salinan itu penyimpan mencatat apa sebab

salinan itu dibuat. Dalam hal surat ata daftar itu tidak dikirimkan dalam waktu

yang ditentukan dalam surat permintaan, tanpa alasan yang saln, penyiaik

berwenang mengambilnya, Semua pengeluaran untuk penyelesaian hal tersebut

dalam pasal im dibebankan pada dan sebagai biaya perkara (Pasal 132

KUHAP).

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani scorang

korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena penstiwa
28

keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli

lainnya. Permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau

dokter dan atau ahli lainnya dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu

disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan

atau pemeriksaan bedah mayat. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran

kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan

penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat

identitas mayat, tidak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari

kaki atau bagian lain badan mayat (Pasal 133 KUHAP).

Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah

mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih

dahulu kepada keluarga korban. Dalam hal keluarga keberatan. penyidik wajib

menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu

dilakukannya pembedahan tersebut. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada

tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang diberi tahu tidak diketemukan,

penyidik segera melaksanakan bedah mayat kepada abli kedokteran kehakiman

atau dokter pada rumah sakit yang dilakukan secara baik dengan penuh

penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas

mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau

bagian lain badan mayat (Pasal 134 KUHAP).

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan

penggalian mayat, dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dalam KUHAP

dalam pasal 133 ayat (2) dan pasal 134 ayat (1) (Pasal 135 KUHAP).

Semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan

penyidikan ditanggung oleh negara (Pasal 136 KUHAP).


29

B. Pengertian ibu hamil, Hak dan Kewajiban Ibu Hamil, Ibu Hamil Yang

Berhadapan Dengan Hukum

1. Pengertian kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional,kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015:

81). Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai

yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm (Sholichah, Nanik, 2017: 79-80). 3Manuaba (2010) mengemukakan

lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu

sekitar 280 sampai 300 hari (Kumalasari. 2015: 1). Menurut Departemen

Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai

lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7

hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi

sampai 3 bulan, trimester/7 trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan,

triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12).

Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu

hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat

menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman

(Yuliana, 2015:1)

2. Hak Ibu Hamil


3
https://www.google.co.id/amp/kabardunia.com/health/1720-pengertian-ibu- hamil.html
%3famp_markup=1
30

Dalam pelayanan asuhan kehamilan, Bidan dan tenaga professional

lainnya harus mempertahankan hak – hak ibu dalam menjalankan masa

kehamilan. Berikut ini beberapa hak – hak wanita ini bisa digunakan sebagai

pedoman :

a. Wanita hamil berhak mendapatkan perawatan pada masa kehamilan

yang dikenal dengan Antenatal Care (ANC).

b. Pasien hamil memiliki hak mendapat penjelasan oleh petugas

kesehatan yang memberikan asuhan padanya tentang efek-efek

potensial langsung atau tidak langsung, risiko atau bahaya terhadap

dirinya atau bayinya yang belum lahir atau bayinya yang baru lahir

yang mungkin diakibatkan dari penggunaan obat yang diresepkan

atau tindakan-tindakan yang diharus selama masa kehamilan,

persalinan, kelahiran atau menyusui.

c. Pasien hamil memiliki hak untuk mendapatkan informasi sebelum

dilakukan terapi, tidak hanya tentang keuntungan- keuntungan, risiko-

risiko dan bahaya dari terapi yang diberikan, tetapi juga terapi alternatif.

d. Pasien memiliki hak untuk mendapat informasi dari petugas

kesehatan yang meresepkan atau memberikan obat padanya bahwa

setiap obat yang ia dapatkan selama masa kehamilan, proses

persalinan dan melahirkan.

e. Pasien hamil mempunyai hak memutuskan bila diantisipasikan akan

dilakukan seksio sesaria.

f. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal

yang menyangkut persiapan kelahiran dan cara-cara mengatasi


31

ketidaknyamanan dan stress serta informasi sedini mungkin tentang

kehamilan.

g. Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh

terhadap fisik, mental, maupun neurologis terhadap pertumbuhan

bayinya.

h. Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi orang

yang memberikan obat atau melakukan prosedur selama melahirkan.

i. Wanita hamil berhak untuk didampingi oleh orang yang merawatnya

selama dalam keadaan stress persalinan.

j. Setelah melakukan konsultasi medis, wanita hamil berhak untuk

memilih posisi melahirkan yang tidak menimbulkan stress bagi diri

sendiri maupun bayinya

k. Wanita hamil berhak untuk meminta agar perawatan bayinya

dilakukan satu kamar dengannya, bila bayinya normal dan dapat

member minum bayinya sesuai kebutuhan, dan bukan menurut

aturan rumah sakit.

l. Wanita hamil berhak atas dokumen lengkap tentang diri dan

bayinya, termasuk catatan perawat yang disimpan salama kurun

waktu tertentu.

m. Wanita hamil berhak untuk menggunakan dokumen medis lengkap,

termasuk catatan perawat dan bukti pembayaran selama dirawat di

rumah sakit.

n. Ibu hamil bisa meminta seseorang yang sehat berdiri dan


32

memberinya tempat duduk. Dan sopir berhak menyuruh penumpang

lain berdiri dan memberikan tempat duduk. Jika tidak, maka bus

yang menaikkan orang hamil tanpa memberikannya tempat duduk

bisa disebut melanggar UU HAM.

o. Menurut Undang-Undang yang Berlaku di Indonesia, hak-hak

wanita meliputi:

1) Pada Nomor 7 Tahun 1984 Pasal 12Negara wajib menjamin

pelayanan kehamilan, persalinan dan pascapersalinan.

2) Pembukaan UU HAM No.39 Tahun 1999 “Menjamin wanita

hamil berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus.”

Adapun dalam penjelasannya yang dimaksud dengan “kemudahan dan

perlakuan khusus” adalah pemberian pelayanan jasa, atau penyediaan

fasilitas dan sarana demi kelancaran, keamanan, kesehatan, dan

keselamatan.

3) Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan pasal 142 ayat (1) “Upaya perbaikan gizi

dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan

sampai dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok

rawan: Bayi dan balita; Remaja perempuan; dan (c). Ibu hamil dan

menyusui.”

p. Hak – Hak wanita hamil berdasarkan Deklarasi Barcelona 23 – 27

September 2001 yaitu :

1) Melahirkan merupakan pilihan yang bebas

2) Memperoleh pendidikan dan informasi yang memadai mengenai


33

kesehatan reproduksi, kehamilan, persalinan, dan perawatan

BBL

3) Mendapatkan jaminan dan dari pemerintah di Negara manapun

untuk memperoleh pertolongan yang benar dan suatu kehamilan

tanpa resiko

4) Memperoleh informasi yang benar tentang prosedur dan

perkembangan teknologi tersebut terhadap kehamilan ,

persalinan dan prosedur yang paling aman

5) Memperoleh gizi yang cukup selama kehamilan

6) Tidak dikeluarkan dari pekerjaan hanya karena kehamilan

7) Tidak menerima diskriminasi dan hukuman yang diberikan

masyarakat akibat mengalami gangguan kehamilan

8) Kelahiran tidak boleh dibatasi atas dasar tatanan sosial

9) Membagi tanggung jawab dengan suami berkaitan dengan

pengambilan keputusan dalam proses reproduksi

10) Wanita yang melahirkan di institusi berhak memutuskan

mengenai pekerjaan, tempat dan praktek secara kultural yang

dianggap penting bagi individu.

11) Wanita hamil dengan ketergantungan obat, AIDS, penyakit

kelamin ataupun masalah sosial yang memungkinkan mereka

dijauhi masyarakat berhak mendapatkan pertolongan khusus.

q. Hak yang harus diberikan oleh suami, keluarga dan masyarakat


34

Suami harus memberikan perhatian yang lebih daripada ketika istri

atau perempuan tersebut tidak sedang hamil.

3. Perbedaan Psikologis Dan Fisik Ibu Hamil

Perempuan mempunyai keunikan untuk membangun hubungan

dengan orang di sekitarnya melalui emosi. Tidak semua perempuan

mudah mengungkapkan perasaannya secara lisan. Ada beberapa

perempuan yang lebih mampu mengungkapkan apa yang sedang

dirasakan melalui perbuatan langsung. Misalnya, ketika seorang

perempuan merasa bahagia karena bertemu seseorang, ia akan lebih

mudah untuk mengungkapkan kebahagiaannya dengan senyuman yang

lebar, dengan pelukan atau rona wajah yang berseri. Begitu juga saat

perempuan sedang merasa sedih, menangis bisa menjadi salah satu cara

untuk mengekspresikan kesedihannya.

Keunikan lain yang dimiliki oleh perempuan yaitu memiliki

kepekaan untuk memahami keadaan perasaan orang lain. Ia mampu

memahami dan mengerti keadaan temannya yang sedang sedih, patah

hati, atau bahagia. Menurut penelitian, perempuan memang lebih mudah

untuk mengenali dan berempati pada keadaan emosi orang lain. Salah

satu alasannya, perempuan lebih sensitif terhadap emosi orang lain

karena adanya kebutuhan untuk dekat secara fisik maupun psikologis

dibandingkan dengan laki-laki. Jika ada sesuatu yang tidak beres dalam

hubungan sosialnya, perempuan akan lebih cepat peka dan merasakan

ketidaknyamanan akan hal tersebut


35

Kehamilan adalah anugerah Ibu yang sedang mengalami

kehamilan, dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus

siap secara mental. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mempersiapkan

hal tersebut adalah dengan melakukan pemeliharaan diri secara fisik dan

psikologis selama masa kehamilan. Beban fisik dan mental biasa

dialami oleh ibu hamil karena perubahan fisik dan hormonalnya, seperti

bentuk tubuh yang melebar dan kondisi emosi yang naik turun. Beban ini

sering diperparah dengan munculnya stres kehamilan, sehingga masalah

yang dihadapi ibu pun makin kompleks. Jika kondisi fisiknya kurang

baik, maka proses berpikir, suasana hati, kendali emosi dan tindakan ibu

dalam kehidupan sehari-hari akan terkena imbas negatifnya. Antara lain,

suasana hati atau keadaan emosi cepat berubah dan kepekaan meningkat

yang akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari sang ibu.Perubahan

secara fisik pada ibu hamil mudah ditebak dan umum terjadi pada setiap

ibu yang sedang mengalami kehamilan, seperti perubahan bentuk tubuh

dengan badan yang semakin membesar, berat badan rambut tekstur kuku

pengingkatan suhu tubuh pembengkakan pada kaki dan tangan 4. Namun

perubahan secara mental pada ibu hamil sangat sulit sitebak dan tidak

selalu sama terjadinya pada setiap ibu hamil ataupun pada setiap

kehamilan. Dengan hadirnya janin di dalam rahim, maka hal itu akan

mempengaruhi emosi si ibu karena posisi janin yang ada di dalam rahim

dapat merespons apa yang sedang dialami oleh ibu. Oleh karena itu calon

4
https://www.wiwien.com/kondisi-psikologis-ibu-hamil/ diakses pada tanggal 27 januari2020
36

ibu perlu mempersiapkan diri secara psikologis sejak sebelum, selama,

dan sesudah kehamilan. Calon ayah dan ibu perlu bersiap-siap

menyesuaikan diri terhadap perubahan peran, tanggung jawab,

pembagian waktu, maupun perhatian yang berkaitan dengan kehadiran

sang bayi.5 Secara psikologis kondisi pada ibu hamil dapat dibagi dalam

tiga tahapan,

Tahap pertama adalah pada triwulan pertama, yaitu pada saat usia

kehamilan satu hingga tiga bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya

ibu belum terbiasa dengan keadaannya, di mana adanya perubahan

hormon yang mempengaruhi kejiwaan ibu, sehingga ibu sering merasa

kesal atau sedih. Selain itu, ibu hamil ada juga yang mengalami mual-

mual dan morning sickness, yang mengakibatkan stres dan gelisah. Pada

trimester pertama ini merupakan masa paling berat bagi beban psikis ibu

hami karena perubahan aktivitas hormonal ibu sedang besar-besarnya.

Perubahan inilah yang dapat dengan mudah mempengaruhi stabilitas

emosi ibu. Akibatnya, beban psikologis pun semakin bertambah.

Makanya, wajar bila di usia kehamilan ini banyak ibu rentan terhadap

stress.

Tahap kedua saat triwulan kedua, yaitu pada saat usia kehamilan

empat hingga enam bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu

sudah merasa tenang, karena telah terbiasanya dengan keadaannya.

Tahap ketiga yakni trisemester ketiga, stres pada ibu hamil akan
5
https://www.liputan6.com/health/read/3655872/tentang-perempuan-dan-emosinya diakses pada
tanggal 27 januari 2020
37

meningkat kembali. Hal itu dapat terjadi dikarenakan kondisi kehamilan

semakin membesar. Kondisi itu tidak jarang memunculkan masalah

seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah.

Dan semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun semakin

tinggi.

Perasaan cemas muncul bisa dikarenakan si ibu memikirkan proses

melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan

Terjadinya stres bisa ditandai dengan peningkatan detak jantung

dan peningkatan hormon pemicu stres. Perlu diketahui bahwa setiap

detak jantung ibu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu,

bila ibu sering mengalami stres, maka detak jantung semakin meningkat.

Detaik jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada

janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim.

Selain detak jantung meningkat, hormon pemicu stres pun ikut

meningkat. Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu,

seperti ibu kurang tidur, nafsu makan terganggu, cemas dan lain-lain.

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Narkotika

1. Pengertian Narkotika
38

Pengertian narkotika adalah: "zat atau obat yang berasal dari

tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan.

Hal-hal umum dalam undang-undang Nomor 35 Tahun 2009,

Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diper-

lukan untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan

atau digunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat

menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi perseorangan atau

masyarakat khususnya generasi muda.

Hal ini akan lebih merugikan jika disertai dengan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika yang dapat mengakibatkan bahaya yang lebih besar

bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan dapat

melemahkan ketahanan nasional.

Pada Tindak pidana narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan,

melainkan melibatkan banyak orang yang secara bersama- sama, bahkan

merupakan satu sindikat yang terorganisasi dengan jaringan yang luas yang

bekerja secara rapi dan sangat rahasia baik di tingkat nasional maupun

internasional.

Berdasarkan hal tersebut guna peningkatan upaya pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana narkotika perlu dilakukan pembaruan terhadap

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.

Hal ini juga untuk mencegah adanya kecenderungan yang semakin


39

meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan korban yang

meluas, terutama di kalangan anak-anak, remaja, dan generasi muda pada

umumnya. Selain itu, untuk melindungi masyarakat dari bahaya

penyalahgunaan narkotika dan mencegah serta memberantas peredaran gelap

narkotika, dalam undang-undang ini diatur juga mengenai prekursor narkotika

karena prekursor narkotika merupakan zat atau bahan pemula atau bahan kimia

yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika.

Dalam undang-undang ini dilampirkan mengenai prekursor narkotika

dengan melakukan penggolongan terhadap jenis-jenis prekursor narkotika.

2. Jenis-jenis Narkotika

Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa memberikan

dampak yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Menurut UU tentang

Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko

ketergantungan.

a. Narkotika Golongan 1

Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat

berbahaya jika dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek

kecanduan.

b. Narkotika Golongan 2

Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk

pengobatan asalkan sesuai dengan resep dokter. Jenis dari golongan

ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa diantaranya seperti Morfin,

Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi tinggi

menimbulkan ketergantungan.
40

c. Narkotika Golongan 3

Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko

ketergantungan yang cukup ringan dan banyak dimanfaatkan untuk

pengobatan serta terapi.Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada

beberapa jenis narkoba yang bisa didapatkan secara alami namun ada

juga yang dibuat melalui proses kimia. Jika berdasarkan pada bahan

pembuatnya, jenis-jenis narkotika tersebut di antaranya adalah:

d. Narkotika Jenis Sintetis

Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit.

Golongan ini sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan

juga penelitian. Contoh dari narkotika yang bersifat sintetis seperti

Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.

e. Narkotika Jenis Semi Sintetis

Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang

kemudian diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses

lainnya. Contohnya adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai